Anda di halaman 1dari 54

MODUL

FOTOGRAFI
Daftar Isi

Materi Halaman

1. Pengenalan Kamera DSLR .......................................................................................... 1

2. LandasanFotografi. ...................................................................................................... 9

3. Teknik Pencahayaan. ................................................................................................... 11

4. Teknik Dasar Fotografi DSLR .................................................................................... 16

5. Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Pola .................................................................. 22

6. Permainan Fotografi Perspektif .................................................................................... 25

7. Evaluasi Modul Fotografi FIKOM Jayabaya .............................................................. 38


Dasar-dasar Fotografi

I. Pengenalan Kamera DSLR

Siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan kerja keras, kita dapat
menciptakan gambar hebat yang menunjukkan segenap kreasi dan interpretasi terhadap apa
yang dilihat dan dijepret. Nah, seni mengabadikan gambar dengan menggunakan kamera di
sebut dengan Fotografi. Fotografi berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya,
sinar. Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas
adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau lukisan
yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya. Karena dalam
membuat gambar kita menggunakan alat yang disebut kamera, maka sudah tentu kita harus
benar-benar menguasai alat tersebut juga termasuk beberapa teknik dasarnya.
Dalam menggunakan kamera kita mengenal apa yang disebut dengan:
Fokus
Fokus adalah titik api.
Rana
Kecepatan Rana adalah tirai yang bergerak turun naik di dalam kamera yang berfungsi untuk
mengatur berapa lama film hendak disinari. Rana memiliki satuan dengan nomor: B-1-2-4-8-

1
15-30-60-125-250-500-1000-2000. Besar kecilnya satuan rana dapat ditentukan sendiri
dengan mengatur besar dan kecilnya satuan rana serta besarnya diafragma.
Ada beberapa rana dalam kamera. Diantaranya rana celah dan rana pusat. Rana celah ada dua
yaitu: Rana celah vertical dan horizontal. Keduanya terletak di bagian dalam kamera. Dia
bertugas menutup tirai dan mengikuti fungsinya. Rana vertial menutup secara vertikal dan
yang horizontal menutup secara horizontal. Sedang Rana pusat adalah, Rana yang terletak
pada lensa letaknya berdampingan dengan diafragma dan menutupnya dengan cara memusat.
Diafragma

Diafragma adalah lubang dalam lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan
pemotretan. Diafragma memiliki beberapa ukuran atau satuan angka. Setiap lensa
mempunyai perbedaan bukaan diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran diafragma
dimulai dengan 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22. Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita
pilih menghasilkan foto yang berbeda. Bukaan diafragma kecil akan menghasilkan ruang
yang luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat ruang tajam sempit (Blur). Atau
mudahnya, diafragma artinya bukaan lensa. Efeknya, makin besar bukaan, maka makin besar
kecepatan yang dibutuhkan, speed makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin
sempit ruang tajamnya, artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam yang
fokus.
Banyak cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yang antara lain akan jelas
mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat. Misalkan, untuk memotret landscape, dengan
memakai kamera apapun, coba setel ke diafragma paling sempit (angka paling besar) yang
mungkin dicapai, lalu diimbangi dengan penyetelan lama waktu bukaan seperlunya
(perhatikan light meter). Tapi khususnya untuk pemotretan malam, kadang kita tidak bisa

2
mencapai bukaan paling sempit karena terbatas waktu bukaan shutter yang tidak bisa terlalu
lama, apalagi di kamera prosumer yang biasanya terbatas hanya 13 detik maksimum.
Untunglah untuk kamera digital prosumer hal ini tidak masalah. Dengan ukuran sensor yang
jauh lebih kecil daripada satu frame film 35mm maka ruang tajam tetap cukup luas, walaupun
diafragma disetel ke f/3.5 misalnya. Dan, semuanya tergantung bagaimana foto akan kita
buat.
Pencahayaan
Pencahayaan adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera
dengan mengontrol besarnya diafragma dan kecepatan. Dalam pencahayaan, bukaan
diafragma menentukan intensitas cahaya yang diteruskan film. Sedangkan kecepatan rana
menentukan jangka waktu transmisi sinar.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menentukan kombinasi yang tepat antara bukaan
diafragma dengan kecepatan. Salah satunya dengan memilih prioritas diafragma. Maksudnya,
pemotret bisa memilih berapa besar bukaan diafragma yang akan digunakan. Setiap bukaan
diafragma yang dipilih akan membuat hasil gambar yang berbeda. Bila pemotret memilih
menggunakan rana tinggi, maka itu berguna untuk menghentikan aksi. Sedang rana rendah
akan membuat aksi kabur. Sedang untuk mengambil gambar di tempat dengan cahaya yang
kurang maka untuk mengatasinya yang dilakukan oleh fotografer adalah memakai film
dengan kecepatan tinggi. Misalnya Iso 400, 600, 800 atau Iso 1600.
Cara untuk mengukur pencahayaan biasanya ada di setiap kamera. Untuk mengukur cahaya
agar sesuai, kita bisa mensiasatinya dengan cara mengukur telapak tangan atau mendekatkan
kamera kita sekitar 30 cm dari objek. Maka, kita akan mendapatan pencahayaan yang sesuai.
Untuk mendapatkan cahaya yang baik dalam pemotretan biasanya kita akan memilih
memotret pada jam 08.00-10.00 dan 16.00-18.00. Biasanya dalam waktu ini, cahaya dalam
kondisi yang baik, dan tak terlalu keras.
Dalam pencahayaan ada beberapa teknik yang harus diperhatikan. Diantaranya:
Penerangan depan: Sumber cahaya berasal dari depan objek. Cahaya ini akan menghasilkan
gambar yang datar.
Penerangan belakang: Sumber cahaya berasal dari belakang objek. Dengan sumber cahaya
yang seperti ini maka objek yang kita ambil menjadi shiluette (hitam). Pemotretan dengan
sumber cahaya dari belakang dilakukan bila kita ingin membuat sebuah foto shiluete.
Penerangan Samping: Pemotretan dengan memakai sumber cahaya dari samping membuat
objek yang kita ambil akan nampak tegas. Biasanya cahaya ini berasal dari tambahan
penerangan lain seperti lampu, blitz dan lain sebagainya.

3
Lensa
Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi
bayangan, terbalik dan nyata. Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa
normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele. Lensa
normal berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut
pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.
Selain lensa lebar, ada juga lensa tele. Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-
24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan. Lensa tele adalah lensa
yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang
tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa
ini biasanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
Bisanya fotografer menggunakan lensa sesuai dengan kebutuhannya. Bila ingin memotret
benda atau objek yang dekat, atau memotret pemandangan, biasanya mereka menggunakan
lensa normal atau lensa dengan sudut lebar. Namun bila fotografer ingin mengabadikan
sebuah moment tertentu dengan jarak yang jauh, biasanya mereka menggunakan lensa tele.
Dengan demikian, mereka tak perlu repot untuk membidik objek, dan kerja mereka akan
semakin mudah.
Selain lensa normal dan lensa tele, ada juga jenis lensa lainnya yang biasa disebut dengan
lensa variasi atau lensa special (special lense). Biasanya lensa ini digunakan untuk keperluan
tertentu. Contohnya fish eye lens (lensa mata ikan – 180 derajat). Memotret dengan lensa ini
fotografer akan memperoleh hasil yang unik. Namun, lensa ini tidak berfungsi untuk
menyaring sesuatu kecuali mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari
pemotretan biasa.
Bila fotografer ingin mengambil objek dengan ukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat
(mendekatkan pemotret ke objek), umumnya lensa yang dipakai adalah lensa makro. Lensa
ini biasanya juga dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas
prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.
Selain peralatan, untuk menghasilkan sebuah foto yang baik kita juga harus memperhatikan
beberapa hal diantaranya: Komposisi, cahaya, garis, bentuk, tekstur, rupa, warna dan vertical
atau horizontal.

4
Komposisi
Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek
menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga
dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek.
Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan kepekaan dan “rasa” (sense). Untuk itu
sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi
yang baik.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik.
Diantaranya:
Sepertiga Bagian (Rule of Thirds). Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya
dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita
menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang
umum dilakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.
Sudut Pemotretan (Angle of View). Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto
adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan
pemotretan. Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil
yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah
dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang
dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

5
Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve. Di dalam pemotretan Nature,
pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini
dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon,
ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain. Elemen-elemen
yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola
Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.
Background (BG) dan Foreground (FG). Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda
yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini
merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek.
Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau
FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya.
Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan
diafragma.
Beberapa teknik sudut pengambilan sebuah foto, yaitu:
Pandangan sebatas mata (eye level viewing); paling umum, pemotretan sebatas mata pada
posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat
menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti
menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera
berada sejajar dengan subjek.
Pandangan burung (bird eye viewing); bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat
rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti „kecil‟/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti
untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.
Low angle camera; pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi
perspektif yang secara teknis dapat menurunkan kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini
dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok
pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat
sedikit „normal‟. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang „dunia‟ orang dewasa.
Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar
yang tinggi.
Frog eye viewing, pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah,
hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan
sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.
Waist level viewing, pemotretan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata
(tanpa harus mengintip dari jendela pengamat). Sudut pengambilan seperti ini sering

6
digunakan untuk foto-foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan
foto seperti ini adalah spekulatif.
High handheld position; pemotretan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan
kedua tangan dan tanpa membidik. Ada juga unsur spekulatifnya, tapi ada kiatnya yaitu
dengan menggunakan lensa sudut lebar (16 mm sampai 35 mm) dengan memposisikan
gelang fokus pada tak terhingga (mentok) dan kemudian memutarnya balik sedikit saja.
Pemotretan seperti ini sering dilakukan untuk memotret tempat keramaian untuk menembus
kerumunan.
Film
Film adalah media untuk merekam gambar yang terdiri dari lempengan tipis dengan emulsi
yang peka cahaya. Karena peka cahayalah yang membuat film harus disimpan dalam kotak
atau tabung yang tak terkena cahaya. Film mempunyai ukuran 35mm dan 120mm atau
disebut medium format.
Ada beberapa jenis film. Diantaranya:
NEGATIF FILM: Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film
sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada
gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena bagian terang dari
objek memantulkan banyak cahaya ke film dan menghasilkan area gelap.
X- RAY FILM: Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah.
Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka
dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa
digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
POLAROID FILM: Polaroid film adalah film yang digunakan untuk menghasilkan foto
dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif. Dahulu banyak fotografer professional
yang menggunakan kamera ini namun semakin hari kamera dan film jenis ini sudah
ditinggalkan. Hanya sebagian fotografer yang masih memakainya. Film Polaroid ditemukan
oleh dr Land.
ORTHOCHROMATIC FILM: Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak
pada merah.
MEDIUM FILM: Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling
popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang
terang/cerah.
Iso

7
Iso adalah standard untuk kategori film yang digunakan yang mengindikasikan besar
kepekaan film terhadap cahaya. Semakin kecil angka iso, semakin rendah kepekaannya
terhadap cahaya. Kepekaan cahaya ini sangat menjadi prioritas dalam pemotretan. Biasanya
bila kita ingin memotret pada suasana cahaya yang terang maka, kita dianjurkan memakai
film dengan Iso 100 atau film dengan kecepatan rendah. Ukuran Iso pada film ada berbagai
jenis ukuran: 25-50-100-200-400-600-800 dan 1600.
Filter
Penyaring dalam bentuk kaca yang tembus cahaya yang mempunyai ketebalan rata . Filter
biasanya dipasang di ujung depan lensa. Ada beberapa jenis filter, diantaranya:
POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator
warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek
tertentu.
POL COLOR FILTER: Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator
warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek
tertentu.
POL CONVERSION FILTER: Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi
warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan
film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.
POL FIDER FILTER: Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
POLARIZING CIRCULAR FILTER: Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan
keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan
filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.
POLARIZING FILTER: Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala
permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain
dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah
saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
ND FILTER: Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8
kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.
NEBULA FILTER: Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang
berpelangi.

8
II. Landasan Fotografi
Mengenal Teknik Dasar Fotografi secara singkat padat dan jelas agar lebih mudah di
mengerti. Teknik ini sangat mendasar, tetapi dapat menjadi landasan dan bisa dikembangkan
lebih lanjutnya. Yang akan dibahas dalam Teknik Dasar Fotografi kali ini adalah
Pencahayaan, Komposisi, Sudut Pandang Kamera dan Kontras yang Tajam. Berikut
adalah pembahasannya.

Pencahayaan
Pengaturan pencahayaan merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar
yang menarik. Pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma
(aperture) dan kecepatan (shutter speed) serta ISO, Tiga segitiga emas ini adalah yang
terpenting dalam fotografi. Setiap Obyek harus memiliki atau dilingkupi cahaya agar dapat
diambil gambarnya. Contoh berbagai macam tipe cahaya pada obyek foto
• Front Lighting, Cahaya berasal dari arah depan obyek, sejajar dengan kamera
• Side Lighting, Cahaya berasal dari arah samping obyek
• Back Lighting, Sumber cahaya membelakangi obyek, cahaya menghadap ke arah
kamera
• Hair Lighting, Sumber cahaya tepat diatas obyek foto
Komposisi
Komposisi merupakan susunan dari berbagai obyek dalam gambar sehingga
kehadirannya dapat membangun atau mengacaukan sebuah gambar. Sebelum
mengambil gambar, pandanglah sebuah obyek dari berbagai sudut rendah/tinggi, jauh/dekat,
berkelilinglah mengitari obyek agar menemukan kompisisi yang diinginkan. Komposisi
merupakan perpaduan antara posisi, proporsi, garis, dan lainnya.
• Posisi, Mengatur peletakan dari suatu objek baik melalui pengaturan fasilitas kamera,
sudut pandang, dan pengaturan dari objek.
• Proporsi, Ketika Anda akan mengambil suatu gambar, cobalah melihat sekeliling
objek itu dan tentukan pula tujuan atau pesan yang Anda inginkan saat Anda
mengambil gambar tersebut.

