Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
Oleh :
WARDATUL JANNAH
NPM : 21601081250
1
PENDAHHULUAN
Latar Belakang
paling nyata adalah pada dunia ekonomi dan bisnis sehingga daya saing
menjadi kunci utama untuk sukses. Daya saing ini tidak hanya muncul
dalam bentuk produk dengan jumlah banyak tetapi juga berkualitas dan
yang beraneka ragam dan dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk
2
kebutuhan penting manusia sebagai pelindung tubuh menjadi kebutuhan
kreatifitas dipercaya telah menjelma menjadi tren dan kekuatan baru yang
pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio. Berdasarkan 16 jenis sektor
kuliner 41,69%, fashion 18,15%, kriya 15,70%, TV dan Radio 7,78% dan
penerbitan 6,29%.
3
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf
Dengan penuh keyakinan dan dilihat dari potensi pasar jika bisnis
ternyata tidak banyak merubah jumlah setoran pajak pada Negara. Hal ini
4
Negara melalui pembayaran pajak, akan tetapi disebabkan adanya
pembayaran pajak. Selain itu masih banyak pelaku UMKM masih belum
Malang?
5
1.2 Tujuan Penelitian
Malang.
kreatif.
6
PENELITIAN TERDAHULU
sektor fashion untuk kepatuhan wajib pajak. Berikut beberapa hasil dari
yaitu:
saling bersaing sesama pengrajin sendiri. Ide kreatif dan terobosan inovasi
untuk mengembangkan produk sudah cukup baik, tetapi tetap perlu didukung
relatif rendah dan usia yang tidak lagi produktif dapat menjadi kendala dalam
7
Susyanti dan Askandar (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “
pajak, baik secara parsial maupun simultan. Ini berarti bahwa untuk
Tinjauan Teori
Pajak
memaksa dan tidak mengharapkan feedback yang dapat langsung dipakai untuk
EKONOMI KREATIF
bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau
8
Agar dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
satunya dengan cara mengutamakan sektor industri ekonomi kreatif. Bukan hanya
harus memakai Sumber Daya Manusia yang berupa ide-ide kreatif. Nilai manfaat
dari sebuah barang atau jasa tidak lagi hanya ditentukan oleh bahan baku atau
SEKTOR FASHION
Fashion (mode) merupakan proses penyebaran sosial bagi sebuah mode
baru untuk diadopsi oleh kelompok konsumen. Fashion tersebut mengacu pada
dikatakan bahwa industri fashion bisa bersang di pasar domestik dan global
yang singkat, dunia fashion selalu mengeluarkan model fashion terbaru. Ini tidak
lepas dari kreativitas para perancang fashion lokal yang memiliki inovasi
merancang busana dengan model terbaru, dan keluarnya para pemuda kreatif yang
Kerangka Konseptual
sebagai berikut :
9
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Keterangan :
ini hanya menggunakan 1 variabel, yaitu analisa bisnis ekonomi kreatif sub
Metodologi Penelitian
kreatif sub sektor fashion di Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ekonomi kreatif sub sektor fashion yang terdaftar di data Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro Kota Malang dengan jumlah populasi sebesar 150 anggota.
N
n= 2
1+(N . e )
Keterangan:
10
n : Jumlah elemen atau anggota sampel
penggunaan eror level 1% atau 0,01 atau 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,01.
Dalam penelitian ini terdapat populasi sejumlah 150 anggota pelaku ekonomi
kreatif sub sektor fashion di Kota Malang dan penetapan tingkat signifikasi
sebesar 10% atau 0,1, maka besarnya sampel dalam penelitian ini dapat dihitung
N
n= 2
1+(N . e )
150
n= 2
1+(150. 0 ,1 )
150
n=
2 ,5
n=60
sejumlah 60 orang. Dengan jumlah populasi sebesar 150 anggota dengan taraf
Variabel Dependen
11
Menurut Sugiyono (2015: 38) Definisi Operasional Variabel adalah
seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur
Variabel ini merupakan sebuah peluang besar yang ditawarkan ekonomi kreatif
dalam pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan
tak terbatas, yaitu talenta dan kreavifitas. Sehingga subsektor fashion sangat
dengan pesat.
1) Produksi
2) Pemasaran
3) Manajamen keuangan
5) Kebijakan pemerintah
ekonomi kreatif sub sektor fashion untuk lebih meningkatkan kepatuhan wajib
pajak.
12
2) Pengisian formulir pajak dengan lengkap
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014) uji validitas dapat diartikan sebagai alat ukur
yang digunakan untuk menunjukkan kevalidan suatu instrumen terhadap apa yang
ditanyakan dengan apa yang diukur dalam sebuah penelitian. Uji validitas juga
sebuah fungsi. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut
Bahwa koefisien r ≥ 0,03 maka dapat dikatakan valid. Menurut Sugiyono (2010)
syarat dikatakan valid dalam sebuah uji validitas harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
1. Jika r ≥ 0,03, maka item-item pernyataan dari kuisioner dapat dikatakan valid.
2. Jika r ≤ 0,03, maka item-item pernyataan dari kuisioner dapat dikatakan tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas
13
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang mencakup dapat dipercaya
atau tidak untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data dan karena
1. Suatu instrumen dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.
2. Suatu instrumen dikatakan tidak reliable jika nilai Cronbach’s Alpha <
0,6.
a. Uji Normalitas
yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi
ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribusi normal. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati
14
Analisis regresi linier sederhana digunakan dalam situasi di mana suatu
yaitu ekonomi kreatif sub sektor fashion (X1) terhadap variabel dependen yaitu
Y= a + bX
Keterangan:
b = Koefisien Regresi
15
Hasil Uji Penelitian
Uji Validitas
Nomor
Variabel r hitung r tabel Keterangan
Item
X.1 0,585 0,2542 Valid
Ekonomi Kreatif X.2 0,543 0,2542 Valid
Sub Sektor fashion X.3 0,575 0,2542 Valid
(X) X.4 0,503 0,2542 Valid
X.5 0,626 0,2542 Valid
X.6 0,718 0,2542 Valid
X.7 0,528 0,2542 Valid
X.8 0,559 0,2542 Valid
X.9 0,695 0,2542 Valid
X.10 0,618 0,2542 Valid
X.11 0,699 0,2542 Valid
X.12 0,649 0,2542 Valid
X.13 0,619 0,2542 Valid
X.14 0,654 0,2542 Valid
X.15 0,413 0,2542 Valid
Y.1 0,697 0,2542 Valid
Kepatuhan Wajib Y.2 0,561 0,2542 Valid
Pajak (Y) Y.3 0,591 0,2542 Valid
Y.4 0.600 0,2542 Valid
Y.5 0,613 0,2542 Valid
Y.6 0,494 0,2542 Valid
Y.7 0,587 0,2542 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2020
Berdasarkan tabel hasil uji validitas, maka dapat dilihat bahwa seluruh
pernyataan dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki status
Uji Reliabilitas
valid. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap
16
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha > 0,6. Hasil uji realibilitas pada
Berdasarkan tabel hasil koefesien uji reliabilitas diatas, maka dapat ditarik
sudah reliabel. Hal ini dapat dibuktikan dari keseluruhan vaiabel yaitu ekonomi
kreatif subsektor fashiosn sebesar 0,871, dan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,688
yang ternyata memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Sehingga dapat dinyatakan
setiap variabel layak digunakan atau memenuhi persyaratan untuk menjadi alat
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini
digunakan untuk menguji variabel terikat dan variabbel bebas dalam sebuah
model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
normal atau tidak, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan dalam
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:
17
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat
dari Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 (5%). Sehingga dapat dinyatakan bahwa
antara satu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh
fashion (X) terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak (Y),
Y= a + bX + e
18
Keterangan:
b = Koefisien Regresi
e = error
Hasil uji linier sederhana dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 29,965 4,319 6,938 ,000
Tota_X -,034 ,066 -,068 -,518 ,606
a. Dependent Variable: Total_Y
bisnis ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) terhadap kepatuhan wajib pajak
Y = 29,965 - 0,034 X + e
a. Konstanta sebesar 29,965: artinya jika ekonomi kreatif sub sektor fashion
(X) adalah 0, maka kepatuhan wajib pajak (Y) nilainya adalah 29,965
19
b. Koefisien regresi variabel ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) sebesar -
0,034: artinya jika setiap ekonomi kreatif sub sektor fashion (X)
naik ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) maka semakin turun
dependen (Y) pada penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan
variabel independen (X) adalah bisnis ekonomi kreatif sub sektor fashion.
bahwa bisnis ekonomi kreatif sub sektor sub sektor fashion belum sepenuhnya
20
Kesimpulan
Wajib Pajak di Kota Malang masih belum cukup tinggi. Pernyataan ini
didasari oleh:
ekonomi sub sektor fashion (X) yang diberikan kepada pelaku bisnis
21
Keterbatasan
sebagai berikut :
Malang.
Saran
pajak sehingga wajib pajak bisa menghitung jumlah pajak yang dibayar
22
Diharapkan bisa lebih mempertajam lagi tentang penelitian ini
mungkin dengan bisa menggunakan jenis analisis lainnya. Selain itu pula,
akan jauh lebih baik ketika variabel yang digunakan dalam penelitian
lebih dari variabel yang telah digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana 2009 1. (2009). 1–10.
Purnomo, R. A., Si, M., & Indonesia, P. P. (n.d.). Ekonomi Kreatif.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Prametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Shodiq Noor dan Jeni Susyanti. 2017. “Menuju Indonesia Mandiri”. Malang:
BPFE. Simamora. 2000.”Akuntansi basis Pengambilan Keputusan Bisnis”.
Jakarta: Salemba Empat.
Sitepu, E. S. (2016). Analisis Potensi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif di
Kota Medan. Revitalization of Vocational in Free Trade Area (ICERVED),
(January 2016), 497–501.
Susyanti Jeni, Noor Shodiq Askandar dan Ronny Malavia Mardani. 2014.
Pengembangan Model Pendampingan Bagi Pengelolaan Bisnis Ekonomi
Kreatif Sektor Pariwisata Secara Integratif Untuk Pemenuhan Kesadaran
Kewajiban Perpajakan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen –
Akuntansi (JEMA) ,Fakultas Ekonomi FE Universitas Islam Malang volume
12, Nomor 2.
Susyanti, J., & Askandar, N. S. (2019). Why Is Tax Knowledge and Tax
Understanding Important? JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi Dan
Manajemen, 16(2), 187. https://doi.org/10.31106/jema.v16i2.2711
24
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
25