Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KUALITAS FILITER AIR UNTUK BUDIDAYA KEPITING

BAKAU DI KOPERASI PRODUSEN NELAYAN KALTARA (KPNK)


KOTA TARAKAN

LAPORAN PRATIK KERJA LAPANGAN

Oleh :
Muhammad Akbar
18.401020.93

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2022
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepitig bakau merupakan salah satu komoditas perikanan penting di Indonesia sejak
awal tahun 1980-an. Salah satu sumberdaya hayati perairan laut bernilai ekonomis tinggi
dan potensial untuk dibudidayakan adalah kepiting bakau Scylla serrate. Jenis kepiting
bakau termasuk dalam makanan favorit masyarakat karena bernilai gizi tinggi yakni
mengandung berbagai nutrient penting (Suprapto et al., 2014). Kepiting masuk dalam family
portunidae, merupakan salah satu komonitas perikanan yang telah umum dibudidayakan dan
diperdangangkan Family Portunidae mencakup kepiting bakau Scylla serrate dan rajungan
seperti Portunus, Charybdis, Talaminta, tetapi kepiting bakau Scylla serrate lebih sering di
budidayakan dan ditemukan di pasaran kepiting bakau di pilih untuk dibudidayakan karena
mempunyai nilai ekonomis tinggi merupakan jenis golongan krustasea yang mengandung
protein hewani cukup tinggi yaitu sebesar 65,72% dan 0,88% lemak, sedangkan telur
kepiting mengandung 88,5% protein dan 8,16% lemak (Sulaeman dan Hanafi, 1992). Oleh
karena itu, permintaan pasar akan komoditas tersebut terus meningkat setiap tahunnya

Sampai saat ini, kepiting bakau Indonesia lebih banyak diperoleh dari penangkapan stok
alam di perairan pesisir, khususnya di area bakau atau estuaria dan dari hasil budidaya di
tambak air payau skalah terbatas. Akhir-akhir ini, dengan semakin meningkatnya
permintaan kepiting,penangkapan kepiting bakau juga semankin meningkat. Namu
bersamaan dengan itu, rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi
penghasil utama kepiting bakau justru agak lamabat dan cenderung menurun (Wijaya et al.,
2010)

Kepiting bakau merupakan salah satu produk krustasea yang biasa diekspor ke
beberapa negara diantarannya ke Vietnam, Cina, dan Amerika. Berbanding terbalik dengan
permintaannya, kenaikan ekspor kepiting bakau tersebut. Hal ini disebabkan kebutuhan
ekspor kepiting bakau selama ini hanya mengandalakan hasil penangkapan dari alam
sehingga eksploitasinya semakin intensif dan tidak terkendali. Menurut Siahainenia (2009),
penurunan produksi kepiting bakau diduga terjadi karena eksploitas belebihan (over
exploitation) dan atau karena degradasi ekosistem bakau, yang merupakan habitat alami
utama kepiting bakau.

Resirkulasi merupakan salah satu sistem budidaya dalam proses produksi biota
budidaya dengan sistem lingkungan keamanan yang terkontrol (Hastuti ey al., 2017). Telah
banyak dikembankan sistem pemeliharaan kepiting bakau dengan cara indoor (dalam
ruangan) dengan mengunakan sistem resirkulasi sebagai kontrol lingkungan. Habitat yang
sesuai untuk budidaya kepiting memiliki standar kualitas lingkungan diantaranya adalah
suhu 23-35 ⁰C, pH 7,0 - 9,0, DO lebih dari 5 mg/L, dan kadar garam berkisar 10-30 g/L
(FAO, 2011). Salah satu upaya peningkatan produksi budidaya dangan linkungan terkontrol
dengan sistem resirkulasi telah diterapkan di beberapa negara lainnya yaitu Singapura,
Vietnam dan China. Sistem resirkulasi ini pada dasarnnya merupakan proses flitrasi yang
melewatkan air melalui media berpori (Dewi dan Masitboh, 2013). Sistem resirkulasi dapat
digunakan sebagai salah satu sistem yang mendukung pengembangan akuakultur. Pada
sistem resikulasi ini melibatkan beberapa komponen fliter yaitu filiter fisika fliter kimia,
dan filiter biologi. Batu zeolite berperan dalam penyerapan zat beracun seperti ammonia
dan nitrit (Supriyono et al., 2007). Zeolite merupakan mineral alumunia silikat terhindrat
yang memiliki rongga berisi molekul dan kation-kation bebas yang dapat ditukarkan dan
mampu berperan sebagai fliter. Aplikai penggunaan zeolite sebagai bahan fliter telah
banyak digunakan untuk pengendalian kualitas air di industri akuakultur (Ghasemi et al.,
2016). Tidak hanya untuk pengendalian namun juga dapat digunakan untuk pengendalian
limabah selama transportasi. Struktur yang berongga pada zeolit tersebut juga mampu
menyerap atau menyaring sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai
dengan rongganya. Fliter biologi yang dipakai adalah bioball yang berperan sebagai media
tempat pelekatan mikrob (Bakteri nitrifikasi) yang berperan dalam mendegrasi ammonia
nitrogen ke dalam bntuk nitrat yang tidak beracun bagi ikan (Suantika et al., (2010),
kelimpahan dan aktivitas bakteri di lingkungan budidaya berpengaruh terhadap
konsenterasi senyawa toksik yang dapat mempengaruhi derajat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan biota yang dipelihara. Semakin bertambah umur pemeliharaan, semkin tinggi
limbah budidaya yang dihasilkan dan semakin penting peranan bakteri lingkungan yang
dibutuhkan (Hastuti, 2011).

