Anda di halaman 1dari 81

BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 1. Pendahuluan Fotografi


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian fotografi, kegunaan fotografi,


tiga langkah dalam proses fotografi, membuat frem kartu nama,

Materi:
1. Pendahuluan Fotografi

MATERI 1
1. Pendahuluan Fotografi
1.1.Pengertian Fotografi
Foto adalah gambar diam,yang dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu
obyek atau kejadian atau keadaan pada suatu waktu tertentu. Suatu kegiatan yang
berhubungan dengan foto diistilahkan dengan fotografi.
FOTOGRAPHY (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata
Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses
melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari
suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut
pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini
adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. sementara Kamera
adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk
memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja
kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahayatext-align: justify;". Untuk
menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya
tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (exposure).

85
1.2.Kegunaan Fotografi
Kegunaan Fotografi adalah sebagai berikut :
a. HOBBY ( kegemaran ), Merupakan kegemaran tanpa menghendaki imbalan
Contoh :
 Memotret keindahan alam, pemandangan , beraneka ragam bunga dll
 Memotret hal-hal yang aneh dan lucu dll.
b. NAFKAH PENCAHARIAN, Fotografi sebagai nafkah pencaharian
menibulkan jabatan pemotret beraneka ragam corak menurut bidang
pekerjaannya dan spesialisasi nya:
1) Pemotret dokumentasi pribadi/ Dokumentalis pribadi
a) Foto sebagai identitas pribadi (pasfoto)
 Kartu pengenal
 Kartu penduduk ( ukuran 2x3, 3x4 cm )
 Paspor ( ukuran 6x6, 5x7 cm )
b) Foto untuk kepolisian
 Sim
 Kriminal
 Tersangka dalam pengadilan
c) Foto keluarga
 Diabadikan sendiri/ amatir
 Studio foto
d) Foto kenangan pada perorangan atau kelompok kerja
2) Pemotret dokumentasi peristiwa / dokumentalis peristiwa:
a) Untuk kepentingan pemberitaan ( foto journalist ).
 Foto spotnews : foto tunggal yang menyajikan suatu peristiwa yang
berdiri sendiri,misalnya tabrakan mobil, peresmian
gedung
 Foto essay : foto yng disajikn dalam bentuk rangkaian peristiwa
kehidupan; kehidupan nelayan kecil.
 Foto sport : foto olahraga; sepak bola , tennis lapangan, bulu
tangkis, selaju sampan dll. (disajikan momen-
momen yang “action” Menarik).
b) Foto Personalities ( Tokoh-Tokoh Politik ).
c) Foto Picture Story ( Cerita Foto )
Serangkaian Foto Kejadian Singkat Berbeda Dengan Foto Essay
Contoh: Peristiwa Kebakaran, Pembajakan Pesawat Udara.
d) Picture- Sequence ( Sekwen Foto )
Berbeda Dengan Picture Story, Sekwan Foto, Foto Kejadian Selisih
Beberapa Detik. Contoh: rangkaian peloncat melayang di atas mistar ,
foto dokumentasi sejarah
3) Memotret Foto-Foto Untuk Penerbitan
Picture Story, Foto Sequence, Foto Dokumentasi Sejarah, Cover Majalah,
kover Buku,Kover Album VCD, Piringan Hitam, Kaset.

4) Memotret Foto Sebagai Unsur Audio , Visual Education

86
Foto-foto untuk film strip, film slide, untuk pelngkap ceramah, untuk
pendidikan, foto tranfaransi overhead projektor ( OHP ).
5) Memotret Foto Promosi Dan Iklan, Poster Foto Untuk Iklan, Still Foto
Untuk Bioskop
 Foto Promosi Rokok
 Foto Promosi Elektronik Produk
 Foto Promosi Kamera Film; Dalam bentuk Wanita Dalam Iklan Dalam
bentuk kalender disajikan
 Foto promosi pakaian dalam pemotretan fasion
Dalam Foto Promosi Ini Dipakai Foto Model:
 Wanita cantik ( Paras muka, Bentuk tubuh,Sexi, dll )
 Laki-laki gagah ( Ganteng, paras muka, bentuk tubuh, dll )
1.3.Langkah-Langkah Dalam Fotografi
a. Memotret, Orang atau benda hanya dapat dipotret kalau memantulkan
cahaya. Didalam ruang gelap tidak satupun yang dapat dipotret. Jika ada
cahaya, orang atau benda yang diterangi memantulkan cahaya. Cahaya
pantulan itu sampai ke lensa kamera. Lensa meneruskanya ke film.
Didalam film terjadi bayangan dari proyeksibenda yang dipotret. Untuk
memotret dibutuhkan kamera dan perlengkapannya ( Fisika optic)
b. Mencuci Film :
Untuk menimbulkan bayangan yang ada di Film yang telah disinari harus
menjalani proses yang disebut mencuci film, setelah film itu dicuci, film
tersebut menjadi film negative (klise). Yang dibutuhkan dalam mencuci
film adalah :
1) Obat dan bahan kimia
 Developer film
 Fixer ( penetap film )
 H2O ( air pembilas )
2) Kamar gelap
 Bak pencuci( baskom/ Ember )
 AC ( air condition)
 Pengering film ( gantungan film )
 Sumber listrik
c. Mencetak Dan Memperbesar Foto
Untuk membuat foto kita memerlukan kertas foto, ada kertas foto hitam
putih dan ada kertas foto untuk foto warna. Untuk mencetak foto, letakkan
kertas foto sejajar dengan film negetif kemudian film tersebut disinari
dalam beberapa detik sehingga banyangannya berada di kertas foto,
untuk memunculkan bayangan dari film pada kertas foto, kertas tersebut
harus melalui proses pencucian terlebih dahulu. Setelah pencucuianselesai
baru kita mendapatkan hasil foto hitam putih atau warna. Untuk
memperbesar atau memperkecil foto dapat dilakukan dengan mengatur jarak
antara film foto degan kertas foto, bayangan film negative akan besar jika
jarak antara film dengan kertas foto lebih besar dan sebaliknya. Alat dan
bahan yang digunakan untuk mencetak dan memperbersar foto adalah:

87
1) Kamar gelap dengan perlengkapannya
2) Alat enlarger
 Lampu
 Lensa Kondenser
 Film Holder
 Lensa Pembesar Enlarger ( Lensa Kamera )
 Frem Foto
3) Film yang sudah dinegatifkan
 Hitam Putih
 Warna
4) Obat dengan bahan kimia
 Developer Kertas
 Fixer Untuk Kertas
 Air
5) Kertas foto

88
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 2. Kamera


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu manjelaskan teori dasar kamera dan jenis kamera


berdasarkan bidikannya, menjelaskan lima komponen penting pada kamera,
cara menggunakan kamera manual, mencetak kartu nama dan membuat frame
kartu nama,

Materi:
1. Teori Dasar Kamera
2. Jenis Kamera Berdasarkan Bidikan
3. Lima Komponen Penting Pada Kamera
4. Cara Menggunakan Kamera Manual
5. Mencetak Kartu Nama dan Membuat Frame Kartu Nama

MATERI 1
1. TEORI DASAR KAMERA
Kamera yang pertama dibuat dari sebuah kotak, yang padat sinar. Pada dinding
muka dibuat sebuah lubang kecil, sebesar jarum.kemera tersebut disebut pinhole-
camera (kamera lubang jarum) yang dibuat oleh wiiam Henry.Fox. TALBOT Inggris
Kamera ini memerlukan pencahayaan yang cukup lama karena :
a. Lubang jarum tidak cepat menyalurkan cahaya
b. Film yang dipakai tidak begitu peka terhadap cahaya

Gambar 2.1. Pinhole kamera


Kamera lubang jarum diganti dengan sebuah lensa tunggal sehingga
menyalurkan cahaya lebih cepat. Perkembangan selanjutnya menunjukkan dibuatnya
lensa-lensa.

89
Alat perekam dengan pertolongan cahaya
1) Beda (subjek)
2) Lensa
3) Badan kamera
4) Film(rekaman benda pada film)
5) Arah datangnya cahaya

Setelah kamera pinhole kamera maka ditemukan kamera obscura. Pada


kamera obscura terjadi peristiwa berikut:
 sinar masuk tidak terbatas waktunya
 dapat dilihat benda dalam keadaan bergerak
 cahayanya kurang mengakibatkan gambar kurang jelas terlihat.
Bentuk Kamera Obscura terlihat pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2. Kamera Obscura

1.1. TINJUAN KONSEP OPTIC


Lensa kamera adalah lensa positif, (gabungan lensa-lensa positif). Dibawah ini
gambar pembentukan bayangan pada lensa kamera

Gambar 2.3. Pembentukan bayangan pada kamera


Karena kamera merekam benda yang ukurannya besar pada film yang ukurannya
kecil 35 mm (24 x 36mm, 24 x 18mm), Maka benda yang dipotret harus berada
diruang III (>>2F ), sehingga bayangan terbalik diperkecil. Umumnya bayangan
tersebut terbentuk disekitar titik fokus.

90
1.2. PERKEMBANGAN KAMERA DAN SEJARAH FOTOGRAFI
a. Tahun 1771-1805 Thomas Wedgwood berasal Dario bangsa Inggris
Pada tahun 1782 ia menemukan suatu metoda untuk memindahkan
gambar lukisan yang terdapat pada sebidang kaca dngan cahaya keatas
kertas yang dibuat peka terhadap cahaya. Mulanya dalam kamar gelap
dia telh berhasil memindahkan, tetapi setelah dibawa kkeluar
gambarnya hilang, jadi dia belum berhasil mnghasilkan gambar.
b. JOSEPH NICEPORE(1765-1833)
Pada tahun 1816 ia melakukan percobaan dngan kmera yang dilengkapi
lensa, juga bahanbahan dengan bahan-bahan kimia dia berhasil membuat
gambar negative dengan cahaya diatas kertas yang peka cahaya. Tahun
1822 JOSEPH NICEPHORE mencoba melumerkan larutan aspal dalam
minyak lavender keatas sebidang plat yang terbuat dari timah hitam dan
timah putih, sesudah itu menyinarinya dalam kamera selama berjam-
jam lamanya dengan sinar panas matahari sehingga didapatnya gambar
positif.
c. LOUIS JAQUES MANDE DAQUERRE (1787-1851)
Dia dapat membuat percobaan untuk menghasilkan pemotretan yang
permanent sehingga 15 juni 1839 raja pemerintah perancis LOUI
PHILLIPE memberi penghargaan dengan uang 6000 franc setiap tahun.
d. WILLIAM HENRY FOX TALBOT (1800-1877)
William Henry Fox Talbot di Inggeris melkukan percobaan , dia berhasil
menemukan proses membuat foto dengan kamera pinhole kamera tahun
1855, dan dia pula yang berhasil memotret rumahnya kemudian memproses
dengan obat penimbul untuk hasil pemotretan. Kamera pertama dan dapat
menghasilkan gambar adalah buatan Talbot orang Inggeris terkenal dengan
Pinhole Camera.
e. GEORGE ETSMAN (1854-1932)
Bangsa amerika serikat george etsman tahun 1888 ia berhasil memasarkan
kamera Box yang mudah cara menggunakannya . tahun 1891 dalam umur
77 tahun GEORGE ETSMAN memiliki persahaan besar yaitu Estman Kodak
Company, yang sekarang terkenal dengan “Kodak”.

MATERI 2
2. JENIS- JENIS KAMERA BERDASARKAN SISTEM BIDIKAN
2.1.Kamera Bidik (View Kamera)
Kamera Bidik (View Kamera) ini ciri-cirinya adalah sitem bidikannya
melalui lensa yang berada belakang kamera. Benda yang akan dipotret
kelihatan pada kaca buram dibelakang kamera, dengan menggeser kedudukan
lensa, maka benda yang akan dipotret dapat dilihat ketajamannya pada kaca

91
buram. Dalam pelaksanaan pemotretan kamera bidik memakai standard dan
lengkapi dengan kerudung hitam, supaya subjek yang akan dipotret lebih jelas
terlihat pada kaca buram. Kamera bidik ini dipergunakan pada studio-studio
foto. Salah satu diantara Kamera Bidik (iew Kamera) adalah seperti pada gambar
2.4.

Gambar 2.4. Kamera Bidik


2.2.Kamera Penemu Jarak (Range Finder Camera)
Kamera pene u jarak pandangan pada mata intai bukan melelui lensa kamera,
tetapi dengan pertolongan lensa yang ada pada jendela bidik.

Gambar 2.5. Kamera Penemu Jarak


Pada kamera penemu jarak jendela bidik terpisah dari lensa, keuntungannya
dalah jendela bidik tetap terang walau lubang diafragma diperkecil, tetapi kamera
yang memakai sistim ini lensanya tidak dapat ditukar-tukar, sebab jendela
bidik disesuaikan pandangannya dengan lensa standarnya. Pada sistim ini
terdapat selisih pandangan dari jendela bidik dengan pandangan lensa yang
disebut dengan parallek. Untuk menghilangkan parallek diatasi dengan
memasang lensa-lensa kecil pada jendela bidik dibawah kedudukan tempat lampu
kilat.

2.3.Kamera ReflekBerlensa Tunggal(SingleReflek Kamera)


Tanda-tanda k amera Reflek Berlensa Tunggal adalah mempunyai prisma
bersisilima (penta prisma ) lensanya dapat dit ukar-tukar. Bentuk kamera reflek
berlensa tunggal terlihat pada gambar 2.6.

92
Gambar 2.6. Kamera reflek berlensa tunggal
Jendela bidik kamera ini melalui lensa, keuntungan dari sistim ini adalah
lensa kamera dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan pemotret. Jendela
bidik terhubung dengan lensa melalui cermin pantul dan penta prisma.
Kelemahan sistim ini adalah jendela bidik mengelap jika lobang diafragma
diperkecil, untuk mengatasinya dipakai sistim pencahayaan outomatis sehingga
jendela bidik tetap terang jika gelang diafragma ditempatkan pada posisi
outomatis (A).
2.4.Kamera Reflek Berlensa Kembar ( Twin Lens Reflek Camera)
Tanda-tandanya adalah mempunyai 2 buah susunan lensa yang dipasang
pararel, dan mempunyai titik fokus yang sama. Bentuk kamera reflek berlensa
ganda terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Kamera Reflek Berlensa Kembar

MATERI 3
3. Lima Komponen Penting Pada Kamera
3.1.Lensa
Berfungsi memasukkan cahaya /sinar , lensanya bersifat lensa cembung (+)
kamera saat ini mempergunakan lensa gabungan yang secara keseluruhan
bersifat positif. Golongan lensa :
a. Lensa Normal
Umumnya terpasang permanen pada kamera, fokusnya 40 s/d 55 mm, sudut
pandangnya 450 26’, Contoh:
1 : 1.4 = 50mm
1.4 = Kepekaan
Lensa speed = Fokus lensa/ Garis tengah lensa
1.4 = 50 mm/ 35 mm
Bentuk lensar manual terlihat pada gambar 2.8.

