Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat menyalesaikan

makalah yang berjudul “Sejarah Masa Pemerintahan Orde Baru” yang di susun

dengan tujuan menggali lebih dalam lagi ilmu sejarah negara kita ini serta dalam

rangka memenuhi nilai remedial pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia.

Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah

Indonesia pada Masa Orde Baru diharapkan makalah ini dapat menambahkan

pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan system

pemerintahan pada masa itu.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak

kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, saya berharap bagi

para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu

mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin

Raha, 02 November 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN) ........................................................... 1
1.1  Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2  Rumusan masalah.....................................................................1
1.3Pembatasan masalah..................................................................1
1.4Hipotesis....................................................................................1
1.5Manfaat......................................................................................1
1.6Tujuan........................................................................................2

BAB II (PEMBAHASAN) .............................................................3


2.1Kajian Pustaka...........................................................................3
BABIII (PENUTUP) .....................................................................11
3.1Kesimpulan ..............................................................................11
3.2 Saran .......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang
dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi
yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.
Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah
diyakini sebagai sebuah panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian
juga setelah Orde Reformasi pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan
dan ketatanegaraan lainnya dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak
sama.
Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah
memberikan landasan kebangsaan bagi perkembangan bangsa Indonesia.
Sementara itu Orde Baru telah banyak memberikan pertumbuhan wacana
normative bagi pemantapan ideology nasional, terutama melalui konvergens ini
lai nilai social budaya (Madjid,1998) Orde Reformasi sendiri walaupun dapat
dikatakan masih dalam proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu
tekad yang berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui upaya
penegakan supremasi hukum dan HAM nilai nilai tersebut akan terus di Justifikasi
dan diadaptasikan dengan dinamika yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Perkembangan masa Pemerintahan Orde Baru ?


2. Bagaimana Kebijakan dan Sistem berPolitik pada masa Pemerintahan Orde
Baru ?
3. Bagaimana Pola bersosial budaya pada masa pemerintahan Orde Baru ?

1.3 Pembatasan Masalah


Pada makala ini bahwa yang hanya di bahas adalah mengenai kehidupan
politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa orde baru.

1.4 Hipotesis
Diduga permsalahan ini dapat diselesaikan dengan melakukan studi liteasi.
1.5 Manfaat
Agar kami sebagai siswa dapat mengetahui mengenai kehidupan politik dan
ekonomi bangsa indonesia pada masa orde baru.

1.6 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan masa pemerintahan orde


baru
2. Untuk mengetahui kebijakan dan sistem berpolitik, perekonomian, serta
bagaimana sistem pertahanan juga keamaan pada masa pemerintahan orde baru
3. Untuk mengetahui pola bersosial budaya pada masa pemerintahan orde baru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian orde baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya
orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang
tidak kondusif pada masa Orde Lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa
pemberontakan G30S/PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan
mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia
melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.
Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan
yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi
yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.
Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama.
Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh
Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan
lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri yang tidak kondusif
pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S
PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada
Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat
perintah sebelas maret atau Supersemar.

Latar belakang lahirnya Orde Baru lainnya ialah:


1.      Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2.  Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan
30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah
berlangsung lama.
3.   Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga
bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4.   Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa
pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan
demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta
tokoh-tokohnya diadili.

5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di


masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang
selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang
terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-
GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi : ü
Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya ü Pembersihan Kabinet Dwikora
ü Penurunan Harga-harga barang.
7.  Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan
Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap
di kabinet tersebut duduk
8.    Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya
untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September
1965 tidak  berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar
Biasa(Mahmilub)
9.    Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah
Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan.

Kronologis Lahirnya Orde Baru


a. Pada tanggal 30 September 1965, enam perwira paling senior TNI tewas dalam
sebuah aksi yang disebut "Gerakan 30 September", sebuah kelompok dari dalam
TNI sendiri. Aksi ini kemudian dicap oleh pemerintahan Soeharto sebagai
"percobaan
b. kudeta". Dalam beberapa jam, Mayor Jenderal Soeharto memobilisasi pasukan
di bawah komandonya dan menguasai Jakarta. Golongan anti-komunis, yang
awalnya mengikuti perintah TNI, melanjutkan pembersihan berdarah dari
komunis di seluruh negeri, diperkirakan menewaskan setengah juta orang, dan
menghancurkan PKI, yang secara resmi telah dipersalahkan atas krisis tersebut
oleh Soeharto.
C. Pada tanggal 11 Maret 1966, Letjen Soeharto menerima Supersemar dari
presiden Soekarno untuk melakukan pengamanan
d. Dengan memegang Supersemar, Soeharto Membubarkan PKI pada tanggal 12
Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966
Menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
e. Pada tanggal 22 Februari 1967, Soeharto menerima penyerahan kekuasaan
pemerintahan dari presiden Soekarno
f. Pada tanggal 7 Maret 1967, melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuka
sebagai pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil
pemilu
g. Pada tanggal 12 Maret, Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia
kedua sekaligus menjadi masa awal mula lahirnya era orde baru.

2.2 Kebijakan Orde Baru

A. POLITIK
Sejak lahirnya Supersemar, MPRS berupaya memulihkan keduduknnya
sebagai lembaga tertinggi Negara sekaligus sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Upaya yang dilakukan adalah dengan reorganisasi dan menciptakan stabilitas
politik. Pada tanggal 20 Juni 1966, MPRS mengadakan Sidang Umum yang ke-6
di Jakarta, yang menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu:

1. Mengukuhkan Supersemar sebagai Ketetapan MPR.


2. Mempertegas kedudukan semua lembaga Negara baik pusat maupun
daerah pada posisi yang diatur dalam UUD 1945.
3. Menetapkan penyelaenggaraan pemilu, paling lambat tanggal 5 Juli 1968.
4. Mancabut Ketetapan MPRS yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai
Presiden seumur hidup.
5. Mengukuhkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya disertai larangan
penyebaran ajaran marxisme dan komunisme di Indonesia .Dalam rangka
melaksanakan Tritura dibidang politik, ekonomi dan social, pemerintah
meresmikan pembentukan Kabinet Ampera pada tanggal 28 Juli 1966 dalam masa
kerja dua tahun. Program kerja Kabinet Ampera ini dikenal dengan sebutan Catur
Karya, yang berisi:

1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutaama di bidang sandang pangan.


2. Melaksanakan siding umum selambat-lambatnya tanggal 8 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negri yang bebas dan aktif untuk kepentingan
nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti-imperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya.

Orde Baru bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar 1945 secara murni dan konsekwen. Untuk tujuan itu pemerintah
mengasdakan pemilu secara teratur dilanjutkan dengan penataan lembaga-
lembaga Negara. Selama 32 tahun berkuasa pemerintah Orde Baru telah berhasil
melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak enam kali. Pemilu pertama
dilaksanakan pada tahun 1971 yang diikuti 10 peserta, yaitu 9 partai politik dan
Golkar, yang memperebutkan 360 kursi DPR yang dipilih untuk DPR, DPRD
Tingkat I dan DPRD Tingkat II. Berbeda dengan pemilu tahun 1955, pada Pemilu
1971 anggota ABRI tidak menggunakan hak pilihnya tetapi mendapat jatah 75
kursi sesuai dengan undang-undang yang beraku. Peserta pemilu tahun 1971
adalah sebagai berikut:

1. Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)


2. Nahdlatul Ulama (NU)
3. Partai Nasional Indonesia (PNI)
4. Golongan Karya (GOLKAR)
5. Partai Katholik
6. Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI)
7. Partai IPKI
8. Partai Kristen Indonesia
9. Partai Murba
10. Partai Islam Perti

A.1 Kebijakan Bidang politik Dalam Negeri


1. Membuat consensus nasional untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekwen serta konsesus mengenai cara-cara
melaksanakan consensus utama dengan tujuan untuk meraih stabilitas nasional.
2. Penyederhanaan partai politik, selama orde baru hanya ada dua partai yaitu
: Partai Persatuan Pembangunan (fusi dari NU, Parmusi, PSII dan Perti) dan Partai
Demokrasi Indonesia (fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI dan
Parkindo) serta Golongan Karya (Golkar).
3. Keikutsertaan TNI/Polri dalam keanggotaan MPR/DPR guna menciptakan
stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI, yaitu
sebagai peran Hankam dan Sosial, peran ABRI dikenal dengan dwifungsi ABRI.
4. Pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Presiden Soeharto mengemukakan gagasan Ekaprasetia Pancakarsa pada tanggal
12 April 1976 dan gagasan tersebut ditetapkan sebagai ketetapan MPR dalam
sidang umum tahun 1978 dan sejak itu secara menyeluruh pada semua lapisan
masyarakat melaksanakan penataran P4.
5. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan
disaksikan oleh Wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
6. Timor Timur secara resmi menjadi bagian Indonesia pada bulan Juli 1976
dan dijadikan Propinsi ke 27.
A.2. Kebijakan Bidang Politik Luar Negeri
1. Secara resmi Indonesia kembali menjadi Anggota PBB pada tanggal 28
Desember 1966.
2. Pemerintah Indonesia menyampaikan nota pengakuan terhadap Republik
Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 kepada Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
3. Persemian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh
Adam Malik dan Tun Abdul Razak di Jakarta pada tanggal 11 Agustus 1966.
4. Indonesia menjadi pemprakarsa organisasi ASEAN pada tanggal 8
Agustus 1967.

B. EKONOMI
Ketika Presiden Soeharto memerintah keadaan ekonomi dengan inflasi
sangat tinggi 650 % setahun, langkah pertama adalah mengendalikan inflasi dari
650 % menjadi 15 % dalam waktu hanya dua tahun dan untuk menekan inflasi
Soeharto membuat kebijakan dengan menertibkan anggaran, menertibkan sektor
perbankan, mengembalikan ekonomi dalam pasar, memperhatikan sektor ekonomi
dan merangkul Negara-negara barat untuk menarik modal.

Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam bidang ekonomi adalah :


1. Menerapkan cara militer dalam menangani masalah ekonomi dengan
mencanangkan sasaran yang tegas, pelaksanaan pembangunan dilakukan secara
bertahap yaitu jangka panjang 25 – 30 tahun dan jangka pendek 5 tahun atau
disebut pelita/pembangunan lima tahun. Pedoman pembangunan adalah Trilogi
pembangunan yang meliputi :
• Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menujuh pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Pertumbuhan ekonomi yang yang cukup tinggi.
• Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Delapan jalur pemerataan meliputi hal-hal sebagai berikut :
• Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang,
pangan dan perumahan.
• Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
• Pemerataan pembagian pendapatan.
• Pemerataan kesempatan kerja.
• Pemerataan kesempatan berusaha.
• Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya
bagi generasi muda dan kaum perempuan.
• Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruhwilayah tanah air.
• Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

2. Memperoleh pinjaman dari Negara-negara Barat dan lembaga keuangan seperti


IGGI IMF dan Bank Dunia.
3. Liberalisasi perdagangan dan investasi kemudian dibuka selebar-lebarnya.
Inilah yang membuat Indonesia terikat pada kekuatan modal asing.
Untuk menggerakan pembangunan tahun 1970 juga menggenjot
penambangan minyak dan pertambangan, pemasukan di migas meningkat dari
US$6 miliar pada tahun 1973 menjadi US$10,6 miliar tahun 1980.

4. Keberhasilan Presiden Soeharto membenahi bidang ekonomi menyebabkan


Indonesia mampu berswasembada pangan pada tahun 1980.

5. Menerapkan anggaran belanja berimbang (balanced budget). Fungsinya adalah


untuk mengurangi salah satu penyebab terjadinya inflasi

6. Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-


usaha sector produktif, seperti sector pangan, ekspor, prasarana dan industry

7. Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri (re-


scheduling), serta berusaha untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit luar
negeri baru

C. PERTAHANAN DAN KEAMANAN


1. Kebijakan Dwifungis ABRI (Angkatan Bersenjata Rerupblik Indonesia).
Kebijakan Dwifungsi ABRI merupakan gagasan dari A.H. Nasution yang
disebut sebagai konsep jalan tengah. Konsep jalan tengah merupakan konsepa
yang menginginkan militer bukan hanya berperan sebagai alat pertajanan dan
keamanan Negara, melainkan militer juga harus mampu menjalankan fungsi
social politik artinya turut campur tangan dalam kebijakan menentukan arah
politik Negara.
Pada perkembangannya, kebijakan Dwifungsi ABRI dalam derajat tertentu
dapat dianggap sebagai pembenaran bagi pemerintahan Soeharto untuk
mengangkat sejumlah besar anggota militer di MPR, DPR serta menempati
jabatan-jabatan eksekutif, baik ditingkat nasional maupun daerah yang strategis.
Selain itu juga ikut masuk dalam perusahan-perusahan milik Negara yang menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia.

2. Pembubaran PKI dan Ormas-ormasnya


Tidak hanya Dwifungsi ABRI, Soeharto sebagai pengemban Supersemar untuk
menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka ia
melakukan,
         Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan
dikukuhkannya ketetapan MPRS No. IX tahun 1966
         Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi
terlarang Indonesia
         Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang
dianggap terlibat Gerekan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul
keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden untuk memulihkan
keamanan dan ketertiban.

3. Indonesia kembali menjadi anggota PBB


Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari
komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap
pemerintahan Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa
Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan Internasional
lainnya dalam rangka menjawab kepetingan nasional yang semakin mendesak.
Keputusan untuk kembali dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak
manfaat yang diperoleh selama menjadi anggota PBB pada tahun 1950 – 1964.
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia secara resmi kembali menjadi anggota
PBB. Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumal Negara Asia
bahkan dari pihak PBB sendiri, hal ini ditunjukkan dengan dipilihnya Adam
Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa siding tahun 1974

D. SOSIAL BUDAYA

Masa Orde Baru diakui telah banyak mencapai kemajuan dalam proses
untuk mewujudkan cita-cita nasional. Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat
dapat digambarkan dari berbagai sisi. Selama dasawarsa 1970-an laju
pertumbuhan penduduk mencapai 2,3% setiap tahun. Dalam tahun tahun awal
1990-an angka tadi dapat diturunkan menjadi sekitar 1,6% setiap tahun. Jika awal
tahun 1970-an penduduk Indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata sekitar 50
tahun maka pada tahun 1990-an harapan hidup lebih dari 61 tahun. Dalam kurun
waktu yang sama angka kematian bayi menurun dari 142 untuk setiap 1000
kelahiran hidup menjadi 63 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Hal ini antara lain
dimungkinkan makin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Sebagai contoh adanya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos
Pelayanan Terpadu sampai di tingkat desa atau RT.

Dalam himpunan Tap MPR Tahun 1993 di bidang pendidikan, fasilitas


pendidikan dasar sudah makin merata. Pada tahun 1968 fasilitas sekolah dasar
yang ada hanya dapat menampung sekitar 41% dari seluruh anak yang berumur
sekolah dasar. Fasilitas sekolah dasar yang telah dibangun di pelosok tanah air
praktis mampu menampung anak Indonesia yang berusia sekolah dasar. Kondisi
ini merupakan landasan kuat menuju pelaksanan wajib belajar 9 tahun di tahun-
tahun yang akan datang. Sementara itu, jumlah rakyat yang masih buta huruf telah
menurun dari 39% dalam tahun 1971 menjadi sekitar 17% di tahuan1990-an.

Dampak dari pemerataan pendidikan juga terlihat dari meningkatnya


tingkat pendidikan angkatan kerja. Dalam tahun 1971 hampir 43% dari seluruh
angkatan kerja tidak atau belum pernah sekolah. Pada tahun 1990-an jumlah yang
tidak atau belum pernah sekolah menurun menjadi sekitar 17%. Dalam kurun
waktu yang sama angkatan kerja yang berpendidikan SMTA ke atas adalah
meningkat dari 2,8% dari seluruh angkatan kerja menjadi hampir 15%.
Peningkatan mutu angkatan kerja akan mempunyai dampak yang luas bagi laju
pembangunan di waktui-waktu yang akan datang.

Adapula kebijakan kebijakan dalam sosial budaya pada masa orde baru, seperti
berikut.
1. Pemerintah mengontrol pelajaran sejarah untuk anak sekolah melalui buku
dan film G 30 S/PKI diputar TVRI setiap tahun pada tanggal 30 September.
Pemerintah menginginkan sebagai pengingat terhdap bahaya laten PKI dan
memuja kepahlawanan Jenderal Soeharto dan film lain adalah Janur Kuning.
2. Pemerintah mendukung Kirap Remaja Indonesia yaitu : Parade Keliling
Pemuda Indonesia yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh Yayasan Tiara
Indonesia pimpinan Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) sejak tahun 1989.
Mereka menjelajahi desa-desa di Indonesia dengan kegiatan seperti menyalurkan
air bersih, memperbaiki rumah desa, membersihkan rumah ibada, menanam
pohon serta membersihkan makam serta mengadakan diskusi dan pertunjukan
seni.
3. Pemerintah menempatkan Departemen Penerangan dalam posisi yang
sangat penting. Departemen Penerangan mengharuskan setiap media masa
memiliki SIUPP dan mengendalikannya secara ketat melalui Undang-Undang
Pokok Pers No12 Tahun 1982 dan media yang melanggar akan dibatalkan SIUPP-
nya.
4. Untuk mengendalikan mahasiswa gerakan mahasiswa maka diberlakukan
Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan
(BKK) pada tahun 1978.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya
orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang
tidak kondusif pada masa Orde Lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa
pemberontakan G30S/PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan
mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia
melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.
Terjadi pula perubahan dari berbagai bidang, seperti pada
A.      Politik
Sejak lahirnya Supersemar, MPRS berupaya memulihkan keduduknnya
sebagai lembaga tertinggi Negara sekaligus sebagai pelaksana kedaulatan rakyat.
Upaya yang dilakukan adalah dengan reorganisasi dan menciptakan stabilitas
politik. Pada tanggal 20 Juni 1966, MPRS mengadakan Sidang Umum yang ke-6
di Jakarta, yang menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu:
1. Mengukuhkan Supersemar sebagai Ketetapan MPR.
Mempertegas kedudukan semua lembaga Negara baik pusat maupun daerah pada
posisi yang diatur dalam UUD 1945.
2. Menetapkan penyelaenggaraan pemilu, paling lambat tanggal 5 Juli 1968.
3. Mancabut Ketetapan MPRS yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden
seumur hidup.
4. Mengukuhkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya disertai larangan
penyebaran ajaran marxisme dan komunisme di Indonesia
B.      Ekonomi
Ketika Presiden Soeharto memerintah keadaan ekonomi dengan inflasi
sangat tinggi 650 % setahun, langkah pertama adalah mengendalikan inflasi dari
650 % menjadi 15 % dalam waktu hanya dua tahun dan untuk menekan inflasi
Soeharto membuat kebijakan dengan menertibkan anggaran, menertibkan sektor
perbankan, mengembalikan ekonomi dalam pasar, memperhatikan sektor ekonomi
dan merangkul Negara-negara barat untuk menarik modal.
C.      Pertahanan dan Keamanan
1. Kebijakan Dwifungis ABRI (Angkatan Bersenjata Rerupblik Indonesia).
2. Pembubaran PKI dan Ormas-ormasnya
3. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
D.      Sosial Budaya
1. Pemerintah mengontrol pelajaran sejarah untuk anak sekolah melalui buku dan
film G 30 S/PKI diputar TVRI setiap tahun pada tanggal 30 September.
2. Pemerintah mendukung Kirap Remaja Indonesia yaitu : Parade Keliling
Pemuda Indonesia yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh Yayasan Tiara
Indonesia pimpinan Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) sejak tahun 1989
3. Pemerintah menempatkan Departemen Penerangan dalam posisi yang sangat
penting.
4. Untuk mengendalikan mahasiswa gerakan mahasiswa maka diberlakukan
Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan
(BKK) pada tahun 1978.

3.2 Saran

Orde Baru adalah cerminan bagaimana negara kita pernah berjuang dari
keterpurukan, meskipun dengan “ending” yang kurang baik karena beberapa
polemik yang terjadi, setikdaknya ada beberapa pihak yang sudah berani maju dan
mendongkrak untuk memperbaiki Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi
dari zaman sebelumnya yakni Orde Lama. Dilihat dari kejadian masa lalu, tentu
kita harus mengkoreksi beberapa tindakan atau aturan dengan pola kehidupan
yang ada pada zaman sekarang di negara RI ini, meskipun banyak hal yang
kurang disukai oleh rakyat saat itu, orde baru tetap saya menjadi zaman yang
memiliki tingkat keamanan yang sangat luar biasa, berbeda dengan zaman kita
saat ini.
Jadi, sebaiknya kita liat dahulu dari berbagai sudut pandang terkait sejarah
negara kita ini, terutama pada Orde baru, kita contoh beberapa aturan dan
kebijakan yang memang baik untuk negara kita ini, dan koreksi beberapa
kebijakan yang tidak sesuai, menjadi kebijakan yang lebih maju dan tepat dengan
pola kehidupan negara RI dimasa yang akan datang, baik dalam hal perpolitikan,
ekonomi, sosial budaya, maupun dalam pertahanan dan keamanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka

http://adhye-story.blogspot.com/2012/05/makalah-politik-orde-lama-dan-orde-
baru.html
http://www.katailmu.com/2013/05/reformasi.html
http://arvynirmala.blogspot.com/2013/01/masa-orde-lama-orde-baru.html
http://pemerintahanordebaru.blogspot.com/
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru
http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/
http://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto
http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
http://adypato.wordpress.com/2010/06/16/kondisi-ekonomi-indonesia-pada-
masa-orde-baru/
http://anisamaulina.blogspot.com/2012/03/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-
baru.html
http://politik.kompas
Makalah Sejarah

IDENTIFIKASI UNSUR C H DAN O

DALAM SENYAWA

KARBON

Disusun oleh :

Kelompok :

Nama :

SMA NEGERI 2 RAHA


2017/2018

Anda mungkin juga menyukai