Perubahan suhu yang signifikasi di lingkungan budidayah berpengaruh buruk bagi


komoditas kepiting bakau, karena terjadi perubahan daya angkut darah dalam tubuh. Suhu
juga sangat berkaitan erat dengan konsenterasi oksigen terlarut dalam air dan konsumsi
oksigen terlarut dalam air tersebut. Semakin tinggi suhu air, maka semakin rendah daya
larut oksigen dalam air tersebut. Pertumbuhan dan tingkat kelansungan hidup kepiting
bakau sangat dipengahruhi oleh suhu air pada wadah pemeliharan, kepiting bakau yang
memiliki kisaran suhu optimum sekitar 25-35 ⁰C (FAO, 2011) dengan salinitas 10-25 untuk
crablet. Secara umum, dinamika secara, dinamika suhu yang terbaik dalam media
pemeliharaan kepiting bakau khususnya pada tahap pembesaran dengan sistem resirkulasi
dari benih sangat penting dilakukan untuk menghasilkan kepiting bakau dengan tingkat
kelansungan hidup yang tinggi.

1.2. Tujuan

Mengetahui dan memahami suhu terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan


kelasungan hidup benih kepiting bakau Scylla serrata di koperasi produsen nelayan kaltara
(KNPK), Kota Tarakan

1.3. Manfaat

Manfaat dari peraktik kerja lapangan (PKL) ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di lapangan sertas memahami permasalah yang
timbul dalam budidaya kepiting bakau (Scylla serrate).
II GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah

Koperasi merupakan lembaga non bank yang dapat memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Koperasi perlu dihadirkan dalam
kerangka membagun insitusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakan
pembangunan untuk mencapai kesejateraan masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha
bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian yang dapat memberikan penangana
dan perlakuan khusus sesuai dengan kelompok usaha dan aktivitas ekonomi mereka.
Koperasi Produsen Nelayan Kaltara adalah koperasi yang didirikan berdasarkan kebutuhan
bersama sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan dan pemberdayaan bagi
anggota.

Gambar 1, Hatchery KPNK

Berdasarkan data survei bahwa Koverasi Produsen Nelayan didukung oleh 96


orang yang bersedia bergabung menjadi anggota. Mereka merupakan masyarakat yang saat
ini aktif dalam kegiatan budidaya udang, kepiting dan ikan di tambak teradisional, nelayan
penangkapan kepiting, buruh tambak, serta pedangang penampung hasil perikanan. Bila
persyaratan jumlah pendirian sebuah koperasi minimal harus didukung 20 orang anggota,
maka dengan data ini telah memenuhi syarat dan menunjukkan keseriusan masyarakat
pesisir tarakan yang terlihat dalam kegiatan produksi kepiting untuk membentuk koperasi
di Kalimantan Utara. Koperasi Produsen Nelayan Kalimantan Utara dengan badan hukum
003229/BH.2/I/2017 tanggal 25 Januari 2017 yang berkantor di Jl. Gajah Mada RT.30
Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat Kalimatan Utara.

Tingginya permintaan terhadap kepiting bakau akan menyebabkan semakin


tingginya penangkapan kepiting di alam. Jika tidak diimbangi dengan usaha peningkatan
budidayanya, maka dimasa mendatang akan terjadi populasi. Dalam hal ini, pendirian dan
pemberdayaan Koperasi Produsen Nelayan Kaltara dapat berkaitan langsung dengan
kehidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selai itu, potensi dan peran
strateginya telah terbukti menjadi penompang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi
nasional. Koperasi Produsen Nelayan Kaltara bertekad mengembangkan usaha budidaya
kepiting dan saat telah bergerak dalam usaha pengembangan budidaya kepiting demi
menjaga sustainable komoditi kepiting dikaltara. Maka dari itu, sangat diperlukan sinergi
berupa dukungan dari pemerintah daerah Kalimantan Uatara, Pusat, dan Masyarakat.

2.2 Keadaan Umum Lokasi

Situasi dan kondisi yang berada di hatchery Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
cukup bersih dan terjaga dengan baik serta lingkungannya yang terawat, pegawai-pegawai
maupun tenaga kerja lainnya pun baik dan ramah, hatchery Koperasi Produsen Nelayan
Kaltara bergerak dalam bidang produksi dan pembenihan selain itu juga, merupakan unit
pelayanan pengembangan usaha perikanan yang bertujuan untuk mengkoordinir dan
membangun serta pengadaan benih-benih kepiting bakau, udang dan pakan alami
memberikan pemahaman yang berakibat pada terciptanya usaha-usaha perikanan yang
maju dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat
pembudidaya kepiting bakau yang ada di Kalimantan Utara terkhususnya untuk Kota
Tarakan.

2.3. Visi dan Misi KPNK


Adapun visi dan misi yang ada di hatchery Koperasi Produsen Nelaya Kalimatan
Utara (KPNK) adalah, sebagai berikut :
2.2.1. Visi KPNK
Menjadi koperasi produsen Nelayan yang handal dan tannguh di Kalimantan Utara
pada tahun 2020 dengan berorientasi pada kemandirian modal dan kesejahteraan
anggota.
2.2.2. Misi KPNK
1. Mengembangkan usaha budidaya kepiting, udang dan ikan bagi anggota koperasi.
2. Mengembangkan kegiatan usaha pendukung berupa pembelian dan penjualam
kepiting, udang, ikan, penyediaan sarana alat tangkap nelayan, ekspor dan impor,
dan angkutan laut dan angkutan sungai.
3. Mendorong terwujudnya kegiatan usaha tambahan berupa usaha simpan pinjama,
dan usaha jasa lainnya non keuangan
4. Mengembankan hatchery kepiting untuk mewujudkan kemendirian lokal dengan
sumber lokal
2.3 Struktur Organisasi

KETUA
Edy Purwanto

WAKIL KETAU
Mate

SEKRETARIS BENDAHARA
Rahman Akbar

WAKIL
SEKRETARIS
KOORDINATOR
Robinsar
Syarifuddin
Harunggan
Aritonang
Gambar 2, Struktur Organisasi KPNK Tarakan

2.4 Saran dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang tersedia di koperasi Produsen Nelayan Kaltara ini
meliputu yaitu:

2.4.1 Sarana

Sarana merupakan peralatan dan bahan yang harus tersedia dan langsung
dipergunakan di koperasi produsen Nelayan Kaltara, sebagai berikut :

2.4.2 Sarana

Sarana untuk usaha pemiliharaan Kepiting Bakau (Scylla serrate) yang digunakan
di KNPK tidak terlalu berbeda dengan kegiatan pemeliharaan skala besar yaitu sebagai
berikut :

2.4.1.1 Penyediaan tenaga listrik

Dalam proses budidaya kepiting bakau (Scylla serrate) di Koperasi Produsen


Nelayan Kaltara ketersedian tenaga listrik sangatlah berperan penting bagi
kelangsungan budidaya kepiting bakau (Scylla serrate) terutama dalam budidaya
kepiting. Tenaga listrik yang digunakan yaitu tegangan listrik yang langsung terhubung
dengan PLN dengan daya 35 ampere, namu setiap hatchery harus pula tersedia genzet
yang berkapitas 220 v dengan daya 7000 wait untuk digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik pada (Gambar 3). Selain itu, tenaga listrik juga berperan untuk
menggerakan mesin pompa air, penerangan dan untuk keperluan lainnya. Genset
Koperasi Produsen Nelayan Kaltara. Seperti Gambar berikut.
Gambar 3. Mesin Genset

