Anda di halaman 1dari 28

Makalah

Perkembangan perekonomian indonesia

Disusun

Siti Latifah El husna M (1902111936)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Riau

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyel
esaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sangg
up untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat beserta salam semoga dicurahkan ke
pada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di a
khirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa s
ehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas akhir dari mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. terima kasih.

Januari,2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan perekonomian indonesia dari masa ke masa

2.2 Potret perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

2.3 Strategi dalam membangun dan mengembangkan ekonomi di Indonesia

2.4 Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di indonesia

2.5 Tantangan dalam perkembanganan perekonomian yang dihadapi indonesia

2.6 Alasan perkembangan ekonomi harus dilakukan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Ekonomi adalah hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Perekonomian
mengalami perubahan dan perkembangan dari tahun ketahunnya. Termasuk perekonomian di
indonesia, perubahan selalu ada dimana kehidupan dan kebutuhan manusia terus mengalami
pertumbuhan dan perubahan. Banyak perubahan yang terjadi dalam perekonomian, diantaranya
pengangguran, inflasi, kesempatan kerja daln lainnya

Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan dan pertumbuhan ekonomi di indonesia


diantaranya, sumber daya alam, sumber datya modal, sumber daya manusia, budaya, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana perkembangan perekonomian indonesia dari masa ke masa?

2. Bagaimana Potret perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Indonesia?

3. Bagaimana Strategi dalam membangun dan mengembangkan ekonomi di Indonesia?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di indonesia?

5. Apa saja tantangan dalam perkembanganan perekonomian yang dihadapi indonesia?

6. Mengapa perkembangan ekonomi harus dilakukan?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan perekonomian indonesia dari masa ke masa?

2. Untuk mengetahui bagaimana Potret perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

3. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi dalam membangun dan mengembangkan ekonomi di I


ndonesia
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia?

5. Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam perkembanganan perekonomian yang dihadapi
indonesia?

6. Untuk mengetahui mengapa perkembangan ekonomi harus dilakukan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan perekonomian indonesia dari masa ke masa

A. Perekonomian Pada Masa Penjajahan

Indonesia pernah melalui masa-masa kelam ketika dijajah berbagai bangsa asing selama kurang l
ebih 3,5 abad (350 tahun) lamanya. Era penjajahan dimulai ketika mulai runtuhnya dominasi ker
ajaan-kerajaan di indonesia, sehingga perekonomian indonesia sangat tergantung oleh bangsa lai
n yang menjajahnya.

Negara-negara penjajah seperti belanda , inggris hingga jepang masing-masing mengeluarkan ke


bijakan yang mengatur perekonomian masyarakat Indonesia. Dengan demikian sudah bisa diteba
k bahwa perekonomian Indonesia saat itu hanya mengutamakan kepentingan penjajah itu sendiri,
tidak untuk bangsa indonesia sebagai pribumi.

B. Perekonomian Indonesia di Masa Pemerintahan Soekarno

Pada masa pemerintahan soekarno keadaan ekonomi Indonesia sangat jauh dari kata sejahtera. S
aat itu Indonesia dapat lepas dari belenggu Belanda sehingga negara kesatuan Republik Indonesi
a baru lahir. Dikarenakan masih “bayi”, maka untuk hal perekonomian negara Indonesia masih s
ulit dan memprihatinkan.

Bahkan ketika Belanda datang lagi ke Indonesia untuk merebut lagi kemerdekaan Indonesia. Aki
batnya keadaan saat itu ekonomi negeri ini menjadi sangat sulit. Tidak ada penduduk yang dapat
menghasilkan uang yang cukup untuk keluarganya. Hal ini dikarenakan harga pangan mahal dan
upah pekerjaan sangat murah.

C. Perekonomian Indonesia di Masa Pemerintahan Soeharto

Bulan maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan orde baru, Pada masa ini perhatian lebih dit
ujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan sosial. P
ertumbuhan ekonomi diterapkan berdasarkan sistem ekonomi terbuka hingga dengan hasil yang
baik membuat kepercayaan pihak barat (Eropa) terhadap prospek ekonomi Indonesia mulai tumb
uh.

Pada masa orde baru, sebelum rencana pembangunan melalui Repelita dimulai, lebih dulu dilaku
kan pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik juga rehabilitasi ekonomi di dalam negeri.

D. Perekonomian Indonesia Pasca Pemerintahan Soeharto

Ketika Presiden Soeharto turun dari jabatannya pada bulan Mei 1998, ini menandai awal dari seb
uah era baru dalam sejarah Negara Indonesia. Setleh sebelumnya dikuasai oleh rezim otoriter Or
de Baru “Soeharto” selama lebih dari tiga dekade atau dasawarsa, Negara Indonesia memulai fas
e baru yang dikenal sebagai Reformasi. Pada era ini dipandang sebagai awal periode demokrasi d
engan perpolitikan yang terbuka dan liberal di Indonesia. Otonomi yang luas kemudian diberikan
kepada daerah provinsi dan tidak lagi dikuasai sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat.

Pada era reformasi, peranan Pemerintah Pusat sangat dibatasi untuk menangani hanya hal yang b
erhubungan dengan pertahanan, kebijakan luar negeri, kebijakan fiskal-moneter dan ekonomi ma
kro (makroekonomi), peradilan dan agama. Sejak itu daerah menerima bagian pendapatan yang l
ebih besar dari produksi sumber daya alam lokal di Indonesia.

2.2 Potret perekonomian dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia


Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang utama dunia yang terb
esar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia ketiga setelah China dan India. Ekonomi negara ini m
enempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-16 dunia yang artinya Indonesia ju
ga merupakan anggota G-20. Selama 2 dekade Indonesia membangkitan kembali ekonomi, ekon
omi Indonesia yang ditopang dari kegiatan industri dan perdagangan berbasis ekspor menggerak
kan ekonomi Indonesia masuk sebagai salah satu The East Asia Miracle pada tahun 1990an, di m
ana Indonesia mampu menciptakan stabilitas politik, sosial dan pertahanan-keamanan yang menj
adi fondasi ekonomi yang kuat untuk menghasilkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ya
ng tinggi dengan ditopang dari sektor industri manufaktur berbasis ekspor dan industri pengolaha
n sumber daya alam.
Pada tahun 1998 tercatat sebagai sejarah perekonomian terburuk di Indonesia karena pertumbuha
n ekonomi Indonesia pada saat itu mencapai angka minus 13,1 persen. Dengan cadangan devisa
hanya 17,427 milliar dolar AS. Sementara inflasi tercatat sebesar 11,6 persen. Dengan cadangan
devisa yang minim, Bank Indonesia tak memiliki amunisi yang cukup untuk menahan gempuran
perlemahan nilai tukar rupiah. Saat itu rupiah mengalami pemburukan yang sangat cepat dari Rp
2.450 per dolar AS pada Juni 1997 menjadi Rp 13.513 per dolar AS pada Januari 1998. Kondisi t
ersebut membuat perusahaan – perusahaan yang Memiliki utang dalam denominasi dolar terpuku
l, apalagi saat itu belum banyak diterapkan lindung nilai.

Pertumbuhan Perekonomian Indonesia


Setiap tahunnya perekonomian di Indonesia mengalamai pertumbuhan, Perekonomian Indonesia
tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku me
ncapai Rp12.406,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp47,96 juta atau US$3.605,1.Ekonomi
Indonesia tahun 2016 tumbuh 5,02 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2015 sebesar 4,8
8 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan
dan Asuransi sebesar 8,90 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kom
ponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah tangga sebesar 6,62 p
ersen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2017 hanya 5,07 persen dari target
5,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017. Hal ini tid
ak lepas dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 yang hanya sebesar 5,19 persen. Pere
konomian Indonesia 2017 ini yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar
harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp51,89 juta.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 5,17 persen. Angka itu lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2017 dan 2016 yang hanya mencapai 5,07 persen dan
5,03 persen.
Perekonomian Indonesia tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) ata
s dasar harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta.Ek
onomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 seb
esar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa.
Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kompo
nen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) seb
esar 10,62 persen.
Perekonomian Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pe
rtumbuhan sebesar 4,19 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pe
rgudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 29,22 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontra
ksi pertumbuhan masing-masing sebesar 12,81 persen dan 14,16 persen.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebagian besar akibat dampak dari pandemic
Covid 19, berikut dampak Covid 19 terhadap perekonomian di Indonesia :
1. Meluasnya PHK
Pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan yang semakin meluas terhadap para p
ekerja formal dan informal, Kementerian keuangan mencatat, setidaknya ada lebih dari
1,5 juta jiwa pekerja telah dirumahkan dan terkena PHK. Dari angka tersebut 90 persen
dirumahkan dan 10 persen sisanya terkena PHK. Sebanyak 1,24 juta orang merupakan
berasal pekerja formal dan 265 ribu lainnya merupakan pekerja informal.
2. Kontraksi PMI Manufacturing
PMI Manufacturing umumnya menunjukkan kinerja industri pengolahan dalam negeri,
baik dari sisi produksi, permintaan baru hingga ketenagakerjaan yang sangat besar sehi
ngga membawa dampak yang sangat berat utamanya bagi para buruh. Kementerian keu
angan mencatat, PMI Manufacturing Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam
hingga 45,3 atau lebih rendah dibandingkan angka per Agustus 2019 yang masih berada
di angka 49.
3. Kinerja Impor
Kinerja Impor juga mengalami penurunan yang sangat drastic, sngka terakhir menunjuk
an, pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).
4. Dampak Inflasi
Kementerian Keuangan mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020 mencapai
2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan da
n beberapa komoditas pangan.
5. Pembatalan Penerbangan Domestik dan Internasional

3
Kementerian Perhubungan mencatat covid-19 turut menumbangkan industri penerbang
an, setidaknya adalebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara Indonesia dibatalkan se
panjang Januari-Maret 2020, dengan rincian 11.680 untuk penerbangan domestik dan 1.
023 untuk penerbangan internasional.
6. Menurunnya Jumlah Wisman
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) memberikan pengaruh besar terhadap ek
onomi dalam negeri, dan covid-19 telah memberikan pengaruhnya yang sangat massif, t
ak tanggung-tanggung kunjungan wisatawan mancaneggara turun lebih dari 7 ribu wis
man per hari. Kunjungan wisman umumnya didominasi wisman dari China.
7. Kehilangan pendapatan Sektor Layanan Udara
Pembatalan penernbangan dan penurunan wisman tentunya memberikan pengaruhnya t
erhadap angka kehilangan pendapatan di sektor layanan udara mencapai lebih dari Rp 3
00 miliar per hari.
8. Penurunan Okupansi Hotel
Efek domino dari dibatalkan penerbanggan, berkurangnya wisman juga memberikan pen
garuh bagi dunia perhotelan akibat menurunnya jumlah wisatawan mancanegara (wisma
n). Kementerian Pariwisata bahkan mencatat akibat covid-19, Indonesiia telah kehilangan
kucuran devisa dari sector pariwisata terpangkas 50% dibanding tahun lalu. Pun demikian
dengan okupansi perhotelan di lebih dari 6 ribu hotel jumlah penurunanya lebih dari 50 p
ersen

2.3 Strategi dalam membangun dan mengembangkan ekonomi di Indonesia

Kiranya mudah untuk menerima pendapat bahwa tidak ada satu pun strategi pembangunan e
konomi yang cocok digunakan oleh semua negara berkembang yang ingin meningkatkan kesejah
teraan materiil para warganya. Dikatakan demikian karena strategi yang mungkin dan tepat dite
mpuh dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : (a) persepsi para pengambil keputusan tentang pri
oritas pembangunan yang berkaitan dengan slfat keterbelakangan yang dihadapi oleh masyarakat
(b) luasnya wilayah kekuasaan negara, (c) jumlah penduduk, (d) tingkat pendidikan masyarakat,
(e) topografi wilayah kekuasaan negara —apakah negara kepulauan atau daratan(landlocked cou
ntry)—,  (f) jenis dan jumlah kekayaan alam yang dimiliki, dan (g) sistem politik yang berlaku di
negara yang bersangkutan.
Berbeda halnya dengan beberapa dekade yang lalu, dewasa ini kategorisasi negara-ne
gara terbelakang dan sedang membangun sudah berbeda berkat pembangunan ekono
mi yang telah dilaksanakan selama ini, Kategorisasi dimaksud ialah: (1) Negara-negar
a terbelakang yang masih ditandai oleh perekonomian yang agraris sifatnya. (2) Sebali
knya negara-negara yang sedang berkembang ada yang sudah mulai melakukan indust
rialisasi meskipun baru pada tahap permulaan dengan objek-objek yang masih saugat
terbatas seperti di bidang agrobisnis. (3) Befaerapa negara sudah digolongkan sebaga
i "Newly Industrializing Countries "—NIC s—karena tahap industrialisasinya sudah d
emikian jauh sehingga banyak sektor perekonomian yang sudah menerapkan teknolog
i tinggi. Di Benua Asia, khususnya, negara-negara tersebut terakhir ini adakalanya dik
enal dengan istilah "Macan Asia" seperti Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia,
Singapura, dan Indonesia.
Dengan menyimak kategorisasi seperti dikemukakan di atas dan dengan
memperhitungkan faktor-faktor yang dihadapi, dapat disimpulkan adanya dua
bentuk strategi pembangunan yang biasa ditempuh oleh negara-negara sedang
berkembang ialah modernisasi pertanian dan industrialisasi.
Modernisasi Pertanian. Pentingnya modernisasi pertanian harus dipandan
g paling sedikit dari dua sisi. Sisi yang pertama berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dalam negeri sendiri, terutama bahan pangan. Sisi kedua menyangk
ut penumbuhan dan pengembangan agrobisnis yang menghasilkan berbagai ko
miditi untuk ekspor.
Mengenai sisi yang pertama —yaitu pemuasan kebutuhan dalam negeri se
ndiri— dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Yang ingin dihilangkan ial
ah ketergantungan suatu negara kepada negara-negara lain untuk memenuhi be
rbagai jenis kebutuhannya. Menghilangkan segala bentuk ketergantungan mer
upakan sasaran yang sangat penting karena apabila tidak, akibatnya dalam ber
bagai bidang lain seperti bidang politik, persenjataan, pinjaman luar negeri, te
knologi, dan berbagai bidang lain pasti immcul. Dalam kaitan itulah mengapa
sebagian besar negara-negara terbelakang dan sedang membangun pernah
terlibat dengan apa yang dikenal sebagai "revolusi hijau" (green revolutio
n).Seperti dimaklumi, revolusi hijau pada dasarnya bertitik tolak dari dan bero
rientasi pada peningkatan produksi bahan pangan. Semangat tinggi untuk terli
bat dalam revolusi ini didorong oleh keinginan kuat dari negara-negara tersebu
t untuk paling sedikit mengurangi ketergantungannya pada negara-negara lain
untuk penyediaan bahan pokok tersebut dengan sasaran akhir swasembada. Ha
silnya memang sangat menggembirakan bahkan dapat dikatakan mengaguinka
n. Ada beberapa negara yang demikian suksesnya melaksanakan revolusi terse
but sehingga negara-negara yang tadinya harus mengimpor sebagian bahan pa
ngan yang dibutuhkannya, dapat mencukupi kebutuhannya dan bahkan ada ya
ng sudah mampu mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi meskipun demiki
an, masalah yang dihadapi di sektor pertanian cukup banyak dan rumit.
Telah pernah disinggung bahwa struktur perekonomian dari negara-negar
a terbelakang bersifat agraris sentris. Hal ini berarti bahwa sebagian besar pen
duduk adalah masyarakat tani yang pada umumnya tinggal di daerah pedesaan
Telah dicatat pula bahwa sebagian petani tersebut masih menggunakan cara-c
ara bertani yang tradisional karena cara-cara itulah yang sudah mereka kuasai
dan diwarisinya secara turun-temurun dari nenek inoyang mereka. Cara-cara d
emikian terbukti tidak produktif antara lain karena (a) bibit yang digunakan tid
ak tinggi mutunya, (b) cara mengolah tanah yang kurang baik,  (c) sistem iriga
si yang tidak memadai, (d) penggunaan pupuk yang terbatas pada pupuk alami,
(e) kurangnya penggunaan insektisida dan pestisida untuk memberantas hama,
dan (f) kegiatan pasca panen yang berakibat pada tidak sedikitnya hasil produ
ksi yang terbuang.
Faktor-faktor itulah yang menuntut harus terjadinya modernisasi pertanian.
Dalam kaitan ini hams ditekankan bahwa hambatan yang sering dihadapi dala
m modernisasi pertanian bukan semata-mata masalah penguasaan teknik berta
ni secara mutakhir. Bukan pula hanya karena kemampuan ekonomi yang renda
h. Yang jauh lebih penting untuk mendapat perhatian ialah menemukan cara y
ang paling lepat untuk merubah sikap mental dari para petani tersebut.
Para pakar pertanian sering mengemukakan paling sedikit tujuh hal yang
harus menjadi perhatian dalam upaya modernisasi pertanian.
Pcrtama:  Memperkenalkan cara bertani yang modern seperti penggunaan
mesin-mesin yang sesuai dengan topografi wilayah pertanian tertentu. Misalny
a traktor dalam pengolahan tanah, alat penuai masinal, dan alat penyemprot ha
ma. Hal'ini sering dikenal dengan istilah mekanisasi pertanian.
Kedua:  Menggunakan bibit unggul yang telah dikembangkan melalui pen
elitian yang dilakukan oleh para peneliti pertanian dan telah terbukti membuah
kan hasil yang jauh lebih inemuaskan dibandingkan dengan bibit yang selama
ini dikenal oleh para petani. Pada dekade enam puluhan dan tujuh puluhan, mi
salnya, di sektor pertanian padi, ditemukan dan dikembangkan PB5 dan PB8 o
leh "International Rice Research Institute" di Los Banos, Filipina yang ternyat
a menghasilkan padi dalam jumlah yang jauh lebih besar per hektar dibanding
kan dengan bibit-bibit yang biasa digunakan oleh para petani di berbagai negar
a Asia. Dewasa ini upaya untuk menemukan dan mengembangkan varietas un
ggul lain terus berlanjut sebagai bagian dari revolusi hijau tersebut di muka ya
ng memungkinkan hasil pertanian lebih besar lagi.
Ketiga: Penggunaan insektisida dan pestisida untuk memberantas hama y
ang sering merusak tanaman dan pada gilirannya menurunkan produksi hasil p
ertanian. Ternyata melakukannya jauh lebih sulit daripada membicarakan. Par
a petani di negara-negara agraris menghadapi paling sedikit tiga jenis masalah
dalam kaitan ini, yaitu: (a) kemampuan ekonomi yang rendah yang tidak mem
ungkinkan mereka untuk secara mudah menyisihkan dana untuk membeli oba
t-obat tersebut dan oleh karena itulah pemerintah di berbagai negara berkemba
ng memberikan subsidi kepada para petani, (b) para petani sering kurang peng
etahuan tentang manfaat penggunaan dan pemerintah berusaha untuk menyedi
akan tenaga-tenaga penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan keteram
pilan para petani tersebut, dan (c) juga ternyata bahwa hasil pertanian menjadi
terkontarainasi dengan bahan-bahan pemberantas hama yang pasti tidak baik u
ntuk kesehatan manusia.
Keempat: Penggunaan sistem irigasi yang lebih baik agar tanaman meinp
eroleh air yang diperlukannya untuk tumbuh dengan baik dan memberikan has
il yang diharapkan. Masalah irigasi pun bukanlah sesuatu yang mudah untuk d
iatasi. Masalah irigasi bukanlah masalah yang berdiri sendiri akan tetapi berka
itan dengan masalah erosi, penebangan kayu di hutan secara tidak bertanggung
jawab, berkembang pesatnya penduduk yang memerlukan lebih banyak lahan
untuk pemukiman dan bahkan juga "terambilnya" tanah pertanian yang produk
tif untuk kepentingan industri, bahkan juga untuk kegiatan olahraga kaum map
an seperti golf, Akan tetapi terlepas dari itu, sistem irigasi tetap merupakan asp
ek penting dari modernisasi pertanian.
Kelima: Penggunaan pupuk yang lebih intensif. Berbagai jenis pupuk, ter
masuk pupuk kimiawi dan pupuk alam, diperlukan baik untuk kepentingan me
mpertahankan kesuburan tanah maupun untuk meningkatkannya. Masalah ke
mampuan ekonomi dan sikap timbul lagi dalam hal ini seperti tampak pada se
gi-segi lain dari modernisasi pertanian.
Keenam: Intensifikasi pertanian. Jika hal-hal yang telah disinggung di mu
ka terlaksana dengan baik, salah satu hasilnya ialah dimungkinkannya intensifi
kasi. Pada, dasarnya intensifikasi berarti pertanian yang meningkatkan produkt
ivitas tanah—per hektar misalnya—• dengan tetap menanam satu jenis tanama
n andalan tertentu, apakah itu tanaman pangan untuk konsumsi dalam negeri at
au tanaman lain untuk diekspor.
Ketujuh: Diversifikasi dan ekstensifikasi. Kiranya telah umum diketahui b
ahwa yang dimaksud dengan diversifikasi dan ekstensifikasi pertanian ialah up
aya yang sistematik untuk menganekaragamkan jenis-jenis tanaman pertanian
dan tidak terpukau hanya pada satu tanaman andalan. Sasarannya pun ber-mac
am-macam seperti penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan peningka
tan penghasilan para petani.
Di muka telah disinggung bahwa masalah modernisasi pertanian tidak han
ya berkisar pada posisi ekonomi para petani yang rendah yang tidak serta mert
a memungkinkan mereka menggunakan pupuk,, obat hama, dan mekanisasi pe
rtanian. Masalah-masalah tersebut memang merupakan masalah nyata. Akan t
etapi tidak kalah pentingnya ialah mengatasi masalah rendahnya pengetahuan
dan keterampilan pertanian modern, yang pada umumnya mengarah kepada m
asalah sikap mental yang berkisar pada kecenderungan menolak perubahan. E
mpat masalah yang tampaknya menonjol ialah:
1. Masalah tradisi dan adat istiadat yang demikian mengakarnya sehingga
menjadi penghalang bagi peningkatan produktivitas pertanian. Yang dimaksud
ialah bahwa pada umumnya di negara-negara terbelakang dan sedang memban
gun, tanah milik seseorang dipandang sebagai wujud kekayaan dan simbol stat
us yang sangat penting. Demikian pentingnya status tanah sebagai wujud keka
yaan seseorang sehingga suatu keluarga akan berupaya keras agar tanah yang
dimilikinya jangan sampai berkurang dan bahkan jika mungkin bertambah. Or
ang tua tidak akan puas jika tidak mewariskan sebidang tanah kepada anaknya
yang sudah menikah. Memang luas tanah milik seseorang akan kecil karena or
ang tua mewariskan tanah miliknya kepada semua anak-anaknya. Berkurangn
ya luas tanah yang dimiliki dianggap sebagai hal yang wajar. Akan tetapi terda
pat satu implikasi pewarisan tanah yang tidak menguntungkan bagi modernisa
si pertanian, yaitu sulitnya melakukan mekanisasi pertanian yang merupakan s
alah satu sebab turunnya produktivitas pertanian.
2. Harus diakui bahwa hasil pertanian —temiasuk hasil perkebunan, perika
nan, dan peternakan— untuk ekspor dari negara-negara terbelakang dan sedan
g membangun sebagian besar merupakan komoditi lemah dalam pasaran inter
nasional dan sering tidak mampu bersaing dengan negara-negara maju yang ju
ga mengekspor produk pertaniannya. Misalnya, dengan ditemukannya karet si
ntesis, karet alam menghadapi persaingan yang sangat berat di pasaran interna
sional. Demikian juga halnya dengan kopra dan kelapa sawit (Crude Palm Oi
l —CPO)  yang merupakan bahan baku utama untuk berbagai jenis produk jad
i seperti minyak goreng, mentega, sabun, dan lain-lain, Seperti dimaklumi, kin
i terdapat bahan baku substitusi untuk membuat produk-produk tersebut. Untu
k minyak goreng dan mentega, misalnya, kacang-kacangan dan biji-bijian mak
in banyak digunakan. Produknya bahkan makin disukai banyak orang karena k
andungan lexnak dan kolesterol yang lebih rendah ketimbang kopra d.an kelap
a sawit. Sabun pun makin banyak berupa detergen. Oleh karena itu, meskipun
secara kuantitatif para petani dapat meningkatkan produktivitasnya, tidak . den
gan sendirinya berakibat pada peningkatan penghasilan riil para petani. Merek
a dihadapkan kepada masalah peningkatan mutu dan pengetahuan tentang pem
asaran karena hanya dengan demikianlah produk tersebut dapat dipasarkan, ba
ik di dalam negeri dalam rangka swasembada mau-pun untuk kepentingan eks
por.
3. Kalaupun para petani bersedia untuk merubah sikap dan caranya bertani,
mereka menghadapi kendala dalam bentuk ketidakadaan modal yang diperluka
n untuk modernisasi pertanian. Memang benar di berbagai negara terdapat lem
baga keuangan dan perbankan tempat di mana para petani dapat meminta kred
it, Akan tetapi memperoleh kredit bukanlah hal yang mudah dan sederhana kar
ena sebagai organisasi yang mencari laba, lembaga tersebut ingin memperoleh
kepastian bahwa kredit yang diberikan akan kembali pada waktunya, dalam art
i pinjaman dan bunganya. Seperti dimaklumi, bank pada umumnya mengguna
kan lima "C" dalam mempertimbangkan mengabulkan atau tidak pennohonona
n kredit dari para nasabahnya —temiasuk para petani— yaitu Capital, Charac
ter, Capability, Condition, dan Collateral, Di sainping itu, para petani pada u
mumnya belmn "bank-minded." Pemerintah memang membantu dalam menga
tasi pennasalahan ini, antara lain melalui pemberian subsidi dan kebijaksanaan
, perkreditan yang ditujukan untuk mempermudah para petani memperoleh kre
dit, seperti misalnya meniadakan keharusan memberikan agunan (collateral),
4. Sering di negara-negara terbelakang dan sedang berkembang tuan tanali
menguasai areal tanah pertanian yang luas sedangkan para petani hanyn sekad
ar sebagai penggarap. Di samping itu, para tengkulak —yang piuln umumnya t
erdiri dari para pedagang besar hasil pertanian yang tinggal di kota— memaks
akan sistem ijon. Jelas bahwa kedua sistem tersebul sangat merugikan para pet
ani. Untuk menghilangkan atau paling scdikil mengurangi dampak negatif dari
kedua sistem tersebut, hampir semua negara terbelakang dan sedang berkemba
ng melaksanakan landreform. Seperti diketahui dua sasaran utamanya ialah:
(a) membatasi jumlah areal tanah yang dimiliki oleh seseorang, dan (b) agar p
ara petani memiliki tanah yang memungkinkannya memperoleh penghasilan y
ang wajar dari kegiatan pertanian yang ditekuninya.

2.4 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia

A. Sumber daya alam

B. Sumber datya modal

C. sumber daya manusia

D. Budaya

E. Ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.5 Tantangan dalam perkembanganan perekonomian yang dihadapi indonesia


1. Korupsi di Indonesia sudah begitu merajalela
Hampir tidak bisa di pungkiri lagi bahwa bangsa Indonesia salah satu negara
yang paling korup di dunia. Banyak hasil survey yang telah membuktikan. Hal
ini jelas mengherankan karena bangsa kita penganut setia agama. Semua agam
a mengajarkan moralitas tetapi faktanya masyarakat kita melakukan hal yang b
ertentangan dengan nilai-nilai moral agama. Nampak bahwa korupsi di Indone
sia sangatlah meruncing di semua bidang, termasuk di sektor pendidikan. Koru
spi di Indonesia memang sedang mendarah daging dan mengakar hampir di se
mua bidang pekerjaan. Mulai areal parkir sampai gedung wakil rakyat. Seperti
sudah menjadi hal yang biasa. Ditinjau dari aspek ekonomi, korupsi selalu dila
kukan dengan cara-cara tidak sah dalam mendapatkan sesuatu melalui pola da
n modus yang memanfaatkan kedudukan. Mengingat korupsi merupakan
moral yang kurang baik, sudah seharusnya diberantas. Meskipun korupsi di
Indonesia memang sudah membudaya, menjadi kebiasaan yang sangat sulit di
ubah namun bukan berarti tidak bisa diubah. Dimana ada kemauan di situ pasti
ada jalan. Kita harus yakin bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya,
termasuk korupsi, pasti bisa disembuhkan. Obat paling mujarab adalah,
berikan hukuman seberat-beratnya pada pelaku korupsi. Jangan pandang bulu.
2. Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapa
t digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pert
umbuhan ekonomi dapat dilihat melalui tingkat produksi barang dan jasa yang
dapat dihasilkan selama satu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara b
erkembang seperti Indonesia sering terkendala masalah modal dan investasi. I
ndonesia masih bergantung pada modal dari investasi pihak asing untuk menu
njang kegiatan ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi naiknya harga minyak du
nia. Kenaikan harga minyak dunia merupakan akibat langkanya minyak menta
h. Kelangkaan disebabkan menipisnya cadangan minyak serta terhambatnya di
stribusi minyak. Kenaikan harga minyak menyebabkan harga barang pokok lai
n ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat menjadi berkurang dan terjadi pe
nurunan kegiatan ekonomi masyaraka
3. Penyebab jatuhnya nilai tukar Rupiah adalah tidak percayanya investor kepada
Indonesia sebagai ‘tempat yang ramah untuk berinvestasi
4. Inflasi yang sangat tinggi (Hiper-Inflasi).
Penyebab terjadinya inflasi ini adalah beredarnya mata uang pendudukan Jepa
ng secara tak terkendali. Pada saat itu diperkirakan mata uang Jepang yang ber
edar di masyarakat sebesar 4 milyar. Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jaw
a saja, diperkirakan sebesar 1,6 milyar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika
pasukan Sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan meg
uasai bank-bank.
Dari bank-bank itu Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar unt
uk keperluan operasi mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita ak
ibat inflasi ini adalah petani. Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepa
ng petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan mata-uang Jepang.

5. Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi


Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode
lainnya. Perekonomian selalu mengalami kondisi naik-turun. Adakalanya perekon
omian berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga. P
eriode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dan mengalami kemerosota
n serta berada ditingkat paling rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Hal ini bisa diakibatkan oleh kondisi perusahaan-perusahaan yang berada dalam p
erekonomian tersebut. Setiap perusahaan mengalami naik-turun kegiatan dalam ja
ngka panjang yang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business c
ycle).

6. Kemiskinan
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan
antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada
dibawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di
banyak Negara-negara bekembang tidak terkecual di Indonesia.
Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup meliputi makanan, pakaian,
tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan sebagai akibat
berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil. Masyarakat mengalami
penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara umum.
Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf hidupnya
menurun.
Berdasarkan data BPS bulan Maret 2012 jumlah penduduk yang
berada dalam garis kemiskinan berjumlah sekitar 29,13 juta orang (11,96%).
Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89 juta orang dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan ditunjang adanya penurunan
harga komoditas makanan sedikit lebih besar dibandingkan peranan komoditas
bukan makanan.

7. Kesenjangan Penghasilan
Penghasilan digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuh
annya. Dalam masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam ma
syarakat terdapat kelompok masyarkat dengan penghasilan tinggi dan kelompo
k masyarakat dengan penghasilan rendah. Masyarakat yang memiliki penghasi
lan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan primer,
sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok masyarakat yang memiliki
penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun ke
butuhan yang paling dasar.
Perbedaan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertentu menimb
ulkan permasalahan kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan pera
n pemerintah dalam memeratakan penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dil
akukan untuk meratakan kemampuan masyarakat dalam menikmati hasil pemb
angunan. Selain itu, upaya pemerintah dalam meratakan penghasilan bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan dan kecemburan sosial masyarakat.
8. Hutang Luar Negeri
Indonesia memiliki hutang luar negeri yang sangat banyak yakni lebih dari U
SD 100 miliar. Setiap kementerian mempunyai hutang. Indonesia adalah negar
a dengan hutang luar negeri terbesar ke-3 di dunia setelah Brazil dan Meksiko.
Hutang yang terus menumpuk tersebut menyebabkan terjadinya berbagai masa
lah perekonomian seperti nilai mata uang Rupiah yang terus menurun
9. Defisit Anggaran
APBN Indonesia selalu mengalami defisit. Defisit adalah saat ketika anggara
n belanja lebih tinggi dari anggaran pendapatan. Itulah salah satu alasan kenap
a hutang negara kita terus menumpuk. Penyebab utamanya adalah korupsi, per
ilaku pemerintah yang sangat boros anggaran, dan subsidi yang tidak tepat sas
aran.
10. Ketidakmampuan Industrial
Industri di Indonesia kebanyakan hanya merakit barang saja. Kalaupun ada in
dustri besar, industri tersebut pasti milik asing. Perindustrian masih sangat ber
gantung pada ekonomi, bahan baku, dan teknologi asing. Padahal kita memilik
i sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. Namun kare
na kita tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka kita harus meminta bantu
an asing. Akibatnya, sebagian keuntungan dibawa ke luar negeri sedangkan In
donesia hanya mendapatkan pendapatan dari pajak dan upah buruh saja.

11. Pembangunan yang Cenderung Tersentralisasi


Indonesia memang sedang pesat-pesatnya membangun. Tetapi yang dis
ayangkan adalah kenapa hanya kawasan tertentu saja yang dibangun sedangka
n daerah lain ditinggalkan begitu saja. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenja
ngan sosial dan daerah perkotaan menjadi semakin padat. Jika pemerintah mel
akukan pembangunan secara merata, maka setiap daerah akan berkembang leb
ih cepat dan itu juga bisa mempercepat kemajuan Indonesia.

2.6 alasan mengapa perkembangan ekonomi harus dilakukan

Mengentaskan Kemiskinan
            Jika diterima pendapat bahwa masih banyak warga masyarakat yang
hidup dibawah garis kemiskinan, tersirat bahwa suatu negara bangsa bertekat
untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. Mengentaskan kemiskinan antara la
in berarti bahwa warga negara yang tidak mampu memuaskan berbagai kebutu
han primernya secara wajar. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak cukup
melihat mengentaskan kemiskinan semata-mata meningkatkan kemampuaan u
ntuk memenuhi kebutuhan fisik yang bersifat materiil. Jika hanya terbatas  han
ya pada hal itu saja, berarti yang dibicarakan hanya peningkatan taraf hidup or
ang per orang. Dengan kata lain, pengentasan kemiskinan harus pula meningk
atkan mutu hidup. Peningkatan mutu hidup menyangkut berbagai segi lain yan
g bukan berupa segi ekonomis, seperti peningkatan kemampuan untuk menuna
ikan kewajiban sosial, menyekolahkan anak, pengobatan dalam hal sesorang d
an anggota keluarganya yang diserang penyakit, tersedianya dana untuk rekrea
si, serta peningkatan kemampuan menabung. Singkatnya mejadikan para warg
a negara menjadi insan yang mandiri.
-          Menghilangkan Kesenjangan Sosial
Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa di masyarakat ba
ngsa,terdapat segelintir manusia yang (sangat) kaya raya di samping para warg
a negara yang tergolong tidak mampu. Berarti adanya kesenjangan sosial. Pem
bangunan ekonomi harus berhasil menghilangkan atau paling sedikit memperk
ecil kesenjangan tersebut. Berbagai cara yang dapat ditempuh untuk menguran
gi kesenjangan sosial antara lain  ialah sebagai berikut:
Penciptaan lapangan kerja. Para usahawan yang berhasil memupuk keka
yaan yang melimpah berkat penguasaan dan pemilikan berbagain perusahaan
dalam bentuk konglomerat dan sejenisnya, tidak sepantasnya hanya berfikir un
tuk terus melebarkan sayap usahanya dan memupuk kekayaan yang lebih besa
r lagi. Memang tidak ada yang salah bila mereka berfikir dan bertindak demiki
an. Akan tetapi di samping itu, mereka harus menyadari adanya tanggung jawa
b sosial yang dipikulnya. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial tersebut iala
h dengan menciptakan  lapangan kerja bagi warga negra lain yang memerluka
n pekerjaan. Memikul tanggung jawab demikian antara lain berarti bahwa para
usahawan besar jangan hendaknya berfikir semata-mata untuk menekan biaya
menjalankan usaha –biaya berproduksi, pemasaran, promosi dsb. Misalnya de
ngan semaksimal mungkin memanfaatkan teknologi canggih yang pada giliran
ya akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang di perlukan. Dengan kata lain, o
rientasi penyelanggaraan bisnis hendaknya tidak semata-mata padat modal. Ad
a tempat untuk menjalankan usaha dengan pendekatan padat karya. Dengan de
mikian dunia usaha turut berperan aktif dalam mengatasi pengangguran yang
menjadi salah satu sumber kesenjangan sosial termasuk dengan cara menggun
akan tenaga kerja yabng bermukim di sekitar perusahaan jika tersedia tenanga
kerja setempat yang memenuhi persyaratan organisasi atau perusahaan.
Peningkatan mutu kehidupan kekayaan mengurangi kesenjangan sosial tid
ak cukup hanya dengan penyediaan lapangan kerja bagi mereka yang berusaha
meningkatkan mutu hidupnya denga jalan bekerja bagi orang lain berkarya tid
ak sekedar untuk mencari nafkah akan tetapi sebagai upaya untuk mengangkat
harkat martabatnya sebagai insan yang terhormat. Oleh karena itu, mereka ingi
n diperlukan secara manusiawi di ntempat pekerjaan. Para pengusaha dapat m
enjalankan perlakuan demikian dengan
1.      Penyilaan ( supervisi)yang simpatik dengan menggunakan gaya manejerial y
ang sesuai dengan kepribadian para bawahanya.
2.      Kondisi fisik yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di tempat tug
as.
3.      Pemberdayaan di tempat pekerjaan dalam arti pemberian kesempatan dan ke
wenangan untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan dan karir
serta penghasilanya.
4.      Pekerjaan yang menuntut rasa tanggung jawab yang lebih besar.
5.      Jenis dan sipat pekerjaan yang memungkinkan pemanfaatan berbagai jenis p
engetahuan dan keterampilan yang di miliki.
6.      Sistem imbalan yang efektif berdasarkan prinsip keadilan, kewajaran, keseta
raan dengan imbalan orang lain yang melakukan tugas pekerjaan sejenis dan ta
nggung jawab yang sama yang disesuaikan dengan golongan perusahaan.
Peningkatan kepedulian sosial. proses pengurangan kesenjangan sosial da
pat dipercepat apabila para warga negara mampu menunjukan sikap kepedulia
n sosial tinggi. Berbagai bentuknya antara lain ialah penyediaan fasilitas umu
m,turut serta membiayai pendirian rumah-rumah ibadat,mendirikan pusat-pusa
t kesehatan masyarakat,partisifasi dalam perayaan hari-hari besar nasional yan
g diselenggarakan rakyat setempat pemberian beasiswa kepada anak-anak kary
awan dan masyarakat sekitar yang berprestasi,dan mungkin bentuk-bentuk  lai
n yang menunjukan bahwa perusahaan nerupakan bagian dari masyarakat ling
kunganya dan bukan suatu masyarakat yang bersifat ekslusif
Pasokan bahan secara lokal dalam menghasilkna baerang atau jasa tertent
u perusahaan pasti memerlukan bahan, baik merupakan bahan mentah maupun
bahan baku . sepanjang dimungkinkan –dalam arti memenuhi persrtankuantita
s, kualitas, dan kontinuitas pemasokan – mengunakan pasokan secra lokal dap
at pula mengurangi keswenjangan karena para memasok dapat meningkatkan
kegiatan ekonominya dan dengan demikiannya juga penghasilannya. Bahkan
mungkin turut serta menciptakan lapangan pekerjan bagi orang lain, meskipun
dalam jumlah besar.
Sistem perpajakan yang progresif tidak sedikit bagian dari upaya peningk
atan kesejahtraan rakyat menjadi tangguang jawab pemerintah , seperti memeli
hara anak-anak terlantar, memelihara orang-orang lanjut usia, jaminan sosial,
mendirikan gedung-gedung sekolah, pengadaan tenaga pengajar,penyediaan p
asiliatas umum dibidang kesehatan – seperti pusat kesehatan masyarakat, klini
k rumah sakit beserta peralatannya- tenaga medis dan para medis , analis, labo
ran dan lain sebagainya. Bahkan pemerintah menyelenggarakan sangant banya
k pungsi dan tugas dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyrakat dan
dalma pengaturan , termasuk pemliharaan ketertiban dan keamana  nasional\.
Kesemuanaya itu memerlukan dana yang besar karena bidang-bidang tersebut
harus pula dibagun sebagai bagian integral pembanguna  nasional. Jelas bahwa
makin maju  masyarakat bangsa, makin besar dana yang diperlukan pemerinta
h. Salah satu sumebr penerimaan negar untuk membiayai berbagai kegiatan m
aksud  pajak disoroti khusus dari segi pengurangan kesenjangan antar berbagai
kelompok di masyarakat pajak mempunyai ”fungsi pemerataan dan keadilan “
artinya para warga negara yang mampu dikinakan pajak yang secara pogresif l
ebih tinggi dan digunakan untuk meningkat kan mutu hidup masyarakat yang
kuarang mampu, oleh karena itu , kesediaan para warga negara yang mampu d
an kaya untuk membayar berbagai jenis pajaknya.- seperti pajakkekayaan, paj
ak tanah dan bagunan ,pajak penghasilan perorangan , pajak penghasilan bada
n pajak penghasilan badan pajak pertambahan nilai pajak barang-barang mewa
h- dengan jujur dan tepat waktu akan mempunyai arti yang sangat penting dala
m memperkecil kesenjangan tersebut.
Jika kesemuanya itu dilakukan oleh dunia usaha, akan terwujudlah solidar
itas sosial yang pada gilirannya akan mempunyai dampak positif dalam bidan
g-bidang kehidupan lainnya.
-          Tersedianya Dana Untuk Pembangunan Bidang-Bidang Lain
Siapa pun akan menerima pandangan bahwa menyelenggarakan kegiatan
pembangunan yang mencakup seluruh segi 'kehidupan dan penghidupan suatu
masyarakat bangsa memerlukan dana yang besar. Di bidang politik,, misalnya,
dana dalam jumlah besar diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti pembi
ayaan kegiatan lembaga-Iembaga konstitusional, melaksanakan pendidikan po
litik, menyelenggarakan pemilihan umum secara berkala, melaksanakan politi
k luar negeri, dan lain sebagainya. Di bidang pertahanan dan keamanan diperl
ukan dana yang tidak kecil untuk membangun angkatan bersenjata yang andal
karena kepada angkatan bersenjatalah tugas penjagaan keamanan umum, keut
uhan wilayah, eksistensi negara, dan keselamatan nasional dipercayakan. Dana
besar itu tetap harus tersedia meskipun suatu negara dalam keadaan damai dan
tidak menghadapi ancaman perang baik yang datang dari dalam maupun yang
bersumber dari luar negeri. Dana tersebut diperlukan bukan hanya untuk mem
bayar gaji personel angkatan bersenjata dan keluarganya, akan tetapi juga untu
k pemelibaraan peralatan, perlengkapan dan persenjataannya yang secara berk
ala perlu pula dimutakhirkan. Hal senada dapat dikatakan tentang pembanguna
n di bidang sosial budaya seperti pendidikan dengan berbagai tingkatannya, ke
luarga berencana, jaminan sosial, kesehatan, pengem-bangan budaya nasional 
—termasuk bahasa— dan berbagai sub bidang, dan sektor fainnya.
Pembangunan ekonomi harus berhasil karena dengan peningkatan kegiata
n di bidang ekonomi, semakin banyak sumber dana yang dapat digarap dan di
manfaatkan. Peranan berbagai sumber dana tersebut semakin penting karena s
uatu negara bangsa bertekad untuk mengandalkan kemampuan dan kekuatan s
endiri dalam upaya mencapai tujuan nasionalnya. Memang benar bahwa melal
ui kerja sama luar negeri, suatu negara mungkin memperoleh bantuan berupa h
ibah dan pinjaman. Jika dana bantuan seperti itu berupa bantuan tidak mengika
t (untied aid)pemerintah penerima bantuan dapat menggunakannya untuk kepe
ntingan yang dipandangnya paling tepat. Akan tetapi ada pula bantuan yang ha
nya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tertentu yang sudah
disepakati bersama. Penting pula untuk disadari bahwa dalam hal mengusahak
an pinjaman, suatu pemerintah biasanya sangat hati-hati sepanjang menyangku
t jumlahnya, bunganya, dan waktu pengembaliannya dan persyaratan-persyara
tan lainnya. Kehati-hatian itu mutlak diperlukan beban yang harus dipikul oleh
masyarakat bangsa, baik sekarang maupun masa depan berada dalam batas-bat
as kemampuan memikulnya.
-          Terpeliharanya Ketertiban Umum
Di kalangan aparat keamanan sering terdapat persepsi bahwa berkurangny
a, apalagi hilangnya, kesenjangan sosial akan melicinkan jalan untuk terpeliha
ranya ketertiban umum yang mantap. Semata-mata dilihat dari sudut pandang
makin banyaknya warga negara yang mampu mempertahankan tingkat dan mu
tu hidup yang layak bagi manusia dengan harkat dan martabatnya, semakin ber
kurang pula alasan untuk menampilkan perilaku yang disfungsional. Disoroti d
ari sudut pandang itu saja, kemutlakan keberhasilan pembangunan ekonomi m
erupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar.
Dalam pada itu kenyataan di hampir semua negara di dunia, termasuk di n
egara-negara industri paling maju sekalipun, menunjukkan bahwa berbagai jen
is kejahatan dan tindakan kriminal bukan hanya pada skala kecil —seperti pen
copetan, pencurian, penipuan, dan perampokan— yang selalu terjadi. Bentuk-
bentuk dan jenis-jenis tindak kriminal dan kejahatan makin canggih sehingga
"predikatnya" pun makin beraneka ragam seperti kejahatan terorganisasi (org
anized crime) oleh mafiadan gang dan tindak kejahatan orang berdasi (white c
ollar crime), dengan berbagai bentuk seperti pemalsuan kartu kredit, transfer d
ana —kadang-kadang dalam jumlah besar dengan menggunakan "PIN" orang l
ain, perdagangan senjata gelap, penjualan obat-obat terlarang, dan lain sebagai
nya.
Dengan perkataan lain, akan selalu ada warga masyarakat yang ingin men
empuh jalan pintas untuk memperoleh uang. Untuk kepentingan seperti itulah
kemampuan aparat keamanan, terutama polisi, harus ditingkatkan. Meskipun a
nggaran untuk kepentingan seperti itu pasti tersedia, jumlahnya akan dapat dip
erbesar jika pembangunan ekonomi berhasil.
Dari contoh-contoh di muka terlihat bahwa memang tidak ada pilihan lain
bagi suatu negara kecuali mengerahkan segala kemampuan yang ada dan mcn
ggali potensi yang masih terpendam agar tujuan didirikannya negara yang bers
angkutan dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan perekonomian dari masa ke masa terus terjadi. Ada banyak hal yang
menggambarkan bagaimana potret perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Indonesi
a. Pemerintah memiliki banyak strategi dalam membangun dan mengembangkan ekon
omi di Indonesia. Meskipun juga terdapat tantangan dalam dalam mengembangkan
perekonomian tersebut. Namun demikian diharapkan pemerintah mampu untuk
melakukan dan menaklukan perkembangan perekonomian yang ada saat ini untuk
terciptanya kesejahtreraan rakyat indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia
https://thidiweb.com/perekonomian-indonesia/
http://www.tribunnews.com/nasional/2011/03/31/inilah-penyebab-keterpurukan-bang
sa-indonesia
http://thegrian.blogspot.co.id/2011/02/beberapa-permasalahan-dan-solusi.html
http://akbarprakoso.blogspot.co.id/2012/04/krisis-ekonomi-penyebab-dan-usaha.html
https://hikmayogandita.wordpress.com/2013/03/30/masalah-pokok-perekonomian-ind
onesia/

Anda mungkin juga menyukai