Semester Genap
Oleh :
JURUSAN PETERNAKAN
2024
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
II. PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bandeng ..................................................... 3
2.2. Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) ................................................... 4
2.3. CPIB dalam Budidaya Ikan Bandeng ........................................................... 5
2.5. Penerapan Biosecurity .................................................................................. 8
2.6 . Keuntungan dan Tantangan Penerapan CPIB ............................................. 9
III. PENUTUP ....................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
ii
I. PENDAHULUAN
Budi daya bandeng di Indonesia telah dikenal sejak 500 tahun yang lalu.
Usaha ini berkembang pesat hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan
memanfaatkan perairan payau atau pasang surut. Teknologi yang diterapkanjuga
berkembang dari tradisional yang mengandalkan masukan benih (nener) dan
pengolahan makanan alami hingga pemberian pakan buatan secara terencana.
Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu jenis ikan budidaya
air payau yang bernilai ekonomis dan potensial untuk dikembangkan. Ikan bandeng
mampu mentolerir salinitas perairan yang luas (0-158 ppt) sehingga digolongkan
sebagai ikan eurihalin. Ikan bandeng mampu beradaptasi terhadap perubahan
linngkungan seperti suhu, pH dan kekeruhan air, serta tahan terhadap serangan
penyakit (Alfa, dkk., 2012).
1
Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil produksi perikanan dengan menerapkan metode Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB). Hal tersebut dilakukan dengan cara penanganan yang baik pada
indukan dan benih.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengidentifikasi prinsip-prinsip
dasar dan langkah-langkah praktis dalam penerapan CPIB dalam pembenihan ikan
bandeng.
2
II. PEMBAHASAN
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Ikan bandeng yang dalam bahasa latin adalah Chanos chanos, bahasa
Inggris Milk fish, pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane
Forsskal pada Tahun 1925 di laut merah. Ikan Bandeng (Chanos chanos) termasuk
dalam famili Chanidae (Milk Fish) yaitu jenis ikan yang mempunyai bentuk
memanjang, padat, pipih (compress) dan oval. Memiliki tubuh yang panjang,
3
ramping, padat, pipih, dan oval. menyerupai torpedo. Perbandingan tinggi dengan
panjang total sekitar 1 : (4,0-5,2). Sementara itu, perbandingan panjang kepala
dengan panjang total adalah 1 : (5,2-5,5) (Sudrajat, 2008). Ukuran kepala seimbang
dengan ukuran tubuhnya, berbentuk lonjong dan tidak bersisik. Bagian depan
kepala (mendekati mulut) semakin runcing (Purnowati et al, 2007).
Sirip dada ikan bandeng terbentuk dari lapisan semacam lilin, berbentuk
segitiga, terletak dibelakang insang disamping perut. Sirip punggung pada ikan
bandeng terbentuk dari kulit yang berlapis dan licin, terletak jauh dibelakang tutup
insang dan berbentuk segiempat. Sirip punggung tersusun dari tulang sebanyak 14
batang. Sirip ini terletak persis pada puncak punggung dan berfungsi untuk
mengendalikan diri ketika berenang. Sirip perut terletak pada bagian bawah tubuh
dan sirip anus terletak di bagian depan anus. Di bagian paling belakang tubuh ikan
bandeng terdapat sirip ekor berukuran paling besar dibandingkan sirip - sirip lain.
Pada bagian ujungnya berbentuk runcing, semakin ke pangkal ekor semakin lebar
dan membentuk sebuah gunting terbuka. Sirip ekor ini berfungsi sebagai kemudi
laju tubuhnya ketika bergerak (Purnowati et al., 2007).
4
pelatihan dan edukasi tentang CPIB terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
dan kemampuan pembudidaya dalam menghasilkan benih ikan berkualitas (Badan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, 2020).
Induk: Induk bandeng yang digunakan untuk pemijahan harus berasal dari
sumber yang terpercaya, sehat, dan memiliki kualitas genetik yang baik.
5
Pakan dan Pengendalian Hama Penyakit: Pakan yang diberikan kepada
larva dan benih bandeng harus berkualitas dan bernutrisi. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Pemanenan benih: Benih bandeng siap panen setelah mencapai ukuran dan
kondisi yang optimal.
1. Sarana Pokok
6
dan dapat diletakkan di luar ruangan langsung menerima cahaya tanpa
dinding.
Bak perawatan telur terbuat dari akuarium kaca atau serat kaca
dengan daya tampung lebih dari 2.000.000 butir telur pada kepadatan
10.000 butir per liter.
2. Sarana Penunjang
Laboratorium kering
7
Untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran hasil dilengkapi dengan
fasilitas ruang pengepakan yang dilengpaki dengan sistimpemipaan air
tawar dan air laut, udara serta sarana lainnya seperti peti kedap air, kardus,
bak plastik, karet dan oksigen murni. Alat angkut roda dua dan empat yang
berfungsi untuk memperlancar pekerjaan dan pengangkutan hasil benih
harus tersedia tetap dalam keadaan baik dan siap pakai. Untuk pembangkit
tenaga listrik atau penyimpanan peralatan dilengkapi dengan fasilitas ruang
genset dan bengkel, ruang pompa air dan blower, ruang pendingin dan
gudang.
3. Sarana Pelengkap
Pemilihan Lokasi
Lokasi pembenihan harus bebas dari sumber pencemaran dan penyakit.
