Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL USAHA KERUPUK IKAN

Di Susun Oleh :

Kelompok 3

1. Lisda Orvala Linnisa ( 58226114764 )


2. Nasri Iin Indra Jaya ( 58226214771 )
3. Nava Bhakti Wulandari ( 58226214780 )
4. Rafa Ramaniya Belva ( 58226114792 )

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN KAMPUS BOGOR

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sebagian besar luas wilayahnya


merupakan perairan. Ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak dihasilkan di
Indonesia dan merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan
mudah didapat dengan harga yang relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Kandungan protein yang tinggi pada ikan dan kadar lemak yang rendah sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

Karena manfaat yang tinggi tersebut banyak orang mengkonsumsi ikan baik berupa
daging ikan segar maupun makanan-makanan yang merupakan hasil olahan dari ikan. Bahkan
di Jepang dan Taiwan ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari.

Salah satu makanan hasil olahan dari ikan adalah kerupuk ikan. Produk makanan
kering dengan bahan 'baku ikan dicampur dengan tepung tapioka ini" sangat digemari
masyarakat. Makanan ini sering digunakan sebagai pelengkap ketika bersantap ataupun
sebagai makanan ringan. Bahkan untuk jenis makanan khas tertentu selalu dilengkapi dengan
kerupuk. Makanan ini menjadi kegemaran masyarakat dikarenakan rasanya yang enak, gurih
dan ringan. Selain rasa yang enak tersebut, kerupuk ikan juga memiliki kandungan zat-zat
kimia yang dtperlukan oleh tubuh manusia.. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan protein
pada ikan tidak banyak yang hilang setelah mengalami pengolahan. Jika dibandingkan dengan
kerupuk udang, kandungan vitamin dan mineral pada kerupuk ikan lebih rendah.

Proses pembuatan kerupuk ikan sangatlah sederhana dan mudah diusahakan. Industri
ini banyak berkembang di wilayah-wilayah perairan dengan produksi ikan tinggi. Di samping
dapat diusahakan dengan peralatan modern, usaha ini juga dapat dijalankan dengan peralatan
tradisional. Oleh sebab Itulah usaha kerupuk ikan banyak dilakukan oleh rumah tangga yang
merupakan industri mikro.

Dilihat dari aspek ekonomis, usaha kerupuk ikan merupakan bisnis yang sangat
menguntungkan. Peluang pasar dalam negeri maupun ekspor untuk komoditi ini masih sangat
terbuka. Hal ini dikarenakan kerupuk ikan merupakan konsuumsi sehari-hari masyarakat
sehingga permintaan untuk kerupuk ikan relatif stabil bahkan cenderung mengalami kenaikan.
Selain mampu meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, usaha ini juga mampu membantu
meningkatkan pendapatan penduduk sekitar yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian
daerah.

Dilihat dari aspek sosial, usaha kerupuk ikan mempunyai dampak sosial yang positif.
Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Secara
tidak langsung ini merupakan upaya penciptaan lingkungan kerja yang mengurangi jumlah
pengangguran di suatu wilayah. Dilihat dari sisi dampak lingkungan, usaha kerupuk ikan tidak
menimbulkan pencemaran Iingkungan. Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah air
sisa pembersihan yang tidak mengandung zat-zat kimia dan langsung meresap ke dalam tanah.
BAB II
STRATEGI PEMASARAN

A. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar disini menyangkut hal permintaan dan penawaran kerupuk ikan sedangkan aspek
pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam pemasaran kerupuk ikan.

Aspek Pasar

1. Permintaan

Permintaan kerupuk ikan berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Secara
kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi kerupuk ikan. Meskipun
demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan
olahan ini banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi kerupuk
dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran
konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan.

Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding pedesaan
dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah
menumbuhkan usaha penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap
ini sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan yang
lebih pokok.

2. Penawaran

Usaha kerupuk ikan banyak diusahakan di daerah-daerah yang banyak menghasilkan


Ikan terutama daerah-daerah pantai dan sungai-sungai besar seperti di Kalimantan. Meskipun
beberapa daerah telah memproduksi kerupuk Ikan, data mengenai jumlah produksi kerupuk
ikan baik di tingkat nasional maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum ada
survey yang mengidentifikasi jumlah usaha kerupuk ikan baik di tingkat lokal maupun
nasional.
Kerupuk ikan dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada musim. Hanya
saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada musim hujan karena produksinya
menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, hambatan proses pengeringan pada musim
hujan dapat teratasi sehingga pada musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan
meskipun tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan ikan yang bisa diperoleh
tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus pasokan kerupuk.

3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan kerupuk relatif
banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat
diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan
warna ataupun bentuk yang lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran
membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan.

Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk ikan adalah segmen pasar yang
sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai
masyarakat penghasilan tinggi. Kerupuk ikan harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk ikan akan meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang
menjadikan kerupuk ikan sebagai makanan pelengkap sehari-hari

Aspek Pemasaran

1. Harga

Harga kerupuk ikan mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Jika penawaran menurun
maka harga kerupuk cenderung naik. Banyaknya jumlah usaha dengan berbagai jenis kerupuk
yang dihasilkan menyebabkan jumlah penawaran yang cukup besar. Dalam masalah harga,
produsen tidak biisa menentukan harga seperti pada pasar persaingan sempurna. Pihak yang
dapat mempengaruhi harga adalah pedagang. Banyaknya jenis kerupuk di pasar m.mbuat
konsumen bebas memilih produk sesuai selera, sehingga produk van; laku tersebut akan naik
harganya dan dapat menurunkan harga kerupuk jenis lain.

Harga rata-rata kerupuk ikan kualitas medium di tingkat produsen pada tahun 2004 di
5idoarjo mencapai Rp.30.000,- sampai Rp.32.500,- per bal isi I kg kerupuk siap goreng atau
Rp.6.000,- sampai Rp.6.500,- tiap kg. Harga kerupuk ikan ini cukup fluktuatif. Perubahan
harga tersebut bervariasi tetapi biasanya masih berada pada kisaran 10%. Kenaikan harga
terjadi pada saat inilah produksi menurun yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku
dan penurunan produksi terutama pada musim penghujan.

2. Rantai Pemasaran

Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk ikan sampai krpada konsumen.


Pengusaha kerupuk ikan sebagian besar hanya menghasilkan produk sampai pada kerupuk
mentah siap goreng. Hasil produksi berupa kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir
(rumah tangga) melalui 3 cara yaitu:

Ø Usaha penggorengan

Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha pengolahan lanjutan dari
kerupuk ikan. Produk dari usaha ini berupa kerupuk goreng siap konsumsi yang dikemas
kemudian dijual ke konsumen melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen
akhir.

Ø Agen/toko

Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk kerupuk siap goreng pada
penjual eceran atau langsung kepada konsumen akhir.

Ø Pengecer

Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen

Dari pola pemasaran produk di atas, dapat diketahui bahwa produk akan sampai pada
konsumen akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah siap goreng dan kerupuk goreng siap
konsumsi.

3. Kendala Pemasaran

Kendala dalam pemasaran kerupuk ikan adalah masalah harga: Harga kerupuk ikan per
kilogramnya relatif lebih mahal dibandingkan jenis kerupuk lain yang tidak memakai ikan
sebagai campuran. Mahalnya harga kerupuk ikan udang ini menyebabkan pembeli untuk
produk ini masih terbatas. Masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas mungkin akan
membeli kerupuk ikan sebagai kebutuhan sehari-hari, tetapi untuk masyarakat dengan
pendapatan yang masih rendah konsumsi untuk kerupuk ikan ini masih terbatas pada acara-
acara tertentu yang dianggap istimewa dan untuk konsumsi sehari-hari lebih memilih kerupuk
jenis lainnya yang lebih murah.
BAB III
ASPEK TEKNIS & PRODUKSI

Dalam hal ini akan dibahas mengenai teknis pembuatan kerupuk ikan. Secara teknis
pembuatan kerupuk ikan relatif mudah dilakukan karena bahan-bahan yang mudah didapat dan
alat-alat yang digunakan cukup sederhana

Lokasi Usaha

Lokasi usaha pengolahan produk ikan sebaiknya dilakukan di daerah-daerah yang dekat dengan
wilayah perairan baik wilayah dekat pantai ataupun sungai-sungai besar agar dapat
memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah. Untuk pembuatan kerupuk ikan tidak
memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya dapat melakukan usaha
ini sepanjang memiliki tanah lapang yang cukup untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha
yang hanya memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat
penjemuran pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat.

Fasilitas Produksi dan Peralatan

a. Fasilitas Produksi

Ø Bangunan untuk proses produksi

Bangunan digunakan untuk aktivitas proses produksi yang meliputi penyiapan bahan baku,
pembuatan adonan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan
penjemuran dan penyimpanan. Luas lahan yang digunakan tergantung pada jenis dan
banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala usaha yang dimiliki. Layout
pabrik diatur sesuai dengan urutan tahap-tahap produksi. Hal ini memudahkan untuk proses
pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk tempat pemotongan misalnya
merupakan ruangan yang langsung tembus ke lahan penjemuran untuk memudahkan proses
pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk selanjutnya dijemur. Gudang penyimpanan
output disesuaikan dengan jumlah produksi.

Ø Lahan penjemuran

Lahan penjemuran untuk pengeringan kerupuk ini relatif lebih luas dibandingkan bangunan
tempat produksi yang lain. Tanah yang digunakan untuk penjemuran disemen agar kerupuk
basah yang dijemur tidak kotor oleh tanah. Di pinggir-pinggir lahan penjemuran diberi atap
untuk penyimpanan sementara kerupuk yang belum kering pada waktu malam hari atau saat
hujan.

b. Peralatan

Kerupuk ikan dapat diproduksi dengan alat yang sederhana atau dengan peralatan dengan
teknologi modern. Untuk industri rumah tangga yang memproduksi kerupuk ikan baik untuk
dikonsumsi sendiri ataupun dijual dengan likala yang masih kecil dapat menggunakan alat-alat
yang sederhana. Adapun alat-alat sederhana yang digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan
yaitu:

1. Baskom
2. Dandang
3. Alat penghancur bumbu (cobek)
4. Pisau
5. Tampah (Nyiru)
6. Kompor
7. Loyang
8. Sendok

Usaha pembuatan kerupuk ikan dengan skala yang besar menggunakan alat-alat dengan
teknologi yang lebih modern. Penggunaan teknologi modern ini dapat mengurangi jumlah
pekerja sekaligus menghasilkan produk dengan jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang
singkat. Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk ikan
antara lain:

Ø Alat penghancur ikan

Digunakan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala dan sisiknya sehingga
diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain.

Ø Alat pelembut bahan (mulen)

Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah dihaluskan dan adonan
tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas hingga 10 kg dan dapat dijalankan oleh 1 (satu)
orang tenaga kerja.
Ø Bak pencampur bahan

Bak ini berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang rata-rata 2 meter dan lebar 1 meter
yang terbuat dari kayu. Ukuran bak ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas muatan
yang diinginkan.

Ø Pencetak

Mesin pencetak ini digunakan untuk mencetak adonan, berbentuk silinder sebelum dimasukkan
ke cetakan sesuai ukuran yang diinginkan. Terdapat juga meja press agar adonan yang tercetak
menjadi lebih padat dan kenyal. Mesin cetak ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja untuk
menjalankannya.

Ø Alat pengukus (dandang)

Alat pengukus (dandang) berbentuk tabung panjang yang terbuat dari aluminium.

Ø Mesin pemotong

Mesin pemotong ini digunakan untuk memotong kerupuk yang telah didinginkan selama 1 hari
(24 jam). Mesin ini dijalankan oleh 2 (dua) orang tenaga kerja.

Ø Oven

Oven digunakan untuk mengeringkan kerupuk terutama pada saat sinar matahari kurang atau
pada saat musim hujan. Oven berbentuk persegi panjang yang terbuat dari eor-coran semen dan
pasir yang terbagi dalam dua bagian. Bagian atas merupakan tempat kerupuk yang akan
dikeringkan sedangkan bagian bawah berupa kolong untuk mengalirkan panas. Oven terdiri
dari dryer dan mesin diesel.

c. Bahan Baku

Terdapat bermacam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan baku yang
berbeda-beda. Seperti namanya, kerupuk ikan merupakan kerupuk yang berbahan baku ikan.
Berbagai jenis ikan dapat dlgunakan untuk pembuatan kerupuk ikan, namun tidak semua jenis
ikan dapat dibuat kerupuk ikan. Adapun jenis ikan yang sering dibuat kerupuk antara lain Ikan
tenggiri dan ikan pipih, serta ikan-ikan lainnya. Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan
baku lain yaitu tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu dan telur.
Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk ikan untuk mennmbal1 rasa lezat dan gurih.
Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna
sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik.

C. ASPEK MANAJEMEN

Aspek manajemen ini sangat diperlukan dalam suatu proyek bisnis untuk pengelolaan dan
pengendaliannya sehingga mencapai apa yang menjadi tujuan suatu proyek tersebut namun
dalam bisnis krupuk ikan ini kurang memperhatikan dari aspek manajemen karena usaha ini
terlalu simple untuk menerapkan sistem manajemen ini dan berfokus pada rasa dan
keanekaragaman dari produk itu sendiri dan bagaimana manajemen pemasarannya dalam
memperkenalkan pada konsumen.

D. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan keahlian khusus.
Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan pada semua tahap pembuatan.
Akan tetapi tenaga kerja laki-laki sebagian besar ditempatkan pada proses penyiapan bahan,
pencetakan, pengukusan, dan pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita banyak digunakan
pada tahap pemotongan, penjemuran dan pengepakan. Selain tenaga kerja tetap, terkadang
diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau pada
musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

Pembentukan struktur organisasi dalam usaha krupuk ini disesuaikan dengan kemampuan
individu yang mana dalam usaha pembuatan krupuk ikan ini memiliki tenaga kerja sebannyak
20 orang. Berikut adalah bentuk strutur organisasi.
BAB IV
ASPEK KEUANGAN/FINANSIAL

1. Asumsi dan Parameter Untuk Analisis Keuangan

Analisis keuangan, proyeksi penerimaan dan biaya didasarkan pada asumsi yang terangkum
dalam Tabel Asumsi dibawah ini. Periode proyek adalah 5 tahun. Tahun ke nol sebagai dasar
perhitungan nilai sekarang(present value) adalah tahun ketika biaya investasi awal dikeluarkan.
Dengan menggunakan mesin peralatan dan jumlah tenaga kerja seperti yang tercantum dalam
tabel asumsi dibawah ini, seorang pengusaha mampu memproduksi 310 kg kerupuk.

1. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan


NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Nilai keterangan 1 periode 1 Periode
proyek
2. Luas tanah 22.000
3. Luas bangunan 2.500
4. Luas tanah penjemuran 21.500
5. Sarana transportasi 1 unit 1 tahun
mobil box 4 selama
6. Tenaga kerja tetap hari 285
7. Tenaga borongan hari 200
8. Produksi per hari/kg 6202
adonan per hari
9. Produksi 310 kg
10. Harga kerupuk ikan/kg 6000
11. Tenaga kerja tetap 14 orang
12. Tenaga kerja Borongan 7 orang
13. Upah tenaga kerja Rp. 36.000/hari
manajerial
14. Upah tenaga kerja tetap Rp. 18.000/hari
15. Upah tenaga kerja Rp. 22.000/hari
Borongan
16. Tepung tapioca 300 kg
17. Ikan 10 kg
18. Garam 10 kg
19. Gula 12,5 kg
20. Telur 10 kg
21. Penyedap 2 kg
22. Pewarna 0,259 kg

2.Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional

a. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan. Biaya investasi untuk usaha kerupuk ikan terdiri dari beberapa komponen
diantaranya biaya perijinan, sewa tanah, pembelian mesin atau peralatan produksi, peralatan
pendukung dan sarana transportasi.

Biaya perijinan meliputi ijin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan
Departemen Kesehatan dengan jumlah biaya Rp.600.000,- dan masa berlaku selama 3 tahun.
Sewa tanah dibayarkan tiap tahun, sehingga setiap tahun harus dikeluarkan biaya untuk
komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk pembelian
mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah biaya
investasi keseluruhan pada tahun 0 adalah Rp.299.339.000,-.

Biaya investasi

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Biaya nilai penyusutan 1 perizinin 600.000
2. Sewa tanah dan bangunan 150.000.000
3. Mesin/Peralatan produksi 107.030.00043.994.750
4. Peralatan lain 1.709.000221.800
5. Mobil box 40.000.0004.000.000
Jumlah biaya investasi 299.399.00048.216.550
Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah sewa tanah yang mencapai 50,11% dari
total biaya investasi pada awal usaha. Komponen terbesar kedua adalah biaya pembelian
mesin/peralatan produksi yaitu sebesar 35,74% dari total biaya investasi. Sedangkan 14,15%
.sisa biaya untuk investasi merupakan biaya investasi untuk pembelian peralatan lainnya, mobil
angkutan dan perijinan

b. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya variabel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah
produksi. Komponen dari biaya operasional adalah pengadaan bahan baku dan pembantu,
peralatan operasional, biaya transportasi, listrik dan telepon, serta upah tenaga kerja. Biaya
operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari produksi . Jumlah hari
produksi dalam setahun 285 hari (asumsi yang digunakan adalah 1 tahun, t=365 hari, dikurangi
hari Iibur minggu dan Iibur nasional 64 hari dan jumlah hari tidak berproduksi selama 16 hari).

Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai Rp.711.298.900,-Biaya bahan
baku menyerap sebesar 73,12% dari total biaya operasional per tahun. Komponen biaya
terbesar kedua adalah biaya penggunaan tenaga kerja yang mencapai 15,45% dari total biaya
operasional tiap tahunnya.

Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja tetap dan borongan ditambah 2 orang
tenaga kerja manajerial yang berasaldari anggota keluarga dengan upah/gaji tenaga manajerial
diasumsikan dua kali Iipat upah tenaga kerja tetap. Tenaga kerja borongan hanya digunakan
dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit, karena hanya dibutuhkan pada saat terjadi
kenaikan permintaan.

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. 1 Bahan baku 520.125.000
2. Bahan pembantu 16.200.000
3. Peralatan opersional 11.700.000
4. Biaya transportasi 14.400.000
5. Biaya listrik 7.200.000
6. Biaya telepon 1.800.000
7. Tenaga kerja 109.940.000
8. Biaya pemeliharaan 29.933.900
Jumlah biaya operasional 711.298.900
3.Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Kebutuhan investasi maupun modal kerja tidak harus dipenuhi sendiri. Jumlah modal yang
dibutuhkan untuk memulai usaha kerupuk ikan sebesar Rp.374.212.568,-. Jumlah kredit
investasi yang dibiayai oleh bank sebesar 70% dari total kebutuhan investasi. Dengan kata lain
pengusaha harus menyediakan dana sendiri sebesar 30% dari total dana investasi. Dalam
analisis Inl jumlah dana kredit investasi sebesar Rp.209.537.300,-.

Besarnya kredit modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana awal untuk satu kali siklus
produksi. Usaha pembuatan kerupuk ikan mempunyai slklus Produksi (dan pembuatan sampai
memperoleh penerimaan dari penjualan) kurang leblh selama 30 hari atau 1 bulan. Sehingga
jumlah kredit modal kerja yang dibutuhkan adalah:

Kebutuhan modal kerja = (siklus produksi/hari kerja dalam setahun) x biaya operasional selama
1 tahun

= (30/285) x Rp.711.298.900

= Rp.74.873.568,-

Jumlah kredit modal kerja dari bank dipersyaratkan sebesar 70% dari kebutuhan dana modal
kerja. Dengan demikian jumlah kredit modal kerja sebesar 70% x Rp.74.873.568 =
Rp.52.41l.498,-.

Jumlah dan sumber dana untuk usaha kerupuk ikan disajikan dalam Tabel 5.4. berikut:
Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja

NoRincian Biaya ProyekTotal Biaya!

1. Dana investasi yang bersumber dari

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Kredit 209.537.300
2. Dana sendiri 89.801.700
Jumlah dana investasi 299.339.000
2. Dana modal keria bersumber dari

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Kredit 52.411.498
2. Dana sendiri 22.462.071
Jumlah dana Sendiri 74.873.568

3. Total dana proyek yanq bersumber dari

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Kredit 261.948.798
2. Dana sendiri 112.263.771
Jumlah dana proyek 112.263.771

4.Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor

Jumlah produksi selama satu tahun sebesar 176.700 kg. Jumlah ini diperoleh dari jumlah
adonan per tahun dikalikan dengan jumlah produksi per adonan. Dalam satu tahun dilakukan
adonan 570 kali dengan jumlah produksi per adonan sebesar 310 kg kerupuk. Harga kerupuk
ikan diasumsikan sebesar Rp.6.000,- tiap kg, sehingga pendapatan produksi kerupuk per tahun
sebesar Rp.l.060.200.000,-. Pendapatan sampingan diperoleh dari penjualan kantong bekas
tepung tapioka (sak) per tahun rata-rata Rp.1.368.000,-. Penerimaan kotor dalam setahun
disajikan dalam Tabel berikut ini :

Produksi dan Pendapatan Kotor per Tahun

No Uraian Satuan Jumlah Harga

NO Asumsi/Parameter Nilai
1. Penjualan per tahun kg 176.7006.0001.060.200.0002
2. Penjualan sak per tahun Sak 3.4204001.368.0003
Cr 1.061.568.000
Dari tabel di atas diketahui bahwa aliran penerimaan usaha pembuatan kerupuk ikan adalah
Rp.1.061.568.000 per tahun. Sedangkan untuk aliran biaya terdiri dari biaya investasi dan biaya
operasional yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

5.Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point

Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan, merupakan bagian penting
dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung dan selisih
antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel kelayakan usaha dibawah ini,
menunjukkan keuntungan (surplus) selama periode proyek.

Hasil perhitungan proyeksi laba rugi menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha ini telah
untung sebesar Rp.144.968.618-. Laba ini akan meningkat untuk tahun-tahun berikutnya
karena komponen biaya angsuran kredit yang semakin berkurang. Laba rata-rata selama
periode proyek adalah Rp.196.001.526,- per tahun. Profit margin rata-rata per tahun sebesar
18,46%.

Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan kerupuk Ikan, dan
hasil analisis diperoleh BEP rata-rata selama 5 tahun untuk usaha ini adalah sebesar
Rp.362.713.898,- atau dengan jumlah produksi sebesar 60.452 kg per tahunnya dengan harga
kerupuk ikan per kg sebesar Rp.6.000,-

Tabel Kelayakan Usaha

NO Kriteria 602NPV pada DF 17% 374PSP (usaha) 3 tahun


KelayakanNilai1Net (Rp)223.409.5303IRR 11 bulan
SIC ratio pada DF (%)46
17%1
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi
adalah 3 tahun 11 bulan. Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu
pengembalian investasi lebih kecil dari periode proyek.
BAB IV

PENUTUP
 KESIMPULAN

Pada dasarnya makanan ringan ini adalah makanan enak dengan harga yang merakyat dan
dapat dikonsumsi oleh siapa saja, dari anak-anak sampai orang tua. Apalagi pembuatannya
dibuat secara higienis dan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas.

 SARAN

Dapat memberikan gambaran tentang bidang usaha yang nanti nya akan memberi jaminan
sukses dalam penjualannya atau peluang usaha yang dapat ditekuni sebagai usaha sampingan
selain itu juga memberi kita pelajaran untuk berwirausaha.

 PENUTUP

Demikian proposal ini saya buat untuk memenuhi tugas kuliah. Semoga langkah ini dapat
memberikan pengalaman baru dan bermanfaat untuk semua orang. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan berkat dan rahmat-Nya. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai