Anda di halaman 1dari 44

Pembelaja

Pembelajaran
ran 4. F
Foto
otografi
grafi u ntu k Desain
esain Publikasi

A.. Ko
A K o mp eten
et ens
si
Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan
dapat mengembangkan konsep fotografi untuk desain publikasi

B. Indikator Pencapaian
Pencapaian Ko mpetensi
1. Menerapkan teori dasar komunikasi
komunikasi dalam konsep fotografi

2. Menerapkan teknik pengaturan sudut pengambilan,


pengambilan , ketajaman gambar, dan
komposisi pemotretan

3. Menerapkan elemen pencahayaan dan perangkat penyinaran

4. Menerapkan teknik
teknik olah digital
digital dasar dan prosedur pemotretan
pemotretan objek benda,
benda,
manusia, lingkungan, dan peristiwa

C. Uraian
Uraian Materi
Materi

1. Teori
Teori dasar komu nikasi dalam kon
konsep
sep fotogr afi
Sejak awal mula penciptaannya, fotografi telah demikian dekat dengan fungsi-
fungsi komunikasi. Alat bantu yang tadinya digunakan untuk membantu para
seniman melukis realis, dalam perkembangannya
perkembangannya menjadi alat dokumentasi yang
dapat dipercaya. Ketepatan dan presisinya dalam merekam suatu objek membuat
fotografi dianggap sahih sebagai alat bukti suatu peristiwa benar terjadi. Disinilah
fotografi menjadi medium dokumentasi dan sekaligus komunikasi terkait
keberadaan suatu benda atau peristiwa.

Pada perkembangannya, penggunaan fotografi semakin meluas ke hampir


semua aspek-aspek kehidupan baik skala besar maupun kecil. Dalam dunia
komunikasi, fotografi mampu menghadirkan tanda yang disepakati
dise pakati dan diketahui
secara luas sebagai pesan yang memuat tanda yang dapat dipahami dan
dimengerti. Implementasi fotografi kemudian meluas, mulai dari jurnalisme, seni,

59 | Desaian Komunikasi Visual


dokumentasi, pencatatan, alat bukti, hingga dalam konteks
k onteks industri media sebagai
penyampai pesan. Fotografi kemudian dianggap sebagai alat untuk mereproduksi
makna tanda. Tentu hal ini selalu melekat dengan konteks objek dan dimana foto
tersebut berada.

Suatu foto dokumentasi,


dokumentasi, akan menjadi representasi
representasi kenyataan yang nyaris persis
dengan aslinya. Pengertian ini muncul pada fotografi jenis jurnalisme, misalnya,
dimana suatu peristiwa dapat direpresentasikan kembali dengan foto. Foto-foto
bersejarah menjadi sangat penting, karena berkaitan dengan keberadaan suatu
jejak sejarah
sejarah yang berpengaruh
berpengaruh hingga masa sekarang. Termasuk dalam konteks
ini, foto dokumentasi keluarga, misalnya.

Konteks lainnya yaitu ketika fotografi dianggap mampu mereproduksi kenyataan


kenyataan..
Dalam hal ini kamera menjadi alat bagi fotografernya untuk menciptakan suatu
pesan yang ia inginkan. Misalnya, foto suatu produk yang akan dipasarkan.
Dengan pemahamannya terkait estetika dan pengetahuan seni, seorang
fotografer dapat melakukan komposisi, memilihan sudut pandang tertentu,
menambahkan properti atau detail tertentu yang semua itu disusun dan
dirumuskan dengan seksama supaya pesan yang ingin disampaikan kepada
pemirsa tersampaika. Misalnya; foto iklan produk minuman dingin. Maka, yang
umum dilakukan oleh fotografer yaitu menciptakan suatu bentuk visual yang
menggambarkan kesegarannya atau kenikmatan cita rasa minuman. Untuk itu
fotografer dapat melakukan pemilihan objek utama dan pendukung yang sesuai,
teknik pencahayaan dan angle pemotretan tertentu sehingga dapat mencapai
gambaran suatu minuman segar yang membangkitkan selera pemirsanya.

2. Teknik
Teknik pengaturan sudut
sud ut pengambilan, ketajaman
ketajaman
gambar, dan komposisi pemotretan.
a. Sudut Pengambilan Gambar

Istilah sudut dalam pembahasan ini mengacu pada derajat arah kamera ke
subjek1. Ini berbeda dengan istilah posisi pengambilan gambar yang mengacu

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 60
pada ketinggian kamera secara relatif dari permukaan tanah atau bumi.
Memegang kamera pada level horizontal ke subjek dikenal sebagai ‘eye -level
angle’ (sudut level mata), memegang kamera menghadap ke bawah dikenal
sebagai ‘high angle’ (sudut tinggi), dan memegang kamera menghadap ke atas
dikenal sebagai ‘low angle’ (sudut rendah).

Pada praktiknya, saat memotret penting untuk mengamati dengan jeli objek yang
hendak difoto, sembari menganalisis dari sudut mana objek akan terlihat paling
menarik atau sesuai dengan konsep pemotretan yang diinginkan. Untuk itu,
pemotret perlu mendekati objek dari berbagai sudut pandang dan memvariasikan
posisi serta sudut pandang pemotretan.

1) High angle (sudut tinggi)

Pada angle ini, posisi kamera miring ke bawah atau menunduk. Sudut ini akan
menampilkan subjek secara keseluruhan, dan menghasilkan gambar deskriptif
berikut kondisi lingkungan sekitarnya akan terlihat. Perhatikan ilustrasi cara
memotret berikut ini.

2) Eye-level angle (sudut level mata)

Merupakan sudut pemotretan yang paling sering ditemui, dimana kamera sama
tinggi atau sejajar dengan level mata. Hasil foto dengan angle ini akan tampak

61 | Desaian Komunikasi Visual


wajar dan akrab, serta memiliki kesan stabil. Sebab angle ini serupa dengan
penglihatan normal manusia.

Gambar 24. Pengambilan Gambar Eye-Level

3) Low angle (sudut rendah)

Kamera berada pada posisi menengadah atau menghadap ke atas. Pada objek
pemotretan yang tinggi, maka akan tercipta kesan kedalaman dan intimidasi.
Pada pemotretan arsitektur, maka akan terlihat kesan
kes an menjulang dan berwibawa.
Seringkali angle ini menyebabkan langit sebagai latar belakang, sehingga lebih
mudah dalam menyesuaikan komposisi foto.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 62
Berikut di bawah ini merupakan contoh implementasi
implementasi dua sudut
s udut pemotretan yang
berbeda dengan obejk pemotretan sama. Terlihat perubahan perspektif di antara
hasil foto tersebut.

Memotret pada posisi eye-level (level mata)


Posisi seperti ini jamak ditemukan, pegangan jembatan pada sisi kanan dan kiri
tampak seimbang dan lebih pendek, serta kehilangan kesan kedalamannya.

63 | Desaian Komunikasi Visual


Gambar menjadi terlihat
terlihat netral dan tidak menyampaikan
menyampaikan intensitas yang sangat
kuat.

Memotret pada low position (posisi rendah) Ini diambil dari posisi jongkok pada
level mata tanpa mengubah sudutnya. Karena pada posisi ini membuat penahan
jembatan tampak lebih jauh dari depan ke belakang, ini menyampaikan
menyampaikan kesan
kedalaman.

Gambar 28. Contoh gambar Eye-level

Gambar sebelah kiri menunjukan cara memotret pada eye-level angle (sudut level
mata), gambar tampak wajar seperti biasanya dilihat. Gambar sebelah kanan,
menggunakan cara memotret
memotret dengan high angle (sudut tinggi). Gambar tersebut
menunjukan efek perspektif yang berlebihan karena bagian depan gambar
tampak lebih lebar dan bagian gambar yang paling ujung tampak lebih kecil.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 64
Pada foto-foto berikut di bawah ini dapat dibandingkan
dibandingkan hasil foto dari objek yang
sama dengan beberapa sudut pemotretan yang berbeda. Perhatikan juga foto
penyerta di sebelah setiap foto untuk melihat posisi kamera terhadap objek.

a) Dari arah samping:

Gambar 30. Hasil foto diambil dari samping

Mengambil foto dari samping menciptakan komposisi yang menyampaikan secara


jelas tentang ketinggian subjek, misalnya seperti cangkir itu. Foto dari arah
samping seperti ini memberi kesan stabil pada objek yang difoto.

b) Dari atas, posisi diagonal:

65 | Desaian Komunikasi Visual


Sudut ini memudahkannya menangkap seluruh penampilan elemen, dan
posisinya secara relatif juga terdefinisi dengan baik.

c) Tepat dari atas:

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 66
Gambar 33. Hasil Pengambilan
Pengambilan gambar dari Atas

Dari sudut ini, bentuk objek foto terlihat jelas, foto menjadi terlihat datar dan
geometris. Sudut ini membantu menciptakan komposisi yang tertata baik, bahkan
apabila terdapat banyak piring di atas meja, seperti yang diilustrasikan dalam
contoh.

b. Ketajaman Gambar

Ketajaman dalam pembahasan


pembahasan ini mengacu pada fokus pemotretan. Hal ini relatif
lebih jarang dibahas daripada kecepatan rana dan bukaan diafragma. Hal ini
dikarenakan fokus dianggap lebih mudah untuk dioperasikan, apalagi dengan
adanya fitur auto-fokus. Namun demikian, fokus merupakan salah satu bagian
yang vital dalam menentukan kualitas suatu hasil foto. Proses fokus yang gagal
akan mengakibatkan hasil foto blur (kabur) total. Pada kasus fokus yang meleset,
akan mengakibatkan sasaran titik perhatian titik perhatian audiens juga akan turut

67 | Desaian Komunikasi Visual


luput. Meskipun teknik kecepatan dan diafragma yang dipakai telah baik, namun
jika titik fokusnya meleset, maka bisa dikatakan foto tersebut gagal baik secara
konten maupun secara estetika. Tingkat kesulitan dalam proses fokus tergantung
tergantung
pada objek yang difoto, misalnya proses fokus pemandangan alam berupa
gunung dan lembah dan fokus untuk burung kolibri yang sedang terbang.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Fokus

Proses fokus dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:

a) Intensitas Pencahayaan
Pencahayaan

Cara kerja fokus, apalagi pada sistem auto-fokus, berbasis pada pembacaan
lensa terhadap cahaya yang mengenai objek. Persis seperti mata kita, semakin
gelap atau sebaliknya semakin terang suatu benda, maka semakin susah untuk
melihat dengan jelas bentuk benda. Pemotretan pertunjukan dalam ruangan atau
teater seringkali memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam proses fokusnya. Hal
ini disebabkan cahaya yang seringkali dibuat minimalis di atas panggung, atau
permainan cahaya yang dinamis sehingga susah untuk fokus.

Gambar 35. Hasil pemotretan dalam ruangan

b) Gerak Objek

Selain cahaya yang cukup, proses fokus hanya akan terkunci pada benda atau
objek yang tidak bergerak. Sehingga, proses fokus akan jauh lebih mudah pada
saat objek yag difoto diam. Jika tidak, maka titik fokus akan terus mencari atau
kalaupun bisa terkunci dan tombol rana ditekan, maka akan didapat hasil foto

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 68
yang kabur. Pada kamera dan lensa auto-fokus yang sedang bekerja mencari titik
fokus, maka motor lensa akan terus bergerak berputar maju dan mundur hingga
didapat titik fokusnya.

Berikut di bawah ini merupakan ilustrasi terkait bagaimana kecepatan gerak


benda mempengaruhi ketajaman gambar.

Gambar 36. Ilustrasi terkai kecepatan gerak

benda mempengaruhi ketajaman gambar

c) Jarak antara lensa dan objek

69 | Desaian Komunikasi Visual


Jarak memberikan efek yang signifikan dalam proses fokus, karena pada
dasarnya proses ini membaca jarak antara objek dan lensa kamera. Itu sebabnya
dua benda yang sangat berdekata
berdekatan
n akan tetap berbeda titik fokusnya. Perhatikan
gambar di bawah ini, jarak antar daun ke lensa yang berbeda mempengaruhi
ketajamannya.

Secara teknis, sebagaimana disinggung sebelumnya di atas, ada tiga jenis cara
menggunakan fokus pada kamera.

1) Fokus manual (manual focus atau MF)

Menggunakan fokus manual atau MF artinya pemotret sendiri yang mengatur


fokus dengan cara memutar ring lensa atau bergerak maju dan mundur
menyesuaikan fokus yang diinginkan. Pada kamera tertentu fokus yang telah
terkunci ditandai dengan kedip lampu yang bisa dilihat dari dalam jendela bidik.
Bagi pemotret pemula pengoperasian MF ini akan sedikit memakan waktu.
Keuntungannya adalah moda ini bekerja berdasarkan gerak tangan pemotret
tidak tergantung pada ketersediaan cahaya saja. Hal ini memantau
meman tau saat memotret
objek dengan pencahayaan yang minimal, pemotret masih dapat mengunci fokus.

Cara manual lainnya yaitu dengan cara si pemotret mengambil posisi mendekat
dan menjauh dari objek foto. Hal ini berkaitan dengan bahasan sebelumnya
bahwa, salah satu perkara tentang fokus adalah jarak. Dengan cara ini, pemotret
dapat bergerak dengan kamera stand by di tangan, hingga memperoleh fokus
yang diinginkan.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 70
2) Fokus Otomatis
Otomatis (automatic
(automatic focus atau AF)

Sedangkan, pada auto-fokus atau AF, proses fokus diambil alih oleh mesin dalam
kamera dan motor kecil yang menggerakan lensa kamera. Cara pengaktifan AF
ini ialah dengan memencet tombol rana setengah, pada saat yang sama lensa
akan melakukan proses fokus. Saat menemukan fokus, lensa akan menguncinya
dan pemotret melanjutkan dengan memencet tombol rana penuh. Proses ini bisa
berlangsung sangat cepat, di bawah 1 detik. Tidak mengherankan jika moda AF
sangat diandalkan sebab sangat membantu pemotret. Kelemahan dari AF adalah
ia akan kesulitan membaca objek yang cahayanya minimalis atau pada batas
ambang gelap. Waktu yang dibutuhkan akan sedikit lebih lama, indikasinya
adalah ring lensa yang terus bergerak mencari.

c. Kompo sisi Gambar


Gambar
Komposisi adalah upaya penataan atau pengaturan objek-objek dalam karya
visual untuk mencapai nilai estetika tertentu. Dengan komposisi yang baik, foto
akan lebih efektif menampilkan pesan pembuatnya dan menimbulkan dampak
yang lebih kuat. Komposisi foto merupakan
merupakan salah satu cara bagaimana fotografer
mengekspresikan
mengekspresikan dirinya.

● Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip komposisi, yaitu:

a) Berakar pada
pada prinsip-prinsip
prinsip-prinsip universal
universal dalam seni rupa (visual art).
b) Ragam aplikasinya
aplikasinya dapat ditemukan
ditemukan dalam
dalam karya seni visual secara luas:
lukis, grafis, desain, fotografi, film dan lainnya, termasuk fashion.
c) Diformulasikan dari generalisasi pengalaman visual manusia dan
bagaimana penataan suatu elemen atau objek dapat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap karya visual (senang, sedih, ganjil, takut,
ceria dll).
d) Seorang visual artist perlu
perlu menerapkan ini supaya tercapai tujuan dari
pesan visual yang ingin disampaikan.
disampaikan.

Berikut ini akan dibahas 3 teknik pokok komposisi yang jamak digunakan
digunakan
dalam pemotretan.

1) Rule of Thirds (aturan sepertiga)

71 | Desaian Komunikasi Visual


Aturan sepertiga ini merupakan
merupakan suatu panduan imajiner dalam menempatkan
menempatkan
objek utama dalam frame foto. Dapat dibayangkan bahwa bidang frame foto
dibagi dalam 3 kolom dan 3 baris, maka penempatan objek utama yakni diletakan
pada irisan di sepertiga bidang frame. Perhatikan contoh di bawah ini.

Gambar 38. Penggunaan Rule of Thirds

Sumber: foto.co.id

Pada prinsipnya, aturan seperti tiga ini beranggapan bahwa secara alami mata
manusia akan mencari ketidakseimbangan dalam suatu bidang objek. Porsi lebih
besar pada area latar belakang justru akan menyarankan kepada mata untuk
menuju objek yang menempati area lebih kecil namun strategis, yakni pada
bagian sepertiganya.
sepertiganya.

Perhatikan perbedaan 2 foto berikut:

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 72
Gambar SEQ Gambar_ \* ARABIC 39. Perbandingan
Perbandingan poto Rule of Thirds

Sumber: id.wikipedia.org
id.wikipedia.org

Foto kiri dengan penempatan objek utama di tengah menjadi lebih statis dan stabil
jika dibanding
dibanding dengan foto kanan
kanan yang lebih
lebih dinamis dan
dan menarik.

2) Pola dan irama

Kedua hal ini mengacu pada susunan bentuk dan ukuran dinamis berulang yang
ada di alam. Pola merupakan susunan dari suatu benda sejenis yang berulang.
Sedangkan, irama mengacu pada elemen bentuk yang memiliki beragam ukuran
yang dinamis namun teratur. Pola dan irama biasanya dapat ditemukan pada
objek-objek yang berulang
berulang bentuknya (repetisi).

73 | Desaian Komunikasi Visual


Perhatikan contoh keduanya di bawah ini:

3) Kontras

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 74
Merupakan cara untuk menonjolkan suatu objek foto dengan cara memberikan
perbedaan yang mencolok antara elemen dalam frame. Perbedaan tersebut dapat
berupa warna, tekstur, ukuran dan lainnya.

Gambar SEQ Gambar_ \* ARABIC 43. Contoh kontras W


Warna
arna

3. Elemen pencahayaan dan perangkat penyinaran


Cahaya merupakan salah satu unsur pokok untuk terciptanya fotografi. Secara
teknis, keberadaan cahaya vital untuk menampilkan objek. Secara estetis,
keterampilan mengatur gelap terang dalam pemotretan merupakan kunci dari nilai
estetis suatu karya foto selain kemampuan untuk menata unsur objek (komposisi).
Pada bagian ini akan dibahas dua hal pokok, yaitu elemen pencahayaan dan
perangkat penyinaran.

75 | Desaian Komunikasi Visual


a) Elemen penyin aran
Termasuk dalam elemen penyinaran dalam fotografi adalah jenis-jenis sumber
cahaya dan pengaturan arah cahaya.

● Jenis sumber cahaya


1) Cahaya
Cahaya alami sin ar matahari (natural light)
light )

Cahaya merupakan aspek yang penting dalam pemotretan benda. Pada


pemotretan benda yang sederhana, bantuan cahaya matahari ( natural light) bisa
digunakan. Pemanfaatan cahaya matahari ini diaplikasikan untuk pemotretan
baik di dalam maupun di luar ruang. Sinar matahari yang masuk melalui jendela
bisa dimanfaatkan untuk memberi pencahayaan benda yang sedang difoto.
Sehingga pencahayaan seperti ini disebut juga sebagai windows lighting
(pencahayaan jendela).
jendela). Karakter dari pencahayaan ini lebih lembut daripada
cahaya langsung dari matahari luar ruang. Keuntungannya adalah lebih praktis,
tidak tergantung pada peralatan khusus dan daya listrik. Perhatikan contoh
berikut.

Efek garis cahaya yang terlihat pada foto merupakan efek dari cahaya matahari
di luar yang terhalang oleh celah jendela. Sementara itu foto di bawah ini
dilakukan di dalam ruang namun mendapat cahaya matahari dari jendela yang
terbuka.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 76
Gambar 45. Foto alam benda dengan windows light

Gambar 46. Foto alam benda dengan natural light – luar ruang
2) Cahaya buatan (artificial light)
Kelebihan menggunakan cahaya buatan adalah fotografer dapat mengendalikan,
mengendalikan,
baik intensitas maupun karakter cahaya yang diinginkan sesuai konsep.
Termasuk arah pencahayaan dapat diatur secara manual. Beberapa aksesoris
tambahan juga dapat membantu memberikan efek-efek tertentu, seperti warna,
tajam lembutnya bayangan, dan lainnya.

77 | Desaian Komunikasi Visual


Gambar 47. Foto situasi pemotretan
pemotretan alam
alam benda di studio
studio

3) Arah sumber cahaya


Arah sumber penting dalam membangun karakter dari suatu objek. Oleh sebab
itu, sangat penting menentukan arah sumber cahaya untuk pemotretan yang
sedang dilakukan. Arah sumber cahaya dapat diperolehbaik dari cahaya buatan
maupun cahaya alam. Hal yang membedakan adalah, pada cahaya buatan letak
lampu tinggal dipindah dan diatur sesuai keinginan, sedangkan pada cahaya alam
si objek yang perlu disesuaikan arahnya dengan arah matahari,

4) Cahaya samping

Pada berbagai pemotretan, cahaya dari arah samping dianggap paling baik untuk
membantu menampilkan dimensi suatu objek. Jatuhnya bayangan dari arah
samping membantu munculnya sisi gelap dan terang, memberi efek berdimensi,
sehingga objek tidak terlihat datar.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 78
Foto alam benda cahaya samping

5) Cahaya belakang

Cahaya belakang merupakan cahaya dengan sumber cahaya membelakangi


objek foto. Pada pemotretan alam benda dalam studio, teknik ini bisa
dimungkinkan
dimungkinkan dengan menempatkan
menempatkan lampu di belakang table top. Table top yang
semi transparan membuat cahaya dari lampu tetap bisa menerobos menyinari
benda dari belakang namun sudah lebih lembut karakternya sebab terhalang oleh
lapisan akrilik. Teknik ini baik digunakan untuk benda-benda transparan atau semi
transparan, dari kaca. Misalnya botol dan gelas. Memberi efek rim light (cahaya
dari belakang yang memunculkan garis benda) dan menampilkan warna cairan
pada botol atau gelas dengan baik. Hal yang perlu diantisipasi dari teknik ini
adalah kemungkinan
kemungkinan over exposed dari arah belakang dan mengakibatkan
mengakibatkan siluet.

Gambar 48. Foto alam benda


benda cahaya belakang
belakang

79 | Desaian Komunikasi Visual


6) Cahaya depan
Teknik ini paling sering diaplikasikan dalam pemotretan alam benda. Cahaya
depan secara langsung memberikan penyinaran pada detail bagian depan benda,
memudahkan identifikasi benda berikut jenis, warna dan bentuknya. Hal yang
perlu diantisipasi pada penerapan teknik ini adalah pada permukaan benda yang
reflektif (memantulkan sinar), cahaya yang jatuh bisa menyebabkan benda
kehilangan detail pun akan memberi efek blok warna putih lampu yang terpantul
pada permukaan kaca.

Gambar 49 Foto benda cahaya depan

7) Cahaya atas
Teknik ini memiliki kelemahan yakni membuat bayangan jatuh pada bagian bawah
benda, menghilangkan
menghilangk an detail benda tersebut. Efek yang didapat yakni benda akan
terlihat dramatis dengan efek gelap bayangan yang muncul. Teknik ini jarang
diaplikasikan
diaplikasikan pada pemotretan alam benda.

Desaian Komunikasi
Komunikasi Visual | 80

Anda mungkin juga menyukai