Anda di halaman 1dari 14

Kp.

Sarongge Rt 001 Rw 001 Desa Mekarsari


Kecamatan Cipongkor Kab.Bandung Barat
081223008941
KELOMPOK BUDI DAYA IKAN ‘MINA RIKSA’
KP. SARONGGE DESA MEKARSARI
KECAMATAN CIPONGKOR KAB.BANDUNG BARAT

Nomor : 02/MR/XII/2022 Bandung Barat, 26 Desember 2022


Lampiran : 1 (satu ) berkas proposal.
Perihal : Permohonan Bantuan Pengadaan
Bibit Ikan Gurame

Kepada Yth,
Kementrian Kelautan Dan Perikanan
Cq. Direktorat Jendral Perikanan
Di –
Tempat

Yang Bertanda Tangan Di Bawah ini :

Nama : H. Drajatulloh
Alamat : Kp. Cinagen Rt 008 Rw 001 Desa Mekarsari Kec. Cipongkor
Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.
Jabatan : Ketua POKDAKAN ( Kelompok Budi Daya Ikan ) MINA RIKSA
Dalam hal ini bertindak atas nama seluru anggota Kelompok Budi Daya Ikan ( Pokdakan)
Mina Riksa yang beralamat di Kp. Sarongge Desa Mekarsari Kec. Cipongkor Kab.
Bandung Barat. Sebagai unit usaha Budi daya Ikan Air Tawar dengan ini mengajukan
permohonan bantuan bibit gurame untuk memenuhi kebutuhan kelompok.
Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatian Bapak kami ucapkan terima
kasih.

Mengetahui/Menyetujui : Ketua Pokdakan


Kepala Desa Mekarsari Mina Riksa

DIDI ARIES SETIADI H. Drajatulloh


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1.1.Latar Belakang

Ikan gurami (Oshpronemus gouramy, Lacepede) merupakan ikan asli Indonesia dan
berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Ikan ini merupakan salah satu komoditi perikanan
air tawar yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan
harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas,
nila, tambakan dan tawes, dan merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi.
Bagi masyarakat umum, ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya
disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Oleh sebab itu, tidak mengherankan
apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar.

Umumnya budidaya ikan gurami masih dilaksanakan oleh masyarakat dengan teknologi
semi intensif. Masa pemeliharaanya relatif lama sehingga dilakukan dalam beberapa tahap
pemeliharaan yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran, dimana
pada masing-masing tahapan menghasilkan produk yang dapat di pasarkan secara
tersendiri.

Pasar ikan gurami mengandalkan pada permintaan domestik. Namun demikian prospek
bisnisnya cukup menjanjikan mengingat permintaan dari masyarakat yang cukup besar.
Ikan gurami lebih digemari dijual dalam keadaan hidup atau segar, dan biasanya harganya
juga lebih tinggi dalam keadaan hidup. Sementara itu, belum diperoleh informasi mengenai
diversifikasi produk olahan dari ikan ini kecuali dalam bentuk fillet.

Usaha pembenihan dan pendederan ikan di Wilayah Cipongkor telah berkembang sejak
lama dan dilakukan oleh masyarakat setempat secara turun menurun sehingga umumnya
sudah menguasai keterampilan dan pengetahuan budidayanya. Alasan lain yang membuat
masyarakat setempat memelihara ikan gurami adalah karena mudah dipelihara dan
dipasarkan, harga cukup tinggi, serta penggunaan lahan untuk budidaya ikan menghasilkan
nilai ekonomi yang lebih tinggi terutama bila dibandingkan dengan menanam padi. Dari
segi kondisi lingkungan, berkembangnya usaha budidaya ikan gurami ini juga didukung
oleh tersedianya kuantitas dan kualitas air yang mencukupi dan pemenuhan aspek-aspek
teknis yang sesuai untuk pengembangan usaha pembenihan dan pendederan ikan gurame
Pembinaan terhadap pembudidaya ikan dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan
(Disnakan), dimana Disnakan mempunyai Balai Benih Ikan (BBI) sebagai unit pelaksana
teknis yang tersebar di beberapa tempat. Adapun fasilitas yang diberikan oleh Disnakan
kepada para pembudidaya ikan adalah berupa :

1. Penyuluhan mengenai teknis dan administasi usaha yang dilaksanakan pada


pertemuan rutin kelompok tani
2. Penyediaan benih unggul ikan gurami, yang disediakan oleh BBI dan petani UPR
(Unit Pembenihan Rakyat)
3. Pelatihan mengenai teknis budidaya ikan gurami.

Sebagian besar pembudidayaan ikan (80%) masih menggunakan teknologi semi intensif
dan tradisional, dan hanya sekitar 20% saja yang menggunakan teknologi intensif.
Penggunaan teknologi ini erat kaitannya dengan terbatasnya dana/modal yang dimiliki oleh
pembudidaya. Pakan ikan yang digunakan di Kota banjaradalah pakan organik berupa
daun-daunan (umumnya) menggunakan daun sente sedang untuk antibiotik digunakan
daun lembesan. Penggunaan daun-daunan sebagai makanan dan antibiotik di percayai
membuat mutu ikan produksi daerah Banjar dikenal lebih baik dibandingkan dengan
daerah produsen lainnya yang menggunakan pakan palet, hal tersebut tercermin dari rasa
daging yang lebih enak, ketahanan ikan terhadap penyakit dan tidak berbau lumpur.
Kualitas ikan ini didukung oleh kualitas air yang sesuai untuk penggunaan daun-daunan
saja untuk pakan diakui mengakibatkan pertumbuhan benih ikan sampai ukuran konsumsi
lebih lambat dibandingkan penggunaan pelet. Untuk mengatasi hal ini di beberapa petani,
telah pula menggunakan pakan kombinasi antara daun-daunan dan pelet. Penggunaan
pakan kombinasi antara pelet dan daun-daunan juga dilaksanakan dalam budidaya
pembesaran ikan gurami di Banjar.

Usaha budidaya umumnya dilaksanakan oleh pembudidaya ikan sendiri dengan


memperkerjakan beberapa tenaga harian, tergantung luas lahan budidaya. Penggunaan
tenaga tetap akan tergantung pada kondisi usaha pada saat itu. Apabila kondisi usaha
sedang baik yang dilihat dari harga ikan, maka akan menggunakan tenaga tetap sedangkan
jika kondisi usaha sedang menurun maka tenaga tetap tidak digunakan. Kualifikasi tenaga
kerja umumnya dapat terbagai atas 2 jenis yaitu tenaga kerja kasar misalnya untuk
pemeliharaan kolam, dan tenaga yang lebih terampil untuk pemeliharaan dan pemanenan
ikan.
Pemasaran dilakukan sendiri-sendiri oleh para pembudidaya dan umumnya masing-masing
telah mempunyai pelanggan. Daerah pemasaran meliputi wilayah lokal dan sekitarnya.

Profesi ganda pembudidaya sebagai pedagang ikan menurut pengalaman bank juga dapat
mempengaruhi kelancaran kredit, karena pada saat harga ikan gurami mengalami
penurunan debitur tetap dapat memperoleh penghasilan dari usaha jual beli ikan gurami
maupun campuran. Bimbingan teknis dari dinas terkait tidak dipersyaratkan oleh bank
dalam perjanjian kreditnya namun hal ini berlangsung secara informal. Apabila terdapat
masalah pada teknis budidaya, bank akan menjembatani permasalahan tersebut kepada
dinas terkait untuk penangannya. Permasalahan yang biasanya dihadapi pembudidaya
adalah penyakit pada ikan yang dapat menyebabkan tingginya kematian ikan dan
selanjutnya mengakibatkan debitur mengalami kesulitan dalam pembayaran angsuran.

Analisis kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip 5C dengan menekankan pada aspek
karakter calon debitur. Namun mengingat karakter sulit dinilai, biasanya didasarkan pada
aspek jaminan. Di samping itu prospek pemasaran dan sistem pembayaran dalam usaha
juga tetap menjadi perhatian penting karena aspek pemasaran diakui merupakan faktor
penting yang mempengaruhi kelayakan usaha tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pendederan ikan Gurame ini, antara lain :


1. Mengembagkan potensi budiddaya ikan gurame yang telah ada dari metoda
konvensional / tradisional menjadi budidaya yang intensif, sehingga dapat memenuhi
permintaan pasar baik lokal, nasional dan internasional.
2. Menjadikan Wilayah Cipongkor sebagai icon produsen ikan gurame yang tangguh
dan menjadi pusat stok ikan gurame nasional.
BAB II
KEADAAN UMUM
KELOMPOK BUDI DAYA IKAN MINA RIKSA

2.1.Organisasi Project

Nama Organisasi : Kelompok Budi Daya Ikan Mina Riksa


Bentuk Usaha ` : Budidaya Ikan Gurame
Alamat Sekretariat : Kp. Sarongge rt 001 Rw 003 Desa Mekarsari
Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat
2.2.Pelaksana Project

Ketua : H. Drajatulloh
Sekretaris : Asep Komaru Jaman
Bendahara : Arief Rahman
Anggota : Dede Rukman
Sasmita
Wiwi Nurhayati
Deni Gunara
Rahman Hakim
Hadian Suhanda
Hari Idris

2.3.Sasaran Kegiatan Pengembangan Ikan Gurame

Sasaran pendederanIkan Gurame ini adalah para petani Ikan Gurame tradisional. Dengan
program ini petani dapat meningkatkan produksinya dengan perubahan system dari
tradisional menjadi system intensif. Dengan bertambahnya produksi akan memberikan
kontribusi terhadap pasokan Ikan Gurame di pasaran.
.
2.4.Mekanisme Pelaksanaan Usaha
Pengembangan Ikan Gurame ini , jika dikelola dengan baik diprediksikan cukup
menjanjikan sebagai suatu usaha yang menguntungkan secara finansial dan memberikan
manfaat sosial ekonomi berupa perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat di
pedesaan. Sehubungan hal tersebut Kelompok Sangkuriang akan merintis usaha tersebut
dan menghimpun para petani Ikan Gurame dalam suatu kelompok dengan nama
“Kelompok Usaha Ikan Gurame”.

Kegiatan usaha dikembangkan dengan pola kerjasama antara petani sebagai plasma dan
Kelompok Sangkuriang sebagai inti. Dalam operasional inti lebih berperan dalam
memberikan bimbingan pengelolaan usaha dan pemasaran hasil produksi.

Guna pengembangan usaha, selain melaksanakan program kerjasama inti – plasma, akan
dikembangkan hubungan kerjasa dengan penyalur sarana produksi, pelaku bisnis tataniaga
Ikan Gurame dan dinas / instansi terkait.
2.5.Sistem Kerjasama
Usaha ini dilaksanakan oleh petani pembudidaya Ikan Gurame dengan mendapat bantuan
modal produksi. Modal ini diharapkan dapat bergulir kepada petani lainnya yang besarnya
sesuai dengan yang diperoleh.

Kerjasama antara inti dengan plasma pada dasarnya adalah forum kerjasama dan
pengalokasian manfaat maupun resiko. Plasma dapat memanfaatkan sumberdaya modal,
manajemen dan teknologi yang dimiliki inti, sedangkan inti dapat meningkatkan
produktivitas sumberdaya lahan dan tenaga kerja yang dimiliki plasma untuk kepentingan
dan keuntungan bersama.
BAB III
RENCANA KEGIATAN

2.1. Lokasi

Pengembangan budidaya Ikan Gurame ini akan dilaksanakan di Wilayah Cipongkor


dengan maksud lebih mengintensifkan usaha ini. Untuk memenuhi permintaan pasar yang
ada dengan ukuran ikan sesuai dengan permintaan. Lokasi pengembangan di kolam jaring
apung

Untuk memenuhi persyaratan lokasi budidaya, masih memerlukan penataan dan


pengembangan sesuai persyaratan teknis agar dapat mendukung system yang akan
diterapkan.

3.2. Rencana Pengembangan Usaha

Kegiatan Persiapan dan supervisi ini meliputi :


1. Perbaikan Kolam dan pembuatan kolam
2. Pengadaan Induk dan benih Ikan Gurame
3. pengadaan pakan
4. pengadaan alat perikanan
5. pengadaan pupuk dan obat-obatan.

Kegiatan Produksi :
Kegiatan Budidaya ikan gurame dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Usaha Pembenihan Ikan Gurame akan berlangsung selama 2 bulan ( satu siklus
produksi), diharapkan dalam waktu tersebut ikan dapat dipanen dalam ukuran benih
( 6 – 7 cm /ekor) yang siap dibesarkan di kolam pembesaran .

2. Usaha Pembesaran Ikan Gurame akan berlangsung selama 3 bulan, diharapkan


dalam waktu tersebut ikan dapat dipanen dalam ukuran konsumsi yang dibutuhkan
pasar.
3. Kegiatan Pasca Panen dan Pemasaran :

Penanganan pascapanen sangat menentukan harga pasar karena dalam penanganan ini
kondisi ikan tetap segar sampai ke konsumen. Untuk itulah penanganannya harus
dilakukan secara hati-hati sesuai dengan aturan teknis pasca panen yang standar.
Untuk saat ini pemasarannya untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan kota-kota besar.
BAB IV
ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN GURAME

4.1 Analisis Usaha Pembenihan Ikan Gurame


KOMPONEN BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERASIONAL
Biaya investasi meliputi biaya perizinan, sewa tanah, konstruksi kolam dan bangunan
(rumah jaga/gudang), peralatan perikanan dan peralatan lainnya. Jumlah seluruh biaya
investasi pada awal proyek adalah Rp. 61.500.000 Biaya konstruksi kolam meliputi
pembuatan bak kontrol dan konstruksi pendederan. Selama periode proyek ada investasi
ulang (re-investasi) untuk biaya sewa tanah, peralatan perikanan dan peralatan lainnya..

Dari tabel di atas dapat diketahui untuk kebutuhan Modal keseluruhan adalah sebesar Rp
103.100.000. yan terdiri modal investasi sebesar Rp 61.500.000 dan biaya operasional
sebesar Rp 36.600.000. dan kas minimal sebesar Rp 5.000.000.

Sumber Dana

Untuk kebutuhan dana sebesar Rp. 103.100.000 bersumber dari modal kelompok sebesar
Rp 5.000.000 yaitu berupa uang patty cash atau uang kas minimal dan bantuan pemerintah
sebesar Rp.98.100.000

PROYEKSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN


Produksi dari pola 1 adalah benih gurami dengan berat 20-25 gram, sedangkan produksi
dari pola 2 adalah gurami konsumsi dengan berat > 500 gram. Oleh karena sistem
budidaya kedua pola ini adalah monokultur maka tidak ada produk sampingan. Pendapatan
adalah produksi dikalikan dengan harga jual, dimana untuk pola 1 harga jual adalah Rp
28.000/Kg sedangkan pola pembesarab harga jual Rp 28.000 per kg. Produksi dan
pendapatan disajikan dalam tabel berikut ini.dalam perhitungan perbulan dan pendapatan
pertahun serta adanya target realiasasi pendapatan.

PROYEKSI BIAYA
Dari tabel di atas diketahui bahwa kebutuhan biaya operasional sebulan Rp 34.300.000.
PROYEKSI LABA RUGI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Tingkat EAT untuk tahun pertama sebesar Rp.
52.462.667

ANALISA INVESTASI
AVERAGE RATE OF RETURN (ARR)

Metode ini mengukur perbandingan (ratio) antara rata-rata keuntungan setelah pajak
dengan rata-rata investasi. Dengan formula

ARR= Rata-rata keuntungan bersih tahunan menurut buku


Rata-rata investasi
:Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari data akuntansi
yang tersedia. Halnya kemudian dibandingkan dengan tingkat margin tertentu, diterima
atau ditolaknya usulan investasi tersebut. Kelemahan utama dari metode ini adalah
keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, dan bukannya
mendasarkan diri atas aliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang (time value of
money),
Dari data diatas dapat diketahui bahwa dengan analisa ARR yaitu rata-rata laba
setelah pajak (EAT) sebesar Rp 90.189.00 lebih besar dari tingkat investasi sebesar Rp
51.550.000. Ini berarti menurut analisa ARR investasi budidaya ikan gurame layak
dilakukan.

ANALISA SEMUA KRITERIA

Dari lima kriteria penilaian investasi dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya ikan
gurama layak untuk di usahakan.
BAB V
ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA IKAN GURAME

5.1. Pembenihan Ikan Gurame


Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit usaha pembenihan dalam satu periode yaitu :

 Biaya investasi per unit Rp 2.000.000,00 untuk 1 unit Rp. 2.000.000,00


 Biaya Produksi per unit Rp 1.000.000,00 untuk1 unit Rp. 1000.000,00

Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi + Biaya
Produksi) :
Rp 3.000.000,00 ( tIga juta rupiah)

5.2. Pembesaran Ikan gurame


Anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit usaha pembesaran dalam satu periode yaitu :

 Biaya investasi per unit Rp 1000.000,00 untuk 1 unit Rp. 1000.000,00


 Biaya Produksi per unit Rp 1000.000,00 untuk 1 unit Rp.1000.000,00

Total anggaran yang dibutuhkan untuk 1 unit pembenihan yaitu (Biaya investasi + Biaya
Produksi) :
Rp 2.000.000 ( dua juta rupiah)

5.3. Total Anggaran untuk Pembenihan dan Pembesaran Ikan Gurame

 Usaha pembenihan Rp 3.000.000,00


 Usaha Pembesaran Rp 2.000.000,00

Jumlah Rp 5.000.000,00 ( lima juta rupiah )

RENCANA ANGGARAN BIAYA


BIBIT DAN PAKAN IKAN GURAME
No. Uraian Kolam Banyaknya Ket.
1 Bibit Ikan Gurame 4 Unit 25.000 Ekor
2 Pakan Ikan 1 Ton
BAB VI
PENUTUP

Usaha Pengembangan Ikan Gurame ini yang berorietasi kepada ekonomi kerakyatan
merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan ekonomi dan sosial di negara kita.
Melalui usaha ini diharapkan mempunyai manfaat ganda , berupa penyediaan lapangan
kerja / kesempatan berusaha di daerah pedesaan, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha baik pebenihan maupun pembesaran ikan
Gurame sangat menguntungkan. Selain itu, usaha tersebut tidak memerlukan lahan yang
luas serta kebutuhan akan air baik kualitas maupun kuantitasnya tidak sebanyak seperti
ikan jenis lainya, sehingga budidaya ini dapat memanfaatkan lahan pekarangan baik di
pedesaan maupun perkotaan.

Demikian rencana pengembangan Ikan Gurame wilayah cipongkor, semoga proposal dapat
menjadi pertimbangan dan pada akhirnya terealisasi. Semoga Allah SWT meridhoi kita
semua.

Bandung Barat,26 Desember 2022


Kelompok Budi Daya Ikan (POKDAKAN) Mina Riksa
Kp. Sarongge Rt 001 Rw 003 Desa Mekarsari Kec. Cipongkor Bandung Barat

Ketua Sekretaris

H. Drajatulloh Asep Komaru Jaman

Mengetahui,
Kepala Desa Mekarsari

DIDI ARIES SETIADI


Poto Lokasi

Anda mungkin juga menyukai