Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI

RUMAH TANGGA KERIPIK TEMPE DI KOMPLEK KOPTI


KABUPATEN SEMANAN

Tiara Mahanani1, Fakhrul Hadi2, Evalina3


(Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang)

ABSTRAK

Penelitian ini telah di lakukan pada sektor industry rumah tangga di wilayah Komplek Kopti
Semanan,Kalideres,Jakarta Barat.Keripik tempe adalah salah satu jenis makanan ringan yang banyak
diminati masyarakat. Tidak heran jika usaha keripik tempe juga banyak diminati karena menjadi
peluang usaha yang menjanjikan. Bahkan, jika bisa mengelola dan mengembangkan usaha tersebut,
jumlah omzet dari usaha tempe ini bisa mencapai jutaan rupiah. Keripik tempe dibuat dari bahan
dasar tempe kedelai sehingga memiliki cita rasa yang sangat khas.Seperti kita ketahui,bahwa kedelai
yang menjadi bahan dasar pembuatan tempe memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.Protein
sangat dibutuhkan terutama untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan.Selain protein,dalam
tempe juga kaya akan kandungan isoflavon,yang dapat menegah penyakit kanker.

Sektor industri kecil merupakan salah satu lokomotif yang krusial bagi pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi banyak di negara di dunia. Eksistensi industri kecil di dalam proses
pembangunan ekonomi negara berkembang terdesak dan tersaingi oleh sektor usaha skala besar
dengan segala efek negatifnya salah satunya sektor industri di Komplek Kopti Semanan yang berjalan
lambat namun terus meningkat jumlah industri kecil rumah tangga. Berbagai kendala yang dihadapi
oleh pengusaha kripik tempe adalah akses pemasaran. Karena pengusaha kripik tempe memasarkan
produksinya tidak langsung, yakni pemasaran melalui perantara atau dijual ke pengepul serta
banyaknya pengusaha kripik tempe yang belum memiliki ijin usaha perdagangan, sehingga aspek
perijinan diabaikan oleh beberapa pengusaha kripik tempe. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah diskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Kata kunci: Industri kecil, Strategi pengembangan


PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kekayaan alam serta lahan pertanian yang luas.
Lahan pertanian di Indonesia cocok ditanami segala jenis tanaman sehingga menjadikan Indonesia
sebagai negara agraris. Terdapat beberapa jenis lahan pertanian di Indonesia, seperti sawah yang
ditanami padi dan menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, lahan tegalan yang dapat ditanami
jagung, kedelai maupun ubi-ubian, serta lahan perkebunan yang dapat ditanami kelapa sawit. Sektor
pertanian merupakan sektor yang paling penting baik dalam jangka panjang pembangunan ekonomi
maupun untuk pemulihan ekonomi jangka pendek.

Pengembangan industri pengolahan pangan di Indonesia yang didukung oleh sumberdaya


alam pertanian,baik nabati maupun hewani yang mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang
dapat dibuat dan dikembangkan dari sumber daya alam lokal atau daerah.Saat ini di beberapa negara
Asia banyak produk pangan yang diangkat dari jenis pangan lokal dan diolah secara
tradisional.Dengan berkembangnya produk lokal tersebut,maka jumlah dan jenis produk pangan
menjadi semakin banyak.

Perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, ditambah dengan peluang
untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil, maka para Ibu-ibu rumah tangga mulai mengasah otak
untuk berfikir lebih kreatif tentang bagaimana agar dapat menghasilkan pendapatan sendiri diluar
pendapatan seorang suami, guna menambah pendapatan keluarga untuk memenuhi kehidupan sehari-
hari, kebutuhan, makanan, pakaian dan pendidikan anak-anak. Ide untuk membuat home industri
keripik tempe dimana masyarakat mampu menerima adanya keripik tempe kerajinan salah satu ibu
rumah tangga di Komplek Kopti Semanan yang harganya bisa menyesuaikan dengan kantong
masyarakat.

Industri keripik tempe di Komplek Kopti Semanan umumnya merupakan industri rumah
tangga yang sebagian besar tenaga kerjanya berasal dari dalam keluarga dan menggunakan modal
sendiri. Industri keripik tempe di Semanan sudah ada secara turun temurun dan proses pembuatannya
masih dilakukan secara tradisional. Walaupun usaha ini merupakan usaha yang menggunakan , modal
sendiri dan masih bersifat tradisional dalam proses pembuatan akan tetapi usaha keripik tempe
tersebut masih bisa bertahan sampai saat imi ditengah persaingan dengan industri keripik tempe di
daerah lain.

Selanjutnya kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha kripik tempe di Komplek Kopti
Semanan adalah akses pemasaran. Karena rata-rata pengusaha kripik tempe memasarkan produksinya
menggunakan saluran tidak langsung, yakni pemasaran melalui perantara atau dijual ke pengepul
guna mendapatkan kepastian produksi dan modal yang dikeluarkan bisa cepat kembali.

Selain itu juga keinginan tetap mempertahankan produk unggulan yaitu kripik tempe itulah
yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Pengembangan industri kecil kripik tempe
ini merupakan upaya mempersiapkan masyarakat untuk lebih maju dalam usahanya untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Pengembangan yang diiringi de-ngan upaya memperkuat
kelembagaan masyarakat akan mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan yang
berkelanjutan.Pengembangan ini juga merupakan upaya meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat yang dalam kondisi sekarang mengalami kesulitan sebagai akibat krisis ekonomi yang di
alami bangsa Indonesia.
Landasan Teori

1.Teori Produksi

a.Pengertian Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau


menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan
menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
dinamakan produksi barang.[1] Produksi merupakan dampak dari perubahan dari dua atau lebih
input (sumber daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Kegiatan tersebut
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Untuk mengkaji aspek-aspek
produksi ahli ekonomi menggunakan fungsi produksi sebagai alat analisis. Konsepsi abstrak
fungsi produksi yang bersumber pada nilai memungkinkan para ahli ekonomi untuk mengadakan
analisis berbagai masalah seperti penentuan sumbangan pendapatan faktor-faktor produksi,
pengaruh faktor produksi terhadap pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi dan sifat-sifat
pengangguran teknologi.

