Gambar Bergerak
A. Tujuan
1. Melalui praktikum peserta diklat dapat melakukan pengambilan gambar
bergerak dengan berbagai variasi sudut pengambilan gambar secara teliti
dan bertanggungjawab
2. Melalui praktikum peserta diklat dapat melakukan pengambilan gambar
bergerak dengan berbagai variasi bidang pandang secara teliti dan
bertanggungjawab
3. Melalui praktikum peserta diklat dapat melakukan pengambilan gambar
dengan mengatur pergerakan kamera secara teliti dan bertanggungjawab
C. Uraian Materi
1. Sudut pengambilan gambar
Dalam penataan kamera secara teknik yang perlu diperhatikan salah satunya
adalah camera angle atau sudut kamera. Pemilihan sudut pandang kamera
dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita.
Sebaliknya jika pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan serabutan
dapat merusak dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi tidak
tertangkap dan sulit dipahami. Oleh karena itu penentuan sudut pandang kamera
menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang
berkesinambungan.
31
Sudutkamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu sudut kamera obyektif, subyektif dan
point of view.
32
- High angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
33
- Low angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai
agung/prominance, berwibawa, kuat, dominan
34
- Eye level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak
memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
35
- Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan
alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak
seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
36
close up seseorang yang memandang ke luar layar, akan memberi
kesan penonton sedang menyaksikan apa yang disaksikan oleh
pemain yangmemandang keluar layar tersebut.
- Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan.
Seperti presenter yang menyapa pemirsa dengan memandang
langsung ke kamera. Relasi pribadi dengan penonton bisa dibangun
dengan cara seperti ini.
37
ukurannya dalam frame. Kesimpulannya komposisi shot atau biasa disebut
dengan shot size adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan
berdasarkan objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai),
dan posisi kamera yang diinginkan.
38
Gambar 15 Very Long Shot
39
Gambar 16 Long Shot
d. Medium long shot (MLS)
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3
objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak
dari kepala sampai lutut
40
e. Medium shot (MS)
Ialah gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan hingga
ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi
yang meliputinya. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat
moment interview.
41
Gambar 19 Medium Close Up
g. Close up (CU)
Ialah komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar
manusia biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini menunjukan
penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.
42
Gambar 20 Close Up
h. Big close up (BCU)
Adakah komposisi yang lebih dalam dari pada CU sehingga bertujuan
menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah.
Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah
mewujudkan semuanya itu.
43
i. Extreme close up (ECU)
Adalah penggambilan gambar close up secara mendetail dan berani.
Kekuatan ECU ini terletak pada kedekatan dan ketajaman yang hanya focus
pada suatu bagian objek saja.
a. Panning
Dalam teknik ini, kamera digeser secara horizontal mengikuti urutan objek,
baik ke kiri atau ke kanan. Jika kamera di geser ke kiri disebut pan left,
sementara jika digeser ke kanan disebut pan right. Waktu standar untuk
melakukan panning berkisar antara 3 sampai 5 detik.
44