Anda di halaman 1dari 7

DISUSUN OLEH : EVA KRISNA WATI LIMBONG

KLS : 64.6G.07
NIM : 64201218
DOSEN PENGAMPU : BAPAK DIDIN SOLEHUDIN,SE,MM.

ANALISIS STUDI KEKAYAAN KERUPUK IKAN

BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara kepulauan yang mayoritas luas wilayahnya adalah perairan. Ikan
adalah salah satu hasil perikanan yang tidak sedikit dihasilkan di Indonesia dan adalah
sumber protein hewani yang tidak sedikit dikonsumsi masyarakat. Ikan gampang didapat
dengan harga yang relatif murah sampai-sampai dapat dicapai oleh seluruh lapisan
masyarakat. Kandungan protein yang tinggi pada ikan dan kadar lemak yang rendah paling
bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.
Proses pengolahan dan pengawetan ikan adalah bagian urgen dari mata rantai industri
perikanan. Tanpa adanya proses itu usaha penambahan produksi perikanan bakal menjadi sia-
sia sebab tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pada dasarnya usaha pengawaetan ini ialah untuk meminimalisir kasar air yang tinggi di tubuh
ikan. Terdapat bermacam-macam usaha pengawetan ikan dari usaha tradisional hingga usaha
modern. Usaha pengawetan ikan dilaksanakan lui penggaraman, pengeringan, pemindangan,
perasapan, peragian, dan lnginan ikan. Hasil dari usaha-usaha pengawetan tersebut paling
tergantung 'proses pengawetannya. Bagi mendapatkan bobot terbaik dari proses awetan ikan
dapat dilaksanakan dengan menjaga kesucian bahan dan perangkat digunakan, tergolong ikan
yang benar-benar masih segar dan garam yang bersih. Usaha pengawetan ikan tidak melulu
sebatas pada pengolahan menjadi lauk yang masih berbentuk ikan tetapi pun pengolahan
menjadi format lain setelah dibaur dengan bahan-bahan lain.
Selain dapat meningkatkan pendapatan untuk pengusaha, usaha ini pun mampu menolong
meningkatkan penghasilan penduduk selama yang akhirnya dominan pada perekonomian
daerah.
Dilihat dari aspek sosial, usaha kerupuk ikan mempunyai akibat sosial yang positif. Industri
kecil lokasi tinggal tangga ini dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Secara
tidak langsung ini adalah upaya penciptaan dunia kerja yang meminimalisir jumlah
pengangguran di sebuah wilayah. Dilihat dari sisi akibat lingkungan, usaha kerupuk ikan tidak
memunculkan pencemaran Iingkungan. Limbah yang didapatkan dari usaha ini hanyalah air
saldo pembersihan yang tidak berisi zat-zat kimia dan langsung meresap ke dalam tanah.
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Usaha kerupuk ikan dapat dilaksanakan oleh industri besar-menengah bahkan industri kecil
lokasi tinggal tangga sebab proses pembuatannya yang paling mudah. Jenis usaha kerupuk
dapat dipisahkan menjadi dua yakni usaha kerupuk dengan bahan baku tepung tapioka dan
ikan/udang dan usaha kerupuk dengan bahan baku utama tepung saja (baik tepung tapioka,
tepung gaplek atau tepung beda tanpa gabungan ikan/udang). Jenis kerupuk dengan bahan
baku tepung diantaranya ialah kerupuk Kasandra dengan bahan baku melulu tepung tapioka,
kerupuk puli dengan bahan baku tepung tapioka yang dibaur dengan tepung terigu dan
kerupuk impala dengan bahan baku tepung tapioka yang dibaur dengan tepung gaplek.
Mesin yang butuh ditambahkan ialah mesin pencetak yang cocok dengan format kerupuk
yang diproses. Usaha dengan jenis buatan lebih dari satu pun akan menolong produsen dalam
variasi buatan sehingga kerugian dapat diminimalisir. Salah satu sampel pengusaha misalnya,
memproduksi kerupuk ikan masing-masing harinya. Jumlah buatan usaha perorangan relatif
lebih rendah dengan distrik pemasaran di dalam negeri, sementara, usaha kumpulan
mempunyai skala usaha yang lebih besar sebab merupakan campuran dari sejumlah usaha
pribadi dengan jumlah buatan lebih tidak sedikit
Dari segi pembiayaan, usaha penciptaan kerupuk ikan memerlukan ongkos yang relatif
sedikit. Untuk mengawali usaha dengan 1 (satu) unit perlengkapan teknologi menengah
dibutuhkan dana tidak cukup lebih Rp.500.000.000,-. Kebutuhan modal ini dapat dipenuhi
dengan modal sendiri ataupun beberapa dapat diisi dengan pinjaman dari bank. Kebutuhan
ongkos untuk investasi dan modal kerja usaha kerupuk ikan dapat diisi dengan pinjaman
bank. Pada lazimnya pengusaha yang menemukan kredit ialah nasabah yang sudah lama
bersangkutan dengan Bank BRI sebagai nasabah. Dari ketiga pengusaha yang menemukan
kredit dari Bank BRI, dua nasabah mendapat kredit sebesar Rp.500.000.000,- dan satu
nasabah mendapat kredit sebesar Rp.350.000.000,-. Salah satu nasabah dengan kredit
Rp.500.000.000,- sudah mendapat kreditdari Bank SRI sejumlah 2 kali dengan jumlah kredit
sebelumnya sebesar Rp.300.000.000,-. Sedangkan seorang nasabah yang lainnya baru
mendapat sekali. Nasabah dengan kredit Rp.350.000.000,- sudah mendapatkan kredit dari
Bank BRI sejumlah 3 (tiga) kali.
Pada mula pengajuan kredit, nasabah pun harus menanggung ongkos Idministrasi yang me sti
dilunasi sebelumnya. Biaya administrasi itu meliputi:
a. Biaya pengikatan garansi
b. Biaya notaris
c. Provisi
d. Biaya administrasi
e. Asuransi resiko
Kelima jenis ongkos tersebut seluruh ditanggung oleh calon debitur dan me sti dlbayar tunai
sebelum kredit yang dikemukakan ditandatangani. Persyaratan-persyaratan yang diputuskan di
atas relatif gampang dan dapat dlpenuhi oleh calon debitur. Kemudahan lainnya ialah waktu
yang dibutuhkan untuk reaHsasi kredit melulu membutuhkan masa-masa 1 (satu) bulan guna
nasabah baru, sementara untuk nasabah lama yang adalah perpanjangan kredit
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Aspek pasar mencantol hal permintaan dan penawaran kerupuk ikan sementara aspek
pemasaran mencakup masalah harga, rantai pemasaran, kesempatan pasar dan hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam pemasaran kerupuk ikan.
Permintaan
Permintaan kerupuk ikan berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Secara
kuantitatif belum terdapat data yang mencerminkan jumlah konsumsi kerupuk ikan. Meskipun
demikian dapat diduga bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, sebab makanan olahan
ini tidak sedikit digemari oleh masyarakat luas. Berdasarkan keterangan dari data dari Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), warga wilayah perkotaan (urban) lebih tidak sedikit
mengkonsumsi kerupuk dibanding warga wilayah pedesaan (rural). Dengan kata beda dapat
disebutkan bahwa pengeluaran guna konsumsi kerupuk distrik perkotaan lebih banyak
dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk warga wilayah pedesaan. berikut bisa diketahui
bahwa semakin tlnggi penghasilan yang dipunyai oleh seseorang, semakin besar jumlah
konsumsi kerupuk per bulannya. Di samping dikonsumsi masyarakat dalam negeri, kerupuk
ikan pun telah dlekspor ke luar negeri.

Penawaran
Usaha kerupuk ikan tidak sedikit diusahakan di daerah-daerah yang tidak sedikit menghasilkan
Ikan khususnya daerah-daerah pantai dan sungai-sungai besar laksana di Kalimantan.
Meskipun sejumlah daerah sudah memproduksi kerupuk Ikan, data tentang jumlah buatan
kerupuk ikan baik di tingkat nasional maupun wilayah belum dapat diperoleh.

Analisis Persaingan dan Peluang Pasar


Persaingan guna usaha ini lumayan tinggi sebab jumlah usaha penciptaan kerupuk relatif tidak
sedikit dan jenis kerupuk yang paling bervariasi. Peluang pasar guna produk kerupuk ini dapat
didapatkan dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak
dan warna ataupun format yang lebih menarik.

Harga
Harga kerupuk ikan mengekor hukum penawaran dan permintaan. Jika penawaran menurun
maka harga kerupuk ingin naik. Banyaknya jumlah usaha dengan sekian banyak jenis kerupuk
yang didapatkan menyebabkan jumlah penawaran yang lumayan besar. Dalam masalah harga,
produsen tidak biisa menilai harga laksana pada pasar kompetisi sempurna. Pihak yang dapat
memprovokasi harga ialah pedagang.

Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran mencerminkan bagaimana kerupuk ikan hingga krpada konsumen.
Pengusaha kerupuk ikan beberapa besar melulu menghasilkan produk hingga pada kerupuk
mentah siap goreng. Hasil buatan berupa kerupuk siap goreng dijual ke konsumen akhir (rumah
tangga)
Kendala dalam pemasaran kerupuk ikan ialah masalah harga: Harga kerupuk ikan per
kilogramnya relatif lebih mahal dikomparasikan jenis kerupuk beda yang tidak menggunakan
ikan sebagai campuran.
Mahalnya harga kerupuk ikan udang ini mengakibatkan pembeli guna produk ini masih
terbatas. Masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas barangkali akan melakukan
pembelian kerupuk ikan sebagai keperluan sehari-hari, namun untuk masyarakat dengan
penghasilan yang masih rendah konsumsi guna kerupuk ikan ini masih terbatas pada acara-
acara tertentu yang dirasakan istimewa dan guna konsumsi keseharian lebih memilih kerupuk
jenis lainnya yang lebih murah.
BAB IV
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai teknis penciptaan kerupuk ikan. Secara teknis penciptaan kerupuk
ikan relatif mudah dilaksanakan karena bahan-bahan yang gampang didapat dan alat-alat yang digunakan
lumayan sederhana.