2.4.1.2 Penyediaan Air Laut

Air laut yang digunakan untuk setiap budidaya harus bersih dan bebas dari
penyebaran limbah. Di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara sebelum air di ambil
dengan menyedot menggunakan pompa, air laut terlebih dahulu disaring. Susunan
saringan yang digunakan sebagai berikut :

Pipa berlubang yang memiliki diameter 6 inci, dilapisi terlebih dahulu dengan
waring berwarna hijau sebanyak 3 lapis. Tancapkan kayu pada bagian samping kanan
dan samping kiri pipa lalu diikat kuat agar pipa tidak terapung saat air pasang serta
tidak bergerak ke kanan maupun ke kiri. Mesin pompa air laut di Koperasi Produsen
Nelayan Kaltara (Gambar ).

Gambar 4. Penyedian Air Laut

2.4.1.3 Penyediaan Air Tawar

Air tawar berfungsi untuk menurunkan salinitas dan untuk mencuci bak serta
peralatan produksi lainnya. Dengan demikian, maka air tawar yang digunakan benar-
benar bersih cukup, air tawar di beli dari penjual air penyimpanan air tawar dilakukan
pada profil penampungan air tawar dilakukan pada profil penampungan air pada
(Gambar ) dengan jumlah 3 penampungan air tawar pada. Koperasi Produsen Nelayan
Kaltara.
Gambar 5. Penyediaan Air Tawar

2.4.1.4 Mesin Blower

Mesin blower adalah salah satu saran yang sangat penting pada pemeliharaan
karena alat ini yang menghasilkan oksigen terlarut dalam wadah pemeliharaan
Kepiting bakau (Scylla serrate) yang digunakan untuk mempermudah memperoleh
oksigen didalam air. Adapun bentuk blower (Gambar ) yang digunakan di Koperasi
Produsen Nelayan Kaltara.

Gambar 6. Mesin Blower

2.4.1.5 Gayung Putih

Gayung outih merupakan alat yang digunakan saat pemberian pakan khusunya
pada larva kepiting. Alat ini, dipakai dalam pemberian pakan alami maupun pakan
buatan. Biasanya berwarna putih dengan ganggan untuk mempermudah pemegangan
bentuknya seperti pada gamabr di bawah.
Gambar 7. Gayung putuh

2.4.1.6 Saringan Seser

Saringan sesar merupakan alat yang digunakan untuk menyaring atau


memindahkan larva, induk ataupun nauplius dari satu tempat yang lainnya. Alat ini,
memiliki bentuk yang bundar pada umumnya, namun ada juga yang berbentuk
setengah lingkaran dengan ganggang terbentuk dari besi. Bisa dilihat (Gambar )

Gambar 8. Saringan Seser

2.4.1.7 Selang

Selang merupakan alat yang digunakan pembuangan maupun pengisian air,


dipakai untuk memcuci wadah yang kotor, dan dipakai untuk pengisian bak.
Penampunggan air asin maupun air tawar pada prosese digunakan saat pengisian bak
yang kosong. Bisa dilihat pada (Gambar ) yang digunakan Koperasi Produsen Nelayan
Kaltara.
Gambar 9. Selang

2.4.1.8 Timbangan Digital

Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat pakan agar dapat mengetahui
jumlah pakan yang diberikan pada pemeliharan, timbangan merupakan salah satu alat
yang digunakan saat menimbang pakan. Paling sering digunakan dapat dilihat pada
(Gambar )

Gambar 10. Timbangan Digital

2.4.1.9 Tabung Kulturn Akrilik

Tabung Akrilik digunakan untuk kultur semi massal yang berbentuk tabung dan
di susun dengan rapi dan pasang pipa pembuangan dan disemen susun dengan rapih
sehingga dapat digunakan seperti pada (Gambar ), dengan jumlah akrilik 16. Sebelum
dipindahkan bak fiber atau kultur skala massal, di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara.
Gambar 11. Tabung Kultum Akrilik

2.4.1.10 Plong

Plong merupakan alat yang digunakan untuk pemeliharaan karena alat ini
digunakan sebagai tempat wadah pasir dan air untuk budidaya kepiting bakau (Scylla
sereate) dipasang pipa pembuanggan air supaya lebih mudah untuk di ganti air pada
wadah plong. Adapun bentuk wadah plong (Gambar ) yang digunakan oleh Koperasi
Produsen Nelayan Kaltara.

Gambar 12. Plong

2.4.1.11 Bak Kultur Fiber

Bak Kultur Fiber merupakan wadah sebagai kultur skala massal yang sangat
penting dalam budidaya kultur pakan alami, yang berbentuk bulat yang banyak kita
jumpai pada budidaya pada (Gambar ), adapun jumlah bak fiber yang ada di Koperasi
Produsen Nelayan Kaltra Berjumlah 6 dan digunakan sebagai media kultur.
Gambar 13. Bak Kultur Fiber

2.4.3 Prasarana

Bangunan hatchery Koperasi Produsen Nelayan Kaltara yang terletak di Jl.


Gajahmada. RT 32. Kelurahan Karang Anjar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat Kota
Tarakan Kalimantan Utara. Kode pos 77111 terdiri dari beberapa bangunan yang
masing-masing terdiri atas 2 kamar Karyawan, 1 ruangan musshola, kantor dan
laboratorium kultur murni serta pakan buatan. Generator listrik 6 unit bak fiber kultur
fitoplankton dan 3 unit bak penampungan air untuk kulturartemia berbentuk kerucut 6
unit, tabung akrilik 16 unit dan lantai 2 untuk istirahat para karyawan.
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan,
dimulai pada tanggal 10 September 2022 sampai pada tanggal 12 Oktober 2022. PKL
dilaksanankan di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara KNPK Kota Tarakan Karang
anjar pantai Kec. Tarakan Barat. Kota Tarakan Provinsi Kalimatan Utara.

Gambar 14. Lokasi Hatchery KNPK

3.2 Alat

Adapun alat yang digunakan pada saat melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapang
di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara KNPK Kota Tarakan yaitu sebagai berikut

Tabel 2. Alat yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang


No. Alat Kegunaan
1. Alat tulis Untuk mencatat hasil kegiatan
2. Kamera Untuk mengambil dokumentasi kegiatan

3.3. Metode Kegiatan


Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah metode
deskriptif. Metode deskritif merupakan suatu metode yang mendeskripsikan status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah
mendeskripsikan hasil observasi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factul dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(Nazir, 1998). Sumber data adalah segala suatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Berdasarkan sumberdaya, data dibedakan menjadi dua yaitu, data
primer dan data sekunder.

3.1.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung
dari sumber datanya dilapangan. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data
baru untuk memperoleh data primer. Pelaksana PKL mengumpulkannya secara
langsung. Data primer ini diperoleh dangan cara wawancara, observasi, partisipasi aktif
serta dokumentasi.

3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak lannsung yakni berupa buku, catatan, bukti yang telah ada sebelumnya
atau arsip yang telah dipublikasikan.
VI. URAIAN KEGIATAN
4.1 Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
(KPNK), Kota Tarakan dilaksanakan pada tanggal 10 September 2022 sampai dengan 12
Oktober. Kami melaksanakan PKL mengikuti jam kerja yaitu dari hari senin sampai sabtu
dari pukul 08.00 sampai dengan selesai dalam melaksanakan PKL mahasiswa harus
mengikuti tata tertib dan aturan yang sudah ada di Koperasi Produsen Nelayan (KPNK)
Kota Tarakan. Selama pengumpulan data kegiatan penelitian melakukan mencari data dari
para pekerja di hatchery mengenai fasilitas pokok dan fungsional yang di operasionalkan
atau dipergunakan di hatchery. Adapun kegiatan selama pendataan yaitu cara penggunaan
alat serta penggunaan fasilitas hatchery, mencari informasi dengan wawancara kepada
pekerja hatchery yang bersangkutan serta data tambahan di pangkalan Koperasi Produsen
Nelayan (KPNK) di Kota Tarakan Kalimatan Utara.

