Anda di halaman 1dari 14

MASALAH EKONOMI MASYARAKAT

PENGEMBANGAN EKONOMI INDONESIA ERA PANDEMI COVID-19

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampu : Dr. Dedi Retno, M.Ag

Disusun oleh;

Intan Nurazizah 2222.035.1

EKONOMI SYARI’AH 1B

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT CIPASUNG

TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahirobbi, yang telah
memberikan kenikmatan yang melimpah. Sholawat beserta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan
rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini
sehingga penulis dapat merampungkannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa/I Universitas Islam
KH.Ruhiat Cipasung. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah penulis dimasa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tasikmalaya, 30 Maret 2023

Penulis
Abstract
Indonesian is one of the developing countries, where the Indonesian state
adheres to a populist economic system. Populist economics is not a new economic
school, but only as a contrucstion of understanding of economic realities that are
common in developing countries.
People’s economy is an economic situation in which various economic
activities are carried out involving the participation of all members of the
community, while the implementation of these economic activities is under the
control or supervision of members of the community.
In early 2020, Covid-19 became is a family of viruses found in humans
and animals. Some of the viruses can infect humand and cause various diseases,
and can even cause death. Indonesia is one of the countries affected by Covid-19
pandemic is not only on public health but also has an impact on the country’s and
society’s economy, specially informal workers who are vulnerable to reduced
incomes to the point of losing their livelihoods due to lack of demand.
The problems experienced y SMEs are very diverse. They complained
about the various impacts of the pandemic, including declining sales, difficulties
with raw materials, hampered distribution, difficulties experienced by the
bussines sector during the pandemic were also felt by large companies, which
resulted in termination of the employment (PHK) for employees in order to
maintain the stability pf the company’s cash flow.

Keyword: Economy, Strategy, Stability


Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara berkembang, dimana negara Indonesia
menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan bukanlah seuah
mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai kontruksi pemahaman dari realita
yang umum terdapat di negara berkembang.
Ekonomi kerakyatan adalah suatu situasi perekonomian di mana berbagai
kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan pertisipasi semua anggota
masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itupun berada
dibawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Covid-
19 adalah sekeluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian
virusnya dapat meninfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit bahkan
dapat menyebabkan kematian.indonesia adalah salah satu yang terdampak Covid-
19. Dampak pandemic Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun
juga erdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat.
Covid-19 melumpuhkan perekonomian negara dan masyarakat, terutama pekerja
formal yang rentan berkurang pendapatannya hingga kehilangan mata pencarian
karena sepi permintaan.
Permasalahan yang dialami pelaku UMKM sangatlah beragam. Mereka
mengeluhkan berbagai dampak pandemi diantaranya penjualan menurun,
kesulitan bahan baku, distriusi terhambat, kesulitan pemodal serta produksi yang
terhambat. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sektor bisnis selama pandemi
turut dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar sehingga berimbas pada
pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan-karyawan agar menjaga
stabilitas arus kas keuangan perusahaan (cash flow).

Kata Kunci: Perekonomian, Strategi, Stabilitas


DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia.......................................


B. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19................
C. Peluang Ekkonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19...............
D. Ekonomi dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19.............
E. Strategi Pengembangan Ekonomi di Era Pandemi Covid-19............

BAB III PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara
indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan
bukanlah sebuah mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai kontruksi
pemahaman dari realita ekonomi yang umum terdapat di negara berkembang.
Suatu realita ekonomi dimana ada selain sektor formal yang umunya
didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor informal dimana
sebagian besar anggota masyarakat hidup. Ekonomi rakyat berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat disuatu daerah tertentu.
Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonimian dimasa kegiatan
ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota
masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonimi itupun
berada dibawah penngendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
Menurut (Mubyarto, 1999) ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang berbasis
kekeluargaan berkedaulatan rakyat dan menunjukan pemihakan sungguh-
sungguh pada ekonimi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat
dijelaskan juga sebagai ekonomi jejarig yang menghuung-hubungkan sentra-
sentra inovasi, produksi, dan kemandirian.
Ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di indonesia. Dalam rangka mewujudkan aspek hasil-
hasil pembangunan, sektor usaha kecil menduduki peran penting dan strategis
dalam pembangunan nasional, baik dilihat dari segi kuantitas maupun dari
segi kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja dalam mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, termasuk
pengentasan kemiskinan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia?


2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19?
3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19?
4. Bagaimana ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19?
5. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia.
2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19.
3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
4. Mengetahui ekonomi kerakyatan dan etika berekonomi di era pandemi
Covid-19.
5. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi
Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia

1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan


Menurut (Zulkarnain, 2006) di dalam bukunya yang berjudul:
Kewirausahaan (Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan penduduk
Miskin), ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yangnharus di anut
sesuai dengan falsafah negara kita yang menyangkut dua aspek, yakni
keadilan dan demokrasi ekonomi, serta keberpihakan kepada ekonomi rakyat.
Definisi ekonomi kerakyatan menurut (Marzuki, 2015), ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi
rakyat, dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau
usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara
swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakn dan
dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan menengah
(UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan,
dsb. Yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan
keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Ekonomi kerakyatan dapat ditafsirkan sebagai setara dengan istilah
demokrasi ekonomi yang secara tegas terdapat pasal penjelasan,. Penjelasan
pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan yakni sistem
ekonomi dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, serta dibawah
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Dengan demikian salah satu pilar dari
demokrasi ekonomi itu adalah keikutsertaan semua orang dalam kegiatan
produksi

2. Tujuan Ekonomi Kerakyatan


Ekonomi kerakyatan memiliki empat tujuan pokok yaitu: pertama,
mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial. Kedua, semangat nasionalisme
ekonomi yang kuat, tangguh dan mandiri. Ketiga, demokrasi ekonomi
berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan, koperasi dan usahausaha koperatif
menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarkat. Keempat,
keseimbangan yang harmonis, efisien dan adil antara perencanaan nasional
dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas dan bertanggung
jawab, menuju perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Mubyarto, 1999)
3. Ciri-ciri Ekonomi Kerakyatan
Menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010), ciri-ciri ekonomi kerakyatan
adalah:
- Penegakan prinsip keadilan disertai kepedulian terhadap yang lemah.
Sistem ekonomi tersebut harus memungkinkan seluruh potensi bangsa, baik
sebagai konsumen, pengusaha, ataupun sebagai tenaga kerja.
- Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah oleh
semua potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan kemampuannya.
- Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang ramah
pasar.
- Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya
menggerakkan perekonomian pedesaan.
- Pemanfatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya, seperti
hutan, laut, air, udara, dan mineral.

B. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 membawa dampak yang
signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat
pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah
Indonesia. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat
namun juga berdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi
masyarakat. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia per tanggal 29 November
2020 sebanyak 534.266 kasus. Jumlah ini terus meningkat setiap bulannya.
Segala upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah dilakukan
secara terus menerus oleh pemerintah. Penerapan pembatasan sosial (social
distancing) ataupun physical distancing adalah upaya yang ditempuh oleh
pemerintah. Meski berdampak baik namun upaya ini belum menunjukkan
langka pencegahan virus secara sempurna. Langkah terbesar yang kini mulai
diberlakukan oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kategori zona merah
pandemi untuk mencegah penyebaran virus adalah melakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah penyebaran
virus dalam skala besar. PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Langkah besar juga telah diputuskan oleh pemerintah pusat
dalam mencegah penyebaran virus yaitu dengan memberhentikan sementara
waktu akses transportasi di seluruh wilayah Indonesia.
Dampak ekonomi akibat pandemi semula hanya menggerus sisi 10
eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya kasus penyebaran Covid-19
turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah satu imbasnya
ialah nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu
berpengaruh pada arus permintaan (demand), penawaran (supply), dan
produksi pada usahausaha UMKM di Indonesia.
C. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19
Perekonomian rakyat akibat adanya pandemi covid-19 mengalami
kelumpuhan. Permasalahan masyarakat di tengah pandemi berkaitan dengan
masalah ekonomi seperti banyaknya masyarakat yang di-PHK dan kehilangan
mata pencahariannya sehari-hari. Terlebih beban masyarakat ditambah ketika
bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran. Melihat permasalahan ini, maka
solusi yang tepat adalah menciptakan masyarakat mandiri, yang tidak
berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari
solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.
Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk
paham dengan dunia digitalisasi terlebih mengingat virus ini mengubah
tatanan kehidupan dunia menjadi serba virtual. Tatanan kehidupan ini
memang sudah diprediksi oleh para pakar, jika sebelumnya kita mengenal era
Revolusi Industri 12 4.0 yang merupakan tatanan kehidupan baru pada sektor
industri dimana pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin bukan lagi tenaga
manusia, maka saat ini kita sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0 atau
society 5.0.
Pola kehidupan manusia memang selalu mengalami evolusi di setiap
masanya. Jika society 4.0 memungkinkan kita mengakses juga membagikan
informasi di intenet. Maka, pada fase society 5.0 semua teknologi akan
menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Internet tidak hanya sebagai akses
mendapatkan informasi namun juga digunakan untuk menjalani kehidupan.
Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan
pada manusia dan masa ekonomi pada kemudian hari.

D. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19


Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara,
perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong
royong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita
akan bisa membenahi dengan kerjasama saling bahu-membahu. Di saat seperti
ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga para
pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan
tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat
dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri.
Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran
kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal
ini akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih
terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat
misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.
Dalam hal perusahaan yang melakukan PHK seharusnya tetap
memberikan perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan
dengan membiarkannya begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi
perhatian bagi pemerintah. Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada
perusahaan terkait dan merencanakan alternatif baru untuk menampung
karyawan-karyawan yang di PHK setelah kondisi perekonomian telah
membaik. Biar bagaimanapun, kasus pengangguran sama bahayanya untuk
kesejahteraan rakyat. Inilah yang kemudian disebut sebagai penerapan nilai-
nilai ekonomi kerakyatan dalam asas kekeluargaan yang meliputi nilai kasih
sayang, nilai menghormati dan menghargai, nilai tolong menolong dan gotong
royong, nilai demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu bersatunya
pemimpin dengan yang dipimpin.

E. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19


Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi
Covid-19 yaitu:
1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan usaha
terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro, menengah,
petani dan kelompok tani.
2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui
program pendamping.
3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha.
4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik
pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun
penerapan teknologi.
Sedangkan, agenda sistem ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19
yang lainnya yang dapat diterapkan adalah:
1. Sumber daya ekonomi yang semakin dikembangkan aksesnya. Pelaku
ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya ekonomi
seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian kredit
dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak mendiskriminasi 15
pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan
menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit
pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi,
dalam hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun
infrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga
merupakan bentuk lain dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti
pasar.
2. Perlunya penataan kelembagaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan untuk
mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:
a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu
diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah
gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun
kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelaku
ekonomi rakyat masih berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnya
merupakan pengungkit bagi pengembangan usaha rakyat dalam praktik
masih menjadi beban.
b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki sektor-
sektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat. Sepuluh paket
kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untuk
mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangi
dengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha ekonomi
rakyat.
c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku
ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di Indonesia.
Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikan semua
BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama dengan pelaku ekonomi
rakyat.
3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan. Peninjauan kembali
mengenai pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan kejuruan yang
sesuai kebutuhan menjadi prioritas pengembangan khususnya pada daerah-
daerah dengan sumber daya 16 tertentu. Sebagai contoh, daerah dengan
potensi sumber daya perikanan perlu dikembangkan pendidikan kejuruan
kelautan dan perikanan, sementara daerah dengan potensi hutan perlu
mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil
hutan non kayu (non timber forest product). Pada sisi lain, pendidikan
umum khususnya pada disiplin ekonomi dan manajemen perlu
mengembangkan pemahaman dan konsep ekonomi rakyat. Untuk itu studi,
pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat perlu dilakukan oleh para
akademisi.
4. Perlunya pengembangan kapasitas. Mampu bersaingnya pelaku ekonomi
rakyat dengan pelaku ekonomi global di era sekarang ini. Pengembangan
kapasitas sehingga dapat melaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan
produktif menjadi suatu keharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai
contoh pengembangan kapasitas dari aparat desa untuk mampu
memanfaatkan dana desa secara optimal masih menjadi tantangan.
Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila setiap desa harus dilatih kepala desa,
sekretaris desa, dan kepala BPD (Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000
orang perlu mendapatkan pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah
untuk melaksanakan hal ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.
5. Mengatasi hambatan ekonomi. Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan
ekonomi kerakyatan. Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik
bisnis besar yang ilegal seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading.
Praktik bisnis ilegal membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku
yang murah dan pada kasus perikanan menyebabkan nelayan kecil
kehilangan lapangan pekerjaan. Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata
niaga yang bias sehingga menyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat
senantiasa tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok
masyarakat yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek keadilan, demokrasi ekonomi,
keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada mekanisme pasar
yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi secara
keseluruhan atau mayoritas masyarakat. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak
Maret 2020 hingga sekarang membawa dampak yang signifikan bagi negara.
Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat pandemi Covid-19 ini.
Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah Indonesia. Dampak
pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga
berdampak pada ekonomi kerakyatan atau kesejahteraan ekonomi negara
hingga ekonomi masyarakat. Adanya pandemi Covid-19 ini dapat
menciptakan peluang masyarakat mandiri, yang tidak berpangku tangan pada
bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari solusi untuk
memperoleh keuntungan ekonomi. Strategi yang terbaik dalam melihat ini
semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah
kondisi pandemi Covid-19 ini.
Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide untuk
menghasilkan keuntungan ekonomi. Pandemi Covid-19 berimbas kepada
sektor ekonomi baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat
membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki
konsep kolektivitas atau gotong-royong.
Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi
Covid-19 yaitu : pertama, melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi,
seperti koperasi, usaha kecil, petani dan kelompok tani mengenai potensi dan
pengembangan usahanya. Kedua, melakukan program pembinaan terhadap
pelaku-pelaku tersebut melalui program pendamping. Ketiga, program
pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha. Keempat, melakukan koordinasi dan evaluasi kepada
yang terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan,
SDM, pasar, informasi pasar, maupun penerapan teknologi.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mohon kepada para
pembaca agar dapat memberikan saran, kritik, atau komentarnya demi
kelancaran tugas ini.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, Alie. 2015. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


Mubyarto, 1999. Reformasi Sistem Ekonomi : Dari kapitalisme menuju
ekonomi kerakyatan. Jakarta: Aditya Media.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil. Yogyakarta: BPFE.
Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan
Strategi. Yogyakarta: BPFE.
Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan, Strategi Pembelajaran Usaha Kecil dan
Penduduk Miskin. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Hoesein, Zainal Arifin. 2016. Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem
Ekonomi Kerakyatan menurut UUD 1945 .
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM No. 3 Vol. 23 Juli 2016: 503 – 528.
Putra, M. Umar Maya. 2015. Konsep Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di
Kota Medan.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01, April 2015. Rompas,
Wensy I. 2018.

Anda mungkin juga menyukai