Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah BUDAYA EKONOMI DIGITAL KALANGAN MASYARAKAT MENENGAH ATAS Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah : 22 November 2012 Tanggal Upload Makalah : 23 November 2012

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. NPM 35412166 Nama Lengkap penyusun Muslim nawawi Tanda Tangan

Program Sarjana Teknik Industri UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGAANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah ilmu budaya dasar yang berjudul Budaya Ekonomi Digital Kalangan Masyarakat Menengah keatas tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga Penulis dapat membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberi tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca khususnya serta rekanrekan mahasiswa pada umumnya.

Bekasi, Penulis, 22-Nopember-2012

Muslim Nawawi
I

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...I DAFTAR ISI ...II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ..1 1.2 Tujuan 3 1.3 Sasaran 3 BAB II PERMASALAHAN 2.1 Kekuatan (Strenght) ..4 2.2 Kelemahan (Weakness) ..5 2.3 Peluang (Oportunity) 6 2.4 Tantangan / Hambatan (Threat) .7 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMEDASI KESIMPULAN 9 REKOMENDASI. 9 REFERENSI 10

II

BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar belakang Seperti yang kita ketahui, ekonomi teknologi telah merembes dikalangan kehidupan. Kebanyakan manusia bahkan dikalangan menengah atas hingga menengah bawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan yang mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia. Definisi Digital Economy versi Encarta Dictionary adalah Business transactions on the Internet: the marketplace that exists on the Internet.Pengertian Digital Economy lebih menitikberatkan pada transaksi dan pasar yang terjadi di dunia internet. Pengertian yang lebih luas dari sekedar transaksi atau pasar adalah New Economy yang menurut PC Magazine adalah The impact of information technology on the economy. Pengertiannya lebih menonjolkan pada penerapan teknologi informasi pada bidang ekonomi. Bisa dimengerti karena PC Magazine adalah majalah khusus tentang dunia IT Majalah The Economist menyebutkan bahwa isitilah New Economy lahir karena keberadaan IT dan globalisasi yang menyebabkan terjadinya tingkat produktifitas dan pertumbuhan (perusahaan atau negara) sangat tinggi. Istilah New Economy memang pertama kali muncul di Amerika Serikat. Menurut studi Kauffman dan ITIF, New Economy diukur dengan sejumlah indikator yang dikelompokkan dalam lima komponen yaitu pekerjaan berbasis pengetahuan, globalisasi, dinamisme ekonomi, transformasi ke digital economy, dan kapasitas inovasi teknologis. Mengacu ke beberapa definisi dan indikator pengukuran New Economy, sudah dapat diduga bahwa Indonesia masih belum mencapai atau mengandalkan New Economy dalam perkembangan perekonomian nasional. Sedikit gambaran mengenai laju penerapan ICT di Indonesia dan posisinya di tingkat international dapat dilihat di tulisan Dowloader Society. Indikasinya adalah masih rendahnya penetrasi ICT- atau sering disebut ICT Density. Perbedaaan ICT density antar kelompok tersebut disebut dengan kesenjangan digital atau Digital Divide. Pengertian kelompok bisa ditinjau antar negara (misalnya negara maju vs negara berkembang), antar demografi individual (pria vs wanita, pendidikan tinggi vs rendah, antar profesi), antar

geografis (Kota vs Desa, Jawa vs Luar Jawa), atau antar tipe bisnis (antar sektor usaha, industri besar vs kecil). Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akhirakhir ini dirasakan hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat. Sebagaimana setiap kemajuan teknologi komunikasi yang lain, internet masuk ke berbagai bentuk kehidupan masyarakat. Hal ini terjadi karena komunikasi adalah salah satu kebutuhan yang mendasar pada masyarakat. Teknologi internet berkembang dan menyatu dalam sebuah dunia atau ruang maya atau sering disebut sebagai cyber-space, sebuah dunia atau tempat orang dapat berkomunikasi, bertemu, dan melakukan berbagai aktivitas ekonomi/bisnis. Konsep mengenai digital ekonomi pertama kali diperkenalkan Tapscott (1998), menjelaskan sebuah sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrumen informasi dan pemrosesan informasi dan kapasitas komunikasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya adalah industri TIK, aktivitas e-commerce antarperusahaan dan individu, distribusi digital barang-barang dan jasa-jasa, dukungan pada penjualan-penjualan barang-barang terutama sistem dan jasa-jasa yang menggunakan internet.

Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang baik sekali di aspek telekomunikasi, namun perkembangan IPTEK masih belum rata. Masih banyak kalangan yang tidak mampu atau menengah bawah yang putus harapannya ubtuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut. Hal ini dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung. Maka dari itu, pemerintah harus menyikapi dan menanggapi masalah tersebut, agar perkembangan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Kalau pun teknologi dapat mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari kenyataan obyekif, kebenaran harus pula mengandung unsure keadilan. Tentu saja IPTEK tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu IPTEK tidak menjadi standart kebenaran ataupun solusi dari masalah masalah kehidupan manusia.

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi teknologi dikalangan masyarakat menengah atas. 2. Mengana;isis perkembangan IPTEK dikalangan masyarakat 3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan untuk definisi digital economy dimasyarakat 4. Memperluas ilmu tentang definisi Digital Economy. 1.3 Sasaran 1. Manfaaat Teoritisa Penelitian ini dapat memperkaya teori dan wawasan berupa studi ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Digital Ekonomy dikalangan masyarakat menengah atas. 2. Manfaat Praktis Bagi lembaga pendidikan formal atau informal, penelitian ini dapat dapat memberikan secara riil mengenai kondisi perkembangan penggunaan atau pemakaian Digital Ekonimy dimasyarakat, dan aktifitas e-commerce antar perusahaaan dan individu.

BAB II PERMASALAHAN
2.1 Kekuatan (Strenght) Inovatif Berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkan produktifitas. Meningkatnya intensitas penggunaan layanan dalam ekonomi digital Intensitas penggunaan layanan transaksi berbasis kartu di Indonesia memang cenderung semakin meningkat. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa

masyarakat digital- khususnya less-cash society di Indonesia mulai terbentuk. Memang masyarakat digital tersebut masih tergolong minoritas. Sebagai ilustrasi, jika jumlah kartu plastik sebanyak 41.172.551 dibagi jumlah penduduk Indonesia- yang tercatat sebanyak 225 juta pada tahun 2006, maka kartu plastik per kapitanya adalah 0.18. Angka tersebut bisa diartikan bahwa hanya 18 dari 100 orang Indonesia yang mempunyai kartu plastik. Jumlah masyarakat digital tersebut relatif tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Sebagai contoh, di Amerika Serikat persentase keluarga yang menggunakan berbagai jenis kartu plastik tersebut untuk tahun 2003 saja sudah mencapai 65% untuk kartu ATM, 54% untuk Debit Card, 73% untuk Prepaid Card, dan 6% untuk Smart Card (The Fed, 2004) Ketersediannya jasa layanan transaksi komunikasi dalam ekonomi digital Mingkatkan ekonomi dikalangan masyarakan dalam definisi digital ekonomi, kebutuhan dan ketersediaanya jasa layanan transaksi dan komunikasi. Menyebabkan prepepsi masyarakat semua layanan sangat cepat dan mudah. Hal ini bisa dimanafaatkan oleh masyarakat tertentu saja untuk membuka peluang usaha akan kebutuhannya tersebut.

Memudahkan dan tidak repot Memudahkan masyarakat dalam transaksi jual beli secara on line. Masyarakat tidak perlu repot repot datang ke suatu pusat perbelanjaan, kini dengan IPTEK yang ada dapat melakukan transaksi bisnis jual beli. Dengan fitur fitur yang ada dapat mudah terjangkau.

