Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Perekonomian Indonesia Masa Sekarang ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Sejarah Perekonomian yang berjudul Perekonomian Indonesia Masa Sekarang
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Perekonomian
Indonesia Masa Sekarang ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Perekonomian Indonesia Masa Sekarang ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3.Tujuan Masalah.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Perekonomian Indonesia Masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.........................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah ekonomi secara garis besar mempunyai pengertian sebagai kegiatan dan
keadaan perekonomian suatu masyarakat pada zaman dahulu. Sedangkan sejarah sosial
lebih mengarah kepermasalahan dan interaksi dari pelaku yakni sosial ekonomi sangat
berkaitan untuk dapat dikaji secara bersamaan, sebab tindakan ekonomi muncul akibat
adanya interaksi dari pelaku ekonomi, misalnya pada transaksi jual beli, dimana ada
interaksi antara penjual dan pembeli. Sepanjang sejarah perjalanan pertumbuhan bangsa-
bangsa di dunia, baik negara yang sudah maju maupun yang masih tergolong sebagai
negara berkembang atau yang masih terbelakang, selalu menghadapi dilema dalam
penentuan prioritas pembangunan ekonominya. Negara-negara berkembang dipandang
sebagai negara yang masih dalam proses menuju moderenisasi khususnya dalam proses
pertumbuhan ekonomi pertum-buhan ekonomi tersebut berjalan melalui tahap-tahap
tertentu.
Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu
menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara
(Todaro, 2005). Oleh karena itu identifikasi berbagai macam faktor yang mempeng-
aruhinya termasuk peran pemerintah menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam. Kebijakan
di Indonesia selalu terjadi dari tahun ke tahun dan dari presiden ke presiden tersebut terjadi
pada segala aspek kehidupan. Baik itu di bidang politik atau ekonomi. Banyak kebijakan-
kebijakan yang telah dilakukan oleh setiap presiden yang menjabat sebagai presiden pada
zaman itu sampai saat ini. Banyak faktor yang menuntut agar Indonesia dapat
pembangunan lebih pesat lagi. Salah satu faktornya adalah perkem-bangan dunia yang telah
memasuki era globalisasi. Hal ini menuntut negara-negara di dunia.
Selain itu juga ada beberapa perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia dan
selanjutnya mendukung pembangunan di Indonesia. Antara lain, Sistem Perencanaan
Terpusat pada masa Orde Baru telah menciptakan kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Privatisasi dan deregulasi masa itu juga digunakan untuk memindahkan hak milik negara
kepada kroni penguasa politik. Akibatnya, produktivitas dan efisiensi perekonomian
nasional kita menjadi semakin menurun dan baru berakhir pada krisis tahun 1997-1998.
Pasca reformasi, sistem pun berubah ke pola yang lebih demokratis dan adanya otonomi
daerah. Sistem politik yang demokratis dan sistem pemerintahan yang didasarkan pada
otonomi daerah juga menuntut adanya transparansi serta akuntabilitas keuangan Negara.
Namun, ada beberapa kebijakan-kebijakan dari presiden yang menimbulkan pro dan kontra
di kalangan masyarakat. Sesungguhnya, apapun kebijakan dari presiden harus sesuai
dengan aspirasi rakyat dan bertu-juan untuk menyejahterakan rakyat.
Pada Era Presiden Joko Widodo Pemerintah Indonesia pun gencar untuk terus
meningkatkan jumlah Investasi Asing atau PMA (Penanaman Modal Asing) di Indonesia.
1
Hal tersebut sejalan dengan lima Visi pemerintahan Presiden Joko Widodo kedepan
diantaranya, memepercepat pembangunan Infrastruktur, memperbaiki kualitas SDM
(Sumber daya Manusia), membuka Investasi asing seluas-luasnya demi meningkatkan
lapangan pekerjaan, Reformasi Birokrasi serta, mengeluarkan APBN yang fokus dan tepat
pada sasarannya (Yosepha Pusparisa, 2019), oleh karena hal tersebut Pemerintah Indonesia
diera Presiden Joko Widodo terus mengeluarkan beberapa kebijakan serta regulasi yang
ditujukan untuk mereformasi kebijakan Investasi yang ada agar dapat menarik minat para
Investor Asing untuk berinvestasi di Indonesia.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tantangan yang dihadapi Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi di bidang
ekonomi tidak mudah. Jika pemerintahan Jokowi mau memenuhi janjinya kepada rakyat
Indonesia yang telah menaruh kepercayaan besar pada dirinya, maka dia harus membuat
terobosan penting. Sejumlah agenda reformasi di bidang ekonomi sudah menunggu.
Yang ditunggu oleh publik bukan sekedar apa daftar niat baik yang mau dilakukan
pemerintah Jokowi, tetapi bagaimana dia akan melakukannya. Dengan kata lain, bukan soal
“what” tetapi “how”. Sudah genap delapan tahun atau sewindu Joko Widodo atau Jokowi
menjabat sebagai Presiden Indonesia. Salah satu hal yang kerap menjadi sorotan selama
Jokowi memimpin Indonesia terkait dengan pertumbuhan ekonomi domestik. Pasalnya,
Jokowi sempat menargetkan ekonomi Indonesia mampu meroket hingga 7% saat
berkampanye silam. Lantas, bagaimana perkembangan ekonomi Indonesia selama delapan
tahun terakhir?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal IV/2014 atau masa awal Presiden Jokowi menjabat sebesar 5,05%
(year-on-year/yoy). Kemudian, pertumbuhannya cenderung stabil di kisaran 5% hingga
kuartal IV/2019. Hanya saja, pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi Indonesia
terkoreksi 2,97% (yoy) pada kuartal I/2020. Kondisi itu terus berlanjut hingga kuartal
I/2021. Adapun, kontraksi ekonomi terdalam dilaporkan mencapai 5,32% (yoy) pada
kuartal II/2020.
Ekonomi Indonesia mulai pulih setelahnya seiring dengan melandainya kasus Covid-
19 yang membuat aktivitas masyarakat kembali meningkat. Kondisi itu juga disokong oleh
windfall komoditas yang mendongkrak ekspor Indonesia. Bahkan, pertumbuhan ekonomi
Indonesia sempat melesat 7,07% (yoy) pada kuartal II/2021. Capaian ini mampu ditorehkan
di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatnya risiko resesi di banyak negara. Namun,
laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ke level 3,51% (yoy) pada kuartal III/2021.
Hal itu lantaran Indonesia dilanda gelombang kedua Covid-19. Pada kuartal IV/2021,
ekonomi Indonesia kembali naik menjadi sebesar 5,02% (yoy). Pertumbuhan ekonomi
tanah air meningkat lagi 5,44% (yoy) pada kuartal II/2022.
Adapun, Jokowi optimistis ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 bisa di atas 5,4%
(yoy). Hal itu mengingat neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus selama
29 bulan beruntun. Selain itu, kredit masih tumbuh 10,7%. Kemudian, Indeks Keyakinan
Konsumen (IKK) masih cukup kuat sebsesar 117,2 poin atau berada di zona optimistis.
"Semuanya masih dalam kondisi yang baik-baik, tapi sekali lagi di tengah kondisi sulit
seperti ini, kerja keras adalah kuncinya. Kita tidak bisa lagi kerja itu hanya makronya saja,
mikronya belum cukup, kerja sekarang harus lebih detail," kata Jokowi saat pembukaan
Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (19/10).
3
Demikian salah satu rangkuman diskusi tentang Ekonomi Indonesia di Era yang
diselenggarakan oleh Freedom Institute bersama Friedrich Naumann Stiftung fur die
Freiheit pada Senin, 1 September 2014. Dua ekonom muda tampil sebagai pembicara dalam
diskusi ini. Yang pertama, Dr. Ari A Perdana dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Dr. I Kadek Dian Sutisna Artha dari LPEM UI
dan yang dimoderatori oleh Ulil Abshar Abdalla. Perdana menyebut sejumlah tantangan
krusial yang dihadapi pemerintahan Jokowi, misalnya mengurangi subsidi BBM agar
tersedia ruang fiskal yang cukup bagi pemerintahan mendatang untuk membiayai sejumlah
rencana besar yang diniatkan Jokowi. Tapi, Perdana mengatakan bahwa tak cukup hanya
mengurangi BBM, tetapi pemerintahan Jokowi harus melakukan reformasi yang
komprehensif di bidang energi dan mengenai agenda yang kurang terpikirkan dengan serius
di era pemerintahan SBY. Perdana juga menyebut tentang pentingnya perhatian pemerintah
mendatang di bidang pembangunan infrastruktur. Saat ini, belanja negara di sektor
infrastruktur sekitar 2% dari GDP (bandingkan dengan Indonesia di tahun 1995 yang
membelanjakan 9,5% di sektor infrastrukur; China dan India sekitar 10%). Kondisi
ekonomi Indonesia di era SBY 2004-2014 tidak jelek dibandingkan dengan keadaan
ekonomi di kawasan Asia atau di dunia pada umumnya. Indonesia mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi selama sepuluh tahun berturut-turut. Tetapi kata Perdana, banyak
tantangan yang dihadapi ke depan, apalagi dengan situasi ekonomi dunia yang mengalami
pelambatan. Sementara Dr. I Kadek Dian Sutisna Artha mengemukakan asumsi
pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2018.
Menurut Peter van Bergeijk (2009), diplomasi ekonomi adalah serangkaian aktivitas,
baik menyangkut metode maupun proses dalam pengambilan keputusan internasional, yang
4
terkait dengan kegiatan ekonomi lintas batas (ekspor, impor, investasi, pinjaman, bantuan
dan migrasi) yang dilakukan oleh aktor negara dan non-negara di dunia nyata. Lebih jauh,
Bergeijk menyebut bahwa aktivitas diplomasi ekonomi setidaknya meliputi tiga hal, yaitu :
1. Penggunaan pengaruh politik dan relasi untuk mempromosikan dan atau mempe-
ngaruhi perdagangan serta investasi internasional, untuk meningkatkan
berfungsinya pasar dan atau untuk mengatasi kegagalan pasar serta untuk
mengurangi biaya dan risiko transaksi lintas batas.
Diplomasi ekonomi merupakan suatu proses diplomasi yang dikaitkan dengan faktor-
faktor ekonomi. Diplomasi ekonomi international dapat dikatakan sebagai segala upaya
untuk menjalin, meningkatkan, dan memanfaatkan hubungan atau kerjasama dengan
menggunakan kekuatan politik untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi. Penggunaaan
kekuatan ekonomi dalam mendukung kebijakan luar negeri semakin banyak dijumpai.
Dalam kajian tujuan politik luar negeri negara sumber daya ekonomi bisa digunakan
sebagai imbalan baik dijanjikan maupun diberikan atau hukuman diberlakukan atau
ditimpakan. Dengan kata lain, sumber daya ekonomi tersebut bisa diberikan, ditolak
maupun diambil.
Realisasinya yaitu dengan membuka peluang investasi kepada banyak investor asing
dari banyak negara. Upaya ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Tentunya dengan memberlakukan insentif pajak untuk mempermudah masuknya
investasi.
3. Masalah ketiga adalah neraca pembayaran yang selalu dihadapi pemerintah setiap
tahunnya. Dengan adanya pandemi tersebut, lanjut dia, membuat ekonomi
Indonesia mengalami minus hingga akhir 2020. Meski penurunannya tidak
separah yang pernah dilalui di kuartal I dan II tahun ini. "ADB memperoyeksikan
ekonomi Indonesia -1 persen di 2020, sedangkan menurut proyeksi OECD
ekonomi Indonesia -3,3 persen," tuturnya. Maka dari itu, dia menegaskan,
pentingnya meningkatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada
kondisi seperti ini. Dengan tujuan, agar pemerintah terbantu dalam membuka
lapangan pekerjaan bagi warganya. "UKM adalah tulang punggung penyerapan
tenaga kerja. Mereka juga yang menjadi pelestarian lapangan kerja, ketika
UMKM bangkit, maka Indonesia akan keluar dari perangkap, dan masyarakat
Indonesia akan maju," jelas dia.Dia berharap pemerintah bisa mengambil peran
aktif dalam kolaborasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dunia
pendidikan, khususnya perguruan tinggi juga bisa membantu peningkatan
UMKM ini.
Walaupun pandemi COVID-19 berpeluang besar membawa resesi global ini tahun ini,
tetapi dampak ekonomi dari wabah COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia akan
sangat ditentukan oleh pilihan kebijakan dan kesigapan pemerintah untuk mengatasi wabah
tersebut Perbedaan tingkat fatality rate diberbagai negara juga menjadi pelajaran berharga
6
bahwa kebijakan pemerintah sangat menentukan dalam mengatasi pandemi ini, selain
dukungan sistem dan perilaku masyarakat.
2. Penurunan tarif listrik dan BBM Untuk menjaga daya beli masyarakat sebagai
dampak perlambatan perputaran roda ekonomi, pemerintah dituntut untuk dapat
mengurangi beban biaya yang secara langsung dalam kendali pemerintah,
diantaranya tarif dasar listrik, BBM, dan air bersih.
4. Pemberian BLT Pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat bawah dengan
memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang mengalami
penurunan pendapatan dan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja. Penyaluran
BLT juga perlu diikuti dengan ketepatan data penerima bantuan dan perbaikan
mekanisme dan kelembagaan dalam penyalurannya sehingga dana BLT tidak
salah sasaran dan diterima oleh seluruh masyarakat yang semestinya
mendapatkannya. Ini belajar dari pengalaman penyaluran bantuan sosial selama
ini yang belum terdistribusi secara merata khususnya bagi masyarakat yang justru
membutuhkan. Oleh karena koordinasi untuk validitas data sampai dengan level
kecamatan perlu dilakukan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah agar
tujuan BLT untuk menjaga daya beli masyarakat bisa tercapai.
5. Jaga pasokan dan distribusi bahan pangan, Penyaluran BLT perlu didukung oleh
kebijakan untuk menjamin kelancaran pasokan dan distribusi barang khususnya
7
pangan. Di saat seperti ini, potensi panic buying dan penimbunan sangat besar,
sehingga pengamanan aspek distribusi perlu diperketat. Dalam situasi seperti ini,
sebagaimana di China, aparat militer dapat dioptimalkan dalam membantu
penanganan korban dan pencegahan perluasannya, termasuk membantu proses
pengamanan supply dan di stribusi barang.
6. Pemberian relaksasi kredit UMKM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar memberla-
kukan kebijakan yang mendorong lembaga keuangan untuk melakukan
rescheduling dan refinancing utang-utang sektor swasta, selain untuk UMKM,
juga untuk usahausaha yang menghadapi risiko pasar dan nilai tukar yang tinggi.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) dan OJK perlu merumuskan kebijakan yang
bersifat strategis untuk mengatasi tingginya tingkat suku bunga perbankan yang
menjadi salah satu beban pelaku ekonomi, khususnya di saat perlambatan
ekonomi seperti saat ini.
8
Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan langkah-langkah dalam upaya menciptakan kondisi
ekonomi makro yang kondusif, yaitu upaya stabilisasi fiskal dan moneter termasuk
pengendalian inflasi, menggerak-kan mesin pertumbuhan dengan mendorong percepatan
belanja pemerintah melalui peningka-tan daya serap anggaran, dan melakukan langkah-
langkah penguatan neraca pembayaran.
a. Pemberdayaan usaha mikro dan kecil telah diberikan penyaluran kredit usaha
rakyat dengan tingkat suku bunga rendah, dari 22-23% menjadi 12% yang
disubsidi Pemerintah.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan bahwa tujuan paket kebijakan ekonomi ini adalah
untuk menggerakkan kembali sektor riil yang akhirnya memberi pondasi bagi lompatan
kemajuan ekonomi Indonesia ke depan. Presiden yakin bahwa paket kebijakan ekonomi
tahap pertama September 2015 akan memperkuat industri nasional, mengembangkan usaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi, memperlancar perdagangan antar daerah, membuat
pariwisata semakin bergairah, dan menjadikan kesejahteraan nelayan semakin membaik
dengan menaikkan produksi ikan tangkap dan penghematan biaya bahan bakar sebesar 75%
melalui konversi solar ke elpiji.
Dalam rangka perbaikan ekonomi, Pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendirian.
Pemerintah membutuhkan kerja sama, kebersamaan, dan dukungan semua pihak.
Ditekankan Presiden bahwa Pemerintah tidak sekedar memiliki komitmen mengge-rakkan
ekonomi nasional dengan meluncurkan paket ekonomi ini, tetapi pemerintah juga sangat
serius melaksankana komitmen kebijakan ini.
Sedangkan 5 Paket Kebijakan Bank Indonesia September 2015 adalah sebagai berikut
:
10
a. Menjaga market confidence atas pasar valas (valuta asing) melalui
pengendalian volatilitas nilai tukar rupiah,
a. Mengubah mekanisme lelang reverse repo SBN dari variable rate tender
menjadi fixed rate tender. Menyesuaikan pricing reverse repo SBN dan
memperpanjang tenor dengan menerbitkan reverse repo SBN 3 bulan.
b. Mengubah mekanisme lelang Term Deposit Valas dari variable rate tenderÂ
menjadi fixed rate tender, menyesuaikan pricing dan memperpanjang tenor
sampai dengan 3 bulan.
11
2.6 Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I
12
13
14
15
2.7 Paket Kebijakan Ekonomi Tahap II
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu keputusan ekonomi dapat
mempenga-ruhi jalannya politik disuatu negara begitu juga sebaliknya dengan suatu
kebijakan politik dapat mempengaruhi jalannya perekonomian di suatu negara.
3.2 Saran
Saran Menurut saya, berbagai kebijakan yang sudah dikemukakan tersebut harus
dievaluasi hasilnya setiap tahun. Jika hasilnya membuahkan hasil yang baik maka
kebijakan tersebut ditingkatkan lagi kinerjanya, namun jika kebijakan tersebut
membuahkan hasil yang kurang memuaskan, maka kebijakan tersebut harus dikaji ulang.
Dan juga, dalam menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut, tentu harus diimbangi dengan
kerjasama oleh pihak-pihak yang ditunjuk untuk menjalankannya. Kita sebagai
masyarakatpun harus memberikan kritik dan saran yang baik kepada pemerintah agar
pemerintah lebih semangat memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dinar, M. dan Muhammad Hasan. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi (PDF). CV. Nur
Lina. hlm. 9.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150909182130-92-77720/presiden-jokowi-
umumkan-paket-kebijakan-ekonomi-jilid-i
https://www.kominfo.go.id/content/detail/6101/paket-kebijakan-ekonomi-jilid-ii/0/berita
https://www.studocu.com/id/document/universitas-tanjungpura/diplomasi/diplomasi-
ekonomi-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19/46032352
Todaro, Michael P. and Smith, Stephen C (2003). Economic Development. UK: Pearson
Education Limited.
Yosepha Pusparisa, “5 Visi Jokowi Untuk Indonesia 2019-2024,” katadata.co.id, 2019,
https://katadata.co.id/infografik/2019/07/15/5-visi-jokowi-untuk-indonesia-2019-2024.
19