Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM EKONOMI DAN PEMBANGUNAN INDONESIA

“PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA”

Kelompok 4

Aurelia Salsabila (2110861007)

Benni Agusta (2110868001)

Eliza Nuzul Fitria (2110861003)

Yoga Hanggara (2110861025)

Dosen Pengampu : Muhammad Thaufan A, S.Sos, M.A

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan karuniaNya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktu. Tak
ketinggalan sholawat beserta sanlam kepada Rasulullah SAW. Yang membuka gudang ilmu
bagi kami.
Makalah ini dibuat agar kita bisa mempelajari dan memahami perubahan struktrul
ekonomi yang ada di Indonesia. Maka dari itu, semestinya bisa jadi pembelajaran bagi
banyak pihak selain dari tujuan utamanya sendiri untuk bahan presentasi dalam mata kuliah
Ekonomi Pembangunan Indonesia.
Tak lupa kami ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan dan penulisan makalah ini. Terutama Bapak Muhammad Thaufan A, S.Sos, M.A
sebagai Dosen Pengampu yang telah memberikan bimbingan serta pengarahannya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini ke depannya.

Padang, 15 Maret 2022

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

Daftar Isi ..................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................3

Bab II Pembahasan ...................................................................................................4

A. Rancangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ..........................................4

B. Pembangunan Ekonomi Di Indonesia………………………………………...4

C. Ekonomi Indonesia ......................................................................................5

D. Ekonomi Indonesia ditengah Krisis 2015……………………………….…......6

E. Pertumbuhan Ekonomi Global dan Krisis Kesehatan 2020………….…...……7

Bab III Penutup ........................................................................................................8

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................8

3.2 Saran.........................................................................................................8

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari beberapa sudut pandangnya, pembangunan ekonomi dianggap sebagai transisi


perekonomian yang memiliki poa sederhana, dengan perekonomian yang lebih beragam dan
maju. Pertumbuhan ekonomi sebenarnya merupakan perubahan dari pendapatan nasional,
menurut Nafziger, 2001. Sebagai sebuah negara yang utuh dan maju, haruslah memiliki pola
eknomi yang terkelola, sejahtera, dan mampu membawa ke tingkat yang lebih baik.

Pemerintah wajib bertanggung jawab terhadap rakyatnya karena ekonomi memang harus
terus tumbuh agar masyarakatnya terjamin kehidupannya. Pastinya berbagai kebijakan akan
dilakukan dan diupayakan pemerintah, maka dari itu produktivitas masyarakat dalam
membangun ekonomi yang lebih baik sangat diperlukan.
Dari latar belakang ini, pentingnya memahami perubahan struktural ekonomi yang pasti
akan menjadi acuan untuk dipahami. Dari hal ini, mengapa perlu bahasan mengenai perubahan
struktur kami bahas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa rancangan pertumbuhan ekonomi Indonesia?
2. Bagaimana bentuk ekonomi di Indonesia: Pertumbuhan, krisi, dan era orde baru?
3. Bagaimana bentuk ekonomi Indonesia?
4. Bagaimana ekonomi Indonesia ditengah krisis 2015?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi global dan krisis kesehatan 2020?

C. Tujuan penelitian
1. Menjelaskan rancangan pertumbuhan ekonomi Indonesia?
2. Menjelaskan bentuk ekonomi di Indonesia: Pertumbuhan, krisi, dan era orde baru?
3. Menjelaskan bentuk ekonomi Indonesia?
4. Menjelaskan ekonomi Indonesia ditengah krisis 2015?
5. Menjelaskan pertumbuhan ekonomi global dan krisis kesehatan 2020?

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Rancangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Indonesia sempat mengalami pertumbuhan ekonomi yang dinamis sejak akhir 1980-an,
terutama jika dilihat antara pertengahan 1990-an dan awal krisis ekonomi 1997. Karena krisis
mata uang Asia dan runtuhnya rezim Suharto, negara Indonesia mengalami resesi dan gejolak
ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mulai dari tahun 1997 hingga 1998. Perubahan
struktural ekonomi Indonesia sebelum dan sesudah krisis 1997-1998 serta mempertimbangkan
transformasi politik dari perspektif kinerja industri dan perdagangan negara. Struktur industri
pada umumnya, tetapi juga berfokus pada manufaktur sebagai mesin pembangunan ekonomi.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui tahapan perkembangan industri di Indonesia saat ini dan apa
saja tantangan industrialisasi mendatang yang akan dihadapi Indonesia.

B. Pembangunan Ekonomi Di Indonesia: Pertumbuhan, Krisis, dan Era Orde Baru


Pulih dari ekonomi politik yang tidak stabil pada awal 1960-an, Indonesia berhasil
mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi sekitar 7% hingga krisis ekonomi
Asia Timur 1997. Pada 1966 sampai 199 PDB meningkat empat kali tapi sayangnya menurun
drastis pada tahun 1998. Hingga tahun 1997, kinerja Indonesia sama impresifnya dengan negara
tetangga. Namun, pada saat krisis ekonomi 4.444 tahun 199798, Indonesia mengalami penurunan
pertumbuhan terbesar yaitu 4.444 dibandingkan negara tetangga di Asia Timur. Antara tahun
1998 dan 2000, Indonesia tertinggal dari 4.444 negara Asia lainnya dalam pemulihan dari 4.444
krisis ekonomi.

Dan Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sepanjang


tahun 1970-an, khususnya dikarenakan ekspansi produksi minyak yang cepat dan kenaikan harga
minyak meningkat pesat sejak tahun 1973. Perdagangan, investasi asing dan pembatasan bisnis
dan asli (asli). Namun lagi-lagi sejak 1982, perekonomian Indonesia melambat akibat
melonjaknya harga minyak.

4
C. Ekonomi Indonesia (1997-2008)
Sejak 1997 atau semester 2 Indonesia mengalami krisis Ekonomi-Moneter. Tapi bukan
karena akibat dari spekulan George Soros. Dia hanya sekedar pemicu krisis yg melanda ASIA,
mulai dari Thailand hingga Korea Selatan & Jepang. Penyebab krisis moneter yang lalu sebagai
krisis ekonomi atau krisis agama pada pemerintah merupakan lemahnya ekonomi makro. Jika
dibiarkan bisa mengakibatkan rendahnya ketahanan ekonomi nasional, lantaran krisis moneter
1997/1998. Pada arti sempit kemerosotan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika namun
mengakibatkan penyimpangan pasar, kenaikan harga yang sama sekali tidak masuk akal,
sembako entah kemana, pengangguran semakin tinggi & menunjuk krisis agama pada
pemerintah.
Apalagi dalam upaya untuk selamat dari krisis, pemerintah menerangkan keragu-raguan:
mengikuti petunjuk letter of intent IMF, menerapkan Sistem Dewan Mata Uang (CBS), IMF Plus
ataukah meninggalkan IMF. Keragu-raguan ini ditimbulkan dari asumsi reformasi ekonomi IMF
menjadi ekonomi liberal yang bertentangan menggunakan Undang-Undang Dasar 1945
khususnya pasal 33. Tetapi setelah 21 Maret 1998, diputuskan untuk membatalkan opsi CBS.
Pembatalan tadi dikarenakan tidak adanya dukungan IMF atau penetapan CBS & kurangnya
cadangan devisa.
Dalam kurun satu dasawarsa, Indonesia sudah mengalami 2 kali guncangan krisis,
pertama yaitu krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi tahun 1998, lalu yang ke dua
merupakan dampak dari krisis finansial pada Amerika Serikat & sebagai krisis keuangan dunia
pada tahun 2008. Ada disparitas akibat ke dua krisis ini terhadap kinerja perekonomian nasional.
Bisa di lihat pada tahun 1998 krisis ekonomi yg terjadi pada Indonesia adalah pengaruh menurut
krisis yang terjadi pada Asia. Tiga hal yang mengakibatkan krisis pada Indonesia waktu itu
merupakan pondasi ekonomi (fundamntal economy), kepanikan pasar (market panic) &
kerentanan ekonomi domestik (vulnerabilities). Ketiga faktor tadi bisa saja menghantam
perekonomian Indonesia bahkan mendorong terjadinya perubahan kepemimpinan yang ada.
Dimasa pemulihan, pemerintah berusaha untuk mengupayakan empat langkah kebijakan, yaitu:
dengan pemulihan permintaan swasta, pemulihan pada agama publik, pembenahan sistem
perbankan yang efisien & resolusi dalam hutang korporat.
Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia pada tahun 2008 bisa dikatakan cukup kuat,
meskipun adanya gejolak dan permasalahan eksternal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara
keseluruhan tumbuh sebesar 6,06% pada tahun 2008, sedikit menurun dari 6,28 % pada tahun
sebelumnya. Peningkatan PDB riil pada tahun 2008 juga diikuti dengan perbaikan pada beberapa
indikator kesejahteraan masyarakat. Di antara mereka terdapat 4.444 orang yang hidup di bawah
garis kemiskinan, turun dari 37,17 juta pada tahun 2007 menjadi 34,96 juta pada tahun 2008.
Tingkat pengangguran terbuka sebesar 4.444 juga mengalami penurunan sebesar 8,39% pada
tahun 2008 dari 9,10% pada tahun 2007. Selain itu, pendapatan per kapita sebagai salah satu
indikator tingkat produktivitas masyarakat 4.444 menunjukkan perkembangan yang sangat
positif dari 4.444 dalam lima tahun terakhir. Pendapatan per kapita adalah 10.610,1 ribu pada
5
tahun 2004, dan terus meningkat dari tahun 2005 hingga 2008 hingga mencapai 21.678,5 ribu
pada tahun 2008. Atau, dengan rata-rata peningkatan pendapatan per kapita nasional sebesar
19,56 persen pada kisaran tahun 2004 dan 2008.

D. Ekonomi Indonesia di tengah Krisis 2015


Pemerintah Indonesia pada awalnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada APBN
2015 sebesar 5,7%. Kementerian Keuangan mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB)
kemungkinan besar mencapai 4,7% dan ini akan menjadi tingkat pertumbuhan paling lambat
sejak 2009. Defisit APBN Indonesia diperkirakan lebih besar dari yang diharapkan sebesar 2,84
juta PDB pada tahun 2015, jauh lebih tinggi dari target. Karena target awal 1,9% tidak jauh dari
batas legal 3% PDB yang diperkenalkan pada tahun 2009, untuk menghindari krisis utang seperti
yang terjadi selama krisis keuangan Asia pada akhir 1990.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan. pemerintah telah menghabiskan Rp 1.810
triliun sementara pendapatan diperkirakan hanya Rp 1.492 triliun. Hal ini diduga karena
rendahnya pemungutan pajak. Pemerintah diduga hanya mengumpulkan 83% (1236 triliun ) dari
target untuk tahun 2015 karena penurunan ekonomi dan juga pemerintahyang telah menetapkan
target pengumpulan pajak dengan gerakan yang terlalu berambisi. Dari sudut pandang
pemerintah, hal ini terjadi karena selama ini pemerintah tidak pernah menganggap pinjaman luar
negeri (IGGI/CGI) sebagai kekurangan belanja pembangunan dalam menyusun APBN yang
seimbang, yang merupakan pos pendapatan pembangunan . Sehingga lupa bahwa pendapatan
pembangunan adalah defisit pengeluaran pembangunan untuk mencapai keseimbangan anggaran.

Selisih pengeluaran untuk pembangunan sama dengan selisih antara tabungan dan
investasi. Penurunan ekonomi yang paling menonjol pada tahun 2015 terutama dicatat oleh
daerah penghasil minyak dan gas utama. Penurunan kegiatan eksploitasi migas akibat dampak
penurunan harga minyak dunia juga berdampak pada aktivitas sejumlah sektor usaha terkait
antara lain usaha industri, perdagangan besar dan eceran, serta sektor konstruksi yang tumbuh
lebih rendah. Selain itu, penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) juga turun tajam sehingga menekan
perekonomian dengan kapasitas fiskal yang terbatas untuk mendorong belanja. Kondisi global
yang buruk menjadi penyebab utama kelesuan ekonomi di kawasan melalui penurunan ekspor
produk-produk utama di kawasan daerah.

Menurunnya kinerja perekonomian di daerah Jawa yang memiliki pangsa produk


domestik bruto (PDB) terbesar di kawasan berkisar (58%) sangat mempengaruhi pemulihan
ekonomi nasional. Lambatna pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa selain dipengaruhi oleh kondisi
global juga dipengaruhi oleh merosotnya perekonomian nasional. Ekpor manufaktur yang
tergeser baik ke luar maupun ke dalam. Fenomena penurunan ekonomi di Pulau Jawa juga
disebabkan oleh menurunnya daya saing industri manufaktur. Meski begitu, konsumsi yang
berkelanjutan di Jawa masih mampu menahan pelemahan ekonomi lebih lanjut. Pembangunan
berbagai proyek infrastruktur, yang mendukung konektivitas dan pertanian, juga telah
6
mendukung perekonomian Jawa, terutama dalam hal investasi dan penyerapan tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih dalam tren yang meningkat. Praduga tersebut
didukung oleh prospek ekonomi dunia yang membaik disertai dengan dampak dari berbagai
kebijakan struktural yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada 2020, pertumbuhan ekonomi jangka
menengah bisa mencapai 6,3 6,8%.

E. Pertumbuhan Ekonomi Global dan Krisis Kesehatan 2020

Indonesia dianggap sebagai raksasa ekonomi masa depan. Sejak pandemi COVID-19,
Indonesia mencatat pertumbuhan PDB negatif pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 1998, dari
5% pada 2019 menjadi 1,5%. Mulanya ekonomi utama yang biasa digerakkan adalah konsumsi
domestik swasta, diikuti dengan pangsa pasar yang besar dari kelas menengah hingga mencapai
70 juta orang (55% dari PDB), dengan masalah utamanya adalah ketegangan perdagangan yang
sedang berlangsung antara Cina dan Amerika Serikat. Dua negara dengan perdagangan utama
dan devaluasi rupiah yang berkepanjangan, dari data berdasar IMF bahwa akan terjadi
peningkatan yang cukup stabil di 5,3% pada tahun 2022, dan ini tergantung pada pemulihan
ekonomi global setelah pandemi yang terjadi.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat kuat pada ekonomi global di
tahun 2020. Dana Moneter Internasional sekarang memperkirakan penurunan 4,9% dalam
aktivitas ekonomi global pada 2020, 1,9 poin persentase lebih rendah dari perkiraan (World
Economic Outlook / WEO April 2020 ), dan yang terburuk dari krisis keuangan global (IMF,
2020). Dampak pandemi begitu nyata melanda kedua sisi yang sebagian besar sektor dan pasar
di Indonesia, terjadinya gangguan permintaan telah meningkat menjadi masalah dan jangka
pendek tidak pasti untuk pertanian, industri, dan sektor jasa.
Selain itu, perbaikan ekonomi global yang diperkirakan masih berlanjut baik di negara
maju maupun negara berkembang akan mendorong peningkatan ekspor yang pada gilirannya
akan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Peningkatan volume perdagangan global dan
harga komoditas dunia yang diperkirakan juga akan mendukung peningkatan permintaan produk
ekspor Indonesia. Kebijakan APBN 2021 berfokus pada belanja untuk mendukung percepatan
pemulihan dan transformasi ekonomi dalam jangka pendek. Belanja negara Rp 2.750,0 triliun
akan dialokasikan Rp 4.444 hingga Rp 1.686,2 triliun (86,3%) untuk kebijakan strategis yang
mendukung pemulihan dan transformasi ekonomi ke depannya dengan kebijakan fiskal yang
tetap berlanjut, dari defisit APBN 2021 mencapai 5,7% setelah 6,3% di tahun 2020. Perlu
diketahui satu-satunya pada tahun 2019 hanya Jakarta yang berstatus high-income di Indonesia.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak yang mengasumsikan bahwa suatu hari di masa mendatang Indonesia akan
menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan akan terus bertumbuh. Sejak
pasca kemerdekaan hingga sekarang, perekonomian Indonesia terus mengalami pasar surut.
Pernah mengalami masa krisis dan peningkatan yang melesat tajam. Perubahan struktural di
Indonesia terdiri dari lima bahasan, rancangan perekonomian, pembangunan ekonomi masa
pertumbuhan, krisis, dan orde baru, ekonomi Indonesia, masa krisis tahun 2015, dan
pertumbuhan ekonomi global serta krisis kesehataan 2020.

B. Saran

Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan
bahan yang tersedia serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Kami sebagai
tim penyusun makalah ini berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan materi sesuai bahan
yang diperoleh. Meski demikian kami berharap hendaknya mampu meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman kami. Kami juga mengharapkan saran dan kritik lain yang ingin disampaikan
oleh para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Darwin Damanik, dkk. 2021. Sistem Ekonomi Indonesia. Pematangsiantar:Yayasan Kita Menulis
Badri Munir Sukoco. Transformasi Ekonomi Indonesia. http://m.mediaindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai