Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Urgensi Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Luaran
1.5. Manfaat
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1. Gambaran Umum Usaha
a. Produk
b. Lokasi Produksi
c. Harga
d. Potensi Pengembangan
2.2. Analisis Ekonomi Usaha
a. Analisis SWOT
b. Analisis Finansial
c. Analisis Pesaing
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1. Pembudidayaan Ikan Lele dan Sayuran Kangkung
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Tata Cara Pembudidayaan
3.2. Strategi Usaha
a. Target Pasar
b. Promosi dan Pemasaran
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
4.2. Jadwal Kegiatan
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan penting yang terjadi di


sebagian negara termasuk di Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk yang semakin tahun semakin meningkat maka kebutuhan akan pangan
semakin meningkat sedangkan lahan untuk budidaya semakin menurun yang
disebabkan oleh alih fungsi lahan budidaya menjadi lahan permukiman. Pangan
adalah kebutuhan pokok masyarakat yang dapat menentukan kualitas sumberdaya
manusia (SDM) di suatu wilayah dan stabilitas sosial politik negara (Suryana, 2004).
Tanpa dukungan ketersediaan pangan yang cukup dan bermutu maka sulit untuk
menghasilkan SDM yang bermutu pula. Oleh karena itu, sistem ketahanan pangan
disuatu wilayah yang kokoh menjadi syarat utama dalam pembangunan nasional.
Kota Pontianak adalah salah satu kabupaten kota dan merupakan ibu kota
Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi
Kalimantan Barat yaitu 554.764 jiwa dengan luas wilayah 107,82 km² (BPS, 2018).
Dengan semakin bertambahkan jumlah penduduk makan akan meningkatkan pula
permintaan bahan pangan salah satunya sayur dan ikan sedangkan lahan budidaya
semakin semakin sempit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya intesifikasi lahan
untuk memenuhi kebutuhan sayur dan ikan bagi masyarakat dengan memanfaatkan
lahan pekarangan sebangai lahan budidaya.
Lahan pekarangan merupakan salah satu lahan yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan, pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal akan memberikan
kontribusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan bahkan dapat
meningkatkan ekonomi keluarga. Dewasa ini, lahan pekarangan di Kota Pontianak
masih belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Budidaya ikan dan sayuran
dalam ember hydrofarm merupakan salah satu solusi pemanfaatan lahan pekarangan
rumah tangga yang ramah lingkungan dan mudah dilakukan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan ikan dan sayur yang sehat dan segar serta sebagai upaya dalam
membantu pendapatan ekonomi keluarga di Kota Pontianak.
Budidaya ikan dan sayuran dalam ember hydrofarm merupakan kegiatan
budidaya ikan dalam ember yang dipadukan dengan budidaya sayur diatasnya dengan
memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk untuk tanaman sayur. Dalam skala kecil
budikdamber hydrofarm merupakan teknik budidaya terpadu yang dapat
menghasilkan ikan dan sayuran segar dan sehat bagi keluarga. Secara ekonomi
budikdamber hydrofarm sangat berpotensi untuk dilakukan karena dengan kegiatan
budidaya ini masyarakan berperan langsung dalam mendukung ketahanan pangan
dengan memanfaatkan lahan sempit sebagai lahan budidaya serta dapat menambah
pendapatan keluarga. Ibu Rumah tangga juga selalu menggangap bahwa dirinya sulit
melakukan bisnis karena menguruh anak dan suaminya. Sulitnya membagi waktu
antara mengurus rumah tangga masih menajdi tantangan untuk Ibu Rumah Tangga
melakukann usaha.
Bedasarkan aspek lingkungan Budidaya ikan dan sayuran dalam ember
hydrofarm merupakan kegiatan budidaya ramah ligkungan karena kegiatan ini
mengurangi efek dari alih fungsi lahan menjadi permukiman dan secara kesehatan
Budidaya ikan dan sayuran dalam ember hydrofarm menghasilkan sayur dan ikan
yang segar dan sehat karena dalam pengelolaannya budidaya sayur dan ikan
dilakukan secara terpadu dengan memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk organik
sehingga mutu sayuran dan ikan terjamin. Adapun tujuan budikdamber hydrofarm
yaitu untuk medukung ketahanan pangan di wilayah Kota Pontianak serta dapat
menambah pendapatan ekonomi keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan
secara optimal.

1.2. Urgensi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permsalahan yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana cara meningkatkan nilai ekonomis ikan lele dan sayuran kangkung ?
2. Bagaimana proses pembudidayaan ikan lele dan sayuran kangkung ?
3. Bagaimana Ibu Rumah Tangga ikut andil dalam kegaiatan ini ?
4. Bagaimana cara memasarkan produk ini sehingga dapat dikenal dan diterima
masyarakat ?
1.3. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dengan adanya usaha budidaya ikan lele dan sayuran
kangkung dalam ember ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara meningkatkan nilai ekonomis ikan lele dan sayuran kangkung ?
2. Mengetahui proses pembudidayaan ikan lele dan sayuran kangkung ?
3. Mengetahui Ibu Rumah Tangga ikut andil dalam kegaiatan ini ?
4. Mengetahui cara memasarkan produk ini sehingga dapat dikenal dan diterima
masyarakat ?

1.4. Luaran

Luaran yang dapat diharapkan dari usaha ini adalah sebgai berikut :
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Produk usaha, yaitu ikan lele dan sayuran kangkung

1.5. Manfaat

Manfaat dari usaha ini adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan Kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam berkarya serta
memungkinkan untuk dijadikan peluang usaha
2. Melibatkan Ibu Rumah Tangga untuk ikut andil dalam usaha ini
3. Menciptakan Lapangan pekerjaan dan pelatihan untuk Ibu Rumah Tangga
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1. Gambaran Umum Usaha

a. Produk

Budikdamber Hydrofarm merupakan kegiatan budidaya ikan dalam ember


yang di kombinasi dengan budidaya sayur di atas permukaan ember dan merupakan
terobosan teknologi budidaya terbaru pada lahan sempit khususnya di wilayah
perkotaan. Tujuan teknologi budidaya secara budikdamber hydrofarm yaitu untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan yang kurang bermanfaat menjadi
lahan produktif dan bernilai ekonomi bagi masyarakat khususnya di Kota Pontianak.
Teknik budikdamber hydrofarm sama halnya dengan teknik budidaya secara
akuaponik yaitu teknologi budidaya ikan dan sayur secara terpadu, namun teknik
budikdamber hydrofarm lebih menekankan terhadap optimalisasi lahan yang sempit
dengan menggunakan ember sehingga dapat dilakukan pada lahan yang sempit serta
mudah dan ekonomis untuk dilakukan oleh masyarakat.
Menurut Diver (2006), akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan
hidroponik untuk memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling
terhubung, Limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk
tanaman. Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal
untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al., 2006).
Kelebihan akuaponik menurut ECOLIFE (2011) yaitu:
a. sistem akuaponik berjalan dengan prinsip zero enviromental impact.
Akuaponik dapat menghasilkan ikan berkualitas baik dan tanaman organik
sehingga tidak tercemar dengan pupuk buatan, pestisida maupun herbisida.
b. Sistem akuaponik memanfaatkan air dengan lebih bijak. Sistem ini
menggunakan 90% lebih sedikit air dari pada menanam tanaman dengan cara
konvensional dan menggunakan air 97% lebih sedikit dari sistem akuakultur
biasa.
c. Sistem akuaponik serbaguna dan mudah beradaptasi. Sistem ini dapat
dibangun dengan segala ukuran dan cocok untuk berbagai tempat. Sebagian
besar ikan air tawar, yang tahan terhadap padat tebar tinggi akan tumbuh
dengan baik pada sistem akuaponik (Rackocy et al., 2006).
Beberapa jenis ikan yang telah dibudidayakan menggunkan sistem akuaponik
adalah lele (Catfish), rainbow trout, mas (Common carp), koi, mas koki dan
barramundi (Asian sea bass). Tanaman yang digunakan dalam sistem akuaponik
berupa tanaman sayur (bayam, kemangi, kangkung) dan tanaman buah (tomat,
mentimun, paprika).

b. Lokasi Produksi

Lokasi untuk pembudidayaan lele dan sayuran kangkung dalam ember ini di
halaman atau pekarangan kecil yang tidak digunakan disalah satu rumah teman saya.
Kami akan mulai usaha disana sebab halaman rumah teman saya tersebut sudah
dipenuhi lumut dan tak terpakai. Rumah teman saya berlokasi di Jl Pangeran
Natakusuma.

c. Harga

Berdasarkan survey yang telah kami lakukan maka harga Lele sendiri untuk daerah
Pontianak adalah Rp 27.000 dan harga Kankung per kilo adalah seharga Rp 14.000.
Dengan demikian untuk tetap bersaing di pasaran maka harga yang kami tetapkan
juga akan mengikuti harga pasarannya.

d. Potensi Pengembangan

Pembudidayaan selama mengikuti pelaksanaan program adalah sebanyak 800 ekor


lele dan 20 kg kangkung dalam 2 bulannya. Apabila direspon positif oleh konsumen
maka kami akan meningkatkan pembudidayaan menjadi 20 ember. Selain itu kami
akan meningkatkan pelatihan dan pengembangan untuk Ibu Rumah Tangga agar
pembudidayaan ini semakin berkembang di Pontianak dan kesejahteraan masayarakat
Pontianak meningkat. Kami mengharapkan Ibu Rumah Tangga akan mengikuti
program kami ini sehingga mereka mendapat penghasilan dari usahanya tanpa harus
mengorbankan waktu untuk mengurus anak dan suaminya.

2.2. Analisis Ekonomi Usaha

a. Analisis SWOT

Keterangan Deskripsi
Kekuatan a. Produk inovatif baru, yaitu
pembesaran lele secara organik
b. Kualitas produk yang baik
c. Harga yang kompetitif
Kelemahan a. Sebagai penantang pasar sehingga
belum diketahui prospeknya
b. Belum banyak pelanggan
Peluang a. Tumbuhnya permintaan pasar
b. Peluang pasar masih terbuka lebar
c. Masyarakat banyak yang menyukai
ikan lele
d. Adanya peluang ekspansi ke daerah
lain
Ancaman a. Harga bibit lele yang akan
mengalami kenaikan
b. Harga pakan lele yang akan
mengalami kenaikan
c. Fluktuasi inflasi
d. Kondisi ekonomi yang kurang
kondusif
b. Analisis Finansial

Analisis Finansial Usaha Budidaya Ikan Lele dan Sayuran Kangkung dalam ember
selama program ini adalah sebagai berikut :
a. Biaya peralatan penunjang :
b. Biaya bahan habis pakai :
c. Biaya perjalanan :
d. Biaya lain-lain
e. Harga jual Ikan lele : Rp 27.000
f. Harga jual sayuran kangkung : Rp 14.000
g. Kuantitas produk : 800 ikan lele atau 100 kg (6-8 ekor perkilo) dan 20 kg
sayuran kangkung

c. Analisis Keuntungan

Lele yang kami perkirakan hidup sampai saat waktunya dijual adalah sebanyak 900
ekor dan terjual sekitar 150 Kg.

Biaya Tetap : Rp 350.000

Biaya Variabel : Rp 1.720.000

Total Penerimaan : Harga x Kuantitas

1. Ikan lele : Rp 27.000 x 150 Kg = Rp 4.050.000

2. Sayuran Kangkung : Rp 14.000 x 20 Kg = 280.000

Total Keuntungan : Total penerimaan – Biaya Total (Biaya Tetap + Biaya Variabel)

Rp 4.330.000 - Rp 2.070.000 = Rp 2.260.000;

Keuntungan yang kami dapatkan 80% akan kami sumbangkan kepada pihak yang
memerlukan bantuan seperti Panti Asuhan, Rumah Disabilitas, Panti Jompo dan
lainnya. Untuk 20 % nya kami akan menyimpan dana untuk pengembangan usaha
kami agar semakin besar.

c. Analisis Pesaing

Pesaing dari Budidaya Lele dan Sayuran Kangkung yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok Tani Pembesaran Ikan Lele
2. Beberapa Pengusaha Ternak Lele di Daerah Pontianak
3. Kelompok Tani sayuran Kangkung
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Pembudidayaan

a. Persiapan Alat dan Bahan

1. Ember ukuran 100 liter


2. Benih ikan lele yang berukuran 6-10 cm sebanyak 60-100 ekor
3. Bibit kangkung
4. Kawat kecil yang bisa di bengkokan
5. Arang
6. Gelas plastic
7. Tang

b. Tata Cara Pembudidayaan

1) Silahkan lubangi bagian bawah dari gelas plastik yang sudah kita siapkan


sebelumnya dengan menggunakan solder ataupun paku yang sudah dipanasi.
Gunanya adalah untuk menyerap air saat kita anami kangkung.
2) Potong kawat yang lentur tadi sekitar 15 cm lalu bengkokan seperti huruf
U agar nanti bisa di kaitkan ke ember. Untuk bentuk
pembengkokan/pembentukan kawat, Anda dapat berinovasi sendiri sesuai
selera yang penting penting kawat yang sudah dibengkokkan dapat dikaitkan
dengan ember.
3) Selanjutnya isilah gelas dengan bibit kangkung, untuk bibit kangkungnya
sendiri kalian bisa menggunakan kangkung yang ada akarnya yang bisa kalian
beli di warung potong bagian bawahnya lalu tanam ke gelas yang sudah di
siapkan.
4) Setelah kalian mengisi bibit kangkung kalian isikan gelas dengan arang tapi
mengisinya jangan sampai penuh setengah gelas lebih sedikit.
5) Isilah ember dengan air secukupnya hingga sampai garis ember saja. Lalu
diamkan selama 2-3 hari agar air memiliki suhu stabil.
6) Masukan bibit lele yang sudah di siapkan tadi, untuk satu ember bisa di isi
hingga 80-100 bibit lele.
7) Simpan kangkung yang sudah di siapkan tadi pada pinggiran ember dan
usahakan bagian bawah gelas terendan air hingga setengahnya.
8) Kangkung cukup dilakukan sekali tanam untuk dipanen berkali-kali hingga 4
bulan berikutnya. Caranya adalah dengan memotong kangkung agar tunasnya
dapat tumbuh kembali. Cara di atas bisa kalian lakukan di rumah dengan
menggunakan ember dan aqua gelas.  

3.2. Strategi Usaha

a. Target Pasar

Banyaknya permintaan untuk lele dan sayuran kangkung di setiap tempat


warung makan terus meningkat, dari warung makan yang ada di pinggiran jalan,
warung makan yang elit atau eksklusif, hingga konsumsi rumah tangga. Lele adalah
salah satu lauk favorit di warung makan setelah daging ayam. Kemudian hal ini
dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mengembangbiakan ikan lele. Sekarang sudah
banyak peternak lele di Indonesia, terutama di daerah Pontianak.
Di sini kami melihat peluang bisnis untuk budidaya ikan lele memiliki prospek
yang bagus. Dengan konsep makanan dengan lauk ikan terutama lele itu nikmat,
enak, dan murah, maka disini kami berusaha untuk membuka bisnis di bidang
peternakan lele yaitu pembesaran lele. Kami juga akan langsung melakukan
pembesaran sayuran kangkung bersamaan dengan budidaya ikan lele. Di Pontianak
sendiri budidaya ikan lele hanya mencapai sekitar 1000 tempat saja dan ini jumlah
sangat sedikit jika melihat jumlah penduduk Pontianak yang sangat banyak. Dari hal
tersebut kami melihat peluang pasar yang terbuka lebar, dan kami mencoba untuk
mengusung usaha tersebut.

b. Promosi dan Pemasaran


Untuk promosi, kami akan mempromosikannya melalui jejaring sosial,
menelpon pembeli tetap, dan dari mulut ke mulut. Kami akan memasarkan secara
langsung ditempat yang sekiranya membutuhkan ikan lele dan dan sayuran kangkung
ini. Cara ini kami lakukan agar hasil usaha kami dapat terjual sebab usaha kami masih
baru dan belum banyak konsumen yang mengetahui usaha kami. Kami juga akan
memasang iklan bila diperlukan nantinya.

c. Perekrutan Tenaga Kerja

Untuk tenaga kerja kami akan menggunakan tenaga kerja Ibu Rumah Tangga,
kami melakukan ini untuk melatih mereka melakukan kegiatan budidaya sehingga
mereka dapat mengembangkan usaha ini dirumah mereka masing-masing. Sebab
usaha ini tidak akan menggangu waktu mereka dalam menjalankan kewajibannya
sebagai Ibu Rumah Tangga.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Biaya Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan Total


Ember 10 buah Rp 150.000 Rp 1.500.000
Tang 1 set Rp 50.000 Rp 50.000
Sub Total Rp 1.550.000
2. Bahan Habis Pakai      
Bibit Lele 1000 ikan Rp 1.250 Rp 1.250.000
Bibit Kangkung 1 Pack Rp 50.000 Rp 50.000
Pakan Lele 30 kg Rp 10.000 Rp 300.000
Pupuk 10 kg Rp 5.500 Rp 55.000
Plastik bungkus 13 bungkus Rp 5.000 Rp 65.000
Sub Total Rp 1.720.000
3. Promosi      
Kegiatan Promosi - Rp 100.000 Rp 100.000
Sub Total Rp 100.000
4. Biaya Pelatihan      
Konsumsi 2 bulan Rp 125.000 Rp 250.000
Sub Total Rp 250.000
Total 1+2+3+4 Rp 3.620.000

Jadi Total Dana yang kami perlukan adalah sebesar Rp 3.620.000;

4.2. Jadwal Kegiatan

Bulan
No. Jenis Kegiatan
1 2 3

1 Melengkapi dan memulai riset kecocokan      

2 Melakukan Pembudidayaan      
3 Pelatihan untuk Ibu Rumah Tangga      
4 Pengawasan Pembudidayaan      
5 Promosi      
6 Evaluasi Pelaksanaan Usaha      

Anda mungkin juga menyukai