2.2 Kelemahan (Weakness) Menganggap remeh ekonomi digital Menganggap remeh fenomena yang timbul akibat ekonomi digital terbukti dapat berakibat fatal. Encyclopedia Britannica pada mulanya tidak peduli akan adanya tren penggunaan CD-ROM sebagai pengganti buku dan bisnis mereka hampir musnah karenanya. Mereka harus mentransformasikan identitas perusahaan mereka, dari sebuah penerbit buku (secara fisik) menjadi sebuah penyedia informasi (secara virtual) dengan merekayasa ulang produk unggulan mereka. Bentuk buku referensi atau ensiklopedi berjilid-jilid yang selama ini dikenal orang telah berubah menjadi sebuah situs Web. Keseluruhan model bisnis perusahaan ini pun turut berubah dari penjualan buku dari pintu-ke-pintu menjadi ke penyediaan langganan akses untuk on-line ke dunia informasi bagi kalangan akademis, komersial maupun perseorangan. Faktor ekonomi tetap menjadi kendali bagi ekonomi digital Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang baik sekali di aspek telekomunikasi, namun perkembangan IPTEK masih belum rata. Masih banyak kalangan yang tidak mampu atau menengah bawah yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut. Sehingga ekonomi digital tidak berjalan dengan baik. Kurangnya kepercayaan Sering terjadinya kasus penipuan penipuan dibidang internet menjadi kendala bagi opini masyarakat, dan masyarakat pun menjadi ragu ragu untuk menggunakan fitur fitur yang ada.

Kesalahan penggunaan Seperti yang kita ketahui teknologi komunikasi bisnis on line sangatlah mudah didapat, dan dalam bentuk privasi. Dengan hal tersebut ada saja orang yang ahli dibidang IPTEK yang mempergunakann dengan cara yang tidak baik atau negatif.

2.3 Peluang (Opportunity) Memanfaatkan situasi atau kondisi yang ada Kita bersyukur karena selain dianugerahi dengan laut yang begitu luas, juga dianugerahi beraneka ragam sumberdaya ikan di dalamnya. Potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri ikan pelagis besar (975,05 ribu ton), ikan pelagis kegil (3.235,50 ribu ton), ikan demersal (1.786,35 ribu ton), ikan karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang peneid (74,00 ribu ton), lobster (4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton). Potensi sumberdaya perikanan ini tersebar dalam sembilan wilayah pengelolaan (lihat gambar 1). Masing-masing (1) Selat Malaka, (2) Laut Cina Selatan, (3) Laut Jawa, (4) Selat Makasar dan Laut Flores, (5) Laut Banda, (6) Laut Seram sampai Teluk Tomini, (7) Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, (8) Laut Arafura dan (9) Samudera Hindia (Aziz, dkk, 1998). Apabila potensi perikanan laut ini dikelola secara serius diperkirakan akan memberikan sumbangan devisa sebesar US$ 10 milyar per tahun mulai tahun 2003 Peluang baru penopang perekonomian Industri digital jadi penyokong anyar pertumbuhan ekonomi nasional. Kreativitas pelakunya ditambah iklim bisnis yang kondusif membuat investor mulai melirik industri berbasis internet ini. Banyak pihak menilai industri digital menjadi peluang baru bagi penopang perekonomian Indonesia. Mereka optimistis industri ini kian hari kian bertumbuh. Hal tampak pada semakin banyaknya pelaku industri digital yang mengusung kreativitasnya masing-masing. Hal ini pula yang kentara dalam perhelatan IDBYTE 2011 yang digelar pada 11-14 Juli 2011 di Pacific Place, Jakarta. Adanya perhatian dari pemerintah Pemerintah akan melakukan pembinaan menyeluruh terhadap pelaku usaha ekonomi kreatif guna meningkatkan nilai tambah di sektor tersebut. Salah satu fokusnya adalah 6

mengoptimalkan potensi ekonomi digital yang akan dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Berkreatif ekonomi kreatif di Indonesia dibedakan atas dua kelompok besar yaitu yang berbasis seni dan budaya serta yang memanfaatkan iptek untuk membuat kontenkonten bernilai tambah. Terkait iptek, perkembangan teknologi utamanya internet adalah peluangekonomibesaryangharusdiraup. Perubahan dinamika lingkungan usaha ini

harus diantisipasi. Ini kue yang besar untuk diambil manfaat ekonominya. Misalnya, produk-produk berbasis konten digital,kami lihat banyak pelaku yang sudah melayani pasar-pasar di luar negeri. Kasubdit Standar dan Audit Perangkat Lunak Kementerian Komunikasi dan Informatika Muhammad Neil El Himam menegaskan, saat ini dunia sudah masuk ke era ekonomi digital. 2.4 Tangtangan / Hambatan (Threats) Belum terpercaya nya paradigma ekonomi baru Dewasa ini banyak sekali para praktisi bisnis dan akademisi yang percaya bahwa sebuah paradigma ekonomi baru telah lahir. Sebagian menamakannya sebagai eeconomy, sementara yang lainnya lebih suka menggunakan istilahistilah semacam internet economy, digital economy, new economy, dan lain sebagainya. Namun banyak pula yang menilai bahwa paradigma ekonomi baru tersebut sebenarnya tidak ada, yang ada adalah the old economy with the new technology. Terlepas dari benar tidaknya adanya paradigma tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi fenomena yang menarik karena adanya suatu arena baru di internet yang kerap dinamakan sebagai dunia maya. Membangun system perekonomian yang kuat
Stephen Tong mengawali dengan pesan moral bagaimana seharusnya Indonesia membangun sistem perekonomian yang kuat. Beliau menekankan pentingnya penghargaan terhadap akal budi manusia Indonesia yang tidak kalah cerdas dari

bangsa manapun juga, tapi harus disertai hati yang takut kepada Tuhan, menegakkan perekonomian dengan memperkuat moral bangsa. Selanjutnya Redaksi menghadirkan ringkasan makalah Alex Retraubun yang menampilkan strategi pemerintah menghadapi ACFTA. Ulasan Sofjan Wanandi mengungkapkan persoalan yang kini menekan pengusaha, dan hal apa saja yang dibutuhkan pengusaha menghadapi ACFTA. Artikel

Tandean Rustandy mewakili pengusaha mengungkapkan optimisme pengusaha menghadapi ACFTA. Pada bagian akhir, resensi buku Benyamin F. Intan Public Religion and Pancasila-Based State of Indonesia oleh Karel Steenbrink (Utrecht University) di Journal of Exchange terbitan E.J. Brill, Belanda, memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni.

Manfaat transaksi e-commer Dengan meningkatnya kebutuhan transaksi dengan menggunakan teknologi e-commercee di kalangan masyarakat menengah atas, mendorong para penyedialayanan e-commercee untuk berlomba-lomba memperbaiki fasiltas yang mereka berikan kepada konsumen. Hal ini memberikan dampak positif kepada masyarakat luas untuk bisa memilih penyedia jasa mana yang terbaik bagi mereka.

Masyarakat harus memahami dan menguasai teknologi dalam perkembangan ekonomi digital Dengan meningkatnya kebutuhan transaksi dengan menggunakan teknologi e-commercee di kalangan masyarakat menengah atas, mendorong para penyedia layanan e-commercee untuk berlomba-lomba memperbaiki fasiltas yang mereka berikan kepada konsumen. Hal ini memberikan dampak positif kepada masyarakat luas untuk bisa memilih penyedia jasa mana yang terbaik bagi mereka.

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan Berdasarkan hasil data yang penyusun sampaikan, penyusun dapat menarik kesimpulannya, yaitu sebagai berikut : 1. Kebutuhan internet sangatlah berperan penting dalam ekonomi digital 2. Digital ekonomi mengubah pola piker manusia 3. Transaksi digital ekonomi yang mudah dan tekno logi yang sem ak in canggih,dapat mengakibatkan seseorang untuk berbuat negative dan menyalah gunakannya. Rekomendasi Berdasarkan hasil pengumpulan data dari berbagai sumber, maka dengan ini penyusun ingin sedikit memberikan pendapat atau saran sebagai bentuk analisa menghadapi era Digital Economy, yakni sebagai berikut : 1. Harus lebih kreatif dan inovatif 2. Memanfaatkan situasi atau kondisi yang ada dengan sebaik baiknya agar ekonomi tejalin dengan apa yang kita harapkan 3. Teliti dan detail dalam menggunakan teknologi yang ada, agar kita tidak mudah masuk dalam tindak penipuan. 4. Meningkatkan transaksi dalam penggunaan teknologi e-commer

REFERENSI
http://blog.ub.ac.id/prastise/2012/05/07/digital-ekonomi-economy-digital-danperkembangannya/ http://enews1st.blogspot.com/2012/01/ekonomi-kreatif-pemanfaatan-ekonomi.html http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Peluang%20Ekonomi%20Tinggi%20dari%20 Otonomi%20Pengelolaan%20Sumberdaya%20Laut&&nomorurut_artikel=298 http://www.reformed-crs.org/pic/pdf/vd2_finalweb.pdf http://elisa.lumbantoruan.net/?p=36

1O

Anda mungkin juga menyukai