Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL RENCANA

KEGIATAN

“PABRIK KERUPUK”

P.K. CAHAYA OBOR PERKASA


Jl. Raya Gadobangkong No. 80-82 Desa Gadobangkong Kecamatan Ngamprah
Kabupaten Bandung Barat 40552
2017
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga tersusunnya Proposal rencana
tanpa ada halangan yang berarti.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan proposal ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan internet di desa-desa.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga proposal ini dapat dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk di berikannya/ diterbitkannya izin-izin yang diperlukan.

Malang, 10 Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sebagian besar luas


wilayahnya merupakan perairan. Ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang
banyak dihasilkan di Indonesia dan merupakan sumber protein hewani yang
banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan mudah didapat dengan harga yang relatif
murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kandungan
protein yang tinggi pada ikan dan kadar lemak yang rendah sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh manusia.
Karena manfaat yang tinggi tersebut banyak orang mengkonsumsi ikan baik
berupa daging ikan segar maupun makanan-makanan yang merupakan hasil
olahan dari ikan. Bahkan di Jepang dan Taiwan ikan merupakan makanan utama
dalam lauk sehari-hari, salah satu makanan hasil olahan dari ikan adalah
kerupuk, produk makanan kering dengan bahan 'baku ikan dicampur dengan
tepung tapioka ini" sangat digemari masyarakat. Makanan ini sering digunakan
sebagai pelengkap ketika bersantap ataupun sebagai makanan ringan. Bahkan
untuk jenis makanan khas tertentu selalu dilengkapi dengan kerupuk, makanan ini
menjadi kegemaran masyarakat dikarenakan rasanya yang enak, gurih dan ringan,
selain rasa yang enak tersebut, kerupuk juga memiliki kandungan zat-zat kimia
yang diperlukan oleh tubuh manusia, hal ini menunjukkan bahwa kandungan
protein pada ikan tidak banyak yang hilang setelah mengalami pengolahan, jika
dibandingkan dengan kerupuk udang, kandungan vitamin dan mineral pada
kerupuk lebih rendah.
Proses pembuatan kerupuk sangatlah sederhana dan mudah diusahakan.
Industri ini banyak berkembang di wilayah-wilayah perairan dengan produksi
ikan tinggi, di samping dapat diusahakan dengan peralatan modern, usaha ini juga
dapat dijalankan dengan peralatan tradisional, oleh sebab Itulah usaha kerupuk
banyak dilakukan oleh rumah tangga yang merupakan industri mikro.
Dilihat dari aspek ekonomis, usaha kerupuk merupakan bisnis yang
sangat menguntungkan. Peluang pasar dalam negeri maupun ekspor untuk
komoditi ini masih sangat terbuka. Hal ini dikarenakan kerupuk merupakan
konsuumsi sehari-hari masyarakat sehingga permintaan untuk kerupuk relatif
stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan. Selain mampu meningkatkan
pendapatan bagi pengusaha, usaha ini juga mampu membantu meningkatkan
pendapatan penduduk sekitar yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian
daerah.
Dilihat dari aspek sosial, usaha kerupuk mempunyai dampak sosial
yang positif. Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja dari
lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan
lingkungan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran di suatu wilayah. Dilihat
dari sisi dampak lingkungan, usaha kerupuk tidak menimbulkan pencemaran
Iingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah air sisa pembersihan
yang tidak mengandung zat-zat kimia dan langsung meresap ke dalam tanah.

1.2. Lokasi Pabrik Kerupuk

Lokasi pabrik berada di Jl. Raya Gadobangkong Desa Gadobangkong


Kecamatanm Ngamprah Kabupaten Bandung barat, adapun batas-batas lokasi
kegiatan dapat kami sampaikan sebagai berikut :
Utara : Permukiman
Selatan : Jalan Raya Gadobangkong
Timur : Pertokoan
Barat : Pertokoan
BAB II
STRATEGI PEMASARAN

Aspek pasar disini menyangkut hal permintaan dan penawaran kerupuk


sedangkan aspek pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang
pasar dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemasaran kerupuk.
2.1. Aspek Pasar
a) Permintaan
Permintaan kerupuk berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan
pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah
konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah
konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak
digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak
mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural).
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi
kerupuk wilayah perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi
kerupuk penduduk wilayah pedesaan.
Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi
dibanding pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas
penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha
penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini
sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan
kebutuhan yang lebih pokok.
b) Penawaran
Usaha kerupuk banyak diusahakan di daerah-daerah yang banyak
menghasilkan Ikan terutama daerah-daerah pantai dan sungai-sungai besar
seperti di Kalimantan. Meskipun beberapa daerah telah memproduksi
kerupuk, data mengenai jumlah produksi kerupuk baik di tingkat nasional
maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum ada survey
yang mengidentifikasi jumlah usaha kerupuk baik di tingkat lokal maupun
nasional.
Kerupuk dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada
musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada
musim hujan karena produksinya menurun. Tetapi dengan berkembangnya
teknologi, hambatan proses pengeringan pada musim hujan dapat teratasi
sehingga pada musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan meskipun
tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan ikan yang bisa
diperoleh tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus
pasokan kerupuk.
c) Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha
pembuatan kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi.
Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan
menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan
warna ataupun bentuk yang lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada
di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan.
Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk adalah
segmen pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari
masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat penghasilan tinggi.
Kerupuk harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk akan meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup
masyarakat yang menjadikan kerupuk sebagai makanan pelengkap sehari-
hari.

2.2. Aspek Pemasaran


a) Harga
Harga kerupuk mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Jika
penawaran menurun maka harga kerupuk cenderung naik. Banyaknya
jumlah usaha dengan berbagai jenis kerupuk yang dihasilkan menyebabkan
jumlah penawaran yang cukup besar. Dalam masalah harga, produsen tidak
biisa menentukan harga seperti pada pasar persaingan sempurna. Pihak yang
dapat mempengaruhi harga adalah pedagang. Banyaknya jenis kerupuk di
pasar membuat konsumen bebas memilih produk sesuai selera.
Harga rata-rata kerupuk kualitas medium di tingkat produsen cukup
fluktuatif. Perubahan harga tersebut bervariasi tetapi biasanya masih berada
pada kisaran 10%. Kenaikan harga terjadi pada saat inilah produksi
menurun yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dan penurunan
produksi terutama pada musim penghujan.

b) Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk sampai
kepada konsumen. Pengusaha kerupuk sebagian besar hanya menghasilkan
produk sampai pada kerupuk mentah siap goreng. Hasil produksi berupa
kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir (rumah tangga) melalui
3 cara yaitu:
 Usaha penggorengan
Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha
pengolahan lanjutan dari kerupuk. Produk dari usaha ini berupa kerupuk
goreng siap konsumsi yang dikemas kemudian dijual ke konsumen
melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen akhir.
 Agen/toko
Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk
kerupuk siap goreng pada penjual eceran atau langsung kepada
konsumen akhir.
 Pengecer
Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen

Dari pola pemasaran produk di atas, dapat diketahui bahwa produk


akan sampai pada konsumen akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah
siap goreng dan kerupuk goreng siap konsumsi.
c) Kendala Pemasaran
Kendala dalam pemasaran kerupuk adalah masalah harga: Harga
kerupuk per kilogramnya relatif lebih mahal dibandingkan jenis kerupuk
lain yang tidak memakai ikan sebagai campuran.
Mahalnya harga kerupuk udang ini menyebabkan pembeli untuk
produk ini masih terbatas. Masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas
mungkin akan membeli kerupuk sebagai kebutuhan sehari-hari, tetapi untuk
masyarakat dengan pendapatan yang masih rendah konsumsi untuk kerupuk
ini masih terbatas pada acara-acara tertentu yang dianggap istimewa dan
untuk konsumsi sehari-hari lebih memilih kerupuk jenis lainnya yang lebih
murah.

2.3. Aspek Teknis & Produksi


Dalam hal ini akan dibahas mengenai teknis pembuatan
kerupuk. Secara teknis pembuatan kerupuk relatif mudah dilakukan karena
bahan-bahan yang mudah didapat dan alat-alat yang digunakan cukup
sederhana
a) Lokasi Usaha
Lokasi usaha pengolahan produk ikan sebaiknya dilakukan di
daerah-daerah yang dekat dengan wilayah perairan baik wilayah dekat
pantai ataupun sungai-sungai besar agar dapat memperoleh bahan baku
dengan harga yang lebih murah. Untuk pembuatan kerupuk tidak
memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya
dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah lapang yang cukup
untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha yang hanya memiliki tanah
sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat penjemuran
pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat.
b) Fasilitas Produksi dan Peralatan
1) Fasilitas Produksi
 Bangunan untuk proses produksi
Bangunan digunakan untuk aktivitas proses produksi yang meliputi
penyiapan bahan baku, pembuatan adonan, pencetakan,
pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan penjemuran
dan penyimpanan. Luas lahan yang digunakan tergantung pada
jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain
skala usaha yang dimiliki. Layout pabrik diatur sesuai dengan
urutan tahap-tahap produksi. Hal ini memudahkan untuk proses
pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk
tempat pemotongan misalnya merupakan ruangan yang langsung
tembus ke lahan penjemuran untuk memudahkan proses
pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk selanjutnya dijemur.
Gudang penyimpanan output disesuaikan dengan jumlah produksi.
 Lahan penjemuran
Lahan penjemuran untuk pengeringan kerupuk ini relatif lebih luas
dibandingkan bangunan tempat produksi yang lain. Tanah yang
digunakan untuk penjemuran disemen agar kerupuk basah yang
dijemur tidak kotor oleh tanah. Di pinggir-pinggir lahan
penjemuran diberi atap untuk penyimpanan sementara kerupuk
yang belum kering pada waktu malam hari atau saat hujan.
2) Peralatan
Kerupuk dapat diproduksi dengan alat yang sederhana atau dengan
peralatan dengan teknologi modern. Untuk industri rumah tangga
yang memproduksi kerupuk baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun
dijual dengan likala yang masih kecil dapat menggunakan alat-alat
yang sederhana. Adapun alat-alat sederhana yang digunakan untuk
pembuatan kerupuk yaitu:
 Baskom
 Dandang
 Alat penghancur bumbu (cobek)
 Pisau
 Tampah (Nyiru)
 Kompor
 Loyang
 Sendok
Usaha pembuatan kerupuk dengan skala yang besar menggunakan
alat-alat dengan teknologi yang lebih modern. Penggunaan teknologi
modern ini dapat mengurangi jumlah pekerja sekaligus menghasilkan
produk dengan jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang singkat.
Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan
kerupuk antara lain:
 Alat penghancur ikan
Digunakan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala
dan sisiknya sehingga diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk
halus dan siap dicampur dengan bahan lain.
 Alat pelembut bahan (mulen)
Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah
dihaluskan dan adonan tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas
hingga 10 kg dan dapat dijalankan oleh 1 (satu) orang tenaga kerja.
 Bak pencampur bahan
Bak ini berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang rata-rata 2
meter dan lebar 1 meter yang terbuat dari kayu. Ukuran bak ini bisa
disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas muatan yang diinginkan.
 Pencetak
Mesin pencetak ini digunakan untuk mencetak adonan, berbentuk
silinder sebelum dimasukkan ke cetakan sesuai ukuran yang
diinginkan. Terdapat juga meja press agar adonan yang tercetak
menjadi lebih padat dan kenyal. Mesin cetak ini membutuhkan 1
orang tenaga kerja untuk menjalankannya.
 Alat pengukus (dandang)
Alat pengukus (dandang) berbentuk tabung panjang yang terbuat
dari aluminium.
 Mesin pemotong
Mesin pemotong ini digunakan untuk memotong kerupuk yang
telah didinginkan selama 1 hari (24 jam). Mesin ini dijalankan oleh
2 (dua) orang tenaga kerja.
 Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan kerupuk terutama pada saat
sinar matahari kurang atau pada saat musim hujan. Oven berbentuk
persegi panjang yang terbuat dari eor-coran semen dan pasir yang
terbagi dalam dua bagian. Bagian atas merupakan tempat kerupuk
yang akan dikeringkan sedangkan bagian bawah berupa kolong
untuk mengalirkan panas. Oven terdiri dari dryer dan mesin diesel.
3) Bahan Baku
Terdapat bermacam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya
menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Seperti namanya,
kerupuk merupakan kerupuk yang berbahan baku ikan. Berbagai jenis
ikan dapat dlgunakan untuk pembuatan kerupuk, namun tidak semua
jenis ikan dapat dibuat kerupuk. Adapun jenis ikan yang sering dibuat
kerupuk antara lain Ikan tenggiri dan ikan pipih, serta ikan-ikan
lainnya. Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan baku lain yaitu
tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu dan telur.
Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk untuk mennmbal1
rasa lezat dan gurih. Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah
garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna sering digunakan sebagai
bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik.

2.4. Teknologi
Dalam usaha pembuatan kerupuk dapat menggunakan teknologi
tradisional ataupun teknologi modern. Perbedaan teknologi ini berkaitan
dengan jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi.
1) Teknologi tradisional
Peralatan yang digunakan pada teknologi ini mudah diperoleh sebab
merupakan peralatan yang sering dipakai dalam rumah tangga pada
umumnya. Selain alat, tenaga kerja merupakan faktor utama dalam hasil
produksi kerupuk, sebab beberapa proses produksi mengandalkan tenaga
manusia. Penggunaan peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah
produksi yang dihasilkan dan mutu. Dengan hanya menggunakan teknologi
tradisional ini terkadang hanya dapat menghasilkan 1 (satu) kali adonan.
Kapasitas produksi dengan alat sederhana ini sangat keeil dengan mutu yang
kurang baik.
2) Teknologi modern
Pembuatan kerupuk dengan teknologi modern menggunakan
peralatan seperti mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih
variatif, mesin pemotong yang lebih eepat dan penggunaan oven,
Penggunaan teknologi ini dapat menghasilkan jumlah produksi yang
berlipat-lipat jika dibandingkan dengan teknologi sederhana. Dalam satu
hari dapat dilakukan 3-4 kali adonan kerupuk. Selain itu dengan teknologi
ini akan menghemat jumlah tenaga kerja yang digunakan yang akan
menurunkan biaya operasional.
3) Teknologi menengah
Pada pembuatan kerupuk dengan teknologi menengah menggunakan
peralatan yang terdiri dari mesin-mesin dengan kapasitas yang relatif masih
rendah.

2.5. ASPEK MANAJEMEN


Aspek manajemen ini sangat diperlukan dalam suatu proyek bisnis
untuk pengelolaan dan pengendaliannya sehingga mencapai apa yang
menjadi tujuan suatu proyek tersebut namun dalam bisnis krupuk ikan ini
kurang memperhatikan dari aspek manajemen karena usaha ini terlalu
simple untuk menerapkan sistem manajemen ini dan berfokus pada rasa dan
keanekaragaman dari produk itu sendiri dan bagaimana manajemen
pemasarannya dalam memperkenalkan pada konsumen.

2.6. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA


Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak
memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita
dapat dipekerjakan pada semua tahap pembuatan. Akan tetapi tenaga kerja
laki-laki sebagian besar ditempatkan pada proses penyiapan bahan,
pencetakan, pengukusan, dan pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita
banyak digunakan pada tahap pemotongan, penjemuran dan pengepakan.
Selain tenaga kerja tetap, terkadang diperlukan tenaga kerja borongan jika
sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau pada musim kemarau dimana
proses produksi meningkat.
Pembentukan struktur organisasi dalam usaha krupuk ini disesuaikan
dengan kemampuan individu yang mana dalam usaha pembuatan krupuk
ikan ini memiliki tenaga kerja sebannyak 20 orang. Berikut adalah bentuk
strutur organisasi.

2.7. ASPEK KEUANGAN/FINANSIAL


a) Asumsi dan Parameter Untuk Analisis Keuangan
Analisis keuangan, proyeksi penerimaan dan biaya didasarkan pada
asumsi yang terangkum dalam Tabel Asumsi dibawah ini. Periode
proyek adalah 5 tahun. Tahun ke nol sebagai dasar perhitungan nilai
sekarang(present value) adalah tahun ketika biaya investasi awal
dikeluarkan. Dengan menggunakan mesin peralatan dan jumlah tenaga
kerja seperti yang tercantum dalam tabel asumsi dibawah ini, seorang
pengusaha mampu memproduksi 310 kg kerupuk.

2.8. Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional


a) Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi
oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya investasi untuk usaha
kerupuk terdiri dari beberapa komponen diantaranya biaya perijinan,
sewa tanah, pembelian mesin atau peralatan produksi, peralatan
pendukung dan sarana transportasi.
Biaya perijinan meliputi ijin usaha dari Departemen Perindustrian dan
Perdagangan dan Departemen Kesehatan dan masa berlaku selama 3
tahun. Sewa tanah dibayarkan tiap tahun, sehingga setiap tahun harus
dikeluarkan biaya untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun
tertentu dilakukan reinvestasi untuk pembelian mesin atau peralatan
produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun.
Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah sewa tanah yang
mencapai 50,11% dari total biaya investasi pada awal usaha. Komponen
terbesar kedua adalah biaya pembelian mesin/peralatan produksi yaitu
sebesar 35,74% dari total biaya investasi. Sedangkan 14,15% sisa biaya
untuk investasi merupakan biaya investasi untuk pembelian peralatan
lainnya, mobil angkutan dan perijinan.
b) Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya variabel yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh jumlah produksi. Komponen dari biaya operasional
adalah pengadaan bahan baku dan pembantu, peralatan operasional,
biaya transportasi, listrik dan telepon, serta upah tenaga kerja. Biaya
operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari produksi
. Jumlah hari produksi dalam setahun 285 hari (asumsi yang digunakan
adalah 1 tahun, t=365 hari, dikurangi hari Iibur minggu dan Iibur
nasional 64 hari dan jumlah hari tidak berproduksi selama 16 hari).
Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai Biaya
sebesar 73,12% dari total biaya operasional per tahun. Komponen biaya
terbesar kedua adalah biaya penggunaan tenaga kerja yang mencapai
15,45% dari total biaya operasional tiap tahunnya.
Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja tetap dan borongan
ditambah 2 orang tenaga kerja manajerial yang berasaldari anggota
keluarga dengan upah/gaji tenaga manajerial diasumsikan dua kali Iipat
upah tenaga kerja tetap. Tenaga kerja borongan hanya digunakan dengan
jumlah hari kerja yang lebih sedikit, karena hanya dibutuhkan pada saat
terjadi kenaikan permintaan.
c) Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Kebutuhan investasi maupun modal kerja tidak harus dipenuhi
sendiri. Jumlah modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha kerupuk
Jumlah kredit investasi yang dibiayai oleh bank sebesar 70% dari total
kebutuhan investasi. Dengan kata lain pengusaha harus
menyediakan dana sendiri sebesar 30% dari total dana investasi.
Besarnya kredit modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana
awal untuk satu kali siklus produksi. Usaha pembuatan kerupuk
mempunyai slklus Produksi (dan pembuatan sampai memperoleh
penerimaan dari penjualan) kurang leblh selama 30 hari atau 1 bulan.
d) Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor
Jumlah produksi selama satu tahun diperoleh dari jumlah adonan per
tahun dikalikan dengan jumlah produksi per adonan, sehingga
pendapatan produksi kerupuk per tahun, Pendapatan sampingan
diperoleh dari penjualan kantong bekas tepung tapioka (sak) per tahun.
e) Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point
Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan,
merupakan bagian penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan
investasi. Keuntungan dihitung dan selisih antara penerimaan dan
pengeluaran tiap tahunnya, dengan Profit margin rata-rata per tahun
sebesar 18,46%.

2.9. ASPEK HUKUM


Usaha kerupuk merupakan industri pengolahan makanan, maka ia harus
mendapat ijin dari instansi terkait seperti Departemen Perindustrian dan
Perdagangan serta Departemen Kesehatan. Perijinan tersebut diantaranya
adalah tanda daftar industri, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan dan ijin SB/MD
dari Departemen Kesehatan,dan ijin bebas gangguan lingkungan (HO).
Namun demikian dalam usaha ini kami baru beberapa yang sudah ada
sedang yang lain masih dalam proses pengadaan perijinan terhadap
Instansi terkait.

2.10. Aspek Ekonomi & Sosial Serta Amdal


a) Aspek Ekonomi & Sosial
Dalam bab ini akan dibahas aspek ekonomi & sosial dari usaha kerupuk.
Aspek ini berkaitan dengan dampak usaha terhadap perekonomian baik
bagi pengusaha maupun bagi perekonomian secara umum di wilayah
tempat tinggal. Aspek ekonomi sangat terkait erat dengan aspek sosial
karena dampak yang ditimbulkan bersifat social yaitu menyangkut
kebutuhan orang lain terutama di sekitar wilayah usaha.
Usaha kerupuk mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha,
penduduk wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomi dari usaha
ini adalah peningkatan
pendapatan. Usaha kerupuk merupakan bisnis yang sangat
menguntungkan karena mempunyai peluang pasar yang sangat luas.
Banyaknya industri rumah tangga untuk usaha ini dapat memacu
kenaikan pendapatan rumah tangga sehingga kesejahteraan rumah tangga
meningkat. Secara makro produksi kerupuk yang tinggi dapat
memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setempat. Meskipun
bisa dikatakan harga per unit kerupuk relatif murah, tetapi perlu diingat
bahwa komoditi ini dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu
yang singkat. Kesempatan untuk ekspor ke luar negeri masih terbuka
lebar sehingga dapat menjadi peluang untuk menambah devisa.
Selain merupakan bisnis yang menguntungkan, usaha ini akan memberi
dampak sosial yang positif melalui penyerapan tenaga kerja. Tenaga
kerja yang ada biasanya berasal dari saudara, tetangga sekitar atau
penduduk wilayah setempat. Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat
menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha
ini telah membantu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di
daerah tersebut.
b) Aspek Dampak Lingkungan
Aspek dampak lingkungan berkaitan dengan dampak limbah yang
dihasilkan, dapat dikatakan bahwa usaha ini relatif tidak menghasilkan
limbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan
sekitarnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor sisa
pembersihan.
Biasanya air ini dibuang melalui saluran air yang dapat langsung meresap
ke tanah. Air limbah ini tidak mengandung zat-zat kimia yang dapat
mencemari tanah dan tanaman. Selain air usaha ini juga menimbulkan
bau amis dari ikan yang diolah. Akan tetapi bau ini tidak sampai
mengganggu udara secara luas. Dengan demikian dapat disampaikan
bahwa usaha kerupuk relatif aman bagi lingkungan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Bersama keberadaan proposal ini kami bermaksud mengajukan izin


Pembangunan Pabrik Kerupuk kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Adapun tujuannya adalah untuk mengajukan penerbitan perijinan usaha kegiatan
sesuai peraturan dan perUndang-undangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

Pabrik kerupuk yang saya dirikan, dalam usaha ini saya menciptakan produk atas
survey yang saya lakukan unuk mencari peluang bisnis yang baik dan bermanfaat.
Saya sangat mengharapkan produk yang saya jual dapat diterima dan dapat
disenangi oleh para konsumen dan tertanam dibenak masyarakat luas.
Melihat prospek ke depan ini akan bisa terus berkembang mengingat banyak
sekali konsumen di sekitar tempat usaha di samping harga bersaing dan rasanya.
Demikian permohonan yang kami ajukan, kiranya dapat berkenan dan
dikabulkanya oleh Pemerintah daerah Kabupaten Bandung barat. Dan dalam hal
ini untuk selanjutnya, kami siap senantiasa mendapat bimbingan dan pengawasan
dalam setiap pengembangan usaha kami.
Selebihnya tidak ada kata – kata yang pantas kami ucapkan atas dikabulkannya
permohonan kami kecuali semoga kebijakan Pemerintah daerah Kabupaten
Bandung Barat menjadi kebijakan yang bijaksana yang di berkati oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Terima kasih

Bandung Barat, Desember 2017


Pemilik Usaha

M. HENDRA TOMAS
Bandung Barat, 10 Desember 2017

Nomor : Kepada
Perihal : Permohonan Rencana Yth. Kepala BAPELITBANGDA
Keterangan Ruang (KRR) Kabupaten Bandung Barat
di-
tempat

Sehubungan dengan Rencana Kami untuk membangun Pabrik Kerupuk yang


berlokasi di Desa Gadobangkong Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung
Barat dengan tanah seluas 1.655 m2, bersama ini kami mohon Keterangan
Rencana Ruang di lokasi tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan bersama kami sampaikan salinan KTP, salinan Akte
Perusahaan an. PK. CAHAYA OBOR PERKASA, Proposal Rencana Kegiatan,
Gambar bentuk tanah, salinan tanda bukti kepemilikan Tanah, surat keterangan
tentang lahan dimohon, peta lokasi/poto udara (Google Map) dan poto lokasi
tanah dimaksud.

Demikian permohonan yang kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya


kami haturkan terima kasih.

Hormat Kami,
P.K. CAHAYA OBOR PERKASA

SUWITO TOMAS, Ir
direktur
Nomor HP. ................................

Anda mungkin juga menyukai