Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENELITIAN UMKM KERIPIK GADUNG

DI DESA JOHO KECAMATAN KALIDAWIR

Dosen Pembimbing :

Sawal Sartono, SE.,MM.

Disusun oleh :

1. Afrizal Nurdiansyah 2160302100121


2. Andri Ani Nanda Lestari 2160302100145
3. Mokhamad Fatkhur Setiawan 2160302100022
4. Pramesti Putri Cahyani 2160302100144
5. Wandilla Puspita Sari 2160302100141

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BIDIKMISI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Laporan Penilitian UMKM
Keripik Gadung di Desa Joho Kecamatan Kalidawir” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang materi Klaster UMKM
Keripik Gadung di Desa Joho Kecamatan Kalidawir bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku Dosen Sawal Sartono
SE.,MM Mata Kuliah Bisnis Internasional. Ucapan terima kasih juga di sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang sifatnya membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 22 Oktober 2023

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................

2.1 Landasan Teori........................................................................................................


2.2 Biaya .......................................................................................................................
2.3 Pendapatan...............................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian....................................................................................................


3.2 Interview..................................................................................................................

BAB IV HASIL..................................................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................................

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................
4.2 Saran........................................................................................................................
4.3 Lampiran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan dewasa ini tantangan utama adalah tantangan


kesempatan kerja atau usaha bagi penduduk yang terus meningkat. Jutaanorang
atau pemuda memerlukan kerja, sementara lapangan kerja formal yangrelatif
sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang ada.Ironisnya
sebagian lowongan kerja yang ada tidak dapat terisi oleh merekayang
mencapaipekerjaan karena mereka tidak bisa memenuhi persyaratan atau
kualifikasi yang diminta.
Sebagian terbesar angkatan kerja tersebut memang berpendidikan rendah
dan tidak memiliki keterampilan khusus. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika mereka mencari dan berusaha sendiri dalam usaha kecil. Karena usaha
mereka umumnya tidak menentu dan tidak terdaftar secara resmi,maka usaha
mereka disebut usaha informal. Usaha informal ini sebaiknya dibina,
dikembangkan dan dipadukan dengan usahayangadaagar dapat meramaikan
perdagangan.
Keripik gadung merupakan salah satu produk unggulan daerah
Kabupaten Tulungagung, sentra produksi keripik gadung terletak di Kecamatan
Kalidawir dengan jumlah 25 UMKM yang masih aktif produksi.Permasalahan
yang dialami UKM selama ini adalah kelembagaan masih cenderung individu
sehingga minimnya komunikasi dan kerjasama antar UMKM, belum ada asosiasi
dan kerjasama dengan pemerintah serta rendahnya kualitas produk.
Tujuan penelitian adalah menganalisis UMKM keripik gadung
berdasarkan kinerja dan kualitas produk. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan
yaitu untuk mengembangkan usaha melalui peningkatan akses informasi dan
peningkatan inovasi teknologi, peningkatan permodalan agar dapat melakukan
kegiatan pemasaran dengan optimal, meningkatkan kapasitas produksi serta
memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan standarisasai, quality
control (QC) dan peningkatan akses pemasaran juga diperlukan untuk
mengembangkan usaha keripik gadung. Upaya perbaikan melibatkan seluruh
pelaku dan pemerintah daerah yang saling terhubung.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan Teori Mikro dengan Ekonomi Manajerial dalam
penelitian Kerupuk Gadung yang ada di Desa Joho Kecamatan Kalidawir
?
2. Bagaimana Biaya yang dikeluarkan pengusaha Keripik Gadung yang ada
di Desa Joho Kecamatan Kalidawir ?
3. Bagaimana Pendapatan yang diperoleh pengusaha Keripik Gadung yang
ada di Desa Joho Kecamatan Kalidawir ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan Teori Mikro dengan Ekonomi Manajerial
yang berkesinambungan dalam penelitian Keripik Gadung yang ada di
Desa Joho Kecamatan Kalidawir.
2. Untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan dalam produksi
Keripik Gadung yang ada di Desa Joho Kecamatan Kalidawir.
3. Untuk mengetahui berapa pendapatan yang diperoleh pengusaha
Keripik Gadung yang ada di Desa Joho Kecamatan Kalidawir.

BAB II

4
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Secara umum, pengertian ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari kegiatan
ekonomi dari produsen dan konsumen dalam penentuan kuantitas, kualitas, dan harga
barang atau jasa di pasar.Pelaku ekonomi dalam ekonomi mikro meliputi individu atau
perseorangan dan perusahaan.Keputusan penawaran dan permintaan suatu barang atau
jasa dapat diambil dengan cara menganalisis kegiatan dan memproses ekonomi
mikro.Ilmu ekonomi mikro disebut juga teori harga (price theory). Hal ini karena setiap
barang ekonomi baik input maupun output pasti akan memiliki harga. Bila barang atau
jasa tersebut tidak memiliki harga (price) maka teori ekonomi pun pasti tidak
ada.Barang input dan output setiap perusahaan tidaklah sama, tergantung pada
pemakainya.Di dalam ekonomi mikro terdapat beberapa aspek analisis, di
antaranya:Analisis biaya dan manfaat, teori permintaan dan penawaran, elastisitas,
model-model pasar, industri, teori produksi, dan teori harga.Peran ekonomi mikro di
dalam suatu bisnis untuk membantu menjelaskan secara teoritis bagaimana kondisi di
dalam persaingan sempurna dan menganalisis kegagalan pasar.

Pengertian ekonomi mikro menurut William M Snell dan Mary A Marchant


adalah penjelasan mengenai suatu proses ekonomi terkait pada pengamatan individu,
rumah tangga, dan perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan (William M Snell dan
Mary A Marchant).Ekonomi mikro dapat menganalisis perilaku kegiatan ekonomi
menjadi sebuah keputusan yang nantinya memengaruhi penawaran dan permintaan
barang atau jasa tertentu.Faktor permintaan dan penawaran barang atau jasa ini yang
menjadi penentu harga, kuantitas, dan kualitas barang atau jasa yang dijual.Ekonomi
mikro juga mempunyai tujuan untuk menganalisis mekanisme pasar dalam menentukan
keterbatasan sumber daya dan relativitas harga.Pengertian ekonomi mikro menurut Adam
Smith adalah poin ekonomi yang memiliki sifat ekonomis rasional, sehingga membuat
pelaku ekonomi akan mempertimbangkan hal-hal rasional dalam pengambilan suatu
keputusan (Adam Smith).Ekonomi mikro juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk
menganalisis keputusan dan perilaku kegiatan ekonomi yang akan memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang atau jasa. Analisis inilah yang nantinya akan
menentukan harga, penawaran, serta permintaan barang atau jasa di pasar (Sadono
Sukirno).

5
Tujuan ekonomi mikro adalah mengkaji mekanisme pasar dari beberapa faktor
yang ada. Hasil mekanisme ini nantinya akan dapat memengaruhi harga relatif barang
atau jasa, menganalisis setiap kegagalan suatu pasar dan mampu memproduksi hasil
yang realistis, menjelaskan keadaan teoretis yang diperlukan pasar terhadap persaingan
pasar sempurna.Perilaku produsen dan konsumen yang melakukan kegiatan ekonomi
dapat dilihat dari proses ekonomi mikro.

2.2 Biaya

Biaya adalah pengeluaran dari perusahaan atau individu supaya dapat


memperoleh manfaat yang lebih banyak dari berbagai kegiatan ekonomi yang
dilakukan.Biaya juga dapat memengaruhi perubahan harga barang atau jasa, misalnya
biaya bahan baku yang tinggi mengakibatkan harga barang atau jasa tersebut menjadi
naik.Biaya di dalam ekonomi sering disebut sebagai cost. Hal ini karena biaya yang
dikeluarkan memiliki tujuan untuk menghasilkan output produksi yang targetnya dapat
dicapai.

Dalam proses pembuatan keripik gadung ini, pemilik usaha melakukan


pemesanan bahan baku kepada penyedia bahan baku setiap hari. Berikut adalah bahan
baku utama yang dipakai dalam pengolahan keripik gadungdalam 1x produksiadalah
sebagai berikut :

Tabel 1.Total Penggunaan Bahan Baku Pembuatan Keripik Gadung Dalam Sekali
Produksi.

Nama Bahan Frekuensi


Umbi Gadung 1,5Kw
Garam 1 Kg
Abu 1Karung
Kayu bakar 1 bak
Jumlah 1x Produksi
1 x produksi 45 kg

Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

6
Restock bahan baku dilakukan setiap hari yang digunakan dalam pengolahan keripik
gadung :

Tabel 2. Kuantitas dan Frekuensi Pembelian Bahan Baku Dalam Satu Kali Proses
Produksi

Nama Bahan Frekuensi Jumlah Satuan ( Rp) Jumlah Keseluruhan ( Rp)


Umbi Gadung 1,5 kw 1.600/kg 240.000
Garam 1 kg 12.000/kg 12.000
Abu 1 karung 30.000/karung 30.000
Kayu Bakar 1 bak 200.000/bak 200.000
Jumlah 482.000
Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

Berdasarkan Tabel 2.maka dapat dilihat bahwa dalam proses satu kali produksi
industri ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 482.000 dengan frekuensi 1,5 kw umbi
gadung 1 Kg garam 1 karung abu dan 1 bak kayu bakar. Dalam sekali produksi industri
keripik gadung dapat menghasilkan 45 kg keripik gadungmentah yang di jual dariharga
mulai Rp. 25.000 untuk kemasan kecil, Rp. 30.000 untuk kemasan bundar, Rp. 40.000
untuk kemasan besar dan Rp. 45.000 untuk kemasan super. Harga ini di sesuaikan dengan
harga yang di berikan oleh pengepul.

2.3 Pendapatan

Berdasarkan ilmu ekonomi, pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan


barang atau jasadi sebuah perusahaan dalam periode tertentu.Sebenarnya tidak hanya
hasil dari penjualan, pendapatan sebuah perusahaan bisa juga berasa dari bunga dari
aktiva perusahaan yang digunakan pihak lain, dividen, dan royalti.Semuanya dijumlahkan
dan dicatat dalam pembukuanperusahaan.Selain itu, pendapatan juga bisa didefinisikan
sebagai biaya yang dibebankan kepada pelanggan atau konsumen atas harga barang atau
jasa.Pendapatan merupakan faktor penting dalam perusahaan karena merupakan tolak
ukur maju atau mundurnya sebuah perusahaan.Semakin besar pendapatan, perusahaan
tersebut dinilai semakin maju, begitu pula sebaliknya.Pendapatan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pendapatan operasional dan pendapatan nonoperasional.

Dalam kegiatan industri pembuatan keripik gadung ini hanya mendapatkan


pemasukan dari pendapatan operasional. Karena industri ini masih menggunakan
7
pengolahan tradisional dimana dalam pengolahannya tidak meggunakan mesin dan masih
di lakukan secara manual menggunakan tenaga manusia.Jadi, di industri ini hanya
terdapat pendapatan kotorr dan bersih saja. Pendapatan operasional merupakan hasil yang
didapat langsung dari kegiatan operasional suatu perusahaan.Pendapatan operasional
kembali dibagi 2 (dua) golongan, yakni pendapatan bersih dan pendapatan
kotor.Pendapatan kotor, pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan sebelum dikurangi
faktor return barang dan potongan penjualan. Pendapatan bersih, pendapatan dari hasil
penjualan barang atau jasa setelah dikurangi faktor return barang dan potongan
penjualan.Pendapatan paling baik diukur dengan nilai tukar (exchange value) dari suatu
barang atau jasa. Nilai tukar tersebut juga diukur dari cash equivalent atau present value
yang diharapkan dapat diterima melalui tagihan-tagihan yang masuk. Pada intinya,
pendapatan diukur melalui nilai uang atau sejumlah uang yang nantinya diterima sebagai
hasil dari suatu proses transaksi pendapatan.

