Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN SKRIPSI

ANALISA EKONOMI KREATIF SUB SEKTOR FASHION UNTUK


MENINGKATKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Pada Pelaku Ekonomi Kreatif Di Kota Malang)

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Oleh :
WARDATUL JANNAH
NPM : 21601081250

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020

1
PENDAHHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi yang sangat pesat, menjadikan tatanan komunikasi global

yang sangat mudah dan efisien. Pengaruh percepatan proses globalisasi

menjadikan kehidupan manusia sekarang ini mengalami perubahan

terutama di bidang teknologi, misalnya ekonomi dan bisnis, tidak hanya

itu karakter, dan perilaku menjadikan lebih menurun. Dampak yang

paling nyata adalah pada dunia ekonomi dan bisnis sehingga daya saing

menjadi kunci utama untuk sukses. Daya saing ini tidak hanya muncul

dalam bentuk produk dengan jumlah banyak tetapi juga berkualitas dan

inovatif. Setiap pelaku bisnis dituntut memiliki keterampilan untuk

mencipatakan inovasi dan produk baru. Kualitas produk bisa didapat

melalui dengan menciptakan produk inovasi yang unik, berbeda dari

produk lain, dan membutuhkan kreativitas yang tinggi.

Sistem industri kreatif dipercaya dapat menggesur system

ekonomi yang telah berlangsung seperti sistem ekonomi pertanian,

ekonomi industri, dan ekonomi komunikasi. Indonesia memiliki budaya

yang beraneka ragam dan dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk

mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam mengembangkan industri

ekonomi kreatif ini, termasuk bagian dari perkembangan industri kreatif

sektor fashion. Dengan adanya pengembangan tersebut dalam bidang

fashion, jadi fashion dari tahun ketahun telah bermetamorfosis dari

2
kebutuhan penting manusia sebagai pelindung tubuh menjadi kebutuhan

akan life style di era ini.

Pengembangan ekonomi kreatif dalam dekade terakhir ini telah

menjadi alternatif solusi, sekaligus strategi global dalam tetap menjaga

pertumbuhan ekonomi, di tengah melambatnya perekonomian global.

Industri kreatif yang bertumpu pada pemanfaatan pengetahuan dan

kreatifitas dipercaya telah menjelma menjadi tren dan kekuatan baru yang

mewarnai kompetisi dan arah pengembangan ekonomi. Industri kreatif

juga memiliki peran penting bagi daya saing, sebagaimana dilakukan

banyak negara yang sungguh-sungguh melakukan inovasi, mengupayakan

pemasaran yang dapat menembus pasar global. Inovasi dan kreativitas

menjadi kunci dalam stagnasi ekonomi. Dalam perjalannya kemudian,

konsep ekonomi kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak

negara, karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap

perekonomian (Sitepu, 2016).

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mempunyai 16 sub sektor

yaitu bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior,

desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi dan

video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni

pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio. Berdasarkan 16 jenis sektor

dalam ekonomi kreatif terdapat 5 jenis ekonomi kreatif terbesar yang

mampu memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia diantaranya

kuliner 41,69%, fashion 18,15%, kriya 15,70%, TV dan Radio 7,78% dan

penerbitan 6,29%.

3
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf

menuturkan bahwa “potensi ekonomi kreatif untuk berkembang di

Indonesia sangatlah besar. Dia mengungkapkan selama ini ada tiga

subsektor utama pertumbuhan ekonomi kreatif di Indoensia yakni kuliner,

fashion dan kriya”.

Dengan penuh keyakinan dan dilihat dari potensi pasar jika bisnis

fashion dapat bersaing di MEA, Sesuai dengan fungsi dari lembaga

BEKRAF yaitu memberikan bantuan dengan melalui fasilitas-fasilitas

yang dapat mendorong sektor ini semakin berkembang. Bekraf akan

menerbitkan kebijakan baru tentang prosedur guna mendorong

penggunaan karya local pride dalam negeri, untuk memudahkan dalam

ketersediaan bahan baku produksi, hingga pemasaran produk-produk

fashion dalam negeri di pasar domestik ataupun global.

Sektor ekonomi kreatif memiliki dampak yang cukup besar bagi

perekonomian usaha kecil dan menengah, karena sebagian besar ekonomi

kreatif digerakkan oleh kaum muda yang berusia antara 26 – 30 tahun

sebesar26,1% dan berusia antara 31 – 35 tahun sebesar 32,6%,dan pelaku

UMKM sebesar 67,4 %. Sektor ini sangat berpotensi menjadi kekuatan

dahsyat untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju, beberapa

produk UMKM seperti produk kerajinan dan fashion memiliki peluang

yang sangat besar dalam menembus pasar ekspor (Susyanti, 2014).

Peningkatan jumlah pengusaha dari golongan ekonomi kreatif,

ternyata tidak banyak merubah jumlah setoran pajak pada Negara. Hal ini

bukan disebabkan ketidakmauan mereka memberikan kontribusi pada

4
Negara melalui pembayaran pajak, akan tetapi disebabkan adanya

problematic dalam menjalankan bisnis kreatifnya, disamping kurangnya

pemahaman pelaku ekonomi kreatif terhadap kewajiban perpajakan yang

harus dilakukan (Susyanti, Askandar dan Mardani, 2014).

“Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan

faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka dalam mencapai

target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan

masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku” (Mustikasari, 2007:3). UMKM belum

sepenuhnya paham dalam menghitung keuntungan dan omset usaha

(Suryana, 2013), padahal keuntungan dan omset usaha adalah dasar

pembayaran pajak. Selain itu masih banyak pelaku UMKM masih belum

mengerti kewajiban dan tatacara pembayaran pajak.

Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas maka penelitian ini

diberikan judul “Analisa Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion Untuk

Meningkatkat Kepatuhan Wajib Pajak Pada Pelaku Ekonomi

Kreatif di Kota Malang”.

1.1 Rumusan Masalah

Melalui latar belakang di atas, maka untuk mempermudah

penulisan skripsi ini, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

Bagaimana bisnis ekonomi kreatif subsektor fashion untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada pelaku ekonomi kreatif di Kota

Malang?

5
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

Untuk mengetahui bisnis ekonomi kreatif subsektor fashion untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada pelaku ekonomi kreatif di Kota

Malang.

1.3 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis/Akademis

1. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran yang

bermanfaat bagi kegiatan tentang bisnis ekonomi kreatif dan

digunakan sebagai acuan dalam menjalankan bisnis ekonomi

kreatif.

2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Malang dan diharapkan dapat menambah

bukti empiris dari penelitian-penelitian sebelumnya, serta dapat

dijadikan referensi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut

tentang pelaku ekonomi kreatif khususnya di sektor fashion.

1.4.2 Manfaat Praktis/Empiris

Bagi pengembangan ilmu manajemen, Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap sektor

perekonomian di Indonesia khususnya di kota Malang dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional terhadap pelaku

ekonomi kreatif di sektor fashion dengan kesadaran masyarakat

atas kepatuhan wajib pajak.

6
PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu merupakan salah satu bahan referensi bagi

pembaca dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, pembaca

mengambil beberapa referensi terkait dengan Analisa ekonomi kreatif sub

sektor fashion untuk kepatuhan wajib pajak. Berikut beberapa hasil dari

penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini,

yaitu:

Rahadi (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sektor

Usaha Kecil & Menengah Menjadi Model Kewirausahaan Sosial Berbasis

Ekonomi Kreatif”: menyatakan bahwa Implementasi dan pengembangan

social entrepreneurship berbasis ekonomi kreatif masih memiliki beberapa

kelemahan diantaranya : masih banyak pengrajin yang berjalan sendiri-sendiri

dalam mengelola usahanya dan koordinasi dengan pemerintah daerah masih

belum optimal. Komunitas pengrajin belum berjalan optimal dalam

meningkatkan kualitas usaha pengrajin sehingga terkesan mereka (pengrajin)

saling bersaing sesama pengrajin sendiri. Ide kreatif dan terobosan inovasi

untuk mengembangkan produk sudah cukup baik, tetapi tetap perlu didukung

oleh pemerintah. Pemerintah harus dilibatkan untuk mendukung usaha

mereka khususnya dalam mengeluarkan aturan yang berpihak pada pengrajin.

Minimnya generasi muda untuk meneruskan usaha kerajinan oleh keluarga

menjadikan jumlah pengrajin berkurang. Selain itu, tingkat pendidikan yang

relatif rendah dan usia yang tidak lagi produktif dapat menjadi kendala dalam

implementasi social entrepreneurship.

7
Susyanti dan Askandar (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “

Why Is Tax Knowledge and Tax Understanding Important?”. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan pajak dan pemahaman

pajak, baik secara parsial maupun simultan. Ini berarti bahwa untuk

meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak, pemangku kepentingan harus

meningkatkan pengetahuan dan tingkat pemahaman mengenai wajib pajak.

Tetapi meskipun penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pengaruh antar

variabel, hasil data sekunduer menunjukkan bahwa banyak pemilik UMKM

masih bingung dalam menerapkan peraturan pajak, PP-23/2018.

Tinjauan Teori

Pajak

pajak merupakan kontribusi wajib rakyat kepada negara yang sifatnya

memaksa dan tidak mengharapkan feedback yang dapat langsung dipakai untuk

membayar keperluan-keperluan negara.

Kepatuhan Wajib Pajak


kepatuhan wajib pajak manurut Rahayu (2010:139) adalah tindakan wajib

pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan danperaturan pelaksanaan perpajakan yang

berlaku dalam suatu Negara.

EKONOMI KREATIF

Ekonomi kreatif adalah suatu konsep untuk merealisasikan pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan berbasis kreativitas. Pemanfaatan sumber daya yang

bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau

talenta dan kreativitas.

8
Agar dapat mengembangkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

serta kemakmuran masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat peraturan salah

satunya dengan cara mengutamakan sektor industri ekonomi kreatif. Bukan hanya

memperioritaskan bidang industri sebagai sumber ekonomi negara tetapi juga

harus memakai Sumber Daya Manusia yang berupa ide-ide kreatif. Nilai manfaat

dari sebuah barang atau jasa tidak lagi hanya ditentukan oleh bahan baku atau

sistem produksinya, melainkan lebih mengutamakan penggunaan ide kreativitas

dan pembuatan inovasi melalui pengembangan teknologi yang semakin modern.

SEKTOR FASHION
Fashion (mode) merupakan proses penyebaran sosial bagi sebuah mode

baru untuk diadopsi oleh kelompok konsumen. Fashion tersebut mengacu pada

kombinasi beberapa atribut yang dianggap mutahir, sehingga jika tidak

mengadopsinya maka bisa dianggap ketinggalan jaman. Secara optimal bisa

dikatakan bahwa industri fashion bisa bersang di pasar domestik dan global

(Shodiq Noor dan Jeni Susyanti. 2017).

Tren fashion mengalami perubahan dengan pesat. Dalam jangka waktu

yang singkat, dunia fashion selalu mengeluarkan model fashion terbaru. Ini tidak

lepas dari kreativitas para perancang fashion lokal yang memiliki inovasi

merancang busana dengan model terbaru, dan keluarnya para pemuda kreatif yang

memiliki semangat terhadap bisnis fashion ini. Masyarakat sebagai pelaku

ekonomi pun juga semakin bijak dan memiliki selera tinggi.

Kerangka Konseptual

kerangka konseptual yang akan diteliti oleh peneliti dapat digambarkan

sebagai berikut :

9
Gambar 1.
Kerangka Konseptual

Ekonomi Kreatif Sub Kepatuhan Wajib Pajak

sektor Fashion (X) (Y)

Keterangan :

Berdasarkan kerangka konseptual dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini hanya menggunakan 1 variabel, yaitu analisa bisnis ekonomi kreatif sub

sektor Fashion yang berada di Kota Malang.

