Anda di halaman 1dari 70

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 1

DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I FOTOGRRAFI ....................................................................................................... 3
1.1. Pengertian Fotografi .................................................................................................. 3
1.2. Jenis – jenis fotografi................................................................................................. 3
BAB II KAMERA .............................................................................................................. 7
2.1. Jenis – jenis kamera ................................................................................................... 7
2.2. Jenis – jenis lensa ...................................................................................................... 9
2.3. Bagian – bagian kamera ............................................................................................ 11
2.4. Persiapan memotret ................................................................................................... 16
BAB III SETTINGAN KAMERA...................................................................................... 22
3.1. Segitiga Exposure ..................................................................................................... 22
3.2. White Balance ........................................................................................................... 27
3.3. Picture Style............................................................................................................... 29
3.4. Drive Mode................................................................................................................ 31
3.5. Focus Mode ............................................................................................................... 32
3.6. Format Gambar.......................................................................................................... 34
BAB IV TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR............................................................... 38
4.1. Sudut Pengambilan Gambar (Angle)......................................................................... 38
4.2. Bidang Pengambilan Gambar (Frame) ............................................................... 40
4.3. Rule Of Thirds ................................................................................................... 43
BAB V TEKNIK FOTOGRAFI ......................................................................................... 47
BAB VI PENCAHAAN/LIGHTING ................................................................................. 57
5.1. Peralatan Lighting ..................................................................................................... 57
5.2. Teknik Lighting ......................................................................................................... 62
5.3. Pencahaan Studio (Trhee Point Lighting) ................................................................. 67

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 2


BAB I
FOTOGRAFI

1.1. Pengertian Fotografi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fotografi diartikan sebagai
seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan.
Sedangkan menurut Wikipedia fotografi berasal dari Bahasa Inggris yaitu ‘photography’
yang mana berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘photos’ artinya cahaya dan ‘Grafo’ yang
artinya menulis atau melukis. Sehingga secara umum fotografi dapat diartikan sebagai
proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sementara itu menurut
Ansel Adams, fotografi adalah sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat,
menawarkan berbagai persepsi, interpretasi,dan ekseskusi yang tak terbatas.
1.2. Jenis – Jenis Fotografi
1. Street Photography

Street photography atau fotografi jalanan adalah genre fotografi yang


umumnya memuat karya foto yang diambil diruang publik yang terbuka dan bersifat
candid (tanpa arahan). Karakteristik dari street photography adalah mengambil objek
foto secara real time atau apa adanya. Objek dalam street photography dapat berupa
manusia, tempat, maupun peristiwa-peristiwa spontan dalam ruang publik.
2. Journalism Photography

Fotografi jurnalistik adalah proses penyampaian berita atau informasi dengan


foto atau gambar. Karya-karya foto dalam fotografi jurnalistik haruslah
menyampaikan sebuah peristiwa secara real time dan apa adanya. Hal ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Kepekaan dalam melihat peristiwa yang dapat menjadi visual yang informatif dan

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 3


kemampuan menangkap momen menjadi skill penting yang harus dimiliki oleh
fotografer jurnalistik.
3. Portrait Photography

Portrait photography atau fotografi potret adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah manusia. Foto-foto portrait kebanyakan menampilkan ekspresi atau
suasana hati manusia. Fokus utama pada objek foto portrait adalah wajah manusia,
oleh karena itu biasanya foto ini diambil dengan shot jarak dekat atau close up.

4. Fashion Photography

Fashion photography atau fotografi fashion adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah pakaian dan barang-barang fashion. Fashion photography dibantu
oleh seorang model. Selain keahlian dalam menangkap gaya dan ekspresi wajah sang
model, fashion photographer juga dituntut bisa mengarahkan pose model dengan baik.
5. Wedding Photography

Sesuai dengan namanya, wedding photography adalah genre fotografi yang


objek utamanya mengabadikan momen atau event spesial pada saat pernikahan.
Keahlian dalam menangkap momen-momen sakral dan romantis, serta kemampuan

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 4


mengarahkan gaya bagi pasangan yang akan difoto menjadi skill penting yang harus
dimiliki oleh para wedding photographer.
6. Food Photography

Food photography atau fotografi makanan adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah makanan. Food photography bertujuan untuk membangkitkan selera
makan dan menarik konsumen untuk membeli makanan dalam objek foto tersebut.
Teknik plating, pencahayaan, sampai penggunaan makanan artifisial sering dilakukan
dalam genre ini guna menghasilkan foto makanan yang estetis dan menarik.
7. Product Photography

Product photography atau fotografi produk adalah genre fotografi yang objek
utamanya adalah produk atau barang. Tujuan dari product photography adalah untuk
mempromosikan sebuah produk melalui tampilan foto dengan visual yang estetis dan
menarik, sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Teknik
pencahayaan, background yang baik, dan penggunaan lensa yang sesuai menjadi
kunci untuk menghasilkan fotografi produk yang menarik.
8. Landscape Photography

Landscape photography atau fotografi lanskap adalah genre fotografi yang


memuat karya foto yang diambil di alam bebas. Pemandangan alam, tanaman, dan

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 5


kehidupan alam liar menjadi objek utama dalam genre ini. Keindahan alam menjadi
fokus utama dalam fotografi lanskap.
9. Architecture Photography

Sesuai dengan namanya, fotografi arsitektur adalah genre fotografi yang


objek utamanya adalah karya arsitektur seperti gedung, bangunan, rumah, dan
sebagainya. Pemahaman terhadap komposisi visual dan bentuk-bentuk rupa untuk
menghasilkan foto arsitektur yang artistik sangat penting bagi fotografer dalam genre
ini.
10. Wildlife Photography

Wildlife photography atau fotografi satwa liar adalah genre foto yang objek
utamanya adalah hewan atau satwa liar yang berada di habitat alami mereka. Selain
kesabaran dalam menunggu momen serta kecekatan, seorang fotografer wildlife juga
harus memiliki keberanian terutama saat akan memfoto hewan-hewan buas yang
berbahaya bagi manusia.
11. Sport Photography

Foto olahraga atau Sport Photography adalah genre fotografi yang mencakup
semua olahraga. Untuk mendapatkan hasil yang baik biasanya fotografi jenis ini
diambil menggunakan kamera dan lensa yang panjang.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 6


BAB II
KAMERA

2.1. Jenis – Jenis Kamera


1. Kamera DSLR

Kamera refleks digital , atau juga disebut DSRL (Digital Single Lens Reflex)
mendapatkan namanya karena dua karakteristik mendasar. Yang pertama Jendela
Bidik Refleks, Yang berarti bahwa ketika kita melihat melalui jendela bidik, kita
melihat, tanpa penundaan jenis apa pun dalam pemandangan . Ini dihasilkan berkat
cermin yang ditempatkan pada 45º dan pentaprisma yang mengalirkan dan
membalikkan gambar sehingga kita dapat melihatnya dengan benar melalui jendela
bidikan kita.
Karakter kedua adalah karena Sensor gambar. Perlu anda ketahui Materi
fotosensitif, yang merupakan negatif pada kamera analog, diubah menjadi sensor
digital yang terdiri dari piksel dalam kamera digital. Biasanya sensor-sensor ini
bertipe CCD (Charged-Coupled Device) atau CMOS (Complementary Metal-Oxide
Semiconductor) dan merekalah yang bertugas mempertahankan gambar .
2. Kamera Mirrorless

Definisi kamera mirrorless dapat diringkas menjadi kamera yang tidak


memiliki Reflex Mirror. Tanpa cermin refleks, cahaya dapat langsung melewati lensa
dan menuju sensor digital yang ada. Layar bertugas meninjau objek yang hendak anda
potret.
Fitur ini cukup berguna untuk fotografer yang ingin menghindari ” chimping
“. Singkatnya, chimping merupakan kegiatan fotografer yang sering melihat kamera
berulang ulang. Kembali pada hari-hari pertama kali diperkenalkan ke publik, kamera
mirrorless tidak dianggap sebagai kamera lensa yang dapat dipertukarkan. Namun
zaman telah berubah, ada banyak modifikasi dan penyempurnaan untuk jenis kamera
ini sehingga peminatnnya bertambah.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 7


3. Kamera Analog / Film

Kamera film atau kamera analog memang terlihat sedikit kuno akan tetapi
masih exist di zaman sekarang ini. Setelah dianggap mati, kamera film telah bangkit
kembali dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar didukung oleh Instagram,
karena semakin banyak fotografer menemukan kesenangan adiktif dari pemotretan
analog, sensasi alkimia yang tidak dapat direalisasikan dengan format megapixel.
Karena kamera ini kuno, ada banyak aksesori dan lensa yang tersedia untuk kamera
jenis ini saat ini.
4. Kamera Action

Kamera Action adalah kamera digital yang memenuhi fungsi mengambil


gambar atau merekam video saat orang yang menjalankannya melakukan aktivitas
dengan kecepatan tinggi. Bisa dikatakan juga sebagai kamera portable. Berukuruan
kecil yang didesain agar bisa dipasang pada suatu tempat sehingga dapat memudahkan
penggunaannya dalam menangkap segala aktifitas objek. Mereka biasanya
menggunakan sensor gambar CMOS .
5. Kamera Polaroid

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 8


Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah
model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah
dilakukan pemotretan. Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang
dinamakan film polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna
dinamakan film polacolor.
2.2. Jenis – Jenis Lensa
1. Lensa kit bawaan kamera

Lensa kit adalah sebutan untuk lensa yang menjadi “standar” pelengkap saat
membeli sebuah kamera. Sebagian besar dari lensa ini memiliki focal length 18-
55mm, yang artinya kamu dapat mengambil sisi wide di 18mm dan sisi telephoto di
55mm.
Lensa ini biasanya dibuat dari material yang tidak terlalu mahal, sehingga
harganya pun tidak terlalu mahal untuk dijual sebagai starter kit dengan badan kamera
dan perlengkapan lainnya seperti baterai serta strap. Lensa ini biasanya
memiliki variable apertures, dimana bukaan diafragma akan berubah sesuai dengan
seberapa jauh zoom digunakan.
2. Lensa fixed focal atau disebut juga lensa prime

Lensa Fixed atau disebut juga dengan Prime Lens adalah salah satu jenis
lensa kamera yang memiliki satu focal length, alias tidak memiliki kemampuan
untuk zooming. Saat kamu terbiasa menggunakan lensa Fixed yang hanya memiliki
satu focal length, pikiranmu perlahan terlatih untuk bisa membayangkan bagaimana
foto yang akan kamu hasilkan hanya dengan melihat set lokasi atau suasana.
Hanya memiliki satu focal length menjadi salah satu keunggulan lensa ini,
hal tersebut membuatnya dapat memiliki bukaan diafragma yang cukup besar.
Beberapa memiliki focal length pada f/1.8, 1.4, bahkan 1.2.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 9


Bukaan diafragma yang besar menghasilkan depth of field yang sempit,
membuat objek utama kamu jadi lebih menonjol
dengan foreground dan background yang blur. Karena hal tersebut, lensa ini sering
digunakan untuk portrait photography.

3. Lensa Tele

Lensa tele secara teknis memiliki ukuran sekitar 70mm bahkan lebih. Lensa
ini menghasilkan distorsi paling kecil sehingga menjadikannya pilihan yang paling
bagus untuk foto portrait. Lensa tele sangat berguna ketika anda berada pada situasi
dimana anda tidak bisa berada dekat dengan subjek anda, misalnya kehidupan alam
liar dan olahraga. Sekalipun demikian, salah satu kelemahan dari lensa tele ini adalah
ukuran dan beratnya cenderung cukup berat. Disamping itu, lensa tele juga kesulitan
ketika mengambil gambar sujbek yang berada terlalu dekat dengan posisi anda berdiri.

4. Lensa Wide Angle Atau Sudut Lebar

Seperti namanya, lensa Wide-Angle atau biasa disebut hanya dengan


lensa Wide memiliki sudut pandang yang sangat luas. Dengan kata lain, lensa ini
punya kemampuan untuk menyertakan lebih banyak objek ke dalam
satu frame dalam scene yang sama dibandingkan lensa lainnya.
Lensa wide menarik cahaya dari kedua sisi, membuatnya mampu
memberikan efek luas. Tidak hanya efek luas, foto yang diambil menggunakan
lensa wide juga memiliki karakternya sendiri. Sebagian lensa wide akan
menghasilkan distorsi pada sisi-sisinya. Sebagian fotografer menggunakan lensa ini
untuk travel dan landscape photography.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 10


2.3. Bagian – bagian Kamera

Keterangan :
1. Tombol Shutter
Tekan tombol ini untuk melepaskan shutter. Gerakan tombol shutter dibagi ke dalam
dua tahap: menekan tombol separuh ke bawah untuk mengaktifkan fungsi AF, dan
menekan sepenuhnya untuk melepaskan shutter.
2. Dudukan Lensa
Ini adalah bagian untuk menghubungkan lensa yang dapat dipertukarkan ke kerangka
kamera. Pasang lensa dengan cara menggelincirkannya pada sepanjang permukaan
dudukan.
3. Mirror (Cermin)
Cahaya masuk melalui lensa dan dipantulkan dari mirror ini ke arah viewfinder.
Mirror dapat digerakkan, dan langsung berputar-balik sebelum bidikan diambil
4. Wadah Baterai
Masukkan baterai yang disediakan di sini. Sisipkan baterai dengan mengarah ke
terminal baterai yang sejajar dengan yang ada di dalam kamera.
5. Soket Tripod
Ini adalah soket yang ditempatkan di bagian bawah kerangka kamera untuk
memasang kamera ke tripod yang banyak dijual di toko. Ukuran sekrup standar, jadi
tripod merek apa pun bisa digunakan.
6. Tombol Pelepas lensa
Tekan tombol ini apabila Anda ingin melepaskan lensa. Pin kunci lensa akan ditarik
keluar apabila tombol ditekan sehingga Anda dapat memutar lensa secara bebas.
Sebelum membidik, kuncikan lensa ke dalam tempatnya dengan memutarnya sampai
terdengar bunyi “klik”.
7. Indeks Dudukan Lensa
Sejajarkan tanda pada lensa dengan tanda ini apabila Anda memasang atau melepas
lensa. Untuk lensa EF, gunakan indeks warna merah.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 11


Keterangan :
1. Eyecup
Eyecup (bantalan mata) mencegah masuknya cahaya eksternal apabila mata Anda
kontak dengan eyepiece. Digunakan bahan yang halus untuk mengurangi beban pada
mata dan dahi.
2. Viewfinder Eyepiece
Menilik melalui eyepiece untuk melihat gambar yang ingin Anda tangkap. Pengaturan
kamera dapat juga ditampilkan dalam viewfinder selain gambar.
3. Tombol Menu
Gunakan tombol ini untuk menampilkan menu yang menyesuaikan fungsi kamera
yang berbeda-beda. Setelah memilih item menu, Anda dapat menyesuaikan
pengaturan kamera secara lebih rinci.
4. Monitor LCD
Selain pengaturan pemotretan seperti ditunjukkan dalam ilustrasi di sini, tangkapan
gambar serta informasi teks, seperti menu, dapat juga ditampilkan pada monitor LCD.
Anda juga dapat memperbesar gambar tampilan untuk mengecek rinciannya. Dengan
monitor LCD Vari-angle, sudut monitor dapat diubah selama pemotretan Live View,
membuatnya lebih mudah untuk menangkap bidikan low-angle atau high-angle.
5. Tombol Playback
Ini adalah tombol untuk memutarkan gambar yang sudah Anda tangkap. Dengan
menekan tombol ini satu kali, akan menampilkan gambar terakhir yang Anda tangkap
atau putar kembali pada monitor LCD.
6. Tombol Erase
Gunakan tombol ini untuk menghapus gambar yang tidak diinginkan.
7. Lampu Akses
Lampu ini tampak berkedip-kedip apabila ada transmisi data antara kamera dan kartu
memori. Jangan buka slot kartu atau tutup wadah baterai saat cahaya berkedip-kedip.
Jika dibuka, ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi kamera.
8. Tombol SET/Multi-controller
Tombol Multi-controller dapat digunakan untuk berpindah di antara item menu, atau
memindahkan tampilan yang diperbesar ke titik berbeda selama pemutaran gambar,
sedangkan tombol SET digunakan untuk mengonfirmasi pemilihan. Dalam mode
pemotretan, fungsi tombol beralih ke tombol yang ditunjukkan oleh ikon.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 12


9. Speaker
Bunyi audio rekaman film dapat diputar kembali melalui speaker. Selama pemutaran
film, memutar Main Dial akan memungkinkan Anda menyesuaikan level volume.
Tidak hanya itu, Anda juga dapat memilih dan memutar kembali musik latar belakang
dari layar menu.
10. Tombol Pemilihan Titik Fokus
Gunakan tombol ini untuk memilih posisi yang akan menetapkan fokus (titik AF)
selama pemotretan AF. Anda dapat memilih titik AF mana saja secara manual.
11. Sakelar Live View Shooting/ Movie Shooting
Gunakan tombol ini untuk menghidupkan atau mematikan fungsi Live View.
Menekan tombol ini satu kali akan menampilkan gambar Live View pada monitor
LCD, dan kamera siap untuk pemotretan Live View. Untuk merekam film, tetapkan
mode pemotretan ke “Movie shooting,” lalu tekan tombol ini untuk mulai merekam.
Untuk menghentikan, tekan lagi tombolnya.
12. Kenop Penyesuaian Dioptrik
Gunakan kenop ini untuk menyesuaikan kejernihan gambar viewfinder menurut
penglihatan mata Anda. Untuk melakukannya, putar kenop sewaktu menilik melalui
viewfinder.

Keterangan :
1. Sakelar Focus Mode
Gunakan sakelar ini untuk menetapkan mode ke Automatic (AF) atau Manual (MF).
2. Mikrofon
Ini adalah mikrofon built-in untuk menangkap bunyi audio selama perekaman film.
Mikrofon yang digunakan bisa mono atau stereo, tergantung model kamera.
3. Memasang Tali Gantung
Tarik ujung tali melalui eyelet (lubang), lalu kencangkan seraya memastikan bahwa
kedua ujung tali seimbang.
4. Hot Shoe
Ini adalah terminal untuk memasang unit flash eksternal ukuran besar. Data
ditransmisikan antara kamera dan unit flash melalui kontak. Simpan kontak dalam
keadaan bersih untuk memastikan tembakan flash eksternal yang tepat saat
diperlukan.
5. Mode Dial

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 13


Putar dial ini untuk memilih shooting mode menurut pemandangan yang ingin Anda
tangkap. Shooting mode pada umumnya dibagi ke dalam dua zona berbeda, Creative
(Kreatif) dan Basic (Dasar)
A: Creative Zone
Creative Zone mode memungkinkan pengguna memilih dan menetapkan fungsi
menurut tujuan yang mereka niatkan.
B: Basic Zone
Dalam Basic Zone mode, kamera secara otomatis memilih pengaturan yang sesuai
menurut pemandangan yang dipilih.
6. Sakelar Daya
Gunakan sakelar ini untuk menghidupkan dan mematikan daya kamera. Apabila daya
kamera dibiarkan hidup untuk jangka waktu yang lama, kamera akan otomatis
dialihkan ke mode standby untuk menghemat daya. Pada sebagian kamera, sakelar
daya dilengkapi ikon Movie (Film) seperti ditunjukkan dalam ilustrasi, yang
memungkinkan Anda beralih ke Movie shooting mode secara langsung.
7. Tombol Pengaturan ISO Speed
Tekan tombol ini untuk menyesuaikan sensitivitas kamera terhadap cahaya. ISO
speed adalah standar internasional yang ditentukan berdasarkan sensitivitas film
negatif.
8. Main Dial
Ini adalah dial multiguna yang memungkinkan Anda melakukan berbagai tugas,
seperti menyesuaikan nilai pengaturan shooting dan melompat melintasi pemutaran
gambar.
9. Zoom Ring
Putar zoom ring untuk mengubah focal length. Focal length yang dipilih dapat
dikenali dari angka dan tanda indeks pada ujung bawah lensa.
10. Focus Ring
Apabila kamera berada dalam Manual Focus (MF) mode, putar ring ini untuk
menyesuaikan fokus. Posisi focus ring bervariasi menurut lensa yang digunakan.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 14


Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 15
2.4. Persiapan Sebelum Memotret
1: Periksa isi kemasan

Periksa Apakah Semua Barang Ada Di Dalam Kemasan, Dan Simpan Kartu Jaminan
Di Tempat Yang Aman
Walaupun Anda mungkin ingin segera menggunakan kamera setelah membelinya, mulailah
dengan memeriksa dan mengatur semua barang yang disediakan secara hati-hati. Setelah
memeriksa semuanya, sebaiknya Anda menyimpan semua barang yang mudah tercecer,
seperti kabel untuk menghubungkan kamera ke perangkat eksternal, dan kartu jaminan untuk
kamera serta lensa di dalam kotak kosong. Selain itu, simpan CD-ROM bersama dengan
kartu jaminan dan barang lainnya setelah tuntas menginstalnya ke PC. Karena hanya ada satu
kartu jaminan untuk masing-masing kamera dan lensa, simpanlah baik-baik.
1: Kit lens
2: Rangka kamera
3: EOS DIGITAL Solution Disk
4: Buku petunjuk perangkat lunak
5: Battery charger (termasuk kabel daya)
6: Baterai Lithium
7: Kabel antarmuka
8: Kabel AV Stereo
9: Tali kamera
* Selain itu, simpan juga buku petunjuk, kartu jaminan, dan kotaknya secara hati-hati.
Ketersediaan kit lens dan tipe lensa yang disediakan berbeda dengan produk yang sudah Anda
beli.
2: Mempersiapkan baterai
1: Pasangkan Baterai Ke Charger

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 16


Pasangkan baterai ke charger pada arah yang benar. Masukkan seluruhnya untuk memastikan
kontak penuh dan sesuai.
2: Tancapkan Charger Ke Dalam Stopkontak Listrik

Tancapkan charger ke dalam stopkontak listrik. Lampu pengisian warna oranye menyala ketika
baterai mengisi, dan sakelar berubah hijau setelah pengisian selesai. Diperlukan waktu sekitar
dua jam untuk sepenuhnya mengisi baterai yang sama sekali kosong.
3: Pasangkan Baterai Ke Kamera

Buka cover wadah baterai kamera, lalu masukkan seluruh baterai yang sudah diisi. Pegang
baterai dengan kontaknya menghadap ke kamera. Periksa arahnya, kemudian masukkan
baterai.
Hal-Hal Kecil
Sejumlah informasi berguna tentang baterai.
Tanpa baterai, Anda tidak bisa mengoperasikan kamera DSLR, apalagi mengambil foto.
Sebelum mengisi baterai, periksa apakah ada kerusakan pada baterai, apakah terminalnya
kotor. Masa pakai baterai pun berubah seiring suhu dan kelembapan. Sebaiknya Anda
membawa baterai cadangan apabila melakukan pemotretan, khususnya di tempat yang dingin.
Hal-Hal Kecil
Siapkan kartu memori secara terpisah
Kartu memori tidak termasuk dalam kit kamera, jadi harus dibeli terpisah. Siapkan kartu
memori yang memiliki kapasitas yang Anda butuhkan. Contohnya, untuk pemotretan dengan
kualitas gambar JPEG tertinggi yang menggunakan kamera 18-megapixel, untuk ukuran satu
Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 17
foto kira-kira 5 hingga 10MB. Dengan kartu memori 8GB, Anda bisa menyimpan lebih dari
1.000 foto. Ini bisa digunakan sebagai pengukur kapasitas. Selain itu, jenis kartu memori yang
kompatibel dengan kamera pun beragam. Bacalah buku petunjuk ini seluruhnya secara
saksama dan membeli jenis yang benar.

Kiri: Kartu SD
Kanan: Kartu CF
3: Memasang lensa
1: Lepaskan Sungkup Lensa Luar Dan Kerangka

Untuk memasangkan lensa, lepaskan dulu sungkup kerangka dan sungkup luar lensa. Hati-
hati, jangan sampai ada debu atau kotoran yang masuk ke dalam kerangka kamera.
2: Sejajarkan Indeks Dan Dudukan Lensa

Sejajarkan indeks putih pemasangan pada lensa dengan yang ada pada kamera, lalu kencangkan
lensa ke kerangka kamera. Pastikan bahwa lensa tidak miring sewaktu dipasang.
3: Kunci Dengan Memutar Lensa

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 18


Setelah lensa terpasang dengan kencang pada kerangka kamera, kunci dengan cara memutar
lensa searah jarum jam sampai terdengar bunyi klik.
4: Mengawali penggunaan kamera
1: Hidupkan Kamera

Setelah baterai dimasukkan dan lensa terpasang, Anda dapat menghidupkan kamera. Posisi dan
bentuk sakelar beragam menurut model kamera.
2: Menetapkan Date/Time (Tanggal/Waktu)

Apabila pertama kali menghidupkan kamera, pengaturan awal akan diperlukan. Tetapkan
tanggal dan waktu dengan menekan cross keys. Tergantung pada modelnya, layar pengaturan
Time Zone (Zona Waktu) yang akan ditampilkan, bukan layar pengaturan Date/Time
(Tanggal/Waktu).
3: Konfirmasikan Pengaturan Date/Time

Gambar yang sudah Anda ambil dapat diatur lebih mudah jika memasukkan tanggal dan
waktu yang benar. Setelah pengaturan date/time selesai, pilih OK dan kembali ke menu.
5: Memasang kartu memori
1: Hidupkan Kamera

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 19


Sebelum memasukkan media rekaman (kartu memori), matikan dulu kamera. Posisi dan bentuk
sakelar daya beragam menurut model kamera.
2: Memasang Kartu Memori

Masukkan media rekaman (kartu memori) pada arah yang benar, formatnya kompatibel dengan
kamera. Masukkan kartu dengan benar sesuai arah yang tertera pada cover slot kartu memori.
3: Tutup Cover Slot, Lalu Hidupkan Kamera

Setelah memasukkan kartu memori seluruhnya, tutup cover slot kartu memori dan pastikan
bahwa kartu sudah aman terkunci.
Hal-Hal Kecil
Apabila mengganti lensa di luar ruangan, dudukan kerangka kamera harus menghadap ke
bawah.
Kemudahan untuk tukar-pakai lensa adalah ciri khas kamera DSLR. Namun, menukar lensa di
luar ruangan bisa menyebabkan debu masuk ke dalam kamera yang tidak terlindungi. Bahkan
untuk model kamera yang dilengkapi fitur penghilangan debu, Anda harus tetap mengarahkan
dudukan kerangka kamera ke bawah, lalu secepat mungkin mengganti lensanya.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 20


Hal-Hal Kecil
Tanda indeks putih untuk lensa EF-S, dan merah untuk lensa EF
Struktur lensa EF dan EF-S agak berbeda. Untuk menghindari pemasangan lensa EF-S secara
tak sengaja ke kerangka kamera yang tidak mendukungnya, indeks putih digunakan secara
terpisah. Sejajarkan indeks putih pada lensa dengan yang ada pada kamera, lalu kencangkan
lensanya. Juga perhatikan bahwa lensa EF-S tidak dapat digunakan pada seri EOS Digital
Canon dengan pengecualian kamera format APS-C.

Untuk memasang lensa EF, sejajarkan indeks merah.

Untuk memasang lensa EF-S, sejajarkan indeks kubus warna putih.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 21


BAB III
SETTINGAN KAMERA

3.1. Segitiga Exposure

The Exposure Triangle atau Segitiga Exposure, merupakan istilah yang merujuk
pada 3 elemen dasar pada Exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Tenang,
meski terkesan teknis banget tapi ini sangat mudah dipahami. Ketiga elemen ini saling
berkaitan dalam proses masuknya paparan cahaya/sinar ke dalam kamera, sebelum
mencapai sensor gambar (proses ini disebut Exposure). Perubahan yang terjadi pada
salah satu elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga
tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja, namun perlu melibatkan elemen lain dalam
membentuk exposure.
Penulis ingin menjelaskan pesan dari segitiga exposure adalah
menyeimbangkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui 3 metode yang
berbeda. Berikut merupakan pengertian dari:
a. Aperture adalah seberapa banyak cahaya yang masuk melalui lensa (sangat penting
terhadap efek depth of field/bokeh)
b. ISO adalah tingkat sensitivitas sensor kamera
c. Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya
yang masuk.
1. APERTURE/DIAFRAGMA
Aperture sering disebut sebagai “bukaan.” Aperture adalah bukaan diafragma
pada kamera yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor.
Semakin lebar lubang tersebut, maka semakin banyak cahaya yang masuk.
Aperture diukur dengan satuan f-stop, contohnya F/1.8, F/2.0, F/2.4, hingga
F/5.6. Angka f yang ada di lensa menunjukan Aperture maksimum atau bukaan
terlebar pada katup yang ada di lensa.
Semakin kecil angka di belakang f, maka semakin lebar bukaan aperturenya.
Lensa dengan F/1.8 bisa membuka katup lensa lebih lebar dibanding F/5.6. Artinya,
F/1.8 bisa menangkap cahaya lebih banyak dibanding Aperture lebih besar.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 22


a. Pengaruh terhadap Cahaya

b. Penngaruh terhadap Gambar

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 23


Tips :
a. f/0.95—f/1.4 bukaan sangat besar
Aperture ini hanya tersedia pada lensa prima premium. Lensa tersebut
memungkinkan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin cahaya. Hal ini
menjadikan aperture ini ideal untuk segala jenis fotografi cahaya rendah seperti
memotret di dalam ruangan, langit malam, resepsi pernikahan dengan cahaya
tidak terlalu terang, potret di kamar yang remang-remang, acara perusahaan, dan
masih banyak lagi. Dengan f-stop yang lebar, Anda akan mendapatkan
kedalaman bidang yang sangat dangkal pada jarak dekat, di mana subjek akan
tampak terpisah dari latar belakang.
b. f/1.8—f/2.0 bukaan besar
Jika Anda ingin membuat hasil foto berefek bokeh, aperture adalah
jawabannya. Beberapa lensa terbaik memiliki batas pada f/1.8 yang
menawarkan kemampuan cahaya rendah yang sedikit lebih rendah. Anda dapat
menghasilkan gambar bokeh yang berestetika dengan
menggunakan aperture ini. Pemotretan antara f/1.8 dan f/2.0 biasanya
mendapatkan kedalaman bidang yang memadai untuk subjek pada jarak dekat
sambil tetap menghasilkan efek bokeh yang baik.
c. f/2.8—f/4.0 bukaan sedang
Sebagian besar lensa pembesar dari kamera profesional
memiliki aperture yang berkisar f/2.8 hingga f/4.0 f-stop.
Walaupun aperture ini tidak memiliki kemampuan seperti lensa f/1.4. Namun
dalam hal kemampuan mengumpulkan cahaya, aperture ini sering memberikan
manfaat stabilisasi gambar yang dapat membuatnya serbaguna.
Bahkan ketika memotret dalam kondisi cahaya redup. Aperture kisaran
f/2.8—f/4.0 sering memberikan kedalaman bidang yang memadai untuk
sebagian besar subjek dan menghasilkan ketajaman yang baik. Aperture ini
cocok untuk fotografi bertema perjalanan, olah raga, satwa liar, dan juga jenis
fotografi luar ruangan lainnya.
d. f/5.6—f/8.0
Aperture ini cocok digunakan untuk keperluan fotografi lanskap dan
arsitektur. Aperture ini juga cocokdigunakan untuk memotret sekelompok
orang dalam jumlah yang besar. Aperture kisaran f / 5.6 sering memberikan
ketajaman keseluruhan terbaik untuk sebagian besar lensa dan f/8.0 digunakan
jika dibutuhkan bidang yang lebih dalam.
e. f/11—f/16
Aperture ini biasanya digunakan untuk memotret lanskap, arsitektur, dan
fotografi makro yang membutuhkan kedalaman bidang sebanyak mungkin.
Namun, Anda haru berhati-hati ketika berhenti di atas aperture f/8.0, karena
Anda bisa kehilangan ketajaman gambar akibat efek difraksi lensa.
f. f/22 dan di Bawahnya
Aperture ini hanya menangkap f-stop yang kecil. Ketajaman
pada aperture f/22 dan di bawahnya sangat terbatas, jadi Anda harus
menghindari menggunakannya jika memungkinkan. Jika Anda perlu

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 24


mendapatkan kedalaman bidang yang lebih baik, sebaiknya menjauh dari subjek
Anda atau gunakan teknik pengambilan gambar lain.

2. ISO
ISO adalah ukuran tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya.
Semakin tinggi setting ISO, maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya. ISO
diukur dalam nilai angka ( 100, 200, 400, 800 dll ).
Semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan menangkap cahaya lebih banyak
dan gambar akan semakin terang, begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai ISO
maka sensor akan menangkap cahaya semakin sedikit dan gambar akan semakin
gelap.
Perlu diketahui semakin tinggi menggunakan nilai ISO, gambar akan
semakin banyak nois
a. Pengaruh terhadap cahaya

b. Pengaruh Terhadap Gambar

Tips
Lokasi Settingan ISO
Outdoor 100 - 320
Indoor 400 - 800
Usahakan jangan menggunakan ISO lebih dari 1.000

3. Shutter Speed
Definisi shutter speed adalah kecepatan rana pada kamera terbuka. Jika Anda
memencet tombol shutter maka rana akan terbuka dan menutup kembali berdasarkan
pada kecepatan shutter speed yang Anda pilih. Rana ini berkaitan dengan cahaya
yang masuk ke kamera. Semakin cepat shutter speed, maka rana akan terbuka dan
menutup kembali secara cepat sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Begitu

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 25


pula sebaliknya jika Anda menggunakan kecepatan shutter speed lambat, maka rana
akan terbuka lama dan cahaya yang masuk ke kamera semakin banyak. Pengaturan
shutter speed sangat mempengaruhi foto yang dihasilkan kamera DSLR. Meskipun
shutter speed bukan satu-satunya menu yang bisa menentukan hasil foto, namun
mempelajari pengaturan shutter speed bisa memudahkan Anda dalam menghasilkan
foto yang berkualitas.
shutter speed mengatur lama waktunya diafragma/rana terbuka. Dengan kata
lain mengatur lama waktunya sensor digital atau film terkena cahaya. Shutter
speed diukur dalam detik dan settingnya adalah kelipatan 2. Misalnya sebagai
berikut : 1/2000 detik (sangat cepat), 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15,
1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4 dan 8 detik (sangat lambat). Bahkan kamera modern sekarang
shutter speed ada yang sangat lambat sampai 30 detik dan ada juga fitur bulb yaitu
rana akan terbuka terus sesuai kemauan kita (membuka dan menutup secara manual).
Selain itu juga dilengkapi fitur pilihan 1/2 atau 1/3 stop sehingga memungkinkan
kita untuk merapatkan setiap kenaikan shutter speed.
Shutter speed mempunyai efek lain selain dari fungsi utama tersebut.
Semakin cepat kecepatan yang kita pakai, maka efek freezing-nya semakin kuat
(membekukan gerakan). Semakin lambat kecepatannya, efek dinamisnya yang akan
muncul.

a. Pengaruh terhadap cahaya

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 26


b. Pengaruh terhadap gambar

Tips
Kondisi Objek Settingan SS (antara)
Diam 1/60 – 1/100
Jalan 1/125 – 1/320
Gerak agak cepat 1/400 – 1/800
Gerak cepat 1/800 - dst
Jangan terpaku pada settingan diatas, settingan di atas hanyalah acuan saja, Shutter
speed juga bisa menyesuaikan pencahaan dari F dan ISO.
Minimal penggunaan SS adalah 1/60. Kecuali kalau ingin membuat efek khusus,
boleh rendah dari pada itu.