Berikut merupakan data pendapatan yang di peroleh oleh Bu Jumrotin dalam


usahanya mengolah umbi gadung menjadi keripik gadung.

Tabel 3. Frekuensi pendapatan kotor Bu Jumrotin dalam 1 hari

Ukuran Berat (kg) Harga satuan (Rp) Frekuensi Jumlah keseluruhan ( Rp)
Kecil 1 kg 25.000 12 300.000
Bundar 2.5 kg 30.000 6 180.000
Besar 4 kg 40.000 2 80.000
Super 5 kg 45.000 2 90.000
Jumlah 1x Produksi
Total 1x Produksi 45 Kg
Pendapatan dalam 1x produksi Rp. 650.000
Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

8
Tabel 4. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Keripik gadung Selama 1
Bulan.

Nama Bahan Frekuensi Jumlah Satuan ( Rp) Jumlah Keseluruhan ( Rp)


Umbi Gadung 45 kw 1.600/kg 720.000
Garam 30 kg 12.000/kg 360.000
Abu 30 karung 30.000/karung 900.000
Kayu Bakar 30 bak 200.000/bak 6.000.000
Jumlah 7.980.000
Income Per-bulan 19.500.000
Laba bersih 11.520.000
Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

Berdasarkan Tabel 4. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan produksi


selama 1 bulan dilakukan perhitungan produksi dalam 1 bulan maka industri keripik
gadung milik Bu Jumrotin akan menghabiskan biaya sebesar Rp. 7.980.000 dalam 30 kali
produksi. Dalam hal tersebut income atau pendapatan kotor yang didapatkan sebesar Rp.
19.500.000.Untuk pendapatan bersihnya Bu Jumrotin mendapatkan pendapatan bersih
sebesar Rp. 11.520.000 perbulan.

BAB III
9
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sebagai laporan penelitian , maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode.
Secara umum metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau
langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu Secara terperinci
Almack mendefisikan metode ilmiah sebagai sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.2 Berangkat dari
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa adanya metode penilitian memiliki fungsi
yang sangat penting dan menjadi pedoman untuk mengerjakan suatu penelitian, agar
dapat menghasilkan karya tulis yang maksimal.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah :

a. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti terletak di Desa joho
Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung, ini merupakan tempat usaha keluarga
yang memproduksi opak gadung

b. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif, maka kehadiran
peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal, kehadiran peneliti di
tempat penelitian adalah untuk menemukan dan mengeksplorasi data-data yang terkait
dengan fokus penelitian. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam menangkap makna
dan sekaligus alat pengumpul data. Sehingga kehadiran peneliti di lokasi penelitian
diketahui statusnya oleh obyek dan informan. Dalam melakukan penelitian mengenai
usaha opak gadungDesa joho Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung, peneliti
harus sering hadir di usaha keluarga yang memproduksi opak gadung di Desa joho

10
Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung tersebut agar mendapatkan informasi yang
lengkap dari informan

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertujuan untuk mendapat informasi dan


data-data terkait sistem atau usaha opak gadungDesa joho Kecamatan kalidawir
Kabupaten Tulungagung.

c. Sumber Data

Sumber data adalah tempat, orang atau benda dimana peneliti dapat mengamati,
bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
Sumber data secara garis besar dapat dibedakan menjadi beberapa, berikut di antaranya:

1. Person (orang) yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau dalam konteks penelitian ini disebut informan. Dalam
sumber data yang termasuk informan adalah usaha opak gadungDesa joho Kecamatan
kalidawir Kabupaten Tulungagung

2. Place (tempat) yaitu sumber data yang diperoleh dari gambaran tentang situasi
atau kondisi yang berlangsung berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
Dalam sumber data ini peneliti memperoleh data dari melihat situasi dan kondisi di usaha
opak gadungDesa joho Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung

d. Teknik Pengumpulan

Data Pada setiap pembahasan mengenai metodologi penelitian persoalan prosedur


atau metode pengumpulan data menjadi sangat penting. Prosedur atau metode
pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil
atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan pengunaan prosedur atau metode pengumpulan
data dapat berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur atau metode pengumpulan data sebagai
berikut:

1. Metode Observasi
Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalaui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Dalam menggunakan metode observasi untuk penggumpulan
data peneliti harus melakukan pengamatan langsung sekaligus pencatatan
11
terhadap fenomena yang sedang dikumpulkan informasinya. Metode obsevasi
pada penelitian ini digunakan untuk mengumpukan data-data yang berkaitan
dengan proses gadai yang diberikan oleh pengembang.8 Peneliti langsung terjun
ke lapangan untuk mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan dan berusaha
mengenal akrab masyarakat setempat guna mendapatkan informasi tentang fokus
penelitian yang sedang dilakukan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan produksi
opak gadung yang diberikan pengembang di di usaha opak gadung Desa joho
Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung
2. Metode Wawancara
Metode wawancara (metode interview) adalah suatu proses interaksi dan
komunikasi, guna memperoleh data secara langsung yang dapat mempermudah
dalam menganalisa data penelitian/proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab secara bertatap muka antara pewawancara
dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.9 Pada
metode ini adanya pewawancara, informan, materi wawancara dan pedoman
wawancara (pada yang terakhir ini belum tentu ada). Pada wawancara ini metode
yang digunakan adalah metode wawancara baku terbuka atau wawancara
terstruktur.
Jenis wawancaraini ialah pertanyaan, kata-kata dan cara penyajiannya pun
sama untuk setiap informan. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman
terbatas, dan itu tergantung pada situasi wawancara dan percakapan pewawancara.
Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi
pendapat yang bervariasi yang bisa terjadi antara seorang dengan informan
lainnya. Tujuan pelaksanaan tersebut tidak lain merupakan usaha untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan. Wawancara jenis ini
bermanfaat juga ketika pewawancara ada beberapa orang dan informan cukup
banyak jumlahnya. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan untuk
menggali data dengan bertanya kepada pihak di usaha opak gadung Desa joho
Kecamatan kalidawir Kabupaten Tulungagung.
3.2 Interview
Berikut adalah dialog yang dilakukan antara peneliti dengan narasumber :
Peneliti : Kapan usaha ini mulai didirikan ?
Narasumber : Usaha ini sudah berdiri sejak lama, usaha ini merupakan turun
temurun warisan usaha dari keluarga.
12
Peneliti : Dimana alamat usaha ini ?
Narasumber : Desa Joho, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung.
Peneliti : Berapa jumlah karyawan yang bekerja di sini ?
Narasumber : Kami tidak memperkerjakan orang, hanya di kerjakan oleh
keluarga sendiri. Ada Suami, saya, dan dibantu dengan anak.
Peneliti : Bagaimana operasional jam kerja di sini ?
Narasumber : Operasional jam kerja dimulai pukul 08.00 – 20.00 WIB
Peneliti : Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan
Keripik Gadung ?
Narasumber : Umbi Gadung, Garam, Abu,Bak, Pasah,dan Kayu.
Peneliti : Apa saja jenis produk yang di tawarkan ?
Narasumber : Keripik Gadung mempunyai 4 varian yaitu Bulat, Kecil, Besar,
Super.
Peneliti : Berapa harga yang ditawarkan dari produk ini ?
Narasumber : Berbeda-beda mulai harga RP 25.000 – Rp. 45.000
Peneliti : Menurut anda apakah harga produk ini sudah mengikuti pasaran ?
Narasumber : Sudah sama seperti yang lain.
Peneliti : Sekitar berapa harga jual yang di tawarkan ?
Narasumber : Rp. 25.000 – Rp. 45.000 /kg sesuai jenis yang di pilih.
Peneliti : Dalam melakukan promosi media apa yang digunakan ?
Narasumber : Melakukan media promosi posting di Facebook dan Whatsaap.
Peneliti : Bagaimana saluran distribusi atau pemasaran untuk memasarkan
produk ?
Narasumber : Biasanya di ambil oleh pengepul.
Peneliti : Apakah pernah menjual produk di luar kota ?
Narasumber : Pernah, tetapi jarang.
Peneliti : Apa saja kendala yang ada dalam proses produksi Keripik
Gadung ?
Narasumber : Apabila sulit mencari abu produksi Keripik Gadung terhambat
karena abu berguna untuk menghilangkan racun dan apabila tidak ada panas
matahari yang cukup maka Keripik Gadung tidak bisa kering secari maksimal
sehingga tumbuh jamur dan tidak bisa di pasarkan.
Peneliti : Apa saja Keuntungan produksi Keripik Gadung ini ?