Metodologi Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan ekonomi

kreatif sub sektor fashion di Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ekonomi kreatif sub sektor fashion yang terdaftar di data Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro Kota Malang dengan jumlah populasi sebesar 150 anggota.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian.

Penentuan jumlah sampel dalam penilitian ini menggunakan rumus Slovin:

N
n= 2
1+(N . e )

Keterangan:

10
n : Jumlah elemen atau anggota sampel

N : Jumlah elemen atau anggota populasi

E : Eror level (tingkat kesalahan)

Umumnya pemilihan ketentuan yang dapat dipilih untuk penelitian yaitu

penggunaan eror level 1% atau 0,01 atau 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,01.

Dalam penelitian ini terdapat populasi sejumlah 150 anggota pelaku ekonomi

kreatif sub sektor fashion di Kota Malang dan penetapan tingkat signifikasi

sebesar 10% atau 0,1, maka besarnya sampel dalam penelitian ini dapat dihitung

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

N
n= 2
1+(N . e )

150
n= 2
1+(150. 0 ,1 )

150
n=
2 ,5

n=60

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keseluruhan responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini

sejumlah 60 orang. Dengan jumlah populasi sebesar 150 anggota dengan taraf

signifikansi 10% atau 0,1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Dependen

11
Menurut Sugiyono (2015: 38) Definisi Operasional Variabel adalah

seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur

suatu variabel atau konsep untukmenguji kesempurnaan. Definisi operasional

variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrumen penelitian.

1. Bisnis Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion.

Variabel ini merupakan sebuah peluang besar yang ditawarkan ekonomi kreatif

dalam pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan

tak terbatas, yaitu talenta dan kreavifitas. Sehingga subsektor fashion sangat

berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia yang saat ini terus berkembang

dengan pesat.

Sehingga indikator menurut Suryana (2013) dalam ekonomi kreatif

subsektor fashion di penelitian ini adalah:

1) Produksi

2) Pemasaran

3) Manajamen keuangan

4) Kondisi ekonomi dan lingkungan.

5) Kebijakan pemerintah

2. Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel ini dimensi untuk mengukur dan menganalisa tentang bisnis

ekonomi kreatif sub sektor fashion untuk lebih meningkatkan kepatuhan wajib

pajak.

Sehingga indikator menurut Rahayu (2010:139) dalam kepatuhan wajib

pajak di penelitian ini adalah:

1) Pengetahuan Peraturan Perpajakan

12
2) Pengisian formulir pajak dengan lengkap

3) Melakukan perhitungan pajak dengan benar

4) Penyampaian SPT dengan baik dan tepat waktu

5) Melakukan pembayaran tepat waktu

6) Mentaati pemeriksaan perpajakan.

Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2014) uji validitas dapat diartikan sebagai alat ukur

yang digunakan untuk menunjukkan kevalidan suatu instrumen terhadap apa yang

ditanyakan dengan apa yang diukur dalam sebuah penelitian. Uji validitas juga

digunakan untuk menguji sejauh mana suatu instrumen dalam menjalankan

sebuah fungsi. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan

cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.

Bahwa koefisien r ≥ 0,03 maka dapat dikatakan valid. Menurut Sugiyono (2010)

syarat dikatakan valid dalam sebuah uji validitas harus memiliki kriteria sebagai

berikut:

1. Jika r ≥ 0,03, maka item-item pernyataan dari kuisioner dapat dikatakan valid.

2. Jika r ≤ 0,03, maka item-item pernyataan dari kuisioner dapat dikatakan tidak

valid.

2. Uji Reliabilitas

13
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang mencakup dapat dipercaya

atau tidak untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data dan karena

instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrumen

lingkungan sosial dan keaktifan organisasi dapat digunakan rumus Alpha

Cronbach (Sugiyono, 2015). Untuk melakukan pengujian reliabilitas

menggunakan teknik Alpha Cronbach memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Suatu instrumen dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

2. Suatu instrumen dikatakan tidak reliable jika nilai Cronbach’s Alpha <

0,6.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Singgih Santoso (2012:293)Uji normalitas adalah sebuah uji

yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah

kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi

normal atau tidak.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan

mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi

ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribusi normal. Model regresi yang

baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati

normal,sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

a. Apabila nilai Probability J ˃ 0,05 (5%), maka H0 diterima.

b. Apabila nila Probability ˂ 0,05 (5%), maka H0 ditolak.

Analisis Regresif Linier Berganda

14
Analisis regresi linier sederhana digunakan dalam situasi di mana suatu

variabel bebas dihipotesiskan akan mempengaruhi satu variabel terikat (Sekaran

dan Bougie, 2017:138).

Menurut Danang Sunyoto (2016:47) menyatakan:"Tujuan analisis regresi

untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y)".Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen

yaitu ekonomi kreatif sub sektor fashion (X1) terhadap variabel dependen yaitu

kepatuhan wajib pajak (Y), maka digunakan analisis linear sederhana.

Persamaan rumus regresi linear sederhanaadalah sebagai berikut:

Y= a + bX

Keterangan:

X = Ekonomi kreatif sub sektor fashion

Y = Kepatuhan wajib pajak

a = Konstanta (Nilai Y pada saat nol)

b = Koefisien Regresi

15
Hasil Uji Penelitian
Uji Validitas

Nomor
Variabel r hitung r tabel Keterangan
Item
X.1 0,585 0,2542 Valid
Ekonomi Kreatif X.2 0,543 0,2542 Valid
Sub Sektor fashion X.3 0,575 0,2542 Valid
(X) X.4 0,503 0,2542 Valid
X.5 0,626 0,2542 Valid
X.6 0,718 0,2542 Valid
X.7 0,528 0,2542 Valid
X.8 0,559 0,2542 Valid
X.9 0,695 0,2542 Valid
X.10 0,618 0,2542 Valid
X.11 0,699 0,2542 Valid
X.12 0,649 0,2542 Valid
X.13 0,619 0,2542 Valid
X.14 0,654 0,2542 Valid
X.15 0,413 0,2542 Valid
Y.1 0,697 0,2542 Valid
Kepatuhan Wajib Y.2 0,561 0,2542 Valid
Pajak (Y) Y.3 0,591 0,2542 Valid
Y.4 0.600 0,2542 Valid
Y.5 0,613 0,2542 Valid
Y.6 0,494 0,2542 Valid
Y.7 0,587 0,2542 Valid
Sumber: Data diolah tahun 2020

Berdasarkan tabel hasil uji validitas, maka dapat dilihat bahwa seluruh

pernyataan dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki status

valid, karena nilai r hitung > r tabel yaitu sebesar 0,2542.

Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakan

valid. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap

pertanyaan selalu konsisten. Untuk menguji realibilitas sebuah instrumen

16
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha > 0,6. Hasil uji realibilitas pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Uji Validitas

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan


Ekonomi Kreatif Sub Sektor
0,871 Reliabel
fashion (X)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,688 Reliabel
Sumber: Data diolah 2020

Berdasarkan tabel hasil koefesien uji reliabilitas diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini

sudah reliabel. Hal ini dapat dibuktikan dari keseluruhan vaiabel yaitu ekonomi

kreatif subsektor fashiosn sebesar 0,871, dan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,688

yang ternyata memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Sehingga dapat dinyatakan

setiap variabel layak digunakan atau memenuhi persyaratan untuk menjadi alat

ukur instrumen kuisioner dalam penelitian ini.

Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini

digunakan untuk menguji variabel terikat dan variabbel bebas dalam sebuah

model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

normal atau tidak, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan dalam

menguji normalitas adalah nilai signifikansi Kormogolov-Smirnov (K-S) > 0,05.

Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:

17
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 60
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. 2,68002687
Deviation
Most Extreme Absolute ,079
Differences Positive ,079
Negative -,069
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber: Data diolah tahun 2020

Berdasarkan gambar hasil uji normalitas menggunakan Kormogolov-

Smirnov (K-S) dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi yang

digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat

dari Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 (5%). Sehingga dapat dinyatakan bahwa

variabel telah berdistribusi normal.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier

antara satu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen yaitu bisnis ekonomi kreatif sub sektor

fashion (X) terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak (Y),

maka penelitian ini menggunakan analisis linear sederhana. Persamaan

rumus regresi linear sederhanaadalah sebagai berikut:

Y= a + bX + e

18
Keterangan:

X = Bisnis Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

a = Konstanta (Nilai Y pada saat nol)

b = Koefisien Regresi

e = error

Hasil uji linier sederhana dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Gambar 3. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 29,965 4,319 6,938 ,000
Tota_X -,034 ,066 -,068 -,518 ,606
a. Dependent Variable: Total_Y

Sumber: Data diolah tahun 2020

Berdasarkan gambar hasil uji regresi linier sederhana diatas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan regresi linier sederhana untuk

bisnis ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) terhadap kepatuhan wajib pajak

(Y) adalah berpengaruh negatif yaitu sebagai berikut :

Y = 29,965 - 0,034 X + e

Persamaan Regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 29,965: artinya jika ekonomi kreatif sub sektor fashion

(X) adalah 0, maka kepatuhan wajib pajak (Y) nilainya adalah 29,965

19
b. Koefisien regresi variabel ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) sebesar -

0,034: artinya jika setiap ekonomi kreatif sub sektor fashion (X)

mengalami kenaikan 1%, maka kepatuhan wajib pajak (Y) akan

mengalami penurunan sebesar 0,034. Koefisien bernilai negatif artinya

terjadi hubungan negatif antara variabel X dengan variabel Y, semakin

naik ekonomi kreatif sub sektor fashion (X) maka semakin turun

kepatuhan wajib pajak (Y).

Implikasi Hasil Penelitian

Sesuai dengan pemaparan pada pembahasan bahwa variabel

dependen (Y) pada penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan

variabel independen (X) adalah bisnis ekonomi kreatif sub sektor fashion.

Dari hasil analisa karakteristik dan jawaban responden dapat disimpulkan

bahwa bisnis ekonomi kreatif sub sektor sub sektor fashion belum sepenuhnya

meningkatkan kepatuhan wajib pajak di kota Malang dikarenakan masih

banyaknya pelaku usaha yang masih menjawab ragu-ragu mengenai

kepatuhan wajib pajak.

Dari kelima indikator ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa ekonomi

kreatif sub sektor fashion memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Faktor yang

menyebabkan tidak signifikannya pengaruh tersebut karena masih

banyaknya pelaku ekonomi kreatif yang belum sepenuhnya patuh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

20
Kesimpulan

Dengan melihat hasil analisis dan pembahasan data, penulis

memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai Analisa

Bisnis Ekonomi Kreatif Subsektor Fashion Untuk Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak di Kota Malang masih belum cukup tinggi. Pernyataan ini

didasari oleh:

1. Hasil uji regresi linear sederhana melalui programSPSS 20.0 for

Windows,didapatkan persamaan regresi sederhanayaitu sebesar Y =

29,965 - 0,034 X + e. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

negatif ekonomi kreatif sub sektor Fashion untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak.

2. Hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, diketahui bahwa

indikator yang paling dominan memberikan jawaban setuju dalam

ekonomi sub sektor fashion (X) yang diberikan kepada pelaku bisnis

ekonomi kreatif sub sektor fashion di kota Malang adalah indikator

manajemen keuangan yang berdasarkan melakukan pencatatan

pengeluaran dan pemasukan dengan nilai rata-rata yang paling besar

adalah 4,7. Sedangkan indikator yang paling dominan memberikan

jawaban ragu-ragu dalam ekonomi sub sektor fashion (X) adalah

indikator kebijakan pemerintah yang berdasarkan pemerintah mendukung

pemkembangan usaha dengan nilai rata-rata yaitu 4,2. Untuk indikator

kondisi ekonomi dan lingkungan dan indikator kebijakan pemerintah ini

merupakan yang paling rendah, karena memiliki nilai rata-rata yang

paling kecil yaitu 4,3.

21
Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat keterbatasan yang dialami

oleh peneliti. Berikut adalah keterbatasan yang diuraikan peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Peneliti hanya menggunakan 1 variabel pengujian penelitian yakni

ekonomi sub sektor Fashion.

2. Penelitian ini hanya menyebarkan 60 kuesioner kepada 60 responden

terhadap pelaku bisnis ekonomi kreatif sub sektor fasion di Kabupaten

Malang.

3. Mendapatkan penolakan dari pemilik usaha untuk mengisi kuesioner.

4. Penelitian ini hanya menggunakan 5 indikator dalam bisnis ekonomi

kreatif sub sektor fashion. Padahal


66 terdapat banyak indikator pengukuran

dalam bisnis ekonomi kreatif sub sektor fashion untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak yang bisa digunakan untuk dijadikan acuan.

Saran

1. Bagi Wajib pajak

Patuh terhadap peraturan perpajakan dengan melakukan

pembayaran pajak tepat waktu, sesuai tagihan dan secara transparan

terhadap hasil usaha.

2. Bagi Petugas Perpajakan

Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak tentang cara perhitungan

pajak sehingga wajib pajak bisa menghitung jumlah pajak yang dibayar

sesuai peredaran bruto dan omzet usaha.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

22
Diharapkan bisa lebih mempertajam lagi tentang penelitian ini

mungkin dengan bisa menggunakan jenis analisis lainnya. Selain itu pula,

akan jauh lebih baik ketika variabel yang digunakan dalam penelitian

lebih dari variabel yang telah digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Batilmurik, R. W., & Lao, H. A. (2016). Pengembangan Model Ekonomi Kreatif


Bagi Masyarakat Di Daerah Objek Wisata Bahari Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Manajemen, 1(3), 14.
https://doi.org/10.30736/jpim.v1i3.37

Fitriana, A. N. (2014). Pengembangan Industri Kreatif Di Kota Batu (Studi


Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan Di Kota Batu). Jurnal
Administrasi Publik Mahasiswa Universitas Brawijaya, 2(2), 281–286.

Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana 2009 1. (2009). 1–10.
Purnomo, R. A., Si, M., & Indonesia, P. P. (n.d.). Ekonomi Kreatif.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Prametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Shodiq Noor dan Jeni Susyanti. 2017. “Menuju Indonesia Mandiri”. Malang:
BPFE. Simamora. 2000.”Akuntansi basis Pengambilan Keputusan Bisnis”.
Jakarta: Salemba Empat.
Sitepu, E. S. (2016). Analisis Potensi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif di
Kota Medan. Revitalization of Vocational in Free Trade Area (ICERVED),
(January 2016), 497–501.

Supadmi, N. I. L. U. H., & Akuntansi, J. (2009). Meningkatkan Kepatuhan Wajib


Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 1–
14.

Susyanti, J. (2014). Model Pendampingan Bisnis Ekonomi Kreatif Sektor


Pariwisata Secara Integratif. Prosiding Seminar Nasional Riset Inovatif II
Tahun 2014, 656–662.

Susyanti Jeni, Noor Shodiq Askandar dan Ronny Malavia Mardani. 2014.
Pengembangan Model Pendampingan Bagi Pengelolaan Bisnis Ekonomi
Kreatif Sektor Pariwisata Secara Integratif Untuk Pemenuhan Kesadaran
Kewajiban Perpajakan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen –
Akuntansi (JEMA) ,Fakultas Ekonomi FE Universitas Islam Malang volume
12, Nomor 2.

Susyanti, J., & Askandar, N. S. (2019). Why Is Tax Knowledge and Tax
Understanding Important? JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi Dan
Manajemen, 16(2), 187. https://doi.org/10.31106/jema.v16i2.2711

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

24
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Instruksi Presiden Republik Indonesia No.06 Tahun 2009 Tentang Pengembangan


Ekonomi Kreatif.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

25

Anda mungkin juga menyukai