KELOMPOK : 3
NAMA ANGGOTA :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN
POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Afan pada mata pelajaran sejarah Indonesia Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ilmu sejarah terutama pada masa orde baru bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari Bpk. Afan maupun teman-teman sekalian yang bersifat
membangun. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan semoga
ALLAH SWT selalu meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan orde baru diawali sejak terjadinya gerakan 30 september yang
melibatkan PKI dan menewaskan beberapa pimpinan tertinggi angkatan darat.G30SPKI
adalah peristiwa kekacauan terbesar di Indonesia dalam penyimpangan UUD 1945 dan
Pancasila. Oleh karena itu Soekarno mengeluarkan supersemar(Surat Perintah Sebelas
Maret) yang menugaskan Soeharto untuk mengamankan dan memulihkan ketertiban dan
stabilitas negara. Pada masa ini terdapat dualism kekuasaan, yaitu Soekarno sebagai
presiden dan Soeharto sebagai pengemban supersemar.Selain itu, ada banyak yang
menjadi penyebab lahirnya orde baru yaitukeadaan perekonomian negara memburuk,
rakyat menentang G30SPKI,pembentukan front pancasila, tiga tuntutan rakyat (Tritura),
merosotnya wibawa Soekarno, keputusan TAP MPRS No XXXIII/1967 MPRS berisi
pencabutanjabatan presiden dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto menjadi
presiden pada tanggal 12 Maret 1967.Setelah berlakunya Supersemar, kehidupan
berbangsa dan bernegara pun mulai ditata. Dengan demikian, pemerintah mendapat
kepercayaan dari rakyat dan semakin meningkat. Namun setelah itu terjadi masalah
dualisme. Soekarno sebagai presiden dan Soeharto menjadi pelaksana pemerintah.
Masalah inimembuat Soeharto naik daun apalagi Soekarno menulis surat pengunduran
diridan menyerahkan kekuasaan pada Soeharto. Pada tanggal 23 Februari 1967,MPRS
mengadakan sidang untuk membicarakan tentang surat pengunduran diriSoekarno dan
ingin mengangkan Soeharto menjadi presiden. Akhirnya Soeharto diangkat menjadi
presiden pada tanggal 12 Maret 1967 atas dasar TAP MPRS NoXXXIII/1967
MPRS.SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III1
iii
Presiden Soeharto disebut sebagai “Bapak Pembangunan” yang menjalankan
pembangunan secara bertahap selama 32 tahun lamanya. Sistem dan struktur
pemerintahan pada masa orde baru yang pada bidang ekonomi dan stabilitas yang mantap
berkembang pesat meskipun bersamaaan dengan praktik korupsi yang merajalela.
Mengingat masa orde baru adalah masa pemerintahan yang paling lama, maka penulis
akan menelaah dan mengkaji karya tulis terkait materi system dan struktur politik-
ekonomi Indonesia masa orde baru, dengan judul“Perkembangan Kehidupan Politik dan
Ekonomi Bangsa Indonesia PadaMasa Pemerintahan Orde Baru”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan kehidupan politik bangsa Indonesia pada masa pemerintahan
orde baru?
2. Bagaimana perkembangan kehidupan ekonomi bangsa Indoensia pada masa
pemerintahan orde baru?
3. Bagaimana dampak kebijakan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan orde baru?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penulisan pada karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui perkembangan kehidupan politik bangsa Indonesia pada masa pemerintahan
orde baru.
2. Dapat mempelajari dan memahami perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Orde
baru.
3. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya orde baru
4. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah orde baru
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Lahirnya era orde baru dilatar belakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya pada saat
runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang
melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan
dalam negeri yang tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa
pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat
kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia melalui surat
perintah sebelas maret atau Supersemar.
Kronologis terjadinya Masa Orde Baru
1
7. reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet
Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap Upaya di
kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30
September 1965.
8. Wibawa dan kuasaan presiden Soekarno semakin menurun setelah upaya untuk
mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa G30S PKI tidak berhasil
dilakukan meskipun telah berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah
Militer Luar Biasa ( Mahmilub ).
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang
bergejolak tak juga berhasil. Maka presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Soeharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan.
2
b) Penyederhanaan Partai Politik
Penyederhanaan partai politik terdiri dari dua partai serta satu golongan karya yaitu:
I. Partai Persatuan Pembangunan/PPP koalisi dari partai Nahdlatul Ulama,
Perti, PSII dan Parmusi.
II. Partai Demokrasi Indonesia koalisi dari partai Nasional Indonesia, partai
Murba, partai Katolik, IPKI dan Parkindo.
III. Golongan Karya atau Golkar.
IV. Dwifungsi ABRI
3
b) Pemulihan hubungan diplomatik antara Malaysia dengan Singapura serta
pemutusan hubungan dengan Tiongkok
Ketika tahun 1965, terjadi pertikaian antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan dan memperbaiki hubungan diplomatik, diadakan
penandatanganan perjanjian antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan
Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966 di
Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Singapura lewat pengakuan
kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
3. Memperkuat kerja sama regional serta Internasional
Indonesia mulai menguatkan kerjasama regional dan internasional dengan menggunakan
beberapa upaya, yaitu:
Turut andil dalam pembentukan ASEAN. Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN.
Mengirim kontingen Garuda dalam rangka misi perdamaian.
Ikut berperan dalam Organisasi Konferensi Islam/OKI.
4
Penanaman Modal Dalam Negeri (1968). Kedua udang-undang ini mengandung
insentif-insentif yang menarik bagi para investor untuk berinvestasi di negara ini
dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi lebih dari 10% di tahun 1968.
b) Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan Intervensi Pemerintah yang Makin Kuat
(1974-1982)
Sampai tahun 1982, pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat di atas
minimum 5% dijaga. Fakta lain yang juga penting adalah Indonesia diuntungkan
secara siginifikan dari dua oil boom yang terjadi di tahun 1970an. Oil boom yang
pertama terjadi di tahun 1973/1974 ketika Organization of Petroleum-Exporting
Countries (OPEC), yang anggotanya termasuk Indonesia, memotong ekspornya
dengan drastis dan menyebabkan kenaikan harga minyak yang besar. Oil boom
kedua terjadi di tahun 1978/1979 ketika Revolusi Iran mengganggu produksi
minyak dan kembali terjadi kenaikan harga yang besar. Karena kedua oil boom
ini, pendapatan ekspor Orde Baru dan pendapatan Pemerintah meningkat tajam.
Ini memungkinkan sektor publik untuk memainkan peran yang lebih besar dalam
perekonomian dengan melakukan investasi-investasi publik yang penting dalam
pembangunan daerah, pembangunan sosial, infrastruktur dan pendirian industri-
industri (dasar skala besar), diantaranya termasuk industri-industri substitusi
impor. Barang-barang modal dan bahan-bahan mentah bisa diimpor karena
pendapatan devisa yang makin membesar. Hal ini membangkitkan sektor
manufaktur yang berkembang. Namun, kemudian terjadi kerusuhan besar saat
kunjungan Perdana Menteri Jepang di tahun 1974 karena anggapan bahwa ada
terlalu banyak proyek-proyek investasi asing di negara ini. Masyarakat Indonesia
merasa frustasi karena orang-orang pribumi tampaknya diabaikan dari menikmati
buah-buah perekonomian. Pemerintah merasa terguncang karena kerusuhan ini
(yang dikenal sebagai Peristiwa Malari) dan memperkenalkan aturan-aturan yang
lebih ketat mengenai investasi asing dan menggantinya dengan kebijakan-
kebijakan yang memberikan perlakukan khusus yang menguntungkan penduduk
pribumi. Meningkatnya pendapatan pemerintah yang didapat dari oil boom
pertama berarti Pemerintah tidak lagi bergantung pada investasi-investasi asing,
dan karenanya pendekatan intervensionis bisa dimulai.
5
c) Pertumbuhan Ekonomi Didorong Ekspor dan Deregulasi (1983-1996)
Pada awal 1980an, harga minyak mulai jatuh lagi dan reposisi mata uang
di tahun 1985 menambah hutang luar negeri Indonesia. Pemerintah harus
melakukan usaha-usaha baru untuk memulihkan stabilitas makroekonomi. Nilai
rupiah didevaluasi di tahun 1983 untuk mengurangi defisi transaksi berjalan
yang bertumbuh, UU pajak yang baru diterapkan untuk menambah pendapatan
dari pajak non minyak dan tindakan-tindakan deregulasi perbankan dilakukan
(credit ceilings untuk suku bunga dihapuskan dan bank diizinkan untuk
menentukan tingkat suku bunga dengan bebas). Terlebih lagi, perekonomian
telah diarahkan ulang dari perekonomian yang tergantung kepada minyak
kepada sebuah perekonomian yang memiliki sektor swasta yang kompetitif yang
berorientsi pada pasar ekspor. Ini menyebabkan adanya tindakan-tindakan
deregulasi baru untuk memperbaiki iklim investasi bagi para investor swasta.
Waktu harga minyak jatuh lagi di pertengahan 1980an, Pemerintah
meningkatkan tindakan-tindakan untuk mendukung pertumbuhan yang didorong
oleh ekspor (seperti pembebasan bea cukai-bea cukai impor dan pengulangan
devaluasi rupiah). Perubahan kebijakan-kebijakan ini (dikombinasi dengan paket
deregulasi di tahun 1990an) juga mempengaruhi investasi asing di Indonesia.
Investasi asing yang berorientasi pada ekspor disambut secara khusus.Sektor lain
yang juga terpengaruh oleh tindakan-tindakan deregulasi yang mendalam adalah
sektor keuangan Indonesia. Bank-bank swasta baru diizinkan untuk didirikan,
bank-bank yang sudah ada bisa membuka cabang-cabang di seluruh negeri dan
bank-bank asing bebas beroperasi di luar Jakarta. Reformasi finansial ini
kemudian akan menjadi masalah yang memperkuat krisis di Indonesia pada
akhir 1990an. Namun sebelumnya, tindakan-tindakan ketat ini memiliki dampak
positif pada perekonomian Indonesia. Ekspor produk-produk manufaktur mulai
menjadi mesin perekonomian Indonesia. Antara 1988 dan 1991 produk domestik
bruto (PDB) Indonesia bertumbuh rata-rata 9% setiap tahunnya, melambat
menjadi 'hanya' rata-rata 7,3% pada periode 1991-1994 dan meningkat lagi di
dua tahun selanjutnya.
6
D.Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik
Pendekatan keamanan yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru dalam
menegakkan stabilisasi nasional secara umum memang berhasil menciptakan
suasana aman bagi masyarakat Indonesia. Pembangunan ekonomi pun berjalan
baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program
pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya dapat terlihat secara
kongkret. Indonesia berhasil mengubah status dari negara pengimpor beras
menjadi bangsa yang bisa memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada
beras). Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan
rakyat, penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar
yang meningkat.
Namun, di sisi lain kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Orde Baru
juga memberi beberapa dampak yang lain, baik di bidang ekonomi dan politik.
Dalam bidang politik, pemerintah Orde Baru cenderung bersifat otoriter. Presiden
mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam mengatur jalannya pemerintahan.
Peran negara menjadi semakin kuat yang menyebabkan timbulnya pemerintahan
yang sentralistis. Pemerintahan sentralistis ditandai dengan adanya pemusatan
penentuan kebijakan publik pada pemerintah pusat. Pemerintah daerah diberi
peluang yang sangat kecil untuk mengatur pemerintahan dan mengelola anggaran
daerahnya sendiri. Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk kehidupan politik.
Pemerintah Orde Baru dinilai gagal memberikan pelajaran berdemokrasi
yang baik. Golkar dianggap menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang
diinginkan, sementara dua partai lainnya hanya sebagai alat pendamping agar
tercipta citra sebagai negara demokrasi. Sistem perwakilan bersifat semu bahkan
hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak.
Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme), sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/ DPR yang tidak
mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
7
Dampak Kebijakan Ekonomi
a) Dampak Positif :
Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.
Pengangguran minimum
b) Dampak Negatif :
kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi
kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya
program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
8
Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian
kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak
merata.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh
terjadinya perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat,
sebelumya pada era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden,
militer dan PKI. Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana
dibagi dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya
menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan memenangi
pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa sekelumit cerita tentang
Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di
masa itu. Kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya
Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang akhrinya pada saat
itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan
demokrasi yang di Inginkan pada saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang
ini.
B. SARAN
Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi
sebelumnya. Budaya birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar
kuat hingga reformasi saat ini. Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih
cenderung untuk kepentingan kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi birokrasi
yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan kepentingan penguasa daripada
pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup semakin menjadi
sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin buruknya mentalitas
birokrasi secara institusional maupun individu. Sejak orde lama hingga reformasi,
birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam melanggengkan kekuasaan.
Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara terang-terangan
mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/keajaiban-orde-baru/item247?
http://googleweblight.com/i?u=http://yathimaryathie.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-
pemerintahan-indonesia.html?m%3D1&hl=id-ID
https://www.academia.edu/28991712/MAKALAH_ORDE_BARU.docx
11
12
13
Daftar pustaka
14