4.2. Pemeliharaan

Pemeliharaan atau disebut dengan perawatan merupakan hal yang harus dilakukan
dalam metode budidaya. Budidaya pembesaran pada kepiting bakau (Scylla serrate)
kuncinya terdapat pada kualitas air, apabila kualitas air menurun perlu dilakukan setiap
bulan sekali dengan cara menyaring sisah pakan dan pembersihan dari kepiting bakau
(Scylla serrate). Dengan mengunakan jaring. Selain itu, pemeliharaan pada kepiting bakau
(Scylla serrate) di lakukan juga dengan cara pengisian pasir pada wadah. Pada penyimpana
dengan cara cuci pasir untuk menghilangkan bahu pasir dengan pembersihan air di alirkan
dengan selang diletakan atas baskom. Selain itu pengantian air proses bertujuan untuk
membunag sisa-sisa pakan sekaligus membersikan pasir. Pada waktu proses awal
pemeliharaan kepiting bakau (Scylla serrate) yang ada di hatchery sudah berukuran.
4.3 Pemberian pakan

Pemberian pakan pada kepiting bakau (Scylla serrate) berperan penting sebagai
makanan yang sangat dibutuhkan oleh kepiting bakau. Manajemen pemberian pakan pada
kepiting bakau merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan usaha budidaya
kepiting bakau. Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan
kelangsungan kepiting bakau. Adpun prosedur mengenai cara pemberian pakan yang
dilakukan Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrate) Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
(KPNK) Berdasarkan yang dilakukan pemberian pakan pada kepiting yaitu pagi dan sore
hari di mulai dengan persiapan wadah untuk pakan dengan menggunakan beskom yang
berukuran kecil untuk menaruh kerang darah yang akan di jadikan pakan pada kepiting
setelah disimpan, selanjutnya pisahkan dari cangkang setelah itu di simpan daging karang
setelah pakan dipisahkan lalu pemberian pakan pada kepiting sekitar 12 gram pada pagi
hari, selanjutnya pada sore hari 12 gram pemberian pakan sehari setelah pemberian pakan
penemabaran masing-masing wadah dilakukan setelah pemberian pakan sampai pakan
yang diberikan habis dengan melihat tempat wadah kepiting bakau apakah masi ada sisa
pakan yang tidak dimakan atau sudah habis. Hal ini dilakukan agar dapat pemberian pakan
selanjutnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan kepiting bakau agar pakan tidak kurang
atau berlebihan.

4.4 Perhitungan Dosis Pakan

Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya kepiting bakau (Scylla serrate),
biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam kegiatan budidaya. Pemberian
pakan berupa kerang dara dengan protein yang tinggi. Kepiting bakau (Scylla serrate)
membutuhkan pakan 5% dari berat badan bobot kepiting. Pemberian pakan dilakukan pada
waktu pagi hari dan sore hari setiap harinya pakan diberikan terlebih dahulu dihitung
jumlahnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Jumlah bobot rata-rata kepiting 300 gram x 5% jumlah pakan


Maka perhitungan pakannya:
Jumlah bobot kepiting 300 gram x 5% bobot kepiting
= 24 gram
Jadi banyaknya jumlah pakan yang diberikan dalam sehari dua kali yaitu 24 gram maka
dalam pemberian di bagi dua yaitu 12 gram dua kali sehari.
4.5 Kualitas

Adapun pengukuran kulitas air yang dilakukan di hatchery pembesaran kepiting


bakau (Scylla serrate) meliputih pH, salinitas, Oksigen Terlarut (DO) dan suhu.

4.5.1 pH

Pengukuran pH yang dilakukan pada wadah plong pembesaran kepiting bakau


(Scylla serrate) dengan menggunakan pH meter. Adapun prosudur cara mengukur pH
nyalakan pH meter dengan menekan tombol on, kemudian lakukan proses kalibarasi
sebelum dicelupkan kedalam sampel yang akan diukur, setelah selesai masukkan pH meter
ke dalam wadah yang akan diuji, pada saat dicelupkan ke dalam sampel air sekala angka
akan bergerak acak dan tunggu hingga angka tersebut berhenti dan tidak berubah atau
konstan. Kisaran pH yang cocok untuk pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrate) adalah
kisaran