Sebaiknya memilih lokasi yang jauh dari area pemukiman, perindustrian,
dan kegiatan pertanian yang berpotensi mencemari air.
8
Pengaturan Tata Letak
Tata letak kolam harus dirancang dengan baik untuk meminimalkan kontak
antara benih dengan sumber penyakit. Kolam pemijahan, penetasan, dan
pemeliharaan larva harus dipisahkan dengan jarak yang cukup.
Sanitasi dan Desinfeksi
Sanitasi dan desinfeksi harus dilakukan secara rutin pada seluruh peralatan
dan fasilitas pembenihan. Kolam harus dibersihkan dan dikeringkan
sebelum digunakan kembali.
Kualitas Air
Kualitas air harus dijaga dengan baik untuk mendukung kesehatan benih.
Air yang digunakan harus berasal dari sumber yang terpercaya dan
memenuhi standar baku mutu air.
Kesehatan Benih
Benih harus dipantau kesehatannya secara rutin. Jika ditemukan benih yang
sakit, harus segera dipisahkan dan diobati.
Biosecurity Karyawan
Karyawan yang bekerja di pembenihan harus menerapkan biosecurity
dengan baik. Mereka harus mencuci tangan dan kaki sebelum memasuki
kolam, dan menggunakan pakaian khusus yang bersih.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara terpadu dan ramah
lingkungan. Penggunaan pestisida harus dihindari sebisa mungkin
9
Meningkatkan produksi: Benih berkualitas unggul yang dihasilkan dari
CPIB akan menghasilkan panen yang melimpah dan meningkatkan
produksi bandeng secara keseluruhan (Supriyadi et al., 2017).
Biaya Tinggi
Penerapan CPIB membutuhkan biaya yang relatif tinggi, mulai dari
pembangunan infrastruktur, pembelian peralatan, hingga pelatihan SDM.
Hal ini dapat menjadi kendala bagi pembudidaya ikan skala kecil yang
memiliki keterbatasan modal.
Keterampilan dan Pengetahuan
Penerapan CPIB membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus, baik
dalam hal pengelolaan kualitas air, pemberian pakan, hingga pencegahan
penyakit. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dapat menyebabkan
kegagalan dalam penerapan CPIB.
Infrastruktur dan Sarana Prasarana
Ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana yang mendukung
penerapan CPIB masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini
dapat menyulitkan pembudidaya ikan dalam menerapkan CPIB dengan
baik.
10
Bantuan Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan bantuan kepada pembudidaya ikan, seperti
subsidi biaya, pelatihan SDM, dan pembangunan infrastruktur. Hal ini dapat
membantu pembudidaya ikan, khususnya skala kecil, dalam menerapkan
CPIB.
Peningkatan Kapasitas SDM
Peningkatan kapasitas SDM dapat dilakukan melalui pelatihan, penyuluhan,
dan edukasi tentang CPIB. Hal ini dapat membantu pembudidaya ikan
dalam memahami dan menerapkan CPIB dengan baik.
Pengembangan Infrastruktur
Pemerintah dan pihak swasta dapat bekerja sama untuk mengembangkan
infrastruktur dan sarana prasarana yang mendukung penerapan CPIB. Hal
ini dapat dilakukan dengan membangun instalasi pengolahan air,
menyediakan peralatan dan teknologi yang tepat guna, serta meningkatkan
akses ke sumber daya air yang berkualitas.
11
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) adalah pedoman untuk
menghasilkan benih ikan berkualitas dengan fokus pada mutu benih. Penerapan
CPIB dalam budidaya ikan bandeng memberikan manfaat meningkatkan kualitas,
efisiensi produksi, keamanan, dan daya saing benih bandeng di pasar. Prasarana
pembenihan yang sesuai serta penerapan biosecurity menjadi kunci dalam CPIB.
Meskipun memiliki keuntungan seperti peningkatan kualitas benih dan produksi,
penerapan CPIB juga dihadapkan pada tantangan biaya tinggi, keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan, serta ketersediaan infrastruktur, untuk itu bantuan
pemerintah sangat dibutuhkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, A. M., Triastuti, J., & Wahyuningsih, S. (2012). Pengaruh Ukuran Benih
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos
chanos Forskål). Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(2), 142-147.
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. (2020).
Pedoman Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Jakarta: Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. (2023). Pelatihan Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB). Yogyakarta: Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.
FAO. (2012). Biosecurity for Aquaculture Facilities: Technical Papers, No. 580.
Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Khairuman, B., & Ridha, M. (2018). Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB) pada Pembenihan Bandeng (Chanos chanos) di Desa Sukarame
Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 24(3), 149-
156.
Muchlisin, Z. A., Fadli, N., Fadli, M. Z., & Rifai, M. A. (2020). Peningkatan
Kualitas Benih Ikan Melalui Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB) di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia, 26(2), 119-128.
Nugroho, H., Prayitno, S. B., & Pratiwi, A. R. (2019). Penerapan Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB) untuk Meningkatkan Kualitas Benih Ikan Bandeng
(Chanos chanos) di Pembenihan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, 11(1), 25-32.
Supriyadi, H., Widianingsih, W., & Sari, T. P. (2017). Penerapan Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB) untuk Meningkatkan Produksi Benih Ikan Bandeng
13
(Chanos chanos) di Pembenihan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
23(2), 89-96.
14