13
Narasumber : Keuntungan yang menjanjikan apalagi waktu Hari Raya Idul Fitri
maka penjulan akan meningkat.

14
BAB IV

HASIL

Gambaran Umum UKM keripik Gadung di Kecamatan Kalidawir.

Sentra produksi keripik gadung terletak di Desa Joho Kecamatan Kalidawir


sebelah ujung selatan Kabupaten Tulungagung. Luas wilayah Kecamatan Kalidawir
sebesar97.43 km2 yang sebagian wilayahnya pegunungan (BPS, 2018). Tanaman umbi
gadungrealatif tumbuh di daerah pegunungan kapur bagian selatan Kabupaten
Tulungagung,sebagian besar masyarakat setempat matapencaharian sebagai produsen
keripik gadung. Jumlah UKM keripik gadung yang aktif produksi sebesar 25 UMKM
dengan lokasi yang berdekatan di satu desa.Sentra keripik gadung
berpotensidikembangkan karena sudah berjalan sejak lama,bisnis turun temurun, dekat
dengan sumber bahan baku dan memiliki ketersediaan jumlah tenaga kerja.

Kapasitas produksiyang dihasilkan rata-rata sekitar 5.416 kg perbulan. Bahan


baku didapatkan dari petanilokal di Tulungagung dan beberapa wilayah lainnya seperti
Trenggalek, Blitar, Madiun,dan Jawa Tengah.Proses produksi keripik gadung
membutuhkan waktu cukup lama sekitar 4 hari dalam sekali produksi karena umbi
gadung memiliki senyawa anti nutrisi seperti dioskorin, histamine, saponin dan
glukosidasianogenik yang mengandung racun dantidak aman jika langsung dikonsumsi.
Sebagian terbesar angkatan kerja tersebut memang berpendidikan rendah dan tidak
memiliki keterampilan khusus. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mereka mencari
dan berusaha sendiri dalam usaha kecil. Karena usaha mereka umumnya tidak menentu
dan tidak terdaftar secara resmi,maka usaha mereka disebut usaha informal. Usaha
informal ini sebaiknya dibina, dikembangkan dan dipadukan dengan usahayangadaagar
dapat meramaikan perdagangan.

Produsen kerupuk gadung menerapkan metode penghilangan sianida dalam umbi


gadung seperti perendaman dalam larutan garamdapur, perendaman dengan air
mengalir,pemberian abu gosok, pengepresan atau perlakuan panas (penjemuran dan
perebusan umbi). Di Malaysia umbi gadung dapat di detoksifkasi secaratradisional
dengan perebusan, pemanggangan atau perendaman air mengalir selama7 hari. Oleh
karena itu, pembuatan kerupuk gadung membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga
produsen kerupuk gadung di Kabupaten Tulungagung hanya menghasilkan produk

15
mentah ataubelum digoreng.Kegiatan produksi kerupuk gadung dilakukan pada musim
kemarau sekitar bulan Mei-Agustus karena sifat bahan baku yangmusiman. Panen umbi
gadung hanya terjadi tiga kali dalam setahun, ditanam padaawal atau akhir musim hujan,
tergantungpada kultivar dan jangka waktu pertumbuhan kematangan karena tanaman ini
tidakekonomis atau tidak umum di tanam di arealyang beririgasi. Tanaman umbi gadung
tumbuh dan berkembangdengan baik di iklim tropis.

Hasil Biaya (Cost) dan Pendapatan Kerupuk Gadung di desa Joho, Kalidawir,
Tulungagung.
 Biaya (cost)
Dalam proses pembuatan kurupuk gadung ini, pemilik usaha melakukan
pemesanan bahan baku kepada penyedia bahan baku setiap hari.
Tabel 2. Kuantitas dan Frekuensi Pembelian Bahan Baku Dalam Satu Kali Proses
Produksi

Nama Bahan Frekuensi Jumlah Satuan ( Rp) Jumlah Keseluruhan ( Rp)


Umbi Gadung 1,5 kw 1.600/kg 240.000
Garam 1 kg 12.000/kg 12.000
Abu 1 karung 30.000/karung 30.000
Kayu Bakar 1 bak 200.000/bak 200.000
Jumlah 482.000
Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

Berdasarkan Tabel 2 yang sudah dijelaskan diatas.maka dapat dilihat bahwa


dalam proses satu kali produksi industri ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 482.000
dengan frekuensi 1,5 kw umbi gadung 1 Kg garam 1 karung abu dan 1 bak kayu bakar.
Dalam sekali produksi industri keripik gadung dapat menghasilkan 45 kg keripik
gadungmentah yang di jual dariharga mulai Rp. 25.000 untuk kemasan kecil, Rp. 30.000
untuk kemasan bundar, Rp. 40.000 untuk kemasan besar dan Rp. 45.000 untuk kemasan
super. Harga ini di sesuaikan dengan harga yang di berikan oleh pengepul.

 Pendapatan
Pendapatan operasional merupakan hasil yang didapat langsung dari
kegiatan operasional suatu perusahaan.Pendapatan operasional kembali dibagi 2
(dua) golongan, yakni pendapatan bersih dan pendapatan kotor.Pendapatan kotor,
pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan sebelum dikurangi faktor return

16
barang dan potongan penjualan. Pendapatan bersih, pendapatan dari hasil
penjualan barang atau jasa setelah dikurangi faktor return barang dan potongan
penjualan.Pendapatan paling baik diukur dengan nilai tukar (exchange value) dari
suatu barang atau jasa. Nilai tukar tersebut juga diukur dari cash equivalent atau
present value yang diharapkan dapat diterima melalui tagihan-tagihan yang
masuk. Pada intinya, pendapatan diukur melalui nilai uang atau sejumlah uang
yang nantinya diterima sebagai hasil dari suatu proses transaksi pendapatan.
Berikut merupakan data pendapatan yang di peroleh oleh Bu Jumrotin
dalam usahanya mengolah umbi gadung menjadi keripik gadung.
Tabel 4. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Keripik gadung Selama
1 Bulan.
Nama Bahan Frekuensi Jumlah Satuan ( Rp) Jumlah Keseluruhan ( Rp)
Umbi Gadung 45 kw 1.600/kg 720.000
Garam 30 kg 12.000/kg 360.000
Abu 30 karung 30.000/karung 900.000
Kayu Bakar 30 bak 200.000/bak 6.000.000
Jumlah 7.980.000
Income Per-bulan 19.500.000
Laba bersih 11.520.000
Sumber : Industri Keripik Gadung Bu Jumrotin

Berdasarkan Tabel 4. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan produksi


selama 1 bulan dilakukan perhitungan produksi dalam 1 bulan maka industri keripik
gadung milik Bu Jumrotin akan menghabiskan biaya sebesar Rp. 7.980.000 dalam 30 kali
produksi. Dalam hal tersebut income atau pendapatan kotor yang didapatkan sebesar Rp.
19.500.000.Untuk pendapatan bersihnya Bu Jumrotin mendapatkan pendapatan bersih
sebesar Rp. 11.520.000 perbulan.

Manajemen produksi merupakan suatu kegiatan untuk merencanakan,


mengorganisasikan, mengarahkan, mengangkat petugas, dan mengawasi kegiatan
produksi, agar diperoleh produk yang direncanakan. Menurut Mulyadi faktor – faktor
yang mempengaruhi laba yaitu biaya, harga jual, volume penjualan dan produksi.Laba
merupakan tujuan perusahaan dimana dengan laba perusahaan dapat memperluas
usahanya. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba merupakan salah satu
petunjuk tentang kualitas manajemen serta operasi perusahaan tersebut, yang berarti

17
mencerminkan nilai perusahaan. Hasil produksi perusahaan dipengaruhi oleh bahan baku
pengadaan bahan baku, tenaga kerja, serta biaya overhead pabrik. kelangsungan hidup
perusahaan untuk menjalankan operasinya.

18
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam pembangunan dewasa ini tantangan utamaadalah tantangankesempatan


kerja atau usaha bagi penduduk yang terus meningkat. Keripik gadung merupakan salah
satu produk unggulan daerah Kabupaten Tulungagung, sentra produksi kerupuk gadung
terletak di Kecamatan Kalidawir dengan jumlah 25 UMKM yang masih aktif
produksi.Keberadaan home industri ini, berimbas kepada kesejahteraan ekonomi pelaku
usaha atau pemilik usaha ataupun pekerja atau buruh yang bekerja untuk seseorang.
Setiap kegiatan ekonomi yang dilaksanakan, tentu saja aka nada faktor yang
mendukung dan mennghambatnya, khususnya dalam penelitian ini pada home industri
keripik gadung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Kalidawir. Faktor
pendukung yaitu, pertama keberadaan bahan baku dari umbi gadung sendiri sangat
mudah untuk didapatkan. Kedua, peluang bisnis ini sangat minim adanya persaingan
karena di Tulungagung sendiri hanya terdapat dua desa yang menjalankannya industri
rumahan ini.
Faktor penghambat yang palingutama adalah musim. Dimanadalam proes
produksinya sendiri sangat bergantung pada panas matahari. Panas matahari inilah yang
sangat dibutuhkan untuk proses pengeringan. Dengan adanya sinar matahari yang
cukup, maka juga akan sangat menunjangproses produksi, namun ketika memasuki
musim penghujan inilah yang menjadi persoalan.
4.2 Saran

1. Hasil penelitian ini mampu menambah wawasan dan keilmuan,bagi kalangan


akademisi.Sehinggadenganadanyapenelitian ini dapat dikembangkan ke dalam
pembahasan-pembahasan selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
2. Sesuai dengan hasil dan desain dalam penelitian, dengan jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini mengkaji peran home
industri dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Joho Kecamatan
Tulungagung ,dengan kajian mengenai home industri keripik gadungnya. Guna
mengembangkan penelitian selanjutnya, maka peneliti memberikan rekomendasi untuk
dilaksanakan kajian pada sisi-sisi lain yang belum dilaksanakan dalam penelitian ini.

19
4.3 Lampiran

20
21
22
23
DAFTAR PUSTAKA

Ardalan, A., Pope, J, -A., Hammesfahr, R, D, -J., 1993. Strategic planning for production
capacity. International Journal of Operations & Production Management. 13, 41–53.
https://doi. org/10.1108/01443579310028166

Asghari, -M., Jusoh, -A., Kianpour, -K., 2014. Environmentally friendly as a new
dimension of product quality. Inter- national Journal of Quality & Reliability
Management. 31, 547-565. https://doi. org/10.1108/IJQRM-06-2012-0079

Bappeda Jawa Timur. 2018. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan dan Pembangunan Kabupaten
Se-Jawa Timur. Dilihat 10 Januari 2019. http://bappeda.jatim-
prov.go.id/bappeda/publikasi/dok_ kabkota_jatim_2018.pdf
Boja, -C., 2011. Cluster models, factors and characteristics. International ournal of
Economic Practices and Theorities. 1, 34-43. http://www.ijept.org/index.php/ ijept
%20/article/view/8

Fain, -N., Kline, -M., Duhovnik, -J., 2011. In- tegrating R&D and marketing in new
product development. Strojniški vestnik
- Journal of Mechanical Engineering. 57, 599-609. http://dx.doi.org/10.5545/ sv-
jme.2011.004
Hubeis, M. 1999. Sistem Jaminan Mutu Pan- gan. Pelatihan Pengendalian Mutu dan
Keamanan Bagi Staf Pengajar. IPB, Bogor

24

Anda mungkin juga menyukai