Anda di halaman 1dari 49

Disusun oleh:

Budi Santoso, M.I.Kom


Iqbal Al Khazim, S.I.Kom.,MM.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya
sehingga Modul Praktikum Fotografi untuk mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Gunadarma ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
fotografi yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Teknologi Fotografi dan Dokumentasi
pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma. Modul Praktikum ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan baik,
terarah serta terencana. Setiap Bab pada modul berisi tujuan pelaksanaan praktikum, target, serta
metode pelaksanaan pemberian materi, selain itu terdapat teori singkat dan latihan soal untuk
memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Fotografi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penyusun

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

Bab I Fotografi dan Instrumennya............................................................................................... 4

Bab II Teori Pencahayaan............................................................................................................ 13

Bab III Fotografi Jurnalistik......................................................................................................... 25

Bab IV Still Life Fotografi........................................................................................................... 29

Bab V Modelling Fotografi.......................................................................................................... 38

Bab VI Fotografi Produk............................................................................................................. 44

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 3


BAB I

FOTOGRAFI DAN INSTRUMENNYA

Fotografi adalah sebuah kegiatan atau proses menghasilkan suatu seni gambar/foto melalui
media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu. Memang
benar, kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi jawabannya hampir sama semua yaitu
proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Tetapi yang paling utama adalah bagaimana
cara mendalami seni fotografi tersebut. Seni yang paling utama dalam fotografi adalah komposisi,
dengan komposisi yang baik maka foto yang dihasilkan akan mempunyai makna dan cerita yang
bisa disampaikan.

Untuk menghasilkan sebuah hasil karya yang bagus atau menarik ada beberapa faktor, faktor
yang paling utama adalah faktor pencahayaan, tanpa cahaya atau pencahayaan yang baik akan
terlalu sulit untuk menghasilkan hasil karya yang bagus, untuk itu dibutuhkan faktor yang kedua.
Faktor kedua adalah fotografer, foktor ini juga penting, karena tanpa fotografer proses fotografi
tidak akan terjadi. Disini fotografer akan dituntut dan di uji seni atau kreatifitas nya untuk
menghasilkan subuah foto yang bagus atau menarik. Faktor yang ketiga adalah kamera, tanpa
kamera proses fotografi pun tidak terjadi. Kamera adalah alat pokok pada kegiatan fotografi.
Faktor yang terakhir adalah faktor pendukungm seperti lensa cadangan, alat bantu cahaya
( lampu flash kamera), reflektor, tripod, dan lain-lainnya.

SEJARAH KAMERA

Kamera memiliki sejarah tersendiri. Sejarah Perkembangan kamera digital berawal dari jaman
dahulu.

1. OBSCURA

Kamera Obscura adalah awal dari kecanggihan masa kini dalam dunia
fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim bernama Al-Haitam atau
sering disebut Alhazen. Peradaban dunia telah banyak berubah melalui
kamera.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 4


2. DAGUERREOTYPES DAN CALOTYPES

Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian


tambahkan dengan uap yodium untuk membuatnya sensitif
terhadap cahaya. Gambar itu dihasilkan oleh uap merkuri dan
dengan larutan kuat garam biasa (natrium klorida).

3. DRY PLATES

Berkat karya Désiré van Monckhoven, hingga sampai ada


penemuan baru dari pelat kering gelatin pada tahun 1871 oleh
Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan kualitas lebih baik.
Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil
untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi
dari berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk
kamera besar dan kamera genggam.

4. KODAK DAN FILM

Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George Eastman,


dimulai dari kertas film manufaktur pada 1885 sebelum beralih ke
seluloid pada tahun 1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut
"Kodak," pertama kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu
adalah kotak kamera yang sangat sederhana dengan lensa fixed-
focus dan kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif rendah.

5. KAMERA ANALOG

Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony Mavica
(Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog, yang mencatat
sinyal pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video. Sebuah
kamera analog terkenal diproduksi pada tahun yang sama adalah
Nikon QV-1000C, dirancang sebagai kamera pers dan tidak
ditawarkan untuk dijual kepada pengguna umum, yang dijual hanya

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 5


beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala abu-abu, dan kualitas di cetak surat kabar sama
dengan kamera film. Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex kamera modern.

6. KAMERA DIGITAL : DSLR

Kamera digital berbeda dari pendahulunya kamera analog


terutama tidak menggunakan film, tapi menangkap dan
menyimpan foto-foto pada kartu memori digital atau
penyimpanan internal. Pada tahun 1991, Kodak
memasarkan Kodak DCS-100, awal garis panjang kamera
profesional Kodak DCS SLR yang sebagian didasarkan
pada film Nikons. Kamera ini menggunakan sensor 1,3
megapixel dan dengan harga $ 13.000. Pindah ke format digital oleh format JPEG dan MPEG
standar pada tahun 1988, yang memungkinkan gambar dan file video yang akan dikompresi
untuk penyimpanan.

Tahun 1999 awal pengenalan D1 Nikon, kamera 2,74 megapiksel


yang pertama SLR digital yang dikembangkan sepenuhnya oleh
produsen besar, kamera ini juga digunakan Nikon F-mount lensa,
yang berarti fotografer film bisa menggunakan banyak lensa.
Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah
kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju ke viewfinder.

7. KAMERA MIRRORLESS

Kamera mirrorless alias Mirrorless


Interchangeable-Lens Camera (MILC)
atau Kamera Tanpa Cermin Dengan
Lensa Yang Bisa Diganti-ganti alias
Compact Camera System alias
Electronics Viewfinder with
Interchangeable Lens (EVIL) – adalah salah satu kelas sistem kamera digital yang mulai

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 6


menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008. Kamera Mirrorless
adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak memakai cermin. Cara kerja kamera DSLR
membutuhkan cermin (mirror) untuk memunculkan gambar di viewfinder. Sedangkan kamera
mirrorless didapat dengan membuang cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya adalah
menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga), namun kita kehilangan
viewfinder optik, oleh karena itu kamera mirrorless menggunakan sistem viewfinder elektronis
(EVF – electronic viewfinder), kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik.
Kualitas foto kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang relatif
sama.

Macam-macam Ukuran Sensor Kamera

Kualitas hasil foto sebuah kamera justru paling dipengaruhi oleh seberapa besar ukuran
sensornya. Pada saat kamera masih berbentuk analog (menggunakan film atau istilah lainnya
mungkin klise), kamera akan memproyeksikan cahaya yang ditangkap oleh lensa ke film. Pada
kamera digital (maksudnya kamera yang tidak menggunakan film), fungsi film digantikan oleh
alat yang disebut sensor. Sensor kamera inilah yang akan mempengaruhi seberapa baik gambar
atau foto yang dihasilkan. Secara umum, semakin besar ukuran sensor sebuah kamera, maka
akan semakin baik hasil pengambilan gambarnya.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 7


Gambar di atas memberikan ilustrasi yang jelas mengenai perbandingan ukuran sensor pada
kamera. Patokan adalah ukuran sensor full frame berarti sama luasnya dengan ukuran film yang
digunakan pada kamera analog, yaitu sekitar 35mm. Dan untuk lebih memahami hasil
pengambilan gambar dengan objek yang sama tetapi menggunakan ukuran sensor yang berbeda,
simak gambar di bawah ini:

Kamera Medium Format

Kamera jenis ini sebenarnya bukan merupakan kamera jenis baru, karena pada jaman teknologi
film sudah banyak perusahaan yang memproduksinya. Tetapi saat ini kamera medium format
versi digital juga masih diproduksi meski hanya beberapa perusahaan saja, utamanya yang cukup
populer adalah PhaseOne, Pentax, dan Hasselblad. Pada Kamera Medium Format khususnya
teknologi film mempergunakan film berukuran 4,5X6, 6X6, 6X7, 6X8, 6X9, dan juga tersedia
jenis panorama kamera yang memiliki format hingga 6X17. Ukuran sensor gambar kamera
medium format pada umumnya bisa mencapai 1.7X lebih besar dari kamera DSLR full frame
yakni berkisar 33 x 44 mm. Semakin besarnya ukuran sensor sebuah kamera akan berdampak
pada bagusnya kualitas foto yang dihasilkan.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 8


Keunggulan kamera medium format pertama adalah kualitas gambar yang lebih baik karena
besarnya ukuran sensor kamera. Kepekaan terhadap cahaya lebih bagus, kemudian ditambah
minim noise meskipun menggunakan ISO yang cukup tinggi. Sangat cocok untuk yang
menginginkan detail dan ketajaman gambar yang harus sempurna. Untuk Medium Format digital,
biasanya telah mendapatkan effective pixel yang sangat tinggi. Jika kebanyakan kamera DSLR
modern saat ini hanya memiliki effective pixel 10 MP hingga 24 MP, maka Medium Format
digital minimal sudah mencapai 50 MP. Tentu saja luar biasa besar dalam menghasilkan foto,
kita akan mendapatkan gambar dengan ukuran super besar berkapasitas tinggi.

Kualitas hasil foto yang menjadi andalan Medium Format adalah berasal dari ukurannya. Untuk
dicetak dengan ukuran besar sangat sempurna, tidak akan pecah atau kekurangan pixel. Itulah
mengapa kamera medium format jarang digunakan oleh umum, dan kebanyakan kamera ini
dipakai fotografer professional untuk tujuan komersial seperti reproduksi foto untuk kebutuhan
pembuatan iklan di poster, baliho, billboard, dan lain sebagainya.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 9


BAGIAN-BAGIAN DAN FUNGSI PADA KAMERA DSLR

1 Body Kamera : Body adalah bagian dari


kamera yang di dalamnya terdapat
komponen komponen penting untuk
menghasilkan sebuah foto.

2 Lensa Kamera : Lensa merupakan alat


vital dalam fotografi untuk
menghasilkan foto,beda lensa beda pula
foto yang di hasilkan.

3 Tombol Shooting Mode : Tombol ini berfungsi untuk pengaturan proses pemotretan,di
dalamnya banyak pilihan mode pemotretan *contoh nikon (M/A/S/P) untuk canon (M/AV/TV/P)

4 Tombol Shutter : Tombol ini berfungsi untuk memerintahkan kamera merekam/memotret


sebuah gambar

5 Scroll Diafragma : Scroll berfungi untuk merubah setingan diafragma sebuah lensa *lensa
automatic.

6 Tombol AF/Motor pada body : Tombol ini berfungsi untuk mengatur motor fokus lensa yang
terdapat pada body kamera,bisa di seting AF atau Manual Fokus.

7 Tombol pengunci lensa : Tombol ini berfungsi sebagai pengait lensa dan body kamera.Untuk
melepas lensa dari body,cukup tekan tombol tersebut dan putar lensa sesuai arah *nikon putar
lensa ke arah kiri *canon putar lensa ke arah kanan.

8 Tombol BKT (Bracketing) : Tombol untuk mengatur variasi eksposure dalam sekali
pemotretan.

9 Tombol Lampu Kilat : Tombol untuk memunculkan lampu flash yang terdapat pada body
kamera.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 10


10 Scroll Shuter Speed : Scroll
berfungsi untuk merubah setingan
kecepatan shuter speed pada kamera.

11 T0mbol LV(Live View) : Tombol ini


berfungsi untuk merubah tampilan layar
lcd menjadi jendela bidik(view finder).

12 Tombol Navigasi : Tombol navigasi


ini memiliki berbagai fungsi. Contoh
*merubah titik fokus *menggeser sebuah tampilan foto pada layar lcd.

13 Tempat kartu memory : Di sini tempat untuk memasangkan sebuah kartu memory yang
berfungsi untuk menyimpan data file foto kita pada kamera.

14 Tombol AF Selector Lock : Tombol ini berfungsi untuk mengunci titik fokus pada kamera
agar tidak berpindah tempat.

15 Tombol Info : Tombol untuk memperlihatkan semua informasi pemotretan yang tampil pada
lcd kamera.

16 Tombol AE-L / AF-L : Tombol Auto Exposure Lock(AE-L) berfungsi untuk mengunci
setingan eksposure, Tombol Auto Focus Lock (AF-L) berfungsi untuk mengunci titik fokus yang
telah di tentukan.

17 View Finder : View Finder berfungsi untuk melihat objek yang kita incar melalu lensa
kamera.

18 Tombol Delete : Tombol ini berfungsi untuk mengapus sebuah data file foto yang tersimpan
pada kartu memory.

19 Tombol Preview Display : Tombol ini berfungsi untuk menampilkan hasil foto yang pada
layar kamera.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 11


20 Tombol Menu Setting : Tombol yang menampilkan pilihan menu setting pada kamera.

21 Tombol Lock : Tombol untuk mengunci sebuah foto yang tersimpat pada kamera.Foto yang
telah di Lock tidak akan mungkin terhapus dengan kata lain tersimpan selamanya *asal tidak di
format kartu memory nya.

22 Tombol Zoom Out : Tombol ini berfungsi untuk membuat tampilan foto pada layar kamera
lebih kecil.

23 Tombol Zoom In : Tombol ini berfungi untuk memperbesar tampilan foto pada layar kamera.

24 LCD Kamera : LCD adalah layar kamera,yang dapat menampilkan segala informasi,setingan
kamera dan display foto.

25 Ring Focal Leght : Ring ini berfungsi


untuk merubah jarak focal leght pada lensa.

26 Ring Fokus Lensa : Ring fokus


berfungsi untuk mengatur bagian jarak
ketajaman lensa.

27 Tombol VR : Tombol untuk


mengaktifkan sistem stabilizer pada lensa
untuk meminimalisir getaran tangan saat memotret pada kecepatan rendah.

28 Tombol AF : Tombol untuk mengakifkan sistem Auto Fokus pada lensa.

PANDUAN PRAKTIKUM BAB I


Pelajari dan praktekan bagian-bagian pada kamera, kemudian buatlah rangkuman bagaimana
cara mengoperasikan kamera dari awal sampai mendapatkan sebuah gambar!

BAB II

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 12


TEORI PENCAHAYAAN
Komponen Dasar Kamera SLR
1. Diafragma
Diafragma adalah salah satu komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang
masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia
terbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7, atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk
mengubah ukuran lubang (disebut tingkap) (en:aperture) dimana cahaya akan lewat. Tingkap akan
mengembang dan menyempit persis pupil di mata manusia.Diafragma selalu ada dalam sebuah
kamera dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya
yang ada pada sebuah foto atau gambar. Faktor faktor yang mempengaruhi gelap terangnya sebuah
foto atau gambar adalah shutter speed (kecepatan rana), aperture (diafragma), dan ISO (sensitifitas
penerimaan cahaya pada kamera).

Diafragma berbentuk seperti lubang yang bisa diatur


besar kecilnya. Diafragma terletak pada lensa dari
kamera yang digunakan. Maka, setiap lensa memiliki
kemampuan untuk membuka dan menutup diafragma
yang berbeda – beda. Misalnya ada lensa 17-50mm
f/2.8, maka lensa tersebut bisa membuka “bukaan”
nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan lensa 18-
55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya bisa membuka
bukaannya hingga 3.5. Secara umum petunjuk dan
fungsi dari masing-masing besaran diafragma adalah sebagai berikut :

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 13


2. Shutter Speed/ Rana

Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya shutter membuka sehingga cahaya mengenai sensor.
Jadi, shutter speed bisa diibaratkan lamanya kita membuka keran untuk mengisi air. Semakin lama
keran dibuka, maka akan semakin banyak air yang mengisi ember. Shutter speed diukur dalam satuan
waktu, dan kamera DSLR rata-rata dapat menggunakan shutter speed dari 1/4000 detik hingga 30
detik. Karena shutter speed yang digunakan kebanyakan kurang dari satu detik (pecahan), maka
biasanya yang tertulis di viewfinder kamera adalah pecahannya saja (shutter speed 1/100 detik akan
tertulis 100) di viewfinder. Satuan „detik‟ biasanya tertulis sebagai tanda kutip (“), jadi shutter speed
2 detik akan tertulis sebagai2″. Terkadang satuan detik digunakan juga dalam pecahan, misalnya 0.6″.

Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap. Faktor pengali satu stop adalah 2x, misalnya
shutter speed 1/100 akan 1 EV lebih terang daripada shutter speed 1/200 jika scene dan settingan
yang lain tetap sama. EV adalah satuan brightness, di mana selisih 1EV berarti selisih brightness
yang disebabkan jumlah cahaya yang masuk berbeda 2x lipat. 1 EV sering disebut juga 1 stop, istilah
warisan dari jaman kamera film dulu.

Pemilihan angka kecapatan membuka rana ini


bergantung pada situasi/kondisi obyek yang
hendak kita foto. Untuk menangkap/membekukan
obyek yang bergerak semisal mobil atau motor
yang sedang melaju maka kita memilih kecepatan
tinggi katakankah 500 ke atas. Sebaliknya, bila
hendak menghasilkan efek benda bergerak, maka
kita pilih speed lambat pada waktu kita membidik
obyek yang sedang melaju tersebut. Kecepatan
bisa dipilih mulai 30 ke bawah.Dengan pemilihan speed lambat maka ketika fokus kita arahkan pada
obyek yang bergerak maka background yang tampak pada foto akan terlihat jelas sementara
obyeknya tampak blur/gerak.Tentu saja pemilihan kecepatan ini disesuaikan dengan besar kecilnya
diafragma yang kita pilih juga, agar pembakaran film pada pemotretan tepat.

3. Iso /Asa

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 14


ISO adalah sensitifitas sensor. Makin tinggi ISO, maka makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk
mencapai brightness tertentu. Menaikkan ISO bisa diibaratkan memasukkan bebatuan ke dalam
ember sehingga jumlah air yang dibutuhkan semakin sedikit. Satuan ISO adalah angka ISO. Faktor
pengali satu stop adalah 2x, di mana ISO 800 akan 1EV lebih terang daripada ISO 400. Dalam
kamera DSLR besaran ISO rata-rata antara 100-6400. Angka – angka tersebut menandakaan berapa
kepekaan terhadap cahaya pada film yang sedang kita pakai. Semakin besar angkanya maka semakin
peka film tersebut terhadap cahaya. Film-film yang umumnya kita lihat di pasaran berkisar pada ISO
100,200,400.

Shutter speed yang lama akan memungkinkan objek atau kamera bergerak selama cahaya mengenai
sensor, sehingga foto menjadi blur, sebagian atau sepenuhnya. Aperture yang besar (angka aperture
yang kecil) akan menghasilkan depth-of-field (ruang tajam) yang sempit, sehingga benda-benda yang
berjarak tidak terlalu jauh dari jarak fokus pun akan mulai blur. Hal ini bisa jadi hal positif jika ingin
membuat bokeh, namun bisa jadi hal negatif jika kita ingin mempunyai ruang tajam yang luas. ISO
yang tinggi berarti sensornya makin sensitif, dan efeknya menimbulkan noise pada gambar.

4. Over/Under Exposure

Sebuah film dikatakan berhasil secara pencahayaan bila semua warna yang muncul mempunyai nada
sama dengan yang diharapkan sang pemotret. Sebuah film dikatakan over exposed (biasa disingkat
over saja, “kelebihan “) yang artinya tercahayai secara berlebihan, bila warna yang terjadi lebih
hitam dari pada yang diharapkaan. Film yang over terjadi akibat pencahayaan yang berlebihan pada
saat pemotretan.

Sebuah film dikatakan berhasil secara pencahayaan bila semua warna yang muncul mempunyai nada
sama dengan yang diharapkan sang pemotret. Sebuah film dikatakan over exposed (biasa disingkat
over saja, “kelebihan “) yang artinya tercahayai secara berlebihan, bila warna yang terjadi lebih

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 15


hitam dari pada yang diharapkaan. Film yang over terjadi akibat pencahayaan yang berlebihan pada
saat pemotretan.

Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma pada lensa
kamera bisa membuka dengan besaran diameter yang bisa dirubah. Besar kecilnya bukaan diafragma
dinyatakan dalam f-number tertentu, dimana f-number kecil menyatakan bukaaan besar dan f-number
yang besar menyatakan bukaan kecil. Selain itu, secara karakteristik optik lensa, bukaan besar akan
membuat foto yang DOFnya sempit (background bisa blur), dan bukaan kecil akan membuat DOF
lebar (background tajam).

Saat mengatur nilai diafragma


(aperture), ingatlah bahwa setiap
stop ditandai dengan nilai f-
number tertentu yang
digambarkan urut dari yang besar
hingga kecil

Sebagai contoh :
 jika kita berpindah 1-stop dari f/2 ke f/2.8, maka kita akan mengurangi setengah
intensitas cahaya yang masuk ke kamera.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 16


 jika kita berpindah 1-stop dari f/8 ke f/5.6, maka kita akan menambah intensitas cahaya
yang masuk ke kamera dua kali lipat dari sebelumnya.

Perhatikan kalau kamera modern umumnya memberi keleluasaan untuk merubah diafragma di
skala yang lebih kecil, dalam hal ini perubahan f-stop dilakukan pada kelipatan 1/2 hingga 1/3 f-
stop sehingga bisa didapat banyak sekali variasi eksposure yang bisa didapat dari mengatur nilai
diafragma. Sebagai contoh, diantara f/5.6 hingga f/8 bisa terdapat f/6.3 dan f/7.1 yang memiliki
rentang 1/3 stop.

Percobaan di bawah ini menunjukkan hasil foto yang didapat dari variasi diafrgama, dengan
sebuah foto referensi di f/5.6 (nilai shutter dibuat tetap di 1/125 detik dan ISO 100). Tujuannya
untuk melihat bagaimana efek dari merubah bukaan diafragma terhadap eksposure foto yang
dihasilkan. Terdapat 3 foto yang over dengan kelipatan 1-stop dan 3 foto yang under dengan
kelipatan 1-stop.

Dari contoh di
samping tampak pada
3 stops diatas referensi
normal, foto tampak
amat terang (over)
yang ditandai dengan
banyaknya area yang
wash-out (highlight-
clipping). Demikian
juga pada 3 stops
dibawah referensi
normal, foto tampak
amat gelap (under).

Light Meter adalah pengukur cahaya yang terdapat dalam kamera DSLR, belakangan ini
beberapa kamera compact / pocket juga sudah mengadopsi light meter. Light Meter pada kamera
akan terlihat pada ruag bidik (view finder) dan beberapa kamera yang telah memiliki teknologi
live view juga dapat terlihat pada layar LCD kamera. Light Meter ini mempunyai peranan yang
sangat penting, pemotret tidaklah perlu menebak-nebak pengaturan speed dan diafragma.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 17


Karena tinggal tentukan saja titik light meter pada titik tengah dengan cara memutar-mutar panel
diafragma dan speed. Teknologi ini memang sangat memudah si pemotret untuk membuat
sebuah foto dengan cahaya yang normal. Cahaya yang normal ditandai dengan point light meter
berada pada angka nol.

5. Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field
(DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai
obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti
hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan


setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin
kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat
contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat
DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar
mungkin, misal f/2.8.

Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna


terutama dalam fotografi portrait dan fotografi
makro, namun sebenarnya semua spesialisasi
akan membutuhkannya.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 18


Hukum pencahayaan : Bila diafragma dikecilkan,kecepataan harus dilambatkan Bila diafragma
dibesarkan, kecepatan harus dipercepat.

Misal: Kalau kita sudah mengukur kombinasi pencahayaan f/5,6 dan kecepatan1/125 detik, maka
kalau kita akan mengubah bukaan diafragma dari f/5,6 jadi f/8, kecepatan harus kita rendahkan
menjadi 1/60 detik. Sebaliknya kalau kita mengubah diafragma dari f/5,6 jadi f/1,4,
kecepatannya harus kita naikkan tiga stop sehingga menjadi 1/1000 detik.

Selain besar kecilnya bukaan, ada


faktor lain yang akan
mempengaruhi dalamnya ruang
tajam, yaitu panjang fokal lensa.
Makin panjang suatu lensa,
makin tipis ruang tajamnya.
Besar kecilnya ruang tajam juga
dipengaruhi oleh jarak obyek
dengan kameranya.

Makin jauh objek makin dalam


ruang tajam di sekitar objek.
Lensa yang difokuskan ke tempat
tak terhingga, mempunyai ruang
tajam yang sangat panjang. Pada
pemotretan sangat dekat,
pemotretan mikro misalnya, bisa saja ruang tajamnya cuma seperberapa millimeter.

6. Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar,
elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari
aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan
perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan
tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 19


objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar
tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu
mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah
pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi.

a. Rule of Thirds

Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya


dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian
adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada
sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda
dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu
menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

b. Sudut Pemotretan

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut
pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan
satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik, jangan pernah takut untuk memotret dari
berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah
dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

High angle view artinya, pemotret


berada pada posisi yang lebih tinggi dari
objek foto.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 20


Eye Level : objek dan kamera sejajar / sama seperti
mata memandang. Biasanya digunakan untuk
menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap
background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif
dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut
pemotretan ini juga dimaksudkan untuk
memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak –
anak.

Low Angle Pemotretan dilakukan dari bawah.


Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi
dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini
digunakan untuk memotret arsitektur sebuah
bagunan agar terkesan kokoh, megah dan
menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan
dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar
terkesan elegan dan anggun.

7. Teknik Pencahayaan

Teknik pencahayaan dalam fotografi adalah


teknik atau cara yang digunakan dalam
memanfaatkan sumber cahaya ketika memotret.
Hal ini sangat penting untuk dipelajari dan
dilatih agar kemampuan kita dalam dunia
fotografi semakin terasah dengan baik.
Berdasarkan arah datangnya cahaya, teknik
pencahayaan dalam fotografi terbagi menjadi
banyak jenis. Namun secara umum terdapat
tujuh jenis teknik dasar pencahayaan yang
dikenal dan seringkali digunakan saat

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 21


memotret yaitu front light, oval light, side light, rim light, back light, top light, dan ray of light.

Teknik front light dalam fotografi merupakan teknik


pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah
cahaya yang datang dari belakang fotografer. Cahaya
yang datang saling berhadapan dengan area yang
menjadi fokus utama objek foto, sehingga objek akan
mendapatkan pencahayaan yang penuh. Kekurangan
yang dimiliki dari penggunaan teknik front light ini
yaitu objek utama akan terkesan datar (flat) atau
tanpa dimensi. Kelebihan yang dimiliki dengan menggunakan teknik frontlight ini yaitu kita
dapat memperoleh informasi warna yang dimiliki oleh objek yang kira potret.

Teknik oval light dalam fotografi merupakan teknik


pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang
datang dari sudut 45º dari posisi fotografer berada atau sekitar
3/4 dari posisi objek yang dipotret. Karakteristik dari teknik
oval light ini adalah untuk memunculkan dimensi pada objek
tanpa kehilangan karakter warna yang dimilikinya. Teknik ini
banyak digunakan dalam studio dan dikenal dengan nama
rembrant light atau lip. Biasanya digunakan reflector untuk
membantu dalam memotret dengan teknik pencahayaan ini.

Teknik side light dalam fotografi merupakan teknik


pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah
cahaya yang datang tepat dari samping objek,
sehingga posisi jatuhnya bayangan berada pada
posisi lainnya. Karakteristik dari teknik side light ini
yaitu untuk memunculkan tekstur dari objek yang
dipotret. Teknik side light ini juga banyak digunakan untuk foto yang diambil di dalam studio.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 22


Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan
(lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang
objek dengan sudut 1/4 objek, sehingga bagian depan objek akan
tampak gelap. Karakteristik dari penggunaan teknik rim light ini adalah
untuk menampilkan bentuk garis atau kontur yang jelas dan kilauan
bagian tepi belakang objek yang diportret.

Teknik back light dalam fotografi


merupakan teknik pencahayaan (lighting)
yang memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari belakang
objek yang dipotret. Fotografer berhadapan langsung dengan arah
datangnya cahaya (objek membelakangi sumber cahaya). Teknik
back light ini sering digunakan untuk memotret foto siluet. Karena
tujuan dari penggunakan teknik back light adalah untuk
memunculkan bentuk objek secara kesuluruhan yang utuh.

Teknik top light dalam fotografi merupakan teknik


pencahayaan (lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang
datang dari bagian atas objek yang dipotret, sehingga
memunculkan kilauan rambut (hair light), terlebih jika
sumber cahaya berada agak belakang dari objek. Teknik top
light ini digunakan untuk membuat foto yang bagian atas
objeknya memiliki kilauan
sehingga menimbulkan kesan
yang sangat menarik.

8. Jenis-jenis Sumber Cahaya

Modeling Lamp adalah lampu untuk menghasilkan cahaya yang


membantu kita untuk menentukan, melihat arah jatuhnya
bayangan obyek. Biasanya hanya ada di lampu studio. Menyala
sebelum lampu digunakan/di trigger.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 23


Standar Reflektor Berfungsi mengarahkan sinar ke
obyek. Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut
pancaran yang terbatas.

Payung Pemantul berfungsi


melunakkan cahaya yang datang
ke obyek agar lebih merata
karena biasanya sinar yang
datang ke obyek terlalu kuat dan
menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras
masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop, sudut pancar cahaya luas.

Payung Transparan Memiliki fungsi sama dengan payung


pemantul, hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak,
merata, dan lembut. Kuat sinar turun 2-3 stop.

Softbox memiliki sifat melunakkan cahaya,


merata, dan menghilangkan bayangan. Kuat
sinar berkurang 3-4 stop, pancaran luas.

PANDUAN PRAKTIKUM FOTOGRAFI TEORI PENCAHAYAAN

1. Buatlah gambar dengan tiga jenis exposure dengan objek yang sama!
2. Buatlah gambar dengan konsep Depth of Field!
3. Buatlah gambar dengan menggunakan konsep komposisi yang dipadukan dengan teknik
pencahayaan!

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 24


BAB III

FOTOGRAFI JURNALISTIK

Foto jurnalistik adalah foto yang menyampaikan informasi kepada publik. Satu foto jurnalistik—
biasa disebut foto tunggal (single photo)—menyampaikan informasi yang sangat terbatas; lebih
banyak foto ditampilkan lebih banyak pula informasi yang bisa disampaikan. Foto jurnalistik
identik dengan pers atau profesi kewartawanan, yaitu mencari, mengumpulkan,mengolah dan
menyebarkan berita melalui media massa. Jadi fotografer melakukan kegiatan mencari,
mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan foto yang mengandung nilai berita melalui media
massa. Dalam dunia fotografi jurnalistik dikenal metode EDFAT (Entire, Details, Frame, Angle,
Time) untuk menciptakan foto esai yang baik.

Pengertian foto jurnalistik adalah informasi atau karya foto dari berbagai peristiwa yang
disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat. Foto
jurnalistik biasanya didukung dengan kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut
dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan
pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jadi intinya bahwa semua gambar yang
disajikan dalam bentuk foto dan berita yang dimuat dimedia baik cetak maupun online itu
dinamakan foto jurnalistik.

Tugas seorang foto jurnalis, tidak hanya memotret belaka. Ada tiga pekerjaan pokok yang harus
dilakukan oleh seorang foto jurnalis yaitu; Memotret, Menulis, Memilih dan Menyimpan.
Sehingga tidak heran jika naluri seorang foto jurnalis sangat tajam, ketika membaca berbagai
macam persoalan yang dihadapi.

Sebuah karya foto bisa dikatakan memiliki nilai jurnalistik jika memenuhi syarat jurnalistik yaitu
memenuhi kreteria 5 W dan I H (What, Who, Why, When, Where dan How). “What” atau apa
yaitu peristiwa apa yang sedang terjadi. “Who” Siapa yang menjadi objek dalam peristiwa
tersebut. “Why” kenapa, latar belakang atau penyebab terjadinya suatu peristiwa. “When” yaitu
kapan peristiwa itu terjadi. “Where” adalah tempat dimana suatu peristiwa itu terjadi. dan “How”
yaitu seperti apa proses terjadinya suatu peristiwa itu dan bagaimana penyelesaiannya. Berikut
beberapa kategori foto jurnalistik :

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 25


 Spot News – Foto insidential, yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya, Contoh: foto
bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta api, perkelaian dst.
 General news – Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang Umum MPR,
Piala dunia, PON, Presiden meremikan bendungan, pembukaan pameran perumahan dll.
Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi, pertahanan, humor dsb.
 People in the News – Adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang) yang menjadi
sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih ke profil atau sosok
seseorang . Bisa karena kelucuannya, ketokohannya, atau justru salah satu dari korban
aksi teror, kurban bom dsb.
 Daily life – Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah perasaan dalam
kesehariannya, lebih ke human interest. Contohnya: seorang tua yang sedang
menggendong beban yang berat, pedagang makanan dll.
 Sosial & Environment – Foto yang menggambarkan tentang sosial kehidupan masyarakat
dengan lingkungan hidupnya.
 Art and Culture – Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas, seperti
pertunjukkan balet, pertunjukan yang terkait dengan masalah budaya dan musik dsb.
 Science & Technology – Foto yang menyangkut perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan di muka bumi. Misalnya penemuan situs purbakala, klonning domba,
pemotretan organ tubuh, proses operasi seorang pasien dsb.
 Portraiture – Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse up
maupu secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang
dimilikinya.
 Sport – Foto-foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang olehraga apa
saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah banyak dikenal oleh awam.

Dalam fotografi jurnalistik, terdapat lima elemen foto.

1. Teknis ; dalam fotografi jurnalistik, semua kejadian terjadi dengan cepat. Elemen teknis
fotografi dalam jurnalistik sebaiknya di-auto-kan supaya tidak kehilangan moment.
Elemen teknis adalah satu-satunya elemen yang dapat diotomatiskan.
2. Posisi ; sudah jelas ya apakah posisi kita menguntungkan untuk mendapatkan objek yang
baik atau tidak.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 26


3. Komposisi ; apa yang ada di dalam foto yang (berhasil) kita jepret. Arbain Rambey
berkata bahwa Foto yang kuat adalah foto yang tidak kekurangan data dan
kelebihan data.
4. Moment ; moment mungkin dipengaruhi sedikit ke-hoki-an juga ya.. Apakah kita tepat
disana saat moment terjadi, apakah kita cepat siap kamera saat meoment terjadi. Oleh
karena itulah Arbain Rambey sering men-set kameranya dengan Auto jika sedang
meliput.
5. Rasa ; apa yang kita rasakan saat melihat mampu kita sampaikan secara fotografi kepada
orang-orang yang melihat foto. Sering-seringlah melihat foto yang baik agar rasa (feeling)
kita terasah.

Fotografi Jurnalistik In Action

Dari klasifikasi foto secara mendasar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu foto seni dan foto
guna. Dari foto guna sendiri terdiri dari foto dokumentasi dan foto informasi (jurnalistik).

Foto seni Foto dokumentasi Foto informasi

Foto juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apa yang dipotret seperti Fashion, Produk, dan yang
lainnya. Kemudian dimana moment tersebut dipotret, seperti street foto, under water, indoor dan
yang linnya. Kemudian bagaimana moment tersebut dipotret seperti speed foto, slow speed, infra
red dan lainnya. Untuk dunia jurnalistik sendiri produksi foto terbagi kedalam empat fungsi :

1. Hard News harus segera dipublikasikan


2. Soft News bisa dipublikasikan kapan saja
3. Ilustratif menampilkan info-info tambahan dalam berita
4. Potrait memunculkan informasi wajah yang tidak bisa diwakili oleh kata-kata

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 27


Dalam jurnalistik hal terpenting yang harus diingat bagi seorang fotografer adalah foto yang
bagus adalah foto yang sesuai dengan target pembuatannya. Ada ungkapan untuk hal ini yaitu
sebuah foto sudah jadi sebelum dibuat. Sehingga dalam hal ini seorang fotografer jurnalistik
harus mampu membuat konsep foto yang matang untuk nantinya akan dicapture di lapangan.
Dalam hal ini fotografer harus mempunyai gambaran dalam benaknya bagaimana hasil akhir dari
foto yang akan dibuatnya.

Pembuatan foto jurnalistik sendiri dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama adalah foto aman
dimana seorang fotografer setidaknya harus mempunyai sebuah foto yang mewakili berita tanpa
mementingkan unsur estetik atau yang lain. Kedua adalah foto bagus, yaitu foto yang tidak hanya
menggambarkan informasi yang akan diberitakan, namun foto yang dibuat juga terdapat unsur-
unsur penting dalam fotografi. Ketiga adalah foto klise. Foto ini disebut klise karena sudah
terlalu sering digunakan untuk mewakili sebuah peristiwa, seperti dalam bencana alam, perang,
atau yang lainnya.

Foto Klise
Terakhir dalam fotografi ada dua jenis foto yang dipublikasikan, yaitu foto indah dan foto
menarik. Foto indah adalah foto yang apabila orang melihat maka dia akan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk menikmati dengan memandangi foto tersebut. Kemudian foto
menarik adalah foto yang mudah menarik perhatian seseorang karena seringkali foto ini
memancing komentar dari orang yang melihat.

PANDUAN PRAKTIKUM FOTOGRAFI JURNALISTIK

1. Buatlah foto yang tergolong ke dalam Hard News, Soft News, Ilustratif, dan Potrait!
2. Buatlah foto yang tergolong ke dalam jenis foto Aman, Bagus, dan foto Klise!
3. Buatlah konsep sebuah foto yang nantinya bisa diproduksi dan bisa dipublikasi di media
massa!

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 28


BAB IV

STILL LIFE FOTOGRAFI

Jenis fotografi ini mulai dikenal pada sekitar abad je-19, yang jauh sebelumnya pada
sekitar abad ke-15 banyak diterapkan oleh para pelukis. Dalam fotografi still-life ini hampir
seluruh objek yang akan difoto adalah benda mati yang ditata sedemikian rupa menjadi bentuk
visual yang menarik. Objek-objek pemotretan ni sangat sering dan banyak ditemui diberbagai
tempat disekililing kita.

Fotografi still-life dapat didefinisikan dengan ‘alam benda” atau “hidup sunyi”, tetapi pada
zaman sekarang ini definisi tidak berlaku lagi karena sekarang ini banyak modifikasi pada
fotografi still-life nampak menjadi hingar bingar yang penuh dengan permainan warna dan
macam-macam objek didalamnya, seperti portrait, landscape, bahkan foto produk, interiur
sampai makanan juga merupakan bagian foto dari still-life.

Dalam pengambilan gambar fotografi still-life terdapat dua cara yang bisa dilakukan, pertama
bisa dilakukan dengan cara wajar (candid), dimana objek tidak dirancang melainkan dibiarkan
apa adanya dengan sumber cahaya juga apa adanya, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
komposisi dan sudut pandang yang menarik.

Cara kedua fotografi still-life dirancang dan diatur sedemikian rupa, mulai dari mengatur objek,
cahaya, dimensi, karakter dan komposisi, sehingga hasilnya akan menarik sesuai dengan
kehendak fotografer.

Foto still-life bisa menceritakan sesuatu dari objek karena fotografi sebagai bahasa visual dengan
perbendaharaan sendiri seperti tekstur, bentuk, garis dan warna. Pemilihan bahasa visual dan
penyusunannya tergantung pada selera sang fotografer sehingga apa yang ingin dikomunikasikan
bisa tersampaikan melalui karya sebuah foto.

Lokasi pembuatan foto still-life pun dapat dilakukan didalam atau diluar luar ruangan. Diluar
ruangan dapat menggunakan cahaya natural yaitu matahari. Sedangkan, didalam ruangan dapat
menggunakan cahaya buatan atau biasa yang disebut cahaya artifisial.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 29


Hal yang paling dan harus diperhatikan dalam membuat sebuah foto adalah ide. Benda yang
akan menjadi objek pada foto still-life, sekalipun itu adalah benda sederhana, akan tanpil lebih
indah hasilnya apabila memiliki konsep yang kuat. Konsep pemotretan sama halnya seperti
seorang wartawan saat menyusus suatu berita, konsepnya harus mengandung 5W + 1H (What,
Who,Where, When, Why dan How) yakni : apa yang difoto, siapa objeknya, dimana dan kapan
pemotretannya, apa yang akan dikomunikasikan dan dengan teknik pemotretan seperti apa yang
akan digunakan. Konsep akan selalu mempengaruhi keberhasilan dalam menghasilkan suatu
karya foto melalui sebuah perencanaan yang tepat.

Konsep dalam fotografi still-life biasanya tergantung pada apa yang ingin dikomunikasi dalam
foto tersebut. Dalam perkembangannya, foto still-life seringkali dikombinasikan dengan elemen-
elemen penunjang seperti properti pendukung. Elemen-elemen penunjang tersebut dapat berupa
unsur manusia ataupun benda mati lainnya seperti miniatur mobil dan sebagainya.

Hal yang lain yang harus diperhatikan selain membuat konsep yang tepat adalah pengusaan
terhadap alat dan kemampuan teknis dalam diri seorang fotografer. Jadi apabila dipadupadankan
antara konsep atau ide, pengusaan alat dan kemampuan diri dari fotografernya maka akan
menghasilkan suatu karya foto yang mempunyai nilai tinggi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa objeknya merupakan benda mati atau sesuatu yang
tidak bisa bergerak sendiri dan pada umumnya berukuran kecil. Fotografi still life adalah
manisfestasi jargon fotografi dari to-make-pictures. Karena seorang fotografer harus bisa
membuat foto. Fotografi still life membuat seorang fotografer berusaha bagaimana menciptakan,
membuat foto dan membuatnya tampak lebih hidup. Jangan pernah takut dan ragu untuk
mencoba membuat gambar still life.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 30


A. Foto Makanan (Food Photography)
Saat ini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang dipesan atau dibeli
di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap. Bagi sebagian orang, foto
makanan yang sudah disajikan mempunyai nilai estetika dan makna tersediri. Ada yang
digunakan sebagai sarana untuk promosi lalu diposting ke media sosial untuk mendapatkan
pengakuan atau mungkin karena terlalu menyukai makanan tersebut. Banyak juga foto-foto yang
betemakan hidangan yang di posting ke social media seperti instagram yang secara tidak
langsung memberikan penafsiran tersendiri bagi foto tersebut. bisa saja ada yang tertarik,ada
yang tidak suka bahkan ada yang langsung ingin mencicip hidangan tersebut.Dari sebuah foto,
setiap orang pasti memiliki penafsiran yang berbeda. Seorang fotografer makanan yang
professional dapat menghasilkan foto yang tidak hanya enak dilihat, tetapi juga foto yang
membangkitkan selera, serta menyeragamkan persepsi.
Yang perlu diperhatikan saat memotret makanan yaitu:
1. Apa jenis makanan yang akan kita foto?

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 31


Makanan yang akan kita poto tergantung pada tema apa yang akan kita pilih. Misalnya kita
akan membuat tema kebudayaan daerah Indonesia,maka makanan yang kita pilih yaitu makanan
khas dari beberapa suku di Indonesia yang tentunya menarik perhatian pembacanya.
2. Bagian sisi mana yang akan kita tonjolkan?
Misalkan kita diminta untuk memotret es krim enak, sudah tentu kita harus menonjolkan
kesegaran dari es krim tersebut dengan memotret dari bagian samping atau atasnya.
3. Bagaimana cara penyajian dari makanan tersebut?
Melalui foto yang kita ambil, kita harus membuat orang akan tertarik untuk mencobanya.
Maka dari itu, kita harus memperhatikan penyajian dari makanan itu.
4. Mencoba bereksperimen
Mulai mengiris atau membedah sedikit makanan tersebut. Pintar-pintar dalam mengenali
objek. Terkadang walaupun “simple” namun indah, artinya jangan ada saling tindih antar frame.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam pengambilan foto
still life:
a) Komposisi dan angle
Memilih aksesoris yang membuat makanan tersebut tampak lebih menarik, misalnya sendok
yang berwarna-warni.
b) Lighting
Cahaya yang secara tidak langsung datang ke makanan melalui celah jendela misalnya, akan
menambah keindahan dari makanan tersebut. Kita hanya perlu mengatur posisi makanan agar
cahaya yang menghampirinya menjadi indah.
c) Background
Cari background atau latar yang bagus dan menarik dan yang pasti kontras dengan foto makanan
tersebut.
d) White Balance
Mengatur white balance yang sesuai dengan foto makanan yang kita potret. Kalau foto makanan
kita lebih berwarna terang, sebaiknya menggunakan tone warm.
e) Tripod
Tripod juga diperlukan dalam mengambil gambar makanan yang akan kita potret, tetapi harus
menyesuaikan situasi tempat dan kondisi. Misal kita ingin memotret makanan jalanan yang

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 32


pengunjungnya ramai dan berdesakan, maka kita sebaiknya tidak perlu menggunakan tripod agar
tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
f) Detail
Memperhatikan detail makanan tersebut, satu komponen pun dari makanan tersebut sebaiknya
jangan terlewatkan agar tidak mengurangi keindahan maupun bagian dari makanan tersebut.
g) Motret Macro
Motret macro adalah mengambil foto dengan jarak yang sangat dekat untuk mendapatkan detail
yang sangat tinggi pada sebuah objek berukuran kecil dan tekstur dari foto makanan tersebut.
h) Be creative
Membuat makanan tersebut lebih menarik dengan kreativitas sang pemotret, misalnya
membubuhkan minyak zaitun ke makanan agar makanan tersebut tampak lebih berkilau.

Cara membuat foto makanan yang menarik :


1. Perhatikan teknik pencahayaan
Memotret makanan biasanya dilakukan dalam ruangan atau studio. Karenanya lampu flash
amat diperlukan, pastikan arah lampu flash bukan dari depan objek namun dari samping atau
belakang. Teknik fotografi ini mudah dilakukan terlebih lagi bila latarbelakangnya putih karena
warna putih mampu menetralisir cahaya. Dan lebih bagus lagi bila Anda menggunakan cahaya
matahari. Teknik sederhananya adalah dengan menggunakan cermin kecil untuk memfokuskan
cahaya pada bagian-bagian tertentu dari piring untuk membantu mengurangi bayangan yang
keras atau untuk menarik perhatian pada area yang diinginkan.
2. Teknik pengambilan angle
Gambar terbaik akan dihasilkan baik dengan mengambil gambar serendah mungkin.
Maksudnya ambil sudut terendah dari objek namun bukan dari bawah objek.
3. Memotret sesegera mungkin
Makanan yang baru saja selesai dimasak akan terlihat begitu segar, jadi segera ambil gambar
saat komposisi warna makanan masih terlihat fresh di mata kamera. Gunakan minyak untuk
membantu menciptakan efek mengkilat pada makanan dengan cara mengoleskannya.
4. Gunakan warna netral untuk latar belakang objek

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 33


Warna putih juga bisa mengimbangi komposisi warna jika objek foto adalah makanan dengan
bahan-bahan yang colourful. Efek mewah juga akan terpancar jika kamu menggunakan piring
putih saat penyajiannya.
5. Fokuskan pada detail objek
Misalnya kamu akan memotret sepiring steak, pastikan bekas tanda panggangan yang
berselang-seling pada daging terlihat jelas dan berada pada posisi yang sempurna di atas piring.
Atau jika kamu akan memotret sushi, maka pastikan setiap potongan ditempatkan secara menarik.
Usahakan tidak terlalu membuat isi piring terlalu penuh yang justru akan mengurangi
keindahannya.
6. Crop in tightly
Usahakan untuk mengedit hasil foto dengan komposisi objek benar-benar mendominasi frame.
Step terakhir ini akan lebih mudah dilakukan jika saat memotret kamu sudah mengambil objek
foto dengan fokus yang baik. Dengan demikian akan lebih mudah terlihat hal-hal detail pada
objek foto.

B. Foto Iklan (Advertising Photography)


Iklan selalu menjadi hiasan berbagai media cetak dan elektronik. Iklan yang setiap harinya
kita lihat baik di televisi, internet, maupun iklan yang dipasang dipinggir jalan tidak terlepas dari
adanya peran fotografi didalamnya. Sebagai hiasan, iklan hadir membawa manfaat misalnya
untuk memberitahukan berita, mengucapkan rasa sukacita dan belasungkawa, mempromosikan

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 34


suatu produk, bahkan iklan saat ini digunakan sebagai sarana untuk berpolitik. Foto-foto yang
dibuat sesuai dengan teknik-teknik fotografi yang benar dan aturan yang baik akan menghasilkan
gambar yang baik pula, serta dapat memunculkan keinginan untuk membeli bagi orang yang
melihatnya, bilaman iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan suatu produk.
Media iklan yang baik akan memuat foto-foto yang representatif, yaitu foto-foto yang
menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang benar serta konsep yang sudah dirancang
dengan matang sesuai dengan karakter produk tersebut. Daya tarik sebuah foto iklan yang
bersifat komersial maupun non komersial harus mampu memikat public yaitu masyarakat yang
menjadi sasaran dari produk atau jasa yang disajikan, karena pada sebuah foto iklan terdapat
konsep desain yang bertujuan persuasif atau mengajak masyarakat untuk mengikuti pembuat
iklan tersebut. Fotografi iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan ide atau ilusi.Fotografi iklan
mempunyai cakupan yang sangat luas. Objek apapun dapat dijadikan karya foto yang memiliki
nilai jual yang tinggi, sehingga tiap fotografer yang menggeluti bidang ini perlu memiliki bekal
atau dasar pengetahuan fotografi yang luas terhadap hal yang berkaitan dengan aktivitasnya,
diantaranya sebagai berikut:
- Perangkat pemotretan
- Aksesoris pendukung
- Perangkat lighting
- Manajemen dan wawasan untuk mendukung kreatifitas dan kelancaran kerja

Fotografi iklan harus memiliki konsep dan desain yang matang karena foto merupakan
bagian terpenting dalam sebuah pemotretan. Konsep tersebut harus mengandung 5w + 1 H
(what,who,when,why,where + how). Fotografi iklan dapat bersifat:
1. Hard selling: Menjual produk secara langsung
2. Soft selling: Menjual produk tetapi kita tidak dapat melihatnya secara langsung, biasanya yang
dijual adalah sebuah pencitraan di dunia fotografi komersial, mulai dari still life, table top,
background table, product shot dan pack shot semuanya mempunyai satu kesamaan. Fotografi
iklan ditujukan untuk memvisualisasikan komoditas (bisa berupa produk secara nyata maupun
tidak) guna memenuhi tuntutan klien dalam mengiklankan bentuk usahanya
Peran seorang fotografer dalam hal pembuatan foto iklan adalah membuat foto iklan
tersebut dengan aspek teknis dan estetika yang dimiliki sehingga foto tersebut menjadi foto yang

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 35


memiliki nilai jual dan membuat khalayak tertarik dan berminat. Terdapat beberapa hukum yang
mencangkup foto komersial dalam kebutuhan periklanan, yaitu semakin besar ukuran sensor
(ukuran film pada fotografi analog), maka foto yang dihasilkan akan semakin baik pula. Sifat
dari foto produk mempunyai jam kerja yang lama dan cukup "slow", dalam pengertian ini foto
harus dilayout dan di-style oleh fotografer dan stylist sampai menjadi foto"matang".
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan foto ini adalah:
- Jenis kamera
- Ukuran lensa
- Luas studio
- Lighting system
- Pemahaman teknis fotografi dan lighting
- Fidelity(detail-detail yang tercipta dari hight light dan shadows)
Seorang fotografer biasanya mendapat sebuah arahan dari seorang pengarah kreatif
(Creative Director) atau pengarah seni (Art Director) dan Stylist. Fotografer bertugas
memberikan sebuah respon kepada Art Director atau Creative Director agar dapat diketahui
sejauh manakah konsep tersebut dipahami guna meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan.
Menurut kegunaannya, foto iklan di bagi dalam beberapa jenis:
1. Editorial Fotografi; adalah foto yang dibuat untuk mengilustrasikan suatu cerita atau ide dalam
kontek sebuah penerbitan atau majalah.
2. Coorporate Fotografi; biasanya foto yang dibuat digunakan sebagai alat publik relation dari
korporasi-korporasi besar, biasanya berbentuk company profile.
3. Stock Fotografi; adalah pembuatan stok foto untuk dijual ke agensi-agensi stok foto.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 36


PANDUAN PRAKTIKUM STILL LIFE

1. Buatlah sebuah foto dengan teknik sebagai berikut!

2. Buatlah sebuah foto dengan tema art still life dengan teknik lain yang sudah pernah
diajarkan dalam teori pencahayaan!

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 37


BAB V

MODELING PHOTOGRAPHY

Secara hemat, definisi Modeling Photography adalah membuat karya foto yang harus melibatkan
model. Modeling Photography atau fotografi model sering disamakan dengan fotografi portrait,
padahal keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan yang mendasar antara fotografi model dan
fotografi portrait adalah fotografi portrait fokus pada ekspresi karakter pada model atau karakter
manusia pada subjek yang difoto. Sedangkan secara teknis fotografi model dan fotografi portrait
seluruhnya hampir sama yaitu ekspresi dan gerakan tubuh serta pencahayaan, latarbelakang atau
background, dsb.

Dalam memotret model, minimal harus munguasai unsur-unsur teknis fotografi seperti
komposisi dengan menggunakan teori Rule of Third dan pencahayaan dengan menggunakan teori
segitiga exposure. Selain daripada itu, fotografer pun harus bisa mengarahkan pose dan ekspresi
sang model. Kemampuan dan ketrampilan pada sang model dalam mengeluarkan ekspresi dan
dalam berpose menjadi unsur yang mutlak dan tidak bisa terpisahkan dari berhasilnya sebuah
karya foto model. Dalam memunculkan sebuah ekspresi dan mood pada sang model diperlukan
kedekatan emosional dan berkomunikasi yang baik antara fotografer dan model.

Secara singkat berikut teknik dasar membuat foto model :

1. Konsep. Konsep merupakan hal yang mendasar dalam membuat foto apapun. Dalam hal
ini konsep diperlukan agar si model bisa menyesuaikan kostum, make up sesuai dengan
tujuan fotografer.
2. Komposisi. Gunakan teori Rule of Third atau menempatkan subjek pada 1/3 bagian dari
frame.
3. Pencahayaan. Cahaya sangat berperan penting dalam menonjolkan ekspresi pada sang
model.
4. Latar belakang atau background. Perhatikan lokasi sekeliling model, apabila ada sesuatu
yang mengganggu maka sebaiknya disingkirkan terlebih dahulu, apabila tidak
memungkinkan untuk disingkirkan maka pilihlah lokasi atau sudut atau angle yang lain.
Perhatikan juga warna pada model dan latarbelakang sehingga menonjolkan akan
harmonisasi warna yang indah.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 38


5. Properti. Manfaatkan properti apapun sesuai dengan kebutuhan untuk menonjolkan
suasana tertentu.
6. Waktu dan Lokasi. Waktu yang cocok untuk melakukan pemotretan diluar ruangan
adalah pagi hari dimulai dari pukul 7-10 pagi dan sore hari pada pukul 3-6 sore. Pada
waktu tersebut cahaya matahari masih lembut sehingga bayangan yang dihasilkan tidak
terlalu keras. Sedangkan untuk lokasi, carilah lokasi yang sekiranya cocok dengan konsep
yang diinginkan.
7. Interaksi dan komunikasi. Cobalah menjalin interaksi dengan cara berkomunikasi dengan
sang model. Suasana yang cair akan mendapatkan ekspresi model yang natural, menarik,
dinamis, dan tidak kaku. Diperlukan kesabaran dalam mendapatkan momen yang baik
dari ekspresi yang ditonjolkan oleh model karena perbedaan detik saja bisa menghasilkan
foto dengan mode yang berbeda dari sebelum dan sesudahnya.
8. Evaluasi, koreksi dan olah digital. Sebelum membereskan semua peralatan pemotretan
cobalah melihat hasilnya terlebih dahulu, pilihlah beberapa foto yang mendekati
sempurna kemudian cobalah untuk menggunakan olah digital agar bisa menghasilkan
karya yang sempurna, usahakan untuk memberikan warna yang natural yang sejajar
dengan warna pada model.

Macam-macam jenis pencahayaan pada model photography :

1. Board Lighting
Pada teknik ini Lampu utama diposisikan untuk menerangi (Brighter) sisi wajah yang
menghadap kamera. Digunakan untuk tujuan mengkoreksi jenis cahaya, dengan teknik ini akan
memunculkan kontur wajah yang kuat. Pencahayaan dengan teknik ini menerangi wajah dari sisi
wajah, bagian terluas dari wajah dari hidung ke telinga dari sudut kamera. pencahayaan ini
merupakan yang terbaik bagi wajah kurus.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 39


2. Short Light
Pada teknik ini Lampu utama menerangi sisi wajah yang berpaling dari kamera. Teknik ini
menerangi wajah dari sisi yang pendek, sisi wajah yang berpaling dari kamera. Pencahayaan ini
membuat wajah terlihat lebih langsing dalam gambar, dan merupakan pilihan terbaik untuk
sebagian besar objek.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 40


3. Butterfly Lighting
Posisi lampu utama langsung di depan mata objek, dan menyesuaikan ketinggian untuk
menciptakan bayangan langsung di bawah, dan sejalan dengan hidung. Cocok bagi perempuan.
Tidak dianjurkan untuk laki-laki karena cenderung menyoroti telinga.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 41


4. Rambrandt Lighting
Pencahayaan Rembrandt Diperoleh dengan menggabungkan pencahayaan short dan pencahayaan
butterfly. Lampu utama diposisikan tinggi dan di sisi wajah yang jauh dari kamera. Teknik
pencahayaan ini digunakan dalam foto potret studio. Kunci di pencahayaan Rembrandt adalah
menciptakan segitiga atau berlian berbentuk cahaya di bawah mata. Salah satu sisi wajah
menyala dengan baik dari sumber cahaya utama sementara sisi lain dari wajah menggunakan
interaksi bayangan dan cahaya. Pencahayaan Rembrandt segitiga akan menerangi hanya di
bawah mata dan tidak di bawah hidung. Posisi lampu utama biasanya sekitar 45 derajat dari
sumbu kamera-subjek dan harus sedikit lebih tinggi dari subjek.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 42


PANDUAN PRAKTIKUM MODELLING
1. Buatlah dua buah gambar dengan menggunakan dua dari empat teknik yang sudah
diberikan di atas!

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 43


BAB VI

FOTOGRAFI PRODUK

Foto produk adalah salah satu faktor yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya Anda
menjual produk Anda. Foto produk yang baik selain harus menggambarkan suatu produk dengan
jelas, juga harus fungsional. Apalagi jika Anda berjualan menggunakan toko online, dimana
pembeli tidak bisa melihat produk Anda secara langsung dan Anda tidak ada disana untuk
menjelaskannya. Disinilah foto produk yang baik dapat membantu menyelesaikan
masalah tersebut.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fotografi produk :

1. Kamera yang Berkualitas

Yang dimaksud dengan kamera berkualitas bukanlah kamera SLR yang harganya selangit.
Dengan 1 unit kamera digital yang cukup canggih, kita bisa mulai mengambil foto-foto produk
secara detail. Pastikan bahwa kamera tersebut memiliki kemampuan lensa minimal 50 mm untuk
memotret detail produk yang kecil seperti detail motif baju atau detail perhiasan. Selain
memanfaatkan kamera digital, kita juga bisa menggunakan kamera smartphone yang resolusinya
lumayan besar. Menggunakan iPhone 5 atau smartphone Android lainnya bisa menjadi salah satu
alternatif bila kita belum memiliki kamera digital.

2. Pelajari Tehnik Pencahayaan

Bila sedang memiliki budget lebih, tak ada salahnya bila kita mengalokasikan budget tersebut
untuk membeli seperangkat alat pencahayaan yang terdiri dari tripod, diffuser box dan lampu.
Disamping memanfaatkan perangkat pencahayaan canggih, kita tentu bisa memanfaatkan alam
untuk membangun build in yang memuaskan. Namun saat memanfaatkan pencahayaan alami,
kita tentu memperhatikan waktu pengambilan foto karena biasanya letak matahari selalu
berubah-ubah tergantung waktu.

3. Gunakan Sumber Cahaya Yang Baik.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 44


Tanpa sumber cahaya yang baik, detail produk Kita tidak akan terlihat. Cahaya yang terlalu
terang dapat membuat warna produk Kita menjadi tidak jelas atau terlalu putih. Jika
memungkinkan, foto produk Kita diluar ruangan yang tidak menerima cahaya matahari langsung,
seperti di teras atau diruangan yang memiliki banyak jendela/ pintu sehingga sinar matahari
dapat masuk dengan bebas. Jika tidak memungkinkan, Kita dapat membuat kotak cahaya seperti
gambar dibawah ini dari kardus bekas. Namun kotak cahaya ini hanya bisa untuk menghasilkan
foto dari produk yang cukup untuk masuk kedalamnya.

4. Menggunakan Tripod

Mengambil banyak foto dalam waktu yang lama tentu bisa membuat tangan kita menjadi pegal
dan tidak fokus saat mengabadikan obyek foto. Hasilnya, foto jadi tampak buram dan kurang
menarik. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa menggunakan tripod untuk membantu meletakkan
kamera sehingga foto-foto yang dihasilkan akan tampak seragam dan lebih menarik.

5. Background Foto Juga Penting

Background foto akan menjadi bagian dari obyek foto yang kita abadikan. Background foto yang
warnanya cerah dan bersih akan membuat obyek foto jadi tampak lebih menarik. Untuk
menyiasati hal ini, kita bisa menggunakan gulungan kertas karton yang digelar di meja dan salah
satu sisinya dijepit dengan penjepit kertas pada ketinggian kurang lebih 1 meter dari permukaan
meja. Dengan begitu, kita akan jadi lebih leluasa untuk mengabadikan foto obyek yang kita
inginkan. Background putih adalah salah satu background paling netral dan akan membuat obyek
foto tampak lebih detail.

6. Perhatikan Letak Bayangan

Saat mulai mengambil foto, usahakan untuk tidak mengarahkan pencahayaan yang bisa
mengakibatkan jatuhnya bayangan pada permukaan obyek foto. Hal ini malah akan membuat
produk tampak kusam dan kurang menarik. Jadi, usahakan untuk mengarahkan pencahayaan
untuk mengatur letak jatuhnya bayangan.

7. Pastikan Kebersihan Produk yang Akan Difoto

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 45


Mengabadikan foto produk toko online dengan kamera berkualitas tentu akan menghasilkan hasil
yang sempurna. Namun sebelum mulai memfoto, sebaiknya kita memastikan bahwa tak ada debu
atau sidik jari yang tertinggal pada produk tersebut. Produk yang berdebu atau memiliki sidik jari
akan membuat foto tampak kurang menarik dan terkesan berantakan. Untuk produk toko online
berupa baju, kita bisa menyetrika baju tersebut agar bentuknya lebih rapi dan menarik saat difoto.

8. Gunakan Skala Acuan Untuk Dimensi Produk Kita.

Seringkali pembeli ingin mengetahui seberapa besar barang yang akan mereka beli. Sedetail
apapaun spesifikasi dimensi produk yang Kita berikan dalam deskripsi tidak akan cukup untuk
memberikan acuan yang sebenarnya. Seberapa besar Tablet PC 7 inchi yang Kita jual? Sulit
menjawabnya bukan? Kita dapat menggunakan objek yang universal dan meletakkannya
secara berdampingan dengan produk Kita. Misalnya uang koin atau CD. Karena ukuran CD akan
selalu sama dimanapun Kita berada di dunia. Jika produk Kita cukup besar carilah objek yang
mengimbangi. Jika produk Kita adalah aksesoris seperti jam tangan, maka ada baiknya
Kita menampilkan foto seseorang sedang mengenakan jam tersebut. Intinya adalah memudahkan
pembeli Kita mengetahui gambaran dimensi produk Kita.

9. Edit & Gunakan Efek.

Jika Kita tidak memiliki kamera saku atau kotak cahaya, Kita bisa saja menggunakan kamera
yang ada pada telepon genggam Kita. Jika hasilnya terlihat biasa saja Kita dapat memperindah
foto Kita dengan aplikasi penambah efek foto yang kini banyak tersedia secara gratis di internet.
Jika Kita pengguna Android atau iPhone, Kita tentunya tidak asing dengan
aplikasi seperti Instagram. Aplikasi ini dapat membuat foto Kita menjadi terlihat klasik/ vintage
dengan efek-efek yang ada didalam aplikasi tersebut. Jika Kita tidak bisa mengakses Instagram,
Kita dapat menggunakan aplikasi lain seperti Pixlr-O-Matic.

10. Foto Produk Kita Dari Berbagai Sudut.

Akan lebih baik jika Kita memiliki album foto atau galeri sendiri untuk setiap produk Kita. Satu
sudut foto tidak akan pernah cukup. Semakin detail Kita menggambarkan produk yang Kita jual,
akan semakin yakin pembeli Kita untuk bertransaksi dengan Kita.

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 46


11. Jujurlah.

Jika produk Kita adalah produk seken atau produk bekas, fotolah bagian-bagian yang sudah
mengalami penurunan nilai dalam produk Kita. Misalnya mobil yang lecet, laptop yang sudut
layarnya sudah mati, atau Blackberry yang keyboard-nya sudah memudar. Foto dan tuliskan
kekurangannya pada bagian deskripsi. Dengan secara jujur memberitahukan kekurangan produk
Kita, integritas Kita akan terjaga dan pembeli Kita tidak akan komplain karena
menemukan produknya tidak mulus lagi setelah Ia menerima produk tersebut.

12. Mintalah Pendapat Orang Lain

Kadangkala kita mungkin merasa bahwa foto produk yang sudah kita kerjakan tampak sangat
detail dan sempurna. Padahal kita juga harus mengetahui pendapat orang lain mengenai hasil
foto tersebut. Cobalah untuk meminta pendapat dari 1 atau 2 orang yang sedang berada di dekat
kita ketika sedang melakukan proses pemotretan. Bila sekiranya foto yang dihasilkan kurang
berkualitas, kita bisa segera mengulang sesi pemotretan kembali di waktu tersebut.

PANDUAN FOTOGRAFI PRODUK

Buatlah gambar-gambar berikut ini dengan menggunakan panduan di atas dikombinasikan


dengan teknik fotografi pada materi art still life! Coba setting sendiri tata letak pencahayaan dan
setting kamera yang digunakan sesuai kebutuhan pada gambarnya!

MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 47


MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 48
MODUL LABORATORIUM FOTOGRAFI DIGITALPage 49

Anda mungkin juga menyukai