Poduksi menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Kegiatan


produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan
teknologi. Pada hakekatnya produksi merupakan penciptaan atau penambahan faedah atau bentuk,
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Maka dari itu, produksi menitik beratkan pada usaha untuk menimbulkan kegunaan yang lebih
banyak dari suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Pada umumnya
tujuan perusahaan dengan produksi, yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal. Sehingga perlu
merencanakan dan menghitung dengan cermat mutu dan kualitas hasil produksi.
.

b.Tujuan Produksi
Produksi memiliki tujuan di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai


jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang maupun perusahaan yang
menjalankan suatu proses produksi disebut produsen.
2. Menghasilkan Barang dan Jasa.
3. Memenuhi Kebutuhan Manusia.
4. Meningkatkan keuntungan pelaku usaha.
5. Memperluas lapangan usaha.
c. Jenis Produksi

 Produksi ekstraktif yaitu kegiatan produksi yang bahannya diambil dari sumber daya alam yang
ada di dalam bumi yang barang tersebut nantinya dijual ke perusahaan lain untuk diolah dan
diproses menjadi barang baru.
 Produksi jasa yaitu kegiatan produksi yang memiliki tujuan untuk menjual jasa atau keahlian
tertentu yang dimilikinya.
 Produksi industri yaitu kegiatan produksi yang bertujuan untuk mengubah bahan baku menjadi
barang jadi atau setengah jadi yang kemudian dijual ke konsumen.
 Produksi agraris yaitu kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam untuk
menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak dengan melalui tahap
pengelolaan yang baik dan benar.
 Produksi pengangkutan adalah produksi yaitu kegiatan produksi yang tujuannya untuk melayani
pendistribusian atau pemindahan barang dari produsen menuju tempat terdekat dengan
konsumen.
 Produksi perdagangan yaitu kegiatan produksi yang memiliki peran sebagai penghubung antara
produsen dengan konsumen.

d. Sumber Produsi

 Sumber daya alam ini pada dasarnya hanya segala sesuatu yang berasal dari alam. Mudah
ditemukan, ada yang bisa diperbaharui dan tidak bisa diperbaharui. Dalam proses produksi ini,
memerhatikan jumlah sumber daya sangat penting sekali. Jangan sampai produksi dilakukan
dengan semena-mena dan menjadikan sumber daya alam hilang setelah produksi dilangsungkan.

 Sumber daya manusia ini digunakan untuk menambah daya guna dan jasa. Hanya manusialah
yang mampu meningkatkan guna atau nilai sesuatu. Baik dalam hal jasmani maupun rohani.
Mulai dari tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja terdidik dan terlatih.
 Sumber daya modal termasuk alat atau barang hasil produksi. Hanya saja, hasil produksi ini
digunakan lagi untuk menghasilkan suatu barang. Modalnya ini dibeli langsung oleh produsen
bukan oleh konsumen. Biasanya harga yang ditawarkan lebih murah dari yang dijual kepada
konsumen.
 Sumber daya ahli lebih menitikberatkan pada keahlian manusia. Keahlian inilah yang nantinya
dapat meningkatkan nilai dan jumlah suatu produksi. Keahlian juga memegang nilai yang sangat
penting untuk melakukan proses produksi. Keterampilan yang memegang kendali dalam hal ini. [6]

2. Konsep Strategi

Pengertian strategi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli, yang intinya menyatakan
bahwa strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi dapat dikatakan
sebagai suatu tindakan penye- suaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu
yang dapat dianggap penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar
berdasarkan pertimbangan yang wajar. Strategi dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas apa yang
sedang dan akan dilaksanakan perusahaan demi mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson (1997,h.20) Manajemen startegi didefinisikan
sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang meghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran peru- sahaan.
Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik, karena berlangsung secara terus-menerus
dalam suatu organisasi.

Strategi dalam penerapannya memer-lukan syarat yang perlu diperhatikan agar penyusunan strategi
dapat berjalan dengan efektif. Maka terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, menurut Siagian (1998,
h.102) merumuskan syarat tersebut antara lain:

a. Strategi yang dirumuskan harus konsisten dengan situasi yang dihadapi organisasi
b. Strategi harus memperhitungkan secara realistik kemampuan suatu organisasi dalam
menyediakan berbagai daya, sarana, prasarana dan dana yang diperlukan untuk
mengoperasikan strategi tersebut.
c. Strategi yang telah ditentukan diopera- sionalkan secara teliti.

Strategi jika dilaksanakan dengan baik akan mempunyai kegunaan atau manfaat. Manfaat dalam
strategi ini akan membuat organisasi dalam hal ini industri kecil akan merencanakan pola
pengembangan dengan cermat.

3. Pengembangan Industri Kecil

Menurut Pamuji (1985, h.7) pengembangan diartikan sebagai:”Suatu pembangunan yaitu


merubah sesuatu sehingga menjadi baru dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Dengan demikian juga
mengandung makna sebagai pembaharuaan yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu
menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan, menjadi lebih baik atau bermanfaat”.

Upaya pengembangan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan baik berupa perangkat lunak
maupun perangkat keras. Menurut Syarif (1991, h.3) bahwa bentuk-bentuk pengembangan meliputi:

1. Perangkat lunak meliputi :

a. Penyelenggaraan pendidikan dan pela- tihan untuk meningkatkan pengeta-huan dan


ketrampilan
b. Pembinaan usaha
c. Bantuan promosi dagang
d. Keringanan dan kemudahan yang diberikan pada pengusaha kecil dalam rangka mendorong
berkembangnya usaha.

