Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA


Disusun guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Ayu Ambang Lestari, M.Akun

Disusun oleh (Kelompok 7):

1. APRIYANTO ADI KII (2103020010)


2. RAHMADANI HIJRULLAH (2103020016)
3. PUTU DELLA SINTIANI (2103020017)
4. I GUSTI KOMANG GERRY A. (2103020030)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUMIGORA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Sistem
Perekonomian“. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas Perekonomian
Indonesia.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Kami
menyadari bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, dan saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak-
pihak terkait yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Mataram, 17 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1 Definisi Pembangunan Berkelanjutan...........Error! Bookmark not defined.
2.2 Perkembangan Pembangunan Berkelanjutan Error! Bookmark not defined.
A. Sejarah Perkembangan Pembangunan Berkelanjutan.Error! Bookmark not
defined.
B. Sejarah Perkembangan Pembangunan Berkelanjuan Di Indonesia......Error!
Bookmark not defined.
2.3 Prinsip Dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan......Error! Bookmark not
defined.
A. Prinsip Pembangunan Berkelanjutan............Error! Bookmark not defined.
B. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan............Error! Bookmark not defined.
2.4 Konsep Pembangunan Berkelanjutan...........Error! Bookmark not defined.
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
Review Jurnal..............................................................................................................10

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian merupakan aktivitas ekonomi yang tidak bisa terlepas dari
kehidupan manusia di belahan bumi manapun. Dan dalam perkembangannya
perekonomian mengalami transformasi, modernisasi bahkan inovasi dalam
pengaplikasian penerapannya. Dan tentu saja bersumber pada teori-teori atapun
dasar-dasar ekonomi yang telah ada. Namun, dalam praktiknya teori-teori
ekonomi bersifat fleksibel sesuai kebutuhan dari suatu Negara ataupun lingkup
yang mengaplikasikannya.
Dan karena perubahannya, perubahan umum perekonomian yang dialami
suatu negara sering menjadi bahan pembicaraan, baik di kalangan ilmuwan,
ekonom, pejabat pemerintah, maupun masyarakat yang tertarik sebagai pemerhati
ekonomi. Berbagai media massa sering memuat berita besar mengenai perubahan
ekonomi yang dialami suatu negara, seperti inflasi, pengangguran, kesempatan
kerja, hasil produksi, dan penanaman modal.
Setiap negara senantiasa mengharapkan agar perekonomian yang dicapai
mengalami peningkatan terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan
memupuk investasi serta kemampuan teknik produksi agar hasil produksi terus
meningkat. Jika hasil produksi meningkat, perekonomian mengalami
pertumbuhan, serta memberikan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik bagi
penduduk negara tersebut.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sistem Perekonomian Indonesia
1. Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari
Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi
kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di dalam
negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama
pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti
pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran
pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat
disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde
Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun
nonfisik selama pendudukan Jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode
orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang
sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian
nasional.
2. Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian pemerintahan lebih
ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan
ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan
penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap dengan target-target
yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat. Tujuan jangka panjang dari
pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar.
Perubahan ekonomi struktural juga sangat nyata selama masa Orde Baru dimana
sektor industri manufaktur meningkat setiap tahun. Dan kondisi utama yang harus
dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan
dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan politik yang kuat, stabilitas
ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem politik ekonomi terbuka yang
berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik.
3. Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS mengalami suatu
goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan beberapa
negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan juli 1997.

2
Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah, hingga
pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya menunda
proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober 1997,
lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
4. Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden Wahid,
masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur.
Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya
perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun
masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu
hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga
tidak baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama
pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia.
Makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator
ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan
pertumbuhan ekonomi yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis
terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
5. Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang
jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang dihadapi
Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan
antara lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri
mauoun swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang
kondisi perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun
tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya
perekonomian Indonesia bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku
bunga deposito.
2.2 Sistem Perekonomian di Indonesia
Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi
komando, Sistem ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sistem
ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di
dalamnya terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem
Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi
dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil
pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif,

3
sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta
menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan keejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, daya
kreasi setiap warga negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak
merugikan kepentingan umum. Negara sangat mengakui setiap upaya dan usaha
warga negaranya dalam membangun perekonomian.
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita
karena bersifat kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan
bangsa lain;
2. Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya
kresi unit-unit ekonomi di luar sektor negara
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli
yang mergikan masyarakat.

Landasan perekonomian Indonesia adalah pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4


UUD 1945 hasil Amendemen, yang berbunyi sebagau berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan;
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara;
3. Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Selain tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi


ekonomi tercantum dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1996 sebagai cita-cita
sosial dengan ciri-cirinya. Selanjutnya, setiap Tap MPR tentang GBHN
mencantumkan demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan
dengan ciri-ciri posiif yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan. Ciri-ciri
positif diuraikan dalam poin-poin berikut :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan;

4
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara;
c. Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e. Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang
layak;
f. Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat;
g. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam
batas-batas yang tidak merugikan kepentngan umum;
h. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara dgunakan dengan
pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat;
i. Fakir miskin dan anak-anka terlantar dipelihara oleh negara.

Pemikiran tokoh-tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita,


diantaranya :
1. Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga
dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33
didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad
dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik.
Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan
kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik
untuk diterapkan di Indonesia harus berasakan kekeluargaan
2. Pemikiran Wipolo
Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo
Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD
1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat
menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta yang
merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik
3. Pemikiran Wijoyo Nitisastro

5
Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap
pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat
ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.
4. Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis
dan juga sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis
adalah pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis,
manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki kecenderungan
untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
5. Pemikiran Emil Salim
Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem
ekonomi pasar dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem
tersebutlah tercapai keseimbangan antara sistem komando dengan sistem
pasar. “lazimnya suatu system ekonomi bergantung erat dengan paham-
ideologi yang dianut suatu negara Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya
di hadapan School of Advanced International Studies di Wasington, AS
Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan bangsa
Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran. Lapangan-lapangan usaha
tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang
lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
2.3 Sistem Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi
atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara
swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan
dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM)
terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang
ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa
harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi
kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat
local dalam mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola
lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi
kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain pertanian tradisional
seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar
lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua

6
kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis
masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
hidupmasyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu
dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya
alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari
para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara
negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan.
Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara-negara
kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa
yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa
dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat
di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang
diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang,
kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya
dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan yang bertumpu
pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan
prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang
berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan
yang berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali
bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih
mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM (alm)
Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan
sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan
dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubung-
hubungkan sentra-sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke
dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring
pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap
bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan
sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “
lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan
koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma

7
ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian
Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi
tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu
sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi
bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-
sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat,
skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek
dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli.
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak
hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi
kerakyatan harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima
agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima
agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik
masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi kerakyatan dalam
jangka panjang.
Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama
memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala
bentuknya; Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme;
persaingan yang berkeadilan (fair competition); Peningkatan alokasi sumber-
sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah; Penguasaan dan
redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap; Pembaharuan
UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan
kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks
ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada
paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada
dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi,
melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan, usaha
pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan
sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang
memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi
ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan dibawah
pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat
lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka kemiskinan tidak
dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus
memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera.

8
Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial
bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat
Kabupaten sampai ke tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan
alat control birokrasi terhadap masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di
wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan politik di tingkat Distrik. Dengan
demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak terlepas dari
kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang
kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik
bisadimulai dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang
inklusif dan partisiporis di tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan
birokrasi kampung dan Distrik agar memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.

9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem
ekonomi yang berorientasi kepadaKetuhanan Yang Maha Esa (berlakunya
etik dan moral agama, bukan materialisme);Kemanusiaan yang adil dan
beradab (tidak mengenal eksploitasi);Persatuan Indonesia(berlakunya
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi
dalam ekonomi);Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat);
serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang
utama ± bukan kemakmuran pribadi). Dari butir-butir tersebut, keadilan
menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Dalam sistem ekonomi pancasila, perekonomian liberal maupun
komando harus dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang
lemah serta mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus
selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak
yang berkaitan.
Indonesia seharusnya sudah belajar pada krisis ekonomi dan moneter
yang mengguncang dunia pada tahun 1998, dengan hanya sektor pertanian
dan perkebunan yang tumbuh positif dan turut menyelamatkan ekonomi
domestik.
Belajar dari kasus itu, Indonesia sudah saatnya memberi perhatian
utama pada bidang pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis
pangan yang kini mengancam dunia. Maka dari itu setiap komoditas harus
didekati secara spesifik karena masing-masing memiliki spesifikasi yang
berbeda.
PertumbuhanEkonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung dari
tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa
besar pendapatan / penghasilan dari penduduknya.
Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya
juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata ±
rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.

10
Review Jurnal

Judul Peran e-commerce terhadap perekonomian indonesia selama


pandemi covid-19
Jurnal Jurnal kajian manajemen bisnis vol. 9 (2), 2020, 114-123
Tahun 2020
Penulis Sandra Ayu, Ahmad Lahmi
Pendahuluan Wabah corona virus desease 2019 (COVID-19) pertama kali
dideteksi dikota wuhan, provinsi hubei, tingkong pada tanggal 1
des. 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh world health
organization (who) tanggal 11 maret 2020. Beberapa bidang
perekonomian yang merasakan imbas dan pengaruh covid-19
yaitu perdagangan, investasi, transportasi, dan parawisata.
Meskipun di stu sisi perekonomian melemah, namun disisi lain,
perekonomian juga mengalami peningkatan, yaitu di bidang
perdagangan elektronik (electronic commerce).
Pembahasan E-commerce merupakan sala satu revolusi bisnis yang bermula
dari beberapa iklan portal web ditahun 1995, terus berkembang
dimasa masa resesi tahun 2008-2009 merupakan bisnis yang tetap
stabil dalam menghasilkan profit. Beberapa penyebab e-
commerce tumbuh dengan sangat cepat antara lain sebagai
berikut (laudon & laudon 2014):
1) Ada dimana mana
Pasar perspektif bisnis tradional, adalah tempat dan
terlihat dan ada fisiknya seperti toko,supermarket, pasar.
Bangunan fisiknya hanya ada di suatu tempat tertentu dan
memiliki batas waktu untuk bisa melakukan transaksi.
2) Jangkaun global
E-commerce memungkinkan transaksi terjadi lintas budaya
dan negara. Tentu saja akan mengurangi biaya jika
dibandingkan menggunakan bisnis dengan konsep
tradional.
3) Standar universal
Teknologi e-commerce adalah standar teknis dari internet

11
yang bersifat iniversal atau sama belahan dunia manapun.
Sementara teknologi bisnis konversional akan berbeda-
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Hal ini
akan menurunkan biaya masuk pasar bagi penjual dan
mengurangi biaya pencarian dalam mendapatkan barang
atau jasa yang sesuai.
4) Kaya mamfaat
Web dapat menghasilkan pesan yang kaya mamfaat
dengan teks, audio, dan video secara serempak kepada
banyak orang lain.
5) Interaktif
Teknologi e-commerce merupakan teknologi yang
interaktif, yang dapat memungkinkan timbulnya
komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli.
6) Kepadatan informasih teknologi e-commerce mampu
mengurangi koleksi, penyimpanan, dan pemrosesan
informasi serta biaya komunikasi.
7) Personalisasi dan kostomisas
Teknologi e-commerce membuat penjual bisa
menargetkan pesan pemasarannya kepada individu yang
spesifik atau disebut personalisasi. Teknologi e-commerce
juga memungkin kustomisasi yaitu mengganti produk atau
jasa yang sudah dikirim berdsarkan perilaku pengguna.
8) Konten dan jejaring sosial
Internet dan teknologi e-commerce membuat pengguna
menciptakan dan berbagai komunita global yang luas
dalam bentuk teks, video, musik, atau foto.
Kesimpulan Berdasankan analis data di atas, diperpleh suatu kesimpulan
bahwa e-commerce memberikan peran bagi perekonomian
indonesia selama pandemi covid-19, meningkatkan skala bagi
usaha, konsumen dan pemerintah. Bagi pelaku usaha, e-
commerce menjadi solusi untuk mengatasi dampak kovid-19,
meningkatkan skala usaha karena banyak investor yang
beinvestasi dalam bidang ini, meningkatkan pemahaman tentang
tren dan perilaku pasar, jangkauan pemasaran, dan mendorong

12
pelaku bisnis untuk beradaptasi terhadap kondisi selama pendemi
dan teknologi.
E-commerce juga bermamfaat bagi konsumen diantaranya
memberikan keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi
karena tetap mematuhi protokol kesehatan. Konsumen juga lebih
efektif dan efesien dalam hal waktu, tenaga, dan pemilihan harga
dibanding dengan bertransaksi secara konvensional. Dengan
berkembangnya e-commerce, maka berdampak pula pada
berkembang teknologi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Bagi pemerintah, keberadaan e-commerce mendorong
penerimaan negara dari sektor pajak pertambahan nialai (PPN)
dan e-commerce juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional. Jadi dapat dimpulkan bahwa e-commerce memberikan
mamfaat positif bagi pertumbuhan ekonomi indonesia yang
menurun kerena adanya pandemi covid-19.

13

Anda mungkin juga menyukai