9
• Garis, mengarahkan mata pada suatu titik pandang tertentu. Garis yang bergelombang
dan melengkung memberikan kesan ketenangan, garis tebal dan lurus serta diagonal
memberikan kesan dinamis dan memperkuat gambar.
• Bentuk, menonjolkan bentuk satu sisi dengan penerangan muka, sedangkan untuk
penampilan pola pencahayaan belakang lebih baik.
• Peletakan Posisi Objek, objek yang ditempatkan tidak ditengah lebih menarik
daripada objek diletakkan ditengah.
• Diagonal yang Dinamis, menampilkan kesan gerakan dan menampilkan kedalaman.
• Kesederhanaan, meniadakan objek yang tidak perlu, latar belakang yang bersih,
akan membuat gambar tampak menarik
Sudut Pandang
Pengambilan sudut pandang pada suatu objek foto bisa memberikan kesan yang berbeda-
beda.
• Bird Eye View, Sudut pandang pada posisi atas. Menampilkan pola serta detail dari
objek jika objek sedang beraktivitas.
• Frog Eye View, Sudut pandang dari posisi bawah menampilkan kesan objek menjadi
lebih tinggi dan lebih besar.
• Straight Eye View, Sudut pandang lurus dengan objek yang akan dipotret. Objek
direkam secara natural dan apa adanya, tanpa distrosi.
Kontras yang Tajam
Kontras akan membuat objek terpisah dari latar belakangnya dan Foto akan lebih kuat dengan
objek utama yang lebih menonjol dari latar belakang.
Tips Menghasilkan Foto yang Menarik
• Pegang kamera dengan mantap
• Saat menekan tombol shutter tahan nafas anda supaya tak terjadi gerakan
• Ambil posisi sinar dibelakang Anda
• Mencoba mendekat pada objek – kesederhanaan
• lPilih format foto. Format Vertikal: kesan ketinggian (gedung bertingkat, langit),
Format Horizontal: kesan bidang luas (pemandangan gunung).
• Masukkan objek Human ke dalam gambar: foto pemandangan menjadi lebih baik
karena objek manusia memperteguh pemandangan tersebut.
• Buatlah variasi: ambillah gambar dari berbagai sudut, gunakan teknik close up, wide
angle, pada cuaca yang berbeda-beda
• Tambahkan kedalaman dan gunakan proporsi

10
III. Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi (lighting)

Kali ini adalah mengenai Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi atau disebut Lighting.
Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi atau lighting itu sangat penting dalam fotografi
kenapa ? Coba gambar bagus tapi gelap, pasti jadinya kurang maksimal. berikut
Teknik Pencahayaan Fotografi atau lighting

Ada beberapa istilah dan teknik pencahayaan dalam fotografi.


1. Hi Key
2. Low Key
3. Candle Light
4. Split
5. Horror
6. Butterfly
7. Rembrandt

Teknik Pencahayaan dalam Fotografi(lighting)


High Key Lighting

11
12
Lighting high key adalah pencahayaan yang terang, merata dan menghindari adanya
bayangan pada sebuah obyek.Biasanya lighting high key ini diterapkan pada
pemotretan yang menginginkan agar detail pada sebuah obyek dapat terekam dengan
jelas, memberikan mood yang cerah dan atmosfir yang gembira.
Diantaranya pada pemotretan foto produk, fashion, baby atau anak-anak.Set up
penerapan lighting high key ini bisa bermacam-macam, diantaranya :
Lighting satu lampu.Satu lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal
berukuran 120×60, agar cahaya dapat jatuh lebih merata dan mengeliminir adanya
bayangan. Disetel overexpose antara 1/2 sampai 1 stop tergantung efek yang
dikehendaki.
Lighting dua lampu.Dua lampu sebagai mainlight menggunakan softbox minimal
60×60 serta diposisikan equivalen terhadap obyek sebagai sumbu. Jadi tidak ada
lampu yang berfungsi sebagai fill-in.
Jika masih timbul bayangan atau gradasi terang gelap pada obyek, bisa dihindari
dengan memaksimalkan fungsi dari reflektor.

Low Key Lighting

Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan
kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada
foto low keypencayahaan sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian
tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam,
eksotis, mistis, dan sebagainya.Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa

13
menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman
foto.

Candle Light

Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada
sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang
mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.Teknik
ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto religius, produk, dan jenis foto lain yang
ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter lilin. Karena sumber cahaya
terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.

Split Lighting

14
Split lightingteknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah satu sisi
objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto. Banyak
diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan yang
ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius,
penekanan karakter objek dan sebagainya.

Horror Lighting

Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low light dan split lighting,
perbedaannya hanya pada angle pengambilan objek foto dan sudut penempatan lampu
serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di bawah model agar
kesannya mengerika.
Butterfly Lighting

Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek foto. Sehingga
dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk

15
kupu-kupu. Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan
kecantikan objek foto seperti gambar di samping sangat cantik .

Rembrandt Lighting

Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis
pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih berdimensi
bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan Rembrandt
menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di bawah
mata.Sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama pelukis yang sering melukis
dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan dengan
teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter pada objek foto.

IV. Teknik Dasar Fotografi DSLR


Teknik-teknik fotografi dasar ada beberapa macam, teknik-teknik tersebut akan menghasilkan
gambar yang berbeda dan memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Teknik ini dibagi menjadi 2 bagian, berdasarkan kecepatan rana (shutter speed), yaitu High
Speed (kecepatan tinggi) dan Slow Speed (kecepatan rendah) agar lebih mudah bagi para
mahasiswa.

1. High Speed (Kecepatan Tinggi) -> speed 1/125 - 1/8000


Freezing -> teknik fotografi yang membekukan benda bergerak, misalnya memotret orang
yang sedang melompat di udara, atau memotret pesawat yang sedang terbang. Kecepatan
yang dipakai minimal adalah 1/125s dengan diafragma menyesuaikan keadaan cahaya di

16
sekitar tempat memotret.
contoh foto:

2. Slow Speed (Kecepatan Rendah) -> speed bulb-1/60


ada beberapa macam teknik di dalam penggunaan kecepatan rendah:
a. Show Action -> secara teknis, kecepatan dari teknik ini adalah dibawah 1/60s dan
diafragma di angka besar (bukaan kecil). Gambar yang dihasilkan nantinya adalah semua
benda yang bergerak akan terlihat blur, sedangkan benda yang diam tak bergerak akan tetap
jelas seperti apa adanya.

17
contoh foto:

b. Panning -> teknik ini adalah teknik dasar paling sulit, di mana si fotografer harus
mengikuti objek yang bergerak dalam memotret. Gambar yang dihasilkan adalah ebalikan
dari show action, di mana objek yang bergerak akan terlihat jelas sedangkan objek yang diam
akan terlihat blur. Kecepatan yang dibutuhkan bervariasi tergantung kecepatan gerak objek
yang difoto. Misal ingin memotret balap mobil F1 yang bergerak dengan kecepatan
100km/jam, akan membutuhkan kecepatan rana 1/250s. Jika ingin memotret becak yang
melaju dengan kecepatan 15km/jam (misalnya), dibutuhkan kecepatan rana 1/30s atau
mungkin 1/15s.
contoh foto:

18
1.

c. Zooming -> teknik fotografi yang caranya adalah dengan memutar lensa (harus
lensa zoom), baik itu zoom in maupun zoom out pada saat menekan shutter.
Kecepatan yang dibutuhkan berkisar antara 1/10s-1/60s sesuai kebutuhan anda.
Gambar yang dihasilkan adalah seperti dalam istilah film fiksi luar angkasa disebut
dengan WARP (masuk ke dalam kecepatan cahaya, atau apa itu istilahnya, saya juga
ga tau, hehehehe...) tips biar zoomingnya berhasil yaitu pake tripod, banyak yg
mengira foto di atas adalah hasil editan dari Photoshop, Tetapi tidak, foto di atas hasil
jepretan murni dengan menggunakan Teknik Zooming Fotografi.

Untuk mempelajari Teknik Zooming dalam Fotografi tidaklah susah, Berikut sedikit
tips-tips dari saya untuk Teknik Zooming Fotografi :

* Fokuskan obyek tepat ditengah kemudian di zoom sampai full dekat


* Sambil memencet tombol shoot putar gelang zoom ke zoom out atau menjauh.
* Untuk lebih aman terhadap lensa gunakan pilihan manual focus.
* Gunakan Speed sedikit rendah misal 1/10s dan diafragma menyesuaikan.

19
20
contoh foto:

d. Bulb -> pada dasarnya, ketika shutter ditekan, maka jendela rana akan membuka
dan sensor/film akan merekam gambar.Teknik bulb adalah fotografi yang caranya
dengan menekan shutter terus dengan timing waktu yang sudah ditentukan.
Umumnya, teknik ini digunakan untuk memotret mobil bergerak di malam hari,
sehingga yang dihasilkan hanyalah garis-garis lampu yang terbentuk dari mobil yang

21
bergerak.

V. Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Pola

22
Pada artikel sebelumnya dalam seri komposisi, kita telah membahas mengenai garis dan
bentuk, saatnya kini kita membahas tentang elemen berikutnya: pola. Pola dalam bahasa
Inggris disebut pattern.
Apa Sih Pola/Pattern Itu?
Pola/pattern secara gampang bisa diartikan sebagai perulangan. Perulangan disini bisa jadi
adalah perulangan bentuk, garis, warna, benda atau obyek apapun, dan perulangannya
mungkin dalam format yang teratur maupun sedikit tidak teratur. Seorang fotografer yang jeli
akan mampu memanfaatkan perulangan ini dalam sebuah foto, sehingga hasilnya bukan saja
indah namun juga memiliki daya tarik kuat bagi mata yang melihatnya.
Dimana Bisa Menemukan Pola Yang Bagus Untuk Difoto?

Pola ada dimana-mana, baik yang buatan maupun alammi: di daun pisang, dipenampang
bawang merah yang anda potong, di cangkang keong, dikulit macan, di pematang sawah, di
gedung-gedung tinggi, di susunan paving blok, bahkan di rumah-pun anda bisa menemukan
pola langit-langit dan lantai. Bagus atau tidaknya pola untuk difoto sangatlah subyektif untuk
dipastikan, seperti halnya elemen komposisi yang lain: mata, tingkat kreatifitas serta jam
terbang andalah yang menentukan. Bisa jadi pola yang terlihat biasa saat dipotret dari atas
akan terlihat bagus kalau difoto dari samping. Bisa jadi pola yang muncul di kelopak bunga
mawar terlihat datar saat anda menggunakan lensa standar akan sangat dramatis saat anda
memotretnya dengan lensa makro.
Kuncinya adalah selalu buka mata anda untuk “mendeteksi” pola yang muncul dimanapun
anda berada. Kalau seorang agen rahasia selalu waspada untuk mendeteksi musuh yang

23
menyamar, pastikan mata anda selalu waspada mengamati pola yang barangkali juga
tersamar.

Memaksimalkan Pola Dalam Komposisi


Saat anda menemukan pola yang menarik, ada beberapa 2 hal kunci yang bisa dilakukan
untuk memaksimalkannya supaya terlihat lebih dramatis dalam foto:

• Sudut Pemotretan

24
Sudut pemotretan memegang peran penting saat anda memotret pola, bisa jadi
kelopak bunga mawar yang terlihat datar saat anda memotretnya dari samping bisa
terlihat sangat bagus saat anda memotretnya dari atas, misalnya. Bermain-mainlah
dengan beberapa sudut pemotretan sampai anda menemukan yang terbaik.
• Jenis Lensa/ Jarak Pemotretan
Pola yang muncul saat anda mengiris bawang merah tentu akan terlihat sangat biasa
saat anda memotretnya dari jarak agak jauh, namun saat anda menggunakan lensa
makro (atau mode makro), dan memotretnya dari jarak yang sangat dekat, semua
menjadi tampak lebih baik.
• Penuhi Frame Dengan Pola
Ya, tidak ada cara lain untuk mendramatisir pola selain memenuhi seluruh frame
dengannya. Dengan memenuhi keseluruhan frame dengan pola, tidak ada elemen lain
yang mengganggu mata yang melihat foto kita, sehingga pola makin terlihat kuat dan
dramatis.

VI. Permainan Fotografi Perspektif


- Fotografi sekarang seakan menjadi tren terbaru bagi di semua kalangan masyarakat. Seiring
dengan semakin terjangkaunya harga alat dan pendukung fotografi, tak pelak lagi
memunculkan banyak sekali ide-ide kreatif yang sangat menarik dan menghibur.
Salah satu teknik yang sekarang memiliki banyak penggemar, atau mungkin secara tidak
sengaja anda sering juga menggunakan teknik ini, adalah teknik manipulasi perspektif.
Berawal dari permainan lucu, teknik melukis cahaya ini menjadi sebuah aliran tersendiri.
Berikut ini nyebur tampilkan 25 foto-foto hasil permainan perspektif yang sangat kreatif.

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
VII. Evaluasi Modul Fotografi FIKOM Jayabaya

Apa itu Fotografi ?


Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan gambar dan cahaya yang dipantulkan
oleh objek masuk ke lensa kemudian diteruskan ke bidang film, sehingga menghasilkan
gambar.

38
Mengenal Kamera dan bagian-bagiannya

Kamera
Ada beberapa jenis kamera seperti:

1. View finder kamera


2. View kamera
3. Twin lens camera (Box)
4. S.L / Single Lens Refflex
5. Instamatic camera
6. Palaraid kamera
7. Kamera digital

Bagian-bagian kamera

Lensa

39
• Menurut macamnya dikenal lensa normal sudut lebar,
lensa dan lensa tele. Lensa normal adalah lensa yang sudut
pandangnya serupa mata kita. Jarak antara lensa dengan
film normal (50 mm). Sudut lebar adalah lensa yang
panjang fokalnya lebih kecil dari normal. Dan lensa tele
adalah lensa yang panjang fokalnya lebih besar dari normal.
• Gabungan dari ke tiga lensa disebut lensa zoom (zoom lens).
• Selain itu masih ada lensa tambahan seperti lensa makro, lensa C.U dan lain-lain

Diafragma

Diafragma adalah sejumlah lempengan-lempengan baja yang


dapat diatur, sehingga lubang menjadi besar atau kecil. Bilangan
diafragma disebut stop biasanya disingkat F.
contohnya : F4 ,F5, F8 dan seterusnya.

• Diafragma bisa diatur dengan merubah angka skala diafragmanya yang terdapat pada
gelang yang melingkar pada lensa dengan angka-angka 1,4. 2,8 . 4,5 . 6,8. 1,1. 16.

40
Kecepatan /rana /shutter speed

Rana adalah sejenis tirai yang dapat dibuka selama waktu tertentu, misalnya 1/60 detik

• Fungsi rana atau kecepatan adalah sebagai alat pembuka


dan penutup masuknya cahaya kebidang film serta untuk
melindungi film dari cahaya.
• Rana pada kamera ada dua macam menurut gerakannya:
Rana pusat dan Rana celah.
• Biasanya angka kecepatan pada kamera tertulis T.B, 1.2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250,
500, 700, 1000, dan sebagainya. Angka-angka 1.2, 4, 8,15 menunjukkan lamanya
waktu membuka kecepatan 1 detik, 1/4 detik, 1/8 detik, 1/15 detik dan seterusnya.
• T: time, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan kalau ditekan lagi akan
menutup.
• B: Blub, bila tombol kecepatan ditekan akan membuka dan jika dilepas akan
menutup.
• T dan B : dipergunakan untuk pencahayaan lebih dari 1
detik.

Fokus (Pengatur Jarak)


Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.

41
• Untuk menajamkan gambar pada bidang film kita perlu mengatur jarak atau focus
pada kamera dengan cara memutarnya lalu melihatnya pada jendela bidik.
• Untuk memfocuskan gambar pada kamera ada beberapa macam: kaca buram, gambar
geser, gambar rangka, micro prisma.

Skala tajam (ruang tajam)


Ada tiga faktor yang menentukan ruang tajam yaitu:

• Lensa, masing-masing lensa menghasilkan ruang tajam


yang berbeda.
• Jarak pemotretan, makin jauh objek yang kita fokuskan,
makin luas ruang tajamnya.
• Diafragma, makin kecil lubang diafragma, makin luas ruang tajamnya. Makin besar
lubang diafragma, ruang tajamnya semakin sempit.

Film

42
• Film yang dijual dipasaran ada dua macam yaitu: film
negatif dan film positif.
• Film negatif terbagi dua: film negatif B/W dan negatif
color dan film positif pun terbagi dua B/W dan color.
• Masing-masing pabrik mengeluarkan standar kepekaan
film umpamanya ASA Amerika , JIS jepang dan DIN
Jerman.
• Film yang ber ASA tinggi berbutir kasar dan film yag ber
ASA rendah berbutir halus.
• Hal-hal yang penting diperhatikan waktu membeli film baik film negatif atau positif
yaitu pada masa kadaluarsa film, bahan prosessing, tempat menjual film kena terik
matahari atau terlindung.

Setting Kamera Untuk Melakukan Pemotretan

Siapkan Kamera yang akan dipergunakan

• Bersihkan body kamera dari debu menggunakan brower atau kain planel.
• Bersihkan lensa kamera dengan lens cleaner (pembersih lensa).
• Pasang lensa ke body kamera. Perhatikan titik yang ada di lensa dan yang
dibody kamera harus saling ketemu kemudian putarlah lensa berlawanan arah jarum
jam sampai tertedangar bunyi klik.
• Pasang batu baterei kamera.
• Pasang pegangan lensa seperti filter dan sun cup

Mengisi film

43
• Cabutlah engkol kombinasi penggulung film ke atas
sampai punggung kamera terbuka secara otomatis.
• Masukkan film ke dalam kamera jepit film dengan baik
dan forforator film harus masuk di gigi pembawa film.
• Film yang mengandung emulsi menghadap ke lensa
kamera.
• Kemudian tutup punggung kamera dan tekan sampai terdengar klik.
• Untuk mengetes apakah film sudah terpasang baik atau tidak, kokanglah kamera apa
bila engkol penggulung film berputar ke arah yang berlawanan dengan arah panah
penggulung film, berarti film sudah terpasang dengan benar.

Menyetel kecepatan ASA film dan kecepatan rana


Pastikan ASA yang digunakan dan sesuaikan kecepatan rana dengan kemampuan anda.
Hindari menggunakan kecepatan rendah, karena gambar akan kabur bila anda memotretnya
kurang mampu, gunakan kaki tiga bila anda terpaksa
menggunakan kecepatan rendah.

Peganglah kamera dengan tangan kiri,


posisi kaki kuda-kuda dan mata mengintip di jendela pengamat.

Memfokuskan lensa,
Intiplah kedalam lubang pengamat dan arahkan kamera, sehingga objek utama tampak
ditengah
lingkaran kecil poros mikroprisma.

44
• Cara memfokus gambar patah (split image),
Putarlah gelang fokus sampai bagian atas dan bawah dari split image dalam lingkaran
poros mikroprisma bertemu membentuk objek yang utuh.
• Cara fokus mikroprisma
• Putarlah gelang fokus sampai objek dalam lingkaran poros mikroprisma
tampak terang.

Kalau anda kesulitan dengan cara diatas waktu memfokuskan, gunakannlah seluruh bidang
kaca sekeliling lingkaran poros mikroprisma, cara ini biasa digunakan pada pemotretan
malam hari.

Atur komposisi sesuai dengan storyboard (rancangan gambar).


LS: long shoot, FS: fokus shoot, MS: medium shoot, CU:clouse up

Membuat tulisan dengan latar belakang pemandangan

Dengan cara mounting

• Tulisan langsung dibuat diatas kertas foto atau gambar lain sesuai selera anda.
• Membuat tulisan diatas plastik transparan lalu ditumpuk dengan gambar yang anda
inginkan.
• Lakukanlah pemotretan menggunakan lensa CU atau Macro lens.

Multi Expose

• Membuat tulisan dulu diatas kertas hitam pekat usahakan tulisan warnanya kontras.
• Lakukan pengambilan gambar tulisan tadi dengan diafragma kamera naik 2 stop dari
posisi pencahayaan normal.
• Tekan tombol perewin film untuk kamera yang tidak dilengkapi dengan multi expose.
Kemudian kamera dikokang kembali.

45
• Lakukan pengambilan gambar diluar sesuai dengan selera anda dengan pencahayaan
naik ½ stop dari pencahayaan normal.

Super Infus

• Membuat tulisan dahulu diatas kertas putih tulisan hitam.


