Anda di halaman 1dari 3

Mengelola Dan Membina Nelayan Tradisional agar Mampu Memasuki dan

Beradaptasi dengan Era Industri 4.0 Menuju


Kehidupan Lebih Sejahtera.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke,
Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas
wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar
2,01 juta km2 yang berupa daratan. Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi kelautan
dan perikanan yang sangat besar.

Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional. Tidak stagnan pada
pemenuhan kebutuhan nasional semata, lebih daripada itu sumber daya kelautan semestinya turut
menyejahterakan pelakunya, yakni para nelayan. Pada praktiknya, masyarakat nelayan merupakan kelompok
yang dihadapkan pada kompleksitas permasalahan ekonomi. Kemiskinan telah melekat erat pada kelompok-
kelompok ini, terutama bagi nelayan kecil.

Pada tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap telah meluncurkan program
Pembangunan Seribu Kampung Nelayan yang Mandiri, Tangguh, Indah dan Maju atau dikenal dengan
nama Sekaya Maritim, serta bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memajukan usaha di
bidang perikanan terutama usaha perikanan tangkap skala kecil.

Sekaya Maritim merupakan Program Penanggulangan Kemiskinan seperti yang dijanjikan Presiden


Jokowi dalam kampanyenya, yang bertujuan meningkatkan akses ketersediaan pelayanan dasar yang
dapat meningkatkan kualitas hidup nelayan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase revolusi teknologi yang mengubah cara beraktivitas manusia
dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Perkembangan
teknologi yang pesat akan mendorong perubahan perilaku masyarakat dan peningkatan kebutuhan. Begitu juga
dengan masyarakat atau nelayan tradisional saat ini dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang
melimpah, sejatinya negara Indonesia terkhusus masyarakat pesisir mampu memasuki dan beradaptasi di era
industri 4.0. Sayangnya, hingga kini kemampuan penguasaan teknologi kita tergolong masih tertinggal.
Kapasitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) kita masih berada di kelas-3, dimana lebih dari 75 %
kebutuhan teknologinya berasal dari impor.
STRATEGI PENGEMBANGAN

Untuk menerapkan teknologi industri 4.0 pada sektor perikanan di Indonesia, maka komponen usaha
baik pemerintah, pimpinan/pelaku usaha, maupun masyarakat lainnya harus bersinergi satu sama lain. Adapun
langkah – langkah strategis yang harus dilakukan ialah :

1. Meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi masyarakat/nelayan
tradisional dengan lebih menekankan pada penerapan teknologi industri 4.0.
2. Membangun inovasi baru yang dapat dilakukan oleh masyarakat pesisir dengan bekerja sama dengan
nelayan tradisional setempat. Contohnya, Membuka bisnis toko ikan, membuka pekerjaan untuk toko
ikan tersebut atau mengolah ikan tangkapannya agar bernilai jual tinggi yang pastinya berbasis
teknologi modern.
3. Membangun insfrastruktur digital yang mendukung industri 4.0. Dalam pasar global, internet juga akan
mendukung komunikasi dan kerjasama global antara karyawan, konsumen, penjual dan rekan bisnis.
Serta kita bisa lebih mengupdate perkembangan teknologi digital dalam upaya meningkatkan daya
saing nelayan tradisional dalam memasuki era industri 4.0.
4. Mendorong pemanfaatan teknologi disgital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri
kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart.
Program ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era
industri 4.0.
5. Bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengupayakan anggaran ataupun modal untuk
meningkatkan integritas dari SDM yang ada di pesisir.

Dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengelola dan membina nelayan tradisional saat
ini sangat dibutuhkannya pemahaman tentang Era Industri 4.0 dan harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan teknologi digital saat ini. Dalam hal ini, dibutuhkan pembentukan organisasi guna mencapai
tujuan yang pasti dalam mengelola sumber daya alam maupun manusia dan juga dibutuhkan manajemen
pengelolaan yang baik untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sehingga potensi kelautan yang dimiki
dapat dikelola dengan efektif dan efisien serta bermanfaat untuk semua masyarakat.

Dalam konsep manajemen ada enam unsur manajemen yang biasa digunakan untuk menentukan arah
kebijakan organisasi yaitu ;

a. Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja efektif maupun operatif.
b. Money, uang/modal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
c. Method, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
d. Materials, bahan-bahan yang diperuntukkan untuk mencapai tujuan.
e. Machines, mesin-mesin atau alat yang diperlukan.
f. Market, pasar untuk menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan (Hasibuan,2008.1).

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, organisasi
tersebut harus memiliki prinsip manajemen yang baik. Dalam hal ini, kami menerapkan prinsip POAC yang
man prinsip manajemen ini sudah diterapkan oleh banyak orang diseluruh dunia. Berikut ulasan tentang prinsip
manajemen POAC :

1. Planning
Planning merupakan sebuah proses menyusun suatu kerangka kerja yang objektif guna untuk mengejar
tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dalam membuat sebuah perencanaan yang perlu dibahas adalah tujuan /
goal perusahaan dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Membuat keputusan juga
merupakan bagian dalam proses planning.
2. Organizing
Setelah merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses mengatur tim atau divisi,
mengatur jadwal kerja, juga mengelompokkan tiap individu sesuai kemampuannya. Organizing akan menuntut
suatu bisnis untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, khususnya sumber daya manusia, dalam
upaya mengubah rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian tugas atau tim
dengan tugas spesifik.

3. Actuating
Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah penting untuk mencapai sukses
dalam bisnis. Dalam hal ini, tiap divisi diharapkan untuk mulai bisa mengerjakan tugasnya sesuai deskripsi
pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi ide dasar / rencana bisnis yang sudah diberikan.

4. Controlling
Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur kerja bisnis berjalan sesuai
rencana. Bahkan tiga poin di atas (planning, organizing, dan actuating) tidak akan berjalan sempurna tanpa ada
kontrol yang layak. Dalam hal ini, mengontrol bisa dimaknai sebagai aktivitas menjaga bisnis supaya tetap
eksis. Mengontrol semua proses aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan
utama controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa yang direncanakan.

Kesimpulan

Indonesia yang dijuluki “Negara Maritim” karena memiliki kekayaan dunia lautnya yang menjadi
sorotan dunia dan menjadi sektor andalan bagi perekonomian dan pembangunan nasional. Tidak ubahnya juga
masyarakat juga turut andil dalam memajukan perekonomian di bidang perikanan. Dalam hal ini, yang menjadi
sorotan ialah nelayan tradisional Indonesiasangat minim pengetahuan didalam memasuki era industri 4.0. Dalam
mengelola dan membina nelayan tradisional untuk dapat memasuki atau beradaptasi dengan era industri 4.0
banyak hal yang harus dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat pesisir dan nelayan tradisional.
Oleh sebab itu, langkah-langkah yang strategis harus dilakukan dengan konsep dan prinsip manajemen
yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan meningkatkan standar kehidupan yang baik bagi masyarakat
pesisir dan nelayan tradisional.

Anda mungkin juga menyukai