Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEADAAN SISTEM PEREKONOMIAN INDOSIA SAAT INI

Disusun Guna Memenuhi Tugas .

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Ade Irawan

NIM 2001090

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MBOJO-BIMA 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan

hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Keadaan Sistem Perekonomian

Indonesia Saat Ini” dengan baik.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah

memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.

Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah

memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini

dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan

makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang telah saya susun masih

terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya mengharapkan saran serta masukan

dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap

makalah ini dapat memberikan banyak manfaat.

Bima, 20 November 2021

Ade Irawan

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia.........................................................................................5
B. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini.................................................11
C. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini.................................................13
D. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini.........................15
BAB III......................................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara Indonesia

menganut sistem ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan bukanlah sebuah mazhab

ekonomi baru, namun hanya sebagai konstruksi pemahaman dari realita ekonomi yang

umum terdapat di negara berkembang. Suatu realita ekonomi dimana selain ada sektor

formal yang umumnya didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor

informal dimana sebagian besar anggota masyarakat hidup. Ekonomi rakyat berkembang

sesuai dengan kondisi masyarakat disuatu daerah tertentu.

Ekonomi kerakyatan merupakan situasi perekonomian di mana kegiatan ekonomi

diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi semua anggota masyarakat, sementara

penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi itupun berada di bawah pengendalian atau

pengawasan anggota-anggota masyarakat. Menurut (Mubyarto, 1999), ekonomi

kerakyatan adalah ekonomi yang berbasis kekeluargaan berkedaulatan rakyat dan

menunjukan pemihakan sungguhsungguh pada ekonomi rakyat. Dalam praktiknya,

ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring yang menghubung-

hubungkan sentrasentra inovasi, produksi, dan kemandirian.

Ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan aspek hasil-hasil pembangunan, sektor

usaha kecil menduduki peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional, baik

dilihat dari segi kuantitas maupun dari segi kemampuannya dalam meningkatkan

4
pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dalam mewujudkan pemerataan hasil-hasil

pembangunan, termasuk pengentasan kemiskinan.

Perekonomian rakyat pada hakikatnya merupakan istilah ekonomi rakyat yang

berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang

diselenggarakan oleh rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilan

keluarga atau orang-perorang. Perekonomian nasional berakar pada potensi dan kekuatan

masyarakat secara luas dalam menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Adapun

bentuk perekonomian yang dilakukan langsung oleh masyarakat atau kemandirian

perekonomian adalah dengan membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian, untuk

membuka usaha-usaha guna mencapai kelangsungan hidup mereka memerlukan dana

ataupun modal.

Pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini

diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization

(WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster

pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus

ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar Cina.

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari

2020, WHO resmi menetapkan penyakit virus Corona pada manusia ini dengan sebutan

Coronavirus Disease (Covid-19). Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah melaporkan

dua kasus konfirmasi Covid-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan

Covid-19 sebagai pandemi. Covid-19 adalah sekeluarga virus yang ditemukan pada

5
manusia dan hewan. Sebagian virusnya dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan

berbagai penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak Covid-19. Dampak pandemi

Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga berdampak pada

kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat. Covid-19 melumpuhkan

perekonomian negara dan masyarakat, terutama pekerja informal yang rentan berkurang

pendapatannya hingga kehilangan mata pencarian lantaran sepi permintaan. Dengan

adanya Covid-19 pemerintah mulai menggalakan social distanting, lockdown, serta

karantina wilayah. Hal tersebut dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid 19

agar ekonomi kerakyatan di Indonesia dapat berkembang di tengah pandemi ini.

Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun

makalah dengan judul “Keadaan Sistem Perekonomian Indonesia Saat Ini”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia?

2. Bagaimana dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19 saat ini?

3. Bagaimana peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19 saat ini?

4. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19 saat

ini?

6
C. Tujuan

1. Mengetahui konsep ekonomi kerakyatan di Indonesia.

2. Mengetahui dampak ekonomi kerakyatan di era Covid-19 saat ini.

3. Mengetahui peluang ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19 saat ini.

4. Mengetahui strategi pengembangan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19 saat

ini.

D. Manfaat

1. Kepentingan akademis, dapat memberikan tambahan informasi dalam wacana

akademik yang berkaitan dalam ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengembangan

ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19 saat ini.

2. Kepentingan praktis, diharapkan dapat membantu pihak-pihak perumus ataupun bagi

para pengambil keputusan di pemerintah yang berhubungan dengan pengembangan

ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19 saat ini.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia

1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan

Menurut (Zulkarnain, 2006) di dalam bukunya yang berjudul: Kewirausahaan

(Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan penduduk Miskin), ekonomi

kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yangnharus di anut sesuai dengan falsafah

negara kita yang menyangkut dua aspek, yakni keadilan dan demokrasi ekonomi, serta

keberpihakan kepada ekonomi rakyat.

Definisi ekonomi kerakyatan menurut (Marzuki, 2015), ekonomi kerakyatan

adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat, dimana ekonomi

rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat

kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa

saja yang dapat diusahakn dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil

dan menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan,

makanan, dsb. Yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan

keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Ekonomi kerakyatan dapat ditafsirkan sebagai setara dengan istilah demokrasi

ekonomi yang secara tegas terdapat pasal penjelasan,. Penjelasan pasal 33 UUD 1945

menyatakan bahwa ekonomi kerakyatan yakni sistem ekonomi dimana produksi

dikerjakan oleh semua, untuk semua, serta dibawah pemilikan anggota-anggota

8
masyarakat. Dengan demikian salah satu pilar dari demokrasi ekonomi itu adalah

keikutsertaan semua orang dalam kegiatan produksi.

Pemahaman tentang ekonomi rakyat dapat dipandang dari dua pendekatan yaitu:

pertama, pendekatan kegiatan ekonomi dari pelaku ekonomi berskala kecil, yang disebut

perekonomian rakyat. Berdasarkan pendekatan ini, pemberdayaan ekonomi rakyat

dimaksudkan adalah pemberdayaan pelaku ekonomi skala kecil. Kedua, pendekatan

sistem ekonomi, yaitu demokrasi ekonomi atau sistem pembangunan yang demokratis,

disebut pembangunan partisipatif (participatory development).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi

kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang mengikutsertakan

seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan yang berkaitan erat dengan aspek

keadilan, demokrasi ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang bertumpu pada

mekanisme pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi

secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

2. Tujuan Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan memiliki empat tujuan pokok yaitu: pertama, mewujudkan

pemerataan dan keadilan sosial. Kedua, semangat nasionalisme ekonomi yang kuat,

tangguh dan mandiri. Ketiga, demokrasi ekonomi berdasarkan kerakyatan dan

kekeluargaan, koperasi dan usahausaha koperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan

dan masyarkat. Keempat, keseimbangan yang harmonis, efisien dan adil antara

perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas dan

9
bertanggung jawab, menuju perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(Mubyarto, 1999).

3. Ciri-Ciri Ekonomi Kerakyatan

Menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010), ciri-ciri ekonomi kerakyatan adalah:

- Penegakan prinsip keadilan disertai kepedulian terhadap yang lemah. Sistem

ekonomi tersebut harus memungkinkan seluruh potensi bangsa, baik sebagai

konsumen, pengusaha, ataupun sebagai tenaga kerja. Tanpa perlindungan dan hak

untuk memajukan kemampuannya dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya

dan partisifasinya secara aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi, termasuk dalam

memelihara kekayaan alam dan lingkungan hidup. Di dalam melaksanakan

kegiatan tersebut, semua pihak harus mengacu kepada peraturan yang berlaku.

- Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah oleh semua

potensi bangsa, terutama pemerintah sesuai dengan kemampuannya. Pemerintah

melaksanakannya melalui langkahlangkah yang ramah pasar. Penanggulangan

kemiskinan dan pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKM)

termasuk petani dan nelayan kecil, merupakan prioritas utama dalam

mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan.. Bagi kelompok penduduk yang

karena keadaannya mempunyai keterbatasan dilakukan langkah-langkah untuk

meningkat kemampuannya dan memberikan dukungan agar dapat memanfaatnya

akses yang terbuka.

10
- Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang ramah pasar.

Upaya pemerataan berjalan seiring dengan upaya mnciptakan pasar yang

kompetitif untuk mencapai efisiensi optimal. Dengan demikian, misalnya

hubungan kemitraan antar usaha besar dan UKM harus berdasarkan kompetensi

bukan belas kasihan. Untuk itu, prioritas dilakukan penghapusan praktek-praktek

dan perilaku perilaku ekonomi diluar aturan permainan yang dianggap wajar dan

adil oleh masyarakat seperti praktek monopoli, pengembangkan dengan sistem

perpajakan progresif dan deregulasi yang diarahkan untuk menghilangkan

ekonomi biaya tinggi.

- Pemberdayaan kegiatan ekonomi rakyat sangat terkait dengan upaya

menggerakkan perekonomian pedesaan. Oleh karena itu, upaya mempercepat

pembangunan pedesaan, termasuk daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis,

daerah perbatasan, dan termasuk daerah terbelakanglainnya harus menjadi

prioritas. Hal ini dilakukan antara lain, dengan meningkatkan pembangunan

prasarana pedesaan adalam mendukung pengembangan keterkaitan desa-desa

sebagai bentuk jaringan produksi dan distribusi yang saling menguntungkan.

- Pemanfatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya, seperti hutan,

laut, air, udara, dan mineral. Semuanya harus dikelola secara adil, transparan dan

produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat

masyarakat adat dengan tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

11
4. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan

Prinsip ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam UUD 1945 terutama

pasal 33 adalah:

- Prinsip kekeluargaan. dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersam berdasarkan atas azas kekeluargaan.

Prinsip ini merupakan acuan semua badan usaha baik BUMN dan BUMS,

BUMD.

- Prinsip keadilan. Pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus bisa mewujudkan

keadilan dalam masyarakat. Sistem ini diharapkan dapat memberikan peluang

yang sama kepada semua anak bangsa, apakah ia sebagai konsumen, pengusaha

maupun sebagai tenaga kerja. Tidak ada perbedaan suku, agama dan gender,

semuanya sama dalam lapangan ekonomi.

- Prinsip pemerataan pendapatan. Masyarakat sebagai konsumen dan pelaku

ekonomi harus merasakan pemerataan pendapatan. Kalau selam ini pemerintah

terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi teryata itu hanya semu

belaka. Pertumbuhan yang tinggi tidak membawa pada pemerataan pendapatan.

Pertumbuhan itu hanya dirasakan segelintir masyarakat yang disebut pengusaha

besar, sementara mayoritas masyarakat berbeda pada posisi miskin dan melarat.

- Prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.

Kegiatan ekonomi harus mampu mewujudkan adanya sinergi antara kepentingan

individu dengan kepentingan masyarakat. Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945

12
menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa kepentingan

pribadi/individu merupakan hal yang harus mendapat prioritas. Namun

kepentingan pribadi/individu tidak boleh mengabaikan kepentingan masyarakat.

Untuk menjaga kepentingan masyarakat negara memiliki kompetensi untuk

menguasai berbagai cabang produksi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat banyak.

- Prinsip kerja sama atau jaringan. Dalam prinsip ini para pelaku ekonomi harus

saling membantu dan bekerja sama. Dengan kerja sama tentu berbagai kegiatan

usaha kecil akan menjadi kuat dan besar. Kerja sama ini bisa menghimpun para

pelaku ekonomi baik produsen, konsumen dan pelaku ekonomi lainnya, baik

usaha besar, menengah ataupun kecil. Dengan dukungan informasi dan

pembiayaan yang cukup maka UKM akan mampu bangkit dari keterbelakangan.

5. Faktor Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan

Faktor penting dalam menjalankan ekonomi kerakyatan yaitu:

- Efisiensi ekonomi yang berdasarkan pada keadilan, partisipasi dan

keberlanjutan.

- Peranan vital pemerintah yang bertugas untuk mengatur jalannya roda

perekonomian dan menjamin kemakmuran dan mencegah ketidakadilan

pada masyarakat.

- Pemerataan dalam segi faktor produksi.

13
- Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar

dan kerjasama.

- Paradigma pola hubungan produksi kemitraan bukan buruh-majikan.

Adapun menurut (Soeharto Prawirokusumo, 2010) bahwa terwujudnya

ekonomi kerakyatan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: Pertama, tingkat

pembangunan daerah. Kedua, tingkat kemandirian masyarakat. Ketiga, tingkat

rasa kepercayaan masyarakat akan kesetaraan. Keempat, ketenaga kerjaan yang

meliputi tingkat kesempatan kerja masyarakat. Kelima, tingkat partisipatif

masyarakat. Keenam, persaingan yang sehat. Ketujuh, adanya

keterbukaan/demokrasi. Kedelapan, pemerataan yang berkeadilan.

B. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang membawa

dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat

pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah Indonesia.

Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga

berdampak pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi masyarakat. Jumlah

kasus Covid-19 di Indonesia per tanggal 29 November 2020 sebanyak 534.266 kasus.

Jumlah ini terus meningkat setiap bulannya.

Segala upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 telah dilakukan secara terus

menerus oleh pemerintah. Penerapan pembatasan sosial (social distancing) ataupun

physical distancing adalah upaya yang ditempuh oleh pemerintah. Meski berdampak baik

14
namun upaya ini belum menunjukkan langka pencegahan virus secara sempurna.

Langkah terbesar yang kini mulai diberlakukan oleh beberapa daerah yang termasuk

dalam kategori zona merah pandemi untuk mencegah penyebaran virus adalah melakukan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah

penyebaran virus dalam skala besar. PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Langkah besar juga telah diputuskan oleh pemerintah pusat dalam mencegah penyebaran

virus yaitu dengan memberhentikan sementara waktu akses transportasi di seluruh

wilayah Indonesia.

Pembahasan mengenai penanganan pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi

digelar via teleconference oleh Institutes for Development of Economics an Finance

(INDEF). Hasil dari pembahasan tersebut bahwa setiap hari pandemi ini semakin

berdampak ke dalam perekonomian Indonesia secara umum. Dampak ekonomi akibat

pandemi semula hanya menggerus sisi eksternal. Namun seiring semakin meningkatnya

kasus penyebaran Covid-19 turut berimbas pada stabilitas perekonomian internal. Salah

satu imbasnya ialah nilai tukar rupiah terus melemah tajam. Permasalahan ini tentu

berpengaruh pada arus permintaan (demand), penawaran (supply), dan produksi pada

usahausaha UMKM di Indonesia.

Permasalahan yang dialami pelaku UMKM sangatlah beragam. Mereka

mengeluhkan berbagai dampak pandemi di antaranya penjualan menurun, kesulitan

bahan baku, distribusi terhambat, kesulitan pemodal, serta produksi yang terhambat.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh sektor bisnis selama pandemi turut dirasakan oleh

perusahaan-perusahaan besar sehingga berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK)

15
pada karyawan-karyawan agar menjaga stabilitas arus kas keuangan perusahaan (cash

flow). Kondisi semacam ini akan semakin memperparah kesejahteraan-kesejahteraan

masyarakat jika tidak ada langkah yang tepat dan bijak dari pemerintah.

C. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini

Perekonomian rakyat akibat adanya pandemi covid-19 mengalami kelumpuhan.

Permasalahan masyarakat di tengah pandemi berkaitan dengan masalah ekonomi seperti

banyaknya masyarakat yang di-PHK dan kehilangan mata pencahariannya sehari-hari.

Terlebih beban masyarakat ditambah ketika bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran.

Melihat permasalahan ini, maka solusi yang tepat adalah menciptakan masyarakat

mandiri, yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif

mencari solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Pemerintah harus memberikan sosialisasi pengetahuan kepada masyarakat untuk

mandiri di tengah kondisi pandemi Covid-19, bukan hanya berdiam diri tanpa

produktivitas atau kreativitas yang dihasilkan. Strategi yang terbaik dalam melihat ini

semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah kondisi

pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide

untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sebagai fasilitator

harus memberikan pelatihan-pelatihan edukatif kepada masyarakat seperti bagaimana

cara membuat masker, cara membuat tempat cuci tangan dari barang bekas, ataupun

barang lainnya yang sangat dibutuhkan di saat kondisi pandemi.

Kebutuhan barang di kondisi pandemi Covid-19 dapat menjadi peluang dalam

menghasilkan keuntungan ekonomi. Hal ini juga akan menciptakan masyarakat mandiri

yang tidak bergantung pada bantuan orang lain ataupun pemerintah karena mengingat

16
bantuan yang diberikan pemerintah sangat terbatas, dan tidak dapat diberikan kepada

seluruh masyarakat yang terdampak. Masyarakat harus mampu membaca peluang

ekonomi. Masa pandemi Covid19 ini masyarakat dituntut mampu membaca peluang

ekonomi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, ekonomi kerakyatan harus dikembangkan,

seperti diadakannya pelatihan-pelatihan keterampilan untuk memberikan masyarakat

asupan skill selama pandemi.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan program pelatihan ekonomi

berbasis pandemi kepada masyarakat agar dapat tetap menghasilkan uang di kondisi

pandemi. Program tepat guna kepada masyarakat akan dapat membantu masyarakat

untuk tetap produktif meskipun di tengah pandemi, walaupun dalam kondisi ini tidak

boleh mengumpulkan massa yang banyak di satu tempat, namun dapat tetap dilakukan

dengan pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan teknologi pun harus juga melalui sosialisasi

kepada masyarakat, karena mengingat masyarakat tidak sepenuhnya paham, dan masih

banyak yang buta terhadap teknologi. Sehingga sosialisasi dari pemerintah terkait

pemanfaatan teknologi di tengah pandemi sangat dibutuhkan karena teknologi saat ini

dijadikan sebagai sarana dalam berkomunikasi maupun acara-acara resmi lainnya seperti

seminar virtual yang dikenal dengan webbinar ataupun pelatihan-pelatihan dalam bentuk

virtual.

Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk paham

dengan dunia digitalisasi terlebih mengingat virus ini mengubah tatanan kehidupan dunia

menjadi serba virtual. Tatanan kehidupan ini memang sudah diprediksi oleh para pakar,

jika sebelumnya kita mengenal era Revolusi Industri 4.0 yang merupakan tatanan

kehidupan baru pada sektor industri dimana pekerjaan dilakukan oleh tenaga mesin

17
bukan lagi tenaga manusia, maka saat ini kita sudah masuk ke era Revolusi Industri 5.0

atau society 5.0.

Pola kehidupan manusia memang selalu mengalami evolusi di setiap masanya.

Jika society 4.0 memungkinkan kita mengakses juga membagikan informasi di intenet.

Maka, pada fase society 5.0 semua teknologi akan menjadi bagian dari manusia itu

sendiri. Internet tidak hanya sebagai akses mendapatkan informasi namun juga digunakan

untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi dapat meminimalisir

adanya kesenjangan pada manusia dan masa ekonomi pada kemudian hari.

D. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 Saat Ini

Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam merealisasikan

atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yaitu:

1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan usaha

terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro, menengah, petani

dan kelompok tani.

2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui program

pendamping.

3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat

mengembangkan usaha.

4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik

pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun

penerapan teknologi.

Sedangkan, agenda sistem ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yang

lainnya yang dapat diterapkan adalah:

18
1. Sumber daya ekonomi yang semakin dikembangkan aksesnya.

Pelaku ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya

ekonomi seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian

kredit dan penerapan bunga harus memastikan untuk tidak mendiskriminasi

pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan

menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit

pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi, dalam

hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun infrastruktur pada

daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain dari

akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.

2. Perlunya penataan kelembagaan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan untuk

mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:

a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu

diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah

gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun

kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelaku

ekonomi rakyat masih berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnya

merupakan pengungkit bagi pengembangan usaha rakyat dalam praktik

masih menjadi beban.

b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki

sektorsektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat.

Sepuluh paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus

19
untuk mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum

diimbangi dengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha

ekonomi rakyat.

c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan

pelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di

Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikan

semua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama dengan pelaku

ekonomi rakyat.

3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan.

Peninjauan kembali mengenai pendidikan yang dimaksud adalah

pendidikan kejuruan yang sesuai kebutuhan menjadi prioritas pengembangan

khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya tertentu. Sebagai contoh,

daerah dengan potensi sumber daya perikanan perlu dikembangkan pendidikan

kejuruan kelautan dan perikanan, sementara daerah dengan potensi hutan perlu

mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan

non kayu (non timber forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya

pada disiplin ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan

konsep ekonomi rakyat. Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi

rakyat perlu dilakukan oleh para akademisi.

4. Perlunya pengembangan kapasitas.

Mampu bersaingnya pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi

global di era sekarang ini. Pengembangan kapasitas sehingga dapat melaksanakan

kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu keharusan. Hal ini

20
bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan kapasitas dari aparat desa

untuk mampu memanfaatkan dana desa secara optimal masih menjadi tantangan.

Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila setiap desa harus dilatih kepala desa,

sekretaris desa, dan kepala BPD (Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000 orang

perlu mendapatkan pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk

melaksanakan hal ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.

5. Mengatasi hambatan ekonomi.

Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan ekonomi kerakyatan. Hambatan

ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar yang ilegal seperti ilegal

fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal membuat pelaku usaha

besar mendapatkan bahan baku yang murah dan pada kasus perikanan

menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan pekerjaan. Hambatan ekonomi

berikutnya adalah tata niaga yang bias sehingga menyebabkan harga jual pelaku

ekonomi rakyat senantiasa tertekan, seperti komoditi pertanian dan perkebunan.

