Disusun Oleh:
Najwa Fadhilah (22)
Jl. KH. Agus Salim No.181, RT.010/RW.007, Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota
Bekasi, Jawa Barat 17112 (021) 8802538 021 8803854 www.sman1bekasi.sch.id.
info@sman1bekasi.sch.id. smanegeri1bekasi@yahoo.com
ABSTRAK
Kata kunci : sistem ekonomi Indonesia, kebijakan sosial, masa orde baru (1966-
1998).
I
ABSTRACT
The New Order is a term used to separate the power of the Sukarno era (Old
Order) from the Suharto era. The New Order was born as an effort to correct the
total deviations carried out during the Old Order, to reorganize all aspects of life,
the nation and the state of Indonesia, to implement Pancasila and the 1945
Constitution in a pure manner. Several actions were carried out at the beginning of
the new order, the Tritura Actions, the Eleven March Order, and the Dualism of the
National Leadership. Political stabilization and economic rehabilitation during the
new order included Political and Security Stabilization as the basis for
development, stabilization of uniformity, implementation of the dual functions of
ABRI, and economic rehabilitation during the new order. Various impacts are also
very visible, both negative and positive.
Keywords : Indonesian economic system, social policy, the new order era (1966-
1998).
iii
KATA PENGANTAR
Akhir kata, peneliti ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak,
terutama Ibu Hendriyati selaku guru Sejarah Indonesia dan guru pembimbing, orang
tua peneliti dan teman-teman kelas XII MIPA 2, yang telah membantu baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini. Tak ada gading
yang tak retak. Besar harapan peneliti, agar para pembaca dapat memberikan saran
dan kritik untuk penyempurnaan kegiatan membuat karya tulis ilmiah seperti ini di
masa mendatang. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin…
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................i
ABSTRACT .............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Masa Orde Baru ............................................................................... 4
B. Sejarah Lahirnya Masa Orde Baru ................................................... 4
C. Stabilisasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi ................................... 9
D. Dampak Masa Orde Baru ............................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. Kesimpulan..................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di tempat lain, tiga orang perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki
Rachmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir
Machmud bertemu dengan Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri
Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan
Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk meminta izin
menghadap presiden. Segera setelah mendapat izin, pada hari yang sama
tiga perwira tinggi ini datang ke Istana Bogor dengan tujuan melaporkan
kondisi di ibu kota Jakarta meyakinkan Presiden Soekarno bahwa ABRI,
khususnya AD, dalam kondisi siap siaga Namun, mereka juga memohon
agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya masa orde baru?
2. Apa yang melatar belakangi lahirnya masa orde baru?
3. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat pada masa orde baru?
4. Bagaimana keadaan sosial politik Indonesia pada masa orde baru?
5. Apa dampak dari kebijakan politik dan ekonomi yang diterapkan
pada masa orde baru?
2
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Memperdalam materi mengenai Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi
Indonesia Masa Orde Baru (1966-1998).
2. Menambah pengetahuan siswa/siswi tentang latar belakang, keadaan,
dan dampak dari kebijakan Sistem dan Struktur Politik-Ekonomi
Indonesia Masa Orde Baru (1966-1998).
3. Sebagai sumber informasi dan bahan referensi mengenai Sistem dan
Struktur Politik-Ekonomi Indonesia Masa Orde Baru (1966-1998).
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Aksi-Aksi Tritura
Naiknya Letnan Jenderal Soeharto ke kursi kepresidenan tidak
dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30
S PKI. Ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal berakhirnya
kekuasaan Presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari
percaturan politik Indonesia. Peristiwa tersebut telah menimbulkan
kemarahan rakyat. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi
kacau, keadaan perekonomian makin memburuk di mana inflasi
mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi
rupiah dan kenaikan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
1. Stabilisasi Penyeragaman
Depolitisasi parpol dan ormas juga dilakukan oleh
pemerintahan Orde Baru melalui cara penyeragaman ideologis melalui
ideologi Pancasila. Dengan alasan Pancasila telah menjadi konsensus
nasional, keseragaman dalam pemahaman Pancasila perlu
disosialisasikan. Gagasan ini disampaikan oleh Presiden Soeharto pada
acara Hari Ulang Tahun ke-25 Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta, 19 Desember 1974. Kemudian dalam pidatonya
menjelang pembukaan Kongres Nasional Pramuka pada 12 Agustus
1976, di Jakarta, Presiden Soeharto menyerukan kepada seluruh rakyat
agar berikrar pada diri sendiri mewujudkan Pancasila dan mengajukan
Eka Prasetia bagi ikrar tersebut dalam Stabilisasi Untuk Politik Dan
Rehabilitasi Dari Ekonomi.
Presiden Soeharto mengajukan nama Eka Prasetia Pancakarsa
dengan maksud menegaskan bahwa penyusunan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dipandang sebagai janji
yang teguh, kuat, konsisten, dan tulus untuk mewujudkan lima cita-cita
yaitu (1) takwa kepada Tuhan YME dan menghargai orang lain yang
berlainan agama/kepercayaan; (2) mencintai sesama manusia dengan
selalui ingat kepada orang lain, tidak sewenangwenang; (3) mencintai
tanah air, menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan
pribadi;(4) demokratis dan patuh pada putusan rakyat yang sah; (5)
suka menolong orang lain, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
orang lain (Referensi Bahan Penataran P4 dalam Anhar Gongong ed,
2005: 159).
1. Dampak Positif
a. Masa pemerintahan yang lama membuat pembangunan menjadi
berkesinambungan. Program pemerintah bernama Pelita atau
Pembangunan Lima Tahun, terus menerus menyambung mulai dari
Pelita I hingga Pelita VI sehingga hasilnya bisa dirasakan oleh
masyarakat.
b. Pembangunan Lima Tahun selama 32 tahun banyak menitik beratkan
pada sektor pertanian mengingat negara Indonesia adalah negara
agraris, hal ini sempat membuahkan hasil manis dimana Indonesia bisa
berswasembada beras.
c. Dampak dari swasembada beras ini adalah makin sejahteranya para
petani di desa. Hal ini otomatis menurunkan angka kemiskinan di
Indonesia.
d. Penyebaran Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas di hampir
semua wilayah di Indonesia membuat masyarakat mudah mendapat
pelayanan kesehatan.
2. Dampak Negatif
a. Pemerintah bersifat otoriter sehingga semua kegiatan
masyarakat diatur oleh tindakan pemerintah orde
baru dalam politik luar negeri akibatnya masyarakat
tidak bisa leluasa dalam berkarya.
b. Pada masa Orde Baru atmosfir politiknya tidak sehat
karena hanya ada satu partai lambang kekuasaan
absolut sedangkan yang dua hanya sebagai tambahan
saja agar Indonesia disebut sebagai negara
demokrasi. Hal ini berdampak pada gagalnya
pendidikan berpolitik pada masa itu.
c. Perwakilan rakyat hanya sebagai lambang saja,
karena pada dasarnya hanya untuk melanggengkan
kekuasaan saat itu, dampaknya rakyat Indonesia
tidak bisa memilih presiden yang sesuai dengan hati
nuraninya.
d. Di bidang ekonomi, orang-orang tertentu yang
berada dilingkungan sekitar para penguasa akan bisa
menikmati kemudahan berbisnis hingga menggurita.
Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela dimana-
mana. Dampaknya orang-orang menghalalkan
berbagai cara agar tujuannya tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru
ditandai oleh terjadinya perubahan besar dalam pegimbangan politik di
dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde Lama kita tahu
bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI. Namun
pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam
militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya
menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan
memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.
Itulah beberapa sekelumit cerita tentang dan Orde Baru, tentang
bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi di masa itu. Yang
kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan dengan tumbangnya
Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR yang
akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca reformasilah
demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat itu
perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
B. Saran
Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat
politik yang efisien dalam melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde
baru, birokrasi sipil maupun militer secara terang-terangan mendukung
pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial. Hal serupa juga masih
terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa daerah. Beberapa
kasus dalam Pilkada yang sempat terekam oleh media menjadi salah satu
bukti nyata masih adanya penggunaan birokrasi untuk suksesi.
Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu
dan terus bersaing dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari
sebelumnya, harga diri bangsa Indonesia adalah mencintai dan menjaga aset
Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam proses
pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi
kesejahteraan masyarakat umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Fahri. 2022. “Kehidupan Politik dan Ekonomi Masa Orde Baru | Sejarah
Kelas 12”. https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-politik-dan-
ekonomi-masa-orde-baru (diakses tanggal 7 Oktober 2022).
Abdurakhman, Arif Pradono, Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi. 2018. Sejarah
Indonesia Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Akbar, Akhmad Zaini. 1990. Beberapa Aspek Pembangunan Orde Baru, Esei-esei
dari Fisipol Bulaksumur. Solo: Ramadhani.