• Potret tulisan tersebut menggunakan film artho/high contras for slide title dan proses
film tersebut. Maka akan diperoleh tulisa negatif hitam putih, kemudian klise negatif
tersebut di kontek ke film artho dan proses maka akan diperoleh klise positif hitam
putih.
• Siapkan slide color yang akan dijadikan background.
• Sekarang tumpuklah ketiga film tersebut dengan urutan sebagai berikut:
1. Film negatif high contras /ortho
2. Film positif high contras / ortho
3. Film slide color untuk backgroundnya
• Lakukan pemotretan film no.2 dan no.3 di atas kotak lampu dan lampunya dalam
posisi menyala.
• Tekan multi expose kamera kemudian kamera dikokang kembali.
• Cabut film no.2 dan no.3 dan lakukan pemotretan ke film no.1.
• Kalau ingin tulisannya berwarna pasanglah filter warna di depan lensa kamera anda.

Prinsip-prinsip Komposisi Fotografi


Komposisi adalah cara mengatur/menyusun bagian-bagian dari gambar (misalnya garis-garis,
bentuk, ruang bebas, bayangan, warna, tekstur, dan lain-lain) agar gambar lebih menarik dan
mudah dimengerti. Beberapa prinsip biasa digunakan untuk meningkatkan efektifitas gambar.
"Perlihatkan apa yang ingin Anda perlihatkan", merupakan salah satu prinsip yang baik.

1. Subjek
Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-bagian
lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto.

46
2. Penempatan subjek utama
a. Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar
dengan garis bayangan mendatar dan tegak lurus
menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu dari
garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda
dapat meletakan subjek utama dan elemen-elemen
pelengkap.

b. Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis batas
(cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian yang satu
lebih besar dari bagian lainnya.

c. Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi


nampak lebih menarik. Dan hindari penempatan subjek pada posisi yang
gelap.

47
3. Titik pandang
Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga hal-hal
yang ingin Anda perlihatkan menjadi lebih jelas.

4. Latar belakang
Usahakanlah latar belakang yang sederhana atau batasi
latar belakang yang tidak penting, sehingga tidak
mengacaukan subjek utama.

Bagus

5. Latar depan
Sertakan latar depan untuk menciptakan kesan kedalaman,
terutama untuk pengambilan jarak jauh di luar ruangan.
Objek-objek alami dapat membantu menyeimbangkan dan
memperindah gambar serta membuat komposisi lebih
menarik. Lebih Baik

6. Sediakan lebih banyak ruang untuk garis pandang dan garis gerak.
Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek Anda sedang bergerak atau
melihat sesuatu.

Garis Pandang Garis Gerak

48
7. Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa yang
ingin Anda komunikasikan.
Namun, perhatikan dengan seksama agar objek yang ditonjolkan tersebut tidak
membingungkan atau merusak komposisi.
8. Cahaya dan bayangan.
Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan usahakan agar
subjek anda menghadap sumber cahaya.
9. Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.
Gunakan jarak yang berbeda antara kamera dan subjek dalam setiap pengambilan.
Berapa jarak subjek yang sebaiknya tampak dalam gambar ?

• Long shot atau pengambilan jarak jauh, menampilkan


keseluruhan subjek, memantapkan semua elemen dalam
gambar termasuk latar belakang dan latar depan.

• Medium shot atau pengambilan jarak sedang, lebih


mendekati subjek dan memisahkan elemen-elemen yang
tidak perlu.

• Close up atau jarak dekat, memusatkan pengambilan


gambar pada subjek.

• Extreme close-up, menampilkan bagian khusus dari


subjek secara rinci, biasanya dilakukan dengan lensa
makro atau close-up.

49
• Ubahlah titik pandang kamera Anda, untuk memperjelas
subjek yang ingin Anda tampilkan, hal ini tergantung
pada kesan yang ingin Anda sampaikan.
o Low angle (pandangan dari bawah): memberi
kesan tinggi dan megah pada gambar monumen,
bagungan.
o Normal angle (pandangan sebatas mata),
pemandangan yang biasa dan paling umum
dilakukan pada saat pengambilan gambar.
o High angle, atau pengambilan dari suatu
ketinggian, mengesankan pandangan dari atas,
dapat menyamarkan bagian-bagian yang tidak Low Angle
penting. Sangat baik digunakan untuk
mengambil gambar suatu kerumunan, keramaian
lalulintas, dan lain-lain.

10. Sewaktu memotert spesimen atau objek yang tidak dikenal:

• gunakan latar belakang yang kontras


• gunakan label dan judul

Gunakan suatu alat ukur atau benda yang mudah dikenal di


sebelah subjek sebagai pembanding agar dapat deketahui
ukuran relatifnya

Susunlah dengan urutan yang tepat

50
Sekian Selamat mempelajari Teknik Fotografi
===========================================================

51
DAFTAR PUSTAKA

- Dharsito, Wahyu, 2012, Basic Photography : Perfect Shot, Elex Media Komputindo,
Jakarta.

- Jibril, Aaron, 2011, Mahir Fotografi, Hifest Publishing, Jakarta.

- Koswara, Eko, 2011, Rahasia Masking Photo, Penerbit Dunia Komputer, Jakarta.

- Prayoga, Imam, 2012, Fotografi untuk Profesional Awal, Elex Media Komputindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai