Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SOSIOLOGI EKONOMI
SISTEM PASAR SEKTOR INFORMAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DOSEN PENGEMPU :
Amirudin S.E., M.M.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Bagus Firmanto Gultom 201010500096
Haura Adawiyah 201010502390
Nishadelia Devinka 201010500105
Tiara Mahanani 201010500124
Riska Rismayanti 201010500134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PAMULANG (UNPAM)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Sistem Pasar Sektor Informal dan Pertumbuhan Ekonomi.

Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Amirudin S.E., M.M. Selaku dosen
Sosiologi Ekonomi yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan, pengetahuan serta bermanfaat


untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 17 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
SISTEM PASAR SEKTOR INFORMAL
2.1 Pengertian Sistem Pasar Ekonomi Informal
2.2 Sejarah Munculnya Sektor Informal
2.3 Tipe-Tipe Ekonomi Informal
2.4 Ciri-Ciri Sektor Informal
2.5 Faktor-Faktor Yang Mendorong Munculnya Sektor Informal
2.6 Perkembangan Sektor Informal Di Indonesia
2.7 Peran Sektor Informal Dalam Ekonomi Indonesia
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Sektor Informal
PERTUMBUHAN EKONOMI
3.1 Pengertian pertumbuhan perekonomian
3.2 Faktor-faktor yang mempengarui pertumbuhan ekonomi
3.3 Masalah-masalah yang dihadapi dalam pertumbuhan ekonomi
3.4 Teori pertumbuhan Ekonomi
3.5 Peran pemerintah dalam pembagunan ekonomi

BAB III PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sektor informal mempunyai banyak pengertian, hal ini tergantung perspektif apa
yang digunakan oleh sang pemikir. Sektor Informal secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang tidak terdaftar secara resmi, tidak mempunyai organisasi,
tidak teratur, serta tidak terdaftar di dalam badan usaha resmi milik negara dan sektor
informal ini tidak perlu membayar pajak kepada negara atas usahanya tersebut.
Pengertian sektor informal yaitu berupa lingkungan usaha tidak resmi atau lapangan
pekerjaan yang diciptakan dan diusahakan sendiri oleh pencari kerja seperti wiraswasta
contohnya membuka usaha informal berupa rumah makan di tempat tempat ramai.
Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk mengambarkan sejumlah
kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Alasan berskala kecil karena umumnya mereka
berasal dari kalangan miskin, sebagai suatu manifestasi dari situasi pertumbuhan
kesempatan kerja di negara berkembang, bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan
pendapatan untuk memperoleh keuntungan, umumnya mereka berpendidikan sangat
rendah, mempunyai keterampilan rendah, dan umumnya dilakukan oleh para migran.
Sektor informal juga sering disebut sebagai berwiraswasta, orang-orang
mendirikan usaha informal karena mereka menganggap usaha informal jauh lebih
menguntungkan daripada bekerja pada sektor formal yang lapangan pekerjaannya
semakin berkurang. Pendirian usaha informal ini pun dapat didirikan dengan modal
yang kecil sesuai dengan yang dimiliki pendirinya, tidak selalu harus bermodal besar.
Namun dalam era modern ini banyak sektor informal yang didirikan dengan modal yang
lumayan besar pula.
Ciri-ciri dari sektor informal yaitu ditandai oleh satuan-satuan usaha kecil dalam
jumlah yang banyak dan biasanya dimiliki oleh keluarga dengan menggunakan teknik
produksi yang sederhana dan padat karya. Golongan angkatan kerja di sektor informal
biasanya mempunyai pendidikan dan keterampilan yang terbatas. Dari ciri-ciri tersebut
bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa sektor informal tersebut merupakan upaya
menciptakan sebuah kesempatan kerja dan mendapatkan pendapatan untuk dirinya
pribadi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu sistem pasar ekonomi informal ?
2. Bagaimana sejarah munculnya sistem pasar ekonomi informal?
3. Bagaimana perkembangan sistem ekonomi informal di Indonesia ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang sistem pasar ekonomi informal.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya sistem pasar ekonomi informal.
3. Untuk mengetahui perkembangan sisitem ekonomi informal di Indonesia
1.5 Manfaat
1. Sebagai bentuk sumber dan sebagai bahan masukan kepada para penulis lain
untuk ikut menggali.
2. Memberikan berbagai pengetahuan yang lebih kepada pembaca hasil tulisan
secara luas tentang sistem pasar dan informasi pasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM PASAR EKONOMI INFORMAL
Sektor informal termasuk salah satu upaya yang dilakukan masyarakat agar bisa
mendapat pekerjaan dan penghasilan. Sektor informal juga membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Sektor informal berbeda dengan
sektor formal. Sektor informal lebih mengutamakan keterampilan atau kemampuan
untuk bekerja. Sedangkan sektor formal lebih menitikberatkan pada latar belakang
pendidikannya.
ekonomi sektor informal merupakan kumpulan usaha kecil yang membentuk
sektor ekonomi, di mana kelompok usaha tersebut memproduksi serta mendistribusikan
barang atau jasa, untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan memunculkan kesempatan
memperoleh pendapatan. Dibandingkan sektor formal, ekonomi sektor informal
cenderung lebih mudah dimasuki dan diciptakan. Namun, keberlangsungan sektor ini
sangat bergantung pada perkembangan usaha dan konsumennya.
Selain pengertian di atas, berikut pengertian sistem pasar ekonomi informal
menurut beberapa para ahli.
Menurut Kuncoro dalam (Priyandika, 2015) ada beberapa pendapat yang
mendefinisikan tentang sektor informal. Berikut ini beberapa definisi tentang sektor
informal, yaitu:
a. Sektor informal sangat minim mendapat proteksi dari pemerintah dari segi
hukum.
b. Sektor informal sendiri merupakan kegiatan usaha yang tergolong kecil
dibatasi oleh jumlah tenaga kerja, modal, teknologi dan minim nya
keterampilan. Tujuan utama nya adalah memproduksi barang atau jasa serta
mendistribusikannya guna memperoleh pendapatan dan juga membuka
lapangan pekerjaan.
Menurut (Hidayat & Soewarno, 1979), definisi sektor informal secara umum
adalah bagian dari praktek ekonomi kota dan desa yang belum memperoleh bantuan
ekonomi dari pemerintah atau belum mampu menggunakan bantuan secara baik yang
telah disediakan atau sudah menerima bantuan tetapi belum bisa menggunakanya
dengan baik.
2.2 SEJARAH MUNCULNYA SEKTOR INFORMAL