Hambatan ekonomi terakhir adalah berbagai pungutan dan retribusi yang

dibebankan oleh otoritas lokal, seringkali tanpa ada dasar yang jelas.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi kerakyatan adalah perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang

mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan yang berkaitan

erat dengan aspek keadilan, demokrasi ekonomi, keberpihakan pada ekonomi rakyat yang

bertumpu pada mekanisme pasar yang adil dengan tujuan untuk peningkatan

kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan atau mayoritas masyarakat.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga sekarang membawa

dampak yang signifikan bagi negara. Hampir seluruh negara di dunia terdampak akibat

pandemi Covid-19 ini. Salah satu negara yang terkena dampaknya adalah Indonesia.

Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat namun juga

berdampak pada ekonomi kerakyatan atau kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi

masyarakat.

Adanya pandemi Covid-19 ini dapat menciptakan peluang masyarakat mandiri,

yang tidak berpangku tangan pada bantuan pemerintah tapi mempunyai inisiatif mencari

solusi untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Strategi yang terbaik dalam melihat ini

semua yakni masyarakat harus pintar membaca peluang ekonomi di tengah kondisi

pandemi Covid-19 ini. Pandemi mematikan sektor ekonomi, tapi tidak mematikan ide

untuk menghasilkan keuntungan ekonomi.

Pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor ekonomi baik negara, perusahaan

hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara

22
penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotongroyong. Dengan informasi penurunan

angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa benahi ketika saling bahu-membahu.

Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga

para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan tunjangan

atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan

fungsi keberadaan Negara itu sendiri. Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti

menunjukkan peran kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang

terdampak.

Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam merealisasikan

atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yaitu : pertama,

melakukan identifikasi terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, petani dan

kelompok tani mengenai potensi dan pengembangan usahanya. Kedua, melakukan

program pembinaan terhadap pelaku-pelaku tersebut melalui program pendamping.

Ketiga, program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat

mengembangkan usaha. Keempat, melakukan koordinasi dan evaluasi kepada yang

terlibat dalam proses pembinaan, baik pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar,

informasi pasar, maupun penerapan teknologi.

B. Saran

Berdasarkan,hasil analisis maka saran yanggdapat diberikan adalah:

1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam mengembangkan

ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

23
2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara

meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.

3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas

sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.

24
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, Alie. 2015. Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Mubyarto, 1999.

Reformasi Sistem Ekonomi : Dari kapitalisme menuju ekonomi kerakyatan. Jakarta:

Aditya Media.

Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta:

BPFE.

Soeharto, Prawirokusumo. 2010. Ekonomi Rakyat : Konsep Kebijakan dan Strategi. Yogyakarta:

BPFE.

Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan, Strategi Pembelajaran Usaha Kecil dan Penduduk Miskin.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Hoesein, Zainal Arifin. 2016. Peran Negara Dalam Pengembangan Sistem Ekonomi Kerakyatan

menurut UUD 1945 . Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM No. 3 Vol. 23 Juli 2016: 503

– 528.

Putra, M. Umar Maya. 2015. Konsep Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Di Kota Medan.

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 5, Nomor 01, April 2015.

Rompas, Wensy I. 2018. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan Di Kawasan Timur Indonesia

Dalam Rangka Akselerasi Perekonomian Dan Sektor Pariwisata Di Sulawesi Utara:

Sebuah Kajian Literatur. Jurnal EMBA Vol.6 No.4 September 2018, Hal. 4133 – 4142.

25
Sadikin, Achmad. 2011. Membangun Ekonomi Kerakyatan Dalam Kerangka Paradigma

Pembangunan Kemandirian Lokal. Majalah Ilmiah Ekonomika Volume 11 Nomor 4,

Nopember 2011 : 146 – 175.

Dwianto, Achmad Reyhan, DetikHealth. 2020. Perjalanan 8 Bulan Pandemi Virus Corona

COVID-19 di Indonesia.

https://health.detik.com/beritadetikhealth/d-5240992/perjalanan-8-bulan-pandemi-virus-

coronacovid-19-di-indonesia

CNN Indonesia. 2020. Kilas Balik Pandemi Covid-19 di Indonesia.

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20201110123516-25- 568018/kilas-balik-

pandemi-covid-19-di-indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai