Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perkembangan Sistem Ekonomi
Indonesia" dengan tepat waktu.
Sholawat beserta salam juga kami haturkan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW.
Yang mana berkat ekspansi beliau kita bisa terangkis dari alam jahiliyah menuju alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan, yakni dengan adanya agama islam dan iman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Bari, S.E., M.M. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI DI INDONESIA................5
1. Pemerintahan orde lama..............................................................................................5
2. Pemerintahan orde baru...............................................................................................5
3. Pemerintahan transisi...................................................................................................5
4. Pemerintahan reformasi...............................................................................................6
B. LANDASAN SISTEM EKONOMI INDONESIA......................................................6
C. PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI INDONESIA.........................................7
1. Periode Orde Lama (ORLA) : Periode 1945-1966......................................................7
2. Periode Orde Baru (ORBA) : periode Maret 1966 – Mei 1998................................10
3. Periode Orde Reformasi: Periode 1998-Sekarang.....................................................11
D. SISTEM EKONOMI PANCASILA..........................................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................15
B. KRITIK DAN SARAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada persoalan serius dalam
pemulihan ekonomi pasca-agresi militer Belanda. Indonesia melewati perjuangan tidak
mudah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman kembalinya
kolonialisme Belanda.
Dalam masa-masa genting itu, Republik Indonesia yang masih muda, dituntut
mencari bentuk sistem pemerintahan dan politik terbaik. Pemulihan ekonomi pun
menjadi program utama pemerintahan Presiden Soekarno pada masa itu. Sebagai
jalannya, diterapkanlah Sistem Ekonomi Nasional. Lewat sistem tersebut, pemerintah
kemudian melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di
Indonesia. Akan tetapi, kondisi perekonomian Indonesia tetap belum stabil lantaran
terjadinya perang-perang dalam mempertahankan kemerdekaan.
Di tengah gejolak tersebut, pada 1947, Kabinet Sjahrir sempat mencanangkan Siasat
Pembangunan Ekonomi dan menunjuk Mohammad Hatta sebagai ketua komitenya.
Namun, Komite Siasat Ekonomi ini belum mampu membuat rencana pembangunan
ekonomi yang menyeluruh. Anggaran pemerintah kala itu tidak bisa mencukupi rencana
pembangunan nasional karena Indonesia belum bisa mengandalkan sistem perpajakan
sebagai sumber pemasukan negara.
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Pemerintahan reformasi
Awal pemerintahan reformasi dipimpin oleh presiden Abdurrahman Wahid atau
yang kita kenal Gusdur.
6
Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi
Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973,1978, 1983, 1988). yang
meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33,34, 27 (ayat 2), 23 dan butir- butir yang
berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang hak milik yuang berfungsi sosial dan kebebasan
memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah
dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1998 dan GBHN 1999, butir-butir
Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan "dikembalikan" ke dalam
Pasal-Pasal asli UUD 1945. Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan
etik dan moral luhur, yang menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat
sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai umat yang dimuliakan Tuhan,
yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-
royong.
7
1) Program pinjaman nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir.
Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan juli
1946. Upaya menembus blockade dengan diplomasi beras ke India,
mengadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan
menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura
dan Malaysia.
2) Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh
kesepakatan yang buat dalam menanggulangi masalah-masalah
ekonomi yang mendesak, yaitu masalah produksi dan distribusi
makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-
perkebunan.
3) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari
1947
4) Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, yaitu
dengan mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang
produktif
5) Kasimo Plan yang intinya mengenal usaha swasembada pangan
dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan
swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik
9
2) Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam
pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian
Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400%.
3) Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan
uang senilai Rp 1000 menjadi Rp1. Sehingga uang rupiah baru
mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi masyarakat
uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi.
Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini
malah meningkatkan angka inflasi.
10
menyebabkan terjadinya pergeseran dari semula tersentralisasi menjadi
desentralisasi dan peranan sektor swasta semakin besar. Pada level meso (tengah)
dan mikro, pembangunan tidak terlalu berhasil: jumlah kemiskinan tinggi,
kesenjangan ekonomi meningkat di akhir 90an. Secara umum dalam Orde
Baru terjadi perubahan orientasi kebijakan ekonomi yang semula bersifat
tertutup di Orde Lama menjadi terbuka pada Orde Baru. Perkembangan
ekonomi masa Orde Baru lebih baik dari Orde Lama disebabkan oleh
beberapa faktor:
1) Kemauan politik yang kuat dari pemerintah untuk melakukan
pembangunan atau melakukan perubahan kondisi ekonomi.
2) Stabilitas politik dan ekonomi yang lebih baik dari pada masa
Orde Lama. Pemerintah Orde Baru berhasil menekan inflasi.
Mereka juga berhasil menyatukan bangsa dan kelompok masyarakat
serta meyakinkan mereka bahwa pembangunan ekonomi dan sosial
adalah jalan satu-satunya agar kesejahteraan masyarakat di Indonesia
dapat meningkat.
3) Sumber daya manusia yang lebih baik. SDM di masa Orde Baru memiliki
kemampuan untuk menyusun program dan strategi pembangunan
dengan kebijakan-kebijakan yang terkait serta mampu mengatur
ekonomi makro secara baik.
4) Sistem politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat. Hal ini
sangat membantu khususnya dalam mendapatkan pinjaman luar
negeri, PMA dan transfer teknologi serta ilmu pengetahuan.
5) Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik. Selain terjadi oil boom
(tingkat produksi minyak dan harganya yang meningkat), juga
kondisi ekonomi dan politik di dunia pada era ORBA khususnya setelah
perang dingin berakhir, jauh lebih baik dari pada semasa ORLA.
12
yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakanyang ditempuh
untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan
infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi.
Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada
bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-
kepala daerah.
e. Pemerintahan Presiden Joko Widodo
Di lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo ditutup
dengan situasi ekonomi yang menantang. Sebab, sedang terjadi perlambatan
ekonomi secara global yang berimbas pula pada kondisi ekonomi di
dalam negeri. Menurut Menteri Koordinator bidang perekonomian Darmin
Nasution, capaian yang ditoreh pemerintah di bidang perekonomian selama
periode ini sudah baik. Setidaknya ada empat indikator makro ekonomi yang
menjadi prestasi selama lima tahun ini, yaitu:
1) Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu terjaga di atas 5%.Di tengah
gejolak perekonomian dan perlambatan pertumbuhan ekonomi
global selama dua tahun terakhir, angka pertumbuhan ekonomi
Indonesia di kisaran 5% terbilang bagus.
2) Prestasi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga barang-barang
selama lima tahun terakhir. Tingkat inflasi selalu dapat bergerak
dalam rentang yang ditargetkan pemerintah maupun Bank Indonesia
(BI).
3) Dengan level pertumbuhan ekonomi yang ada, pemerintah mampu
membawa angka kemiskinan turun ke level terendahnya
sepanjang sejarah.
4) Pemerintah juga mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
inklusif. Ini terlihat dari angka rasio gini yang juga makin mengecil
pada level 0,382 pada Maret 2019
D. SISTEM EKONOMI PANCASILA
Sistem ekonomi Pancasila merupakan sebuah sistem ekonomi yang muncul pada
tahun 1967 dijalankan dengan nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila
13
sebagai dasarnya. Sistem ekonomi Pancasila ini dijalankan berdasarkan nilai-
nilai dan moral yang terkandung di dalam Pancasila. Sistem ekonomi ini
dipilih karena mengandung makna demokrasi ekonomi. Karena itu, sistem ekonomi
Pancasila juga sering disebut sebagai sistem ekonomi demokrasi.
Para Pelopor tidak dapat disangkal bahwa hangatnya polemik tentang sistem
ekonomi Indonesia sekitar tahun 1980-1981 berkisar kepada gagasan Mubyarto
mengenai Sistem Ekonomi Pancasila (SEP). Sebutan SEP sebenarnya sudah
dilontarkan terlebih dahulu oleh Emil Salim dalam suatu artikel pada harian Kompas
tanggal 30 Juni 1966. Buku “Membangun Sistem Ekonomi” karya Mubyarto
menegaskan betapa konsistennya Pak Muby, demikian dia biasa dipanggil, dalam
memperkenalkan dan mempopulerkan sistem ekonomi yang pas bagi Indonesia
(Kuncoro, 2001: Mubyarto, 2000).
Di kalangan para pakar terdapat dua cara pandang terhadap SEP. Pertama Jalur
yuridis formal, yang berangkat dari keyakinan bahwa landasan hukum SEP adalah
pasal 33 UUD 1945, yang dilatarbelakangi oleh jiwa Pembukaan UUD 1945
dan dilengkapi oleh pasal 23, 27 ayat 2, 34, serta penjelasan pasal 2 UUD 1945. Pelopor
jalur ini, misalnya adalah Sri-Edi Swasono dan Potan Arif Harahap. Jalur kedua adalah
jalur orientasi, yang menghubungkan sila-sila dalam Pancasila. Termasuk dalam
kubu ini adalah Emil Salim, Mubyarto, dan Sumitro Djojohadi kusumo. Pada
dasarnya mereka menafsirkan SEP sebagai sistem ekonomi yang berorientasi pada sila
I, II, III, IV, dan V. Ketiga pelopor ini berusaha menjabarkan ideologi
Pancasila dalam dunia ekonomi dan bisnis. Agaknya ini sejalan dengan pandangan
yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang artinya nilai
dasarnya tetap, namun penjabarannya dapat dikembangkan secara kreatif dan
dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia (Alfian, 1991).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian indonesia sangat buruk,
seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran
14
pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun disebabkan
oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun non fisik selama pendudukan
jepang.
Indonesia dalam orde baru pada maret 1966 pemerintah lebih ditujukan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air.
Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan 5
tahun secara bertahap dengan target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.
Masa transisi pada mei 1997, nilai tukar bath thailand terhadap dolar AS mengalami
suatu goncangan yang hebat yang merembet ke indonesia dan beberapa negara asia
lainnya. Rupiah indonesia mulai terasa goyang pada juli 1997, sekitar bulan september
1997 nilai tukar rupiah terus melemah sehingga pemerintah orde baru mengambil
beberapa langkah konkrit diantaranya menunda proyek dan membatasi anggaran belanja
negara.
Maka sistem ekonomi indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada
KetuhananYang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme),
Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal pemerasan ataueksploitasi),
Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme
dan sosio-demokrasi dalam ekonomi), Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi
rakyat dan hajat hidup orang banyak) serta Keadilan Sosial (persamaan emansipasi,
kemakmuran masyarakat yang utama-bukan kemakmuran perorangan).
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara
lain disebabkan: inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu
mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu
pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata
uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang
pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946.
15
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
16