DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I FOTOGRRAFI ....................................................................................................... 3
1.1. Pengertian Fotografi .................................................................................................. 3
1.2. Jenis – jenis fotografi................................................................................................. 3
BAB II KAMERA .............................................................................................................. 7
2.1. Jenis – jenis kamera ................................................................................................... 7
2.2. Jenis – jenis lensa ...................................................................................................... 9
2.3. Bagian – bagian kamera ............................................................................................ 11
2.4. Persiapan memotret ................................................................................................... 16
BAB III SETTINGAN KAMERA...................................................................................... 22
3.1. Segitiga Exposure ..................................................................................................... 22
3.2. White Balance ........................................................................................................... 27
3.3. Picture Style............................................................................................................... 29
3.4. Drive Mode................................................................................................................ 31
3.5. Focus Mode ............................................................................................................... 32
3.6. Format Gambar.......................................................................................................... 34
BAB IV TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR............................................................... 38
4.1. Sudut Pengambilan Gambar (Angle)......................................................................... 38
4.2. Bidang Pengambilan Gambar (Frame) ............................................................... 40
4.3. Rule Of Thirds ................................................................................................... 43
BAB V TEKNIK FOTOGRAFI ......................................................................................... 47
BAB VI PENCAHAAN/LIGHTING ................................................................................. 57
5.1. Peralatan Lighting ..................................................................................................... 57
5.2. Teknik Lighting ......................................................................................................... 62
5.3. Pencahaan Studio (Trhee Point Lighting) ................................................................. 67
Portrait photography atau fotografi potret adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah manusia. Foto-foto portrait kebanyakan menampilkan ekspresi atau
suasana hati manusia. Fokus utama pada objek foto portrait adalah wajah manusia,
oleh karena itu biasanya foto ini diambil dengan shot jarak dekat atau close up.
4. Fashion Photography
Fashion photography atau fotografi fashion adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah pakaian dan barang-barang fashion. Fashion photography dibantu
oleh seorang model. Selain keahlian dalam menangkap gaya dan ekspresi wajah sang
model, fashion photographer juga dituntut bisa mengarahkan pose model dengan baik.
5. Wedding Photography
Food photography atau fotografi makanan adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah makanan. Food photography bertujuan untuk membangkitkan selera
makan dan menarik konsumen untuk membeli makanan dalam objek foto tersebut.
Teknik plating, pencahayaan, sampai penggunaan makanan artifisial sering dilakukan
dalam genre ini guna menghasilkan foto makanan yang estetis dan menarik.
7. Product Photography
Product photography atau fotografi produk adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah produk atau barang. Tujuan dari product photography adalah untuk
mempromosikan sebuah produk melalui tampilan foto dengan visual yang estetis dan
menarik, sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Teknik
pencahayaan, background yang baik, dan penggunaan lensa yang sesuai menjadi
kunci untuk menghasilkan fotografi produk yang menarik.
8. Landscape Photography
Wildlife photography atau fotografi satwa liar adalah genre foto yang objek
utamanya adalah hewan atau satwa liar yang berada di habitat alami mereka. Selain
kesabaran dalam menunggu momen serta kecekatan, seorang fotografer wildlife juga
harus memiliki keberanian terutama saat akan memfoto hewan-hewan buas yang
berbahaya bagi manusia.
11. Sport Photography
Foto olahraga atau Sport Photography adalah genre fotografi yang mencakup
semua olahraga. Untuk mendapatkan hasil yang baik biasanya fotografi jenis ini
diambil menggunakan kamera dan lensa yang panjang.
Kamera refleks digital , atau juga disebut DSRL (Digital Single Lens Reflex)
mendapatkan namanya karena dua karakteristik mendasar. Yang pertama Jendela
Bidik Refleks, Yang berarti bahwa ketika kita melihat melalui jendela bidik, kita
melihat, tanpa penundaan jenis apa pun dalam pemandangan . Ini dihasilkan berkat
cermin yang ditempatkan pada 45º dan pentaprisma yang mengalirkan dan
membalikkan gambar sehingga kita dapat melihatnya dengan benar melalui jendela
bidikan kita.
Karakter kedua adalah karena Sensor gambar. Perlu anda ketahui Materi
fotosensitif, yang merupakan negatif pada kamera analog, diubah menjadi sensor
digital yang terdiri dari piksel dalam kamera digital. Biasanya sensor-sensor ini
bertipe CCD (Charged-Coupled Device) atau CMOS (Complementary Metal-Oxide
Semiconductor) dan merekalah yang bertugas mempertahankan gambar .
2. Kamera Mirrorless
Kamera film atau kamera analog memang terlihat sedikit kuno akan tetapi
masih exist di zaman sekarang ini. Setelah dianggap mati, kamera film telah bangkit
kembali dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar didukung oleh Instagram,
karena semakin banyak fotografer menemukan kesenangan adiktif dari pemotretan
analog, sensasi alkimia yang tidak dapat direalisasikan dengan format megapixel.
Karena kamera ini kuno, ada banyak aksesori dan lensa yang tersedia untuk kamera
jenis ini saat ini.
4. Kamera Action
Lensa kit adalah sebutan untuk lensa yang menjadi “standar” pelengkap saat
membeli sebuah kamera. Sebagian besar dari lensa ini memiliki focal length 18-
55mm, yang artinya kamu dapat mengambil sisi wide di 18mm dan sisi telephoto di
55mm.
Lensa ini biasanya dibuat dari material yang tidak terlalu mahal, sehingga
harganya pun tidak terlalu mahal untuk dijual sebagai starter kit dengan badan kamera
dan perlengkapan lainnya seperti baterai serta strap. Lensa ini biasanya
memiliki variable apertures, dimana bukaan diafragma akan berubah sesuai dengan
seberapa jauh zoom digunakan.
2. Lensa fixed focal atau disebut juga lensa prime
Lensa Fixed atau disebut juga dengan Prime Lens adalah salah satu jenis
lensa kamera yang memiliki satu focal length, alias tidak memiliki kemampuan
untuk zooming. Saat kamu terbiasa menggunakan lensa Fixed yang hanya memiliki
satu focal length, pikiranmu perlahan terlatih untuk bisa membayangkan bagaimana
foto yang akan kamu hasilkan hanya dengan melihat set lokasi atau suasana.
Hanya memiliki satu focal length menjadi salah satu keunggulan lensa ini,
hal tersebut membuatnya dapat memiliki bukaan diafragma yang cukup besar.
Beberapa memiliki focal length pada f/1.8, 1.4, bahkan 1.2.
3. Lensa Tele
Lensa tele secara teknis memiliki ukuran sekitar 70mm bahkan lebih. Lensa
ini menghasilkan distorsi paling kecil sehingga menjadikannya pilihan yang paling
bagus untuk foto portrait. Lensa tele sangat berguna ketika anda berada pada situasi
dimana anda tidak bisa berada dekat dengan subjek anda, misalnya kehidupan alam
liar dan olahraga. Sekalipun demikian, salah satu kelemahan dari lensa tele ini adalah
ukuran dan beratnya cenderung cukup berat. Disamping itu, lensa tele juga kesulitan
ketika mengambil gambar sujbek yang berada terlalu dekat dengan posisi anda berdiri.
Keterangan :
1. Tombol Shutter
Tekan tombol ini untuk melepaskan shutter. Gerakan tombol shutter dibagi ke dalam
dua tahap: menekan tombol separuh ke bawah untuk mengaktifkan fungsi AF, dan
menekan sepenuhnya untuk melepaskan shutter.
2. Dudukan Lensa
Ini adalah bagian untuk menghubungkan lensa yang dapat dipertukarkan ke kerangka
kamera. Pasang lensa dengan cara menggelincirkannya pada sepanjang permukaan
dudukan.
3. Mirror (Cermin)
Cahaya masuk melalui lensa dan dipantulkan dari mirror ini ke arah viewfinder.
Mirror dapat digerakkan, dan langsung berputar-balik sebelum bidikan diambil
4. Wadah Baterai
Masukkan baterai yang disediakan di sini. Sisipkan baterai dengan mengarah ke
terminal baterai yang sejajar dengan yang ada di dalam kamera.
5. Soket Tripod
Ini adalah soket yang ditempatkan di bagian bawah kerangka kamera untuk
memasang kamera ke tripod yang banyak dijual di toko. Ukuran sekrup standar, jadi
tripod merek apa pun bisa digunakan.
6. Tombol Pelepas lensa
Tekan tombol ini apabila Anda ingin melepaskan lensa. Pin kunci lensa akan ditarik
keluar apabila tombol ditekan sehingga Anda dapat memutar lensa secara bebas.
Sebelum membidik, kuncikan lensa ke dalam tempatnya dengan memutarnya sampai
terdengar bunyi “klik”.
7. Indeks Dudukan Lensa
Sejajarkan tanda pada lensa dengan tanda ini apabila Anda memasang atau melepas
lensa. Untuk lensa EF, gunakan indeks warna merah.
Keterangan :
1. Sakelar Focus Mode
Gunakan sakelar ini untuk menetapkan mode ke Automatic (AF) atau Manual (MF).
2. Mikrofon
Ini adalah mikrofon built-in untuk menangkap bunyi audio selama perekaman film.
Mikrofon yang digunakan bisa mono atau stereo, tergantung model kamera.
3. Memasang Tali Gantung
Tarik ujung tali melalui eyelet (lubang), lalu kencangkan seraya memastikan bahwa
kedua ujung tali seimbang.
4. Hot Shoe
Ini adalah terminal untuk memasang unit flash eksternal ukuran besar. Data
ditransmisikan antara kamera dan unit flash melalui kontak. Simpan kontak dalam
keadaan bersih untuk memastikan tembakan flash eksternal yang tepat saat
diperlukan.
5. Mode Dial
Periksa Apakah Semua Barang Ada Di Dalam Kemasan, Dan Simpan Kartu Jaminan
Di Tempat Yang Aman
Walaupun Anda mungkin ingin segera menggunakan kamera setelah membelinya, mulailah
dengan memeriksa dan mengatur semua barang yang disediakan secara hati-hati. Setelah
memeriksa semuanya, sebaiknya Anda menyimpan semua barang yang mudah tercecer,
seperti kabel untuk menghubungkan kamera ke perangkat eksternal, dan kartu jaminan untuk
kamera serta lensa di dalam kotak kosong. Selain itu, simpan CD-ROM bersama dengan
kartu jaminan dan barang lainnya setelah tuntas menginstalnya ke PC. Karena hanya ada satu
kartu jaminan untuk masing-masing kamera dan lensa, simpanlah baik-baik.
1: Kit lens
2: Rangka kamera
3: EOS DIGITAL Solution Disk
4: Buku petunjuk perangkat lunak
5: Battery charger (termasuk kabel daya)
6: Baterai Lithium
7: Kabel antarmuka
8: Kabel AV Stereo
9: Tali kamera
* Selain itu, simpan juga buku petunjuk, kartu jaminan, dan kotaknya secara hati-hati.
Ketersediaan kit lens dan tipe lensa yang disediakan berbeda dengan produk yang sudah Anda
beli.
2: Mempersiapkan baterai
1: Pasangkan Baterai Ke Charger
Tancapkan charger ke dalam stopkontak listrik. Lampu pengisian warna oranye menyala ketika
baterai mengisi, dan sakelar berubah hijau setelah pengisian selesai. Diperlukan waktu sekitar
dua jam untuk sepenuhnya mengisi baterai yang sama sekali kosong.
3: Pasangkan Baterai Ke Kamera
Buka cover wadah baterai kamera, lalu masukkan seluruh baterai yang sudah diisi. Pegang
baterai dengan kontaknya menghadap ke kamera. Periksa arahnya, kemudian masukkan
baterai.
Hal-Hal Kecil
Sejumlah informasi berguna tentang baterai.
Tanpa baterai, Anda tidak bisa mengoperasikan kamera DSLR, apalagi mengambil foto.
Sebelum mengisi baterai, periksa apakah ada kerusakan pada baterai, apakah terminalnya
kotor. Masa pakai baterai pun berubah seiring suhu dan kelembapan. Sebaiknya Anda
membawa baterai cadangan apabila melakukan pemotretan, khususnya di tempat yang dingin.
Hal-Hal Kecil
Siapkan kartu memori secara terpisah
Kartu memori tidak termasuk dalam kit kamera, jadi harus dibeli terpisah. Siapkan kartu
memori yang memiliki kapasitas yang Anda butuhkan. Contohnya, untuk pemotretan dengan
kualitas gambar JPEG tertinggi yang menggunakan kamera 18-megapixel, untuk ukuran satu
Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 17
foto kira-kira 5 hingga 10MB. Dengan kartu memori 8GB, Anda bisa menyimpan lebih dari
1.000 foto. Ini bisa digunakan sebagai pengukur kapasitas. Selain itu, jenis kartu memori yang
kompatibel dengan kamera pun beragam. Bacalah buku petunjuk ini seluruhnya secara
saksama dan membeli jenis yang benar.
Kiri: Kartu SD
Kanan: Kartu CF
3: Memasang lensa
1: Lepaskan Sungkup Lensa Luar Dan Kerangka
Untuk memasangkan lensa, lepaskan dulu sungkup kerangka dan sungkup luar lensa. Hati-
hati, jangan sampai ada debu atau kotoran yang masuk ke dalam kerangka kamera.
2: Sejajarkan Indeks Dan Dudukan Lensa
Sejajarkan indeks putih pemasangan pada lensa dengan yang ada pada kamera, lalu kencangkan
lensa ke kerangka kamera. Pastikan bahwa lensa tidak miring sewaktu dipasang.
3: Kunci Dengan Memutar Lensa
Setelah baterai dimasukkan dan lensa terpasang, Anda dapat menghidupkan kamera. Posisi dan
bentuk sakelar beragam menurut model kamera.
2: Menetapkan Date/Time (Tanggal/Waktu)
Apabila pertama kali menghidupkan kamera, pengaturan awal akan diperlukan. Tetapkan
tanggal dan waktu dengan menekan cross keys. Tergantung pada modelnya, layar pengaturan
Time Zone (Zona Waktu) yang akan ditampilkan, bukan layar pengaturan Date/Time
(Tanggal/Waktu).
3: Konfirmasikan Pengaturan Date/Time
Gambar yang sudah Anda ambil dapat diatur lebih mudah jika memasukkan tanggal dan
waktu yang benar. Setelah pengaturan date/time selesai, pilih OK dan kembali ke menu.
5: Memasang kartu memori
1: Hidupkan Kamera
Masukkan media rekaman (kartu memori) pada arah yang benar, formatnya kompatibel dengan
kamera. Masukkan kartu dengan benar sesuai arah yang tertera pada cover slot kartu memori.
3: Tutup Cover Slot, Lalu Hidupkan Kamera
Setelah memasukkan kartu memori seluruhnya, tutup cover slot kartu memori dan pastikan
bahwa kartu sudah aman terkunci.
Hal-Hal Kecil
Apabila mengganti lensa di luar ruangan, dudukan kerangka kamera harus menghadap ke
bawah.
Kemudahan untuk tukar-pakai lensa adalah ciri khas kamera DSLR. Namun, menukar lensa di
luar ruangan bisa menyebabkan debu masuk ke dalam kamera yang tidak terlindungi. Bahkan
untuk model kamera yang dilengkapi fitur penghilangan debu, Anda harus tetap mengarahkan
dudukan kerangka kamera ke bawah, lalu secepat mungkin mengganti lensanya.
The Exposure Triangle atau Segitiga Exposure, merupakan istilah yang merujuk
pada 3 elemen dasar pada Exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Tenang,
meski terkesan teknis banget tapi ini sangat mudah dipahami. Ketiga elemen ini saling
berkaitan dalam proses masuknya paparan cahaya/sinar ke dalam kamera, sebelum
mencapai sensor gambar (proses ini disebut Exposure). Perubahan yang terjadi pada
salah satu elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga
tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, namun perlu melibatkan elemen lain dalam
membentuk exposure.
Penulis ingin menjelaskan pesan dari segitiga exposure adalah
menyeimbangkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui 3 metode yang
berbeda. Berikut merupakan pengertian dari:
a. Aperture adalah seberapa banyak cahaya yang masuk melalui lensa (sangat penting
terhadap efek depth of field/bokeh)
b. ISO adalah tingkat sensitivitas sensor kamera
c. Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya
yang masuk.
1. APERTURE/DIAFRAGMA
Aperture sering disebut sebagai “bukaan.” Aperture adalah bukaan diafragma
pada kamera yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor.
Semakin lebar lubang tersebut, maka semakin banyak cahaya yang masuk.
Aperture diukur dengan satuan f-stop, contohnya F/1.8, F/2.0, F/2.4, hingga
F/5.6. Angka f yang ada di lensa menunjukan Aperture maksimum atau bukaan
terlebar pada katup yang ada di lensa.
Semakin kecil angka di belakang f, maka semakin lebar bukaan aperturenya.
Lensa dengan F/1.8 bisa membuka katup lensa lebih lebar dibanding F/5.6. Artinya,
F/1.8 bisa menangkap cahaya lebih banyak dibanding Aperture lebih besar.
2. ISO
ISO adalah ukuran tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya.
Semakin tinggi setting ISO, maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya. ISO
diukur dalam nilai angka ( 100, 200, 400, 800 dll ).
Semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan menangkap cahaya lebih banyak
dan gambar akan semakin terang, begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai ISO
maka sensor akan menangkap cahaya semakin sedikit dan gambar akan semakin
gelap.
Perlu diketahui semakin tinggi menggunakan nilai ISO, gambar akan
semakin banyak nois
a. Pengaruh terhadap cahaya
Tips
Lokasi Settingan ISO
Outdoor 100 - 320
Indoor 400 - 800
Usahakan jangan menggunakan ISO lebih dari 1.000
3. Shutter Speed
Definisi shutter speed adalah kecepatan rana pada kamera terbuka. Jika Anda
memencet tombol shutter maka rana akan terbuka dan menutup kembali berdasarkan
pada kecepatan shutter speed yang Anda pilih. Rana ini berkaitan dengan cahaya
yang masuk ke kamera. Semakin cepat shutter speed, maka rana akan terbuka dan
menutup kembali secara cepat sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Begitu
Tips
Kondisi Objek Settingan SS (antara)
Diam 1/60 – 1/100
Jalan 1/125 – 1/320
Gerak agak cepat 1/400 – 1/800
Gerak cepat 1/800 - dst
Jangan terpaku pada settingan diatas, settingan di atas hanyalah acuan saja, Shutter
speed juga bisa menyesuaikan pencahaan dari F dan ISO.
Minimal penggunaan SS adalah 1/60. Kecuali kalau ingin membuat efek khusus,
boleh rendah dari pada itu.
Warna dari pencahayaan di siang hari, saat mendung, dan warna dari pencahayaan
Jadi, ketika Anda memotret di siang hari maka Anda bisa menggunakan white balance
yang dikhususkan untuk menangani warna dari pencahayaan di siang hari. Begitupula
dengan situasi lainnya.
Adapun jenis-jenis white balance (WB) yang secara umum ada pada semua jenis
kamera yaitu :
1. Auto White Balance (AWB)
White balance ini akan mengenali secara otomotis situasi pencahayaan yang di
hadapi oleh kamera, entah itu siang, mendung, atau malam hari. Kemudian program
akan merekomendasikan setingan terbaiknya untuk menyusaikan diri dengan
temperatur warna pada situasi tersebut.
2. Daylight / Direct sunlight - Temperatur 5200K
White balance ini dikhususkan untuk menangani temperatur warna dari pencahayaan
di siang hari terlebih lagi ketika Anda berada di bawah sinar matahari langsung. Jadi
Anda bisa menggunakan white balance ini bila memotret di siang hari.
3. Shade - Temperatur 7000K
White balance ini memiliki fungsi untuk menangani situasi yang sama seperti WB di
atas yaitu siang hari. Namun white balance ini ditekankan untuk digunakan pada
tempat yang ternaungi dari sinar matahari seperti dalam rumah atau di bawah pohon
dan bukan di bawah sinar matahari langsung.
4. Cloudy - Temperatur 6000K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan saat
mendung.
5. Tungsten / Incandescent - Temperatur 3200K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan yang
bersumber dari bohlam / lampu pijar yang warna cahayanya agak kekuning-
kuningan. Jadi ketika Anda memotret dalam ruangan dengan pencahayaan dari
bohlam maka gunakan white balance ini.
6. Fluorescent ( Lampu Neon Putih) - Temperatur 4000K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan yang
bersumber dari lampu neon yang cahayanya berwarna putih. Sama seperti Tungsten,
white balance ini juga bisa Anda gunakan untuk memotret dalam ruangan dengan
sumber cahaya dari lampu neon.
7. Flash
White balance ini berfungsi untuk mengimbangi pencahayaan dari lampu flash pada
kamera Anda. Ketika Anda akan menggunakan flash saat memotret maka gunakan
white balance ini.
8. Custom
Sedangkan white balance yang satu ini bisa Anda bentuk sendiri temperaturnya
dengan mengambil referensi dari temperatur warna pencahayaan yang ada di foto
Letak menu white balance berbeda-beda pada semua jenis kamera, namun tidaklah sulit
untuk menemukannya. Umumnya white balance di tandai dengan kode WB. Jadi,
langsung saja pilih menu WB di kamera Anda dan silahkan pilih white balance yang
Anda butuhkan.
Picture Style (pada kamera Canon), atau Picture Control (pada kamera
Nikon) merupakan fitur yang memungkinkan kita mengatur parameter gambar yang akan
diambil dan disimpan dalam format JPG. Jadi pengaturan ini tidak akan berpengaruh
apabila kita memotret memakai format file RAW. Kamera digital biasa seperti kamera
saku tidak banyak memberi keleluasaan kita untuk menentukan dan memodifikasi
parameter pengolahan foto. Umumnya mereka hanya memberi beberapa opsi dasar
seperti Standar, Vivid dan Natural. Pada kamera yang lebih canggih (prosumer atau
DSLR) membolehkan kita untuk memaksimalkan hasil olahan foto sehingga bagi yang
Dari lima parameter pengaturan di atas bisa dihasilkan berbagai kombinasi yang
bisa disesuaikan untuk bermacam kebutuhan, maupun selera si fotografer. Untuk
mengakomodir beberapa kondisi umum, pihak produsen kamera sudah menyediakan
preset yang sudah dioptimalkan untuk :
• Standard : hasil foto dengan ketajaman, kontras dan saturasi yang dinaikkan
sampai batas yang bisa diterima secara umum (pilihan ini juga menjadi style default
dari kamera)
• Portrait : dioptimalkan untuk menghasilkan tonal kulit manusia lebih akurat,
brightness di set lebih tinggi dengan ketajaman yang cenderung kurang (agak soft)
guna mencegah kerutan atau jeRAWat di wajah terlalu tampak jelas
• Landscape : dioptimalkan untuk foto pemandangan dengan ekstra ketajaman dan
ekstra kontras dan ekstra peningkatan warna di daerah hijau dan biru sehingga foto
pemandangan nampak lebih ‘hidup’
• Vivid (hanya di Nikon) : meningkatkan kepekatan warna menjadi lebih kuat
daripada warna aslinya, juga meningkatkan ketajaman dan kontras untuk hasil foto
yang lebih berwarna dibanding warna aslinya
• Neutral : hasil foto tidak diolah, semua kendali dibuat flat sehingga memudahkan
untuk diolah lagi di komputer
• Faithful (hanya di Canon) : hampir seperti Standard namun kamera berusaha
menjaga warna tetap se-alami warna aslinya (kalau di standard saturasi warna sudah
lebih ditingkatkan)
Kamera telah menyediakan beberapa tipe shooting untuk menghadapai beberapa situasi
dan itu bisa Anda temui pada menu drive mode. Tiap-tiap jenis shooting diperuntukkan
untuk kondisi tertentu termasuk untuk memotret diri sendiri bila tak Ada orang yang
membantu memotret Anda.
Anda ingin memotret dalam sekali jepret atau berkali-kali secara berurutan? Kedua cara
tersebut juga bisa Anda atur pada menu drive mode. Berikut macam-macam jenis
shooting beserta fungsinya:
1. Single Shooting
Dari namanya sudah bisa ditebak kalau jenis shooting ini hanya melakukan sekali
shoot untuk sekali menekan tombol shutter.
2. Continuous Shooting
Sekali menekan tombol shutter tanpa dilepas, maka kamera akan melakukan shoot
secara berkali-kali dan hanya berhenti saat jari Anda melepaskan tombol shutter.
Pilihan ini sangat cocok digunakan untuk menangkap sebuah momen seperti pada foto
jurnalis.
3. Self-timer: 10sec/Remote control
Ini jenis shooting yang menggunakan hitungan 10sec sebelum eksekusi lalu kemudian
secara otomatis kamera akan melakukan pengambilan gambar. Anda bisa
menggunakan jenis shooting ini untuk memotret diri sendiri termasuk menggunakan
bantuan remote control shutter release.
4. Self-timer: 2sec
Sama seperti jenis shooting di atas hanya saja pada jenis shooting ini hitungan sebelum
eksekusi jauh lebih singkat yaitu 2sec.
5. Self-timer: Continuous
c. Al-Focus / AF-A
Sedangkan untuk mengganti AF Mode pada DSLR Nikon entry-level caranya dengan
menekan tombol "info" di bagian atas kamera, kemudian tombol "(i)". Selanjutnya
silahkan pilih AF Mode yang Anda butuhkan. Perhatikan gambar di bawah ini:
Fotografer yang sudah lama menekuni bidang fotografi tentu tidak asing dengan 2 format yang
biasa digunakan pada kamera. Diantara format tersebut adalah format RAW dan JPG. Apa itu
RAW dan JPG? Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan antara keduanya, artikel
ini terlebih dahulu akan menjelaskan masing - masing dari 2 format tersebut.
1. RAW
RAW dalam bahasa inggris adalah mentah, sehingga RAW adalah sebuah file yang
dihasilkan oleh kamera secara langsung tanpa ada adanya edit, compess dan proses
menjadi JPG. RAW bisa disebut sebagai data mentah yang tertangkap oleh kamera yang
2. JPG
JPG adalah sebuah file gambar yang dihasilkan oleh kamera dan sudah melalui proses oleh
yang dilakukan oleh kamera. Proses olah yang biasanya dilakukan dari RAW sampai
menjadi JPG biasanya terbagi dalam beberapa macam, diantaranya edit dan compress.
Edit gambar disini berarti mengubah beberapa hal pada gambar yang telah ditangkap oleh
kamera.
5. Hasil gambar
Untuk format file JPG warna yang dihasilkan tidak terlalu bagus serta lebih banyak
menghasilkan noise. Sedangkan file RAW menghasilkan gambar lebih bagus serta noise
pada gambar yang tidak terlalu banyak. Hal ini terjadi karena format RAW tidak diolah
dan hanya menangkap gambar yang tertangkap oleh lensa, sedangkan untuk format JPG
banyak melalui proses editing yang banyak sehingga menurunkan kualitas gambar dari
pada gambar RAW.
Gambar dengan format JPG punya jauh lebih banyak noise daripada RAW. Perbedaan
paling signifikan antara keduanya adalah, di format JPG bayangan akan terlihat lebih
inkonsisten dan warna lebih tidak stabil. Untuk ini, ekstra proses dalam mengedit lebih
dibutuhkan. Sebaliknya, RAW punya noise yang sangat seragam di semua spektrum.
Jadi sebelum menentukan format file mana yang akan anda pilih. Sebaiknya anda tentukan
dulu kebutuhan foto anda lebih kearah mana? Semisal untuk acara yang memerlukan banyak
file (seperti acara event, wedding, maupun acara2 lain yang sifat nya mendokumentasikan
setiap prosesi jalannya acara tersebut) maka pilihan file RAW tentunya kurang pas karena
ukuran file nya yang terlampau besar. Jadi anda bisa memilih file JPG sebagai solusi.
Namun jika untuk foto – foto seperti potrait beauty, katalog, personal photoshoot maka anda
bisa memilih format file RAW sebagai solusi agar anda bisa mengolah kembali warna pada
foto tersebut sehingga akan lebih bagus lagi
Low angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih
rendah daripada objek yang difoto. Secara psikologis, low angle akan menghasilkan
obyek foto yang terlihat kuat, elegan, mewah, atau kesan dominan. Biasanya
fotografer akan memilih angle ini untuk mengambil gambar bangunan seperti gedung
bertingkat.
2. High Angle
Posisi kamera pada angle ini akan sejajar dengan dengan tinggi obyek. Gambar
yang dihasilkan dari eye angle ini memiliki tampilan yang kurang lebih sama dengan
apa yang kita lihat sehari-hari. Biasanya fotografer akan menggunakan teknik eye
level untuk mengambil foto dokumentasi atau aktivitas yang sedang dilakukan oleh
seseorang.
4. Bird eye view
Sesuai dengan namanya, bird eye view adalah teknik pengambilan gambar
dengan sudut pandang dari mata seekor burung. Biasanya teknik ini digunakan untuk
mengambil foto landscape atau cityscape. Foto yang dihasilkan akan memiliki kesan
yang luas dan melebar. Berbeda dengan high angle, bird eye view ini tidak
memfokuskan lensa kamera pada obyek tertentu.
5. Frog eye view
Frog eye view memposisikan kamera sejajar dengan mata katak atau hampir
menyentuh tanah. Ketika menggunakan teknik ini, terkadang seorang fotografer harus
berada pada posisi tiarap untuk membidik obyek. Angle frog eye view ini banyak
digunakan oleh fotografer jika obyek foto berada tepat di atas tanah.
Bidang pandang adalah menentukan luas bidang pandangan antara objek utama
dan objek lainnya dalam pengambilan gambar. Bidang pandang juga terbagi menjadi
beberapa macam, diantaranya yaitu:
1. ECU ( Extreme Close Up )
Medium Close Up adalah teknik shot antara Close Up dan Medium Shot. pada
objek manusia, medium close up akan mengambil sebatas dada hingga atas kepala.
Bisa dikatakan juga, medium close up mengambil gambar dengan bidikan kamera
jarak menengah namum mencakup area lebih sempit
5. MS ( Medium Shot )
Teknik ini memiliki tujuan yang sama dengan teknik Long Shot. Hanya saja
pada teknik ini batas pengambilan gambar dimulai dari bawah lutut kaki sampai ke
atas kepala. Ruang yang diambil tentunya lebih sempit dari teknik Long Shot.
7. LS ( Long Shot )
Teknik pengambilan gambar yang mana obyeknya lebih kecil dari Long Shot
dengan menampakkan suasana keberadaan obyek yang lebih luas. Shot ini digunakan
apabila gambar yang ingin diambil adalah gambar yang sangat sangat jauh, panjang,
luas dan berdimensi lebar.
Salah satu cara atau teknik yang paling mudah untuk meningkatkan kemampuan
foto kamu adalah dengan menerapkan prinsip ‘rule of thirds’ saat sedang mengambil
gambar. Rule of thirds merupakan salah satu teknik foto terkenal dalam bidang fotografi.
Prinsip ini sering digunakan dihampir semua jenis fotografi untuk menghasilkan gambar
yang menarik dengan keseimbangan yang sempurna dan merupakan titik awal yang
sangat baik untuk komposisi apapun.
Rule of thirds merupakan seperangkat petunjuk yang dimaksudkan untuk
menolong setiap fotografer dalam menempatkan objek atau subjek berada dalam gambar
yang sesuai dengan cara dan penampilannya. Coba bayangkan bahwa foto anda terbagi
dalam 9 segmen, 2 bentuk dalam garis vertikal dan 2 dalam garis horisontal.
Coba perhatikan gambar berikut ini …
1. Long exposure
Dilansir dari Creative Live, salah satu teknik fotografi serbaguna yang perlu dikuasai adalah
teknik long exposure.
Teknik dasar ini dapat digunakan dalam berbagai situasi, terutama sebagai cara untuk
menciptakan efek dramatis pada objek yang biasa kita lihat sehari hari.
Teknik ini mengharuskan kamu untuk membiarkan shutter terbuka agak lama agar rona
cahaya dapat tertangkap, dan nantinya akan memudahkanmu untuk mengikuti arah
bergeraknya cahaya tersebut.
Untungnya, kamera digital modern sudah memanjakan banyak fotografer dengan
memberikan kemudahan untuk bermain dengan teknik long exposure.
Usai mengambil gambar, fotografer juga secara langsung dapat melihat hasil jepretannya
tanpa harus menunggu dan memperkirakan cara-cara lain untuk memainkan eksposur.
2. Motion blur
© Masterclass.com
Motion blur adalah teknik lain yang berhubungan dengan long exposure.
Bila sedang menggunakan teknik long exposure, fotografer harus meletakkan kamera pada
tripod agar kamera tetap stabil, namun, untuk menciptakan efek blur pada gambar, kamera
harus terus bergerak.
Menurut Shutterstock, seorang fotografer akan menggunakan teknik motion blur ketika
mereka lebih memilih untuk menonjolkan gerakan objek dalam sebuah frame.
Jika objek dalam frame bergerak dengan cepat dan fotografer menerapkan long exposure,
maka akan terlihat gerakan yang kabur pada foto.
Efek blur ini biasanya terjadi di sepanjang arah bergeraknya objek, tetapi jika kamera
bergerak dan objek berdiam, maka latar belakang di foto mungkin akan ikut buram.
Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 47
3. Macro
© Pexels.com
Teknik dasar fotografi satu ini membantu fotografer untuk menangkap gambar dari objek
yang kecil.
Namun, teknik macro membutuhkan beberapa alat khusus. Kamu akan memerlukan lensa
makro dan beberapa peralatan lainnya.
Namun, jangan khawatir, ada jalan pintas untuk mulai mempelajari teknik macro.
Jika kamu menggunakan kamera point-and-shoot, temukani ikon bunga kecil di kamera,
ikon tersebut fungsi itu memungkinkan fokus kamera untuk tetap stabil pada bidikan jarak
dekat.
Namun, perlu diingat bahwa hasil jepretan tidak akan sebagus kamera dengan
lensa macro khusus.
4. Black and white
© Freepik.com
Sebenarnya, dewasa ini black and white lebih dikenal sebagai gaya pada foto. Namun,
proses untuk menciptakannya tetap membutuhkan teknik tertentu.
Cara terbaik untuk mendapatkan foto hitam dan putih berkualitas adalah dengan
kamera digital yang memungkinkan kamu untuk mengaktifkan pengaturan monokrom.
Dengan itu, kamu dapat melihat objek dalam warna hitam dan putih sebelum mulai
memotret.
Di sisi lain, jika kamu memiliki kamera mirrorless, kamu dapat mengaktifkan pengaturan
monokrom dan melihat dunia dalam hitam dan putih secara langsung melalui lensa.
Ini akan membantumu untuk lebih mudah mencari cahaya tanpa terganggu oleh rona warna
yang lain.
© Pexels.com
Menurut Format, mempelajari teknik menciptakan siluet adalah cara terbaik untuk
mempertajam keterampilan kamu sebagai seorang fotografer.
Teknik ini dikenal karena sering kali digunakan fotografer untuk gambar yang benar-benar
menakjubkan.
Mengambil foto siluet yang baik membutuhkan pengetahuan teknis dan pemahaman cahaya,
tetapi hasilnya akan selalu sepadan dengan usaha yang keluarkan.
6. High speed
© photography.tutplus.com
Teknik dasar fotografi selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh para pemula adalah high
speed photography.
Teknik satu ini merupakan metode membidik objek dengan cara memanfaatkan
kecepatan. Foto yang dihasilkan akan diperoleh dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan dari teknik pemotretan ini adalah untuk menangkap gambar yang sulit untuk dilihat
mata. Kesan tersebutlah yang membuat metode high speed menjadi cukup ternama.
Contoh pengambilan foto populer dengan teknik high speed adalah pemotretan balon air
yang dipecahkan untuk mendapatkan efek percikan.
Meskipun terlihat menantang, teknik dasar ini sejatinya cukup mudah untuk dipelajari.
© Pinterest.com
Melansir Smashing Magazine, tilt shift merupakan teknik dasar fotografi yang wajib
dipelajari oleh para pemula.
Sebab, walaupun cukup sulit untuk dilakukan, teknik satu ini bisa menjadi gerbang bagi
fotografer untuk terjun ke dunia profesional.
Tilt shift sendiri mengacu pada metode penggunaan kamera berformat sedang yang biasanya
memerlukan lensa dan gerakan khusus.
Tilt shift mencakup dua jenis gerakan yang berbeda, yakni rotasi lensa yang disesuaikan
dengan bidang gambar, yang disebut tilt, dan gerakan lensa yang sejajar dengan bidang
gambar, atau shift.
Biasanya, teknik pemotretan ini digunakan pada situasi model atau objek dengan latar
belakang yang ingin dibuat tampak jauh dengan efek blur.
Hasil foto yang muncul pun akan membuat objek tampak tajam dan kuat.
8. Infrared
© Adobe.com
Sesuai namanya, infrared merupakan teknik dasar fotografi di mana pemotret
memanfaatkan cahaya inframerah saat mengambil gambar.
Tenik pemotretan ini sering dikaitkan dengan thermal imaging. Di mana hasil gambar yang
muncul akan tampak dengan warna negatif.
Akan tetapi, tak semua orang bisa secara sembarang menggunakan metode ini. Sebab, kamu
memerlukan kameran dengan tingkat sensivitas yang baik terhadap inframerah.
Teknik infrared sendiri bisa digunakan untuk mengambil gambar dengan kesan gelap yang
dramatis.
© Clickmagazine.com
Minimalist merupakan teknik dasar fotografi lainnya yang kerap dimanfaatkan oleh para
pemula dan profesional ternama.
Melansir Photo Jeepers, minimalist mengacu pada teknik pemotretan yang memanfaatkan
sedikit objek dan latar belakang cerah.
Metode pengambilan foto ini sangat bergantung pada komposisi objek yang akan kamu
potret.
Objek yang dibidik pun biasanya harus memiliki warna cerah atau hitam dan putih, agar
hasilnya bisa terlihat simpel.
Teknik foto ini bisa digunakan untuk menciptakan gambar yang terkesan modern.
10. Flash photography
© popularphotography.com
Bagi beberapa pemula, flash photography adalah teknik dasar fotografi yang pertama kali
mereka pelajari saat memegang kamera.
Teknik ini tidak hanya membantu memberikan pencahayaan yang baik, tetapi, juga
membantu memberikan fokus yang baik pada objek.
Cahaya flash sendiri akan memberikan intensitas cahaya yang mumpuni dan
memaksimalkan tekstur dari objek yang akan dipotret.
Teknik flash photography bisa terapkan untuk berbagai objek supaya bisa mendapatkan
sentuhan warna terang yang berbeda.
Ingat saja bahwa teknik ini sebaiknya digunakan dalam kondisi lingkungan yang gelap
untuk kualitas gambar terbaik.
© Matamu.com
Menurut Masterclass, high key adalah teknik dasar fotografi yang menggunakan
pencahayaan luar biasa terang untuk mengurangi atau sepenuhnya menghilangkan
bayangan gelap pada gambar.
Gaya bidikan ini biasanya tidak memiliki tone gelap dan tampilan gambarnya sering
dianggap positif dan optimis.
Jenis pemotretan ini banyak digunakan untuk product photography dan foto-foto model
profesional. Sebab, ia bisa menampilkan keindahan dari objek yang dipotret.
12. Panoramic
© photographylife.com
Teknik dasar fotografi berikutnya yang patut dipelajari oleh semua pemula
adalah panoramic.
Teknik ini mengacu pada metode fotografi yang menggunakan peralatan
atau software khusus untuk menangkap gambar dengan bidang yang memanjang secara
horizontal.
Metode ini kadang-kadang dikenal juga sebagai wide format photography.
Nah, mengapa teknik ini perlu dipelajari pemula? Sebab, panoramic cukup mudah untuk
dikuasai dan ia sendiri sering digunakan di dunia profesional.
© iso.500px.com
HDR atau high dynamic range merupakan salah satu teknik dasar fotografi yang umumnya
dipelajari oleh semua fotografer sebelum memasuki dunia profesional.
Pasalnya, ia merupakan salah satu metode pemotretan paling populer yang kerap
dimanfaatkan oleh perusahaan dan media ternama.
Nah, melansir Adobe, teknik fotografi ini mengacu pada potret dengan tone cahaya
berbeda yang digabungkan menjadi satu foto khusus.
Teknik HDR akan membantumu memperoleh objek gambar dengan pencahayaan baik,
sehingga foto yang dihasilkan akan terlihat lebih hidup dan nyata.
14. RAW processing
© digital-photography-school.com
Teknik dasar fotografi terakhir yang wajib kamu kuasai adalah RAW processing.
Metode ini mengacu pada teknik pengambilan gambar secara mentah tanpa melakukan
proses kompres.
Bagi kamu yang belum tahu, kompres dapat mengurangi kualitas pada foto sehingga hasil
yang didapatkan tidak maksimal.
Foto yang diraih dari teknik RAW sejatinya adalah sebuah variabel, sehingga perlu melalui
proses pengolahan.
Maka dari itu, supaya hasil foto bisa lebih berkualitas, kamu bisa
menggunakan software khusus fotografi untuk mengedit dan mengolah gambar.
Camera : EOS 60D : SS 1/100, f/5.0, Camera : EOS 60D : SS 1/250, F/2.8, ISO-
ISO200 FL : 35mm 200 FL : 60mm
Lampu flash standar yang umum di gunakan untuk pemotretan,istilah standar flash juga
sering di sebut dengan flash strobe.Lampu ini menghasilkan cahaya non continuous atau
sesekali memancar,sumber daya listrik dan kekuatanya di ukur dalam ws (wattsecond)
Merupakan aksesoris standar dari sebuah lampu berbentuk bulat dan di lapisi materi
berwarna perak di dalamnya,cahaya yang di hasilkan cukup keras dan
terkonsentrasi.Stnadard reflector memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda.
3. Backlite Reflector
Empat lempengan besi yang di lengkapi engsel sehingga bisa di buka-tutup di gunakan
untuk mengonsentrasikan arah lampu ke bagian-bagian tertentu,terkadang juga di
gunakan untuk menghalangi arah lampu ke bagian subjek.
5. Honeycomb Grid
Aksesoris yang terbuat dari bahan transparan yang berguna untuk menghaluskan atau
melembutkan cahaya,biasanya sebuah softbox memiliki 1 atau 2 buah lapisan bahan
transparan.Softbox memiliki beragam bentuk yang paling banyak di gunakan adalah
yang berbentuk segi empat.
7. Oktagon Softbox
Varian dari Softbox yang berbentuk octagon atau segi delapan biasanya di gunakan
untuk pemotretan potrait atau wajah,refleksi yang di hasilkan pada mata model akan
menjadi berbentuk bulat.
8. Silver Umbrella
Aksesoris lampu berbentuk payung yang di gunakan untuk memantulkan cahaya dari
lampu,cahaya yang di hasilkan bersifat menyebar dengan cukup merata terdiri dari
bahan perak,putih,dan trasnparan.Umbrella yang memiliki lapisan dalam warna perak
di gunakan utuk menghasilkan cahaya yng cukup keras dan merata.
Varian dari umbrella yang memiliki lapisan dalam berwarna putih,di gunakan untuk
menghasilkan cahaya yang lebih halus dan merata.
10. Beauty Dish
Alat yang satu ini biasa di gunakan untuk memantulkan cahaya,tersedia dalam beberapa
jenis warna seperti putih,hitam,emas,perak,dan sebagainya.
Kaki yang di gunakan untuk meletakan lampu,biasanya terdiri dari 2-3 segmen yang
bisa di panjang-pendekan.
13. Flash Tube
Inti dari sebuah lampu,tabung lampu inilah yang menghasilkan cahaya pada lampu.
14. Modeling Lamp
Selain flash tube,sebuah flash biasanya di lengkapi pula oleh lampu modeling lampu
ini bersifat continuous dan di gunakan untuk memeriksa arah cahaya sehingga kita bisa
memperkirakan jatuhnya cahaya pada objek yang akan di foto.
Di gunakan untuk memicu atau menyalakan lampu dari jarak jauh tanpa kabel,Unit
master di pasang pada kamera sedangkan unit slave di pasangkan pada lampu
menggunakan gelombang radio jarak pemakainya cukup jauh 10-30 meter.
a. Available Light
Teknik pencahayaan fotografi yang akan kami bahas pertama adalah available
light atau disebut juga dengan ambient light. Bicara soal pengertian, available
light adalah cahaya yang sudah tersedia secara alami dan bisa kamu dapatkan dengan
cuma-cuma dari lingkungan sekitar.
Dikatakan available light ketika kamu sebagai fotografer nggak bisa mengatur terang-
gelap dan arah cahaya yang diterima. Misalnya cahaya matahari, sinar rembulan, lampu
perkotaan di malam hari, dan lain sebagainya.
Karena nggak bisa diatur dan diprediksi, alhasil sumber lighting fotografi ini
memberikan tantangan tersendiri kepada fotografer. Sehingga kamu memerlukan alat
Berikutnya ada artificial light, yaitu cahaya yang sengaja dibuat ketika kamu sebagai
fotografer sedang membutuhkan cahaya tambahan saat memotret. Artificial
art memungkinkan kamu untuk mengatur terang-gelap dan jumlah intensitas cahaya
yang masuk ke dalam frame.
Sumber cahaya buatan ini banyak digunakan di berbagai kesempatan, baik
itu indoor maupun outdoor. Namun, artificial light umumnya digunakan ketika kamu
memotret di studio yang kurang cahaya atau ketika memotret di malam hari. Sebab jika
kekurangan cahaya hasil fotomu jadi noise dan underexposure.
Contoh artificial light adalah lampu studio, flash, senter, dan lampu emergency. Kamu
pasti pernah menggunakan salah satunya bukan? Salah satunya ketika kamu ingin
memotret food photography yang pernah kami bahas di artikel sebelumnya.
2. Lighting Fotografi Berdasarkan Arah Cahaya
Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi – Jika berbicara tentang
pencahayaan (lighting) dalam fotografi (baca kembali tentang konsep ‘pencahayaan
dalam fotografi‘), maka hal ini tidak terlepas dari teknik atau cara yang digunakan
dalam memanfaatkan sumber cahaya ketika memotret.
Teknik pencahayaan dalam fotografi ini sangat penting untuk dipelajari dan dilatih
agar kemampuan kita dalam dunia fotografi semakin terasah dengan baik.
Berdasarkan arah datangnya cahaya, teknik pencahayaan (lighting) dalam fotografi
terbagi menjadi banyak jenis. Namun secara umum terdapat tujuh jenis teknik dasar
pencahayaan yang dikenal dan seringkali digunakan saat memotret yaitu front
light, oval light, side light, rim light, back light, top light, dan ray of light.
Kekurangan yang dimiliki dari penggunaan teknik front light ini yaitu objek utama akan
terkesan datar (flat) atau tanpa dimensi. Kelebihan yang dimiliki dengan menggunakan
teknik frontlight ini yaitu kita dapat memperoleh informasi warna yang dimiliki oleh objek
yang kira potret.
2. Teknik Oval Light
Teknik oval light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari sudut 45º dari posisi fotografer berada atau
sekitar 3/4 dari posisi objek yang dipotret. Karakteristik dari teknik oval light ini adalah
untuk memunculkan dimensi pada objek tanpa kehilangan karakter warna yang
dimilikinya.
Karakteristik dari teknik side light ini yaitu untuk memunculkan tekstur dari objek yang
dipotret. Teknik side light ini juga banyak digunakan untuk foto yang diambil di dalam
studio.
4. Teknik Rim Light
Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang objek dengan sudut 1/4 objek,
sehingga bagian depan objek akan tampak gelap.
Teknik back light ini sering digunakan untuk memotret foto siluet (seperti foto petani yang
saya potret di atas). Karena tujuan dari penggunakan teknik back light adalah untuk
memunculkan bentuk objek secara kesuluruhan yang utuh.
6. Teknik Top Light
Teknik top light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari bagian atas objek yang dipotret, sehingga
memunculkan kilauan rambut (hair light), terlebih jika sumber cahaya berada agak
belakang dari objek.
Ray of light mudah ditemukan pada waktu pagi hari berkabut atau berasap. Saya sendiri
senang memotret dengan teknik ray of light ini, untuk dapat menemukannya dengan
mudah yaitu ketika matahari hendak terbenam di mana kondisi cuaca yang agak mendung.
6.3. Tips Mengatur Lighting Studio Foto dengan Trhree Point Lighting
Pada dasarnya, three point lighting adalah sebuah metode atau teknik pencahayaan di
mana kamu menggunakan satu set pencahayaan. Pencahayaan tersebut terdiri dari 3
sumber cahaya yang datang dari arah yang berbeda-beda.
pemotretan.
Supaya hasil fotomu semakin menakjubkan, kami menyarankan kamu untuk
menggunakan rangkaian set lighting yang berikutnya, yaitu fill light.
2. Fill Light: Membangun Mood Foto
pemotretan berlangsung.
Fill light juga berfungsi untuk memperkuat dimensi objek dan membantu objek agar
terlihat lebih hidup. Kamu dapat menambah tingkat cahaya, maupun menguranginya
untuk memberikan mood yang berbeda-beda. Apakah kamu sedang memotret
karakter antagonis? Atau mungkin seseorang yang sedang bersedih hati? Hal ini
perlu menjadi pertimbangan.
Cahaya yang terlalu terang dari fill light menyebabkan gambar datar, sedangkan
cahaya yang terlalu gelap membuat gambar menjadi underexposure. Sehingga kamu
mesti seimbang dalam penggunaannya, GenK.
matahari.
Eits, meski dari atas, tapi tetap ingat posisinya wajib di bagian belakang objek,
GenK. Posisi lampu seperti ini akan menghasilkan efek rim light.
Rim light adalah keadaan di mana latar foto gelap tetapi tetap mendapat cahaya yang
redup di sekitar objek.
Keadaan rim light dapat terjadi karena arah datang cahaya menyorot pada sudut ¼
dari posisi objek. Nah, rim light biasanya digunakan untuk golden hour
photography yang pernah kami tulis sebelumnya.
Balik lagi soal back light, lampu ini berfungsi untuk membuat pemisah antara objek
dengan latar foto, sehingga objek terlihat nyata dan tidak menghilang bagai
ditelan backdrop. Oh iya, sekadar informasi nih, back light berbeda
dengan background light, karena background light hanya menerangi latar belakang
foto bukan karakter utamanya.
Kombinasi Pencahayaan Trhee Point Lighting