POLITIK-EKONOMI INDONESIA
MASA ORDE BARU
Disusun oleh:
Brianita Indriani Nastiti
XII MIPA 8
SMAN 1 BEKASI
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru” tepat pada waktu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Hendriyanti selaku guru mata pelajaran Sejarah
Indonesia yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Sejarah Indonesia. Tak
hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, saya menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada pembaca
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah Sejarah Indonesia ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................................3
A. Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Baru.......................................................................3
B. Ciri-Ciri Pemerintahan pada Masa Orde Baru.....................................................................3
C. Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi Masa Orde Baru......................................................4
D. Kebijakan Pembangunan Orde Baru.................................................................................10
E. Dampak Kebijakan Politik-Ekonomi Masa Orde Baru.....................................................10
F. Penyimpangan pada Masa Orde Baru................................................................................11
G. Berakhirnya Masa Orde Baru............................................................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan Negara
Republik Indonesia yang diletakkan kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD
1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsipil terhadap praktik-praktik
penyelewengan yang telah terjadi pada masa lampau, yang lazim disebut zaman Orde
Lama. Pengertian Orde Baru yang terpenting adalah suatu Orde yang mempunyai sikap
dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi kepada rakyat,
mengabdi kepada kepentingan nasional yang dilandasi falsafah Pancasila dan yang
menjunjung tinggi azas dan Undang- Undang Dasar 1945.
Orde baru dimulai pada tahun 1966 hingga 1998 dan dipimpin oleh Jenderal
Soeharto. Istilah “Orde Baru” diciptakan untuk membedakan periode ini dengan periode
Indonesia sebelumnya yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Adapun selama
berjalannya rezim ini, Indonesia telah mengubah struktur ekonomi, politik, dan bidang
lainnya. Oleh karena itu, saya akan membahas sistem dan struktur politik-ekonomi pada
bangsa Indonesia masa orde baru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana stabilisasi politik dan rehabilitasi ekonomi pada masa orde baru?
2. Bagaimana kebijakan politik dan ekonomi pada masa orde baru?
3. Bagaimana dampak kebijakan politik-ekonomi pada masa orde baru?
4. Apa saja penyimpangan dalam perkembangan politik dan ekonomi pada masa
orde baru?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, adapun tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1
1. Mengetahui stabilisasi politik dan rehabilitasi ekonomi pada masa orde baru.
2. Mengetahui kebijakan politik dan ekonomi pada masa orde baru.
3. Mengetahui dampak dari kebijakan politik-ekonomi pada masa orde baru.
4. Mengetahui penyimpangan dalam perkembangan politik dan ekonomi pada masa
orde baru.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
ini dianggap sebagai tanda menguatnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
dalam rezim Orde Baru.
2. Terbatasnya Pilihan Politik
Pemilu tahun 1977 hanya diikuti oleh tiga partai politik yakni PDI, PPP, dan
Golongan Karya. Penyederhanaan ini dilakukan untuk membatasi banyaknya
ideologi yang berkembang. Pembagian tersebut diharapkan dapat menciptakan
kestabilan politik. Sayangnya, menyederhanakan pilihan politik justru
menguatkan Golongan Karya.
3. Pembangunan yang Masif
Pemerintahan Orde Baru mempunyai tekad untuk menempatkan
pembangunan infrastruktur fisik dan nonfisik sebagai prioritas. Hal ini sebagai
respon atas kekacauan ekonomi yang terjadi pasca 1965. Selain itu, pemerintah
juga membuka penanaman modal asing dan dalam negeri untuk masuk serta
membuka usaha di Indonesia. Meski demikian, kebijakan penanaman modal ini
disebut hanya menguntungkan keluarga cendana karena sebagian besar bisnis di
Indonesia saat itu dikelola oleh anggota keluarga Soeharto.
4. Pemerintahan Sentralistik
Sistem pemerintahan sentralistik menguatkan kekuasaan pusat terhadap
daerah. Hal ini disebabkan ketergantungan yang tinggi dari pemerintah daerah
atau keputusan pemerintah pusat. Pada masa Orde Baru, kebijakan pemerintahan
sentralistik ini berupa kebijakan ekonomi dan pembangunan, sekaligus penerapan
kebijakan politik.
4
Garis waktu yang pertama adalah masa 1966-1967 yang dikenal sebagai masa
transisi ke orde baru.
Orde baru sendiri lahir sebagai upaya untuk mengoreksi total penyimpangan
yang dilakukan pada masa Orde Lama. Di masa ini dimulai penataan kembali
seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, serta menyusun kembali
kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan.
a. Aksi-Aksi Tritura
Pada masa transisi ini terjadi pergolakan politik, militer hingga lingkup sosial
masyarakat. Hal ini terbukti ketika para mahasiswa Jakarta membentuk
organisasi federasi bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Berbagai tindakan pemuda dan mashasiswa pada masa transisi ini salah
satunya aksi Tritura, dimana ada 3 tuntutan yang disampaikan kepada
pemerintah, yaitu pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet dari Unsur G30 S
PKI, dan Penurunan Harga atau Perbaikan Ekonomi.
b. Surat Perintah Sebelas Maret
Surat perintah ini diterbitkan sebagai akibat demonstrasi yang dilakukan
pemuda dan mahasiswa pada tanggal 11 Maret 1966. Tujuan dikeluarkannya
Supersemar adalah untuk memberi tugas pada Panglima Angkatan Darat
untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memulihkan
keamanan, ketertiban, dan kestabilan dalam melaksanakan jalannya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dualisme Kepemimpinan Nasional
Supersemar membuat Soeharto memiliki kuasa sebagai pelaksana
pemerintahan, sementara Soekarno sebagai pimpinan pemerintahan. Hal ini
menimbulkan Dualisme Kepemimpinan Nasional yang akhirnya
menyebabkan pertentangan politik di kalangan masyarakat. Demi menjaga
keutuhan bangsa, Soekarno menyerahkan kekuasan pemerintahan kepada
5
pengemban Tap. MPRS. No. IX/MPRS/1966 Jenderal Soeharto pada 23
Februari 1967.
6
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau
Ekaprasetya Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman
kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila.
7
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus
utama mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi
Pembangunan. Isi atau tiga aspek dalam Trilogi Pembangunan pada masa
Orde Baru adalah sebagai berikut : Pertumbuhan ekenomi yang cukup tinggi,
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada tercipatnya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat, dan Stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis. Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia
mengalami inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih
sebesar 650% setahun. Berikut ini beberapa kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan pada masa orde baru adalah:
- Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi,
kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan
dievaluasi selama lima tahun sekali.
Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) : Sasaran utama yang
hendak dicapai adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan
kerja, dan kesejahteraan rohani.
Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) : Menitikberatkan pada
sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku.
Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) : Pelita III menekankan
pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pada azas
pemerataan, yaitu: Pemerataan memperoleh keadilan, Pemerataan
kesempatan kerja, Pemerataan kesempatan berusaha, dll.
Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) : Menitikberatkan pada
sektor pertanian menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
sendiri.
Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) : Menitikberatkan pada
sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan,
8
meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga kerja, dan
mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.
Repelita VI dimulai pada tahun 1994 : Pembangunan berfokus
pada pada sektor ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan
sumber daya manusia.
- Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok
tanam dari cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk
meningkatkan produksi pertanian umumnya dilakukan empat usaha
pokok, yang terdiri dari:
Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan
teknologi pertanian untuk memanfaatkan lahan yang ada guna
memperoleh hasil yang optimal.
Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh
hasil pertanian yang lebih optimal.
Diversifikasi, yaitu keanekaragaman usaha tani.
Rehabilitasi, yaitu pemulihan daya produktivitas sumber daya
pertanian yang sudah kritis.
9
rehabilitasi ekonomi adalah memerangi atau mengendalikan hiperinflasi antara
lain dengan Menyusun APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) berimbang.
4. Integrasi Timor-Timur
Integrasi Timor Timur dengan Indonesia secara resmi sudah tercatat dalam
sejarah sejak 17 Juli 1976. Adapun proses integrasi ini didahului dengan
serangkaian invasi militer oleh rezim Order Baru. Timor Timur termasuk ke
dalam kawasan yang tergabung dalam gugus pulau Timor di Nusa Tenggara
Timur yang dulunya merupakan daerah jajahan Bangsa Portugis. Pasca
kemerdekaan Indonesia, terjadi perundingan tentang wilayah Indonesia dengan
belanda yang menyatakan jika Timor Timur tidak masuk sebagai wilayah
Republik Indonesia.
Kemudian kekuasaan Portugis di Timor Timur runtuh pada tahun 1974
karena berkembangnya Revolusi Anyeler. Revolusi Anyelir ini merubah rezim
Portugal dari kediktatoran otoriter menjadi demorkasi praktis. Akibatnya revolusi
ini juga berdampak pada Timor Timur sebagai daerah jajahan. Pada Mei 1974,
pemerintahan baru di Portugal memberi izin pendirian partai politik dengan tujuan
untuk menentukan masa depan Timor Timur lewat adanya referendum.
Hal inilah yang membuat muncul tiga partai politik dengan pandangan
politik yang saling berlawanan, yakni UDT, Fretilin, dan Apodeti. Persaingan
yang sengit antara ketiganya dan berlangsung lama membuat masyarakat sipil
harus mengungsi ke wilayah Indonesia. Tak lama setelahnya, pemerintah
Indonesia melakukan operasi Komodo untuk melakukan integrasi wilayah Timor
Timur ke Indonesia.
10
melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. GBHN merupakan pola umum pembangunan nasional dengan
rangkaian program-programnya yang kemudian dijabarkan dalam rencana
pembangunan limatahun (Repelita).
12
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak perubahan dalam
perkembangan kehidupan politik dan ekonomi di Indonesia, yaitu Pemulihan hubungan
diplomatik dengan Malaysia dan Singapura serta pemutusan hubungan dengan Tiongkok.
Tetapi Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde
Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum.
Pemerintah Orde Baru yang di pimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun , ternyata
tidak konsisten dan konsekuen terhadap Orde Baru. Akhirnya berbagai macam
penyelewengan dilakukan, penyimpangan dari nilai – nilai pancasila & ketentuan–
ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Misalnya, Presiden sebagai pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan
dibandingkan dengan lembaga legislatif.
B. Saran
Gerakan reformasi di Indonesia yang terjadi pada tahun 1998 telah membawa
berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Dampak utama dari reformasi adalah kebebasan
kita dalam menyampaikan aspirasi tidak lagi dikekang seperti yang terjadi pada masa
orde baru. Kita bebas menyalurkan aspirasi kita bagi pemerintahan, baik berupa pendapat
maupun kritik. Namun perlu diingat, bahwa kebebasan dalam beraspirasi tersebut harus
tetap mengikuti norma-norma yang berlaku. Aspirasi yang kita sampaikan harus dapat
berguna bagi kemajuan bangsa, jangan sampai malah memecah belah persatuan bangsa.
Intinya, reformasi harus bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih
demokratis, sebagaimana cita-cita dari reformasi itu sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dewanty, Fitri. 2022. Materi Sejarah Kelas 12: Masa Orde Baru di Indonesia
https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ips/materi-sejarah-kelas-12-orde-baru/
(diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 13.05)
Rahmah, Afifah. 2022. Masa Orde Baru: Latar Belakang, Sistem Pemerintah dan Penyebab
Jatuhnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6042076/masa-orde-baru-latar-
belakang-sistem-pemerintah-dan-penyebab-jatuhnya (diakses pada tanggal 12 Oktiber
2022 pukul 13.12)
Thabroni, Gamal. 2022. Masa Orde Baru: Perkembangan Politik, Ekonomi & Sosial:
https://serupa.id/masa-orde-baru/ (diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 oukul 13.20)
14