Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya Proposal Kewirausahaan yang berjudul “Budidaya Maggot BSF (Black
Soldier Fly) ini dapat diselesaikan sesuai dengan target mutu dan waktu yang
direncanakan.

Proses persiapan, pelaksanaan dan penyusunan proposal ini telah melibatkan


kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Atas dedikasi tersebut,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Sumijo selaku Kepala Desa Kalibening atas izin pelaksanaan


Kegiatan Kewirausahaan;
2. Bapak Santoso selaku Direktur Omah Magot Sribawono yang telah
memberikan arahan, masukan serta ulasan kritis tentang ide kegiatan
kewirausahaan ini;
3. Bapak Febri Endro Admoko selaku Direktur Larva Bersemi Desa
Gantimulyo yang telah memberikan arahan, masukan serta ulasan kritis
tentang ide kegiatan kewirausahaan ini.

4. Rekan-rekan Anggota Kelompok Budidaya Magot BSF “BENING LARVA”


Desa Kalibening atas bantuan dan motivasi yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Kewirausahaan ini masih


banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Proposal ini.

Kalibening, 28 Februari 2023

Penulis
I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya perikanan.
Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan yang dibudidayakan, dalam usaha budidaya ikan diperlukan pakan yang
cukup untuk pertumbuhannya. Akan tetapi, harga pakan komersil yang semakin hari
semakin meningkat telah meresahkan para pelaku budidaya.

Keberhasilan usaha budidaya sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang


berkualitas.Pemanfaatan bahan pakan hingga kini belum tertanggulangi, dalam arti
kompetisi antara pangan dan pakan masih terus berlanjut terutama pakan sumber
protein, sehingga menimbulkan dilema bagi pembudidaya (Djissou et. al.,
2016).Tingginya harga bahan pakan sumber protein tentu menjadi perhatian lebih
bagi para pembudidaya karena biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam
kegiatan usaha budidaya yaitu 50- 70%. Berbagai cara dilakukan untuk
meningkatkan produksi budidaya, salah satunya yaitu dengan melakukan riset untuk
menghasilkan pakan yang ekonomis dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan ikan (Katayane dkk, 2014).

Meningkatnya kebutuhan pakan ikan dan unggas dalam bentuk pelet saat ini telah
menjadi perhatian serius, seiring dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk
memenuhi dan meningkatkan gizi protein bagi masyarakat.Data tahun 2009
menunjukkan bahwa pemerintah masih melakukan impor untuk pakan ikan dan
unggas hingga mencapai US $200 juta per tahun (Puslitbangnak 2010).

Maggot atau larva dari lalat black soldier fly (Hermetia illucens) merupakan salah
satu alternatif pakan yang memenuhi persyaratan sebagai sumber protein.Murtidjo
(2001) menyebutkan bahwa bahan makanan yang mengandung protein kasar lebih
dari 19%, digolongkan sebagai bahan makanan sumber protein.

Maggot H. illucens merupakan salah satu jenis organisme potensial untuk


dimanfaatkan antara lain sebagai agen pengurai limbah organik dan sebagai pakan
tambahan bagi ikan. Maggot H. illucens dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan
pakan karena mudah berkembangbiak, memiliki protein tinggi yaitu 61,42%, dan
lemak 25 % (Rachmawati dkk., 2010),Kandungan protein yang relatif tinggi ini
sangat potensial sebagai pakan tambahan untuk pembesaran ikan konsumsi.Maggot
atau belatung ini juga mengandung antimikroba dan anti jamur, sehingga apabila
dikonsumsi oleh ikan akan tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteria
dan jamur (Indarmawan, 2014). Keberadaan larva H. illucens dinilai relatif aman
terhadap manusia, juga dapat mengurangi populasi lalat rumah dan mereduksi
kontaminasi limbah terhadap bakteri patogenik Eschercia colli (Lee et al. 1995;
Newton et al. 1995).Selain itu maggot memiliki organ penyimpanan yang disebut
trophocytes yang berfungsi untuk menyimpan kandungan nutrient yang terdapat pada
media kultur yang dimakannya (Subamia, 2010). Jadi, diharapkan dengan adanya
budidaya maggot ini dapat menjadi pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ikan dan hewan ternak.

I.2. TUJUAN
Memanfaatkan lalat BSF sebagai penghasilmaggot untuk dijadikan pakan alternatif
bagi ikan dan ternak (ayam,bebek,sapi dll) di daerah Kupang sehingga memenuhi
kebutuhan pasar.

I.3. MANFAAT
Dengan adanya budidaya maggot ini diharapkan pembudidaya maupun peternak
dapat menggunakannya sebagai pakan alternatif karena mengandung nutrisi yang
cukup tinggi.
II. RENCANA KEGIATAN

II.1. JENIS KEGIATAN


Kegiatan yang akan dilakukan adalah membudidayakan lalat BSF sebagai
penghasil maggot, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ikan.

II.2. JADWAL KEGIATAN DAN LOKASI USAHA

II.2.1. Jadwal kegiatan


Tabel 1. Jadwal kegiatan produksi hingga pemasaran maggot selama 1 tahun
Keterangan:

Produksi maggot

Panen dan pemasaran


II.2.2. Lokasi usaha
Budidaya maggot berlokasi di Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang.
Budidaya maggot ini berlangsung di bawah pohon-pohon rindang yang
memiliki buah dan bunga, sebab lalat BSF mengkomsumsi madu dan juga
meminum embun, sehingga pemilihan tempat yang tepat dapat memudahkan
lalat BSF untuk memproduksi maggot.

II.3. Proses Usaha


 Alat dan Bahan:
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum budidaya maggot adalah ember,
kawat penutup, plastik ukuran 30×50 cm, karet gelang dan kertas nasi.
Bahan-bahan yang digunakan adalah dedak, yakult, EM4, royko, gula pasir
dan air.
 Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan maggot


dengan media dedak
2) Ember dicuci terlebih dahulu dengan tujuan mencegah bakteri yang tidak
dibutuhkan muncul dan mengganggu proses budidaya maggot

3) Masukan dedak dan royko (penyedap rasa) kemudian aduk hingga merata.

4) campurkan yakult, EM4, ke dalam air sebanyak 1 liter kemudian aduk


hingga tercampur rata dan masukan kedalam campuran dedak dan royko.
5) Aduk semua bahan jadi satu hingga hasil akhir sedikit lembab.
6) Masukan campuran kedalam kantong plastik kemudian ikat kuat dengan
karet gelang. Simpan di tempat sejuk dan tunggu selama 4-5 hari hingga
kantong plastik mengembang seperti terisi oksigen.
7) Plastik yang sudah mengembang menandakan sudah terjadinya
fermentasi.
8) Selanjutnya keluarkan dan masukan dalam ember penampung. Tutup
dengan kertas nasi dengan rapat dan tutup lagi dengan kawat , untuk
menajga media tidak diganggu hewan lain.
9) Maggot siap panen pada 2-3 minggu.

II.4. ANALISA USAHA


II.4.1. Rancangan bisnis
Rancangan usaha ini bertujuan untuk mendapatkan jenis pakan alternatif yang
memiliki tambahan nutrisi yang tinggi. Usaha ini didasari oleh kurangnya
ketersediaan pakan di wilayah Kupangsehingga memanfaatkanmaggot
sebagai bahan penambah nutrisi pakan ikan dan ternak. Rencana bisnis ini
menjelaskan bagaimana proses pembuatan pakan ikan dan ternak, proses
penjualan serta langkah jangka panjang agar usaha tetap berjalan.

II.4.2. Hasil survey pasar


Berdasarkan hasil survey lapangan jumlah pembudidaya ikan di wilayah
kupang ± 37 pengusaha budidaya. Sedangkan untuk peternak di daerah
kupang sekitar 100 peternak yang memelihara ternak seperti ayam pedaging,
ayam kampung, bebek, sapi, burung, dll. Berdasarkan data diatas menunjukan
bahwa kebutuhan pakan ternak maupun ikan sangat dibutuhkan oleh para
pembudidaya dan peternak sehingga dengan adanya maggot mampu menjadi
pakan aternatif untuk kebutuhan ikan dan ternak.
II.4.3. Peluang pasar dan pemasaran
Peluang pasar usaha pakan alternatif maggot di wilayah Kecamatan
Pekalongan dapat meningkat disaat musim kemarau karena produksi jagung
terhitung rendah sehingga menyebabkan harga jual jagung menjadi
meningkat. Sedangkan untuk pakan komersial ikan selalu mengalami
keterbatasan. Pemasaran dilakukan dengan cara promosi online, rekomendasi
kepada para pembudidaya dan peternak
IV. PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Maggot memiliki kandungan nutrisi tinggi (protein 61,42 %, lemak 25 %),
kandungan nutrisi ini mampu memenuhi kebutuhan ikan dan ternak dalam
mendapatkan nutrien yang layak untuk dijadikan sebagai pakan alternatif atau
pegganti pakan pelet dan ternak. Maggot juga tergolong mudah diproduksi
sehingga mampu memenuhi permintaan pasar karena tidak membutuhkan
waktu produksi yang lama.
Demikianlah Proposal Ini Kami ajukan, besar harapan kami agar permohonan
kami dikabulkan . Atas Perhatian dan terkabulnya permohonan ini kami
ucapkan terimakasih.

Kalibening, 13 September 2022


KELOMPOK BUDIDAYA MAGOT BSF “BENING LARVA”
DESA KALIBENING
Ketua ; Sekretaris

BAGUS ANGGORO CAHYA ANJAR BASUKI


Mengetahui;
Kepala Desa Kalibening

SUMIJO

Anda mungkin juga menyukai