93
Gambar 2.8. Lensa Normal dengan blok diagram

b. Lensa Sudut Lebar (wide angle lens)


Lensa yang FL pendek <50 mm disebut wide angle .Lensa ini sudut
pandangnya lebih luas dibandingkan dengan sudut pandangan mata Contoh: 17-
40 mm f/4

Gambar 2.9 Lensa sudut lebar denga n fokus 17-4 0 mm f/4

Gambar 2.10. Lensa sudut kembar dengan fokus 18-55 mm f 3.5-5.6

Gambar 2.11 Lensa sudut lebar dengan fokus 22-55 mm f 4-5.6

Gamabar 2.12 Lensa sudut lebar dengan fokus 19 mm f 3.5

94
Gambar 2.13. Lensa sudut lebar dengan fokus 14mm / 2.8
Sifat-sifat wide angle lens:
a) Menjauhkan pandangan
b) Sudut pandangnya lebar
c) Dept field besar
d) Ditori perspektif (apa yang dekat tampak >> dari yang sebenarnya.)
e) Distori pinggir (gambar dipinggir melebar yang lurus melengkung)
f) Dalam perfilman disebut widescreen atau cine mascope )
c. Lensa Mata Ikan (Fish Eye Lens)
Lensa Mata Ikan (Fish Eye Lens) adalah lensa dengan FL =16mm
Contoh: 1 : 3.5 /f=8 mm
3.5 = 8 m/ 2.28 mm

Gambar 2.14. Lensa mata ikan dengan fokus 8 mm, kepekaan 3.5

Sifat-sifat Lensa Mata Ikan (Fish Eye Lens):


 Pandangan lebar sekali mencapai 180 0
 Perubahan bentuk visual
 Garis vertical dan horizontal menjadi cekung

95
Gambr 2.15. Contoh hasil pemotretan degan lensa mata ikan
d. Lensa Teropong (Tele Lens)
Sudut pandangan 2 0 s/d 24 0, Mempunyaikemampuan memotret dari jauh
Contoh:

Gambar 2.16. Lensa Tele dengan fokus 8 mm, kepekaan 3.5


Sifat-sifat tele lens
 Mendekatkan pandangan
 Sudut pandangan sempit
 Sensitive terhadap gerak
e. Lensa Vario (Zoom Lens)
Zoom lens dipopulerkan oleh inggeris, Vario lens dipopulerkan oleh
Jerman. Lensa zoomdapat meliputi jangkauan wide angle ; normal; tele.

Gambar 2.17. Lensa Vario dengan fokus 500mm-1000mm

f. Lensa Makro (Makro Lens )


Lensa makro adalah lensa normal yang dikonstruksikan hingga mampu
memotret lebih dekat dari lensa normal. Lensa makro dapat memotret ½ dari
besar ukuran subjek, bahkan ada yang sama besar dengan subjek

Gambar 2.18. Lensa makro dengan Fokus 60mm, Kepekaan 2,8

96
Gambar 2.19. Contoh pemotretan dengan menggunakan lensa makro
3.2.Tutup Lensa
Tutup lensa atau shutter berfungsi sebagai pengatur lamanya penyinaran
film. Tutup lensa ini dapat diatur dengan pengaturan kecepatan (pengatur
kedipan ). Angka-angka kecepatan (kecepatan kedip ) adalah sebagai berikut :
B; 1; 250 ; 500 ; 1000.
Ada dua jenis shutter
1) Rana Pusat (Central Shutter)
Jenis ini terleta k ditengah-tengah komponen lensa. terdapat pada
kamera,tidak begitu ma hal harganya
2) Fokal Plane Shutter
Jenis ini terletak dibelkang dan menempel dimuka film. Ada yang berbentuk
tirai (kanvas hitam ) yang bergerak dari kiri ke kanan kalau tombol ditekan.

Gambar 2.20. Shutter Kamera

Gambar 2.21. Pengaturan kecepatan shutter

97
3.3.Diafragma
Diafragma adalah daun yang dapat dilihat dalam lensa. Fungsinya mengatur
cahaya masuk (iris pada mata) Bukaan lensa dapat diatur dengan besarnya
lubang diafragma. Angka-angka diafragma terdapat pada gelang melingkar
lensa antara lain:

Kamera yang fokus 40 mm, dengan :


Angka diafragma 11, maka bukaan lensa adalah : 40/11 = 3.6 mm.
Angka diafragma 8, maka bukaan lensa adalah : 40/ 8 = 5 mm
Angka diafragma 5.6, maka bukaan lensa adalah = 40/ 5.6 = 7.1 mm

Gambar 2.22. Diafragma kamera


Kemudian yang perlu kita ingat dalam pemakaian diafragma adalah makin kecil
lubang diafragma makin luas lapangan tajam. Hal ini dapat dilihat secara optic
pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.23. Iustrasi Depth Of Field

98
Disamping diafragma, jarak pemotretan dan fokus lensa juga
mempengaruhi ruangan tajam. Makin dekat jarak pemotretan makin dangkal
ruangan tajam. Begitu pula dengan fokus lensa makin dangkal ruangan tajam.

Gambar 2.24.Ilustarsi Depthof Field


Secara operasional dapat diberikan contoh kamera yang dilengkapi dengan
ruangan tajam pada gelang diafragma dan penemu jarak yang memakai lensa
dengan fokus 35 mm f/11, seperti pada gambar 2.25.

Gambar 2.25. Gelang Diagfragma pada Kamera


3.4.Fokus Lensa.
Fokus lensa berfungsi sebagai pengatur jauh atau dekatnya subjek. Fokus
lensa yang sering digunakan adalah 35mm, 50mm dan 70mm. untuk lensa
normal fokus yang digunakan adalah 50mm.
3.5.Penemu Jarak ( Range Finnder)
Range finder adalah suatu system untuk menemukan jarak antara lensa
dengan film, hingga gambar yang terjadi pada film benar-benar tajam. Pengaturan
penemu jarak tersebut adalah dengan gelang pengatur jarak. Petunjuk berapa jauh
dari subjek tersebut tertulis pada skala pada gelang penemu jarak.

Gambar 2.26. Range Finder


Walaupun ada skala diatas, untuk mengatur ketajaman (penemu jarak )
kamera dilengkapi system range finder anatara lain:

99
1) Gambar Belah ( Spilt Image )
Didalam jendela bidik dapat dilihat sebuah lingkaran yang dibagi oleh
garis tengah, dalam lingkaran itu terdapat garis vertical yang bersambung lurus
seperti pada gambar 2.27 a . Ini menandakan jarak yang tepat telah ditemukan.
Jika jarak tidak tepat garis vertical tersebut tidak bersambung lurus seperti pada
gambar 3.20b . Untuk mendapatkan garis vertical yang bersambung lurus dapat
dilakukan dengan memutar gelang pengatur ketajaman (penemu jarak) kekiri
atau kekanan.

Gambar 2.27. Sistem gambar belah


2) Gambar Rangkap (System Double Image )
Pada jendela bidik ada bintik kuning , bila bintik kuning ini diarahkan pada
subjek ternyata subjek tersebut double (rangkap ) suatu indicator jarak belum
tepat. Kalau ternyata subjek sudah terlihat satu, ini merupakan indicator jarak
sudah tepat.
3) Sistem Mikro Prisma
Pada system mikro prisma ditengah-tengah jendela bidik ada linkaran kecil
sebagai himpunan miro prisma seperti contoh pada gambar tepat pada
mata subjek. Jika jarak belum tepat gambar tampak kabur dan kasar,
dengan mengatur penemu jarak/pengatur ketajaman gambar dapat dilihat halus
dan tajam pada lingkaran prisma.
4) Sistem kaca buram
System ini seluruh permukaan kacanya buram menadi range finder. Jika
gambar sudah tajam dan jelas menanadakan jarak sudah tepat. Kesukarannya
adalah ketika cuaca gelap remang- remang akan sukar dalam menajamkan subjek.

100
MATERI 4
4. Cara Menggunakan Kamera Manual
4.1. Tatacara Memegang Kamera (Holding Kamera)
a. Posisi Membidik Horizontal
Posisi badan pada bidikan horizontal bisa lurus atau jongkok. Yang
terpenting adalah memperhatikan subjek. Letaknya di atas subjek pandang atau di
bawah subjek pandang. Perhatikan posisi penempatan jari jemari tangan
1) Tangan kanan pada posisi pegangan kamera, jari telunjuk bertenger pada tombol
pelepas rana (tombol bidik) sedangkan jari yang lain mendukung jari bawah tepat
pada pegangan kamera (holding camera)
2) Tangan kiri pada posisi lensa sambil memutar gelangfokus lensa
3) Sementara mata kanan mengintip di belakang jendela bidik
4) Peganglah kamera secarakuat, untukmenghindarigetaran yang besar karena
efeknya dapat mengaburkan gambar.
b. Posisi membidik Vertikal
Prosedur peletakan tangan dan jemari sama persis seperti pada posisikamera
horizontal. Bedanya, kita tinggal membalikkan penenpatan tangan. Yakni di atas dan
dibawah Posisi jari telunjuk tangan kanan pada tombol pelepas rana. Seperti gambar
2.28.

Gambar 2.28. Posisi membidik secara vertikal


4.2. Langkah- langkah pemakaian Kamera
Langkah- langkah dalam penggunaan kamera adalah sebagai berikut:
1) Tangan kiri (telunjuk dan jempol ) merangkul lensa kamera,seperti terlihat
pada gambar 2.29.

101
Gambar. 2.29. Penggunaan Kamera Menggunakan Tangan Kiri

2) Tangan kanan memegang bagian kanan kamera dan telunjuk berada diatas
tombol bidikan seperti terlihat pada gambar 2.30.

Gambar. 2.30. Penggunaan Kamera Menggunakan Tangan Kanan

102
3) Mata kanan mengintip di belakang jendela bidik

Gambar. 2.31. Penggintipan subjek pada Kamera

103
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 3. Komposisi dalam Fotografi


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu manjelaskan pengertian komposisi dalam fotografi, jenis-


jenis sudut pandang dalam foto komposisi, prinsip foto komposisi, jenis-jenis
foto berdaraskan jarak, jenis-jenis foto berdaraskan titik pandang kamera

Materi:
1. Pengertian Komposisi
2. Jenis-Jenis Sudut Pandang dalam Foto Komposisi
3. Prinsip Foto Komposisi
4. Jenis-Jenis Foto Berdaraskan Jarak
5. Jenis-Jenis Foto Berdaraskan Titik Pandang Kamera

MATERI 1
1. Pengertian Foto Komposisi
Komposisi dalam fotografi adalah penempatan elemen visual dalam foto
sehingga menghasilkan gambar yang menyenangkan (pleasing for the eyes).
Dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang
dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual
impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang diinginkan
untuk berekspresi dalam foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa
agar tujuan pengambilan foto tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan
statis dan diam atau sesuatu mengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi
klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini
terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek
dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah
yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran
irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah subjek
yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu
gerakan.

Hal-hal yang mempengaruhi irama yaitu sebagai berikut:


a. Garis

104
Garis dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan
gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai
subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian.
Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung,
membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi
dinamis.
b. Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto
menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen
visual. Shape adalah salah satunya. shape merupakan outline yang tercipta
karena sebuah shape terbentuk. pada intinya, subjek foto, gambar dianggap
memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape
menonjol, harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan
sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat
kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut.
Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau
perbedaan warna. Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika
masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape
yang sama, dengan meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas
gambar. contoh foto yang mengandung unsur shape adalah foto shilouet,
foto tersebut membandingkan subjek yang dalam keadaan terang dan gelap
dimana subjek yang gelap atau tidak terkena cahaya atau subjek di depan
cahaya itu akan membentuk shape .
c. Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan subjek, masih
diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini
merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan
realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian
membentuk garis-garis dari sebuah subjek. Faktor penting yang
menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya
yang mengenai subjek tersebut.
d. Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan
sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan
memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga
dimensi ke subyek anda. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang
berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri
pada subyek untuk memperbesar apa yang dilihat, misalnya bila ingin
memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana harus
mundur karena subyek yang dituju adalah pemandangan yang sangat luas.
Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan
sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat
mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah
dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti

105
pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan
nampak melebar hingga keluar batas gambar.
e. Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah
elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama.
Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni
dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan
gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah
menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati. Pattern
biasanya paling baik diungkap kan dengan merata. Walaupun pencahayaan
dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang
kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali
menjadi menonjol.

MATERI 2
2. Jenis-Jenis Sudut Pandang dalam Foto Komposisi
2.1. Rule of thirds
Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat
persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar
yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik
maksimum.
2.2. Format : Horizon atau Vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan untuk
melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/ portrait.
Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi
akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan
keputusan kreatif untuk hasil terbaik. Konsep element of art bias digunakan dalam
pengambilan gambar baik secara vertical maupun horizontal, karena hasil dalam
fotografi itu ada dua, kalau tidak horizontal pastilah vertical.
2.3. Keep it simple
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit
bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik
perhatian. Umumnya makin ramai sebuah gambar, makin kurang menarik gambar
itu. Karena semakin ramai subjek dalam foto, akan membingungkan subjek mana
yang sebenarnya kita fokuskan dan yang pesan yang ingin kita sampaikan dalam
foto itu akan berbeda penafsiran dengan orang lain, yang akan mengakibatkan
kurang maksimalnya hasil dari fotokita sendiri. Cobalah berkonsentrasi pada satu
titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
2.4. Picture scale
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada
sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau
monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang

106
diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan
skala.

2.5. Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan
gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan
kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian
atas gambar, akan timbul kesan penuh.
2.6. Leading lines
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau
melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk garis- garis yang terlihat
secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya
bayangan, refleksi.
2.7. Be different
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan
dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga
seringkali menghasilkan efek yang menarik.
2.8. Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk
memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda
secara radikal dengan background.
2.9. Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame
dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih
panjang atau bergerak mendekati subyek.
2.10. Shooting position
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah
merubah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau
pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.

MATERI 3
3. Prinsip Foto Komposisi
3.1. Subyek
Tampilkan suatu subjek utama dalam sebuah gambar. Kesampingkan bagian-
bagian lain dan pisahkan hal-hal yang tidak perlu ada dalam foto.

107
Gambar 3.1. Contoh Foto berdasarkan Subyek

3.2. Penempatan subjek utama


a. Rule of thirds
Bayangkanlah Anda sedang membagi gambar dengan garis bayangan
mendatar dan tegak lurus menjadi 3 bagian yang sama besar. Titik temu
dari garis-garis tersebut adalah tempat dimana Anda dapat meletakan
subjek utama dan elemen-elemen pelengkap.

Gambar 3.2. Garis Pandang


b. Jika menggunakan garis mendatar sebagai subjek utama, misalnya garis
batas (cakrawala) antara udara dan lahan pertanian, aturlah agar bagian
yang satu lebih besar dari bagian lainnya

Gambar 3.3. Contoh Foto berdasarkan Garis


3.3. Posisi subjek tidak harus selalu berada di tengah-tengah agar komposisi
nampak lebih menarik.

108
Gambar 3.4. Contoh Foto berdasarkan Posisi Subyek
3.4. Titik pandang (Shooting position)
Pilihlah posisi kamera yang paling tepat saat mengambil gambar, sehingga
hal- hal yang ingin diperlihatkan menjadi lebih jelas.

Gambar 3.5. Foto berdasarkan Sudut Pandang


Dengan merubah arah sudut pandang kamera, maka dapat dihasilkan
komposisi yang luar biasa.
3.5. Latar belakang
Usahakanlah latar belakang yang sederhana atau batasi latar belakang yang
tidak penting, sehingga tidak mengacaukan subjek utama.

Gambar 3.6. Foto dengan Latar belakang


3.6. Latar depan
latar depan dapat menciptakan kesan kedalaman, terutama untuk pengambilan
jarak jauh di luar ruangan. Subjek-subjek alami dapat membantu
menyeimbangkan dan memperindah gambar serta membuat komposisi lebih
menarik.

109
Gambar 3.7. Foto dengan Latar Depan
3.7. Ruang untuk garis pandang dan garis gerak.
Beri ruang di depan subjek untuk mengesankan subjek sedang bergerak atau
melihat sesuatu

Gambar 3.8. Foto dengan Arah Sudut Pandang Melihat Sesuatu

Gambar 3.9. Foto Bergerak dengan Arah Sudut Pandang

3.8. Batas antar bagian gambar


Batas antar bagian gambar sebaiknya digunakan untuk mempertegas hal apa
yang ingin di komunikasikan
3.9. Cahaya dan bayangan.
Gunakan pencahayaan yang menyebar agar gambar nampak jelas dan
usahakan agar subjek anda menghadap sumber cahaya.

110
3.10. pengambilan gambar secara bervariasi
Lakukan pengambilan gambar secara bervariasi agar gambar lebih menarik.
Yaitu dengan membedakan jarak antara kamera dan subjek dalam setiap
pengambilan.

MATERI 4
4. Jenis-Jenis Foto berdaraskan Jarak
4.1. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan subjek, sehingga
detil subjek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat. biasanya dilakukan
dengan lensa makro atau close-up.

Gambar 3.10. Foto Exsteme Close Up


4.2. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

Gambar 3.11. Foto Head Shot


4.3. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.

Gambar 3.12. Foto Close Up

111
4.4. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

Gambar 3.13. Foto Medium Close Up


4.5. Mid Shot
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

Gambar 3.14. Mid Shot


4.6. Medium Shot
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

Gambar 3.15. Medium Shot

112
4.7. Full Shot
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

Gambar 3.16. Full Shot

4.8. Long Shot


Long shot atau pengambilan jarak jauh,menampilkan keseluruhan
subjek, memantapkan semua elemen dalam gambar termasuk latar belakang
dan latar depan.

Gambar 3.17. Foto Long Shot

113
MATERI 5
5. Jenis-Jenis Foto berdaraskan Titik Pandang Kamera
5.1. Low angle (pandangan dari bawah):
Memberi kesan tinggi dan megah pada gambar monumen, bagungan

Gambar 3.18. Foto Low Angle


5.2. Normal angle (pandangan sebatas mata),
Pemandangan yang biasa dan paling umum dilakukan pada saat
pengambilan gambar.

Gambar 3.19. Foto Normal angle

5.3. High angle (pandangan dari atas):


Pengambilan dari suatu ketinggian, mengesankan pandangan dari atas,
dapat menyamarkan bagian bagian yang tidak penting. Sangat baik digunakan

114
untuk mengambil gambar suatu kerumunan, keramaian lalulintas, dan lain-
lain.

Gambar 3.20. Foto Higt angle

115
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 4. Pemotretan


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah memotret menggunakan


kamera manual dan digital, melaksanakan pemotretan di studio alam.

Materi:
1. Bagian-Bagian Kamera
2. Perbedaan kamera manual dan digital
3. Langkah- langkah dalam pemotretan

MATERI 1
1. Bagian-Bagian Kamera
Pada dasarnya bagian luar kamera analog dan digital serupa. Apalagi kamera
analog yang sudah elektronik. Hanya saja di kamera digital yang tampak
menonjol adalah adanya LCD untuk menampilkan picture yang di-capture. Pada
kamera analog, tentu saja ada bagian yang bisa dibuka untuk menaruh film.
Sementara pada kamera digital, film tidak diperlukan lagi.
Berikut adalah gambar penampang kamera dari analog dan kamera
digital:

Gambar 4.1. Bagian dari Kamera Analog

116
Gambar 4.2. Bagian dari Kamera digital
Keterangan:
1. Photographic lens
2. Lens holder
3. Diaphragm
4. Focal plane shutters
5. Photographic film
6. Strap hole
7. Shutter release
8. Film Speed scale
9. Expose counter

10. Viewfinder

11. Flash socket

12. Fokus ring

Bagian- bagian kamera adalah sebagai berikut:


a. Lensa
Lensa berguna untuk memfokuskan cahaya agar tertangkap oleh bagian
kamera untuk kemudian direkam ke atas film. Pengaturan cahaya yang disebut
diafragma terdapat di lensa.
b. Film Compartment
Kompartemen film di dalam kamera, merupakan sebuah ruangan di dalam
kamera yang menyimpan film. Biasanya terletak di bagian belakang yang bisa
dibuka seperti pintu. Kompartemen film ini memiliki bagian untuk tabung
film, bagian untuk membentangkan film agar bisa tercahayai, papan penekan
untuk mengencangkan film dan tombol penggulung film.
c. Viewfinder
Jendela bidik adalah bagian di belakang kamera yang dipergunakan oleh
fotografer untuk mengarahkan lensa agar bisa menangkap gambar.
d. Pentaprisma
berfungsi untuk membalikkan sinar gambar yang masuk agar dapat
dilihatpada view finder.

117
e. Shutter
Perekam gambar atau Rana adalah bagian kamera yang terdiri dari plastik atau
logam yang menjaga agar cahaya masuk ke film atau sensor digital.S

f. hutter Release
Tombol perekam gambar atau tombol tembak adalah tombol yang digunakan
untuk merekam gambar. Saat tombol ini ditekan, rana membuka dan cahaya
bisa masuk ke dalam kompartemen film untuk memaparkan cahaya kepada
film.
g. Shutter Speed Control
Pengontrol Kecepatan Tembak. Ini adalah bagian dari kamera yang digunakan
untuk mengontrol seberapa lama rana terbuka.
h. Film Speed Control
Pengontrol Kecepatan Film mengontrol kecepatan film yang tepat. (Biasanya
dikenal dengan ISO atau ASA).
i. F-Stop Control
Pengontrol Diafragma untuk mengatur besarnya cahaya yang masuk melalui
lensa.
j. Flash
Kita mengenalnya sebagai blitz atau lampu flash. Digunakan sebagai cahaya
buatan sebagai tambahan apabila dirasakan cahaya yang tersedia kurang untuk
merekam gambar.
k. Hot Shoe Mount
Dudukan blitz yang biasanya terdapat di bagian atas kamera, terutama di
kamera SLR (Single Lens Reflect).
l. Lens Ring Mount
Dudukan lensa. Ada pada kamera yang memiliki lensa yang bisa dilepas-tukar.
Berbentuk semacam cincin yang bisa mengunci lensa yang dipasang. Tentu
saja terletak di bagian depan kamera.

MATERI 2
2. Perbedaan Kamera Digital Dengan Kamera Analog
secara mendasar dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1. Perbedaan Kamera Analog dengan Kamera Digital.
Kamera Analog Kamera Digital
Negatif film sebagai media Gambar disimpan dalam
penyimpanan format digital pada
memori card
Objeck hanya bisa dilihat pada Objeck tergambar jelas
lensa pembidik(Optical pada image displey yg
Viewfinder) tersedia
Hasil tidak bisa diedit Hasil bisa diedit

118
MATERI 3
3. Langkah- langkah Pemotretan
3.1.Langkah- langkah Pemotretan Kamera Manual
a. Tahap Persiapan
1) Pertama kali untuk keamanan kamera, maka hendaknya memasang tali
kamera.
2) Periksa Film kamera, jika masih kosong maka masukkan film yang masih
baru.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Engkol kamera sebanyak satu kali.
2) Setting kamera seperti yang diinginkan
3) Peganglah kamera dengan dua tangan agar kamera tidak goyang saat Anda
menekan Shutter Button.
4) Berikutnya arahkan kamera pada subjek dan fokuskan gambar yang
terlihat pada kamera pembidik.
5) Setelah lensa kamera bisa menangkap subjek pada posisi yang tepat maka
tekan tombol shutter. Jangan langsung menekan habis Shutter untuk
memberikan kesempatan cahaya lebih banyak masuk karena setiap kamera
tetap perlu waktu untuk bekerja.
6) Jika lampu hijau didalam layar pembidik menyala/berkelip segera tekan
penuh Shutter Button untuk mengambil gambar, setelah terdengar bunyi
beep berarti pemotretan sudah selesai dan gambar sudah tersimpan
negative film
3.2.Langkah- langkah Pemotretan Kamera Digital
a. Tahap Persiapan
1) Pertama kali untuk keamanan kamera, maka hendaknya memasang tali
kamera.
2) Periksa battrai kamera, jika masih kosong atau battrai lemah hendaklah di
charge atau masukkan battrai yang masih baru.
3) Periksa memory card, jika belum terpasang maka silakan dipasang pada
slot memory card yang disediakan
b. Tahap Pelaksanaan
1) Nyalakan kamera dengan menekan ON/OFF Switch. Jika lampu menyala
dan tutup lensa kamera terbuka berarti kamera siap untuk digunakan.
2) Setting kamera seperti yang diinginkan
3) Peganglah kamera dengan dua tangan agar kamera tidak goyang saat Anda
menekan Shutter Button.
4) Berikutnya arahkan kamera pada subjek dan lihat hasilnya pada tampilan
subjek (Image Display) atau bisa melihat langsung melalui Optical
Viewfinder kamera.

119
5) Setelah lensa kamera bisa menangkap subjek pada posisi yang tepat maka
tekan tombol shutter. Jangan langsung menekan habis Shutter Button
untuk memberikan kesempatan cahaya lebih banyak masuk karena
secanggih apapun kamera , tetap perlu waktu untuk bekerja.
6) Jika lampu hijau dekat Optical Viewfinder menyala/berkelip segera tekan
penuh Shutter Button untuk mengambil gambar, setelah terdengar bunyi
beep berarti pemotretan sudah selesai dan gambar sudah tersimpan pada
memory card
3.3. Kesalahan dalam pemotretan dan cara mengatasinya
Gejala Kemungkinan kesalan dan cara mengatasi
1. Subjek terlalu kecil  Pemotretan kurang dekat dengan subjek
 Dekati subjek kalau mungkin
 Jika tidak ganti dengan lensa tele
2. Gambar miring tidak  Kurang cermat dalam membidik
sejajar dengan bingkai  Waktu membidik perhatikan keadaan subjek
dalam jendela bidik apakan sudah horizon
3. Subjek yang tertutup  Pemotretan kurang memperhatikan subjek dengan
oleh subjek lain cermat
 Waktu memotretperhatikan keadaan yang diambil
4. Ruang gambar tidak  Pemotret tidak memperhatikan keadaan subjek,
seimbang, ada subjek pada jendela bidik apakah sudah berada ditengah-
yang seimbang,ada tengah atau masuk dalam garis segi empat dalam
subjek yang terlalu jendela bidik
kepinggir, dan bagian
lain yang masih
lowong
5. Gambar terlalu hitam  Pemtretan kurang cahaya
 Perbesar bukaan lensa dengan cara memperkecil
angka diagfragma
6. Gambar kabur  Pemotret yang kurang fokus atau kamera yang
bergesr saat membidik
7. Gambar agak gelap  Batrai lemah saat memotret atau lampu blitz
dan buram belum penuh. Dan kemungkinan lain diagfragma
yang msih kecil bukaannya
8. Gambar pucat  Pemotretan kelebihan cahaya,
 Perkecil bukaan lensa dengan menaikan angka
diagfragma
 Film tebal, waktu mencetak lamakan
pencahayaanya atau perbesar bukaan diagfragma
enlarger dengan menggeser ke angka yang lebih
kecil

120
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 5. Obat Developer dan fixer


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan developer film dan kertas serta fixer film dan kertas,
membuatnya developer dan fixer untuk film dan kertas

Materi:
1. Obat Developer Untuk Film
2. Obat Fixer Untuk Film
3. Obat Developer Untuk Kertas Foto
4. Obat Fixer Untuk Kertas Foto

MATERI 1
1. Obat Developer Untuk Film
a. Jenis Obat
1) Diracit Sendiri, Yaitu terdiri dari:
a) Natrium Sulfat (Naso4)a. 100gr
b) Natrium Karbonat (Na2CO4) 80gr
c) Hidro Chinon (Campuran Zat Senyawa Organic) 6gr
d) Kalium Bromide (Kbr) 2gr
e) Metol 1,5gr
2) Dijual di Studio Foto dalam Bentuk Paket( Micro-Mf )
Padket Micro-MF terdiri dari dua paket yaitu ;
a) Pocket kecil smaller packet) speefic compound
b) Pocket besar (larger pocket )
b. Cara membuat obat Pencuci Film
1) Diracit Sendiri, cara membuat larutannya adalah sebagai berikut:
a) Masukkan natrium sulfat dan natrium karbonat kedalam wadah
pertama yang terbuat dari kaca/ plastik (tidak boleh dari logam) yang
telah diisi air sebanyak 500 cc pada temperature 20 derajat,
b) Aduk larutan ini dengan menggunakan pengaduk dari kaca atau
bamboo sampai tidak ada lagi butiran dari kedua zat tersebut (kedua zat
telah larut)
c) Pada wadah yang lain yang juga terbuat dari bahan yang sama dengan
wadah pertama, yang telah diisi air sebanyak 500 cc dengan suhu
40 derajat, masukkan Hidro chinon, kalium bromide dan mentol
d) Aduk larutan pada bejana kedua ini sampai tidak ada lagi butiran dari

121
kedua zat tesebut.
e) Setelah zat pada kedua wadah benar-benar larut kemudian campurkan
kedua larutan tersebut menjadi satu larutan dengan volume 1 liter (1000
cc) developer film
f) Larutan tersebut sudah dapat digunakan, jika belum digunakan
larutan disimpan dalam botol yang berwarna gelap
2) Dijual di Studio Foto dalam Bentuk Paket( Micro-Mf ),cara memebuatnya
adalah sebagai berikut:
a) Masukkan Larger packet kedalam wadah pertama yang terbuat dari
kaca/ plastik (tidak boleh dari logam) yang telah diisi air sebanyak 500
cc pada temperature 20 derajat,
b) Aduk larutan ini dengan menggunakan pengaduk dari kaca atau
bambu sampai tidak ada lagi butiran dari zat tersebut (zat telah larut)
c) Pada wadah yang lain yang juga terbuat dari bahan yang sama dengan
wadah pertama, yang telah diisi air sebanyak 500 cc dengan suhu 40
derajat , masukkan smaller packet.
d) Aduk larutan pada bejana kedua ini sampai tidak ada lagi butiran dari
kedua zat tesebut.
e) Setelah zat pada kedua wadah benar-benar larut kemudian campurkan
kedua larutan tersebut menjadi satu larutan dengan volume 1 liter (1000
cc) developer film micro
f) Larutan tersebut sudah dapat digunakan, jika belum digunakan
simpan dalam botol yang berwarna gelap

MATERI 2
2. Obat Fixer Untuk Film Black And White (Fixer Film Black And White)
a. Jenis Obat
1) Hypo/ sodium theo sulphite Na2S2O3 25gr
2) Natrium sulfite/acifix acid Na2SO3 25gr
3) Tawas ( aluminium sulfat) Al(SO4)3 25gr
4) Air (H2O) 1000 gr
b. Cara Membuat Larutan
a. Masukkan Hypo kedalam wadah pertama yang terbuat dari kaca/
plastik (tidak boleh dari logam) yang telah diisi air sebanyak 750 cc
pada temperature 20 derajat
b. Aduk larutan ini dengan menggunakan pengaduk dari kaca atau
bambu sampai tidak ada lagi butiran dari zat tersebut (zat telah larut)
c. Pada wadah yang lain yang juga terbuat dari bahan yang sama dengan
wadah pertama, yang telah diisi air sebanyak 250 cc dengan suhu 40
derajat , masukkan satu bungkus Acifix acid tawas
d. Aduk larutan pada bejana kedua ini sampai tidak ada lagi butiran dari
kedua zat tesebut.
e. Setelah zat pada kedua wadah benar-benar larut kemudian campurkan
kedua larutan tersebut menjadi satu larutan dengan volume 1 liter (1000
cc)

122
f. Larutan tersebut sudah dapat digunakan

MATERI 3
3. Obat Developer Untuk Kertas Foto
a. Jenis Obat
1) Diracit Sendiri, Yaitu terdiri dari:
a) Natrium Sulfit (Na2SO3) 100gr
b) Hydrochinon 5gr
c) Borax/Potasium Bromida 2gr
d) Motol 2gr
2) Dikemas dalam kotak yang dijual di rumah foto (Superbrom)
Nama merk dagang obat developer paper ini adalah : Superbrom.
Dalam kotak ini terdapat 2 bungkus bahan : 1 pocket small (bungkus
kecil) dan 1 pocket larger (bungkus besar
b. Cara membuat obat Pencetak Foto
1) Diracit Sendiri, cara membuat larutannya adalah sebagai berikut:
 Larutan 1
a) Sediakan air 500cc kedalam wadah dari kaca atau plastik
b) Masukkan Na2SO3 100gr aduk sampai larut (pengaduk tidak
boleh logam, harus kaca/kayu/bambu)
c) Masukkan pula Borax 2gr aduk pula sampai larut
 Larutan 2
a) Sediakan air 500cc kedalam wadah dari kaca atau plastik
b) Masukkan Motol 2gr aduk sampai larut (pengaduk tidak boleh
logam, haruskaca/kayu/bambu)
c) Masukkan pula hydrochinon 5gr aduk pula sampai larut.
2) Setelah kedua larutan selesai dibuat, maka campurkan larutan 1 dengan
larutan 2
a) Campurkan larutan 1 dengan larutan 2 pada satu wadah gelas atau
plastik
b) Aduklah sehingga larutan 1 dan larutan 2 bercampur homogen
c) Siaplah larutan Developer paper 1L (1000cc) larutan
d) Larutan terebut sudah dapat digunakan dan jika belum, simpan
dalam botol yang berwarna gelap.
3) Dikemas dalam kotak yang dijual di rumah foto (Superbrom)
 Larutan 1
a) Sediakan air 250cc kedalam wadah plastik atau kaca
b) Masukkan Pocket small aduk sampai larut (pengaduk tidak boleh
logam, harus kaca/kayu/bambu)
 Larutan 2
a) Sediakan air 750cc kedalam wadah palstik atau kaca
b) Masukkan Pocket larger aduk sampai larut (pengaduk tidak boleh
logam, harus kaca/kayu/bambu)
Setelah kedua larutan selesai dibuat, maka campurkan larutan 1 dengan
larutan 2
a) Campurkan larutan 1 dengan larutan 2 pada satu wadah gelas atau
plastik
b) Aduklah sehingga larutan 1 dan larutan 2 bercampur homogen
c) Siaplah larutan Developer paper 1L (1000cc) larutan
d) Larutan terebut sudah dapat digunakan dan jika belum, simpan

123
dalam botol yang berwarna gelap

MATERI 4
4. Obat Fixer Untuk Kertas Foto
a. Jenis Obat
1) Hypo [Natrium Theo Sulfit / Na2S2O3 ] 250gr
2) Natrium [Sulfit / Na2SO3 ] 25gr / ACIFIX ACID 250gr
3) Tawas ( aluminium sulfat) Al(SO4)3 25gr
b. Cara Membuat Larutan
 Larutan 1
1) Sediakan air (H2O) 750cc pada wadah kaca/plastik
2) Masukkan Hypo 250gr dan aduk sampai larut (pengaduk tidak
boleh logam, harus kaca/kayu/bambu)
 Larutan 2
1) Sediakan air (H2O) 250cc pada wadah kaca/plastik
2) Masukkan ACIFIX ACID 250gr dan aduk sampai larut
(pengaduk tidak boleh logam, harus kaca/kayu/bambu)
3) Masukkan tawas ± 25gr aduk sampai larut
 Larutan 1 + larutan 2
1) Campurkan larutan 1 dengan larutan 2 pada satu wadah gelas atau
plastik
2) Aduklah sehingga larutan 1 dan larutan 2 bercampur homogen
3) Siaplah larutan larutan penahan/penetap kertas 1L (1000cc) larutan

124
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 6. Mencuci Film


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :


Mahasiswa mampu menjelaskan cara mencuci film dan praktek
mencuci film hitam putih

Materi:
1. Cara mencuci Film

MATERI 1
1. Cara mencuci Film
1.1. Dengan Bak Dalam Kamar Gelap
Lakukan dalam kamar gelap tidak ada boleh ada cahaya yang masuk, suhu
20 0C. Dalam kamar gelap ada 3 bak plastik atau 3 baskom kecil. Langkah-
langkah mencuci dalam kamar gelap yaitu sebagai berikut:
a. Buka gulungan film dengan menarik ujungnya, rendamkan ke bak air (1)
sampai film tersebut kena air seluruhnya dengan cara bergantian arah
gulungan film.
b. Dengan cara yang sama lakukan dalam Mikro MF (2) selama 7 s/d 12
menit
Rol Film Waktu
Film 1 7 menit
Film 2 7,5 menit
Film 3 1 menit
Film 4 8,5 menit
Film 5 9 menit
Film 6 9,5 menit
Film 7 10 menit
Film 8 10,5 menit
Film 9 11 menit
Film 10 11,5 menit
Film 11 12 menit
c. Setelah cukup waktunya di bak. 2 micro- MF masukkan dengan cara yang
sama pada bak 3 obat penetap (fixer), hypo + acifix + tawas selama 5 s/d
15 menit. Setelah cukup waktunya di bak 3 obat penetap atau fixer, dan di
bawa keluar kamar gelap dibilas denqan air mengalir lalu dibersihkan
dengan kapas dan dikeringkan dengan cara menggantungkan film
ditempatkan yang bebas debu.

125
1.2. Dengan Tank Deevelopment Diruangan Terbuka
Langkah- langkah yang dilakukan yaitu:
a. Masukkan ujung film yang akan dinegatifkan pada spiral tank dengan
mengunting datar ujung film tersebut terlebih dahulu.
b. Bawa film yang sudah masuk ujungnya tadi pada spiral tank bersama
perlengkapan tank kedalam kamar gelap, perhatikan tidak boleh ada
cahaya yang masuk.
c. Masukkan seluruh film kedalam gulungan spiral tank dengan cara
memutar-mutar spiraltank.
d. Setelah masuk seluruh film kedalam spiral tank dengan baik potong
pangkal film yang menyakut pada gulungan film, kemudian rnasukkan
spiral tank yang sudah berisi film tersebut kedalam tank, tutup tank dengan
memutar tulupnya searah jarum jam sampai kuat dan rapat, kemudian
bawa tank keruangan terbuka kembali.
e. Diruangan terbuka masukkan air kedalam tnk melalui corongnya tanpa
membuka tutup tank.
f. Keluarkan air dari tank dengan cara menelungkupkan tank sesaat.
g. Masukkan obat developer film (mikro-MF)kedalam tank, putar-putar
spiral tank melalui pemutar pada tank selama 7 s/d 12 menit.
Rol Film Waktu
Film 1 7 menit
Film 2 7,5 menit
Film 3 8 menit
Film 4 8,5 menit
Film 5 9 menit
Film 6 9,5 menit
Film 7 10 menit
Film 8 10,5 menit
Film 9 11 menit
Film 10 11,5 menit
Film 11 12 menit
h. Setelah cukup waktu dalam obat developer film(microMF), keluarkan obat
mikro- MF dengan cara menelungkupkan tang sesaat.
i. Masukkan obat penetap kedalam tank melalui corongnya, putar-putar
spiral tank melalui pemutartank selama 5 s/d 15 menit.
Rol Film Waktu
Film 1 5 menit
Film 2 6 menit
Film 3 7 menit
Film 4 8 menit''
Filrn 5 9 menit
Film 6 10 menit
Film 7 11 menit
'Film 8 12 menit
Film 9 13 menit
Film 10 14 menit

126
Film 11 15 menit
j. Setelah cukup waktunya dalam obat penetap mikro- MF keluarkan obat
mikro MF dengan menelungkupkan tank, kemudian buka tank dan
masukan air kran yang mengalir 3 menit.
k. Keluarkan film dari spiral tank, bersihkan flm dalam air dengan kapas.
keluarkan film dengan cara menggantungkanya ditempat yang tidak ada
debu.

127
BAHAN AJAR
Bahan Kajian : 7. Mencetak Foto
Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan cara mencetak dan memperbesar foto dengan


enlarger serta prakteknya

Materi:
1. Cara Memperbesar Foto dengan Enlarger

MATERI 1
1. Cara Mencetak Foto
1.1. Kertas Foto (Photo Graphic Paper)
Kertas foto adalah kertas yang diberi lapisan peka cahaya warna putih , aman
atau tidak peka terhadap warna merah
a. Contras grade ( tingkat kontras)
Kepekaan menerima cahaya
1) Soft paper(kertas lunak)
Kode nomor (1); kode huruf s(soft) atau (weich)
Kertas nomor 1 adalah kertas lunak, maka dibutuhkan penyinarah lebih
panjang untuk mencappai kehitaman kontras maksimum,maka tepat
digunakan untuk negative film tipis
2) Special paper (kertas special)
Kode nomor (2); kode huruf S(Spesial)
kertas nomor 2 ini banyak dipakai,banyak menyesuaikan kekontrasan
hasil cetakannya
3) Normal paper (kertas normal)
Kode nomor (3); kode huruf N (Normal)
Kertas nomor 3 digunakan untuk negative film sedang normal kertas
hasilnya
4) Hard paper (kertas keras)
Kode nomor (4); kode huruf H (Hard)
Kertas ini digunakan untuk negative film lunak kontras atau negative
film yang tebal.
5) Extra Hard paper (kertas ekstra keras)
Kode nomor (5); kode huruf Exstra H
Kertas ini digunakan untuk untuk pola kehitaman dan keputihan yang
sangat kontras, untuk penampialan tertentu.

128
b. Texture paper ( sifat permukaan kertas foto)
Texture paper adalah struktur permukiaan yanmg dapat dilihat dan diraba.
Jenis texture paper Foto yang dijual adalah sebagai berikut:
1) Glossy (licin mengkilat)
Kode pada kertas AGFA (jerman/belgia) nomor 111
Kertas tepat digunakan untuk foto bersama didalam ruangan terbuka,
permukaannya halus dan mengkilat seolah-olah ada pemantulan.
Kelemahannya hasil gambar tidak dapat diperbaiki dengan pensil
tusir.pantulan pada kertas mengkilap ini pada satu arah, banyak
digunakan amatir untuk proses cepat, foto untuk dipindahkan
kemajalah.
2) Linen/ Luna (Serupa dengan sutra)
Kode nomor 117 kertas AGFA, Kertas tepat digunakan untuk foto
didalam ruangan, Pas foto , foto keluarga, foto yang diperbesar. kertas
dapat ditusir dengan pensil tusir.
3) Kristal (Kulit jeruk)
Kertas foto ini mirip kulit jeruk ,memiliki pori dan berpindar.
Kode nomor 119 pada kertas AGFA. Kertas kode ini serba bias untuk
digunakan.
4) Kulit telur
Permukaan kertas ini lebih halus dari kulit jeruk.
Kodenya peart yang berarti mutiara.
Banyak digunakan karena permukaannya halus dan serba bisa.
5) Velour (beludru)
Permukaannya seperti beludru dan dipasaran hanya diproduksi aleh
Codak
6) Permukaan jaringan kasar dan sangat kasar
Digunakan untul mencetak dalam ukuran besar
c. Ukuran kertas foto
Jenis ukuran foto yaitu sebagai berikut:
1) Post cart (kartu pos)
Ukuran standar postcard adalah 3R (9cm X 14 cm)
Ukuran efektif dari berbagai merek:
 8,9 cm x 14 cm => merk ILFORD BLACK AND WHITE
(England)
 9 cm x 14 cm => merk Chen Fu BLACK AND WHITE
(cina)
 8,7 cm x 12,9 cm => merk Fuji Color Paper (jepang)
 8,7 cm x 12,8 cm => merk Konika Color Paper (jepang)
Kertas ukuran postcard ini dikemas dalam kotak isi 100 sheet (100
lembar).
2) Ukuran kabinet
Untuk ukuran kabinet bervariasi yaitu sebagai berikut:
 12 cm x 16 cm
 18 cm x 24 cm = 10R warna
 20 cm x 25 cm = 10R hitam putih

129
 24 cm x 30 cm = 12R hitam putih
3) Ukuran salon
 30 cm x 40 cm untuk pameran tingkat junior
 40 cm x 50 cm untuk pameran tingkat senior
4) Ukuran komersil
 50 cm x 60 cm = 24R warna
 60 cm x 90 cm
 70 cm x 120 cm
1.2. Proses Mencetak Foto
Membesarkan foto dari filmnya prosesnya sama dengan mencetak foto, hanya
bedanya kita menggunakan alat pembesar yang khusus. Sebelum menggunakan alat
pembesar kita harus mengetahui lebih dahulu bagaimana alat itu bekerja, adapun cara
alat pembesar bekerja berkebalikan prinsip dengan kamera Pada kamera subjek yang
direkam disinari dengan cahaya, obyek yang disinari itu memantulkan cahaya ke
lensa, lensa meneruskan ke film, lalu film tersebut kita cuci sehingga kita mendapat
film negatifnya. Bagan pembesarkan foto terlhat pada gambar 7.1 berikut:

Gambar 7.1. Enlarge

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencetak foto adalah sebagai berikut:


1) Pesiapan enlarger
a) Letakkan film yang mau dicetak pada enlarger.(pada bagian C di
gambar 7.1).
b) Setelah diletakkan maka sesuaikanlah besar bayangan yang terbentuk
dari proses penyinaran dengan ukuran foto yang akan dibuat yaitu
dengan mengatur tobol D pada gambar 7.1)
c) fokuskanlah bayangan yang dihasilkan, yaitu dengan mengatur tombol

130
E pada gambar 7.1.
d) Atur intensitas cahaya yang akan menyinari film dengan bagian F pada
Gambar 7.1 .
2) Penyinaran kertas foto
Lama penyinaran tergantung pada ketebalan film dan intensitas sinar yang
akan menyinari kertas foto. Bila menggunakan intensitas sedang,
penyinaran dilakukan selama 8 detik.
3) Jika sudah selesai disinari maka kertas foto dimasukkan kedalam larutan
developer(pengembang) sampai dengan munculnya gambar yang kontras
pada kertas foto. Pada bagian ini kertas foto digoyang-goyangkan larutan
developer.
4) Tahap berikutnya yang dilakukan adalah kertas foto dimasukkan kedalam
larutan Fixer (penetap). Dimana pada larutan terjadi pemberhentian proses
pengembangan.
5) Setelah kurang lebih 30 menit maka kertas foto dibersihkan dengan air
mengalir.

131
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 8. Pemotretan di Studio Mini


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan teknik studio fotografi, pencahayaan dalam fotografi,


langkah-langkah memotret dalam studio mini menggunakan blitz dan lampu payung
dengan kamera manual dan digital

Materi:
1. Teknik Studio Fotografi
2. Pencahayaan dalam Fotografi
3. Jenis- jenis Pemotretan

MATERI 1
1. TEKNIK STUDIO FOTOGRAFI
Dengan membedakan letak studio foto, maka studio fotografi dapat
digolongkan menjadi dua. yakni antara lain:
a. Out-Door Studio
Disebut juga Nature Studio = Studio Alam, Penciptaan studio alam ini bisa
disamping rumah, di kebun. atau dimana saja asalkan ciri keikutsertaan alam
selalu ditonjolkan. Studio alam bisa disamakan dengan studio taman. Komposisi
studio taman meliputi pohon-pohon perdu, rurnput, batu dan kerikil, bunga,
dinding batu atau buatan dari busa. Disamping tidak menutup kemungkinan yang
mendesain menyerupai keadaan alam.
Prinsip studio alam adalah kembali ke alam (back to nature).dengan berdasar
dari pengertian tersebut, berarti model harus tampil dengan asesoris background
alam, baik itu alam yang sesungguhnya maupun bahan yang didesain menyerupai
keadaan alam.
Konfigurasi Out-Door Studio
1) Back€ground dan Slide-Ground \
Merupakan latar belakang.dan samping model
2) Lightning/Tata Lampu
Meskipun pengambilan gambar dilakukan diluar ruangan, perihal tata lampu juga
harus diperhatikan. Lighning/sistem pencahayaan bisa menggunakan dua cara:
 Lampu pegang yang langsung disatukan dengan kamera dengan bantuan
sambungan
 Menggunakan lampu terpisah dari kamera

132
Dalam hal ini harus menggunakan tripot untuk ternpat peletakan lampu lighting.
Koordinasi. antara pelepasan tombol rana denqan menyalanya lampu tersebut bisa
pakai slave-Unit atau sambungan kabel yang langsung dihubungkan dengan
kamera.
3) Posisi matahari
Pengambilan gambar harus memperhatikan arah datangnya sinar matahari bila
ingin mendapatkan hasil yang tetap bagus. Diusahakan agar tidak terlalu
menetang dengan sinar matahari. Disamping akan mengakibatkan silau pada
lensa, juga berakibat kurang baik bagi penampilan model. Misalnya efek yang
bisa terjadi adalah penampilan model dengan tekstur tidak nyata seolah
terselubung kabut (sof)
b. Indoor Studio (Room Studio)
Komponen didalam studio foto mini adalah:
1) Ruang Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang
akan dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio
yang luas seperti pada foto keluarga atau grup yang memerlukan ruangan yang
besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut.
2) Lighting/Lampu
Aparat yang bertugas memberi penerangan dan penciptaan pengaturan bayangan
3) Kamera dan Lensa
Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera
format kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera
format besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk
pemotretan portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan
pemotretan still life memakai kamera format besar. Akan tetapi bukan berarti
kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat digunakan untuk pemotretan
studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai kamera dengan format
35mm untuk pemotretan portrait di studio.
4) Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana
kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu studio.
5) Triger dan receiver
Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bisa
menyala saat tombol rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar
fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang
terpasang dikamera.
6) Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar
reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
7) Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan
pantulan dari cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih,
perak dan emas dimana masing-masing warna mempunyai karakter dari
pentulannya tersebut.
8) Payung reflektor

133
Aparat pemantul dan menyebarkan cahaya dari sinar utama terhadap
background dan model. Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek
bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan
dengan standar reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan yang
membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding dengan standar
reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di arahkan. White
Convertible Umbrella Shoot Throught Umbrella/ Transparance Umbrella.

Gambar 8.1. Posisi Peletakan Payung di Studio Mini


9) Tripod dan Monopod
Tripod dalam fotografi merupakan alat tambahan yang berfungsi sebagai
penyanggah kamera untuk meredam kamera dari guncangan atau getaran ketika
menggunakan kecepatan rendah. Dalam sebuah pemotretan apapun ketika
menggunakan kecepatan rendah di bawak 1/15 detik dipastikan kemapuan tangan
untuk menahan kamera dari getaran tidak dapat dielakkan, oleh sebab itu guna
mendapatkan hasil yang tajam, maka keberadaan tripod sangat diperlukan.
Keberadaan Tripod makin diperlukan ketika kita akan menciptakan sebuah karya
fotografi yang bernuansakan nilai seni, misalkan memotret sebuah kota di malam
hari dengan mengandalkan kecepatan (B) dalam waktu sekian detik guna
mendapatkan garis-garis bercahaya dari sinar lampu mobil atau motor yang
sedang melintas. Karena pemotretan memerlukan waktu yang panjang dalam
melakukan proses exposure itu makan perlu adanya tripod guna menahan kamera
dari getaran, hingga hasilnya nanti tetap terjaga ketajaman gambarnya. Tripod
juga diperlukan dalam pemotretan yang bersifat multi exposure, dimana proses
pengeksekusiannya tidak lagi berdasarkan seper sekian detik, akan tetapi
memerlukan beberapa detik dalam proses pembakaran filmnya.
Sebuah alat penyanggah kamera dengan bentuk kaki tiga itu dalam bentuk
dan mereknya bermacam-macam misalnya Manfrotto, Slink Sprint, Velbon serta
merek-merek yang murah lainnya. Masing-masing merek memproduksi beberapa
jenis diantaranya ada yang besar dengan jangkauan ketinggian tertentu dan ada
juga yang kecil dengan jangkauan pendek bahkan ada yang bentuknya mini.
Pemilihan tripod tersebut tergantung dari jenis kamera yang digunakan. Apabila
kameranya hanya sekedar poket, maka tidak perlu memakai tripod berukuran
besar, namun cukup yang kecil saja, karena sudah mampu menahan beban kamera

134
yang ringan. Tetapi apabila kamera yang digunakan mempunyai bebaban berat
semacam kamera medium dan SLR, maka perlu tripod dengan ukuran besar,
supaya beban kamera dapat ditahan secara maksimal hingga posisi kamera tetap
kokoh pada waktu digunakan dalam melakukan pemotretan.
Selain Tripod juga ada yang hanya berupa satu kaki saja dengan nama
Monopod. Fungsi alat ini pada dasarnya sama dengan Tripod yaitu sebagai
penahan kamera dari guncangan, namun bentuknya saja yang berbeda dan
keberadaan Monopod terlihat lebih fleksibel dalam melakukan pergerakan dalam
membidik obyek. Monopod sering dipakai oleh para fotografer dalam menangkap
suatu peristiwa yang obyeknya mengalami pergerakan misalnya pertandingan
sepak bola, Motor Cross termasuk para wartawan yang mencari berita di beberapa
instansi pemerintah dan swasta. Karena bentuknya yang kecil itu, maka monopod
mudah dibawa kemana-mana dalam melakukan pergerakan dengan kata lain
melakukan perubahan posisi kamera tanpa harus menyetelnya lagi. Dari segi
harga monopod lebih murah daripada Tripod.

Gambar 8.2. Trimpot dan Pengunaan Trimpot

Tripod dalam fotografi berfunsi sebagai penyanggah kamera agar tetap kokoh dari
getaran disebabkan dengan penggunaan kecepatan rendah atau dengan pemakaian
teknik multi exposure yang memerlukan pencahayaan dalam hitungan beberapa
detik. Berbagai macam jenis tripod beserta karakternya yang harus disesuaikan
dengan kebuthannya. Monopod pada prinsipnya sama dengan tripod hanya kaki
penyanggahnya saja yang membedakan. Dalam pemotretan yang atraktif misalnya
obyek bergerak orang lebih banyak menggunakan monopod hal ini disebabkan
karena fleksibelitasnya dalam melakukan perpindahan lokasi pemotretan.
10) Shutter Release
Shutter Release adalah peralatan fotografi yang berfungsi untuk menekan
tombol kamera namun penekanannnya dilakukan dengan jarak jauh. Alat ini
berfungsi sebagai pengganti tangan untuk menekan tombol rana dimana posisi
pemotret bisa berada dekat dengan kamera mapun jauh dari kamera. Pemakaian
alat ini bisa dihubungkan dengan kabel yang disebut Cable Release. Ukuran kabel
bisa dekat dan juga bisa jauh tergantung dari kebutuhan. Bentuk dasar dari Cable
Release adalah semacam suntikan dan cara kerjanya mirip ketika kita melakukan
penyuntikan yaitu ditekan ujung pegangannya. Dalam perkembangannya beberapa

135
model tombol penekanan digantikan semacam remote, namun masih
menggunakan kabel. Pada teknologi modern sebagai pelengkap dari kamera
digital, peran kabel digantikan dengan menggunakan semacam remote
berteknologi wireless yang dilengkapi dengan sensor sebagai alat sikronisasi
terhadap kamera, Sehingga dalam mengeksekusi pemotretan bisa dilakukan
dengan jarak jauh atau dengan suasana yang lebih leluasa.

Gambar 8.3. Penggunaan Shutter Release


Shutter Release dalam fotografi berfunsi sebagai pengganti tangan dalam
menekan tombol kamera dan si pemotret bisa melakukannya dengan mendekat
pada kamera ataupun menjauh dari kamera. Awalnya Shutter Release berupa kabel
dan pada perkembangan teknologi digital dirubah dengan menggunakan sistem
remote secara wireless
11) Background dan Sideground
Merupakan pemberi suasana dan penghias bidang gambar yang erat sekali dengan
komposisi.
Beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pemilihan komponen tersebut
antara lain:
1) Pemilihan Lampu
Pemilihan lampu untuk studio harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kualitas pencahayaan
Beberapa karakter mengenai kualitas pencahayaan:
 Cahaya yang dihasilkan memusat pada model
'Digunakan bila kita memotret dengan tujuan hanya ingin menonjolkan subjek
saja, tanpa menghiraukan keberadaan back-grond dan subjek sekeliling.
 Cahaya yang dihasilkan rata menyebar
Memberikan efek perataan tekstur pada latar belakang dan model, sehingga model
dan latar belakang mendapat porsi seimbang dalam pencahayaan
b) warna cahaya yang di produksi
Cahaya yang dihasilkan harus netral. Dapat diartikan bahwa koreksi warna dan
density terhadap lampu tersebut mendekati NOL. Dengan kata lain lampu
pencahayaan di dalam studio harus tidak dominan warnanya, misal: warna kuning.
Karena efek yang dihasilkan akan merubah warna model padahal untuk
pemotretan biasa warna dituntut harus benar-benar alami. Misalnya, Kekuatan
pencahayaan
2) Pemilihan Payung
Fungsi payung dalam studio sebagai mediator dan aparat pemantul cahaya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi bldang pemantulan sebagai berikut:

136
a) Salah satu alternatif bentuk adalah bidang lengkung.
Dengan tujuan agar sinar utama, dapat dipantulkan dengan sempuma mengenai
bidang yang dikehendaki.
b) Berwarna netral
Memiliki daya pantul. Warna yang umum dipakai adalah warna putih, atau
cenderung berwarna kreem mengkilap. Jangan digunakan warna dasar pada
bidang pemantul selain warna netral

MATERI 2
2. Pencahayaan (Exposure) Dalam Fotografi
Faktor yang menentukan pencahayaan terhadapap hasil foto adalah
a. Kecepatan Lensa Terbuka (Shutter)
b. Bukaan Diafragma
c. Kepekaan Film (Asa Film)
d. Keadaan Cuaca ( Sinar Atau Cahaya)
3.1. Sumber Pencahayaan Pada Fotografi
Ada berbagai jenis pencahayaan pada fotografi yang dapat digunakan seorang
fotografer, tergantung pada lokasi pemotretan. Tanpa jenis pencahayaan tepat, foto
yang disusun mungkin tidak dapat digunakan atau mungkin tidak bagus sama
sekali. Menurut Dea Rahwati terdapat 3 sumber utama pencahayaan pada
fotografi, yaitu :
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami sering digunakan ketika di luar rumah atau dekat jendela
besar. Tidak ada cahaya yang lebih bagus atau memungkinkan untuk gambar yang
lebih baik dari pencahayaan alami. Waktu terbaik untuk mengambil keuntungan
dari pencahayaan alami adalah pada siang hari, kecuali pada tengah hari ketika
matahari sangat terik. Pastikan Anda tidak berada dalam area bayangan, dimana
bayangan akan mempengaruhi kualitas gambar.

Gambar 8.4. Pencahayaan alami dari sinar matahari


b. Lampu LED
Banyak lampu dirancang sebagai lampu kerja. Namun, ketika pemotretan
dalam ruangan, lampu ini terbukti dapat bermanfaat. Beberapa lampu tidak
menggunakan listrik tetapi daya baterai. Yang lainnya dapat di charge.
Manfaatnya adalah lampu ini sangat terang dan dengan latar belakang putih,
sangat memungkinkan untuk pencahayaan yang sempurna. Cahaya lampu bisa

137
bersinar ke samping untuk menciptakan sedikit sinar ambient jika itu adalah efek
yang diinginkan.

Gambar 8.5. Pencahayaan dari Lampu LED


c. Flash
Kadang-kadang ada saat di mana mencari pencahayaan yang tepat tidak
terbukti efektif. Dalam hal ini, sebuah flash kamera adalah sumber pencahayaan
terbaik. Namun, dapat sedikit menyulitkan memotret dengan flash. Bahkan,
fotografer profesional pun sering berjuang dengan pengaturan lampu flash. Jika
Anda harus memilih untuk mengandalkan lampu flash, pastikan Anda menjadi
terbiasa dengan flash dan pengaturannya sebelum pemotretan.

Gambar 8.6. Pencahayaan dari Flash


Memilih jenis pencahayaan tergantung di mana berencana untuk mengambil
gambar. Pemotretan dalam ruangan cenderung menggunakan kombinasi dari
lampu LED, lampu spot dan flash kamera adalah merupakan sumber umum yang
digunakan untuk pemotretan model atau produk yang terjadi di dalam ruangan.
Pemilihan shutter.
1) 1/125 detik keperluan umum
2) 1/60 detik untuk blitz
3) 1/500 detik untuk objek yang bergerak cepat atau objek yang diam, tetapi ingin
mencapai latar belakang kabur. 4.1 detik atau pada B, pemotretan
pemandangan kota pada malam hari, pemotretan kembang api dengan syarat
kamera harus pakai standar. Petunjuk exspouse dengan keadaan cuaca dan
klasifikasinya untuk umum.

138
Tabel 1. Hubungan keadaan cuaca dengan shutter dan diafragma

Tabel 2. Pemotretan memakai lampu blitz ( 4 buah baterai. Kecepatan 60/125)

3.2.Mengetahui Cara Pencahayaan ( Expouse )


Yang dimaksud dengan pencahayaan dalam memepergunakan kamera adalah
pengaturan cahaya yang diterima oleh film untuk mengatur pencahayaan ini
pekerjaan kita adalah menentukan kecepatan shutter dan lubang diafragma yang
dipakai, sisitem penentuan angka ini ada dua cara yaitu :
a. Sistem manual
Untuk melaksanakan sistem secara manual kita berpedoman kepada table
pencahayaan, yang ditemui dalam kotak film silender kertas yang berisikan tabel
tersebut. Sebagai contoh penulis cantumkan tabel dari fuji color F II ASA 100
Tabel.3. Petunjuk pemotretan di siang hari dengan kecepatan shuuter 1/250 detik

Tabel 3 ini berlaku untuk pemotretan mulai dari dua jam sebelum
matahari terbenam. Antar kecepatan dan diafragma dari tabel diatas dapat
kita robah-robah. Untuk mendaptkan pncahayaan yang sama yang perlu kita
ingat kalau angka diafragma dinaikkan 1 tingkat maka angka kecepatan harus

139
ditrunkan satu tingkat. Kalau angka diafragma dinaikkan 2 (dua) tingkat maka
angka kecepatan harus diturunkan 2 (dua )tingkat.
b. Sistem Semiautomatis
Pada kamera keluaran baru, pencahayaan dapat diatur secar semiiaoutomatis
dimana sistim ini sangat membantu dan mempermudah pengaturan cahaya,
indikator yang digunakan untuk pengaturan cahaya terletak didalam tubuh kamera
berupa (light meter) yang dihubungkan dengan pengaturan diafragma dan kecepatan
(shutter), Pada umumnya kamera bermutu tinggi memakai kedua sistim, sehingga
pemakai dapat menggunakan kedua sistim sesuai degngan keperluan dan keadaan
pemotretan
3.3. Tekhnik Pencahayaan Dalam Fotografi

Ada beberapa teknik pencahayaan studio dalam fotografi yang umum


digunakan terutama pada saat pemotretan didalam studio, bukan hanya untuk
memotret orang saja namun juga apapun jenis fotografi studio semisal, fotografi
makanan, fotografi produk yang mengharuskan dilakukan didalam ruangan.
Menurut Muhammad Normansyah Kaban (2013) tekhnik yang umum dipakai
pada pencahayaan studio, antara lain:
a. Short Light
Adanya daerah gelap di hidung merupakan salah satu ciri short light. Short
light merupakan tipe teknik pencahayaan fotografi dalam studio, di mana daerah
wajah objek yang terjauh disinari dengan cahaya utama. Dengan teknik fotografi
ini, wajah yang jauh dari sumber cahaya akan under exposure dan bagian wajah
yang terkena cahaya akan lebih terang. Hasil yang Anda dapatkan ketika
menggunakan teknik pencahayaan studio ini mengakibatkan seakan-akan wajah
menjadi tipis, itulah sebabnya mengapa teknik pencahayaan studio ini baik untuk
memotret orang yang gemuk (pipi chubby). Tips yang perlu diingat, teknik
fotografi short light akan membuat objek menjadi lebih ramping. Berikut contoh
hasil foto short light.

Gambar 8.7. Foto short light


b. Broad light
Broad light merupakan keballikan dari short light. Dalam teknik fotografi
broad light ini, sisi yang tersinari dengan baik adalah sisi yang berhadapan
langsung dengan kamera. Teknik pencahayaan studio ini dapat digunakan untuk
memberikan kekuatan untuk foto portrait dan umumnya digunakan untuk portrait

140
seorang laki-laki yang dapat memunculkan karakteristik objek pria yang
maskulin. Berhati-hatilah untuk tidak mengubah wajah terlalu banyak, karena ini
bisa membuat telinga mendominasi frame foto, meskipun itu hanya bayangannya
saja. Teknik ini juga dapat ditunjang dengan teknik fotografi lain seperti teknik
fill-in light untuk mengisi daerah yang gelap, dimana penggunaan reflektor
berlawanan dengan sumber cahaya sangat disarankan. Berikut contoh hasil foto
broad light.

Gambar 8.8. Foto broad light


c. Split Light
Split light pada prakteknya lebih sulit daripada teorinya. Pasang Lampu
utama Anda dengan arah 90 derajat menghadap objek. Teknik pencahayaan
studio ini dapat dikatakan berhasil bila lampu hanya menerangi objek setengahnya
saja, objek akan terlihat lebih langsing. Anda dapat menggunakan teknik ini untuk
mempersempit wajah lebar atau hidung. Hal ini juga dapat digunakan untuk
menutupi kekurangan/cacat pada bagian wajah. Untuk mengahasilkan dampak
yang sangat dramatis, teknik fotografi dengan split light tidak disarankan
menggunakan teknik fill-in. Pada dasarnya dengan teknik ini anda akan melihat
sebuah bayangan yang dramatis menuju langsung ke wajah objek. Dalam kasus
lampu utama Anda adalah flash, Anda mungkin perlu untuk berpikir tentang
cahaya tambahan, bukan untuk mempengaruhi eksposur pada foto anda, tetapi
hanya untuk menerangi objek saja karena lampu flash hanya akan nyala pada saat
shutter ditekan. Kami menyebutnya cahaya tambahan kecil atau disebut juga
modeling light. Berikut contoh hasil foto split light.

Gambar 8.9. Foto split light

141
d. Rembrandt Light
Rembrandt light dikenal sebagai pencahayaan klasik yang artistik. Teknik
pencahayaan rembrant adalah nama yang diberikan untuk teknik fotografi yang
diciptakan oleh seorang master seni yang digunakan untuk efek pencahayaan
dibanyak lukisannya. Teknik fotografi ini sangat fundamental dimana dengan
teknik ini pencahayaan bayangan dari hidung menempel dengan bayangan di
sepanjang sisi wajah, sehingga menciptakan segitiga yang menerangi daerah
pendek wajah (hampir seluruh wajah tersinari dengan merata). Dalam kasus ini
bayangan hidung tidak terhubung dengan bayangan pipi, itu tidak benar-benar
dianggap sebagai pencahayaan Rembrandt, ini hanya pencahayaan pendek.
Rembrandt lighting ini dapat di buat dengan menempatkan cahaya utama
berupa flash atau continous pada arah jam 4.30 atau 7.30 dengan posisi cahaya
utama 45′ ke arah bawah. efek yang di hasilkan menyerupai lukisan rembrandt
yaitu terlihat segitiga di bawah mata objek/model. Tehnik lighting ini biasa di
gunakan kepada wajah gemuk chubby (chubby face) karena 45% bagian pipi yang
terletak berlawanan arah dari cahaya utama menjadi gelap sehingga pipi tidak
terlihat dan seolah olah memberikan kesan waja objek/model menjadi lebih tirus.
Berikut contoh hasil foto rembrandt light.

Gambar 8.10. Foto rembrandt light


e. Butterfly Light
Bayangan dibawah hidung yang seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly
light. Butterfly light dihasilkan bila penempatan lampu utama tepatnya di depan
wajah subyek dan mengubah ketinggian untuk membuat bayangan langsung di
bawah hidung. Teknik fotografi pencahayaan dalam studio ini disebut sebagai
butterfly light karena bentuk bayangan dibuat tepat di bawah hidung dan
membentuk bayangan seperti kupu-kupu. Ketika hidung mengarahkan ke arah
sumber cahaya, dan cahaya cukup untuk membentuk banyangan ke bawah, maka

142
hasilnya adalah bayangan seperti kupu-kupu. disn Anda juga bisa memanfaatkan
reflektor yang ditempatkan di bawah sumber cahaya utama untuk mengisi bagian
bawah wajah (mata soket, bawah hidung dan di bawah zona dagu). Berikut contoh
hasil foto butterfly light.

Gambar. 8.11. Foto butterfly light


Sedangkan menurut Allan Arthur (2009) teknik pencahayaan dapat dibedakan
atas 4 macam, yaitu sebagai berikut :

a. Paramount Lighting
Pada teknik pencahayaan ini, lighting ditata 45 derajat dari atas wajah si
model. Foto yang dihasilkan akan menimbulkan butterfly effect yaitu bayangan
yang menyerupai kupu-kupu di daerah bawah hidung model. Penataan lighting
seperti ini cocok untuk menampilkan karakter perempuan. Contoh foto paramount
lighting dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8.12. Contoh foto paramount lighting


Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa arah cahaya berasal dari atas model
dengan kemiringan 45 derajat. Karakter feminim wanita akan keluar dengan
teknik pencahayaan ini.
b. Short Lighting
Teknik pencahayaan ini dengan memberi cahaya dari sisi terpendek wajah
model. Dengan pencahayaan ini akan menyamarkan muka atau pipi model yang
agak gemuk dan memberi kesan pipi yang lebih kurus. Contoh foto short lighting
dapat dilihat pada gambar berikut:

143
Gambar 8.13. Contoh foto short lighting
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa arah cahaya utama datang dari sisi
terpendak wajah model atau pipi kanan dari model. Pencahayaan ini membuat
wajah model terlihat lebih kurus.
c. Broad Lighting
Kebalikan dari short lighting, cahaya yang datang di teknik broad lighting
adalah mengisi bagian paling lebar dari wajah model. Teknik ini akan membuat
efek yang membuat wajah model lebih terlihat gemuk. Contoh foto broad lighting
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8.14. Contoh foto broad lighting


Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa arah cahaya utama datang dari pipi
sebelah kanan dari model. Wajah model terlihat sedikit lebih gemuk dengan
menggunakan arah pencahayaan ini.
d. Split Lighting
Split lighting teknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah
satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto.
Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan
yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa
misterius, penekanan karakter objek dan sebagainya. Contoh foto split lighting
dapat dilihat pada gambar berikut:

144
Gambar 8.15. Contoh foto Split Lighting
Menurut Jimmi Sitorus ada beberapa istilah dan teknik pencahayaan dalam
fotografi, yaitu sebagai berikut :
a. High Key Lighting
Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di
dominasi oleh warna terang, biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah
bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai biasanya untuk fotografi produk,
kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk. Berikut dapat
dilihat foto high key lighting.

Gambar8.16. Contoh foto high key lighting


Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa background yang digunakan adalah
warna putih. Sehingga foto akan menjadi lebih kontras dan jelas.

145
b. Low Key Lighting

Gambar8.17. Contoh foto low key lighting


Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama
menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta
hasil akhir. Pada foto low key pencayahaan sangat minim, hanya ditekankan pada
bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan
kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya.
Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu
atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman foto.
c. Candle Light

Gambar 8.18. Contoh foto candle light


Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak
pada sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain
yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam, kuat, damai, dan
teduh.
Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto religius, produk, dan jenis
foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter lilin.
Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.
d. Split Lighting

Gambar 8.19. Contoh foto Split lighting

146
Split lighting teknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah
satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto.
Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan
yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa
misterius, penekanan karakter objek dan sebagainya.
e. Horror Lighting

Gambar 8.20. Contoh foto Horror Lighting


Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low light dan split
lighting,perbedaannya hanya pada anglepengambilan objek foto dan sudut
penempatan lampu serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di
bawah model.
f. Butterfly Lighting

Gambar 8.21. Contoh foto Butterfly Light


Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek foto. Sehingga
dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk
kupu-kupu.Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan
kecantikan objek foto.
g. Rembrandt Lighting

Gambar 8.22. Contoh foto Rembrandt Light

147
Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis
pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih
berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan
Rembrandt menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di
bawah mata.
Sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama pelukis yang sering
melukis dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang
dihasilkan dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter
pada objek foto.
Dalam mengambil gambar dalam fotografi kita juga harus memperhatikan
arah datangnya cahaya. Muhammad Nasrullah (2009) mengatakan bahwa menurut
arahnya aturan pencahayaan dibedakan atas 5 macam yaitu :
1) Frontlighting
Frontlighting adalah cahaya datang dari belakang kamera menuju objek. ciri
dari frontlighting adalah kesan gambar yang ditimbulkan datar, cocok digunakan
untuk menampilkan detil maksimal. contoh gambar yang menggunakan
pencahayaan frontlighting dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8.23. Contoh gambar yang menggunakan frontlighting


(sumber: Nasrullah, 2009)
2) Side lighting
Sidelighting adalah cahaya datang dari samping menuju objek. Ciri dari side
lighting adalah kesan yang ditimbulkan dramatis karena sebagian objek terkena
cahaya dan sebagian lain tidak. Konsep dan contoh foto side lighting dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 8.24. Konsep dan contoh gambar yang menggunakan side lighting

148
3) Backlighting
Backlighting adalah cahaya datang dari belakang objek menuju kamera.
Biasanya pencahayaan ini digunakan untuk teknik siluet. ciri dari backlighting
adalah memberikan warna langit yang darmatis serta bayangan objek terekam
hitam. Konsep gambar pencahayaan backlighting dapat dilihat melalui gambar
berikut :

Gambar 8.25. Konsep gambar pencahayaan backlighting


Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa gambar seperti siluet dan cahaya
datang dari belakang objek menuju kamera. Contoh gambar menggunakan
backlighting dapat dilihat melalui gambar berikut :

Gambar 8.26. contoh gambar menggunakan backlighting


4) Abovelighting
Abovelighting adalah cahaya datang dari atas objek. ciri dari above lighting
biasanya bagian bawah objek terlihat gelap. Konsep gambar abovelighting dapat
dilihat melalui gambar berikut :

Gambar 8.27. Konsep gambar abovelighting

149
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa cahaya datang dari atas objek dan
bagian bawah objek terlihat gelap. Contoh gambar menggunakan abovelighting
dapat dilihat melalui gambar 8.28 :

Gambar 8.28. Contoh gambar yang menggunakan abovelighting


5) Belowlighting
Belowlighting adalah cahaya datang dari bawah objek menuju ke atas.
konsep ini kebalikan dari abovelighting. Konsep dan contoh gambar pencahayaan
belowlighting dapat dilihat melalui gambar 8.29:

Gambar 8.29. Konsep dan contoh gambar gambar pencahayaan belowlighting

MATERI 3
3. JENIS PEMOTRETAN
3.1. Pemotretan Normal (Normal Expose)
Akan diperoleh jika penentuan standar bukaan diagfragma, kecepatan ran dan
asa, serta pencahayaan tepat. Gambar obiek yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan yang seimbang dengan background, sehingga terkesan lebih
tercitrakan subjeknya.
3.2. Pemotretan Outdoor Dan Indoor
yaitu semua proses pengmabilan gambar di dalam ruangan. syarat yang harus
dipenuhi dalam pemotretan indoor adalah:
a. Penggunaan lampu blitz.
b. Penyesuaian bukaan diagfragma dan kecepatan rampu rana. syarat yang
lazim pemotretan dengan menggunakan lampu kilat adalah menggunakan
kecepatan ranav terpasang 1/160

150
Sedangkan pemotretan-door adalah sermua pengambilan gambar potretan yang
dilakukan di luar ruangan dengan mernperhitungtan kondisi cuaca, kecepalan
ranab dan asa film yang sesuai.
3.3. Pemotretan Dengan Menggunakan Fllter Lensa (Lensfilter)
Filter/penyaring berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap gambar atau
berdasarkan kemampuannya di bagi atas beberapa kategori :
1. Kategori filter biasa
2. Kategori filter penetral
3. Kategori filter pemberi efek khusus

151
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 9. Foto Panning


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemotretan dengan teknik panning


dengan kamera manual dan digital

Materi:
1. Pengertian Foto Panning
2. Teknik Foto Panning

MATERI 1
1. Pengertian Foto Panning
Foto panning adalah sebuah foto yang mengambil subjek foto bergerak, dan
membuat background menjadi blur, sehingga foto benar – benar menggambarkan
bahwa subjek tersebut dalam kondisi bergerak. Jadi pada hasil akhir foto, akan
mendapat foto subjek yang tajam, dengan background yang blur dan mendapat
kesan pergerakan subjek. Foto panning biasanya diambil dengan cara
menggerakkan kamera searah pergerakan subjek tersebut. Secara teori, memang
cukup mudah. Namun butuh latihan dan kesabaran yang tinggi jika inggin
mendapat foto panning yang memuaskan.
Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika
melakukan panning, pemotret mengikuti subjek selama eksposure. Misalnya
motor berjalan, mobil berjalan dan merupakan salah satu teknik fotografi yang
digunakan untuk membekukan gerakan benda yang bergerak. Ide dibalik teknik
panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap subjek yang
bergerak cepat. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun,
beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari
foto. Ciri-ciri foto dengan menggunakan teknik panning adalah fokus dengan
tajam terhadap subjek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur.
Berikut merupakan beberapa contoh foto panning:

152
Gambar 9.1. Beberapa Foto Panning

MATERI 2
2. Teknik Foto Panning
Cara teknik foto panning yaitu sebagai berikut :
a. Pilih Shutter Speed yang lebih rendah dari yang sering gunakan. Mulai
dengan 1/30sec kemudian coba-coba dengan Shutter Speed yang lebih
rendah. Shutter Speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan
kecepatan subjek, gunakan 1/60sec hingga 1/8sec.
b. Posisikan diri di tempat dimana pandangan terhadap subjek tidak akan
terhalang oleh siapapun, atau apapun. Juga mempertimbangkan latar belakang
subjek, meskipun akan blur namun jangan sampai mengganggu terhadap
subjek. Background yang berwarna atau cenderung menghasilkan blur yang
bagus.
c. Jika menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau monopod dengan
head yang bisa berputar agar pergerakan kamera mulus dalam mengikuti
subjek.
d. Jika menggunakan kamera dengan auto fokus motor Servo dapat membiarkan
kamera melakukan fokus mengikuti pergerakan subjek dengan menekan
setengah tombol Shutter.
e. Jika kamera tidak memiliki auto fokus yang cukup cepat harus melakukan
pra-fokus pada kamera di tempat dimana akan menekan tombol Shutter.
f. Ikuti pergerakan subjek sambil menekan setengah tombol Shutter untuk
mengambil fokus pada subjek, jika pergerakan tangan sudah relative sama

153
dengan subjek maka tekan penuh tombol Shutter (lakukan selembut mungkin
untuk mengurangi guncangan kamera).
g. Setelah menekan tombol Shutter terus ikuti arah pergerakan subjek sampai
proses pengambilan gambar selesai

154
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 10. Foto Landscpae


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemotretan landscape dengan


kamera manual dan digital

Materi:
1. Pengertian Foto Landscape
2. Jenis-Jenis Foto Landscpe
3. Teknik Foto Landscape

MATERI 1
1. Pengertian Foto Landscape
landscape photography diterjemahan menjadi fotografi Panorama. Foto
landscape adalah kategori foto yang subjeknya adalah lingkungan sekitar. Jadi
subjek dari foto landscape adalah alam dan bukan manusia, jikapun ada manusia
itu bukan merupakan subjek utama dari foto landscape. Karena pada dasarnya,
subjek utama dari foto landscape adalah seluruh bagian foto, walaupun tetap ada
subjek yang menjadi pusat dari keindahan foto landscape itu sendiri. Secara
umum, foto landscape dibuat untuk menunjukkan keindahan dari alam sekitar,
bahkan dalam sebuah tempat yang hancur bisa menunjukkan keindahan dari
tempat itu. Diharapkan dengan foto landscape, membuat pengamat lebih
menghargai apa yang ada di alam ini, baik itu alami maupun buatan manusia

MATERI 2
2. Jenis-Jenis Foto Lanscpe
2.1. Foto Pemandangan Daratan
Dalam foto ini subjek utamanya adalah daratan, gunung, persawahan, dan
semacamnya. Sehingga jikapun ada langit perbandingannya lebih besar pada
bagian daratannya. Selain itu foto yang diambil dari ketinggian bisa dikategorikan
sebagai foto pemandangan daratan jika subjeknya itu adalah daratan. Dan
kebanyakan foto pemandangan yang diambil dari udara atau ketinggian subjeknya
adalah daratan, dimana pembuat foto berusaha menunjukkan keindahan
lingkungan dari sisi lain yaitu dari atas.

155
Gambar 10.1. Foto Pemandangan Daratan
2.2. Foto Pemandangan Lautan
Dalam foto ini subjek utamanya adalah laut dan perairan lainnya. Keberadaan
air ditekankan dalam foto landscape jenis ini. Foto bawah air bisa dimasukkan
dalam kategori foto landscape jenis ini, sebab foto bawah air juga menampilkan
keindahan dari lingkungan bawah air.

Gambar10.2. Foto Pemandangan lautan


2.3. Foto pemandangan langit
Dalam foto ini subjek utamanya adalah langit, awan, dan semacamnya.
Dalam foto ini ditekankan pada keberadaan langitnya. Sehingga jikapun ada
daratan ada hal lainnya proporsinya pun sedikit. Foto matahari terbit, matahari
terbenam, pelangi, serta mendung dan petir termasuk foto landscape jenis ini.

Gambar 10.3. Foto Pemandangan Langit

156
2.4. Foto Pemandangan Perkotaan
Dalam foto ini subjek utamanya adalah kota atau desa. Memperlihatkan
keindahan dan keunikan dari perkotaan atau pedesaan yang merupakan ciri khas
dari lingkungan tersebut.

Gambar 10.4. Foto Pemandangan Perkotaan

MATERI 3
3. Teknik Foto Landscape
Sama seperti fotogafi pada umumnya, sebelum membuat atau memotret
landscape kita sebaiknya membuat rencana. Saya tidak percaya bahwa foto yang
landscape yang baik dapat dibuat tanpa merencanakannya terlebih dahulu
(Charlie, 1992:6). Selain merencanakan kita juga harus memikirkan dan mencari
informasi tentang keadaan di lapangan karena fotografi landscape hubungannya
dengan keadaan di lapangan terutama cahayanya. Alat juga harus diperhatikan
dalam memotret landscape.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat membuat foto
landscape yang baik:
a. Gambar grafis
Perlu diperhatikan warna dari foto, karena warna dalam pemandangan
merupakan bagian yang penting. Bisa saja kita menggunakan warna alami, atau
melakukan sedikit manipulasi dengan membuat kontras yang lebih atau
menajamkan warna.
b. Keseimbangan
Perbandingan dari tiap-tiap subjek yang mengisi foto landscape perlu
diperhatikan. Keseimbangan yang sempurna akan membuat foto landscape itu
lebih menarik.
c. Kesederhanaan
Membuat foto landscape tidak harus rumit, membuat gambar yang sederhana
tetepi dengan sentuhan yang sesuai akan membuat foto lebih menarik.
Memberikan pusat keindahan yang mudah didapati akan lebih baik dalam sebuah
foto landscape.

157
d. Kesesuaian
Menyesuikan bentuk foto akan membuat foto landscape semakin baik.
Semisal membuat foto landscape air terjun yang kecil, akan lebih baik jika
landscape itu diambil secara vertikal. Hal ini disesuaikan dengan keadaan di
sekitar pusat dari keindahan landscape yang akan diambil.
e. Pemilihan bidang
Hal penting yang harus diperhatikan dalam foto landscape adalah
pengambilan ruang atau keindahan penunjang dari pusat keindahan foto
landscape.
f. Kelengkapan gambar
Alangkah baiknya jika keindahan yang ditunjukkan dalam sebuah foto
panorma lengkap. Sehingga dari bidang foto yang terbatas, penikmat dapat
membayangkan kelanjutan dari keindahan yang terdapat di dalam foto landscape
tersebut.
g. Pemilihan subjek
Subjek yang dipilih dalam foto landscape juga harus diperhatikan. Subjek
yang monumental akan lebih menarik jika digunakan sebagai foto landscape.
h. Waktu
Waktu atau masa pembuatan foto landscape harus diperhatikan. Baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka pendek misal kita membuat foto
landscape pada waktu-waktu yang bagus, semisal pada saat matahari terbit atau
terbenam, saat langit biru pagi, saat setelah hujan, dan semacamnya. Dalam
jangka panjang, musim harus diperhatikan. Misal membuat foto landscape
pepohonan, mungkin akan lebih menarik ketika membuat saat musim gugur atau
musim salju.
i. Ketegasan
Ketegasan dalam pemilihan subjek utama perlu diperhatikan, sehingga
penikmat foto tidak rancu dengen subjek yang bemacam-macam.
j. Gradasi Subjek
Menggunakan subjek lebih dari satu bisa membuat foto landscape lebih baik,
asal terdapat gradasi yang jelas, mana yang merupakan subjek utama, subjek
sekunder, dan seterusnya. Sehingga setiap subjek yang terdapat dalam foto
landscape menunjang subjek lainnya yang lebih diutamakan dalam foto tersebut.
k. Pergerakan dan pencahayaan
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pembuatan foto landscape. Agar
karya foto landscape yang kita buat terlihat lebih “hidup“ maka kedua hal ini
harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sehingga penikmat bisa merasakan
keindahan yang kita rasakan saat membuat foto landscape tersebut.

158
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 11. Foto Frezzing dan Foto Blurring


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan dan memotret dengan teknik freezing, teknik bluring,
dengan kamera manual dan digital

Materi:
1. Pengertian Foto Frezzing
2. Teknik Foto Frezzing
3. Pengertian Foto Bluring
4. Teknik Foto Bluring

MATERI 1
1. Pengertian Foto Freezing
Teknik Freezing atau Teknik Freez adalah teknik memotret pada sebuah
subjek yang sedang bergerak dengan seolah-olah hasil foto kita bisa
menghentikan subjek yang bergerak tersebut. Teknik ini menggunakan kecepatan
atau speed lensa yang tinggi sehingga subjek seolah-olah membeku.
Foto freezing harus menggunakan kecepatan rana yang tinggi karena jika
menggunakan rana dengan speed rendah pada subjek yang bergerak akan
menimbul kan blur yang memberi kesan gerak dan dipastikan efek foto yang
dihasilkan menjadi tidak jelas dan kabur. Selain itu, penggunaan kecepatan tinggi
juga dapat memberikan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang
berlangsung, pemotretan ini lazim disebut freezing.
Hasilnya adalah foto yang memperlihatkan subjek foto tepat di tengah
gerakan yang sedang dilakukan. Pemotretan freezing yang baik membutuhkan
perencanaan. Jika mengetahui atau dapat yang bergerak memperkirakan arah yang
akan dilalui subjek, menentukan sudut kamera, pencahayaan, latar belakang, jarak
fokus, dan eksposure.
Berikut adalah beberapa contoh hasil foto dengan teknik frezzing :

159
Gambar 11.1. Beberapa Foto Freezing

Materi 2
2. Tenik pengambilan foto frezzing
Tenik pengambilan foto frezzing adalah sebagai berikut:
a. Semakin cepat gerakan subjek yang akan kita foto, kita butuh kecepatan yang
cepat pula. Ditandai dengan angka 1/.. yang nilainya semakin tinggi. Misal
1/250, 1/500, 1/1000 dst.
b. Selain kecepatan subjek, jarak antara kamera dengan subjek juga menjadi
perhatian. Sebagian fotografer menggunakan nilai focal length untuk
mematok kecepatan shutter yang digunakan. Misal pada focal length 50 mm,
sebagian fotografer menyetel kecepatn minimun di angka 1/50.
c. Karena Kecepatan speed tinggi membutuhkan cahaya yang lebih, maka set
bukaan besar, misal f3.5
d. Jika masih terlihat gelap, gunakan lampu flash.

Materi 3
3. Pengertian Foto Blurring
Foto blurring adalah Foto dengan subjek utama tajam sedangkan latar
belakangnya samar. Blurring menitik beratkan pada kemampuan mengolah
aperture dan shutter speed. Racikan yang pas akan menghasilkan menghasilkan
efek motion blur yang dahsyat. Blurring bisa dilakukan dengan slow speed dan
aturan aperture sempit. Teknik ini bisa digunakan untuk pemotretan siang maupun
malam hari.

Gambar 11.2. Beberapa Foto Blurring

160
Materi 4
4. Teknik Foto Blurring
4.1. Cara Untuk Mengambil Foto Blurring
a. Gunakan mode Aperture Priority jika kamera anda memiliki fasilitas ini.
Jika tidak gunakanlah mode "portait" atau "macro".
b. Matikan flash.
c. Ideal lokasi pengambilan gambar adalah outdoor dengan cuaca yang cerah
atau tempat yang memiliki pencahayaan yang baik. Jika teman-teman
mangambil gambar di indoor usahakan ada banyak cahaya diruangan. Jika
cahaya tidak mencukupi gunakan tripod untuk mendapatkan posisi kamera
yang steady.
d. Carilah subyek foto yang cukup kecil, memiliki tekstur, dan kontras yang
cukup sehingga kamera dapat mengunci fokus
e. Buatlah jarak yang jauh antara subyek dengan backgroudnya. Misalnya,
saat teman-teman ingin memotret sebuah botol diatas meja. Buatlah jarak
antara jarak botol dengan backgroundnya lebih jauh. Karena jika jaraknya
tidak terlalu jauh maka semua subyek akan terlihat dengan jelas.
f. Agar bokeh maksimal, kita bisa mencari background yang memiliki pola
mencolok atau memiliki pantulan, contohnya kaca atau logam.
g. Dekatkan kamera kepada obyek yang ingin dibuat fokus.
h. Kunci fokus pada subyek tersebut dengan menekan shutter setengah.
i. Setelah di ambil gambarnya kemudian cek kembali hasil jepretan tadi
apakah sudah sesuai apa yang diinginkan.
j. Gunakanlah optical zoom agar maksimal dalam pengambilan gambar.
4.2. Langkah-langkah untuk mendapatkan gambar yang blur
a. Perlambat Shutter Speed
Alasan sederhana terjadinya blur pada foto obyek gerak adalah shutter
kamera terbuka cukup lama sehingga sensor gambar di dalam kamera bisa
'melihat' gerakan dari subyek foto tersebut, jadi tip nomor Satu untuk menangkap
gerakan dalam sebuah foto adalah dengan memilih Shutter Speed yang lebih
lama.
Jika Shutter Speed yang digunakan cepat (contoh: 1/4000 detik) maka tidak
cukup lambat untuk melihat gerakan obyek (kecuali subyek bergerak sangat
cepat), tetapi tidak jika menggunakan Shutter Speed lambat (contoh: 5 detik)
maka tidak membutuhkan subyek untuk bergerak banyak guna menangkap
gerakan mereka.
b. Buat Kamera jauh dari potensi guncangan.
Ada Dua cara untuk mendapatkan gerakan blur di dalam foto, yaitu membuat
subyek Sobat bergerak atau kamera kalian yang bergerak (atau keduanya). Pada
pembahasan tentang Shutter Speed yang lalu kita sudah banyak membahas
tentang obyek gerak.
Pada tipe pemotretan seperti ini, sebisa mungkin menjaga kamera tetap diam,
jika tidak maka akan terlihat seperti semua yang ada di dalam frame tampak
bergerak yang diakibatkan oleh penggunaan shutter speed yang lama. Pastikan

161
kamera jauh dari potensi guncangan, baik dengan menggunakan Tripod atau
meletakkannya di atas benda yang kokoh.
c. Mode Shutter Priority
Salah satu pengaturan yang paling penting dalam dunia fotografi yang
menekankan pada gerakan adalah Shutter Speed. Perubahan sekecil apapun akan
memberikan dampak yang besar pada hasil foto, jadi setidaknya harus memilih
mode pemotretan yang memberikan kendali penuh.
Pernyataan diatas berarti menggunakan pengaturan kamera pada mode
Manual atau Shutter Priority. Mode Shutter Priority merupakan pengaturan yang
memperbolehkan untuk mengatur Shutter Speed dan kamera memilih pengaturan
yang lain secara otomatis seperti Aperture guna mendapatkan Exposure yang pas.
Mode pemotretan ini akan sangat mempermudah untuk mendapatkan efek gerakan
yang ingin didapatkan, dan tentunya dengan hasil eksposure yang tepat. Alternatif
lain adalah dengan menggunakan mode pangaturan kamera secara Manual.

162
BAHAN AJAR

Bahan Kajian : 12. Foto Siluet


Kode : FIS 118
Sks :2
Program Studi : Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen : Dra. , Nurhayati, M.Pd

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI :

Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan pemotretan siluet dengan kamera


manual dan digital

Materi:
1. Pengertian Foto Siluet
2. Teknik Foto Siluet
MATERI 1
1. Pengertian Foto Siluet
Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang
terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi.. Subjek
ditempatkan sedemikian rupa sehingga bentuknya hanya berupa bayangan gelap.
Umumnya siluet dipotret di depan matahari atau sumber cahaya lainnya, tapi ada
juga yang diambil di dalam air. Subjeknya dibiarkan hitam dan dimunculkan
hanya lewat outlinenya saja. Fotografi siluet adalah teknik yang luar biasa untuk
menggambarkan misteri atau emosi lewat cara yang sederhana namun efektif.
Satu hal tentang fotografi jenis ini adalah bahwa sebuah siluet tidak
menampakkan foto dengan banyak detil tapi menyerahkan sebagian dari fotonya
untuk imajinasi orang yang melihat.
Foto siluet mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Cahaya background lebih terang
 Subjek foto lebih gelap ( bahkan hanya mode gelap hitam/bayang-
bayang )

Gambar 12.1. Foto Siluet di Pantai

163
MATERI 2
2. Teknik Foto Siluet
Tenik membuat/mendapatkan foto siluet yang baik adalah sebagai berikut :
a. Mengatur Subjek
Hal pertama dan paling dasar yang harus diingat adalah tentu
menempatkan subjek di depan cahaya yang terang. Siluet yang bagus bisa
dihasilkan saat hanya ada satu sumber cahaya dibelakang subjek. Cahaya terang
ini harus tertutupi oleh subjek untuk menjaga rasio exposure. Pilihlah subjek yang
bentuknya jelas dan tajam bila diletakkan di depan cahaya. Jika subjeknya
manusia, kamu bisa coba menonjolkan bentuk wajahnya (hidung, bibir, bulu mata,
tangan). Serta memisahkan outline detil dari subjek daripada membuatnya lurus
datar. Dengan begitu foto siluetmu akan lebih menarik.
b. Matikan Flash
Mode pengaturan kamera otomatis pasti akan mengacaukan foto siluet yang
akan Anda buat. Kamera dengan otomatis akan menambahkan flash pada obyek
yang gelap dan tidak terkena cahaya. Rubah setting kamera ke manual, atau
matikan flash untuk mendapatkan foto siluet yang bagus (tetapi ada juga beberapa
foto siluet yang menggunakan flash).
c. Pencahayaan pada Fotografi Siluet
Tentang pencahayaan, harus memastikan bahwa built-in flash pada kamera
dimatikan. Coba perbaiki pencahayaan pada background daripada subjek, karena
subjek memang harus dibuat gelap tanpa merusak latar belakangnya. Jika ada
terlalu banyak cahaya, maka ia akan menerangi subjek dan membuat detilnya
terlihat, bukan bayangan. Sebaliknya, jika tidak ada cukup cahaya, maka latar
belakang akan tampak abu-abu dan merusak siluet.
Cara terbaik untuk mengatur pencahayaan semacam ini adalah memastikan
backgroundnya lebih terang daripada subjek. Karena sebuah siluet yang total
adalah foto yang tajam dan kuat, serta mempertimbangkan siluet parsial dimana
ada sedikit detil dari subjek yang tersentuh cahaya. Ini akan membuat siluetnya
tampak lebih tiga dimensi dan nyata.
d. Framing
Lakukan framing pada jepretan dengan menempatkannya di depan view yang
menarik, tetapi dengan background yang terang. Background yang menarik bisa
berupa langit tanpa awan yang cerah dengan pengaturan matahari. Posisikan
cahaya paling terang di belakang subyek sehingga terkesan sedang
menyembunyikan sumber cahaya tersebut.
e. Bentuk Siluet Terpisah dan Rapi
Jika terdapat lebih dari satu bentuk atau obyek di dalam gambar siluet yang
ingin ditangkap, cobalah untuk memisahkan mereka, sebagai contoh: jika ingin
menangkap siluet sebuah pohon dan seorang anak kecil, maka jangan
menempatkan anak kecil tersebut di depan pohon atau bahkan bersandar di bahwa
pohon, hal ini akan menyatukan bayangan serta bentuk mereka dan berdampak
penikmat foto akan sedikit kebingungan tentang bentuk apa itu sebenarnya. Ketika
melakukan framing, mungkin pemotret ingin memotret bentuk serta profil

164
seseorang, untuk melakukan hal itu harus lebih menonjolkan bentuk wajah
mereka dari samping (hidung, mulut, mata) uraikan garis wajah mereka sehingga
penikmat akan bisa mengenali wajah siapa yang dipotret.

Gambar 12.2. Foto Siluet Terpisah dan Rapi

f. Kuncilah Exposure
Saat sudah menetapkan subjek pada posisi yang pas serta mengatur
pencahayaan, langkah selanjutnya adalah mengatur frame dan mengunci exposure
berdasarkan background, bukan subjek, melakukan ini dengan mengarahkan
metering kamera ke bagian terang pada foto dan mengambil pembacaan exposure
dengan menekan tombol shutter setengah jalan (dan jangan dilepas). Dengan
melakukan trik ini, kamera akan berpikir bahwa bagian yang lebih terang pada
foto terletak pada bagian mid tone. Kemudian bagian yang lebih gelap akan
terekspos sebagai bayangan. Sementara itu, tetaplah ingat bahwa pengukuran
shutter harus diambil jauh dari cahaya terang matahari atau sumber cahaya lainnya
untuk mendapatkan exposure yang tepat. Cara ini akan membuat subjek under-
exposed dan gelap bahkan benar-benar hitam. Beberapa kamera digital punya
mode metering ‘spot’ atau ‘centered’ yang bisa digunakan untuk membantu
mendapatkan exposure dasar untuk seluruh siluet. Juga pastikan tidak ada sumber
cahaya antara kamera dengan subjek.
g. Tajamkan Fokus Pada Subjek
Fokuslah pada subjek dan bukan background. Ini akan memastikan subjek
tampil lebih tajam, tidak buram, dan memberikan perspektif bagi siluetnya.
Mendekatlah pada subjek agar kamu bisa menempatkan cahaya yang paling kuat
di belakang subjek dan kamu bisa mengganti sudut pengambilan foto untuk
mendapatkan variasi. Jika pemotret dan subjek sama-sama tidak bisa bergerak,
maka cobalah zoom.

Gambar 12.3. Foto Siluet dengan Zoom

165

Anda mungkin juga menyukai