3.2. WHITE BALANCE


Menurut bahasa white balance artinya adalah keseimbangan warna. Lalu kenapa
kita harus mengatur white balance pada kamera? Hal ini karena keseimbangan warna
yang ditangkap oleh kamera selalu berubah-ubah sesuai dengan temperatur warna yang
dihasilkan oleh cahaya yang menimpa objek.

Warna dari pencahayaan di siang hari, saat mendung, dan warna dari pencahayaan

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 27


bantuan lampu (bohlam dan neon) memiliki temperatur yang berbeda-beda dan kamera
telah menyiapakn pilihan-pilihan white balance untuk menangani masing-masing dari
situasi tersebut, dengan cara menyusaikan temperatur pada masing-masing situasi
tersebut.

Jadi, ketika Anda memotret di siang hari maka Anda bisa menggunakan white balance
yang dikhususkan untuk menangani warna dari pencahayaan di siang hari. Begitupula
dengan situasi lainnya.
Adapun jenis-jenis white balance (WB) yang secara umum ada pada semua jenis
kamera yaitu :
1. Auto White Balance (AWB)
White balance ini akan mengenali secara otomotis situasi pencahayaan yang di
hadapi oleh kamera, entah itu siang, mendung, atau malam hari. Kemudian program
akan merekomendasikan setingan terbaiknya untuk menyusaikan diri dengan
temperatur warna pada situasi tersebut.
2. Daylight / Direct sunlight - Temperatur 5200K
White balance ini dikhususkan untuk menangani temperatur warna dari pencahayaan
di siang hari terlebih lagi ketika Anda berada di bawah sinar matahari langsung. Jadi
Anda bisa menggunakan white balance ini bila memotret di siang hari.
3. Shade - Temperatur 7000K
White balance ini memiliki fungsi untuk menangani situasi yang sama seperti WB di
atas yaitu siang hari. Namun white balance ini ditekankan untuk digunakan pada
tempat yang ternaungi dari sinar matahari seperti dalam rumah atau di bawah pohon
dan bukan di bawah sinar matahari langsung.
4. Cloudy - Temperatur 6000K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan saat
mendung.
5. Tungsten / Incandescent - Temperatur 3200K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan yang
bersumber dari bohlam / lampu pijar yang warna cahayanya agak kekuning-
kuningan. Jadi ketika Anda memotret dalam ruangan dengan pencahayaan dari
bohlam maka gunakan white balance ini.
6. Fluorescent ( Lampu Neon Putih) - Temperatur 4000K
White balance ini dikhususkan untuk menghadapi situasi pencahayaan yang
bersumber dari lampu neon yang cahayanya berwarna putih. Sama seperti Tungsten,
white balance ini juga bisa Anda gunakan untuk memotret dalam ruangan dengan
sumber cahaya dari lampu neon.
7. Flash
White balance ini berfungsi untuk mengimbangi pencahayaan dari lampu flash pada
kamera Anda. Ketika Anda akan menggunakan flash saat memotret maka gunakan
white balance ini.
8. Custom
Sedangkan white balance yang satu ini bisa Anda bentuk sendiri temperaturnya
dengan mengambil referensi dari temperatur warna pencahayaan yang ada di foto

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 28


lain. Nah! Kalau ada foto di kamera Anda yang Anda sukai warna pencahayaannya
maka Anda bisa menjadikan warna pencahayaan foto tersebut untuk diset ke white
balance Custom.
Untuk melihat perbedaan dari tiap-tiap white balance di atas silahkan Anda lihat gambar
di bawah ini:

Cara Merubah White Balance (WB)

Letak menu white balance berbeda-beda pada semua jenis kamera, namun tidaklah sulit
untuk menemukannya. Umumnya white balance di tandai dengan kode WB. Jadi,
langsung saja pilih menu WB di kamera Anda dan silahkan pilih white balance yang
Anda butuhkan.

3.3. PICTURE STYLE

Picture Style (pada kamera Canon), atau Picture Control (pada kamera
Nikon) merupakan fitur yang memungkinkan kita mengatur parameter gambar yang akan
diambil dan disimpan dalam format JPG. Jadi pengaturan ini tidak akan berpengaruh
apabila kita memotret memakai format file RAW. Kamera digital biasa seperti kamera
saku tidak banyak memberi keleluasaan kita untuk menentukan dan memodifikasi
parameter pengolahan foto. Umumnya mereka hanya memberi beberapa opsi dasar
seperti Standar, Vivid dan Natural. Pada kamera yang lebih canggih (prosumer atau
DSLR) membolehkan kita untuk memaksimalkan hasil olahan foto sehingga bagi yang

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 29


tidak mau repot mengolah di komputer, foto hasil jepretan kita bisa langsung dipamerkan
atau dicetak. Pilihan yang disediakan kamera untuk mengolah foto pada dasarnya hanya
merubah beberapa parameter dasar berikut ini :
• Sharpening (ketajaman) : trik manipulasi digital untuk membuat gambar tampak
lebih tajam
• Contrast (kontras) : seberapa lebar perbedaan antara area terang dan gelap dari
sebuah gambar
• Saturation (kepekatan warna) : seberapa pekat warna dalam sebuah gambar
• Brightness (keterangan) : pengaturan tingkat keterangan / kecerahan dari sebuah
gambar
• Hue (tonal warna) : pergeseran warna untuk pengaturan akurasi warna yang lebih
presisi

Dari lima parameter pengaturan di atas bisa dihasilkan berbagai kombinasi yang
bisa disesuaikan untuk bermacam kebutuhan, maupun selera si fotografer. Untuk
mengakomodir beberapa kondisi umum, pihak produsen kamera sudah menyediakan
preset yang sudah dioptimalkan untuk :
• Standard : hasil foto dengan ketajaman, kontras dan saturasi yang dinaikkan
sampai batas yang bisa diterima secara umum (pilihan ini juga menjadi style default
dari kamera)
• Portrait : dioptimalkan untuk menghasilkan tonal kulit manusia lebih akurat,
brightness di set lebih tinggi dengan ketajaman yang cenderung kurang (agak soft)
guna mencegah kerutan atau jeRAWat di wajah terlalu tampak jelas
• Landscape : dioptimalkan untuk foto pemandangan dengan ekstra ketajaman dan
ekstra kontras dan ekstra peningkatan warna di daerah hijau dan biru sehingga foto
pemandangan nampak lebih ‘hidup’
• Vivid (hanya di Nikon) : meningkatkan kepekatan warna menjadi lebih kuat
daripada warna aslinya, juga meningkatkan ketajaman dan kontras untuk hasil foto
yang lebih berwarna dibanding warna aslinya
• Neutral : hasil foto tidak diolah, semua kendali dibuat flat sehingga memudahkan
untuk diolah lagi di komputer
• Faithful (hanya di Canon) : hampir seperti Standard namun kamera berusaha
menjaga warna tetap se-alami warna aslinya (kalau di standard saturasi warna sudah
lebih ditingkatkan)

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 30


• Monochrome : dengan menghilangkan elemen warna, didapatlah foto dengan
gradasi warna hitam putih (grayscale) untuk kebutuhan tertentu, dimana pengaturan
ketajaman dan kontras akan berpengaruh pada nuansa hitam putih yang ingin
ditonjolkan.

3.4. DRIVE MODE/MODE SHOOTING

Kamera telah menyediakan beberapa tipe shooting untuk menghadapai beberapa situasi
dan itu bisa Anda temui pada menu drive mode. Tiap-tiap jenis shooting diperuntukkan
untuk kondisi tertentu termasuk untuk memotret diri sendiri bila tak Ada orang yang
membantu memotret Anda.
Anda ingin memotret dalam sekali jepret atau berkali-kali secara berurutan? Kedua cara
tersebut juga bisa Anda atur pada menu drive mode. Berikut macam-macam jenis
shooting beserta fungsinya:
1. Single Shooting
Dari namanya sudah bisa ditebak kalau jenis shooting ini hanya melakukan sekali
shoot untuk sekali menekan tombol shutter.
2. Continuous Shooting
Sekali menekan tombol shutter tanpa dilepas, maka kamera akan melakukan shoot
secara berkali-kali dan hanya berhenti saat jari Anda melepaskan tombol shutter.
Pilihan ini sangat cocok digunakan untuk menangkap sebuah momen seperti pada foto
jurnalis.
3. Self-timer: 10sec/Remote control
Ini jenis shooting yang menggunakan hitungan 10sec sebelum eksekusi lalu kemudian
secara otomatis kamera akan melakukan pengambilan gambar. Anda bisa
menggunakan jenis shooting ini untuk memotret diri sendiri termasuk menggunakan
bantuan remote control shutter release.
4. Self-timer: 2sec
Sama seperti jenis shooting di atas hanya saja pada jenis shooting ini hitungan sebelum
eksekusi jauh lebih singkat yaitu 2sec.
5. Self-timer: Continuous

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 31


Jenis shooting ini adalah gabungan dari Continuous Shooting dan Self-
timer:10sec/Remote control. Perbedaannya Anda hanya perlu menekan tombol
shutter sekali saja dan tidak harus menahan tombol shutter seperti
menggunakan Continuous Shooting.

3.5. AF MODE PADA KAMERA CANON DAN NIKON

Ketika Anda menetapkan pilihan untuk menggunakan fokus otomatis pada


"lensa" maka selanjutnya Anda perlu memilih salah satu AF Mode pada "kamera"
sebagai tindakan lanjutan untuk memaksimalkan penggunaan fokus. Jadi bisa
disimpulkan bahwa mode autofocus terdapat pada 2 tempat yaitu pada lensa dan pada
kamera. Jadi di sini saya akan menggunakan istilah autofocus (AF) untuk kedua
pembahasan lensa dan kamera. Semoga saja Anda tidak keliru.
Kebanyakan kamera DSLR modern dilengkapi dengan sistem autofocus
canggih yang sering sulit dipahami. Entah Anda memotret dengan DSLR entry-level
atau kelas profesional, yang jelas dengan mengetahui bagaimana menggunakan sistem
autofocus secara efektif adalah hal yang penting untuk mendapatkan gambar yang
tajam. Anda bisa memulainya dari belajar menggunakan fokus pada lensa, baik secara
auto maupun manual. Kemudian mengembangkan pengetahuan Anda dengan
pemahaman mode-mode AF pada kamera, lalu melanjutkan untuk belajar
menempatkan titik fokus dengan tepat.
1. Autofocus (AF) pada lensa
Hampir semua lensa modern mendukung fokus elektrik dan menyediakan 2 mode
fokus yang diatur dengan tombol switch yaitu autofocus (AF) dan manual focus
(MF). Mengaktifkan mode AF artinya fokus lensa bekerja secara otomatis
digerakkan oleh motor dalam lensa dan Anda hanya perlu menekan 1/2 tombol
shutter. Sedangkan mode MF artinya fokus lensa harus digerakkan secara manual
menggunakan tangan dengan memutar ring / cincin fokus pada lensa. Silahkan baca
di sini tentang cara menggunakan fokus pada lensa.
2. AF Mode pada kamera
Selanjutnya, AF Mode pada kamera adalah pengaturan lanjutan untuk menentukan
cara kerja autofocus pada lensa. Ingat! Pengaturan ini hanya akan "aktif" jika Anda
menggunakan fokus otomatis (AF) pada lensa dan bukannya fokus manual (MF).
a. One-Shot AF / Autofocus Single (AF-S)
Canon menyebutnya sebagai One-Shot, sedangkan Nikon menyebutnya Autofocus
Single (AF-S) dan dulu Nikon menyebut mode ini sebagai Single Area AF. Mode

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 32


ini khusus digunakan untuk memotret subjek "diam" seperti model, bunga,
makanan atau subjek lainnya yang tidak bergerak. Pada kamera Canon, mode ini
menjadi satu kesatuan dengan fitur Autofocus Lock (AF-L) yang mana fitur AF-L
berfungsi untuk menjaga fokus agar tetap terkunci sekalipun Anda menggeser
sorotan kamera, asalkan Anda tetap menahan tombol shutter.

Misalkan Anda ingin memotret subjek-A (sebelah kiri), subjek-B


(tengah) dan subjek-C (sebelah kanan). Kemudian Anda menempatkan fokus ke
subjek-A maka otomatis sorotan kamera juga mengarah ke subjek-A. Lalu Anda
mulai mengunci fokus dengan menekan 1/2 tombol shutter tanpa melepaskan jari
Anda. Nah, dalam keadaan menahan tombol shutter, Anda bisa memindahkan
sorotan kamera dari subjek-A ke subjek-B atau subjek-C tanpa harus kehilangan
fokus atau kata lain fokus tetap terkunci dan tidak berubah sama sekali. Tapi jika
tanpa sengaja Anda melepaskan jari dari tombol shutter maka fokus akan buyar.
Intinya dalam penggunaan fokus dengan mode otomatis, Anda harus tetap
menahan tombol shutter. Nanti setelah selesai mengunci fokus baru Anda menekan
penuh (full) tombol shutter untuk pengambilan gambar.
b. Al-Servo AF / Autofocus Continuous (AF-C)
Canon menyebutnya sebagai Al-Servo, sedangkan Nikon
menyebutnya Autofocus Continuos (AF-S) dan dulu Nikon menyebut mode ini
sebagai Continuos Servo AF. Ini kebalikan dari AF Mode di atas, yang mana
mode ini khusus digunakan untuk memotret subjek yang "bergerak" seperti
memotret olahraga, kendaraan berjalan, anak bermain dan subjek apapun yang
bergerak. Jika Anda menggunakan mode One-Shot / AF-S untuk memotret subjek
bergerak maka Anda akan kehilangan fokus pada subjek. Berbeda dengan mode
ini yang mana fokus lensa akan terus melakukan penyusuaian dengan melakukan
pelacakkan (tracking) fokus yang sudah terkunci pada subjek yang terus bergerak.
Tapi AF Mode ini tidak bisa diterapkan pada contoh kasus subjek-A di atas.

c. Al-Focus / AF-A

Canon menyebutnya sebagai Al-Focus sedangkan Nikon menyebutnya


sebagai AF-A dan memiliki nama lain Continuous Hybrid. Mode ini memiliki
cara kerja yang ada pada 2 mode di atas dan secara otomatis akan melakukan
penyusaian pada tingkah laku subjek. Misalnya, jika subjek yang dibidik itu
berdiam diri maka mode ini akan menggunakan fungsi One-Shot / AF-S. Dan
ketika subjek tiba-tiba bergerak maka mode ini akan secara otomatis beralih
menggunakan fungsi Al-Servo / AF-C untuk mengunci fokus pada subjek.
Paham?
Meskipun memiliki fungsi dari ke dua mode di atas bukan berarti ini mode yang
sempurna. Ada pengembangan fungsi baik dari mode One-Shot / AF-S maupun Al-
Servo / AF-C yang tidak bisa dilakukan oleh mode ini. Tapi setidaknya mode ini
bisa memudahkan Anda tanpa harus repot-repot mengganti AF Mode.
3. Cara mengganti AF Mode pada kamera Canon dan Nikon

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 33


Umumnya pada DSLR Canon entry-level, tombol untuk mengatur AF Mode diberi
label "AF". Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu menekan tombol tersebut dan
selanjutnya silahkan Anda pilih mode sesuai yang Anda butuhkan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:

Sedangkan untuk mengganti AF Mode pada DSLR Nikon entry-level caranya dengan
menekan tombol "info" di bagian atas kamera, kemudian tombol "(i)". Selanjutnya
silahkan pilih AF Mode yang Anda butuhkan. Perhatikan gambar di bawah ini:

3.6. FORMAT GAMBAR RAW / JPG

Fotografer yang sudah lama menekuni bidang fotografi tentu tidak asing dengan 2 format yang
biasa digunakan pada kamera. Diantara format tersebut adalah format RAW dan JPG. Apa itu
RAW dan JPG? Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan antara keduanya, artikel
ini terlebih dahulu akan menjelaskan masing - masing dari 2 format tersebut.

1. RAW
RAW dalam bahasa inggris adalah mentah, sehingga RAW adalah sebuah file yang
dihasilkan oleh kamera secara langsung tanpa ada adanya edit, compess dan proses
menjadi JPG. RAW bisa disebut sebagai data mentah yang tertangkap oleh kamera yang

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 34


nantinya akan diolah menjadi JPG. Banyak fotografer handal yang lebih suka
menggunakan format RAW pada kameranya dibandingkan JPG.

2. JPG
JPG adalah sebuah file gambar yang dihasilkan oleh kamera dan sudah melalui proses oleh
yang dilakukan oleh kamera. Proses olah yang biasanya dilakukan dari RAW sampai
menjadi JPG biasanya terbagi dalam beberapa macam, diantaranya edit dan compress.
Edit gambar disini berarti mengubah beberapa hal pada gambar yang telah ditangkap oleh
kamera.

3. Perbedaan proses olah RAW dan JPG


Berbeda dengan JPG, RAW tidak melewati proses editing ataupun compress dalam
kamera. Sedangkan JPG melalui proses editing dan compress. Hal tersebut yang
mempengaruhi ukuran file dari masing - masing format file diatas. Hal ini sama dengan
bagaimana kamera analog pada jaman dahulu memproses foto yang tertangkap oleh
kamera.
Namun jelas berbeda dengan dahulu yang menggunakan kamar gelap untuk mencetak
foto, kamera digital saat ini tidak memerlukan kamar gelap agar foto dapat dicetak. Saat
ini proses secara instan sudah dilakukan sendiri oleh kamera. Sehingga kita tidak dapat
melihat secara langsung bagaimana proses dari pengambilan gambar RAW menjadi JPG
di dalam kamera. Sehingga dengan kamera digital tidak memerlukan banyak waktu untuk
mengubah file RAW menjadi JPG.
4. Perbedaan ukuran file
Ukuran file RAW dengan JPG sangat berbeda jauh, format file JPG untuk pengaturan
kualitas gambar large/besar memakan memori sekitar 8mb, sedangkan format RAW
dengan settingan yang sama akan memakan memori 4 kali lipatnya, yaitu sekitar 30mb.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 35


Oleh karena itu, bagi kalian yang lebih suka menangkap gambar dengan format RAW,
seharusnya menyiapkan memori dengan ukuran yang lebih besar. Berbeda ketika kalian
hanya mengambil gambar dengan format JPG, dengan kapasitas memori 8gb yang kalian
gunakan pada kamera sudah menghasilkan foto lebih dari 800 foto.
Namun jika kalian memasang memori dengan ukuran 8gb untuk mengambil gambar
format RAW, kalian haya akan mendapatkan sekitar 200 foto. Oleh karena itu, sebaiknya
kalian menyiapkan memori yang lebih besar untuk mendapatkan foto yang lebih banyak
pula.

5. Hasil gambar
Untuk format file JPG warna yang dihasilkan tidak terlalu bagus serta lebih banyak
menghasilkan noise. Sedangkan file RAW menghasilkan gambar lebih bagus serta noise
pada gambar yang tidak terlalu banyak. Hal ini terjadi karena format RAW tidak diolah
dan hanya menangkap gambar yang tertangkap oleh lensa, sedangkan untuk format JPG
banyak melalui proses editing yang banyak sehingga menurunkan kualitas gambar dari
pada gambar RAW.
Gambar dengan format JPG punya jauh lebih banyak noise daripada RAW. Perbedaan
paling signifikan antara keduanya adalah, di format JPG bayangan akan terlihat lebih
inkonsisten dan warna lebih tidak stabil. Untuk ini, ekstra proses dalam mengedit lebih
dibutuhkan. Sebaliknya, RAW punya noise yang sangat seragam di semua spektrum.

6. Keuntungan memakai RAW?


• kita bisa mengotak – atik file mentah menjadi foto matang sesuai keinginan kita.
• opsi pengolahan foto menjadi jauh lebih banyak sehingga mereka yang berjiwa super
kreatif lebih terpuaskan
• informasi yang tersimpan lebih banyak (jika anda memilih jpeg, kamera akan
menghilangkan sebagian kecil data untuk memperkecil ukuran file dan
mempercepat proses pengolahan)

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 36


• kualitas foto secara keseluruhan lebih baik, ini berkaitan dengan adanya kompresi jika
memakai jpeg
7. Kelemahan file jenis RAW?
• memakan kapasitas hardisk dan memory card. Karena tidak ada proses kompresi, maka
ukuran file RAW jauh lebih besar dibanding jpeg (sekitar 3 sampai 4 kali lebih besar)
• memakan waktu lebih banyak. Baik selama pemotretan (mengurangi kecepatan
kamera terutama dalam mode burst) maupun selama pengolahan di komputer (karena
ukuran file-nya).

Jadi format apa yang sebaiknya dipilih?


• jika anda punya hardisk diatas 500gb, memory card minimal 4gb dan sedang memotret
moment (atau orang atau tempat) yang istimewa, pilihlah mode RAW
• jika anda sedang memotret hal “biasa” atau butuh memotret berondongan (burst), atau
hanya memiliki kapasitas hardisk dan memory card pas-pasan, pilihlah mode jpeg.
• atau ambil jalan tengah jika anda punya kapasitas hardisk dan memory card yang
berlebih: pilih mode RAW + jpeg (kamera akan menyimpan 2 format sekaligus)

Jadi sebelum menentukan format file mana yang akan anda pilih. Sebaiknya anda tentukan
dulu kebutuhan foto anda lebih kearah mana? Semisal untuk acara yang memerlukan banyak
file (seperti acara event, wedding, maupun acara2 lain yang sifat nya mendokumentasikan
setiap prosesi jalannya acara tersebut) maka pilihan file RAW tentunya kurang pas karena
ukuran file nya yang terlampau besar. Jadi anda bisa memilih file JPG sebagai solusi.
Namun jika untuk foto – foto seperti potrait beauty, katalog, personal photoshoot maka anda
bisa memilih format file RAW sebagai solusi agar anda bisa mengolah kembali warna pada
foto tersebut sehingga akan lebih bagus lagi

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 37


BAB IV
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR

4.1. Sudut Pandang Kamera (Angle)

Angle dalam fotografi adalah sudut pengambilan foto yang menekankan


posisi kamera pada situasi tertentu dalam membidik objek. Angle ini akan
menciptakan foto-foto yang berbeda. Blila sebuah objek lebih menarik jika difoto
dengan low angle, belum tentu akan menarik jika dipotret dengan angle lainnya. Ada
5 macam sudut pengambilan gambar (angle) yang umum digunakan dalam fotografi,
1. Low Angle

Low angle adalah sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih
rendah daripada objek yang difoto. Secara psikologis, low angle akan menghasilkan
obyek foto yang terlihat kuat, elegan, mewah, atau kesan dominan. Biasanya
fotografer akan memilih angle ini untuk mengambil gambar bangunan seperti gedung
bertingkat.

2. High Angle

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 38


High angle adalah teknik pengambilan gambar di mana fotografer berada pada
posisi atas atau lebih tinggi daripada obyek foto. Ketika menggunakan teknik
ini,obyek akan terlihat kecil sehingga dapat memberikan kesan yang lemah atau
inferior.
3. Eye level

Posisi kamera pada angle ini akan sejajar dengan dengan tinggi obyek. Gambar
yang dihasilkan dari eye angle ini memiliki tampilan yang kurang lebih sama dengan
apa yang kita lihat sehari-hari. Biasanya fotografer akan menggunakan teknik eye
level untuk mengambil foto dokumentasi atau aktivitas yang sedang dilakukan oleh
seseorang.
4. Bird eye view

Sesuai dengan namanya, bird eye view adalah teknik pengambilan gambar
dengan sudut pandang dari mata seekor burung. Biasanya teknik ini digunakan untuk
mengambil foto landscape atau cityscape. Foto yang dihasilkan akan memiliki kesan
yang luas dan melebar. Berbeda dengan high angle, bird eye view ini tidak
memfokuskan lensa kamera pada obyek tertentu.
5. Frog eye view

Frog eye view memposisikan kamera sejajar dengan mata katak atau hampir
menyentuh tanah. Ketika menggunakan teknik ini, terkadang seorang fotografer harus
berada pada posisi tiarap untuk membidik obyek. Angle frog eye view ini banyak
digunakan oleh fotografer jika obyek foto berada tepat di atas tanah.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 39


4.2. Bidang Pengambilan Gambar (Type Of Shot/Framing)

Bidang pandang adalah menentukan luas bidang pandangan antara objek utama
dan objek lainnya dalam pengambilan gambar. Bidang pandang juga terbagi menjadi
beberapa macam, diantaranya yaitu:
1. ECU ( Extreme Close Up )

Teknik pengambilan gambar sebagian dari keseluruhan obyek yang di bidik,


misalnya matanya, kupingnya, atau mulutnya saja, juga bisa diterapkan terhadap
benda lain yang tidak bernyawa seperti pisau, pistol, batu dan lain sebagainya.
Fungsi dari teknik ini adalah ingin menyampaikan karakter detail dari sebuah
obyek, sehingga karakternya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.
2. Big Close Up

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 40


Frame ini terbatas hanya pada wajah seseorang berfungsi untuk mendetilkan
ekspresi, siapa dan bagaimana (feel emosi) seperti marah, takut, jatu cinta, senang,
sedih dan lain-lain.
3. CU ( Close Up )

Teknik pengambilan gambar sebagian dari keseluruhan obyek, dari ujung


kepala sampai batas bahu atau dada seseorang. Fungsi dari teknik ini adalah ingin
menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga karakternya terutama pada
obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa.

4. MCU ( Medium Close Up )

Medium Close Up adalah teknik shot antara Close Up dan Medium Shot. pada
objek manusia, medium close up akan mengambil sebatas dada hingga atas kepala.
Bisa dikatakan juga, medium close up mengambil gambar dengan bidikan kamera
jarak menengah namum mencakup area lebih sempit
5. MS ( Medium Shot )

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 41


Teknik ini akan memvisualisasikan setengah dari keseluruhan bidikan obyek
manusia misalnya dari ujung kepala hingga pinggang obyek atau seseorang. Fungsi
dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas.
Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan
seseorang atau komunitas melakukan sesuatu diantaranya makan, mengadakan rapat,
melakukan pembicaraan dan sebagainya. Selain itu juga mengambil tampilan pada
saat dua orang berbicara, sehingga bisa membuat penonton merasa berada sejajar
dengan orang yang di tampilkan.
6. Medium Long Shot

Teknik ini memiliki tujuan yang sama dengan teknik Long Shot. Hanya saja
pada teknik ini batas pengambilan gambar dimulai dari bawah lutut kaki sampai ke
atas kepala. Ruang yang diambil tentunya lebih sempit dari teknik Long Shot.
7. LS ( Long Shot )

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 42


Teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kesan luas pandang dan
mengecilnya obyek dari pandangan, sehingga keberadaan obyek terlihat jauh dari
pandangan mata.
Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas
dengan keluasan suasana lingkungan dimana obyek berada.
8. Extreme Long Shot

Teknik pengambilan gambar yang mana obyeknya lebih kecil dari Long Shot
dengan menampakkan suasana keberadaan obyek yang lebih luas. Shot ini digunakan
apabila gambar yang ingin diambil adalah gambar yang sangat sangat jauh, panjang,
luas dan berdimensi lebar.

4.3. Memahami Konsep Rule Of Thirds Dalam Fotografi

Salah satu cara atau teknik yang paling mudah untuk meningkatkan kemampuan
foto kamu adalah dengan menerapkan prinsip ‘rule of thirds’ saat sedang mengambil
gambar. Rule of thirds merupakan salah satu teknik foto terkenal dalam bidang fotografi.
Prinsip ini sering digunakan dihampir semua jenis fotografi untuk menghasilkan gambar
yang menarik dengan keseimbangan yang sempurna dan merupakan titik awal yang
sangat baik untuk komposisi apapun.
Rule of thirds merupakan seperangkat petunjuk yang dimaksudkan untuk
menolong setiap fotografer dalam menempatkan objek atau subjek berada dalam gambar
yang sesuai dengan cara dan penampilannya. Coba bayangkan bahwa foto anda terbagi
dalam 9 segmen, 2 bentuk dalam garis vertikal dan 2 dalam garis horisontal.
Coba perhatikan gambar berikut ini …

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 43


The rule of thirds merupakan komposisi yang paling terkenal di setiap jenis
fotografi dimana prinsip ini menyatakan bahwa untuk melakukan hal ini maka kamu
harus menempatkan elemen terpenting pada tampilan foto kamu disepanjang garis
tersebut, atau poin dimana garis tersebut memotong bagian dalam gambar, dengan
cara ini akan menambah keseimbangan dan kesan dalam foto anda. Beberapa kamera
hadir dengan menawarkan pilihan untuk menyusun prinsip the rule of thirds secara
otomatis pada tampilan layar LCD, sehingga membuatnya jadi lebih mudah untuk
digunakan.

KOMPOSISI ADALAH KUNCI …


Ketika sebuah foto terlihat bagus pada pemandanganmu, pastinya ada alasan
sehingga foto tersebut bisa diperoleh dengan baik. Alasan dibalik foto bagus tersebut
adalah komposisi. Secara sederhana, komposisi merupakan elemen visual dari sebuah
foto yang membuat foto tersebut kelihatan menarik, seperti penempatan benda,
subjek, titik fokus, dan tata letak (layout) keseluruhan foto.

Cara Menggunakan Rule of Thirds Dalam Fotografi :

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 44


Dengan adanya grid ini, maka kita akan terbantu untuk menempatkan point of interest
atau objek utama foto kita agar mendapatkan komposisi rule of thirds.
1. Foto Pemandangan
Pada foto pemandangan biasanya kita akan menentukan objek utama
terlebih dulu yang akan menjadi point of interest. Sementara pemandangan langit
dan alam lainnya akan berperan sebagai background dengan segala drama atau
pergerakan awan (long exposure) serta merahnya langit di senja hari. Ini juga akan
tergantung pada cuaca dan situasi di lokasi kita mengambil gambar.

Jika saat memotret kita mendapatkan posisi yang berlawanan, tetap


tempatkan objek utama yang menjadi POI di titik simpang di sebelah kanan. Karena
pada konsep fotografi ini yang di setup sebagai POI adalah gedung BNI 46 tersebut.
2. Fotografi Portrait
Prinsipnya sama saja, POI akan di tempatkan pada salah satu titik temu
untuk mendapatkan komposisi rule of thirds yang tepat.

Perhatikan foto portrait di atas, mata model tertuju ke ruang kosong di


sebelah kiri gambar. Akan menjadi tidak seimbang jika kita menyisakan ruang
kosong justru di sebelah kanan gambar, silakan simulasikan sendiri.
3. Street photography
Dengan adanya pergerakan objek di jalanan, kita akan lebih mudah
membuat komposisi rule of thirds ini. Misalnya jika objek utama sedang berjalan ke
arah kanan, maka POI akan di letakkan di bagian kiri. Bisa yang atas atau bawah,
tergantung dari background dan pergerakan objek.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 45


Manfaatkan fitur grid untuk membidik sekaligus membuat komposisi rule
of thirds, pandai-pandai melihat situasi dan arah cahaya karena hal ini juga menjadi
kunci sebuah foto terlihat keren.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 46


BAB V
TEKNIK FOTOGRAFI

1. Long exposure

Dilansir dari Creative Live, salah satu teknik fotografi serbaguna yang perlu dikuasai adalah
teknik long exposure.
Teknik dasar ini dapat digunakan dalam berbagai situasi, terutama sebagai cara untuk
menciptakan efek dramatis pada objek yang biasa kita lihat sehari hari.
Teknik ini mengharuskan kamu untuk membiarkan shutter terbuka agak lama agar rona
cahaya dapat tertangkap, dan nantinya akan memudahkanmu untuk mengikuti arah
bergeraknya cahaya tersebut.
Untungnya, kamera digital modern sudah memanjakan banyak fotografer dengan
memberikan kemudahan untuk bermain dengan teknik long exposure.
Usai mengambil gambar, fotografer juga secara langsung dapat melihat hasil jepretannya
tanpa harus menunggu dan memperkirakan cara-cara lain untuk memainkan eksposur.
2. Motion blur

© Masterclass.com
Motion blur adalah teknik lain yang berhubungan dengan long exposure.
Bila sedang menggunakan teknik long exposure, fotografer harus meletakkan kamera pada
tripod agar kamera tetap stabil, namun, untuk menciptakan efek blur pada gambar, kamera
harus terus bergerak.
Menurut Shutterstock, seorang fotografer akan menggunakan teknik motion blur ketika
mereka lebih memilih untuk menonjolkan gerakan objek dalam sebuah frame.
Jika objek dalam frame bergerak dengan cepat dan fotografer menerapkan long exposure,
maka akan terlihat gerakan yang kabur pada foto.
Efek blur ini biasanya terjadi di sepanjang arah bergeraknya objek, tetapi jika kamera
bergerak dan objek berdiam, maka latar belakang di foto mungkin akan ikut buram.
Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 47
3. Macro

© Pexels.com
Teknik dasar fotografi satu ini membantu fotografer untuk menangkap gambar dari objek
yang kecil.
Namun, teknik macro membutuhkan beberapa alat khusus. Kamu akan memerlukan lensa
makro dan beberapa peralatan lainnya.
Namun, jangan khawatir, ada jalan pintas untuk mulai mempelajari teknik macro.
Jika kamu menggunakan kamera point-and-shoot, temukani ikon bunga kecil di kamera,
ikon tersebut fungsi itu memungkinkan fokus kamera untuk tetap stabil pada bidikan jarak
dekat.
Namun, perlu diingat bahwa hasil jepretan tidak akan sebagus kamera dengan
lensa macro khusus.
4. Black and white

© Freepik.com
Sebenarnya, dewasa ini black and white lebih dikenal sebagai gaya pada foto. Namun,
proses untuk menciptakannya tetap membutuhkan teknik tertentu.
Cara terbaik untuk mendapatkan foto hitam dan putih berkualitas adalah dengan
kamera digital yang memungkinkan kamu untuk mengaktifkan pengaturan monokrom.
Dengan itu, kamu dapat melihat objek dalam warna hitam dan putih sebelum mulai
memotret.
Di sisi lain, jika kamu memiliki kamera mirrorless, kamu dapat mengaktifkan pengaturan
monokrom dan melihat dunia dalam hitam dan putih secara langsung melalui lensa.
Ini akan membantumu untuk lebih mudah mencari cahaya tanpa terganggu oleh rona warna
yang lain.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 48


5. Silhouettes

© Pexels.com
Menurut Format, mempelajari teknik menciptakan siluet adalah cara terbaik untuk
mempertajam keterampilan kamu sebagai seorang fotografer.
Teknik ini dikenal karena sering kali digunakan fotografer untuk gambar yang benar-benar
menakjubkan.
Mengambil foto siluet yang baik membutuhkan pengetahuan teknis dan pemahaman cahaya,
tetapi hasilnya akan selalu sepadan dengan usaha yang keluarkan.
6. High speed

© photography.tutplus.com
Teknik dasar fotografi selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh para pemula adalah high
speed photography.
Teknik satu ini merupakan metode membidik objek dengan cara memanfaatkan
kecepatan. Foto yang dihasilkan akan diperoleh dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan dari teknik pemotretan ini adalah untuk menangkap gambar yang sulit untuk dilihat
mata. Kesan tersebutlah yang membuat metode high speed menjadi cukup ternama.
Contoh pengambilan foto populer dengan teknik high speed adalah pemotretan balon air
yang dipecahkan untuk mendapatkan efek percikan.
Meskipun terlihat menantang, teknik dasar ini sejatinya cukup mudah untuk dipelajari.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 49


7. Tilt shift

© Pinterest.com
Melansir Smashing Magazine, tilt shift merupakan teknik dasar fotografi yang wajib
dipelajari oleh para pemula.
Sebab, walaupun cukup sulit untuk dilakukan, teknik satu ini bisa menjadi gerbang bagi
fotografer untuk terjun ke dunia profesional.
Tilt shift sendiri mengacu pada metode penggunaan kamera berformat sedang yang biasanya
memerlukan lensa dan gerakan khusus.
Tilt shift mencakup dua jenis gerakan yang berbeda, yakni rotasi lensa yang disesuaikan
dengan bidang gambar, yang disebut tilt, dan gerakan lensa yang sejajar dengan bidang
gambar, atau shift.
Biasanya, teknik pemotretan ini digunakan pada situasi model atau objek dengan latar
belakang yang ingin dibuat tampak jauh dengan efek blur.
Hasil foto yang muncul pun akan membuat objek tampak tajam dan kuat.
8. Infrared

© Adobe.com
Sesuai namanya, infrared merupakan teknik dasar fotografi di mana pemotret
memanfaatkan cahaya inframerah saat mengambil gambar.
Tenik pemotretan ini sering dikaitkan dengan thermal imaging. Di mana hasil gambar yang
muncul akan tampak dengan warna negatif.
Akan tetapi, tak semua orang bisa secara sembarang menggunakan metode ini. Sebab, kamu
memerlukan kameran dengan tingkat sensivitas yang baik terhadap inframerah.
Teknik infrared sendiri bisa digunakan untuk mengambil gambar dengan kesan gelap yang
dramatis.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 50


9. Minimalist

© Clickmagazine.com
Minimalist merupakan teknik dasar fotografi lainnya yang kerap dimanfaatkan oleh para
pemula dan profesional ternama.
Melansir Photo Jeepers, minimalist mengacu pada teknik pemotretan yang memanfaatkan
sedikit objek dan latar belakang cerah.
Metode pengambilan foto ini sangat bergantung pada komposisi objek yang akan kamu
potret.
Objek yang dibidik pun biasanya harus memiliki warna cerah atau hitam dan putih, agar
hasilnya bisa terlihat simpel.
Teknik foto ini bisa digunakan untuk menciptakan gambar yang terkesan modern.
10. Flash photography

© popularphotography.com
Bagi beberapa pemula, flash photography adalah teknik dasar fotografi yang pertama kali
mereka pelajari saat memegang kamera.
Teknik ini tidak hanya membantu memberikan pencahayaan yang baik, tetapi, juga
membantu memberikan fokus yang baik pada objek.
Cahaya flash sendiri akan memberikan intensitas cahaya yang mumpuni dan
memaksimalkan tekstur dari objek yang akan dipotret.
Teknik flash photography bisa terapkan untuk berbagai objek supaya bisa mendapatkan
sentuhan warna terang yang berbeda.
Ingat saja bahwa teknik ini sebaiknya digunakan dalam kondisi lingkungan yang gelap
untuk kualitas gambar terbaik.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 51


11. High key photography

© Matamu.com
Menurut Masterclass, high key adalah teknik dasar fotografi yang menggunakan
pencahayaan luar biasa terang untuk mengurangi atau sepenuhnya menghilangkan
bayangan gelap pada gambar.
Gaya bidikan ini biasanya tidak memiliki tone gelap dan tampilan gambarnya sering
dianggap positif dan optimis.
Jenis pemotretan ini banyak digunakan untuk product photography dan foto-foto model
profesional. Sebab, ia bisa menampilkan keindahan dari objek yang dipotret.
12. Panoramic

© photographylife.com
Teknik dasar fotografi berikutnya yang patut dipelajari oleh semua pemula
adalah panoramic.
Teknik ini mengacu pada metode fotografi yang menggunakan peralatan
atau software khusus untuk menangkap gambar dengan bidang yang memanjang secara
horizontal.
Metode ini kadang-kadang dikenal juga sebagai wide format photography.
Nah, mengapa teknik ini perlu dipelajari pemula? Sebab, panoramic cukup mudah untuk
dikuasai dan ia sendiri sering digunakan di dunia profesional.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 52


13. HDR (High dynamic range)

© iso.500px.com
HDR atau high dynamic range merupakan salah satu teknik dasar fotografi yang umumnya
dipelajari oleh semua fotografer sebelum memasuki dunia profesional.
Pasalnya, ia merupakan salah satu metode pemotretan paling populer yang kerap
dimanfaatkan oleh perusahaan dan media ternama.
Nah, melansir Adobe, teknik fotografi ini mengacu pada potret dengan tone cahaya
berbeda yang digabungkan menjadi satu foto khusus.
Teknik HDR akan membantumu memperoleh objek gambar dengan pencahayaan baik,
sehingga foto yang dihasilkan akan terlihat lebih hidup dan nyata.
14. RAW processing

© digital-photography-school.com
Teknik dasar fotografi terakhir yang wajib kamu kuasai adalah RAW processing.
Metode ini mengacu pada teknik pengambilan gambar secara mentah tanpa melakukan
proses kompres.
Bagi kamu yang belum tahu, kompres dapat mengurangi kualitas pada foto sehingga hasil
yang didapatkan tidak maksimal.
Foto yang diraih dari teknik RAW sejatinya adalah sebuah variabel, sehingga perlu melalui
proses pengolahan.
Maka dari itu, supaya hasil foto bisa lebih berkualitas, kamu bisa
menggunakan software khusus fotografi untuk mengedit dan mengolah gambar.

Contoh Hasil Fotografi beserta dengan Pengaturannya :

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 53


Camera : EOS 750D | FL : 50 mm | F1,8 | Camera : EOS 750D | FL : 50 mm | F1,8 |
ISO-400 | SS 1/200 ISO-400 | SS 1/160

Camera : EOS 750D | FL : 50 mm | F1,8 | Camera : EOS 750D | FL : 50 mm | F1,8 |


ISO-200 | SS 1/80 ISO-200 | SS 1/400

Camera : EOS 60D : SS 1/100, f/5.0, Camera : EOS 60D : SS 1/250, F/2.8, ISO-
ISO200 FL : 35mm 200 FL : 60mm

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 54


Camera : EOS 60D : SS 1/100, F/2.8, Camera : EOS 60D : SS 1/250, F/2.8, ISO400
ISO200 FL : 60mm FL : 60mm

Camera : NIKON D7100 | FL : 75 mm | Camera : NIKON D7100 | FL : 200 mm | F2,8


F2,8 | ISO-200 | SS 1/125 | ISO-200 | SS 1/250

Camera : Canon EOS 750D Camera : EOS 550D | FL : 50.0 mm | F:1,8|


| FL : 50mm | F 2.8| ISO 100| SS 1/400 ISO-100| SS 1/2500

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 55


Camera : EOS 750D | FL : 50.0 mm | F2,8| Camera : EOS 750D | FL : 50.0 mm | F2,8|
ISO-100 | SS 1/250 ISO-400 | SS 1/200

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 56


BAB VI
PENCAHAYAAN/LIGHTING

6.1. Peralatan Lighting


Lighting atau pencahayaan di dalam fotografi adalam sebuah element
penting,seperti arti fotografi itu sendiri yaitu melukis dengan cahaya.Kita harus sangat
memahamin arti pentingnya lighting untuk dapet melukis atau menghasilkan foto yang
sempurna,namun tidak semua orang memiliki keahlian dalam mengolah
lighting.Penggunaan lighting pada foto beauty sangatlah penting karena pada foto beauty
membutuhkan pencahayaan yang sangat sempurna.Mulai dari main light,fill ligth,back
light,hingga hair light biasanya hampir seluruh posisi pencahayaan di gunakan untuk
menghasilkan foto beauty yang baik.

Sebelum memulai memotret dengan pencahayaan yang benar,ada baiknya anda


terlebih dahulu mengenal apa saja peralatan dan aksesoris lighting yang ada.Ada banyak
sekali peralatan lighting yang dapat di gunakan,setiap peralatan memiliki karakteristik
dan ciri khas masing-masing,mungkin bentuk dan istilah dari masing-masing peralatan
dan aksesoris lighting berbeda antara satu produsen dengan produsen lainnya tetapi
umumnya memiliki fungsi yang sama.
Perangkat lighting serta istilah yang paling umum di gunakan dalam dunia
fotografi:
1. Flash Head

Lampu flash standar yang umum di gunakan untuk pemotretan,istilah standar flash juga
sering di sebut dengan flash strobe.Lampu ini menghasilkan cahaya non continuous atau
sesekali memancar,sumber daya listrik dan kekuatanya di ukur dalam ws (wattsecond)

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 57


2. Stanndard Reflector

Merupakan aksesoris standar dari sebuah lampu berbentuk bulat dan di lapisi materi
berwarna perak di dalamnya,cahaya yang di hasilkan cukup keras dan
terkonsentrasi.Stnadard reflector memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda.
3. Backlite Reflector

Reflector yang khusus di gunakan pada lampu yang di tembakan ke arah


background,dengan bentuknya yang elips menghasilkan bayangan cahaya yang
lonjong pada background
4. Barn Door

Empat lempengan besi yang di lengkapi engsel sehingga bisa di buka-tutup di gunakan
untuk mengonsentrasikan arah lampu ke bagian-bagian tertentu,terkadang juga di
gunakan untuk menghalangi arah lampu ke bagian subjek.
5. Honeycomb Grid

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 58


Grid yang terdiri dari sel-sel berbentuk heksagonal,di gunakan untuk melembutkan
cahaya serta untuk lebih mengonsentrasikan arah cahaya.
6. Softbox

Aksesoris yang terbuat dari bahan transparan yang berguna untuk menghaluskan atau
melembutkan cahaya,biasanya sebuah softbox memiliki 1 atau 2 buah lapisan bahan
transparan.Softbox memiliki beragam bentuk yang paling banyak di gunakan adalah
yang berbentuk segi empat.
7. Oktagon Softbox

Varian dari Softbox yang berbentuk octagon atau segi delapan biasanya di gunakan
untuk pemotretan potrait atau wajah,refleksi yang di hasilkan pada mata model akan
menjadi berbentuk bulat.
8. Silver Umbrella

Aksesoris lampu berbentuk payung yang di gunakan untuk memantulkan cahaya dari
lampu,cahaya yang di hasilkan bersifat menyebar dengan cukup merata terdiri dari
bahan perak,putih,dan trasnparan.Umbrella yang memiliki lapisan dalam warna perak
di gunakan utuk menghasilkan cahaya yng cukup keras dan merata.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 59


9. White Umbrella

Varian dari umbrella yang memiliki lapisan dalam berwarna putih,di gunakan untuk
menghasilkan cahaya yang lebih halus dan merata.
10. Beauty Dish

Aksesoris lampu yang biasanya di gunakan untuk pemotretan portrait atau


beauty,dengan beauty dish cahaya akan di sebarkan secara merata namun di
konsentrasikan.Kelebihan dari beauty dish adalah refleksi cahaya yang berbentuk bulat
pada mata sang model.
11. Reflector

Alat yang satu ini biasa di gunakan untuk memantulkan cahaya,tersedia dalam beberapa
jenis warna seperti putih,hitam,emas,perak,dan sebagainya.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 60


12. Light Stand

Kaki yang di gunakan untuk meletakan lampu,biasanya terdiri dari 2-3 segmen yang
bisa di panjang-pendekan.
13. Flash Tube

Inti dari sebuah lampu,tabung lampu inilah yang menghasilkan cahaya pada lampu.
14. Modeling Lamp

Selain flash tube,sebuah flash biasanya di lengkapi pula oleh lampu modeling lampu
ini bersifat continuous dan di gunakan untuk memeriksa arah cahaya sehingga kita bisa
memperkirakan jatuhnya cahaya pada objek yang akan di foto.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 61


15. Radio Trigger

Di gunakan untuk memicu atau menyalakan lampu dari jarak jauh tanpa kabel,Unit
master di pasang pada kamera sedangkan unit slave di pasangkan pada lampu
menggunakan gelombang radio jarak pemakainya cukup jauh 10-30 meter.

6.2. Teknik Pencahayaan


1. Teknik Pencahayaan Berdasarkan Sumber Cahaya
Gemar hunting foto di banyak lokasi berbeda? Berarti kamu wajib banget
nih, mempelajari tentang teknik pencahayaan fotografi berdasarkan sumber cahayanya.
Mau motret indoor maupun outdoor, nggak jadi masalah besar! Yuk, simak tiga
pencahayaan dalam fotografi berdasarkan sumber cahaya berikut ini!

a. Available Light

Teknik pencahayaan fotografi yang akan kami bahas pertama adalah available
light atau disebut juga dengan ambient light. Bicara soal pengertian, available
light adalah cahaya yang sudah tersedia secara alami dan bisa kamu dapatkan dengan
cuma-cuma dari lingkungan sekitar.
Dikatakan available light ketika kamu sebagai fotografer nggak bisa mengatur terang-
gelap dan arah cahaya yang diterima. Misalnya cahaya matahari, sinar rembulan, lampu
perkotaan di malam hari, dan lain sebagainya.
Karena nggak bisa diatur dan diprediksi, alhasil sumber lighting fotografi ini
memberikan tantangan tersendiri kepada fotografer. Sehingga kamu memerlukan alat

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 62


khusus untuk memanipulasi cahaya. Gunakan reflektor untuk memantulkan dan
mengarahkan sumber cahaya ke arah objek foto.
b. Artificial Light

Berikutnya ada artificial light, yaitu cahaya yang sengaja dibuat ketika kamu sebagai
fotografer sedang membutuhkan cahaya tambahan saat memotret. Artificial
art memungkinkan kamu untuk mengatur terang-gelap dan jumlah intensitas cahaya
yang masuk ke dalam frame.
Sumber cahaya buatan ini banyak digunakan di berbagai kesempatan, baik
itu indoor maupun outdoor. Namun, artificial light umumnya digunakan ketika kamu
memotret di studio yang kurang cahaya atau ketika memotret di malam hari. Sebab jika
kekurangan cahaya hasil fotomu jadi noise dan underexposure.
Contoh artificial light adalah lampu studio, flash, senter, dan lampu emergency. Kamu
pasti pernah menggunakan salah satunya bukan? Salah satunya ketika kamu ingin
memotret food photography yang pernah kami bahas di artikel sebelumnya.
2. Lighting Fotografi Berdasarkan Arah Cahaya
Teknik Pencahayaan (Lighting) Dalam Fotografi – Jika berbicara tentang
pencahayaan (lighting) dalam fotografi (baca kembali tentang konsep ‘pencahayaan
dalam fotografi‘), maka hal ini tidak terlepas dari teknik atau cara yang digunakan
dalam memanfaatkan sumber cahaya ketika memotret.
Teknik pencahayaan dalam fotografi ini sangat penting untuk dipelajari dan dilatih
agar kemampuan kita dalam dunia fotografi semakin terasah dengan baik.
Berdasarkan arah datangnya cahaya, teknik pencahayaan (lighting) dalam fotografi
terbagi menjadi banyak jenis. Namun secara umum terdapat tujuh jenis teknik dasar
pencahayaan yang dikenal dan seringkali digunakan saat memotret yaitu front
light, oval light, side light, rim light, back light, top light, dan ray of light.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 63


1. Teknik Front Light
Teknik front light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang fotografer. Cahaya yang datang
saling berhadapan dengan area yang menjadi fokus utama objek foto, sehingga objek akan
mendapatkan pencahayaan yang penuh.

Kekurangan yang dimiliki dari penggunaan teknik front light ini yaitu objek utama akan
terkesan datar (flat) atau tanpa dimensi. Kelebihan yang dimiliki dengan menggunakan
teknik frontlight ini yaitu kita dapat memperoleh informasi warna yang dimiliki oleh objek
yang kira potret.
2. Teknik Oval Light
Teknik oval light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari sudut 45º dari posisi fotografer berada atau
sekitar 3/4 dari posisi objek yang dipotret. Karakteristik dari teknik oval light ini adalah
untuk memunculkan dimensi pada objek tanpa kehilangan karakter warna yang
dimilikinya.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 64


Teknik ini banyak digunakan dalam studio dan dikenal dengan nama rembrant light atau
lip. Biasanya digunakan reflector untuk membantu dalam memotret dengan teknik
pencahayaan ini.
3. Teknik Side Light
Teknik side light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari samping objek, sehingga posisi jatuhnya
bayangan berada pada posisi lainnya.

Karakteristik dari teknik side light ini yaitu untuk memunculkan tekstur dari objek yang
dipotret. Teknik side light ini juga banyak digunakan untuk foto yang diambil di dalam
studio.
4. Teknik Rim Light
Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang objek dengan sudut 1/4 objek,
sehingga bagian depan objek akan tampak gelap.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 65


Karakteristik dari penggunaan teknik rim light ini adalah untuk menampilkan bentuk garis
atau kontur yang jelas dan kilauan bagian tepi belakang objek yang diportret.
5. Teknik Back Light
Teknik rim light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari belakang objek yang dipotret.
Fotografer berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya (objek membelakangi
sumber cahaya).

Teknik back light ini sering digunakan untuk memotret foto siluet (seperti foto petani yang
saya potret di atas). Karena tujuan dari penggunakan teknik back light adalah untuk
memunculkan bentuk objek secara kesuluruhan yang utuh.
6. Teknik Top Light
Teknik top light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting) yang
memanfaatkan arah cahaya yang datang dari bagian atas objek yang dipotret, sehingga
memunculkan kilauan rambut (hair light), terlebih jika sumber cahaya berada agak
belakang dari objek.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 66


Teknik top light ini digunakan untuk membuat foto yang bagian atas objeknya memiliki
kilauan sehingga menimbulkan kesan yang sangat menarik. Baiasanya digunakan untuk
memotret foto butterfly light.
7. Teknik Ray of Light
Teknik ray of light merupakan teknik yang memanfaatkan karakteristik cahaya, yang
muncul karena terobosan melalui awan, debu dan benda lainnya. Untuk dapat melihat
pencahayaan ini, kondisi lingkungan atau tempat jatuhnya sinar harus memiliki
background yang gelap.

Ray of light mudah ditemukan pada waktu pagi hari berkabut atau berasap. Saya sendiri
senang memotret dengan teknik ray of light ini, untuk dapat menemukannya dengan
mudah yaitu ketika matahari hendak terbenam di mana kondisi cuaca yang agak mendung.
6.3. Tips Mengatur Lighting Studio Foto dengan Trhree Point Lighting
Pada dasarnya, three point lighting adalah sebuah metode atau teknik pencahayaan di
mana kamu menggunakan satu set pencahayaan. Pencahayaan tersebut terdiri dari 3
sumber cahaya yang datang dari arah yang berbeda-beda.

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 67


Teknik ini berfungsi untuk menerangi objek ketika sedang dipotret. Umumnya
diterapkan ketika kamu foto di dalam studio, GenK.
Sebenarnya aturan three point lighting tidaklah saklek dan juga bukan standar yang
semerta-merta wajib kamu ikuti. Namun, teknik ini merupakan sebuah panduan tentang
bagaimana pengaturan cahaya dan di mana saja posisi yang tepat.
Dapat dibuktikan dari hasil fotonya yang membantumu saat pemotretan, karena dapat
menciptakan mood yang berbeda setiap pengaturan cahayanya. Dasar-dasar teknik

pencahayaan seperti ini sudah kami bahas di artikel sebelumnya.


Apa Saja Kelengkapan Three Point Lighting?
Sesuai nama three point lighting, teknik ini punya tiga sumber cahaya, yaitu key light, fill
light, dan back light. Tentu saja kamu memerlukan ketiganya. Namun, ada beberapa
keadaan yang dapat kamu siasati saat pengaplikasian teknik ini, yaitu:
Jika kamu hanya memiliki 1 buah lighting, gunakan sebagai key light.
Namun, jika kamu hanya memiliki 2 buah lighting, gunakan salah satu sebagai key
light dan satu lagi sebagai fill light.
Penjelasan di atas membuktikan bahwa teknik ini memang tidak mengikat. Nah, supaya
makin andal, masing-masing pencahayaan dari three point lighting tersebut akan kami
kupas satu per satu di poin berikutnya. So, jangan sampai kelewatan informasinya,
GenK!
1. Key Light: Si Pencahayaan Utama

Memotret dengan cahaya key light (sumber: digital-photography-school.com)

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 68


Three point lighting yang pertama adalah key light. Merupakan pencahayaan utama
yang paling terang untuk menerangi objek apapun yang sedang kamu potret.
Biasanya key light diletakkan di depan objek, namun sebaiknya geser sedikit ke
bagian samping untuk menciptakan dimensi yang lebih terasa.
Ketahuilah bahwa setiap posisi yang kamu pilih untuk meletakkan key light akan
berpengaruh pada mood foto secara keseluruhan, GenK. Maka dari itu, perencanaan
soal setting posisi three point lighting menjadi sangat penting sebelum memulai

pemotretan.
Supaya hasil fotomu semakin menakjubkan, kami menyarankan kamu untuk
menggunakan rangkaian set lighting yang berikutnya, yaitu fill light.
2. Fill Light: Membangun Mood Foto

Efek gelap dari fill light (sumber: foto.co.id)


Nah, berikutnya ada fill light yang menjadi sumber cahaya kedua. Lampu fill
light memiliki pencahayaan yang lebih redup dibanding key light. Hal ini terjadi
karena sesuai fungsinya yaitu untuk menahan bayangan yang terlalu kentara akibat
sorot cahaya dari key light. Pokoknya sangat bagus untuk mengontrol kontras saat

pemotretan berlangsung.
Fill light juga berfungsi untuk memperkuat dimensi objek dan membantu objek agar
terlihat lebih hidup. Kamu dapat menambah tingkat cahaya, maupun menguranginya
untuk memberikan mood yang berbeda-beda. Apakah kamu sedang memotret
karakter antagonis? Atau mungkin seseorang yang sedang bersedih hati? Hal ini
perlu menjadi pertimbangan.
Cahaya yang terlalu terang dari fill light menyebabkan gambar datar, sedangkan
cahaya yang terlalu gelap membuat gambar menjadi underexposure. Sehingga kamu
mesti seimbang dalam penggunaannya, GenK.

3. Back Light: Memisahkan Objek dengan Background

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 69


Contoh back light (sumber: unsplash.com)
Ini dia sumber cahaya yang ketiga dan yang terakhir di three point lighting,
yaitu back light. Lampu ini biasanya diletakkan di belakang objek. Namun kamu
juga dapat meletakkannya di atas, sehingga sorot cahaya benar-benar seperti

matahari.
Eits, meski dari atas, tapi tetap ingat posisinya wajib di bagian belakang objek,
GenK. Posisi lampu seperti ini akan menghasilkan efek rim light.
Rim light adalah keadaan di mana latar foto gelap tetapi tetap mendapat cahaya yang
redup di sekitar objek.
Keadaan rim light dapat terjadi karena arah datang cahaya menyorot pada sudut ¼
dari posisi objek. Nah, rim light biasanya digunakan untuk golden hour
photography yang pernah kami tulis sebelumnya.
Balik lagi soal back light, lampu ini berfungsi untuk membuat pemisah antara objek
dengan latar foto, sehingga objek terlihat nyata dan tidak menghilang bagai
ditelan backdrop. Oh iya, sekadar informasi nih, back light berbeda
dengan background light, karena background light hanya menerangi latar belakang
foto bukan karakter utamanya.
Kombinasi Pencahayaan Trhee Point Lighting

Fotografi | Desain Komunikasi Visual | SMK Ky Ageng Giri | 70

Anda mungkin juga menyukai