Hasil dari pengukuran pada wada tong kepiting dapat diketahui nilai pH yang
terdapat di hatchery pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate) yaitu :

Tabel Hasil Pengukuran pH


Parameter Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
pH 7,3 7,4 8,5 8,6

Hasil dari pengukuran pada tabel dapt diketahi nilai pH yang terdapa pada tong
pembesaran kepiting bakau (Scylla serrate) yaitu pada minggu ke-1 dengan pH 7,3,
minggu-ke dengan nilai 7,4 sendagkan minggu ke-3 8,5 nilai yang didapatkan, minggu ke-4
nilai pH 8,6, kenaikan pH yang terjadi setiap minggu Tingkat kelangsungan hidup antara
lain dipengaruhi oleh pH, lingkungan pH dapat mempengaruhi struktur insang serta
aktivitas enzim pada organ insang sehingga dapat mempengaruhi tingkat komsumsi oksigen
(Salim et al., 2006). Kenaikan pH yang terjadi setiap minggunya diduga terjadinya proses
filiter fisika yang digunakan pada sistem resirkulasi yaitu berupa kapas filiter, pasir, batu
zeolit, dan batu karang yang disusun bertumpuk pada tandon filiter. Dampak pertumbuhan
yang maksimum pada kepiting bakau karena berkaitan dengan derajat kesamaan dan
kebesaran di dalam perairan (Scylla sereate) pH di dalam perairan berlangsungan hidup
kepiting bakau.

4.5.2 Salinitas

Pengukuran salinitas yang dilakukan pada wadah plong pembesaran kepiting bakau
(Scylla sereate) dengan menggunakan Refraktometer. Adapun prosedur cara mengukur
salinitas yaitu refraktometer dibersihkan dengan tissue mengarah ke bawah. Di bagian
prismarefraktometer ditetesi dengan sampel yang di uji dengan 2 tetes dengan
menggunakan pipet tetes. Kemudian tutup secara hati-hati refraktometer dengan
mengembalikan pelat keposisi awal. Hadapkan refraktometer ke sinar matahari kemudian
lihat kedalam ujung refraktometer untuk melihat hasil salinitas.

Kisaran salinitas yang cocok untuk pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate)
adalah berkisaran antara 35-34 ppt. Adapun hasil pengukuran pH dalam wadah pembesaran
kepiting bakau (Scylla sereate)

Tabel . Salinitas pada wadah tong untuk pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate)

Parameter Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


Salinitas 35 ppt 35 ppt 34 ppt
Salinitas 35 ppt 35 ppt 35 ppt
Salinitas 35 ppt 35 ppt 35 ppt
Salinitas 35 ppt 34 ppt 35 ppt
Salinitas 34 ppt 34 ppt 35 ppt
salinitas 34 ppt 34 ppt 35 ppt
Salinitas 34 ppt 34 ppt 35 ppt
Berdasarkan pengukuran salinitas pada kepiting bakau (Scylla sereate) dapat dilihat
pada tabel. bahwa pada pengukuran tiap hari berkisaran 35-34 ppt setiap hari pada
umumnya salinitas yang tetap pada pengukuran selamah tiap hari yaitu sekitar 35 ppt dari
hasil pengukuran salinitas. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat dikatakan bahwa nilai
salinitas air kepiting bakau (Scylla serrate) sesuai atau baik untuk dilakukan budidaya
kepiting bakau (Scylla serrate) yang kisaran salinitas yang optimal 35 ppt Semakin jauh
perbedaan tekanan osmotik tubuh dan lingkungannya, maka semakin banyak energi yang
dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, hingga batas toleransi
yang dimilikinya (Amato & Cristner, 2009; Ye Wang et al., 2010; Re at, al., 2011).
Nurdiani dan Zeng (2007) serta Rodriguez et al. (2007) menyatakan bahwa batas toleransi
salinitas untuk kepiting bakau yaitu 15-35 ppt, hal ini berati kisaran salinitasnya cukup
lebar. Oleh karena itu perlu adanya pengujian lebih lanjut mengenai salinitas yang optimum
bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting.
4.5.3 Oksigen Terlarut
Pengukuran Oksigen Terlarut (DO) yang dilakukan pada wadah plong pembesaran
kepiting bakau (Scylla sereate) terlihat> dengan menggunakan DO meter. Adapun prosedur
cara mengukur Oksigen Terlarut (DO) sebelum digunakan kalibrasi terlebih dahulu DO
meter, kemudian diaktifkan dengan menekan tombol power. Celupkan probe ke air yang
ada di wadah tong Angka yang terdapat pada sudut kiri bawah monitor DO diamti. Nilai
DO dicatat, setelah selesai kemudian dibilas dengan menggunakan air tawar.

Menurut Loperfido et al. (2010), padatan tersuspensi dan kekeruhan memiliki


korelasi positif, akan tetapi tingginya kekeruhan. Air laut memiliki nilai padatan terlarut
yang tinggi tetapi tidak berati kekeruhannya juga tinggi.

Tabel . Oksigen Terlarut (DO) pada budidaya kepiting bakau (Scylla sereate)
Parameter Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Oksigen 3,10 ppm 3,20 ppm 3,20 ppm 3,20 ppm
terlarut
(DO)

Hasil dari pengukuran pada tabel diatas dapat diketahui nilai oksigen terlarut (DO)
yang terdapat pada wadah air plong pembesaran pada kepiting bakau (Scylla sereate) yaitu
perhitugan dalam tiap minggunya, pada minggu ke 1 berkisaran 3,10 ppm, minggu ke 2
berkisaran 3,20 ppm, minggu ke 3 bekisaran 3,20 ppm dan sedangkan minggu ke 4
berkisaran 3,20 ppm. Berdasarkan hasil tersebut, maka kadungan oksigen yang ada pada air
kepiting bakau (Scylla sereate) baik untuk melakukan budidaya.
4.5.4 Suhu

Pengukuran suhu yang dilakukan pada wadah plong kepiting bakau (Scylla sereate)
menggunakan DO meter. Adapun prosedur cara mengukur suhu yaitu sebelum digunakan
kalibrasi terlebih dahulu DO meter, kemudian diaktifkan dengan tombol power. Celupkan
probe ke air yang ada di hatchery. Angka yang terdapat pada suhu sudut kiri bawah monitor
DO diamati. Nilai suhu dicatat, setelah selesai probe kemudian di bilas dengan
menggunakan air tawar.

Adapun hasil pengukuran suhu pada wadah plong kepiting bakau (Scylla sereate)
dapat dilihat.

Tabel . Hasil pengukuran suhu


Waktu Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Suhu 28,8 Cº 28,5 Cº 28,5 Cº 28,5 Cº

Berdasarkan pengukuran suhu pada kepiting bakau (Scylla sereate) dapat dilihat
pada tabel bahwa pada pengukuran minggu 1 berkisaran 28,8 Cº pada minggu ke 2
berkisaran 28,5 Cº sedangkan minggu ke 3 berkisaran 28,5 Cº dan minggu ke 4 berkisaran
28,5 Cº. Hasil tersebut sangat baik untuk mendukung budidaya kepiting bakau (Scylla
sereate) karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan kepiting bakau tersebut.
Zacharia dan Kakati (200) menyatakan suhu merupakan salah satu faktor abiotik penting
yang memengaruhi aktivitas, nafsu makan, konsumsi oksigen, dan laju metabolisme. Hal
ini kemudian akan berpengaruh terhadap tingkat kelansungan hidup serta pertumbuhan
kepiting bakau. Kepiting bakau memiliki rentang suhu 24-35 Cº (FAQ,). Namun dari
rentang tersebut suhu lingkungan yang baik dapat memberikan respon fisiologis yang baik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratik kerja lapangan selama 30 hari di Koperasi Produsen


Nelayan Kaltara, ada beberapa Teknik yang perlu diperhatikan selama pemeliharaan larva
kepiting bakau (Scylla serrata) di koperasi Produsen Nelayan Kaltara meliputi serangkaian
proses yang dimulai dari persiapan bak pemeliharaan, persiapan media, manajemen larva,
dan pengeiolaan kualitas air semua proses dilakukan dengan baik sesuai standar yang
berlaku agar dapat menghasilkan larva kepiting bakau yang siap untuk di budidayakan

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu sebaiknya sarana dan pasarana harus
ditingkatkan seperti lab sehingga dapat menunjang proses pemeliharaan selain itu
kebutuhan pakan alami harus ditingkatkan agar tidak mengalami kekurangan pakan saat
proses pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai