Puji Syukur kepada kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah yang berjudul Lahirnya Masa Orde Baru ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Yuyun Yuniasih, S.Pd pada bidang Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Indonesia di Masa Orde Baru.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuyun Yuniasih, S.Pd, selaku guru
Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
pada penyusunan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran kami terima agar makalah ini dapat menjadi lebih bermanfaat dan lebih baik lagi
bagi kami kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1 Pengertian................................................................................................................
2.2 Tujuan Terciptanya Orde Baru................................................................................
2.3 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Orde Baru.....................................
a. G30S/PKI.....................................................................................................
b. Tritura dam Pembentukan Front Pancasila
c. Supersemar, Tap MPRS NO XXXIII/1967.................................................
d. Merosotnya Wibawa Soekarno....................................................................
2.4 Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Baru...........................................................
2.5 Stabilisasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi pada Masa Awal Orde Baru.............
2.6 Perbedaan Orde Baru dan Orde Lama.....................................................................
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Orde Baru....................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orde Baru adalah tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan Negara
Republik Indonesia yang diletakkan kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945. Orde Baru merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsipil terhadap praktik-
praktik penyelewengan yang telah terjadi pada masa lampau,yang lazim disebut
zaman Orde Lama. Pengertian Orde Baru yang terpenting adalah suatu Orde yang
mempunyai sikap dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi
kepada rakyat, mengabdi kepada kepentingan nasional yang dilandasi falsafah
Pancasila dan yang menjunjung tinggi azas dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pemerintahan Orde Baru dimulai sejak tahun 1966 – 1998, dengan adanya
Surat Perintah Sebelas Maret, yang kemudian disalahartikan sebagai surat
pemindahan kekuasaan. Pada tanggal 27 Maret 1968, Soeharto diangkat sebagai
presiden hal ini berdasarkan Ketetapan MPRS No. XLIV/MPRS/1968, sampai hasil
pemilu ditetapkan pada tanggal 10 Maret 1983, beliau mendapat penghargaan sebagai
Bapak Pembangunan Nasional.
Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam kali
pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan tahun 1998. Antara
pemerintahan Orde Baru dengan Orde Lama tidak jauh berbeda samasama
menggunakan system “Political and Role Sharing dan Partnership (hubungan
kemitraan) antara sipil dan militer”. Perbedaannya hanya terletak pada dasar
legitimasinya, terbukti bahwa presiden Soeharto memegang kekuasaan Eksekutif
sebagai hasil dari pemilihan MPRS dan MPR sejak tahun 1973. Kekuasaan Eksekutif
yang kuat dan dominan dalam pemerintahan Indonesia tertulis dalam UUD 1945 pasal
5, berbunyi bahwa Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dengan kata lain Presiden memegang
kekuasaan Eksekutif dan Legislatif sekaligus.
a. G30S/PKI
Latar Belakang 30 G 30 SPKI
1. Ketidakstabilan politik masa demokrasi terpimpin. Politik luar negeri yang
condong ke Blok Timur seperti Jakarta-Peking Pyongyang.
2. Konsep Nasakom yang membuat kedudukan PKI Semakin kuat
3. Konflik dengan TNI AD gang aate PKI dalam konflik ini. 7 fokoh TNI dibunuh
oleh PKI di lubong Buaya, Jakarta. Diantaranya;
- Letgen A. Yani
- Mayjen R Soeprapto
- Mayjen Harjano
- Brigjen Soedarjo
- Brigjen D.I Pandjakan
- Maygen S. Parman
- Lettu P.A. Tendean
Pasca G30S/PKI Kondisi politik Indonesia Sangat tidak stabil, Kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Soekarno semakin menurun. Indonesia pun
mengalami krisis ekonomi seperti Inflasi 600%, harga barang melonjak tinggi,
ketersedian bahan pokok langka, kelaparan dan kemiskinan dimana-mana, serta
krisis Sosial. Ironisnya Pemerintah malah mengalakan Proyek Mercure yaitu
membangun bangunan megah seperti Tugu Monas, Stadion Gelora Bung Karno
dan gedung Sarinah. Yang membuat masyarakat marah terhadap pemerintahan
Soekarno darisini muncul aksi aksi untuk menuntut penyelesaian G 30 S PKI
dipelopori oleh KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia pada 10 Januar 1966
tak Hanya KAMI, KAPPI, KAPI, KASI, KABI, KAWI dan KAGI bersatu untuk
membentuk FRONT PANCASILA pada 26 Oktober 1965.
Pada tanggal 22 Juni 1966 Soekarno berpidato tentang "Nawaksara" pidato ini
adalah pertanggung jawaban Soekarno terhadap peristiwa G 30/SPKI. Namun isi
"Nawaksara" ink ditolak oleh MPRS.
Pada Awal Juli 1966. Supersemar dijadikan sebagai Ketetapan MPRS dengan
begitu Soekarnk tidak bisa mencabut SUPERSEMAR serta Kedudukan Soeharto.
Soeharto diberi mandat untuk membentuk Kabanet baru yaitu kabinet AMPERA
yang diresmikan pada tanggal 20 Juli 1966 yang bertujuan untuk menciptakan
stabilitas politik dan ekonomi.
Rehabilitasi Ekonomi
Pemerintah melakukan rehabilitasi pada masa Orde baru adalah Atas gagasan
staf pribadi Presiden Soeharto Para Pakar Ekonomi Universitas Indonesia
1. Menanggulangi Masalah Utang Piutang dengan Diplomasi & Negosiasi Ekonomi
yang kemudian Berhasil mengatur kembali jadwal pembayaran utang yang telah jatuh
tempo
2. Melakukan kerjasama dengan IMF (International Monetary Fund)
Agar mendapat suntikan dana guna pembangunan
Agar transaksi Indonesia diakui oleh international
3. Menetapkan UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) agar
perizinan dipermudah
4. Menetapkan UU No.6 Tahun 1968 Hg Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
agar Investor bebas pajak.
Stabilitas politik dan rehabilitasi ekonomi tersebut adalah sebagai modal bagi
pemerintahan masa orde baru untuk membuat kebijakan pembangunan.
B. Kemauan Politik
Orde Lama : Kondisi Negara masih dalam menikmati kemerdekaan, emosi
nasionalisme yang dimiliki masih sangat tinggi, maraknya proyek mercusuar
diamana dampak dari keinginan untuk terlihat lebih unggul di dalam pandangan
bangsa asing.
Orde Baru : Adanya kemauan politik yan amat kuat dalam mencapai sebuah
kemauan dalam membangun ekonomi serta membuka ruang yang relatif besar
bagi perkembangan modal asing.
C. Stabilitas Ekonomi
Orde Lama : Tingkat dari inflasi masa ini masih sangatlah tinggi
Orde Baru : Adanya penurunan dari tingkat inflamasi
Kekurangan:
Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi si kaya dan si miskin)
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat
Tionghoa)
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang
dibredel
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program "Penembakan Misterius" (atau disingkat sebagai "petrus")
Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden
selanjutnya)
Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak
Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang
efektif negara pasti hancur.
Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga
kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara
dipegang oleh swasta
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Orde baru merupakan tanda akhir bagi kepemimpinan Soekarno dan merupakan
gerbang awal bagi kepemimpinan Soeharto. Orde baru memiliki berbagai tujuan
seperti mengkoreksi total penyimpangan yang ada pada era sebelumnya, dan
menciptakan kehidupan, sosial, politik, ekonomi, dan kultural yang dijiwai oleh moral
Pancasila. Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya orde baru antara
lain yaitu, G30S/PKI, Tritura, Supersemar, terdapat juga gejolak pada masa
kepemimpinan soekarno, lalu keadaan ekonomi yang memburuk, dan adanya
pembentukan front pancasila.
Sistem pemerintahan yang digunakan pada orde baru yaitu presidensial
dengan bentuk pemeribtahan Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang
berlaku. Kondisi politik pada saat awal orde baru sangatlah tidak stabil hal itu
merupakan dampak sisa dari G30S/PKI, namun pada masa orde baru ini pemerintah
berusaha untuk menstabilkan kondisi perpolitikan dengan berbagai macam cara.
Selain kondisi politik kondisi ekonomi Indonesia sangat tidak stabil hal ini dikarenaka
tingkat inflasi yang sangat tinggi yang menyebabkan harga pangan yang tinggi.
Dikarenakan harga pangan yang tinggi tingkat kelaparan dan kemiskinan juga
menjadi sangat tinggi. Selain inflasi krisis ekonomi disebabkan oleh banyaknya
hutang yang Indonesia Miliki.
Terdapat beberapa perbedaan antara orde baru dan lama khususnya pada
orientasi kebijakan ekonomi, kemauan politik, stabilisasi ekonomi, sumber daya
manusia, dan kondisi politik dunia.
DAFTAR PUSTAKA