Anda di halaman 1dari 12

JENIS – JENIS FOTOGRAFI

1. Foto udara atau Aerial Photography


Jadi, fotografi udara atau Aerial Photography adalah teknik memotret permukaan bumi atau fitur atmosfer dan
hidrosfer menggunakan kamera yang dipasang di pesawat terbang, roket, drone, satelit yang mengorbit di luar
angkasa termasuk teleskop, balon udara, burung dara, dan lain sebagainya.

2. landscape photography
landscape photography adalah menggambarkan luasnya bentangan alam dengan sudut ruang yang tak terbatas,
jadi landscape photography itu sesuatu yang bisa didokumentasikan dalam sebuah foto.

3. Wildlife photography
Pengertian Wildlife photography sendiri adalah bidang fotografi yang fokus untuk mengabadikan kehidupan
endemik di alam bebas. Tidak seperti memotret hewan di kebun binatang, atau warna-warni bunga di taman.
Wildlife photography menuntut fotografer tidak hanya memotret, namun juga bisa menceritakan apa dan mengapa
hewan atau tumbuhan dalam foto yang dihasilkannya berperilaku seperti itu.

4. Sport photography
Sport photography adalah bidang fotografi yang bertujuan untuk menangkap momentum yang terjadi dalam suatu
bidang olahraga. Foto-foto monumental seperti ekspresi pelari saat mencapai finish, atau contoh lain adalah
momen sesaat sebelum terciptanya gol di pertandingan sepakbola menjadi bukti yang membuat sport
photography menjadi bidang yang spesial.

5. Portrait Photography
Fotografi portrait adalah jenis fotografi yang banyak dilakukan oleh para pemula. Fokus dari fotografi ini adalah
wajah seseorang. Ini tidak berarti fotografer cukup memotret bagian wajah yang bersangkutan saja lalu selesai,
tetapi fotografi portrait berusaha menangkap sisi artistik dari karakter wajah seseorang yang disertai dengan
kemunculan rasa pada foto yang diambil. Sehingga, foto yang direkam tampak hidup dan bercerita seperti halnya
sebuah karya sastra.

6. Architectural Photography

Fotografi arsitektur atau disebut juga dengan fotografi bangunan adalah hasil sebuah karya fotografi yang dapat
menampilkan segalanya tidak hanya untuk kepentingan dokumentasi saja akan tetapi nilai estetika yang
terkandung pada karya tersebut seperti seni, ekspresi, arsitektural, etika, komunikasi, emosi, harmoni dan lainnya
tentu akan tersirat pada foto tersebut. Tidak hanya itu saja, di dalam fotografi memang tidak hanya bisa
menampilkan keindahannya saja dari segi arsitektur

Agar hasil jepretan fotografi portraitnya maksimal, berikut empat tipsnya!


1. Headroom
Headroom merupakan ruang yang tersedia antara bagian tepian frame dan bagian atas kepala subyeknya.
Usahakan agar ruang kosong di atas kepala tidak terlalu banyak sehingga diperoleh jarak yang pas dan jepretan
yang menarik. Jika perlu, Anda bisa potong bagian atas kepala agar tampak full di frame dengan cara di crop
sedikit. Cara lain ialah, coba bergerak mendekat ke arah subyek, lalu zoom in, dan isi space tersebut dengan wajah
dengan orientasi landscape maupun portrait.

2. Fokus pada Mata Subyek


Bagian sentral wajah seseorang adalah mata. Mata mampu bercerita bagaimana suasana hati seseorang. Fokus
pada sorot mata baik itu dengan cara mata memandang ke arah lensa maupun ke arah yang lain entah ke kiri
maupun ke kanan. Cobalah teknik foto full frame jika ingin fokus pada bagian mata obyek. Ikuti rule of third
dengan posisi mata berada pada sepertiga bagian frame.

3. Ekspresi Candid
Nggak gampang ya foto candid. Obyek seolah-olah tidak sadar bahwa dirinya sedang di foto. Foto candid dengan
kualitas yang bagus memiliki kriteria alami, spontan, dan tidak di buat-buat. Hasil akhir dari foto tersebut adalah
subyek berekspresi selepas mungkin, apa adanya dan menjadi dirinya sendiri. Caranya? Yuk, temukan momen
dimana subyek berekspresi senatural mungkin.

4. Cahaya yang Bagus


Pencahayaan yang terang dan jelas belum tentu menghasilkan hasil pemotretan yang bagus. Fotografi portrait
dengan hasil yang bagus sumber pencahayaannya berasal dari cahaya murni seperti matahari. Beberapa teknik
pencahayaan yang digunakan adalah high key lighting (kontras cahaya yang terang), low key lighting(kontras
cahaya yang redup), split lighting (menonjolkan pencahayaan dari satu sisi) dan butterfly lighting (menonjolkan
sisi kecantikan obyek).

1. Fotografi Eksterior
Pada fotografi eksterior ini merupakan pemotretan yang tujuannya adalah untuk memotret tampilan pada luar
bangunan. Untuk itu eksterior ini dapat menggambarkan secara detail pada tampilan luar dari bangunan yang ingin
Anda potret. Tak hanya itu saja, hal ini juga dapat menggambarkan keindahan dari gedung itu sendiri. Ada hal
lainnya yang dapat dijadikan sebagai objek yaitu seperti jembatan, jalan hingga lainnya yang pasti dibuat oleh
manusia. Karya-karya yang dihasilkan disini tentu akan indah dan membuat orang yang melihatnya menjadi
tertarik.

2. Fotografi Interior
Untuk fotografi interior ini adalah merekam dengan berbagai bentuk pada bagian di dalam sebuah bangunan.
Untuk interior ini sebenarnya lebih memfokuskan pada detail-detail di dalam sebuah ruangan. Tak hanya itu saja,
pada fotografi interior ini juga dapat menampilkan sebuah kesan keindahan dan juga kemewahan dari tataan pada
ruang bangunan tersebut. Selain itu, untuk interior fotografi arsitektur ini juga dapat dilakukan dengan
menggunakan cahaya ambient yang ditularkan melalui skylight, jendela dan juga perlengkapan pencahayaan
interior sehingga dapat menghasilkan sebuah karya yang bagus.
3. Fotografi Detail Arsitektur
Yang terakhir yaitu fotografi detail arsitektur. Dimana fotografi detail arsitektur ini merupakan sebuah potret pada
bagian-bagian tertentu yang memang dianggap sangat istimewa dari sebuah bangunan atau dapat menonjolkan hal-
hal yang unik yang ada pada dalam bangunan tersebut. Seperti yang Anda ketahui bahwa tidak setiap bangunan
yang ada memiliki keindahan jika diambil dengan cara keseluruhan. Oleh karena itu, kadangkala detail dari sebuah
bangunan tersebut bisa juga dijadikan sebagai sebuah karya yang mengagumkan.

7. Wedding Photography
merupakan jenis fotografi yang mengabadikan momen-momen penting dalam hidup setiap manusia yakni sebuah
pernikahan, prosesi sakral yang hanya dilalui sekali dalam hidup oleh mayoritas orang
8. Fotografi fashion adalah
genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya. Pada umumnya
fotografi fashion akan berfokus pada pakaian atau aksesoris yang dikenakan model, para fotografer juga cenderung
menggunakan pencahayaan yang dramatis.
9. Macro photography
merupakan teknik fotografi yang pengambilan gambarnya memotret objek dengan jarak yang sangat dekat. Macro
photography akan dapat menampilkan foto secara detail dan terpusat kepada objek yang dituju

10. Foto Keluarga


merupakan foto yang diarsipakan atau disimpan keluarga. Selain sebagai kenang-kenangan juga sebagai sejarah
dari keluarga. Melalui pendekatan fotografi ekspresi, menjadi langkah tepat untuk menyampaikan pesan secara
visual dari sudut pandang pribadi.
Jenis Kamera
Perkembangan teknologi telah bergulir hampir di semua sektor, baik itu bisnis, industri, hiburan, bahkan fotografi. Saat ini
aktivitas yang berhubungan dengan fotografi dan videografi memang menjadi hal lumrah bagi kebanyakan orang, sehingga
tidak heran saat ini banyak diproduksi teknologi bernama kamera.

Sejak pertama kali diperkenalkan, kamera berkembang hingga memiliki berbagai jenis model dan tipe. Setiap jenis kamera
memiliki fungsi yang berbeda di bandingkan jenis lainnya, berikut jenis kamera.

Compact Digital
Compact digital banyak dipilih oleh mereka yang membutuhkan kamera untuk sekadar pengambilan gambar saja. Fitur yang
dimiliki kamera ini bisa dibilang standar, tidak memiliki shoot mode dialer. Namun, kamera ini memiliki mobilitas yang
tinggi.
Compact digital biasa disebut sebagai kamera saku yang cocok digunakan pada acara-acara di dalam ruangan, acara luar
ruangan yang tidak terlalu membutuhkan zoom, dan dokumentasi standar.

Bridge Camera (Prosumer)


Bridge camera atau prosumer merupakan akronim dari professional and consumer. Kamera yang berjenis point and shoot ini
memiliki fitur yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan compact digital. Fitur yang membedakannya dengan kamera
saku antara lain adalah pengaturan exposure dan ISO secara manual. Kemampuan zoom-nya pun lebih mumpuni ketimbang
kamera saku.

Mirrorless Camera
Kamera mirrorless merupakan kamera yang tidak menggunakan cermin, sama seperti halnya dengan yang dimiliki kamera
DSLR. Dengan tidak adanya cermin ini, mirrorless camera bisa memiliki ukuran yang lebih kecil dan tentunya lebih ringkas
disbanding kamera DSLR. Namun, kemampuannya sudah dapat disetarakan dengan kamera DSLR level middle-end.
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh kamera ini adalah lensanya yang bisa dilepas, sama seperti kamera DSLR.

Digital Single Lens Reflex (DSLR) Camera


Seperti pendahulunya di era analog, Digital Single Lens Reflex Camera ini juga memiliki banyak fitur yang berguna untuk
bisa menghasilkan foto-foto yang menarik. Kamera DSLR ini juga memiliki kategori-kategorinya sendiri, mulai dari entry
level, semi-pro, sampai pro.

Boutique Camera
Kamera boutique memiliki sensor full frame dengan kualitas yang tak perlu diragukan, bahkan bisa melebihi kemampuan
dari kamera DSLR. Kamera butik lebih bagus dari full frame DSLR seperti D3S, dan butik APCS seperti X100 mengalahkan
EOS7D dari segi image quality dengan bentuk yang compact.

Digital Rangefinder Camera


Digital rangefinder camera adalah kamera pengintai yang dilengkapi dengan alat pengintai jarak jauh. Alat ini berfungsi
untuk mengukur jarak subjek yang akan dibidik dengan cara menyesuaikan focus lensa objektif kamera berdasarkan open-
loop controller.

Digital Single Lens Translucent (DSLT Camera)


Kamera DSLT memiliki perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan dengan kamera DSLR. Yaitu, dalam cermin
yang digunakan. Dalam kamera DSLT, yang digunakan adalah cermin translucent tetap atau cermin transmisif atau cermin
semi trasnparan. Bagian kecil cahaya direfleksikan ke sensor autofocus, sementara bagian sinar cahaya yang lain melewati
cermin translucent.

Medium Format Camera


Kamera medium format biasanya digunakan untuk kepentingan komersial dari sebuah produk. Karena, kamera ini mampu
menghasilkan gambar yang sangat detail. Keunggulan dari kamera medium format adalah ketajaman dalam menangkap
detail objek yang dibidik.

Action Digital Camera


Action digital camera kini semakin banyak diminati oleh masyarakat seiring dengan kebutuhan untuk berbagai foto dan
video di berbagai media sosial. Umumnya, kamera jenis ini dilengkapi dengan pelindung tahan air, berbagai aksesori, serta
pemasangan yang sesuai seperti pada helm, lengan, sepeda, dan lain-lain.
360-degree Digital Camera
Kamera digital 360 derajat dapat mengambil gambar atau video 360 derajat dengan menggunakan dua lensa back-to-
back dan mengambil gambar pada saat yang bersamaan. Kamera digital 360 derajat dilengkapi dengan mode virtual reality,
built-in-switching, Wifi, dan Bluetooth. Pada kamera jenis ini juga dapat digunakan untuk kepentingan live streaming, namun
beberapa kamera jenis ini juga dapat berperan sebagai action camera.

B. Alat Bantu Fotografi


Didalam fotografi, selain menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat pendukung
untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam setiap
pemotretan dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan kita. Ada 3 jenis alat bantu fotografi yang harus
kita kenali, yaitu:

Alat Bantu Pemotretan


Filter; alat ini berfungsi sebagai penyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan.

Tudung Lensa; alat ini berfungsi untuk menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena
cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan.

Tripod; berfungsi sebagai penyangga kamera.

Monopod; mempunyai fungsi yang sama dengan tripod akan tetapi memiliki bentuk yang berbeda.

Kabel Release; bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan
karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung.
Background; kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan
warna.
Stand Background; alat penyangga background, minimal 2 stand.

Alat Bantu Pencahayaan


Flash atau Blitz; diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/minim, misalnya pemotretan pada
malam hari.

Slave Unit; disebut juga alat sensor, merupakan slave unit yang bekerja menangkap cahaya dari main light untuk menyalakan
sumber cahaya lainnya.

Sincro Cable/Kabel Sinkro; kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya
pemotretan yang lain.
Holder atau Braket; alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan.
Strobo atau Stobe; alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih
besar.
AC Slave; hampir mirip dengan strobe cara kerjanya.
Snoot; alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat.
Payung Reflektor; sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan manjadi lebih lembut.
Reflector; digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light.
Soft Box; sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti piramid.
Barndoors; alat yang berguna untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
Honeycomb/Sarang Tawon; berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh kea rah obyek.
Light Stand; digunakan untuk menyangga lampu studio.
Flash Meter; berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor.
Infrared Sender; mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio.
Trigger; menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro.

Alat Cuci
Changing Bag; kantong hitam kedap cahaya yang berguna untuk mengeluarkan film dari selongsongnya kemudian digulung
di roller dan dimasukkan ke dalam developer tank. Terdapat dua lubang untuk masuknya tangan dan satu lubang besar
dengan dua resleting untuk masuknya peralatan cuci film.
Alat Pemotong/Gunting; untuk memotong film setelah digulung ke roller.
Developer Tank; tabung berbentuk silinder yang kedap cahaya dan digunakan untuk mencuci film secara manual.
Chemical; cairan untuk memproses film (proses cuci), Developer (mengembangkan emulsi), Stopbath (menghentikan
pengembangan), Fixer (menetapkan gambar), Air (membilas hasil cucian dan cetakan), Wetting Agent (menghilangkan
bercak-bercak pada film dan menghindari goresan pada negative chemical diatas, dalam penggunaannya harus berurutan.
Thermometer; untuk mengukur suhu ruangan sebagai patokan waktu dalam mencuci film.
Gelas Ukur; untuk memudahkan dalam menakar banyaknya chemical yang akan digunakan dalam memproses film.
Penjepit Film; alat yang berguna untuk mengerinkan film yang sehabis dicuci dengan cara digantung untuk menghindari
negatif terlipat-lipat dan menghindari baret.

Alat Cetak
Chemical; yang digunakan untuk proses cetak disini sama dengan yang digunakan dalam proses cuci tapi tidak memerlukan
wetting agent.
Bak; berbentuk segi empat untuk tempat chemical cetak yang ukurannya cukup untuk kertas foto yang akan kita cetak.
Penjepit Kertas; untuk menghindari kontak langsung dengan chemical dan meminimalisir baret pada hasil cetakan.
Dryer/Pemanas; mengeringkan kertas foto yang telah dicetak lebih merata agar foto tidak mengalami bercak-bercak.

Alat Penyimpanan dan Perawatan Peralatan Fotografi


Dry Box; lemari anti lembab untuk menyimpan peralatan fotografi.
Waterproof Bag; tas kedap air yang berfungsi sebagai tempat sementara peralatan fotografi pada saat hunting.
Blower Brush; alat yang dapat mengeluarkan semburan udara untuk membersihkan debu yang menempel pada kamera.
Tisu Lensa; tisu khusus untuk membersihkan lensa.
Silica Gel; zat pengering yang digunakan untuk menangkal kelembaban
Pengertian Kamera
Secara definisi kamera merupakan seperangkat alat atau perlengkapan yang berfungsi untuk mengabadikan suatu objek
menjadi sebuah gambar (diam maupun bergerak) yang merupakan hasil proyeksi pada sistem lensa.
Kamera juga memiliki sejarah dan perjalanannya tersendiri seperti manusia yang juga memiliki sejarah dan perjalannya
tersendiri.
Sejarah Kamera
Kamera pada awalnya disebut sebagai camera obscura yang dalam bahasa latin berarti ruang gelap. Camera Obscura
merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau kotak yang dapat memantulkan cahaya melalui penggunaan dua
buah lensa konveks, kemudian menempatkan gambar objek eksternal tersebut pada sebuah kertas atau film.
Nah, film ini kemudian diletakkan pada pusat fokus dari lensa tersebut. Jaman dulu kamera memang memiliki bentuk yang
besar dan kaku alias kotak-kotak.
Namun kini kamera telah jauh berevolusi menjadi semakin canggih, simpel, portable dan praktis sekaligus stylish. Dari yang
dulunya jadul dan konvensional hingga kini yang semakin digital dan fenomenal.
Jenis kamera tentu tidak hanya satu, tetapi sangat amat beragam. Pihak – pihak pengembang kamera ternama seperti Sony,
Nikon, Canon, Panasonic, Lumix dan sejenisnya telah lama mengembangkan kamera yang sesuai dengan beragam kebutuhan
kita.
Jenis kamera yang ada tentunya sudah banyak tergantung dari kebutuhan, tujuan dan budget untuk membuat kamera tersebut.
Dalam dunia fotografi, kita mengenal berbagai jenis kamera yang digunakan untuk menangkap dan mengabadikan setiap
momen dalam hidup kita.
Kegiatan memotret kini tak lagi milik kalangan profesional. Orang awam sekalipun dapat menjadi fotografer. Cara terbaik
untuk mengabadikan moment terbaik adalah manggambil gambar menggunakan kamera. Entah kamera smartphone atau
kamera digital.
Terlebih kini muncul beragam kamera profesional mulai dari harga yang terjangkau hingga mahal, sehingga kita bebas
mengeksplorasi kemampuan kita dengan jenis kamera apapun. Kenali jenis-jenis kamera agar kita tidak salah memilih
kamera yang sesuai dengan kebutuhan kita.
. Compact Digital / Pocket Camera
Kamera jenis ini merupakan kamera digital paling simpel dan sederhana. Dengan ukurannya yang tidak terlalu besar dan pas
di kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih untuk pengguna yang membutuhkan
kamera simpel sekedar untuk mendapatkan foto saja.
Dengan fitur standar yang mudah untuk digunakan. Kamera ini cocok untuk siapa saja yang ingin mengabadikan setiap
momen penting dalam hidupnya. Kamera ini memang di desain agar mudah digunakan oleh siapa saja.
Kamera ini cocok digunakan pada event indoor, event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi standar,
kita yang memiliki mobilitas tinggi tapi tidak mau repot.
Ciri-Cirinya :
1. Bentuknya ringkas
2. Memiliki fitur manual dan otomatis
3. Dapat memilih format foto RAW
4. Beberapa diantaranya memiliki flash external atau aksesoris
5. Lensa sudah mampu menggunakan kombinasi digital zoom
Kelebihannya :
1. Sensor yang lebih kecil
2. Ukuran yang lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana
3. Harga terjangkau
Kekurangannya :
1. Auto focus yang lambat
2. Kualitas gambar yang kurang bersih
3. Kualitas rentang dinamis yang kurang baik
2. Mirrorless Camera
Kamera mirrorless adalah kamera yang tidak memiliki cermin dari jendela bidik optic (viewfinder) seperti kamera DSLR,
namun kualitas gambar yang dihasilkan setara karena image sensor yang digunakan sama besar.

Karena itu, ukuran kamera mirrorless lebih kecil dan ringan dari kamera DSLR
dengan bentuk yang kompak dan lensanya bisa diganti-ganti. Kamera mirrorless sejatinya adalah kamera DSLR yang
dihilangkan bagian pemantul cahayanya (mirrorbox).
Ciri-Cirinya :
1. Ukurannya relatif kecil
2. Beratnya ringan
3. Lensa yang dapat diganti-ganti
4. Hasil bidikan yang dihasilkan tidak jauh beda dengan DSLR
Kelebihannya :
1. Fokus sangat cepat
2. Lensa bisa diganti-ganti
3. Kamera lebih cepat mengambil gambar dibanding DSLR
4. Kualitas gambar yang dihasilkan tidak jauh beda dengan DSLR
Kekurangannya :
Gambar dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit,
terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan objek yang bergerak.
3. Prosumer Camera
Kamera Prosumer adalah sebuah kamera hasil perpaduan dari kamera DSLR dan juga kamera saku. Perpaduan jenis-jenis
kamera DSLR dan kamera pocket terdapat pada bentuk kamera Prosumer yang mirip DSLR namun lebih kecil.
Kata Prosumer diambil dari kata “Professional” dan “consumer”. Kamera yang berjenis “point and shoot” ini memiliki fitur
yang lebih lengkap dari kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan ISO secara manual.
Ada beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk mulai belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan
fungsional daripada kamera DSLR.
Ciri-Cirinya :
1. Kamera Prosumer terdiri dari 2 jenis, yaitu kamera Prosumer berbentuk kamera digital SLR (DSLR) yang juga disebut
sebagai Bridge Camera
2. Sedangkan MILC walaupun lesnanya dapat dilepas, tetapi tidak memiliki cermin reflex dan tentunya juga tidak memiliki
optical viewfinder dan sebgai gantina diakai electronical viewfinder atau layar LCD saja.
Kelebihannya :
1. Memiliki kemampuan ultra zoom yang hebat
2. Ukuran lebih kecil dan ringan dibanding kamera DSLR
3. Fitur mirip dengan kamera DSLR
4. Cocok untuk digunakan pada macro photography
Kekurangannya :
1. Memiliki sensor yang lebih kecil dibanding DSLR
2. Kualitas hasil foto tidak bisa sebaik kamera DSLR
3. Kecepatan auto focus lambat
4. DSLR Camera
DSLR adalah singkatan dari Digital Single Lens Reflex. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat diartikan bahwa ini adalah
jenis kamera lensa tunggal yang memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Viewfinder
(jendela bidik) adalah lubang kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip objek foto.

Ini adalah jenis kamera yang paling banyak digunakan fotografer professional. Namun, saat ini tidak hanya fotografer
professional saja, para pemula dan pecinta fotografi pun banyak yang menggunakannya. Mereka memilihnya karena
memiliki fitur yang lebih komplit dan mampu menghasilkan gambar yang memuaskan dalam kualitas gambar yang
dihasilkan.
Ciri-Cirinya :
1. Menggunakan lensa kit 18-55 mm
2. Lensa yang dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan
3. Aksesoris kamera lebih banyak
Kelebihannya :
1. Lebih fleksibel dalam penggunaan
2. Kualitas gambar lebih memuaskan
3. Fitur fotografi lebih memadai
4. Mudah untuk di upgrade
5. Kinerja sangat mumpuni untuk fotografi
Kekurangannya :
1. Harga relatif lebih mahal
2. Ukuran lebih besar dari kamera lainnya
3. Tidak cocok untuk para pemula
5. Polaroid Camera
Kamera polaroid atau biasa disebut sebagai kamera instant atau kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat
memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan.
Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan sebagai film polaroid. Film polaroid yang dapat
menghasilkan gambar berwarna dinamakan sebagai film polacolor.
Ciri-Cirinya :
1. Memiliki kemampuan mencetak foto langsung jadi.
2. Memiliki film khusus yang dinamakan film polaroid
Kelebihannya :
1. Bisa langsung seketika mencetak foto hasil bidikan kita
2. Model dan desain yang unik dan stylish dan elegan
Kekurangannya :
1. Kualitas kamera tidak sebagus kamera digital lainnya
2. Ukuran foto standar bahkan terbilang kecil
6. Action Camera
Action kamera atau kamera aksi adalah jenis kamera yang kini digandrungi banyak anak muda sekarang ini. Anak muda
jaman now baik yang doyan dengan olahraga ekstrim atau bagi para vlogger alias video blogger.
Kamera aksi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk merekam video ketimbang foto. Dengan bentuknya
yang portable, dan berukuran lebih kecil dari kamera saku membuatnya mudah dipasang dimana saja termasuk di atas
kendaraan atau di atas helm.
Kualitas dari kamera aksi sudah sangat mumpuni. Kamera ini mampu menghasilkan video resolusi Full HD 1080p pada
keceptan 30 frame per detik atau 720p pada kecepatan 60 fps. Artinya kualitas gambar dan video yang dihasilkan sudah
masuk ke dalam kategori High Defenition yang tajam.
Ciri-Cirinya :
1. Memiliki bentuk yang kecil, ringkas dan portable
2. Mempunyai fitur image stabilization untuk penstabil getaran
Kelebihannya :
1. Mampu menghasilkan kualitas gambar HD hingga Full HD
2. Model dan desain yang compact, ringkas dan portable
3. Harga terbilang murah dan sudah waterproof
4. Cocok untuk anda yang memiliki mobilitas tinggi
5. Dapat dipasang memori eksternal hingga 32GB
Kekurangannya :
1. Kualitas foto masih kurang bagus meski sudah berpiksel besar
2. Hasil rekaman video berformat AVI Sehingga ukuran file cenderung besar
3. Tidak ada Wifinya sehingga harus melepas kartu memori terlebih dulu kalau ingin memindahkan file
7. Smartphone Kamera
Siapa yang tak kenal dengan kamera smartphone. Kamera yang saat ini sudah banyak dimiliki dari berbagai kalangan, baik
kalangan remaja bahkan orang dewasa. Kamera smartphone sudah semakin canggih dan beberapa ada yang menyamai
bahkan mengalahkan kualitas kamera digital dengan resolusi yang sangat tinggi.
Seperti Huawei P20 Pro misalnya. Huawei P20 Pro merupakan smartphone yang memiliki kamera belakang triple
camera dengan resolusi 68 MP pertama di dunia. Bayangkan kita memiliki 3 kamera belakang yang memiliki resolusi
sekelas kamera DSLR bahkan lebih.
Karena kepraktisan dan simpelnya itulah serta beragam fitur yang semakin hari semakin canggih, membuat sebagian orang
merasa “cukup” memiliki kamera yang ada dalam hape mereka dan tidak perlu membeli kamera digital yang terbilang mahal.
Ciri-Cirinya :
1. Mempunyai beragam fitur dan aplikasi
2. Memiliki bentuk yang pas di tangan, compact dan praktis
3. Kualitas kamera semakin hari semakin baik dan canggih
4. Beberapa smartphone memiliki harga yang sangat terjangkau
Kelebihannya :
1. Mampu menghasilkan kualitas gambar dan video HD hingga Full HD
2. Model dan desain yang compact, ringan dan portable
3. Harga terbilang murah dan terjangkau
4. Memiliki fitur dan spesifikasi yang kaya
5. Mempunyai beragam aksesoris tambahan
Kekurangannya :
1. Kualitas foto masih kurang jika dibandingkan dengan kamera DSLR
2. Fitur dan pengaturan foto dan video terbatas

Anda mungkin juga menyukai