Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, Inayah, taufik dan hinayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami Gambaran Umum
Perekonomian Indonesia. Penulis mengakui masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
09-September-2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. I
Kata Pengantar.................................................................................................. II
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 4
BAB II Pembahasan
A. Masa Orde Lama……………………………………………………... 5
B. Masa Reformasi………………………………………………………. 8
C. Masa Peralihan……………………………………………………….. 11
D. Masa Orde Baru……………………………………………………… 11
BAB III Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18
Daftar Pustaka................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
*Beberapa masalah ekonomi yang terjadi pada masa Orde Lama, antara
lain;
5
kondisi itu tentu membahayakan bagi keberlangsungan
perekonomian Indonesia pada saat itu.
Dalam menghadapi krisis tersebut, pemerintah menempuh
beberapa kebijakan, yaitu :
1) Pinjaman Nasional
2) Pemenuhan Kebutuhan Rakyat
3) Melakukan Konferensi Ekonomi
2. Masa Demokrasi Liberal ( 1950 – 1957 )
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya
kabinet. Hal ini disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak
tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas mutlak dan hal ini
kemudian membuat pada masa ini perekonomian diserahkan
sepenuhnya kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini akhirnya hanya
memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
Pemerintah terkesan memaksakan sistem pasar dalam
perekonomian, anehnya pemerintah sudah mengetahui dampaknya dan
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi perekonomian.
Usaha-usaha tersebut adalah melalui pemotongan nilai uang,
melanjutkan program Benteng, dan memutuskan hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB). Pemotongan nilai uang dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun,
dikenal dengan sebutan Gunting Syarifuddin. Pemerintah juga
melanjutkan Program Benteng (Kabinet Natsir) dengan maksud untuk
menumbuhkan wiraswasta pribumi agar bisa berpartisipasi dalam
perkembangan ekonomi nasional dan pembatalan sepihak atas hasil-
hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
3. Masa Demokrasi Terpimpin ( 1959 – 1967 )
Demokrasi Terpimpin tidak lepas dari sosok Presiden Soekarno,
sehingga pemikiran Soekarno menjadi dasar bagi pelaksanaan
demokrasi terpimpin. Dalam pidato beliau yang berjudul Kembali ke
Rel Revolusi terbitlah pemikiran Soekarno tentang demokrasi
terpimpin. Demokrasi Terpimpin benar-benar terjadi setelah muncul
6
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Mulai saat itulah Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin. Akibat dari system ini berdampak pada
perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya cenderung
berjalan melalui system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan
aparatur ekonomi Negara bersifat dominan serta mematikan potensi
dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor Negara.
Tidak menunjukkan kondisi perekonomian yang baik justru
berdampak pada adanya devaluasi (penurunan nilai uang yang
tujuannya guna membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar dapat
meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan),
perlunya membentuk lembaga ekonomi, dan kegagalan dalam bidang
moneter. Pada saat ini dibentuk pula Deklarasi Ekonomi, tujuannya
untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara
terpimpin.
Dalam perjalanannya, Indonesia mencatatkan pasang-surut
pertumbuhan ekonomi. JEO ini merangkum jejak pertumbuhan itu dari
masa ke masa pemerintahan tujuh presiden yang pernah memimpin
Indonesia, dari Soekarno sampai Joko Widodo (Jokowi).
Sebagai data awal, per kuartal III-2018, pertumbuhan ekonomi
Indonesia tercatat 5,17 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama
tahun lalu sebesar 5,06 persen. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi
2017 mencapai 5,07 persen, angka tertinggi sejak 2014.
Memang, angka itu masih di bawah pertumbuhan ekonomi masa
pemerintahan Soeharto yang sempat menembus 10 persen, sehingga ketika
itu Indonesia dipuja-puji sebagai salah Macan Asia. Bahkan, kinerja
ekonomi saat ini masih di bawah capaian pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono yang bisa di atas 6 persen.
Namun, kondisi perekonomian Indonesia sekarang tetap dinilai
sudah mulai stabil, setelah mengalami kejatuhan pada krisis 1998. Saat itu
inflasi meroket drastis 80 persen dengan pertumbuhan ekonominya minus.
7
B. Masa Reformasi
Masa reformasi dianggap sebagai tonggak baru
melakukan langkah-langkah :
Negara
bawah Rp 10.000,00
disyaratkan IMF
8
b. Masa Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur ( 20 Oktober
menjalankan pemerintahan.
stabil.
9
3) Sosial dan Politik yang tidak stabil dan semakin parah
selanjutnya.
20 Oktober 2004 )
10
Selain itu Pemerintah melakukan kebijakan ekonomi
berupa :
US$ 5.800.000.000
116.300.000.000.000
selanjutnya.
11
1) Kebijakan mengurangi subsidi BBM Dilatarbelakangi oleh
kesejahteraan masyarakat.
12
merupakan produksi nasional, membawa pendapatan bagi masyarakat
melalui berjalannya mekanisme pasar.
3. Stabilitas Nasional : Merupakan syarat pokok bagi upaya
pembangunan yang berkesinambungan untuk mencapai ke 2 sasaran di
atas, yakni, kehidupan masyarakat dan negara yang stabil.
Trilogi Pembangunan, yang menempatkan pemerataan sebagai ”
prioritas”, mendapat banyak hambatan, terutama masih kaburnya tolok
ukur atau indikator penentuan alokasinya, sehingga hasilnyapun sukar
diukur atau bahkan mudah menyimpang. Oleh karena itu ” pemeratan
hanya dapat dicapai melalui ” Delapan jalur pemerataan ”, yaitu ;
1. Pemerataan Kebutuhan Pokok rakyat
2. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
3. Pemerataan pembagian pendapatan, khususnya melalui usaha-usaha
padat karya
4. Pemerataan kesempatan kerja melalui peningkatan pembangunan
regional
5. Pemerataan dalam pengembangan usaha, khususnya memberikan
kesempatan yang luas bagi golongan ekonomi lemah untuk
memperoleh akses perkreditan dan penggalakkan Koperasi.
6. Pemerataan Kesempatan berpartisipasi khususnya bagi generasi muda
dan kaum wanita
7. Pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi dan
pengembangan wilayah
8. Pemerataan dalam memperoleh Keadilan Hukum.
1. Ekonomi
2. Moneter
13
Program-Program yang dilaksanakan :
Rehabilitasi Ekonomi ;
Kendala-kendala :
Faktor penyebabnya :
1. Isu pemerataan
2. Rendahnya penyerapan Tenaga Kerja
F. REPELITA II ( 1 April 1974 – 31 Maret 1979 )
Keberhasilan Pelita I, menimbulkan dampak terhadap ;
1. Kesenjangan ekonomi
2. Dominasi Modal Asing
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Pemerataan
3. Stabilitas
14
Tantangan yang dihadapi :
15
3. Dampak devaluasi Rupiah yang masih terasa )
4. Inflasi di atas 20 % per tahun
1. Melakukan deregulasi ;
- memberikan kemudahan impor bahan baku industri dalam negeri
16
- Memberikan kemudahan bagi Perusahaan PMA, untuk : melakukan
pinjaman Bank, dan kegiatan distribusi barang & jasa.
2. Melakukan Devaluasi Rupiah ( dari Rp 625/$ menjadi Rp.970/$,
kemudian dari Rp.1.134/$ menjadi Rp.1.644/$, dengan Sistem Kurs
bebas ) , yang bertujuan untuk meningkatkan Ekspor Non Migas,
mengendalikan impor, dan meningkatkan penerimaan pajak.
3. Melakukan kebijakan imbal beli (Counter Purchase)
- Pembeli dari luar negeri diwajibkan membeli barang dalam negeri
minimal = nilai yang di ekspornya.
4. Memperlancar perizinan si bidang produksi, jasa serta investasi.
5. Mobilisasi dana di pasar uang ( dengan mempermudah persyaratan
pendirian Bank umum, perizinan, serta mengizinkan masuknya Modal
Asing )
6. Deregulasi di Bidang perdagangan & hubungan laut ( berupa,
penyederhanaan izin usaha, izin trayek, pembelian kapal,
pengahapusan Tata Niaga Impor, penghapusan bea masuk & bea
masuk tambahan )
7. Penyederhaan proses impor mesin.
8. Penyederhanaan izin masuk dan bekerja bagi Tenaga Kerja Asing
17
3. High Cost
4. Kualitas SDM masih rendah
5. Utang Luar negeri makin meningkat
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perekonomian Indonesia kurang memuaskan. Hal ini disebabkan
antara lain ;
1. Sering terjadi pergantian Kabinet
2. Keadaan Politik & Keamanan yang tidak stabil
3. Kebijakan ekonomi yang sering berubah-ubah.
Pada masa Orde Baru, pembangunan ekonomi di dasarkan pada
kebijakan berdasarkan konsep ” TRILOGI PEMBANGUNAN ”, yang
mengandung 3 ( tiga ) unsur pokok, yang mencerminkan 3 ( tiga ) segi
permasalahan dalam pembangunan sebagai suatu proses kegiatan secara
terus menerus.
B. Saran
4.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://kontencampuran.blogspot.com/2013/02/gambaran-umum-perekonomian-
indonesia.html
20