Oleh :
Muhammad Akbar
18.401020.93
Sampai saat ini, kepiting bakau Indonesia lebih banyak diperoleh dari penangkapan stok
alam di perairan pesisir, khususnya di area bakau atau estuaria dan dari hasil budidaya di
tambak air payau skalah terbatas. Akhir-akhir ini, dengan semakin meningkatnya
permintaan kepiting,penangkapan kepiting bakau juga semankin meningkat. Namu
bersamaan dengan itu, rata-rata pertumbuhan produksi kepiting bakau di beberapa provinsi
penghasil utama kepiting bakau justru agak lamabat dan cenderung menurun (Wijaya et al.,
2010)
Kepiting bakau merupakan salah satu produk krustasea yang biasa diekspor ke
beberapa negara diantarannya ke Vietnam, Cina, dan Amerika. Berbanding terbalik dengan
permintaannya, kenaikan ekspor kepiting bakau tersebut. Hal ini disebabkan kebutuhan
ekspor kepiting bakau selama ini hanya mengandalakan hasil penangkapan dari alam
sehingga eksploitasinya semakin intensif dan tidak terkendali. Menurut Siahainenia (2009),
penurunan produksi kepiting bakau diduga terjadi karena eksploitas belebihan (over
exploitation) dan atau karena degradasi ekosistem bakau, yang merupakan habitat alami
utama kepiting bakau.
Resirkulasi merupakan salah satu sistem budidaya dalam proses produksi biota
budidaya dengan sistem lingkungan keamanan yang terkontrol (Hastuti ey al., 2017). Telah
banyak dikembankan sistem pemeliharaan kepiting bakau dengan cara indoor (dalam
ruangan) dengan mengunakan sistem resirkulasi sebagai kontrol lingkungan. Habitat yang
sesuai untuk budidaya kepiting memiliki standar kualitas lingkungan diantaranya adalah
suhu 23-35 ⁰C, pH 7,0 - 9,0, DO lebih dari 5 mg/L, dan kadar garam berkisar 10-30 g/L
(FAO, 2011). Salah satu upaya peningkatan produksi budidaya dangan linkungan terkontrol
dengan sistem resirkulasi telah diterapkan di beberapa negara lainnya yaitu Singapura,
Vietnam dan China. Sistem resirkulasi ini pada dasarnnya merupakan proses flitrasi yang
melewatkan air melalui media berpori (Dewi dan Masitboh, 2013). Sistem resirkulasi dapat
digunakan sebagai salah satu sistem yang mendukung pengembangan akuakultur. Pada
sistem resikulasi ini melibatkan beberapa komponen fliter yaitu filiter fisika fliter kimia,
dan filiter biologi. Batu zeolite berperan dalam penyerapan zat beracun seperti ammonia
dan nitrit (Supriyono et al., 2007). Zeolite merupakan mineral alumunia silikat terhindrat
yang memiliki rongga berisi molekul dan kation-kation bebas yang dapat ditukarkan dan
mampu berperan sebagai fliter. Aplikai penggunaan zeolite sebagai bahan fliter telah
banyak digunakan untuk pengendalian kualitas air di industri akuakultur (Ghasemi et al.,
2016). Tidak hanya untuk pengendalian namun juga dapat digunakan untuk pengendalian
limabah selama transportasi. Struktur yang berongga pada zeolit tersebut juga mampu
menyerap atau menyaring sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai
dengan rongganya. Fliter biologi yang dipakai adalah bioball yang berperan sebagai media
tempat pelekatan mikrob (Bakteri nitrifikasi) yang berperan dalam mendegrasi ammonia
nitrogen ke dalam bntuk nitrat yang tidak beracun bagi ikan (Suantika et al., (2010),
kelimpahan dan aktivitas bakteri di lingkungan budidaya berpengaruh terhadap
konsenterasi senyawa toksik yang dapat mempengaruhi derajat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan biota yang dipelihara. Semakin bertambah umur pemeliharaan, semkin tinggi
limbah budidaya yang dihasilkan dan semakin penting peranan bakteri lingkungan yang
dibutuhkan (Hastuti, 2011).
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Manfaat dari peraktik kerja lapangan (PKL) ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di lapangan sertas memahami permasalah yang
timbul dalam budidaya kepiting bakau (Scylla serrate).
II GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah
Koperasi merupakan lembaga non bank yang dapat memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Koperasi perlu dihadirkan dalam
kerangka membagun insitusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakan
pembangunan untuk mencapai kesejateraan masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha
bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian yang dapat memberikan penangana
dan perlakuan khusus sesuai dengan kelompok usaha dan aktivitas ekonomi mereka.
Koperasi Produsen Nelayan Kaltara adalah koperasi yang didirikan berdasarkan kebutuhan
bersama sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan dan pemberdayaan bagi
anggota.
Situasi dan kondisi yang berada di hatchery Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
cukup bersih dan terjaga dengan baik serta lingkungannya yang terawat, pegawai-pegawai
maupun tenaga kerja lainnya pun baik dan ramah, hatchery Koperasi Produsen Nelayan
Kaltara bergerak dalam bidang produksi dan pembenihan selain itu juga, merupakan unit
pelayanan pengembangan usaha perikanan yang bertujuan untuk mengkoordinir dan
membangun serta pengadaan benih-benih kepiting bakau, udang dan pakan alami
memberikan pemahaman yang berakibat pada terciptanya usaha-usaha perikanan yang
maju dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat
pembudidaya kepiting bakau yang ada di Kalimantan Utara terkhususnya untuk Kota
Tarakan.
KETUA
Edy Purwanto
WAKIL KETAU
Mate
SEKRETARIS BENDAHARA
Rahman Akbar
WAKIL
SEKRETARIS
KOORDINATOR
Robinsar
Syarifuddin
Harunggan
Aritonang
Gambar 2, Struktur Organisasi KPNK Tarakan
Sarana dan Prasarana yang tersedia di koperasi Produsen Nelayan Kaltara ini
meliputu yaitu:
2.4.1 Sarana
Sarana merupakan peralatan dan bahan yang harus tersedia dan langsung
dipergunakan di koperasi produsen Nelayan Kaltara, sebagai berikut :
2.4.2 Sarana
Sarana untuk usaha pemiliharaan Kepiting Bakau (Scylla serrate) yang digunakan
di KNPK tidak terlalu berbeda dengan kegiatan pemeliharaan skala besar yaitu sebagai
berikut :
Air laut yang digunakan untuk setiap budidaya harus bersih dan bebas dari
penyebaran limbah. Di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara sebelum air di ambil
dengan menyedot menggunakan pompa, air laut terlebih dahulu disaring. Susunan
saringan yang digunakan sebagai berikut :
Pipa berlubang yang memiliki diameter 6 inci, dilapisi terlebih dahulu dengan
waring berwarna hijau sebanyak 3 lapis. Tancapkan kayu pada bagian samping kanan
dan samping kiri pipa lalu diikat kuat agar pipa tidak terapung saat air pasang serta
tidak bergerak ke kanan maupun ke kiri. Mesin pompa air laut di Koperasi Produsen
Nelayan Kaltara (Gambar ).
Air tawar berfungsi untuk menurunkan salinitas dan untuk mencuci bak serta
peralatan produksi lainnya. Dengan demikian, maka air tawar yang digunakan benar-
benar bersih cukup, air tawar di beli dari penjual air penyimpanan air tawar dilakukan
pada profil penampungan air tawar dilakukan pada profil penampungan air pada
(Gambar ) dengan jumlah 3 penampungan air tawar pada. Koperasi Produsen Nelayan
Kaltara.
Gambar 5. Penyediaan Air Tawar
Mesin blower adalah salah satu saran yang sangat penting pada pemeliharaan
karena alat ini yang menghasilkan oksigen terlarut dalam wadah pemeliharaan
Kepiting bakau (Scylla serrate) yang digunakan untuk mempermudah memperoleh
oksigen didalam air. Adapun bentuk blower (Gambar ) yang digunakan di Koperasi
Produsen Nelayan Kaltara.