2. Perangkat keras meliputi:

a. Menyediakan fasilitas bersama, misalnya koperasi sentra usaha pada sentra - sentra industri
kecil
b. Bantuan langsung pada pengusaha industri kecil seperti penyediaan tempat usaha dan
bantuan permodalan

Disisi lain, pembinaan atas iklim usaha sebagai faktor eksternal dalam berusaha juga perlu
mendapatkan perhatian karena hal ini akan mempengaruhi pentumbuhan dan perkembangan industri
kecil. Untuk itu, menurut Sjaifudin (1995, h:24-25) diperlukan kebijakan-kebijakan
yang mampu, yaitu meliputi :

1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan dan berkembangnya usaha kecil. Yang
dalam hal ini diperlukan kebi- jakan-kebijakan yang dapat :
a. Memperbesar partisipasi golongan ekonomi lemah dalam kegiatan ekonomi.
b. Menciptakan situasi yang lebih kondusif sehingga pembangunan yang cenderung padat
modal bergeser pada situasi yang lebih memperluas kesem- patan bagi mata pencaharian
rakyat banyak.
c. Mengubah situasi ekonomi yang terlanjur terpusat dan ekstraktif menjadi lebih tersebar
manfaatnya bagi rakyat banyak.
d. Mendistribusikan faktor produksi yang telah terlanjur dikuasai sekelompok orang, agar
kepemilikan dan penguasaannya lebih terdistribusikan pada rakyat banyak.

2. Mewujudkan usaha kecil menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki tingkat pertumbuhan
tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat memberikan sumbangan yang
besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

3. Mendorong usaha kecil agar dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber
pendapatan.

4. Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang dapat memperkuat kedudukan usaha kecil dalam
kompetensi di tingkat nasional maupun internasional.

Pelaksanaan pengembangan yang baik memerlukan suatu strategi yang baik pula. Hal ini
perlu dilakukan agar nantinya selama proses kegiatan berlangsung materi-materi yang akan
disampaikan dapat diterima secara utuh dan memberikan respon positif bagi para pengusaha dalam
rangka mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki.

Kondisi menyadarkan bahwa pengem- bangan industry merupakan suatu keharusan dan
bukan hanya sebagai suatu usaha dalam rangka pemerataan pembangunan, tapi telah memajukan
dirinya sebagai struktur sosial yang dapat menyerap tenaga kerja dengan investasi dapat berproduksi
secara efektif. Hal ini tentunya menguatkan bahwa industri kecil saat ini dinilai sebagai sektor
terpenting untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi suatu daerah, yakni pengangguran.

Pengembangan industri ditujukan agar industri tersebut dapat selalu terjaga kelang- sungan
produksinya sehingga pengusaha akan tetap bertahan dalam industri tersebut. Menurut Dumairy
(1996, h.48) pengembangan industri bertujuan untuk :

a. Sebagai argumentasi penciptaan lapangan pekerjaan.


b. Memiliki keunggulan komparatif dan mengembangkan persaingan yang baik dan sehat
serta mencegah persaingan yang tidak jujur
c. Sebagai loncatan dengan kata lain pengembangan industri akan menggunakan teknologi
yang lebih canggih, niscaya akan memberikan nilai tambah yang sangat besar.

Dalam proses kegiatan memproduksi suatu barang dan jasa, diperlukan adanya faktor- faktor
pendukung yang akan mampu mendorong kelancaran pelaksanaan proses produksi tersebut. Faktor-
faktor pendukung yang biasa disebut sebagai factor produksi ini intinya akaan berperan sebagai input
dalam aktivitas produksi. Untuk itu agar proses produksi dapat berjalan secara optimal, maka
diperlukan ketepatan dalam mengkombinasikan berbagai faktor produksi tersebut. Dalam hal ini
kemampuan manajerial yang baik dalam menjalankan kegiatan tersebut dibutuhkan bagi seorang
pengusaha.

Industri kecil memiliki strategi-strategi dalam dirinya yang dapat menciptakan keunggulan-
keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan usaha lain. Menurut Hatten dalam Suseno T.W, Firma
Sulistyowati dan Dionysius Desembriarto (2005, h.240) keunggulan kompetitif (competitive
advantage) adalah aspek dari sesuatu usaha yang dilakukan secara lebih baik dibandingkan usaha
lainnya. Industri kecil memiliki faktor-faktor dalam dirinya yang dapat menciptakan keunggulan
kompetitif untuk bersaing dengan usaha lain. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif industri kecil adalah:

1. Fleksibilitas, artinya industri kecil memiliki kapasitas dan jumlah produksi yang kecil
2. Inovasi, industri kecil lebih memiliki kesempatan yang benar untuk mengembangkan produk yang
sudah ada.
3. Kedekatan dengan pelanggan, strategi yang dapat dilakukan oleh pemilik industri untuk
pengembangan perusahaannya
4. Kualitas produk, cara lain untuk pengembangan industri kecil adalah dari kualitas yaitu karakter
sebuah produk atau jasa. Sedangkan menurut Sjaifudin (1995, h.66- 75) strategi lain yang dapat
diterapkan dalam upaya pengembangan industri kecil:

1. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial


2. Pengembangan Pemasaran

a. Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar


b. Proteksi Pasar
c. Menggeser Struktur Pasar Monopoli

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia


4. Strategi Pengaturan dan Perijinan

Sementara itu menurut Sigit (1987, h.100) kegiatan pengembangan industri kecil yang harus didukung
oleh pemasaran yang baik, dimana kegiatan pemasaran tersebut dapat digolongkan dalam 4 kegiatan,
yaitu: (a) Produk (Product), (b) Harga (Price), (c) Tempat (Place), (d) Promosi (Promotion)
Dengan memperhatikan strategi-strategi yang dipaparkan diatas, maka diharapkan upaya pemerintah
daerah dalam pengembangan industri kecil akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Latar Belakang

Keadaan industri rumah tangga keripik tempe di Koplek Kopti Semanan cukup
menjanjikan, karena dapat menambah penghasilan keluarga dan mencukupi kebutuhan, menampung
banyak tenaga kerja yang melimpah di Semanan sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Banyaknya industri keripik tempe di Karanganyar menjadikan iklim industri kondusif untuk lebih
dapat memajukan usaha karena antar pengusaha saling membantu dan tidak ada persaingan.Dengan
demikian pemerintah dapat lebih memberikan perhatian dan dukungan dengan kebijakan-kebijakan
sehingga dapat memacu industri keripik tempe menjadi lebih baik dengan adanya subsidi bagi usaha
kecil, murahnya bahan baku kedelai, serta jalur distribusi yang semakin lancar. Pemerintah
diharapkan pula memberikan bimbingan dan pengarahan yang lebih tepat demi kemajuan industri
keripik tempe. Saat ini industri keripik tempe di Komplek Kopti Semanan telah berjalan lancar
walaupun tidak memiliki manajemen yang baik dan dasar pendidikan yang tinggi.

Pemotongan tempe/Pengiris tempe cara proses pemotongan tempe menjadi hal yang sangat
penting ketika akan mengolahnya. Karena ketika ukuran tempe akan digoreng, akan mempengaruhi
kualitas kerenyahan dan gurihnya keripik tempe. proses selanjutnya adalah pencampuran tepung
beras, tepung tapioka dengan larutan santan kemiri,bawang putih tujuannya agar adonan tercampur
dengan rata. Tambahkan bumbu pada keripik tempe bertujuan untuk meningkatkan dan memodifikasi
flavor. Sebelum proses pengorengan tempe, tempe harus dicelupkan satu persatu ke dalam campuran
tepung beras, tepung tapioka dan bahan tambahan lainnya agar adonan tempe dapat mengikat pada
tempe, kemudian tempe di goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan di atas wajan sampai matang
dan kering.

Minyak yang digunakan untuk mengoreng berfungsi sebagai medium pindah panas dan
menberihkan flavor (perpaduan rasa dan aroma) tertentu pada produk akhir. penggorengan merupakan
suatu unit operasi yang digunakan untuk mengubah eating quality suatu makanan. Penggorengan juga
mempunyai efek preservatif yaitu dengan adanya destruksi termal organisme dan enzim, pengurangan
Aw pada permukaan makanan atau seluruh bagian permukaan makanan. Pengemasan merupakan
suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk, yang telah dilengkapi
dengan tulisan, label dan keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan lain lainnya yang dirasa
perlu disampaikan kepada para konsumen. Pengemsan disebut juga pembungkusan, wadah atau
pengepak yang mempunyai peranan penting didalam pangawetan bahan pangan
Metode Penelitian

TempatdanWaktuPenelitian

Penelitian ini dilakukan pada industri rumah tangga Keripik Tempe yang berada di Kabupaten
Karanganyar..

Metode pengambilan Sampeldan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Pengambilan lokasi
penelitian dilakukan dengan menentukan secara sengaja, yaitu agroindustri keripik tempe dua putri.
Pengambilan sampel konsumen yang membeli keripik tempe dilakukan dengan teknik accidental
randomsampling (responden yang bertemu langsung dan membeli produk keripik tempe) di tempat
produksi. Pengambilan sampel untuk produk keripik tempe dibutuhkan 50 responden. Yang menjadi
sampel adalah konsumen yang membeli produk Mbak Siti. Analisis Data Analisis data yang
dilakukan untuk menjawab penelitian ini adalah data yang diperoleh baik dari observasi maupun dari
instansi-instansi terkait dianalisa dengan deskriftif kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Bidang pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu fakta nyata masyarakat, data statistik dan survei, serta interview terstruktur yang
dilakukan kepada produsen keripik tempe. Penelitian ini bertempat di sentra Industri Keripik Tempe
Sanan Malang. Industri keripik tempe sanan terletak di jalan Sanan kelurahan Purwantoro Malang.
Kampung Sanan merupakan sentra industri keripik tempe terbesar di kota Malang. Industri keripik
tempe di kampung Sanan dilakukan dengan cara yang masih sederhana dan masih berupa home
industry. Penelitian tentang industri keripik tempe ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2013
yang bertepatan dengan pasca adanya perubahan harga kedelai sebagai faktor produksi utama dalam
proses produksi keripik tempe. Populasi dan Penentuan Sampel Menurut Dajan (1986 : 110) populasi
merupakan keseluruhan unsur – unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang
sama.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh produsen keripik tempe di kampung Sanan yang
mencapai 60 produsen. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 24 produsen
keripik tempe. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode non
probability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan
mengambil orang-orang yang dipilih oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh
sampel tersebut. Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan
dengan rancangan penelitian (Soeratno dan Arsyad, 1993 : 119). Metode Pengumpulan Data dan
Metode Analisis Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data promer yang diperoleh
dari hasil wawancara kepada produsen keripik tempe di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang
mengenai perubahan kuantitas keripik tempe yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga kedelai,
harga tempe, dan upah pekerja. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder mengenai
data luas panen kedelai, produksi kedelai, produktivitas kedelai, dan perkembangan ekspor impor
kedelai yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain BPS tahun 2012-2013, BKPM (Badan
Koordinasi Penanaman Modal) tahun 2011, dan Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian tahun 2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan wawancara terstruktur kepada prodesen keripik tempe di Sentra Industri Keripik Tempe di
Sanan Malang dan pengambilan dokumen tertulis dari lembaga-lembaga tertentu misalnya BPS
(Badan Pusat Statistik) dan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Metode Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisi regresi model loglinier. Menurut Gujarati (2006 : 218),
dalam model berganda log-linier, tiap koefisien kemiringan parsial mengukur elastisitas parsial dari
variabel independen terhadap variabel dependen yang bersangkutan, dengan mempertahankan semua
variabel lain pada tingkat yang konstan. Selain itu,

1. Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian strategi pemasaran keripik tempe dilakukan di Dusun Sanan, Kelurahan
Purwantoro, Kota Malang. Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei
sampai Juni 2019. Metode Pengambilan Sampel Pemilihan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel dengan beberapa
pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Neuman, 2014). Kriteria
sampling adalah pengusaha yang mempunyai kios sendiri dan melakukan konsinyasi.
Metode ini dipilih berdasarkan anggota populasi dan sampel yang memenuhi kriteria.
Jenis Data dan Pengumpulan Data Jenis data adalah data primer, yang diperoleh dari
pengusaha keripik tempe. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan
observasi langsung kepada responden pemilik UKM keripik tempe. Metode Analisis
Data Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif
digunakan untuk mengetahui berapa biaya, keuntungan dan nilai penjualan,
sedangkan pada kualitatif digunakan untuk mengetahui definisi dari penelitian yang
dilakukan. Analisis Biaya dan Keuntungan Biaya merupakan pengeluaran dari semua
bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan keripik tempe. Biaya produksi
terbesar dalam usaha keripik tempe ialah bahan baku. Bahan baku yang digunakan
maupun keripik tempe, tepung terigu, minyak goreng, dan bumbu penambah rasa.
Analisis AHP Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh, dianalisis
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Alternatif strategi terdiri
dari dua pilihan yaitu kios sendiri dan konsinyasi. Kriteria yang digunakan adalah
biaya, nilai penjualan dan keuntungan.
Hasil dan Pembahasan

Industri pembuatan produk keripik tempe dianggap sebagai usaha yang cukup potensial untuk
dikembangkan lebih lanjut, mengingat usaha ini mudah untuk dijalankan dan tidak membutuhkan
ketrampilan. Keunggulan keripik tempe yang diproduksi di Kabupaten Wonogiri adalah tidak
menggunakan bahan pengawet dan tempe yang digunakan yakni berupa tempe tipis yang dibuat
khusus untuk keripik tempe tanpa melalui proses pengirisan terlebih dahulu, sehingga keripik tempe
yang dihasilkan akan memiliki cita rasa yang khas. Harga keripik tempe juga relatif murah berkisar
antara Rp 1.000,00 sampai Rp 2.500,00 yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Kelemahan dari
industri keripik tempe di Kabupaten Wonogiri masih menggunakan teknologi yang sederhana,
sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi.

Bentuk keripik tempe yang diproduksi di Kabupaten Wonogiri relatif sama yaitu berbentuk persegi
dan persegi panjang dengan ukuran kira-kira panjangnya 7-9 cm dan lebarnya 6-8 cm dengan tebal 1-
1,5 mm, rasanya renyah, gurih dan enak. Industri rumah tangga keripik tempe mudah ditemui di setiap
wilayah atau daerah kabupaten salah satunya di Kabupaten Wonogiri. Keripik tempe digemari oleh
banyak konsumen. Banyaknya pesanan yang berdatangan sehingga meningkatkan nilai penjualan
keripik tempe seiring dengan pertumbuhan penduduk dan berkembangnya sektor industri dan
pariwisata khususnya di Kabupaten Wonogiri. Menghadapi peluang pasar keripik tempe yang makin
baik dan meluas maka harus didukung dengan sistem pemasaran yang baik, agar produk keripik
tempe dapat lebih dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini terbukti bahwa keripik
Cix

tempe sudah dipasarkan ke luar Kabupaten Wonogiri yaitu di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Sragen dan Kota Surakarta. Pemasaran melalui pedagang perantara diharapkan dapat meningkatkan
volume penjualan keripik tempe di Kabupaten Wonogiri.
Persaingan antar produsen keripik tempe di Kabupaten Wonogiri dalam memperoleh pelanggan
membuat produsen perlu untuk mengeluarkan strategi khusus mengenai produknya dari segi rasa.
Penerimaan produsen akan bertambah apabila produsen kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi
tersebut. Keripik tempe yang diproduksi di Kabupaten Wonogiri rasanya gurih, apabila produsen
mampu memperbanyak inovasi terkait dengan rasa maka akan menjadi peluang bagi produsen untuk
mengembangkan usahanya sehingga akan menarik minat konsumen untuk mencoba variasi rasa selain
rasa gurih misalkan pedas. Inovasi-inovasi produk tersebut akan tercapai apabila didukung oleh peran
pemerintah dalam memberikan bantuan permodalan karena dengan inovasi tersebut akan
membutuhkan tambahan biaya. Dengan demikian, diharapkan keripik tempe dapat menjadi produk
unggulan di Kabupaten Wonogiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi Pemasaran Strategi pasar yang dituju mengidentifikasikan segmen-segmen pasar yang akan
dilayani. Proses ini dimulai dengan analisis pasar. Analisis peluang pasar merupakan gambaran dan
perkiraan atas ukuran dan potensi penjualan suatu segmen pasar yang menarik bagi perusahaan dan
penilaian tentang para pesaing utama disegmen-segmen tersebut (Eliza dan Evy Maharani, 2005).
Pemasaran keripik tempe Dua Putri masih dipasarkan dilokasi usaha yaitu dirumah mbak Siti dan
dijual dipasar Belilas Kecamatan Seberida, selain itu konsumen langsung datang ketempat lokasi
usaha untuk melakukan pemesanan dan pembelian langsung keripik tempe, harga jual keripik tempe
ini ditentukan sendiri oleh mbak Siti sebagai produsen keripik tempe, penetapan harga yang diambil
oleh mbak Siti berdasarkan biaya produksi, dan ditetapkan harga jual untuk satu bungkus dengan isi
kemasan 30 buah keripik tempe senilai Rp. 25.000. Pembayaran dilakukan secara tunai sedangkan
persaingan tidak berpengaruh terhadap produk sejenis. 1. Strategi produk Keripik tempe Dua Putri
yang diproduksi oleh mbak Siti merupakan usaha pribadi yang diusahakan sendiri dan masih bersifat
usaha kecil (home industry), keripik tempe mbak Siti sangat banyak yang meminati, karena rasanya
yang gurih dan cara pengolahan yang dilakukan oleh mbak Siti yang menggunakan bahan kedelai
pilihan, hal ini yang membuat konsumen memilih keripik tempe mbak Siti. Kebijaksanaan mengenai
produk meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang
ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan, serta bentuk produk yang ditawarkan. Produk
merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi
“kebutuhan dan keinginan” dari konsumen. Keripik tempe yang diproduksi ini merupakan keripik
tempe didalam pengolahannya tanpa menggunakan bahan bahan pengawet. Hal ini yang mendorong
konsumen keripik tempe memilih produk keripik tempe mbak siti ini. Selain itu peluang pasar sangat
terbuka lebar ditunjukkan dengan adanya permintaan pasar yang belum terpenuhi baik lokal maupun
pasar diluar Kabupaten pada umumnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), produk adalah cara
bagaimana produk diartikan konsumen atas dasar ciriciri penting, tempat yang diduduki produk
tersebut dalam pemikiran konsumen relatif terhadap produk pesaing. Produk tersusun atas
serangkaian manfaat yang dapat diidentifikasi.Manfaat ini mencakup layanan yang disediakan, harga
yang ditawarkan, desainnya, kemasannya, jaminan atau garansi, citra atau reputasi penjual, kualitas
produk, dan karakteristik fisiknya. Tingkat pentingnya masingmasing manfaat ini akan berbeda-beda
pada segmen pasar yang berbeda.Produk adalahsekelompok ciri-ciri yang nyata dan tidak nyata
terhadap suatu produk yang

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Kondisi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT) Terhadap Usaha Industri Kripik
Tempe Di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi 3.1.1 Kekuatan (strength) yang dimiliki
oleh pengusaha kripik tempe di Desa Karangtengah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Kekuatan pada keungggulan kripik tempe, Kekuatan pada promosi, Kekuatan pada angka penjualan,
Kelebihan yang telah dirasakan oleh konsumen & Sasaran pasar yang memperkuat usaha. Sehingga
dalam kekuatan pada keunggulan kripik tempe diantaranya mengenai segi rasa, produk kripik tempe
berkualitas, memiliki varian rasa dan dalam penggorengan menggunakan minyak goreng pilihan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hemasdika (2017) menunjukkan
bahwa keunggulan kripik tempe di desa Karangtengah Prandon yaitu mengutamakan dalam segi rasa
agar produk kripik tempe berkualitas maka untuk penggorengan menggunakan minyak goreng
pilihan. Dalam kekuatan pada promosi pengusaha kripik tempe di Desa Karangtengah Prandon
mempromosikan usahanya melalui online maupun offline. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan dampak pada peningkatan angka penjualan. Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh (Gumelar, 2009) berpendapat bahwa dalam promosi atau pemasaran dilakukan dengan
cara memasarkan produksinya menggunakan saluran tidak langsung, yakni memasarkan melalui
perantara atau dijual ke pengepul guna mendapatkan kepastian produksi dan modal yang dikeluarkan.
Kelebihan yang telah dirasakan oleh konsumen adalah mengenai kualitas produk, kualitas rasa, serta
harga yang ekonomis, selain itu diketahui bahwa Desa Karangtengah Prandon merupakan tempat
yang terkenal dengan sentra industri rumahan kripik tempe. Hal ini menjelaskan bahwa produk yang
berkualitas dan juga harga yang terjangkau merupakan konsep pemasaran yang harus bisa diterapkan
oleh para pengusaha. Sasaran pasar untuk memperkuat usaha oleh pengusaha dalam perkembangan
usaha kripik tempe yaitu selalu memperhatikan Brand Development yang bertujuan untuk mengetahui
keinginan konsumen dan aspirasi dari konsumen. Semisal varian rasa, dalam segi pengemasan dan
harga yang terjangkau. Hal tersebut sangat penting untuk menjadi perhatian bagi para pengusaha
kripik tempe untuk menarik minat dan selera dari para konsumen. Hasil penelitian ini relevan dengan

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
esimpulan bahwa Kabupaten Wonogiri menganggap industri tempe sebagai usaha yang menjanjikan
dan memiliki potensi untuk menjadi industri andalan. Industri tempe dalam data tersebut menurut
penjelasan Disperindagkop yang dimaksud adalah industri tempe dan olahannya, termasuk keripik
tempe. Industri tempe yang ada pada tabel produknya tidak hanya tempe, karena bentuk produk
dengan bahan dasar tempe juga termasuk di dalamnya. Salah satu produk dengan bahan dasar tempe
yang masuk dalam kategori industri tempe adalah keripik tempe. Keripik tempe, atau di Jawa Tengah
terkenal dengan tempe kripik, menjadi salah satu makanan yang banyak digemari masyarakat karena
harganya murah dan dapat dijadikan camilan maupun lauk pendamping nasi. Industri keripik tempe
banyak terdapat di Kabupaten Wonogiri, terutama di Kecamatan Baturetno. Berdasarkan data dan
pengamatan di lapangan, skala industrinya masih ada pada industri rumah tangga yang menggunakan
tenaga kerja keluarga ataupun tetangga sekitar. Industri keripik tempe dapat menjadi penopang
kehidupan dan sumber pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Industri rumah tangga
keripik tempe dapat menjadi industri andalan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Salah
satu hal yang diperlukan adalah pemasaran produk. Pemasaran produk yang baik memerlukan strategi
pemasaran yang tepat agar industri rumah tangga keripik tempe dapat berkembang, sehingga peneliti
melakukan penelitian dengan tujuan memberikan masukan strategi yang tepat untuk memasarkan
keripik tempe.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Harga Sembilan Bahan Pokok. redaksi@bisnis.co.id. Diakses pada tanggal 4 April
2010.
Arsyad, D.M . dan M, Syam. 1998. Kedelai Sumber Pertumbuhan Produksi dan Teknik Budidaya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 1999. Indikator Tingkat Hidup Pekerja. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri. 2009. Wonogiri Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Wonogiri.
Cahyadi, W. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. PT Bumi Aksara. Jakarta Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri. 2009. Data Base
Kependudukan Bidang Kependudukan Tahun 2009. Kabupaten Wonogiri. Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten
Wonogiri. 2007. Data Kelompok Industri Kecil Potensial di Kabupaten Wonogiri. Kabupaten
Wonogiri.
Fajar, R. 2008. Meningkatkan Daya Saing Industri Kripik Tempe Malang untuk Menembus
Pasar Internasional. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya. Malang.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta. Hernanto, F. 1993. Ilmu
Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT
Rineka Cipta. Jakarta.
Irawan, F. 2007. Analisis Keuntungan dan Daya Saing Keripik Pisang Studi Kasus pada ‘PT
Andalas Mekar Sentosa’ di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung . Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 3 (1) Maret 2007. Pustaka Ilmiah Universitas
Lampung
Kadarsan, H. A. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lincolin, A. 1991. Ekonomi Manajerial. BPFE. Yogyakarta.
Radiyati, T. 1990. Kerupuk keripik. Subang : BPTTG Puslitbang Fisika Terapan. LIPI.
http://www.iptek.net. Diakses pada tanggal 11 November 2009
cxiii
Rianse, U. dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi (Teori dan Aplikasi).
Alfabeta. Bandung.
Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi IV. BPFE. Yogyakarta.
Rukmana, R. dan Y, Yuniarsih. 1996. Kedelai Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.
Yogyakarta.
Sarwono, B. 2007. Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta
Simatupang, Pantjar, M.H. Togatorop, R.P. Sitompul, dan T. Tambunan. (1994), Prosiding
Seminar Nasional Peranan Strategis Industri Kecil dalam
Pembangunan Jangka Panjang Tahap II, UKI-Press,Jakarta.
http://www.ekonomirakyat.org. Diakses tanggal 17 Desember 2009. Singarimbun, M dan S.
Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Siregar, A. J.
2009. Tanggap Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L.)
Merril) Pada Tingkat Pemberian Pupuk Organik Cair. USU. Sumatera Utara
Soekartawi, Rusmadi dan E. Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpastian Dalam Agrobisnis :
Teori dan Aplikasi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Soekartawi, 1995. Analisis
Usahatani. Universitas Indonesia – Press. Jakarta. , 2001. Agribisnis: Teori dan
Aplikasinya. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Soleh, M. 2003. Perbaikan Mutu dan
Keamanan Pangan Produk Olahan
HasilIndustri Kecil Melalui Analisa Bahaya dan Penentuan Titik Kendali. Dalam Buletin
Teknologi dan Informasi Pertanian Vol 6 Januari 2003. Departemen Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian(BPTP). Jawa Timur.
Sudarti, 2008. Analisis keuntungan dan Efisiensi Agroindustri Emping Melinjo di Desa
Bakung dan Desa Besuki Kabupaten Sumberarto. Detik Jurnal. Vol. II, No. 2 Januari
2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial : Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta.
Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Edisi Revisi.
Tarsito. Bandung.
Usnun, M. K. I. 2004. Analisis Usaha Pembuatan Krupuk Rendeng Puyur di Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi FP UNS. Surakarta.
cxiv
Wardani, C. R. 2008. Analisis Usaha Pembuatan Tempe Kedelai di Kabupaten Purworejo.
Skripsi FP UNS. Surakarta.
Widowati, S. Erliana, G. dan S.S. Antarlina. 2009. Varietas Unggul Kedelai untuk Bahan
Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (3). Balai Penelitian Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian. Malang
Dalam dokumen 

a. Atribut produk Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual
(pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna
memuaskan keinginannya (Alma, 2000). Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan
penentuan manfaat yang diberikan yaitu manfaat produk dinilai dari kualitas dan
fitur.Rancangan kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk dapat melaksanakan
fungsinya meliputi daya tahan produk. Produk keripik tempe dikemas dalam kemasan yang
sederhana menggunakan plastik bening ukuran 5 kg. Kemasan yang digunakan ini sudah
dilakukan dari awal pembuatan keripik tempe ini, sampai sekarang mbak Siti masih
menggunakan kemasan yang sama untuk keripik tempenya. Keripik tempe ini mempunyai
daya tahan selama tiga bulan dengan syarat kemasan harus tertutup rapat. Berdasarkan
tanggapan konsumen terhadap kemasan produk keripik tempe, konsumen menginginkan
keripik tempe yang dikemas dalam keadaan tertutup rapat dari jumlah respoden menyatakan
bahwa konsumen memilih kemasan tertutup rapat agar keripik tempe lebih tahan lama dan
tetap renyah. Atribut yang ditampilkan adalah label halal,nama produk, serta mencantumkan
daerah asal pembuatan, dan no hp produsen. b. Pemberian merek (branding) Merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol suatu rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Dalam sebuah perusahaan mempunyai empat pilihan
dalam penetapan strategi merek, perusahaan bisa memperkenalkan perluasan ini (nama merek
yang ada diperluas dalam bentuk, ukuran dan rasa baru bagi kategori produk yang sudah
bagi yang membeli. Pada zaman modern ini, konsumen makin terdidik, maka kemasan ini
berperan sebagai alat pemasaran. Pada pasar swalayan konsumen bisa membaca sendiri
segala bentuk informasi yang tertera pada kemasan, mereka dapat yakin ataupun ragu
membeli produk dengan membaca kemasan tersebut (Alma, 2000). d. Pemberian label
(labelling) Pelabelan adalah etika sederhana yang ditempelkan pada produk tersebut atau
grafik yang direncang dengan rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label tersebut
mungkin hanya mencantumkan nama merek atau banyak informasi. Sekalipun penjualannya
lebih menyukai label yang sederhana, undangundang mungkin mengharuskan informasi
tambahan (Kotler, 2007). Produk keripik tempe Dua Putri sudah memiliki label pada
kemasannya. Label yang digunakan pada keripik tempe Dua Putri seperti pemberian label
halal, merek, alamat produksi. Tujuan encatuman pada label halal ini agar konsumen keripik
tempe yakin terhadap produk, bahwa produk sudah memiliki sertifikat halal. Label di buat
dengan selembar kertas kecil yang memuat merek dagang, label halal, alamat dan no hp. hal
ini bertujuan untuk memberikan pembeda dengan produk sejenis. e. Jasa pendukung produk
Pelayanan konsumen merupakan strategi produk yang penting walau kadang sering
diabaikan.Pelayanan pelanggan (costumer service) adalah merupakan elemen lain strategi
produk, pelayanan kepada konsumen yang dilakukan oleh produk keripik tempe adalah
menyediakan line telepon: handphone 0812 7624 2850 yang bersedia melayani konsumen
agroindustri keripik tempe. Pengusaha keripik tempe tidak memiliki jasa pendukung produk,
tetapi konsumen bisa langsung membeli kepengusaha. 2 Strategi harga Setiap perusahaan
selalu mengejar keuntungan guna menyokong kesinambungan produksi.Keuntungan yang
diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan.Harga suatu produk ditentukan
pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tersebut serta
laba atau keuntungan yang diharapkan.Oleh karena itu, penentukan harga produk dari suatu
perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup serta laba yang ingin diperoleh dari perusahaan.Menurut Kotler dan
Keller (2006), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertai.Harga merupakan salah satu faktor
esensial bagi perusahaan dalam menentukan tingkat keuntungan yang hendak dicapai.
Kebijaksanaan harga erat kaitanya dengan keputusan tentang produk yang dipasarkan, karena
harga merupakan penawaran suatu produk dan jasa. Dalam penetapan harga, biasanya
didasarkan pada suatu kombinasi produk ditambah dengan beberapa produk lain serta
keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan
mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Hendaknya setiap
perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam artian bahwa dapat memberikan
keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
panjang.Strategi penetapan harga yang dilakukan agroindustri keripik tempedapat dilihat pada
tabel2

3 Strategi distribusi Lokasi adalah faktor yang ikut serta secara langsung mempengaruhi
kontinuitas kegiatan usaha. Tempat yang dalam operasionalnya disebut saluran distribusi
adalah penyalur atau serangkaian organisasi yang paling terlibat dalam proses menyampaikan
produk ke konsumen akhir sesuai dan tepat waktu (Rambat, 2001) . Menurut Swastha dan
Irawan (2002), saluran distribusi adalah suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang
terdiri atas distributor, agen, dealer, pedagang besar, dan pedagang pengecer melalui suatu
komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan. Saluran distribusi terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan pemasaran yang digunakan untuk menyalurkan
produk barang/jasa dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen, Dalam memilih
saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut : a.
Sifat pasar dan lokasi pembeli b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang
perantara c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis d.
Jaringan pengangkutan. Keputusan mengenai saluran distribusi merupakan hal yang penting
bagi sebuah perusahaan. Strategi distribusi yang dilakukan oleh agroindustri keripik tempe,

DAFTAR PUSTAKA Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2001.Prinsip-Prinsip Pemasaran


Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran Edisi
Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga Kotler, Philip dan Kevin Keller. 2006. Marketing
Management (alih Bahasa Oleh lina Salim, MBA) Jilid 1, Edisi ke Empat. Penerbit Erlangga.
Jakarta Lantip, 2006.Manajemen Pemasaran untuk Engineering.Penerbit andi.Yogyakarta.
Nasution, M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk Agroindustri.IPB
PRESS. Bogor. Pebrian, Sispa. 2010. Strategi Pemasaran produk Olahan Aren ( Arenga
Pinnata ) Di Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi Universitas Riau. ( Tidak dipublikasikan ). Peter,
J. Paul dan Olson, Jerry C. 1999. Consumer Behavior: perilaku konsumen dan Strategi
Pemasaran. Alih Bahasa: Damos Sihombing. Erlangga: Jakarta Pradana, Venty Oviartgha.
2013. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Perabot Rumah Tangga Dari
Kayu (Studi Kasus Kabupaten Klaten). Skripsi Universitas Diponegoro. (Tidak
dipublikasikan). Pratiwi, 2012.Strategi Pemasaran Agroindustri keripik Jagung berkah di
Kota pekanbaru. Skripsi Universitas Riau. (Tidak dipublikasikan) Rangkuti, Freddy.2001.
Analisis Swot Teknik Menbedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Utama. Rangkuti,
Freddy. 2004. Flexible Marketing . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Rangkuti,
Freddy.2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). Erlangga: Jakarta Soekartawi,
2000.Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi.PT. Raja Grafindo Persada Jakarta

Anda mungkin juga menyukai