Sejarah munculnya sektor informal ini diawali oleh Keith Hart, Keith Hart dari
University of Manchester. Kata “Sektor Informal” diperkenalkan oleh Keith Hart, ahli
ekonomi dari Inggris, yang melakukan penelitian tentang kegiatan ekonomi didaerah
perkotaan Ghana. Istilah sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Hart pada
tahun 1971 dengan menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang
tidak terorganisir. Keith Hart seorang antropolog Inggris adalah orang pertama kali
melontarkan gagasan sektor informal dalam penelitiannya di suatu kota di Ghana pada
tahun 1973.
Konsep sektor informal di negara sedang berkembang pertama kali muncul pada
saat dilakukan serangkaian penelitian tentang pasar tenaga kerja perkotaan di Afrika.
Konsep yang dikemukakan oleh Keith Hart seorang antropolog Inggris ini
menggambarkan sektor informal sebagai bagian angkatan kerja yang tidak terorganisir.
Keith Hart dalam tulisannya yang berjudul “Informal Income Opportunities and Urban
Employment in Ghana”, mengemukakan penyelidikan empirisnya yaitu bahwa
penyelidikan atau penelitian tentang kewiraswastaan di kota-kota Afrika sangat
bertentangan dengan apa yang selama ini dibicarakan dalam pembangunan ekonomi.
Dalam laporannya kepada ILO Keith Hart mengajukan laporan berupa model dualisme
terhadap kesempatan memperoleh pendapatan pada angkatan kerja khususnya di
perkotaan. Model dualisme ini diawali dengan pembagian kegiatan ekonomi ke dalam
sektor tradisional dan modern.
Konsep sektor informal muncul ketika teori pembangunan mengalami sebuah
krisis, teori pembangunan mengalami krisis karena adanya akibat dari berkembangnya
teori itu sendiri di negara yang sedang berkembang. Dimana, Konsep atau istilah Sektor
informal muncul ketika adanya keterlibatan para pakar-pakar internasional di dalam
perencanaan pembangunan dunia ketiga. Dunia ketiga muncul setelah lahirnya negara-
negara maju pasca perang dunia kedua. Pasca perang dunia kedua muncullah gagasan
atau ide-ide di tingkat internasional untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di
negara-negara yang sedang berkembang sebagai wujud tanggung jawab negara maju
atas apa yang dilakukakan terhadap negara yang sedang berkembang di saat perang
dunia, maka dari itu dibuatlah lembaga-lembaga internasional guna mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi misalnya IMF, The world Bank, dan ILO.
Pada akhirnya ILO pada tahun 1972 meluncurkan program WEP (World
Employment Progamme) sebagai konsep sektor informal yang pertama kali dikenalkan
ILO kepada dunia. Kegiatan ekonomi yang selalu lolos dari pencacahan, pengaturan dan
perlindungan oleh pemerintahan tetapi mempunyai makna ekonomi yang penting karena
bersifat kompetitif dan padat karya, memakai input dan teknologi lokal serta beroperasi
atas dasar kepemilikan sendiri oleh masyarakat lokal. Kegiatan-kegiatan inilah yang
kemudian oleh ILO disebut sebagai sektor informal.
Di masa globalisasi sekarang ini sektor informal mengalami perkembangan yang
sangat pesat dan mempunyai peran yang penting, sektor informal dibedakan menjadi
dua yaitu kegiatan yang ilegal (tidak resmi) yang melawan hukum contohnya yaitu
pedagang Narkotika dan kegiatan legal (resmi) tetapi tidak tercatat sebagai penyumbang
pajak kepada negara contohnya pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, tukang
becak, tukang parkir, pengamen, anak jalanan, pedagang pasar, buruh tani dan lainnya.
2.3 TIPE-TIPE EKONOMI INFORMAL
Tipe-tipe ekonomi infomal dalam kegiatan perekonomian ada 3 tipe yaitu :
a. Produksi Subsistensi yaitu produksi yang dilakukan baik barang maupun jasa
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Dimana dstribusi barang
dari produksi subsistensi ini yaitu melalui pasar langsung. Ciri-cirinya bisa
dilihat yaitu bahwa produksi yang dilakukan hanya berorientasi komsumsi, dan
tenaga kerjanya pun tidak dibayar karena biasanya berasal dari keluarga sendiri.
b. Sektor Informal, yaitu bertujuan untuk peningkatan fleksibilitas managerial dan
pengurangan biaya tenaga kerja dari perusahaan sektor formal melalui
subkontrak kepada tenaga kerja sektor inforamal atau penggajian yang dicatat di
dalam pembukuan tidak resmi. Dimana, ciri-ciri dari sektor informal ini yaitu
adanya jaringan sosial, magang, terkadang pendapatannya lebih tinggi dibanding
bekerja pada sektor formal, fenomena ini ada di negara maju dan berkembang.
c. Sektor Informal Bayangan yaitu bertujuan untuk akumulasi modal oleh
perusahaan kecil melalui hubungan kesetiakawanan, fleksibilitas dan
pembiayaan yang rendah.
2.4 CIRI-CIRI SEKTOR INFORMAL
Berdasarkan definisi-definisi mengenai sektor informal diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sektor informal di Indonesia mempunyai ciri-ciri :
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena unit usaha muncul
tanpa menggunakan fasilitas atau lembaga formal yang tersedia.
b. Unit usaha pada umumnya tidak memiliki izin usaha.

c. Pola kegiatannya (lokasi dan jam kerja) tidak teratur dengan baik.
d. Unit usaha berganti-ganti dari satu bidang penjualan ke bidang lainnya.

e. Tekonologi yang digunakan masih sangat sederhana.


f. Modal dan perputaran usahanya relatif kecil sehingga operasinya juga kecil.
g. Tidak perlu pendidikan formal.
h. Unit usaha biasanya terdiri dari para pekerja yang berasal dari keluarganya
sendiri.
i. Sumber modal berasal dari tabungan sendiri atau dari kredit.
j. Hasil produksi ditujukan bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MUNCULNYA SEKTOR
INFORMAL
Menurut (Manning, 1985). Faktor – faktor yang mendorong munculnya sektor
informal antara lain :
a. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari luar kota atau desa ke kota yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
b. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
c. Kerja sambilan adalah kerja tambahan selain pekerjaan tetap untuk menambah
penghasilan.
d. Permintaan pasar adalah keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli
barang dan jasa pada tingkat harga serta waktu tertentu.
2.6 PERKEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA
Sektor informal dalam perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat
pesat mulai dari awal kemunculannya hingga era sekarang ini. Meskipun pada tahun
1971 pertumbuhan ekonomi selama pembangunan jangka panjang yang pertama
berkisar antara 5-8 % per tahun, proporsi pekerja sektor informal khususnya di
perkotaan cenderung meningkat. Pada tahun tersebut tingkat pekerja sektor informal
terhadap jumlah angkatan kerja di kota mencapai sekitar 25 %. Angka ini terus
meningkat menjadi sekitar 36 % pada 1980 dan menjadi 42 % pada tahun 1990. Di
tahun 2000 angka tersebut berubah menjadi sekitar 65%. Dimana, sektor informal
memegang perna penting di Indonesia adan secara nyata menggambarkan taraf ekonomi
dan taraf kehidupan sosial sebagain besar rakyat Indonesia.
2.7 PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM EKONOMI INDONESIA
Peran sektor informal dalam perekonomian Indonesia relatif sangat tinggi
dibanding sektor formal dalam usaha menyerap tenaga kerja untuk beberapa jenis
pekerjaan di sektor informal. Peran sektor informal di perkotaan sangat penting sebagai
pengaman adanya angka pengangguran. Di berbagai kota besar di Indonesia, ketika
situasi krisis melanda dan pengangguran terjadi di mana-mana, maka peluang usaha
satu-satunya yang dapat menyelamatkan kelangsungan hidup jutaan angkatan kerja
korban PHK dan pengangguran dari desa adalah sektor informal.
Walaupun sektor informal kegiatan usahanya tergolong kecil dan tidak terorganisasi
dengan baik, sektor ini jelas memiliki peranan yang cukup besar dalam perekonomian
suatu negara, khususnya bagi negara berkembang. Peranannya adalah:
1. Membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran Adanya kegiatan
usaha di sektor informal dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Hal ini sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran di negara tersebut.
2. Meningkatkan penghasilan atau upah Kegiatan usaha di sektor informal tidak
hanya membantu masyarakat mendapat pekerjaan, namun juga membantu
mereka untuk mendapatkan dan meningkatkan penghasilan. Sehingga kebutuhan
sehari-hari dapat terpenuhi.
3. Meningkatkan daya beli masyarakat Produk barang atau jasa yang dijual sektor
informal juga meningkatkan daya beli masyarakat. Karena harga yang
ditawarkan mungkin tidak terlalu tinggi dan memiliki kualitas produk yang baik.
4. Membantu distribusi barang oleh pihak swasta Sektor informal juga berperan
penting untuk pihak swasta, khususnya dalam hal distribusi barang. Karena daya
beli masyarakatnya tinggi, pihak swasta lebih mudah memasarkan produk dan
menjangkau konsumennya lewat usaha sektor informal.

2.8 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SEKTOR INFORMAL


Sektor informal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat tidak selamanya
langsung diterima begitu saja, pasti ada pro dan kontra. Juga kemunculannya pasti
menimbulkan sisi positif maupun negatif. Berikut kelebihan dan kelemahan sektor
informal yaitu:
Kelebihan Sektor Informal :
a. Sektor informal dapat bertahan dan berkembang pesat dari tahun ke tahun.

b. Sektor informal adalah usaha berskala kecil dan terkadang bersifat padat karya.

c. Produksi yang dilakukan masih bersifat sederhana sehingga pekerja tidak harus
berpendidikan formal.
d. Adanya keahlian khusus (traditional skills).

e. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha kecil.

f. Persayaratan masuk ke sektor informal sangat mudah.


g. Kebebasan waktu kerja.

h. Tidak adanya batasan umur untuk angkatan kerja.

i. Jenjang pendidikan tidak menjadi ukuran uatam.


j. Mempunyai kemampuan menyerap tenaga kerja tinggi.
k. Menciptakan lapangan pekerjaan.

l. Mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.


Kelemahan Sektor Informal :
a. Adanya hambatan dan kendala-kendala baik internal maupun eksternal.
b. Keterbatasan modal, karena modal yang digunakan untuk mendirikan usaha
informal berasal dari uang sendiri
c. Pemasaran barang dan jasa terbatas.

d. Ketersediaan bahan baku tidak selalu terjamin.

e. Sumber daya manusia terbatas pada pekerja yang umumnya berasal dari
keluarganya sendiri.
f. Tidak efisien.
g. Menimbulkan suasana yang kacau.

h. Pengetahuan tentang bisnis dan ekonomi tidak luas.

i. Teknologi canggih untuk proses produksi belum menguasai.


j. Persaingan sangat tajam dan terbuka.
k. Kemampuan berkomunikasi sangat rendah.

l. Akses terhadap fasilitas-fasilitas terbatas.


m. Kesulitan meningkatkan kualitas produk.

n. Dianggap sebagai beban.

o. Mencemari keindahan dan ketertiban umum.

3.1 PENGERTIAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN


Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapatdipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangankemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi
barang dan jasa yangsama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali
lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian
perkembangan ekonomi adalah lebih lambatdari potensinya. (Sadono Sukirno,
1994;10)
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi memilikidefinisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output perkapitayang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salahsatu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan
demikian makin tingginya pertumbuhanekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikatoryang lain yaitu distribusi
pendapatan
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai
“kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang
terusmeningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan
padakemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang
dibutuhkannya”.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi yaitu:


 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah, terbatas pada negara yang
bersangkutan.
3.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
EKONOMI
Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah:
 Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
 Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit
dan berpihak pada pasar.
 Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga
mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah.
 Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terha dapnilai tukar rupiah
dan tingkat suku bunga ini juga harus diantisipatif dan diterima pasar.
 Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan
mampu membiayai pengeluaran pemerintah.
Faktor-faktor Internal
 Faktor ekonomi, antara lain:
 Buruknya fundamental ekonomi nasional.
 Cadangan devisa.
 Hutang luar negeri dan ketergantungan impor.
 Sektor perbankan.
 Pengeluaran konsumsi.

 Faktor non ekonomi, antara lain:


 Kondisi politik, sosial dan keamanan.
 Pelarian modal ke luar negeri.
 Nilai tukar rupiah.
Faktor-faktor Eksternal
 Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia

Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi


1) Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya
alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

2) Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan,


pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya
proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.

3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia
digantikan oleh mesin mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan
pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4) Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap


pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5) Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk


mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas.
3.3 MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PERTUMBUHAN
EKONOMI
Kebanyakan negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting yang dialami adalah:
 Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat
rendah.
 Kebanyakan negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan
barang modal (peralatan produksi) yang modern.
 Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh
dibawah jumlah yang diperlukan
 Perkembangan penduduk sangatlah pesat.
 Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi

3.4 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI


1. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi
yang digunakan. Walau menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung
pada banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitik beratkan
perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan
alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh
pertambahan penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.

Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:


a. Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire)
artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan
secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar bebas dalam mencapai
keseimbangan sehingga terjadi “full employment” atau kesempatan kerja
penuh (tidak ada pengangguran).

b. Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah
penegakan hukum, menjaga keamanan serta pembangunan infrastruktur.

c. Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.


d. Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Apabila kelebihan tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila
kekurangan tenaga kerja maka akanmeningkatkan upah.

2. Teori Schumpeter
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori
pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan
system yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat.
Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka
panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan. Proses perkembangan
ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan perkembangan
ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau
entrepreneur (wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dalam membahas
perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi. Menurut Schumpeter pertumbuhan
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin
banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri.
pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi”
dalam arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dsb.
3. Teori Harrod Domar
Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar
pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap atau
steady growth dalam jangka panjang di dalam pertumbuhan mantap semua
variabel seperti output, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi, masing-
masing tumbuh secara konstant atau pada laju yang lurus secara eksponensial.
4. Teori Neo Klasik
Teori neo klasik melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa
perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan
faktor yang terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

3.5 PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


 Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah
penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang
baru yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat
tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern.
 Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan
infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan
infrastruktur yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang,
pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan
telepon
 Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah
menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan
memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan.
Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat
menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu
dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan tabungan masyarakat.

 Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu


maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang
sangat berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh
pendidikan tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,
jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang
diperoleh.

 Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah


yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung
dengan pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan
penduduknya. Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin
tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Negaratersebut dan sebaliknya dengan
rendah nya pendapatan penduduk itu sendiri maka akan berdampak pada
rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu sendiri. Pertumbuhanekonomi
pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu
Negara.Semua berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu
Negara pun terusmemajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan
harga-harga kebutuhan pokokseperti bahan bakan minyak (BBM) dengan
menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat perekonomian
kita pun semakin baik.

B. SARAN.
Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembanganfaktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi
masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi
tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikan potensi produksi tidak
dapat direalisasikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html

http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html

http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-
definisi.html

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-
pertumbuhan-ekonomi/ http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm

PERTEMUAN 9 SOSIOLOGI EKONOMI.pdf

PERTEMUAN 10 SOSIOLOGI EKONOMI.pdf

Anda mungkin juga menyukai