Gayung outih merupakan alat yang digunakan saat pemberian pakan khusunya
pada larva kepiting. Alat ini, dipakai dalam pemberian pakan alami maupun pakan
buatan. Biasanya berwarna putih dengan ganggan untuk mempermudah pemegangan
bentuknya seperti pada gamabr di bawah.
Gambar 7. Gayung putuh
2.4.1.7 Selang
Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat pakan agar dapat mengetahui
jumlah pakan yang diberikan pada pemeliharan, timbangan merupakan salah satu alat
yang digunakan saat menimbang pakan. Paling sering digunakan dapat dilihat pada
(Gambar )
Tabung Akrilik digunakan untuk kultur semi massal yang berbentuk tabung dan
di susun dengan rapi dan pasang pipa pembuangan dan disemen susun dengan rapih
sehingga dapat digunakan seperti pada (Gambar ), dengan jumlah akrilik 16. Sebelum
dipindahkan bak fiber atau kultur skala massal, di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara.
Gambar 11. Tabung Kultum Akrilik
2.4.1.10 Plong
Plong merupakan alat yang digunakan untuk pemeliharaan karena alat ini
digunakan sebagai tempat wadah pasir dan air untuk budidaya kepiting bakau (Scylla
sereate) dipasang pipa pembuanggan air supaya lebih mudah untuk di ganti air pada
wadah plong. Adapun bentuk wadah plong (Gambar ) yang digunakan oleh Koperasi
Produsen Nelayan Kaltara.
Bak Kultur Fiber merupakan wadah sebagai kultur skala massal yang sangat
penting dalam budidaya kultur pakan alami, yang berbentuk bulat yang banyak kita
jumpai pada budidaya pada (Gambar ), adapun jumlah bak fiber yang ada di Koperasi
Produsen Nelayan Kaltra Berjumlah 6 dan digunakan sebagai media kultur.
Gambar 13. Bak Kultur Fiber
2.4.3 Prasarana
Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan,
dimulai pada tanggal 10 September 2022 sampai pada tanggal 12 Oktober 2022. PKL
dilaksanankan di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara KNPK Kota Tarakan Karang
anjar pantai Kec. Tarakan Barat. Kota Tarakan Provinsi Kalimatan Utara.
3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapang
di Koperasi Produsen Nelayan Kaltara KNPK Kota Tarakan yaitu sebagai berikut
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung
dari sumber datanya dilapangan. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data
baru untuk memperoleh data primer. Pelaksana PKL mengumpulkannya secara
langsung. Data primer ini diperoleh dangan cara wawancara, observasi, partisipasi aktif
serta dokumentasi.
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak lannsung yakni berupa buku, catatan, bukti yang telah ada sebelumnya
atau arsip yang telah dipublikasikan.
VI. URAIAN KEGIATAN
4.1 Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
(KPNK), Kota Tarakan dilaksanakan pada tanggal 10 September 2022 sampai dengan 12
Oktober. Kami melaksanakan PKL mengikuti jam kerja yaitu dari hari senin sampai sabtu
dari pukul 08.00 sampai dengan selesai dalam melaksanakan PKL mahasiswa harus
mengikuti tata tertib dan aturan yang sudah ada di Koperasi Produsen Nelayan (KPNK)
Kota Tarakan. Selama pengumpulan data kegiatan penelitian melakukan mencari data dari
para pekerja di hatchery mengenai fasilitas pokok dan fungsional yang di operasionalkan
atau dipergunakan di hatchery. Adapun kegiatan selama pendataan yaitu cara penggunaan
alat serta penggunaan fasilitas hatchery, mencari informasi dengan wawancara kepada
pekerja hatchery yang bersangkutan serta data tambahan di pangkalan Koperasi Produsen
Nelayan (KPNK) di Kota Tarakan Kalimatan Utara.
4.2. Pemeliharaan
Pemeliharaan atau disebut dengan perawatan merupakan hal yang harus dilakukan
dalam metode budidaya. Budidaya pembesaran pada kepiting bakau (Scylla serrate)
kuncinya terdapat pada kualitas air, apabila kualitas air menurun perlu dilakukan setiap
bulan sekali dengan cara menyaring sisah pakan dan pembersihan dari kepiting bakau
(Scylla serrate). Dengan mengunakan jaring. Selain itu, pemeliharaan pada kepiting bakau
(Scylla serrate) di lakukan juga dengan cara pengisian pasir pada wadah. Pada penyimpana
dengan cara cuci pasir untuk menghilangkan bahu pasir dengan pembersihan air di alirkan
dengan selang diletakan atas baskom. Selain itu pengantian air proses bertujuan untuk
membunag sisa-sisa pakan sekaligus membersikan pasir. Pada waktu proses awal
pemeliharaan kepiting bakau (Scylla serrate) yang ada di hatchery sudah berukuran.
4.3 Pemberian pakan
Pemberian pakan pada kepiting bakau (Scylla serrate) berperan penting sebagai
makanan yang sangat dibutuhkan oleh kepiting bakau. Manajemen pemberian pakan pada
kepiting bakau merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan usaha budidaya
kepiting bakau. Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan
kelangsungan kepiting bakau. Adpun prosedur mengenai cara pemberian pakan yang
dilakukan Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrate) Koperasi Produsen Nelayan Kaltara
(KPNK) Berdasarkan yang dilakukan pemberian pakan pada kepiting yaitu pagi dan sore
hari di mulai dengan persiapan wadah untuk pakan dengan menggunakan beskom yang
berukuran kecil untuk menaruh kerang darah yang akan di jadikan pakan pada kepiting
setelah disimpan, selanjutnya pisahkan dari cangkang setelah itu di simpan daging karang
setelah pakan dipisahkan lalu pemberian pakan pada kepiting sekitar 12 gram pada pagi
hari, selanjutnya pada sore hari 12 gram pemberian pakan sehari setelah pemberian pakan
penemabaran masing-masing wadah dilakukan setelah pemberian pakan sampai pakan
yang diberikan habis dengan melihat tempat wadah kepiting bakau apakah masi ada sisa
pakan yang tidak dimakan atau sudah habis. Hal ini dilakukan agar dapat pemberian pakan
selanjutnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan kepiting bakau agar pakan tidak kurang
atau berlebihan.
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya kepiting bakau (Scylla serrate),
biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam kegiatan budidaya. Pemberian
pakan berupa kerang dara dengan protein yang tinggi. Kepiting bakau (Scylla serrate)
membutuhkan pakan 5% dari berat badan bobot kepiting. Pemberian pakan dilakukan pada
waktu pagi hari dan sore hari setiap harinya pakan diberikan terlebih dahulu dihitung
jumlahnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
4.5.1 pH
Hasil dari pengukuran pada wada tong kepiting dapat diketahui nilai pH yang
terdapat di hatchery pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate) yaitu :
Hasil dari pengukuran pada tabel dapt diketahi nilai pH yang terdapa pada tong
pembesaran kepiting bakau (Scylla serrate) yaitu pada minggu ke-1 dengan pH 7,3,
minggu-ke dengan nilai 7,4 sendagkan minggu ke-3 8,5 nilai yang didapatkan, minggu ke-4
nilai pH 8,6, kenaikan pH yang terjadi setiap minggu Tingkat kelangsungan hidup antara
lain dipengaruhi oleh pH, lingkungan pH dapat mempengaruhi struktur insang serta
aktivitas enzim pada organ insang sehingga dapat mempengaruhi tingkat komsumsi oksigen
(Salim et al., 2006). Kenaikan pH yang terjadi setiap minggunya diduga terjadinya proses
filiter fisika yang digunakan pada sistem resirkulasi yaitu berupa kapas filiter, pasir, batu
zeolit, dan batu karang yang disusun bertumpuk pada tandon filiter. Dampak pertumbuhan
yang maksimum pada kepiting bakau karena berkaitan dengan derajat kesamaan dan
kebesaran di dalam perairan (Scylla sereate) pH di dalam perairan berlangsungan hidup
kepiting bakau.
4.5.2 Salinitas
Pengukuran salinitas yang dilakukan pada wadah plong pembesaran kepiting bakau
(Scylla sereate) dengan menggunakan Refraktometer. Adapun prosedur cara mengukur
salinitas yaitu refraktometer dibersihkan dengan tissue mengarah ke bawah. Di bagian
prismarefraktometer ditetesi dengan sampel yang di uji dengan 2 tetes dengan
menggunakan pipet tetes. Kemudian tutup secara hati-hati refraktometer dengan
mengembalikan pelat keposisi awal. Hadapkan refraktometer ke sinar matahari kemudian
lihat kedalam ujung refraktometer untuk melihat hasil salinitas.
Kisaran salinitas yang cocok untuk pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate)
adalah berkisaran antara 35-34 ppt. Adapun hasil pengukuran pH dalam wadah pembesaran
kepiting bakau (Scylla sereate)
Tabel . Salinitas pada wadah tong untuk pembesaran kepiting bakau (Scylla sereate)
Tabel . Oksigen Terlarut (DO) pada budidaya kepiting bakau (Scylla sereate)
Parameter Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Oksigen 3,10 ppm 3,20 ppm 3,20 ppm 3,20 ppm
terlarut
(DO)
Hasil dari pengukuran pada tabel diatas dapat diketahui nilai oksigen terlarut (DO)
yang terdapat pada wadah air plong pembesaran pada kepiting bakau (Scylla sereate) yaitu
perhitugan dalam tiap minggunya, pada minggu ke 1 berkisaran 3,10 ppm, minggu ke 2
berkisaran 3,20 ppm, minggu ke 3 bekisaran 3,20 ppm dan sedangkan minggu ke 4
berkisaran 3,20 ppm. Berdasarkan hasil tersebut, maka kadungan oksigen yang ada pada air
kepiting bakau (Scylla sereate) baik untuk melakukan budidaya.
4.5.4 Suhu
Pengukuran suhu yang dilakukan pada wadah plong kepiting bakau (Scylla sereate)
menggunakan DO meter. Adapun prosedur cara mengukur suhu yaitu sebelum digunakan
kalibrasi terlebih dahulu DO meter, kemudian diaktifkan dengan tombol power. Celupkan
probe ke air yang ada di hatchery. Angka yang terdapat pada suhu sudut kiri bawah monitor
DO diamati. Nilai suhu dicatat, setelah selesai probe kemudian di bilas dengan
menggunakan air tawar.
Adapun hasil pengukuran suhu pada wadah plong kepiting bakau (Scylla sereate)
dapat dilihat.
Berdasarkan pengukuran suhu pada kepiting bakau (Scylla sereate) dapat dilihat
pada tabel bahwa pada pengukuran minggu 1 berkisaran 28,8 Cº pada minggu ke 2
berkisaran 28,5 Cº sedangkan minggu ke 3 berkisaran 28,5 Cº dan minggu ke 4 berkisaran
28,5 Cº. Hasil tersebut sangat baik untuk mendukung budidaya kepiting bakau (Scylla
sereate) karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan kepiting bakau tersebut.
Zacharia dan Kakati (200) menyatakan suhu merupakan salah satu faktor abiotik penting
yang memengaruhi aktivitas, nafsu makan, konsumsi oksigen, dan laju metabolisme. Hal
ini kemudian akan berpengaruh terhadap tingkat kelansungan hidup serta pertumbuhan
kepiting bakau. Kepiting bakau memiliki rentang suhu 24-35 Cº (FAQ,). Namun dari
rentang tersebut suhu lingkungan yang baik dapat memberikan respon fisiologis yang baik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu sebaiknya sarana dan pasarana harus
ditingkatkan seperti lab sehingga dapat menunjang proses pemeliharaan selain itu
kebutuhan pakan alami harus ditingkatkan agar tidak mengalami kekurangan pakan saat
proses pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA