Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA


MATCHING FUND KEWIRAUSAHAAN
PRODUK MAKANAN TRADISIONAL JIPANG
DI DESA PUTAT NUTUG CISEENG BOGOR JAWA BARAT

Disusun Oleh :
Al Annisa Sidik (1119210170)
Falen Adelina (1119210080)
Gilang Satria Dermawan (1119210206)
Monalisa Elizabeth Harianja (1118210101)
Nabila Balqist Ghina Husada (1118210214)

UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. TUJUAN............................................................................................................3
C. MANFAAT........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
ANALISA SITUASI....................................................................................................6
A. IDENTIFIKASI MASALAH...........................................................................6
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................7
BAB III.........................................................................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................8
A. JENIS PENELITIAN.......................................................................................8
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...............................................................9
C. TEKNIK ANALISIS DATA..........................................................................10
BAB IV........................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................11
A. ANALISIS SWOT..........................................................................................11
B. SOLUSI............................................................................................................12
BAB V.........................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
A. KESIMPULAN...............................................................................................14
B. SARAN............................................................................................................18
LAMPIRAN WAWANCARA..................................................................................20
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN.........................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu

perhatian pemerintah untuk mencapai kesejahteraan. Dengan demikian, dalam

pembuatan kebijakan harus memperhatikan segala aspek yang diperhitungkan

dalam pengembangan kebijakan, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Saat ini perekonomian indonesia berkembang cukup baik, namun sayangnya

belum berhasil menyediakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja pada

umumnya, baik dari segi tingkat pendapatan, atau dari kesesuaian pekerjaan

dengan masing-masing keterampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja. Harapan

bahwa pertumbuhan yang pesat dari sektor industri modern dapat membantu

untuk mengatasi masalah pengangguran secara tuntas. Banyak masyarakat yang

bergantung pada sektor ini untuk membiayai kehidupan. Kebanyakan jenis

usahanya terkonsentrasi oleh perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil, kayu,

garmen dan lain-lain.

Berdasarkan pemaparan diatas, sudah sewajarnya bila kegiatan ini perlu

dibina dan diberdayakan, karena merupakan penggerak perekonomian dan

pengembangan ekonomi rakyat. Mengingat besarnya peranan yang ditunjukkan

dengan keberadaan usaha ini maka harus selalu diupayakan dengan adanya

1
pembinaan dan pengembangan yang bertujuan agar setiap usaha jenis ini mampu

mengatasi masalah yang dihadapi dan berkembang ke arah yang lebih baik, maju

dan mandiri sehingga peranannya dalam perekonomian semakin besar.

Desa Putat Nutug merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciseeng

Kabupaten Bogor dan merupakan daerah dataran rendah dengan suhu udara 28° C

hingga 33° C. dimana pada daerah tersebut dapat dijumpai banyak usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah. Tercatat ada sekitar empat unit usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah di Desa Putat Nutug yakni usaha Rengginang, Jipang, Olahan ikan,

dan Budidaya Ikan. Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada terjadinya

peningkatan pendapatan masyarakat hingga akhirnya memperbaiki tingkat

kesejahteraan hidup. Namun fakta dilapangan menunjukkan hal yang sangat

berbeda. Hampir semua Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ada di Desa

Putat Nutug belum bisa berkembang, dari tahun ke tahun usahanya belum

mengalami kenaikan secara signifikan terlebih saat pandemi Covid-19 melanda,

salah satu usaha yang mengalami kendala adalah Usaha Jipang.

Jipang adalah produk usaha andalan di Desa Putat Nutug, produk ini

merupakan makanan ringan yang berbahan dasar singkong. Jipang khas Desa

Putat Nutug berbeda dengan jipang pada umumnya, dimana dalam proses

pengolahan produk Jipang diberikan gula dan asam, sehingga memberikan cita

rasa yang unik yaitu rasa manis dan asam ketika disantap. Usaha produk Jipang

yang terkenal adalah produk Jipang milik Bu Neng Iis, usaha ini sudah berjalan

2
lebih dari lima tahun. Selama lima tahun berjalannya usaha, terdapat banyak

kendala yang dirasakan oleh Bu Neng Iis, hampir tidak ada perluasan cakupan

usaha padahal usaha Jipang milik Bu Neng Iis memiliki banyak konsumen yang

tidak hanya datang dari desa setempat, melainkan datang dari luar kota bahkan

luar negeri yaitu Malaysia. Mungkin saja keadaan ini terjadi karena minimnya

pengetahuan dan keterampilan wirausaha yang dimiliki oleh pemilik usaha ini,

selain itu sistem penjualan yang masih bersifat tradisional yaitu dari mulut ke

mulut dan telekomunikasi pemesnan yang masih minim serta sulit untuk

melakukan penjualan di lokasi wisata, dikarenakan saat ini lokasi wisata di daerah

Ciseeng, Bogor masih minim.

B. TUJUAN

a. Untuk melakukan observasi dan wawancara terhadap pengusaha

produk makanan tradisional Jipang di Desa Putat Nutug Ciseeng

Bogor Jawa Barat

b. Untuk melakukan analisis terkait dengan kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman dari produk usaha makanan tradisional Jipang di

Desa Putat Nutug

c. Untuk mengetahui sejauh mana produk usaha Jipang telah sesuai

sasaran penjualan nya sehingga dapat dilakukan pengembangan

diberbagai aspek kewirausahaan untuk mendukung penjualan produk

makanan tradisional Jipang di Desa Putat Nutug Ciseeng Jawa Barat.

3
C. MANFAAT

- Manfaat Teoritis :

1. Secara teoritis penelitian ini akan memberikan masukan terhadap

pemerintah daerah dalam pengelolaan potensi desa terutama dalam

produk makanan tradisional Jipang.

- Manfaat Praktis :

1. Bagi Mahasiswa penelitian ini akan memberi manfaat terkait

dengan peran serta mahasiswa dalam menerapkan ilmu

kewirausahaan juga meningkatkan pengetahuan dalam bidang

ekonomi dan bisnis. Dan mahasiswa dapat mengetahui lebih

menguntungkan dan efisien mana apabila ditentukan suatu sasaran

penjualan yang terbaik bagi produk. Serta mahasiswa dapat

menganalisa dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

yang ada. Selain itu mahasiswa dapat mempelajari cara-cara

membuat makanan seperti salah satunya Jipang. Dan yang

terpenting adalah mendewasakan pola pikir mahasiswa dalam

menganalisis dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat

2. Bagi Masyarakat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai acuan bagi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

masyarakat sekaligus dapat meningkatkan produktivitas rakyat dan

4
kemandirian ekonomi dalam rangka mempersiapkan pembangunan

sumber daya yang kompetitif dan berkualitas.

3. Bagi Pengusaha :

1. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengembangkan bisnis

bagi masyarakat setempat sehingga bisnis ini dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

2. Menambah wawasan bagi bu neng Iis dalam merencanakan

pendistribusian produk jipang.

3. Dapat memberikan perubahan-perubahan kearah yang lebih

baik

4. Dapat memperoleh masukan-masukan baru terhadap

permasalahan-permasalahan yang dihadapi

5
BAB II

ANALISA SITUASI

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dari

usaha produk makanan tradisional Jipang ini antara lain :

1. Pemasaran masih menggunakan media WhatsApp dan mulut ke mulut

(word of mouth marketing)

2. Belum ada merek, brand, dan tagline dari produk makanan tradisional

Jipang

3. Pengemasan yang masih menggunakan plastik sehingga dapat

berdampak pada lingkungan.

4. Pencatatan laporan keuangan masih dibuat oleh anak dari Ibu Neng Iis

dan Ibu Neng Iis selaku pengusaha belum memahami pencatatan

keuangan dengan sistem komputerisasi

5. Alat pemarut singkong masih sederhana dengan bahan dasar kayu dan

seng hasil pembuatan tangan atau handmade.

6. Alat pemeras singkong masih menggunakan pakaian berupa kaus

sebagai alat perasnya.

6
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas, kelompok dapat

merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Apakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari

produk usaha makanan tradisional Jipang di Desa Putat Nutug ?

Apakah produk usaha Jipang telah sesuai sasaran penjualan nya serta

apakah ada acara yang dapat dilakukan untuk pengembangan

diberbagai aspek kewirausahaan untuk mendukung penjualan produk

makanan tradisional Jipang di Desa Putat Nutug Ciseeng Jawa Barat ?

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Pada laporan kegiatan berjudul ‘’Program Merdeka Belajar Kampus

Merdeka Matching Fund Kewirausahaan Produk Makanan Tradisional Jipang

Desa Putat di Nutug Ciseeng Bogor Jawa Barat’’ dengan kelompok peneliti

menggunakan metode kualitatif pengamatan berperan serta. Menurut

Jorgensen (dalam Mulyana, 2010:162), metode pengamatan berperan serta

(pengamatan terlibat) dapat didefinisikan berdasarkan tujuh ciri berikut:

1) Minat khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif

orang-orang dalam atau anggota-anggota situasi atau keadaan tertentu,

2) Fondasi penelitian dan metodenya adalah kedisinian dan kekinian

kehidupan sehari-hari,

3) Bentuk teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan pemahaman

eksistensi manusia,

4) Logika dan proses penelitian yang terbuka, luwes, oportunistik, dan

menuntut redefinisi apa yang problematik, berdasar fakta yang diperoleh

dalam situasi nyata eksistensi manusia,

5) Pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus,

6) Penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan

pribumi lapangan,

8
7) Penggunaan pengamatan langsung bersama metode lainnya dalam

mengumpulkan informasi.

Dalam penelitian ini, kelompok peneliti sekaligus berperan sebagai instrumen

penelitian, maksudnya adalah peneliti sebagai alat pengumpul data. Terkait

dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling,

yakni peneliti menentukan sendiri sampel yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian atau informannya. Dalam hal ini, informan penelitian melibatkan

mahasiswa, dan pelaku industri rumahan produk makanan tradisional Jipang

di desa Kampung Tengah Putat Nutug Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor

Jawa Barat.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pencatatan

atau pengamatan berperan serta ini dihasilkan dari gabungan kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya. Semua jenis data tersebut dapat dianalisis

berdasarkan keterampilan integratif dan interpretatif dari kelompok peneliti.

Metode penelitian ini tidak berusaha menganalisis kuantifikasi atau angka-

angka. Menurut Afrizal (2016:20), para peneliti yang menggunakan metode

penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data yang

memungkinkan mereka untuk mendapatkan kata-kata dan perbuatan-

9
perbuatan manusia sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain, metode penelitian

kualitatif tidak akan melakukan analisis angka-angka melainkan kata-kata

yang menyatakan alasan-alasan atau interpretasi atau makna-makna dan

kejadian-kejadian serta perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh perorangan

maupun kelompok sosial.

C. TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam melakukan analisis data, teknik yang peneliti lakukan adalah

dengan cara pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan

lapangan, dan materi-materi lain yang telah peneliti kumpulkan sebelumnya.

Selanjutnya peneliti menyusun, merangkum, mencari pola, dan berusaha

menemukan data apa yang penting dan perlu dipelajari. Dalam buku

“Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data” karangan Emzir (2016:86)

dijelaskan bahwa tujuan analisis adalah menafsirkan dan membuat makna

materi-materi yang telah dikumpulkan muncul sebagai tugas monumental

ketika seseorang untuk pertama kali terlibat dalam proyek penelitian.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS SWOT

 Strength (kekuatan) produk Jipang :

1. Produk jipang dengan bahan alami umbi-umbian singkong yang tidak

memakai pengawet, dengan rasa manis yang berasal dari gula pasir

dengan merk GMP (Gunung Madu Premium) yang dicairkan sampai

caramel dan rasa yang bercampur dengan rasa asam sehingga

mendukung ketahahanan produk, adonan singkong yang ketika

digoreng mengembang dan renyah.

2. Produk jipang yang merupakan makanan tradisional dengan cita rasa

yang manis asam yang sama dengan kesukaan mayoritas rasa orang

Indonesia.

 Weakness (kelemahan) produk Jipang :

1. Penjualan jipang sebelum dan saat pandemik ini yaitu penjualan dengan

sistem pesanan order dan tidak ada target penjualan dan sistem SOP

tertulis yang mengatur.

2. Merk yang tidak terlalu terkenal karena hanya inisial ASR

3. Kemasan, alat parut dan alat lainnya tradisional dan pengerjaan dengan

sistem kerja manual dengan tangan manusia sehingga mudah

mengakibatkan rasa sakit pada tangan dari pekerja yang mengerjakan nya.

11
4. Penjual yang belum memahami marketplace

5. Pencatatan keuangan yang menggunakan tabel besar dengan media tulis

kertas yang ditempelkan pada dinding, pencatatan keuangan dengan

sisitem komputerisasi dilakukan oleh anak dari Bu Neng Iis.

 Opportunity (peluang) produk Jipang :

1. Ketahanan produk Jipang tahan selama 3 bulan ditempat tertutup

2. Produsen dapat melakukan penjualan di marketplace

3. Pembuatan kemasan tertutup dan ramah lingkungan

 Threat (ancaman) Jipang :

1. Pesaing produk Jipang.

2. Persaingan penjualan antar keluarga.

3. Masyarakat yang kurang cocok dengan selera makanan tradisional.

B. SOLUSI

1. Pemasaran akan dibantu oleh team dan anggota Matching Fund

Kewirausahaan melalui pembukaan akun marketplace seperti Shopee,

Tokopedia dan Lazada dan sosial media seperti Facebook, Instagram.

Dan pelatihan digital marketing

2. Pembuatan merek baru dengan persetujuan pengusaha dengan logo

dan tampilan yang menarik

12
3. Packaging dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, warna

kemasan yang lebih variatif

4. Pelatihan pencatatan laporan keuangan sederhana

5. Memberikan alat pemarut singkong agar para produsen Jipang tidak

perlu mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk memarut

singkong secara manual. Pengusaha produk makanan tradisional

Jipang membutuhkan mesin alat parut yang memadai untuk

mempermudah proses pemarutan singkong untuk bisa memproduksi

lebih banyak dalam waktu yang singkat.

6. Memberikan mesin pemeras singkong agar pada tahap dimana

singkong yang telah diparut harus dipisahkan dengan ampas, para

pekerja tidak perlu lagi mengeluarkan tenaga berlebih untuk

memisahkan ampasnya. Pengusaha produk makanan tradisional Jipang

membutuhkan mesin pemeras singkong dikarenakan untuk memeras

singkong membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak, apabila

perusahaan mempunya mesin ini, sudah dapat dipastikan perusahaan

akan bisa dan dapat memproduksi Jipang yang lebih banyak lagi.

13
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tentang faktor

penyebab UMKM di Desa Putat Nutug, Ciseeng Bogor sulit berkembang

disebabkan oleh beberapa faktor :

a. Faktor Internal

1) Kurang mampu dalam memanfaatkan dan memperluas peluang dan akses

pasar

Usaha mikro, kecil dan menengah yang berada di Desa Putat Nutug,

Ciseeng Bogor merupakan unit usaha yang mempunyai jaringan usaha

yang terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena

itu produk yang dihasilkan jumlahnya juga terbatas dan mempunyai

kualitas yang kurang kompetitif.

2) Keterbatasan dalam penguasaan dan akses pada teknologi informasi

Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang sangat penting,

dikarenakan dengan adanya penguasaan akan teknologi ini akan

membantu kelancaran usaha. Tpemnafaatan teknologi dan informasi

seperti pemanfaatan e-commerce di Desa Putat Nutug tidak memiliki

keahlian tersebut.

14
3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang ada di setiap usaha mikro, kecil

dan menengah di Desa Putat Nutug ini baik dari segi pendidikan formal

maupun pengetahuan dan keterampilannya. Padahal semua itu sangat

berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan suatu usaha, dan inilah

yang menyebabkan usaha-usaha disini sulit untuk berkembang dengan

optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kemampuan yang

dimilikinya itu, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi

perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk

yang dihasilkannya

b. Faktor Eksternal

1) Sarana dan prasarana yang kurang memadai Kurangnya informasi yang

dimiliki para pengusaha di Desa Putat Nutug yang berhubungan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan

prasarana yang dimiliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung

kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan. tanpa mengetahui dan

menguasai perkembangan informasi dan teknologi akan membuat setiap usaha

baik Mikro, Kecil maupun Menengah tidak mampu memperbaiki kinerja

mereka menuju modernisasi. Selain itu mereka masih harus mengalami

kesulitan ketika harus mengantar barang akibat buruknya sarana dan prasarana

transportasi yang menghubungkan berbagai dusun di desa ini.

15
2. Upaya yang dapat dilakukan dalam usaha pengembangan UMKM di Desa

Putat Nutug

a. Bagi Pengusaha

1) Meningkatkan kreatifitas Kreatifitas adalah kemampuan seseorang

dalam menciptakan sesuatu yang baru baik dalam bentuk barang maupun

jasa. Kreatifitas bagi pedagang baik yang sekedar menjual maupun yang

sekaligus memproduksi sendiri dapat ditunjukkan dengan menunjukkan

ciri khas produknya terutama dari kulitas dan rasanya, penataan barang

dagangan sedemikian rupa sehingga dapat menarik pembeli, lebih

melengkapi jenis barang dagangan yang dijual, memberikan pelayanan-

pelayanan khusus seperti bonus, potongan harga atau hadiah yang lainnya

dan modifikasi bentuk packing barang yang menarik. Sementara bagi

yang bergerak di bidang jasa adalah memberikan pelayanan yang spesial

di waktu-waktu tertentu, mengikuti berbagai pelatihan ketrampilan yang

mendukung usah.

2) Belajar dari pengalaman usaha Pengalaman usaha yang dimiliki oleh

para wirausaha di Desa Putat Nutug meliputi pengalaman yang diperoleh

selama berdasarkan lamanya usaha dan pengalaman yang diperoleh

dengan cara belajar. Dengan pengalaman usaha yang dimiliki pengusaha

16
akan dapat menentukan cara-cara baru maupun yang sedang berlaku saat

ini sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen yang kemudian

merasa puas dan dapat menjadi langganannya sehingga usahanya bisa

berjalan lancar.

4) Mengembangkan Sumber daya yang dimiliki Usaha yang dapat dilakukan

pengusaha di Desa Putat Nutug dalam hal ini adalah harus pandai dalam

mengkoordinasi semua sumber daya yang ada yang terdiri dari sumber

daya manusia, modal dan tenaga yang diperlukan. Sebab dalam hal ini

pengusaha tidak hanya sebagai pemilik modal namun sekaligus pelaksana

utama dalam menjalankan

b. Bagi Pemerintah

1) Bantuan Permodalan Pemerintah perlu memperluas pengadaan kredit

khusus dengan syaratsyarat yang tidak memberatkan bagi UMKM, untuk

membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa

finansial formal, sektor jasa finansial informal, pengenalan dan

pemberdayaan koperasi bagi masyarakat luas.

2) Pengembangan Kemitraan

Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antara UMKM,

atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam Desa Putat Nutug

sendiri maupun dengan usaha-usaha di luar desa ini, untuk

menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga

17
untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih

efisien. Dengan demikian usaha-usaha tersebut akan mempunyai

kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya.

3) Pelatihan

Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi usaha ini baik dalam aspek

kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta

keterampilannya dalam pengembangan usahanya.

c. Bagi Masyarakat

harus aktif memberikan saran dan kritik yang membangun pada para

pengusaha di Desa ini. Selain itu mereka juga harus membiasakan diri

untuk selalu lebih mencintai produk lokal setempat dari pada produk dari

wilayah yang lain. Dengan begitu usaha-usaha di sini dapat terus berjalan

dan berkembang menuju kesuksessan.

B. SARAN

Saran dari kegiatan Matching Fund Kewirausahaan untuk penguasaha produk

makanan tradisional Jipang ini adalah :

1. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan untuk para pekerja dan

pelaku usaha

18
2. Memberikan edukasi kepada pekerja dan pelaju bisnis untuk

mempelajari software, media sosial, dan aplikasi lain untuk

mendukung bisnis tersebut.

3. Memperbaharui packaging produk supaya lebih menarik minat dari

para customer

19
LAMPIRAN WAWANCARA

Bu Neng Iis adalah pengusaha produk makanan tradisional khas Jawa

Barat yang berada di Desa Kampung Tengah Kecamatan Putat Nutug

Kabupaten Bogor Jawa Barat yaitu Jipang atau dikenal baik dengan nama

teng-teng dengan merk produk Jipang ASR. Usaha Jipang ini dikelola dalam

industrI rumahan sudah berjalan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun

dengan omzet penjualan dalam 1 tahun dalam toples bisa mencapai Rp

120.000.000 Pendapatan mika : 200 mika X Rp 40.000/ mika = Rp 8.000.000.

Dimana 1 toples kecil ada 15 lusin / lusin 12 buah berarti sekitar 180 toples

ukurannya 1,5 Liter dengan harga Rp 25.000. Jadi total pendapatan yang bu

Neng Iis dapat melalui penjualan Jipang dengan ukuran toples kecil ukuran

1,5 Liter sebesar Rp 4.500.000

20
Makanan Jipang dipasarkan di sekitar kecamatan Ciseeng, Bali dan

sampai Malaysia. Produksi makanan Jipang dilakukan berdasarkan sistem

pesanan dan permintaan dengan media WhatsApp. Berikut ini perincian

pengeluaran untuk bahan yang dibutuhkan dalam pengolaha Jipang :

 Singkong : 2 Ton Singkong x Rp 2000/Kg = Rp 4.000.000 untuk

bahan dasar pembuatan jipang singkong. 8 karung beras, 10

karung ketan

 Gula : 17 karung gula merk GMP = 17 karung gula X Rp 620.000 =

Rp 10.540.000

 Minyak : 70 Dus x 6 botol X 2 Liter = 840 Liter minyak yang

dibutuhkan untuk penggorengan

 Asam Buah : 1,5 Kwintal asam buah

Dan akumulasi penjualan dalam satu tahun diikuti dengan pesanan

khusus terutama selama lebaran yaitu sejumlah 2000 toples setiap

tahun nya menghasilkan 2000 toples Jipang dengan bahan dasar dari

singkong, beras, dan juga ketan, yang diproduksi dalam 15 hari

dengan pembagian kelompok kerja sebanyak 3 orang dengan hasil 3

org/ kelompok dengan total 4 kelompok berarti ada 12 org yg

melakukan pengerjaan produk Jipang ini . 1 hari dapat 50 toples X Rp

6.000 = Rp 300.000 untuk gaji karyawan per hari jadi selama 15 hari

bu Neng membayar Rp 4.500.000 untuk membayar upah karyawan.

21
dengan pembagian tugas ada yang menjadi bagian penjaminan rasa

dengan gula, ada yang melakukan penggorengan Jipang dan ada yang

melakukan packing pada Jipang yang sudah siap jadi dan dilakukan

pengemasan untuk akhirmya nanti dijual ke konsumen

Bu Neng Iis selaku pengusaha makanan tradisional Jipang memiliki

keinginan serta harapan di usaha ini yaitu mendapatkan mesin peras

singkong karena sebelumnya selama ini manual, ngembangin usaha

nyaa lagi bisa masuk ke luar wilayah dari Kampung Tengah ini dan ke

tempat wisata ke Lembah Cisadane dan toko oleh oleh disekitar nya

dan juga hingga cakupan luar kota.

22
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Alat Parut dan Alat Cetak makanan Jipang

23
24
2. Hasil dari perasan singkong (Ampas) yang difermentasi 10 hari

3. Proses pengendapan perasan singkong yang sudah difermentasi selama 10 hari

25
4. Proses pengeringan hasil singkong yang telah diparut selama 10 hari

26
5. Proses wawancara mengenai Jipang oleh kelompok 2

27
6. Makanan Jipang

28
7. Team Matching Fund dan anggota kelompok produk makanan tradisional

Jipang

29
30
DAFTAR PUSTAKA

(Whetyningtyas, 2015) Analisis Pengaruh Kemampuan Menyusun Laporan

Keuangan Dan Jiwa Kewirausahaan Terhadap Kinerja Operasional UMKM (Studi

Empiris Di Klaster Bordir Dan Konveksi Desa Padurenan, Kecamatan Gebog,

Kabupaten Kudus) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 :

Semarang

31
Bogor, Potensi Daerah Ciseeng. (2019, 10 Juni) . Profil Desa Putat Nutug. Diakses

melalui PROFIL DESA PUTAT NUTUG... - Potensi Daerah Ciseeng, Bogor |

Facebook

32

Anda mungkin juga menyukai