Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TERKAIT INISIASI PEMBINAAN KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN BARU
KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

OLEH :
MUHAMMAD SAFRUDIN
55196112863

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERIKANAN


POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan adalah sebuah seni atau ilmu dalam pemilihan alternatif solusi
untuk menyelesaikan masalah yang ada yang tidak sesuai dengan kondisi yang di harapkan
(Dermawan:2004). Pengambilan keputusan ini dilakukan dil Kecamatan Andong yang
merupakan salah satu wilayah administrasi Kabupaten boyolali yang memiliki potensi besar
untuk dikembangkan dalam produksi sektor perikanan budidaya. Potensi perikanan di
Kecamatan Andong terdiri atas lahan budidaya air tawar dikolam, dan sawah. Potensi
tersebut baru dimanfaatkan 200 ha lahan budidaya dari total luas kecamatan 54,53 Km²
dengan komoditas unggulan ikan lele, dan nila, tercatat pada tahun 2019 Kecamatan
Andong berhasil memproduksi ikan sebesar 73 666 kg/tahun.
Perlu kita ketahui sektor Perikanan adalah serangkaian kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan,
amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta
lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI No. 9 Tahun 1985 dan UU RI No. 31 Tahun
2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.
Oleh karena itu diperlukan sebuah pendampingan kegiatan penyuluhan perikanan yang
baik untuk inisiasi pembinaan POKDAKAN guna meningkatkan produksi secara kuantitas dan
kualitas produk perikanan, sekaligus menjadi mitra dalam membangun sistem bisnis
perikanan di wilayah Kecamatan Andong. Namun Dalam menjalankan kegiatan penyuluhan
seseorang penyuluh perikanan membutuhkan data dan informasi yang akurat baik data
potensi wilayah maupun data pendudukan dan permasalahan yang ada di pelaku utama
perikanan untuk dijadikan kajian dalam memilih dan memenrapkan penyuluhan perikanan
kepada sasaran.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan
pengambilan keputusan untuk inisiasi pembinaan POKDAKAN di Kecamatan Andong .
2. Untuk mengidentifikasi Tahapan pengambilan keputusan terhadap sasaran di
Kecamatan Andong.
3. Untuk mengetahui efektifitas pengambilan keputusan yang tepat untuk inisiasi
pembinaan POKDAKAN di Kecamatan Andong.
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis : untuk mengetahui faktor penentuan dalam memilih pengambilan
keputusan untuk inisiasi pembinaan POKDAKAN di Kecamatan Andong terkait masalah
yang ada dilapangan dan bagaimana pengaplikasian teori dengan realita dilapangan.
II. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH

a) Kondisi sasaran penyuluh


rendahnya kemampuan SDM pelaku utama dalam hal mengelola manajemen
administrasi kelompok di Kecamatan Andong yaitu terdiri dari pembudidaya
yang berbasik per orangan ataupun kelompok dengan total 100 RTP budidaya
pada tahun 2017. Kecamatan Andong sendiri mempunyai jumlah penduduk
sebesar 59.209 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 29.717  jiwa dan perempuan
sebanyak 29.492 jiwa.  Jika dilihat jumlah penduduk per desa maka desa Sempu
memiliki jumlah ipenduduk terbanyak, yaitu 7.447 jiwa atau 12,6 % dari total
penduduk Kecamatan Andong. 
b) Bidang sosial.
 Kurangnya sosialisasi mengenai fungsi kelompok
 Belum mengetahui buku administrasi kelompok
 Struktur organisasi yang belum terorganisir
 Belum menjadikan kelompok sebagai sumber informasi dan inovasi
c) Bidang Ekonomi
 Belum mengetahui aspek pasar (Pengolahan)
 Belum mengetahui Aspek pemasaran (Budidaya)
 Pendampingan penyuluhan perikanan
d) Belum optimal pembinaan kelompok
Harusnya Program pendampingan dilakukan oleh penyuluh perikanan dengan
memberikan penyuluhan di wilayah kerja yang telah ditentukan setiap penyuluh
mengemban pendampingan bagi 2-3 Kecamatan. Kegiatan pendampingan
tersebut dengan mensosialisasikan program pemerintah ke masyarakat pelaku
perikanan.
e) Kebiasaan Pembudidaya
Kebiasaan pembudidaya yang kurang baik dan masih bersifat tertutup untuk
menerima hal baru sehingga perlu pendampingan untuk pembinaan dalam
sebuah kelompok dengan tujuan untuk menjadi wadah bertukar inovasi dan
sharing pengalaman baik dari penyuluh ataupun dengan kelompok lain yang
sudah berhasil.
III. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dasar Pengabilan keputusan untuk inisiasi kelompok pembudidaya ikan tertuang


pada Kepmen KP No.14 tahun 2012 tentang penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan perikanan mendorong Penyuluh Perikanan (PPB),
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang, yang berdasarkan atas
wewenang/kedudukan yaitu sebagai penyuluh perlu mengimplementasikan tugasnya
dalam Program pendampingan dilakukan oleh penyuluh perikanan dengan memberikan
penyuluhan di wilayah kerja yang telah ditentukan setiap penyuluh mengemban
pendampingan bagi 1-3 Kecamatan. Kegiatan pendampingan tersebut dengan
mensosialisasikan program pemerintah ke masyarakat pelaku perikanan.

IV. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1. Mengidentifikasi masalah
Pengidentifikasian masalah dalam kelompok seperti apa saja misalnya a)
Belum optimal pembinaan kelompok Harusnya Program pendampingan
dilakukan oleh penyuluh perikanan dengan memberikan penyuluhan di wilayah
kerja yang telah ditentukan setiap penyuluh mengemban pendampingan bagi 2-3
Kecamatan. Kegiatan pendampingan tersebut dengan mensosialisasikan
program pemerintah ke masyarakat pelaku perikanan. B) Kebiasaan
Pembudidaya, Kebiasaan pembudidaya yang kurang baik dan masih bersifat
tertutup untuk menerima hal baru sehingga perlu pendampingan untuk
pembinaan dalam sebuah kelompok dengan tujuan untuk menjadi wadah
bertukar inovasi dan sharing pengalaman baik dari penyuluh ataupun dengan
kelompok lain yang sudah berhasil.
2. Menetapkan keputusan
 Mengembangkan kemampuan SDM Pembudidaya
Dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan terkait dengan cara budidaya
yang baik ataupun pemberian materi lain yang dapat menambah kemampuan
dari SDM pembudidaya itu sendiri untuk bisa lebih terbuka terhadap inovasi baru
Pengembangan mata
 Penyuluhan rutin terkait akses legalitas kelompok dan permodalan.
Penyuluhan bertujuan untuk membantu akses legalitas kelompok
yangberbadan hukum guna membantu pengembangan akses modal. Strategi ini
sangat penting karena pada dasarnya saat ini masyarakat pembudidaya ikan
sangat sulit untuk memperoleh modal. Sifat bisnis perikanan yang musiman,
ketidakpastian serta risiko tinggi sering menjadi alasan keengganan bank
menyediakan modal bagi bisnis ini. Selain itu dengan bantuan dapat lebih mudah
untuk mengakses pasar hasil budidaya yang lebih luas lagi.
 Akses Terhadap Teknologi
Teknologi yang digunakan masyarakat kelompok pembudidaya umumnya masih
bersifat tradisional. Karena itu maka produktivitas rendah dan akhirnya
pendapatan rendah. Upaya meningkatkan pendapatan dilakukan melalui
perbaikanteknologi, mulai dari teknologi produksi hingga pasca produksi dan
pemasaran. Upaya-upaya peningkatan akses masyarakat terhadap teknologi
belum banyak dilakukan jadi perlu dorongan dan bantuan dari pemerintah.

 Akses Terhadap Pasar


Pasar adalah faktor penarik dan bisa menjadi salah kendala utama bila
pasar tidak berkembang. Karena itu maka membuka akses pasar adalah cara
untuk mengembangkan usaha karena bila tidak ada pasar maka usaha sangat
terhambat perkembangannya. Untuk mengembangkan pasar bagi produk-
produk yang dihasilkan masyarakat pesisir maka upaya yang dilakukan adalah
mendekatkan masyarakat dengan perusahaan-perusahaan besar yang juga
adalah eksportir komoditas perikanan.

3. Memilih alternatif
 Pertemuan rutin kelompok untuk membantu manajemen kelompok.
 Campur tangan pemerintah dengan bekerja sama kepada bank untuk bantuan
permodalan.
 Pertemuan dengan kelompok yang berhasil dibina dan dapat berjalan sesuai
harapan dengan kata lain temu antar kelompok yang sudah berhasil.
 Pertemuan dengan pemerintah langsung untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam kelompok.

4. Mengevaluasi efektivitas keputusan


Setiap keputusan yang sudah di tetapkan perlu adnya sebuah evaluasi
setelah dilaksanakan apabila hasil dari evaluasi itu menunjukkan belu
tercapainya tujuan pembinaan POKDAKAN menjadi lebih baik sehingga perlu
adanya tindakan selnajutnya sesuai dengan alternatif yang sudah di pilih dan di
siapakan untuk bisa mencapai tujuan inisiasi pembinaan POKDAKAN Kecamatan
Andong.
V. HASIL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Selruh keputusan yang sudah dipilih dan alternatif keputusan yang dilakukan
perlu memperhatikan dengan kebijakan atau Program-program yang telah dilakukan
pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat pesisir telah menghasilkan beberapa
manfaat dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, tidak sedikit
pula program-program yang tidak berhasil karena tidak sesuai dengan harapan
masyarakat dan tidak ada keberlanjutan dari masyarakat. Untuk itu sebagai saran dalam
pengembangan dan pemberdayaan nelayan agar berhasil dan tepat guna, adalah
bagaimana menjadikan nelayan sebagai subyek dari setiap program pengembangan dan
pemberdayaan. Dengan demikian mereka perlu diajak serta keterlibatan untuk
merumuskan peran yang dihadapi, serta mencari alternatif-alternatif pemecahannya.
Hal ini perlu dilakukan karena merekalah yang lebih tahu dan merasakan peran yang
dihadapi dalam usaha meningkatkan taraf kesejahteraan mereka dan keluarganya.

VI. KESIMPULAN

Melalui kegiatan untuk inisiasi pembinaan POKDAKAN di Kecamatan Andong


dengan berbagai keputusan memilih metode penyuluhan yang intensif, persepsi
pembudidaya terhadap manfaat penyuluhan dapat ditingkatkan, yang semula
tergolong baik (kategori sedang) menjadi lebih baik (kategori tinggi). Faktor-faktor yang
mempengaruhi terkait pengambilan keputusan terhadap penyuluhan adalah
karakteristik sasaran, serta perilaku atau kebiasaan pembudidaya permaslahan yang di
hadapi itu apa, setelah itu perlu adanya keputusan dan pilihan alternatif lain dalam
pengambilan keputusan dpat mencapai tujuan yang ingin di capai.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmalia, N., Leilani, A., & Zaidy, A. B. (2013). Persepsi Pelaku Usaha Perikanan
Terhadap Kinerja Penyuluh Perikanan. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan
Kelautan, 7(1), 16–25.
Putri, J. A., Yuniarti, T., & Dewi, I. J. P. (2019). Analisa Permasalahan Penyuluhan
Perikanan di Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Jurnal Penyuluhan
Perikanan Dan Kelautan, 13(2), 149–168.
Ratnadila, N. S., Taryoto, A. H., & Leilani, A. (2019). Pemanfaatan Media Teknologi
Informasi dalam Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan (Kasus Penyuluh
Perikanan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali). Jurnal Penyuluhan Perikanan
Dan Kelautan, 13(2), 189–204.

http://repository.ump.ac.id/2908/3/Laksmi%20Wienur%20Audina_BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/95732-ID-pengaruh-penyuluhan-
terhadap-keputusan-p.pdf
http://repo.unsrat.ac.id/2148/1/Prosiding_PERSEPSI_FINAL_19__(20).pdf
https://kkp.go.id/puslatluh/artikel/8664-inisiasi-penumbuhan-kub-dan-pembinaan-
kelembagaan-pelaku-utama-sektor-kp

Anda mungkin juga menyukai