Lokasi Usaha
Lokasi usaha pengolahan produk ikan usahakan dilaksanakan di daerah-daerah yang dekat dengan distrik perairan
baik distrik dekat pantai ataupun sungai-sungai besar supaya dapat mendapat bahan baku dengan harga yang lebih
murah. Untuk penciptaan kerupuk ikan tidak memerlukan tempat usaha yang spesifik. Rumah tangga pada
lazimnya dapat mengerjakan usaha ini sepanjang mempunyai tanah lapang yang lumayan untuk proses
penjemuran.

Fasilitas Produksi
a. Bangunan guna proses buatan
Bangunan dipakai untuk kegiatan proses buatan yang mencakup penyiapan bahan baku, penciptaan adonan,
pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan penjemuran dan penyimpanan. Hal ini
mempermudah untuk proses pemindahan barang dari setiap tahap. Ruangan untuk lokasi pemotongan contohnya
adalah ruangan yang langsung tembus ke lahan penjemuran untuk mempermudah proses pengangkutan kerupuk
setelah dicukur untuk selanjutnya dijemur.

b. Lahan penjemuran
Lahan penjemuran guna pengeringan kerupuk ini relatif lebih luas dikomparasikan bangunan tempat buatan yang
lain. Tanah yang dipakai untuk penjemuran disemen supaya kerupuk basah yang dijemur tidak kotor oleh tanah.

Peralatan
Kerupuk ikan bisa diproduksi dengan perangkat yang simpel atau dengan perlengkapan dengan teknologi modern.
Adapun alat-alat simpel yang dipakai untuk penciptaan kerupuk ikan yaitu:
1. Baskom
2. Dandang
3. Alat penghancur bumbu (cobek)
4. Pisau
5. Tampah (Nyiru)
6. Kompor
7. Loyang
8. Sendok

Adapun peralatan canggih yang dipakai dalam proses penciptaan kerupuk ikan antara lain:
1. Alat penghancur ikan
2. Alat pelembut bahan (mulen)
3. Bak pencampur bahan
4. Pencetak

5. Alat pengukus (dandang)


6.Mesin pemotong
7.Bahan Baku
8. Oven
9. Tenaga Kerja
10.Teknologi
BAB V
ASPEK HUKUM

Usaha kerupuk ikan merupakan industri pengolahan makanan, maka ia harus mendapat ijin
dari instansi terkait seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Departemen
Kesehatan. Perijinan tersebut diantaranya adalah tanda daftar industri, Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan dan ijin
SB/MD dari Departemen Kesehatan,dan ijin bebas gangguan lingkungan (HO). Namun
demikian dalam usaha ini kami baru beberapa yang sudah ada sedang yang lain masih dalam
proses pengadaan perijinan terhadap Departemen terkait.

BAB VI
ASPEK EKONOMI & SOSIAL SERTA AMDAL

Dalam bab ini akan dibahas aspek ekonomi & sosial dari usaha kerupuk ikan. Aspek ini
berkaitan dengan dampak usaha terhadap perekonomian baik bagi pengusaha maupun bagi
perekonomian secara umum di wilayah tempat tinggal. Aspek ekonomi sangat terkait erat
dengan aspek sosial karena dampak yang ditimbulkan bersifat social yaitu menyangkut
kebutuhan orang lain terutama di sekitar wilayah usaha.
Usaha kerupuk ikan mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha, penduduk
wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomi dari usaha ini adalah peningkatan
pendapatan.
Selain merupakan bisnis yang menguntungkan, usaha ini akan memberi dampak sosial yang
positif melalui penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada biasanya berasal dari saudara,
tetangga sekitar atau penduduk wilayah setempat. Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat
menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha ini telah membantu
mengurangi jumlah pengangguran khususnya di daerah tersebut.

Aspek dampak lingkungan berkaitan dengan dampak limbah yang dihasilkan, dapat
dikatakan bahwa usaha ini relatif tidak menghasilkan limbah yang membahayakan bagi
manusia maupun lingkungan sekitarnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor
sisa pembersihan.
Biasanya air ini dibuang melalui saluran air yang dapat langsung meresap ke tanah. Air
limbah ini tidak mengandung zat-zat kimia yang dapat mencemari tanah dan tanaman. Selain
air usaha ini juga menimbulkan bau amis dari ikan yang diolah. Akan tetapi bau ini tidak
sampai mengganggu udara secara luas. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa usaha
kerupuk ikan relatif aman bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai