Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FOTOGRAFI

PORTRAIT PHOTOGRAPHY

KELOMPOK 11

FIRLI WAHYUNI (2110861005)

LUTFIA AZZAHRA (2110861011)

MUHAMMAD IHSANUL HAFIDZ (2110862001)

SALMA AZZAHRA (2110862009)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

RINALDI, S.SOS.,M.I.KOM

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tak lupa salawat beserta
salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan
kebenaran bagi seluruh umat manusia.

Makalah yang berjudul "Portrait Photography" disusun untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Fotografi yang diampu oleh Bapak Rinaldi, S.Sos., M.I.Kom. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang potrait photography bagi pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rinaldi selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Fotografi. Ucapan terimakasih kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Makalah ini kami susun semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang kami
miliki. Namun, kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
sebagai penyusun makalah, mohon kritik dan saran yang membangun sebagai koreksi bagi kami
dan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 4 Desember 2021

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………. …………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI ………………………………..…………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………….………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………….…………………………………………………………...1

1.3 Tujuan…………….……………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...3

2.1 Definisi Portrait Photography…………….……………………………………………….3

2.2 Jenis Jenis Portrait Photography………………………………………………………...3-4

2.3 Teknik Portrait Photography…………….……………………………………………...5-9

2.4 Perbedaan Portrait Photography dengan Fotografi Model dan Human Interest
Photography……………………………………………………………………………………9-11

2.5 Aspek Portrait Photography…………….…………………………………………….11-12

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………….13

3.1 Kesimpulan …………….………………………………………………………………..13

3.2 Saran……………………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fotografi potrait merupakan perwujudan kemiripan figur manusia dalam bentuk dua
dimensi/dwimatra. Yang membedakan fotografi potrait dengan jenis fotografi lainnya adalah
dominasi manusia di dalamnya. Dengan kata lain yang menjadi fokus utama dalam fotografi
potrait adalah manusia. Fotografi potrait tidak hanya menonjolkan wajah seseorang sebagai
subjek fotonya namun juga menonjolkan karakter manusia dalam foto tersebut. Fotografi potrait
berusaha menyampaikan sifat, perilaku, dan karakter subjek foto apa adanya.

Dalam fotografi potrait fotografer harus semaksimal mungkin menggambarkan sifat dari
subjek foto. Untuk itu, keterampilan fotografer dalam menghasilkan gambar yang bercerita
sangat diperlukan. Untuk menghasilkan fotografi potrait yang maksimal maka fotografer harus
memahami pemilihan komposisi yang tepat dan pendekatan ke subjek foto beserta
lingkungannya agar subjek menjadi lebih santai sehingga foto yang dihasilkan terlihat lebih
natural.

2.1 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari portrait photography?

2. Apa saja jenis-jenis portrait photography?

3. Bagaimana teknik pengambilan gambar dalam portrait photography?

4. Apa saja perbedaan portrait photography dengan fotografi model dan human interest
photography?

5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam potrait photography?

1
3.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari portrait photography.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis portrait photography.

3. Untuk mengetahui berbagai teknik dalam pengambilan foto portrait photography.

4. Untuk mengetahui perbedaan portrait photography dengan fotografi model dan human
interest photography.

5. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian dalam portrait
photography.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Portrait Photography

Fotografi portrait merupakan salah satu gendre dalam dunia fotografi. Jenis fotografi
yang satu ini banyak dilakukan oleh fotografer pemula. Secara etimologi fotografi portrait
berasal dari kata "protochare" yang berarti mengekpresikan keluar. Fotografi portrait merupakan
salah satu aliran dalam fotografi yang menjadikan wajah seseorang sebagai fokus utamanya.
Fotografi portrait bukan hanya sekedar memotret wajah objek fotonya saja lalu selesai, tetapi
fotografi portrait berusaha untuk menampilkan sisi artistik dari karakter wajah atau air muka
seseorang. Sehingga, foto yang direkam dapat bercerita dan tampak hidup.

Tujuan dari fotografi portrait adalah menonjolkan keartistikan wajah seseorang atau
sekelompok orang melalui ekspresi yang ditampilkan. Fotografi portrait juga dapat
memperlihatkan kepribadian serta perasaan yang tergambar pada subjek fotonya. Fotografi
portrait tidak melulu memperlihatkan seluruh wajah seseorang melainkan juga menampilkan
anggota tubuh lainnya seperti badan dan kaki. Sama seperti jenis fotografi lainnya, dalam portrait
photography juga harus memperhatikan teknik-teknik fotografi. Seperti framing, pengaturan
komposisi foto, pencahayaan, pengambilan angle yang tepat dan sebagainya.

2.2 Jenis-jenis Portrait Photography

Fotografi portrait terdiri atas empat jenis, berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
empat jenis portrait fotografi tersebut.

a. Self Portrait

Self portrait atau yang dikenal dengan potret diri merupakan jenis fotografi yang hanya
melibatkan satu orang sebagai objek fotonya yaitu si fotografer sendiri. Pengertian dari self
potret menurut Susanto adalah lukisan yang menggambarkan potret diri yang bersangkutan.
Dengan demikian, secara sederhananya kita dapat menyimpulkan bahwa self portrait adalah

3
kegiatan untuk memfoto diri sendiri yang mana tujuannya adalah untuk menonjolkan karakter
dan keartistikan figur wajah, tidak hanya itu self portrait juga dapat menyampaikan emosi,
suasana, dan perasaan diri. Fotografi jenis ini sekarang lebih dikenal dengan nama swafoto atau
foto selfie.

b. Portrait Tradisional

Kenapa disebut dengan portrait tradisional? Hal ini dikarenakan jenis fotografi portrait
yang satu ini menggunakan komposisi portrait yang paling tradisional yaitu subjek foto yang
mengarah pada kamera kemudian berpose. Portrait tradisional biasanya dilakukan di studio
dengan latar belakang atau background solid yang formal, seperti warna merah, biru, hijau, atau
hitam putih. Dan biasanya, cakupan fotonya hanya sebatas kepala hingga bahu, meskipun ukuran
ini bukan menjadi patokan. Foto portrait tradisional ini banyak dilakukan untuk foto-foto formal
seperti foto KTP, SIM, dan foto pada Rapor.

c. Portrait Candid

Portrait candid merupakan pengambilan foto portrait secara natural. Artinya subjek foto
tidak diarahkan sama sekali oleh fotografer. Subjek foto tetap melakukan aktivitasnya seperti
biasa dan tugas seorang fotografer yang harus memotret subjeknya dengan baik. Portrait candid
ini berusaha untuk menangkap moment asli dari orang-orang yang berkegiatan di ruang terbuka.
Untuk itu fotografer harus bisa berbaur dengan orang-orang tersebut dan menangkap moment
yang tepat. Contoh dari foto candid ini adalah street fotografi atau fotografi human interest.

d. Portrait Grup

Fotografi portrait bukan hanya sekedar memotret satu objek foto saja, melainkan juga
foto grup atau foto dengan subjek lebih dari satu orang. Seperti foto keluarga, foto dengan teman,
foto perpisahan, foto pada pernikahan, dll.

4
2.3 Teknik Pengambilan Gambar dalam Potrait Photography

Ada beberapa teknik atau hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan foto
potrait yang bagus. Berikut akan dijabarkan lebih jelas mengenai teknik pengambilan gambar
dan pencahayaan agar potrait photography menjadi lebih maksimal.

A. Teknik Pengambilan Gambar dalam Potrait Photography

1. Ekstrim Long Shoot

Teknik ekstrim long shoot merupakan teknik pengambilan gambar yang mencakup area
yang luas di sekitar subjek foto. Hal ini dimaksudkan agar elemen-elemen yang ada di sekitar
subjek utama foto (POI) dapat dimasukkan ke dalam frame. Yang perlu diperhatikan jika ingin
memotret menggunakan teknik adalah komposisi. Fotografer harus mencari komposisi yang
tepat agar dapat menyatukan subjek utama dengan elemen lain di sekelilingnya. Dengan
komposisi foto yang tepat dapat mengarahkan mata tertuju pada subjek foto, namun juga tidak
terdistraksi oleh elemen di sekitarnya. Sehingga fotonya menjadi sebuah kesatuan yang menarik
dan enak dilihat.

2. Long Shoot

Long shoot adalah pengambilan gambar dengan menggunakan area yang cukup (tidak
terlalu luas) untuk memperlihatkan seluruh tubuh subjek foto tanpa terpotong oleh frame. Tujuan
dari teknik pengambilan gambar ini adalah untuk menyorot subjek utama dengan menonjolkan
ekspresi dan interaksinya tanpa ada bagian tubuh yang terpotong.

3. Medium Long Shoot

Ruang yang diambil dari teknik medium long shoot tidak seluas long shoot. Tujuannya
juga hampir sama dengan teknik long shoot, tetapi tidak menampilkan semua anggota tubuh
yang terlihat melainkan hanya dari bawah lutut kaki sampai dengan kepala.

5
4. Medium Shoot

Pada teknik ini area pengambilan gambarnya lebih sempit lagi dari medium long shoot.
Pengambilan gambarnya dimulai dari batas pinggang atau sedikit kebawahnya sampai ke kepala.
Teknik ini bertujuan untuk lebih menonjolkan bahasa tubuh dan ekspresi subjek foto.

5. Close Up

Pengambilan gambar dengan teknik close up ini mengambil area yang lebih sempit, yaitu
dari batas pinggang atau di bawah bahu sampai ke atas kepala. Tujuannya agar ekspresi dan
mimik wajah seseorang dapat terlihat detail. Sebab itulah teknik close up banyak digunakan
untuk memotret kondisi emosional seseorang seperti bahagia, tertawa, menangis, senyum,
merenung, dll. Memotret kondisi emosional seseorang dengan teknik close up akan menambah
kesan yang lebih dramatis dan menggugah emosi orang yang melihat foto.

6. Big Close Up

Pada teknik ini area pengambilan gambarnya lebih sempit lagi dari teknik Close Up yaitu
mulai dari leher atau dari bawah dagu sampai ke atas dahi atau kepala. Tujuan dari teknik big
close up hampir sama dengan close up yaitu memperlihatkan ekspresi, hanya saja teknik big
close up memperlihatkan lebih detail lagi ekspresi wajah dan mimik muka seseorang.

7. Ekstreme Close Up

Teknik ini hanya menampilkan sebagian dari bagian wajah seseorang saja. Bagian wajah
yang ditampilkan merupakan bagian wajah yang terlihat menarik. Seperti hanya bagian mata,
hidung, dan bibir. Tujuannya adalah untuk mengekspos secara lebih detail bagian tertentu dari
wajah seseorang.

6
B. Pencahayaan dalam Portrait Photography

1) Split Light (Pencahayaan Terpisah)

Split Light adalah teknik pencahayaan yang mana sebagian wajah subjek terlihat lebih
terang karena tertimpa cahaya, sedangkan sebagian dari sisi wajahnya yang lain terlihat gelap
karena tertimpa bayangan (separuh gelap-separuh terang). Teknik ini digunakan untuk membuat
gambar terlihat lebih dramatis dan maskulin. Biasanya teknik ini sering dipakai untuk memotret
musisi.

Untuk mendapatkan pencahayaan spilt (terpisah) maka kita harus menempatkan sumber
cahaya di sudut 90° pada sisi kanan atau sisi kiri objek. Dalam teknik ini kita hanya perlu satu
sumber cahaya untuk memaksimalkan bayangan yang akan jatuh pada sisi wajah satunya si
subjek foto.

2) Catchlight

Catchlight merupakan teknik pencahayaan yang mana mata subjek foto merefleksikan
sumber cahaya yang digunakan dalam kegiatan foto tersebut. Jika diperhatikan lagi hasil foto
yang diambil menggunakan teknik ini, maka akan terlihat titik putih kecil pada mata subjek foto,
yang mana itu adalah pencahayaan yang digunakan. Jika mata subjek foto menangkap cahaya
yang digunakan pada saat kegiatan foto, maka itulah yang dinamakan catchlight. Tujuan dari
catchlight adalah membuat bagian mata subjek terlihat terang. Karena, jika mata subjek foto
terlihat gelap, maka foto tersebut akan terlihat seperti mati dan tidak bernyawa.

3) Loop Lighting (Pencahayaan Lingkaran)

Loop lighting dibuat dengan cara menciptakan bayangan kecil dari hidung hingga pipi
subjek. Sumber cahayanya harus sedikit lebih tinggi dari mata sekitar 30-45 derajat dari kamera.
Pada loop lighting bayangan pipi dan hidung tidak menyentuh. Pencahayaan loop lighting ini
adalah pencahayaan yang paling umum digunakan karena tidak terlalu sulit untuk membuatnya.

4) Rembrandt Light (Pencahayaan Rembrandt)

Mengapa pencahayaan ini disebut pencahayaan rembrandt? Untuk menjawab pertanyaan


ini kita perlu melihat kebelakang karena ada seorang pelukis legendaris yaitu, Rembrandt yang

7
seringkali menggunakan jenis pencahayaan ini dalam lukisannya. Pencahayaan rembrandt ini
bisa kita indentifikasikan dengan menemukan segitiga kecil di pipi subjek. Berbeda dengan loop
lighting yang mana bayangan hidung dan pipinya tidak bertemu, pencahayaan rembrandt
sebaliknya, bayangan hidung dan pipi subjek bersentuhan sehingga menciptakan segitiga kecil
yang terperangkap di tengah-tengahnya.

Untuk membuat pencahayaan rembrandt yang paling penting diperhatikan adalah posisi
sumber cahaya. Cahaya harus berada di atas kepala subjek sehingga bayangan dari hidung jatuh
ke bawah menunju pipi. Dan pastikan bagian mata yang tertutup bayangan memiliki cahaya di
dalamnya sehingga foto tidak terkesan mati. Selain itu, rembrandt lighting juga dipengaruhi oleh
wajah seseorang. Jika, fitur wajah seseorang memiliki hidung yang mancung maka pencahayaan
ini dapat menjadi optimal. Rembrandt lighting dapat juga dibuat dengan memanfaatkan sinar
matahari yang menembus jendela.

5) Butterfly Lighting (Pencahayaan Kupu-kupu)

Pencahayaan kupu-kupu dapat kita identifikasikan dengan adanya bentuk bayangan yang
mirip kupu-kupu yang terbentuk di bawah hidung. Untuk membuat butterfly lighting sumber
cahaya diletakkan di belakang kamera dan sedikit ke atas ke arah mata atau kepala subjek.
Biasanya pencahayaan ini digunakan untuk foto glamor karena pencahayaan ini akan
menonjolkan wajah subjek dan juga dapat mengurangi kerutan pada wajah. Pencahayaan ini
cocok digunakan pada subyek yang memiliki tulang pipi menonjol dan wajah ramping.

6) Broad Lighting (Pencahayaan Luas)

Broad lighting ditandai dengan subjek yang sedikit berpaling dari pusat dan salah satu sisi
wajahnya menghadap kamera. Sisi wajah yang menghadap kamera ini lebih terang dan terlihat
lebih luas. Sedangkan sisi wajah yang tidak menghadap kamera akan lebih gelap karena terkena
bayangan dan terlihat lebih kecil. Pencahayaan ini cocok digunakan untuk orang yang
mempunyai wajah kecil dan tirus agar terlihat lebih luas.

7) Short Lighting (Pencahayaan Pendek)

Short lighting merupakan kebalikan dari broad lighting. Dalam short lighting bagian
bayanganlah yang tampak lebih dominan dengan menempatkan lebih banyak wajah subjek di

8
dalam bayangan. Pada short lighting bagian wajah subjek foto berpaling dari kamera mengarah
ke sumber cahaya. Sehingga wajah yang berpaling itu terlihat terang dan sisi wajah yang
menghadap ke kamera terlihat gelap karena terhalang oleh sisi wajah yang satunya.

2.4 Perbedaan Portrait Photography dengan Fotografi Model dan Human Interest
Photography

Walaupun ketiga aliran foto ini menjadikan manusia sebagai objek utamanya (POI),
namun ketiganya tetap memiliki perbedaan. Agar kita tidak kesusahan membedakannya berikut
akan dipaparkan perbedaan dari potrait fotografi dengan fotografi model dan human Interest
photography,

a. Portrait Photography

Fotografi potrait berfokus kepada penggambaran wajah atau raut muka seseorang. Dalam
fotografi portrait fotografer berupaya untuk menggambarkan sifat subjek foto melalui ekspresi
yang mereka tampilkan. Maka untuk itu, fotografer harus peka terhadap ekspresi wajah subjek
foto dan lingkungan yang ada disekitarnya untuk menimbulkan kesan artistik pada foto yang
dihasilkan.

b. Fotografi Model

Model adalah orang yang berpose untuk untuk fotografer. Artinya model ini siap
diarahkan oleh fotografer demi mendapatkan hasil foto yang sesuai. Seorang model akan
mewujudkan ide yang ada di kepala fotografer. Jadi, fotografi model ini adalah gendre fotografi
yang memakai model yang bisa diarahkan sesuai keinginan sang fotografer.

Biasanya fotografi model dilakukan di studio dan tak jarang juga di ruangan terbuka,
sesuai konsep foto. Fotografi model biasanya dilakukan untuk kegiatan komersialisasi. Seperti
memotret model untuk majalah dan iklan produk. Menggunakan model dalam fotografi dengan
tujuan komersialisasi akan menambah daya tarik foto dan memberi kesan kepada audiens bahwa
produk atau iklan tersebut enak, bisa digunakan dengan baik, dan dapat memberikan manfaat.
Terlebih lagi yang menjadi model adalah artis terkenal. Maka akan menambah citra produk.

9
Dari penjabaran di atas dapat terlihat bahwa perbedaan fotografi model dengan potrait
photography adalah dalam segi subjek foto dan tujuan fotonya. Dalam portrait photography
fotografer tidak dapat mengarahkan bagaimana subjek fotonya harus berpose, melainkan
fotografer harus menunggu moment dan melakukan beberapa pendekatan agar subjek foto bisa
lebih bebas berekspresi. Hal ini dikarenakan dalam portrait photography yang ingin ditonjolkan
adalah ekspresi natural oleh subjek foto tersebut. Tentu hal ini bertolak belakang dengan
fotografi model, pasalnya pada fotografi model si fotografer bisa mengarahkan modelnya untuk
berpose sesuai keinginan agar mendapatkan hasil yang foto yang diinginkan. Tujuan dari portrait
photography sendiri adalah untuk menonjolkan sisi artistik figur wajah seseorang dan biasanya
foto portrait ini lebih cenderung menonjolkan estetika foto.

Fotografi portrait ini tetap bisa dijual, itu tergantung fotografernya atau bisa diikutkan
dalam pameran. Namun, portrait fotografi tentu tidak bisa digunakan untuk mengiklankan suatu
produk. Tetapi, bisa digunakan dalam poster karena portrait photography mengandung akan nilai
kemanusiaan. Sedangkan fotografi model tujuannya adalah untuk keperluan komersial misalnya
foto untuk keperluan majalah, koran, buletin, dan iklan suatu produk atau brand tertentu. Dan sisi
kemanusiaan juga tidak begitu terlihat karena jenis foto ini telah disetting sesuai konsep dari
klien atau orang yang menggunakan jasa fotografi model.

c. Human Interest Photography

Human interest photography adalah aliran foto yang menonjolkan kegiatan manusia.
Aliran fotografi ini mencoba menonjolkan manusia dengan segala aktivitasnya dan akan
menimbulkan kesan simpati, iba, dan takjub ketika melihat foto tersebut. Sama halnya dengan
fotografi portrait kedua gendre ini memiliki sisi kemanusiaan (human interest), namun keduanya
tetap berbeda. Fotografi portrait adalah foto manusia tanpa kegiatan yang mana fokus fotonya
(POI) adalah pada wajah subjek foto tersebut.

Sedangkan human interest photography adalah potret manusia dengan aktivitas atau
kegiatan yang dilakukannya. Dalam human interest photography boleh-boleh saja subjek fotonya
menghadap ke belakang asalkan masih melakukan kegiatan. Seperti foto seseorang yang tengah
mengangkat karung di pasar yang diambil dari arah belakang yang menampilkan punggung
subjek fotonya. Namun, hal ini tentu tidak berlaku pada fotografi potrait karena tidak

10
menampilkan ekspresi wajah subjek foto. Karena sejatinya fotografi portrait adalah foto dengan
menampilkan ekspresi wajah seseorang.

2.5 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Portrait Photography

Untuk menghasilkan foto portrait yang maksimal ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh fotografer. Berikut akan dipaparkan lebih jauh mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam fotografi portrait beserta tips dan trik untuk mendapatkan foto portrait yang
maksimal.

1. Headroom

Headroom merupakan ruang yang terdapat pada bagian tepian frame dengan bagian atas
kepala subjek. Dalam foto portrait usahakan headroom yang ada di atas kepala subjek foto tidak
terlalu banyak sehingga memperoleh jarak yang pas dan dapat menonjolkan ekspresi wajah
subjek foto. Cara mendapatkannya bisa dengan mengcrop bagian ruang kosong di atas kepala
subjek atau dengan mengambil gambar dengan angle yang lebih dekat ke arah subjek agar ruang
kosongnya tidak terlalu banyak.

2. Fokus pada Mata Subyek

Jika kita ingin mengambil foto portrait maka saat memfotonya yang menjadi fokus utama
adalah bagian mata. Karena bagian mata merupakan area sentral wajah seseorang. Mata juga
dapat menggambarkan ekspresi subjek foto. Ada beberapa eye contact dalam portrait fotografi
yaitu tatapan mata langsung yang melihat ke kamera, memalingkan pandangan, dan
memejamkan mata.

3. Ekspresi Candid

Hal selanjutnya yang menjadi perhatian dalam portrait fotografi adalah ekspresi candid.
Ekspresi candid penting untuk menciptakan foto portrait yang natural. Pengambilan foto secara
candid tidak melibatkan fotografer dalam pengaturan pose dengan begitu subjek foto menjadi
lebih bebas berekspresi.

11
4. Cahaya yang Bagus

Dalam dunia fotografi cahaya menjadi hal yang penting. Begitu juga dalam portrait
fotografi, memaksimalkan penggunaan cahaya akan membuat hasil foto menjadi lebih bagus.
Sumber cahaya bisa kita dapatkan dari sumber pencahayaan murni seperti matahari. Dan ada
juga sumber cahaya buatan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu split lighting,
rembrand lighting, short lighting, dll.

5. Perhatikan Komposisi

Untuk mendapatkan foto portrait yang bagus kita bisa mencoba segala komposisi. Jika
hanya menempatkan objek foto ditengah-tengah hasil foto tentunya akan kurang menarik. Untuk
itu kita bisa mengaplikasikan berbagai komposisi dalam fotografi seperti rule of third, fiil the
frame, leading line, dll.

6. Mendekat dan berinteraksi dengan subjek foto

Interaksi dengan subjek foto menjadi penting jika ingin mendapatkan foto portrait yang
natural. Dengan mendekat dan berinteraksi dengan orang yang ingin kita foto, maka orang yang
akan kita jadikan objek foto tersebut bisa lebih relaks dan santai. Jika subjek fotonya sudah
relaks, maka ia bisa bebas berekspresi sehingga kita bisa mendapatkan foto portrait yang natural.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mengetahui penjabaran mengenai potrait photography mulai dari definisi, teknik
pengambilan gambar, pencahayaan, sampai pada tips dan triknya membuat kita lebih paham
mengenai fotografi portrait itu seperti apa. Fotografi potrait merupakan jenis fotografi yang
menarik untuk dipelajari karna subjek fotonya adalah manusia yang dekat dengan kehidupan kita
sehari-hari. Teknik-teknik dalam fotografi potrait ini pun dapat terbilang mudah dan dapat
dipelajari oleh fotografer pemula. Artinya fotografer dapat berkreasi sesuai dengan kemampuan
dan kreatifitas nya sendiri.

3.2 Saran

Portrait photography merupakan foto yang bisa dilakukan oleh fotografer pemula karena
subjek fotonya ada disekitar lingkungan kita tinggal yaitu manusia. Tetapi foto portrait tidak
menangkap manusia dengan kegiatannya melainkan manusia dengan segala ekspresinya.
Walaupun subjek fotonya ada disekitar kita dan teknik pengambilan gambarnya pun dapat
dibilang tidak begitu sulit bukan berarti tidak ada tantangan di dalamnya. Oleh karena itu,
sebagai fotografer kita harus terus melatih kepekaan terhadap subjek foto untuk menangkap
momen yang menarik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Saint-D. 2021. "Pengertian Portrait Photography". https://www.saintd.co/2019/01/pengertian-


portrait-photography.html?m=1. Diakses pada 2/12/2021

Perdana, Gian. 2021. "Portrait Photography". https://gianperdana14.wixsite.com/invinite/single-


post/2016/03/30/twitter-turns-10. Diakses pada 2/12/2021

Oktarini, Dinar Surya. 2021. "Mengenal 4 Jenis Fotografi Portrait, Yuk Simak!".
https://www.hitekno.com/gadget/2021/07/02/134132/mengenal-4-jenis-fotografi-portrait-yuk-
simak. Diakses pada 2/12/2021

Bahri, Fathul. 2020. "Sama-Sama Motret Orang, Ini Perbedaan Foto Model, Foto Portrait dan
Foto Human Interest". https://www.antvklik.com/rehat/ini-perbedaan-foto-model-foto-portrait-
dan-foto-human-interest. Diakses pada 3/12/2021.

Hajar. 2015. "MENGENAL MACAM-MACAM TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR (TYPE


OF SHOT)". https://www.kelasfotografi.com/2015/02/mengenal-macam-macam-teknik-
pengambilan.html?m=1. Diakses pada 3/12/2021.

Bornedigital. 2019. "6 Pola Pencahayaan Portrait Yang Wajib Kalian Ketahui!".
http://borneodigital.id/2019/03/15/6-pola-pencahayaan-portrait-yang-wajib-kalian-ketahui/.
Diakses pada 3/12/2021.

14

Anda mungkin juga menyukai