Anda di halaman 1dari 21

MATERI AJAR

TEKNIK PENGGUNAAN KAMERA VIDEO

A. PENDAHULUAN
1. Indikator Capaian Pembelajaran
Peserta didik menguasai materi ajar penggunaan kamera video yang meliputi:
pengambilan gambar (Shot), sudut pengambilan gambar, pergerakan kamera, dan
komposisi gambar video secara makna dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari)
sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang
dibutuhkan oleh DUDIKA. Materi ajar tersebut diuraikan secara rinci agar dapat
memfasilitasi peserta didik dalam menerapkan penggunaan kamera video.

2. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran untuk mendukung indikator capaian
pembelajaran tersebut di atas adalah:
a. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik
mampu menelaah tentang pengambilan gambar (Camera Shot) dalam
pembuatan film dengan tepat.
b. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik
mampu menemukan jenis sudut pengambilan gambar (Camera Angle) dalam
film dengan tepat.
c. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik
mampu menemukan jenis pergerakan kamera (Camera Movement) dalam film
dengan tepat.
d. Melalui diskusi dan bekerja sama dalam kelompok peserta didik mampu
mempresentasikan tentang komposisi gambar video sesuai metode yang tepat
dengan penuh tanggungjawab dan santun.

3. Pokok-pokok Materi
Adapun pokok-pokok materi yang akan disampaikan meliputi:
a. Jenis-jenis teknik pengambilan gambar (Camera Shot)
b. Jenis-jenis sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
c. Jenis-jenis pergerakan kamera (Camera Movement)
d. Presentasi Komposisi gambar video
4. Uraian Materi
A. Teknik Pengambilan Gambar
Kemajuan teknologi telah banyak mempengaruhi perkembangan film dan TV
dalam decade terakhir. Salah satu yang erat kaitannya dengan film adalah kamera.
Kamera, merupakan salah satu alat vital yang mengambil gambar video. Untuk
menghasilkan gambar terbaik yang didapat, maka penguasaan kamera adalah
menjadi hal yang mutlak. Dari bagian-bagian kamera dan teknik pengambilan gambar.
Gambar dari hasil kamera tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir Paska Produksi,
sehingga teknik dan artistik pengambilan gambar turut berpengaruh dalam
keberhasilan sebuah film.
Shot adalah unsur terkecil dari sebuah struktur film yang utuh, yang dapat
dilihat pesan dari shot itu sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
gambar yaitu: faktor manusia, faktor ruang, faktor waktu, faktor peristiwa dramatik, dan
faktor suara. Suara manusia ditampilkan untuk melambangkan perwatakan atau
masalah dalam sebuah film. Faktor manusia menjadi bagian integral dengan peristiwa
yang ingin disajikan dalam film.

Gambar 1. Faktor manusia


(Sumber: https://fotografibergerak.wordpress.com/ )

Faktor ruang ada dua macam, yaitu ruang alami dan buatan (non alami).
Ruang alami adalah ruang yang sesungguhnya dimana sebuah peristiwa terjadi.
Sedangkan ruang buatan (non alami) adalah ruang pengganti yang dipakai untuk
menggambarkan suatu peristiwa atau biasa disebut studio. Biasanya ruang non alami
berupa ruang studio dengan blue creen atau green screen, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pengeditan latar belakang hijau atau biru diubah menjadi latar
belakang alami atau kreasi dari 3 dimensi.

Gambar 2. Studio alami


(Sumber: https://www.kompas.com/ )

Gambar 3. Studio non alami


(Sumber: https://masykuraulia.wordpress.com/ )

Faktor waktu memiliki dua pengertian yaitu waktu secara fisik seperti pagi,
siang, sore, dan malam serta waktu dalam arti kejadian ketika sebuah peristiwa
berlangsung. Sehingga waktu dalam sebuah film sangat berbeda dengan waktu yang
sesungguhnya (real time). Faktor peristiwa dramatik adalah peristiwa dalam film yang
diharapkan mampu membangkitkan reaksi emosional bagi penonton yang lebih besar.
Sedangkan faktor suara berfungsi sebagai informasi ruang, waktu dan peristiwa. Pada
awalnya faktor ini hanya sebagai pelengkap dan penunjang visual saja.
Jenis-jenis Pengambilan Gambar (Camera Shot)
Shot video sendiri dapat diartikan sebagai suatu posisi sebuah kamera
terhadap suatu sudut tertentu yang diinginkan. Dalam menentukan sebuah sudut
gambar kalian dapat memperlihatkan karakter gambarnya. Camera shot merupakan
penempatan atau posisi adegan yang terekam dalam kamera. Dalam pengambilan
gambar terdapat bermacam-macam ukuran shot video, diantaranya:
a) Big Close Up / Xtreme Close Up ( BCU/XCU)
Tipe ini lebih dekat atau besar dibandingkan MCU, CU, dan BCU. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan pesan verbal dari subyek, misalnya mata yang
semakin tajam dengan menyipit atau melotot, dan meneteskan air mata.
Angle jenis ini ingin menunjukkan hal-hal yang sifatnya detail. Biasanya yang
diambil pada tipe ini hanya mata dan sekitarnya. Untuk bibir tidak dianjurkan
kecuali memang menjadi point of interest. Jika tidak berhati-hati
menggunakan angle jenis ini, bisa jadi kesan yang diperoleh tidak sesuai
harapan.

Gambar 4. Big Close Up / Xtreme Close U ( BU/XCU)


( Sumber : https://www.istockphoto.com/ )

b) Close Up ( CU )
Shot dekat obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakang
nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari
bahu sampai di atas kepala.
Gambar 5. Close Up ( CU )
( Sumber: https://www.rentalkamerajogja.com/ )

c) Medium Close Up ( MCU )


Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala.
MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televisi.

Gambar 6. Medium Close Up ( MCU )


(Sumber: https://www.kelasfotografi.com/ )

d) Medium Shot ( MS )
Medium Shot atau sering disebut juga sebagai Mid Shot merupakan shot yang
menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara lebih rinci, pada subyek
manusia tipe shot ini akan menampilkan sebatas pinggang sampai atas
kepala. Tipe Mid Shot masih memiliki ruang untuk memberi keleluasaan
subyek dalam bergerak, shot ini sering juga digunakan sebagai permulaan
pengambilan gambar sebelum kameraman mengambil gambar lebih dekat
untuk mengekpose reaksi dan emosi subyek.

Gambar 7. Medium shot ( MCU )


(Sumber: https://tumpi.id/ )

e) Medium Long Shot ( MLS )


Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot,
obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.

Gambar 8. Medium Long Shot ( MLS )


(Sumber: https://www.kelasfotografi.com/ )
f) Long Shot ( LS )
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat
dibandingkan dengan ELS. Framing Long shot menampilkan suasana
pemandangan yang cukup luas tanpa kehilangan detail dari objek yang di
shoot. Objek terlihat secara penuh dari jauh dengan background yang masih
mendominasi.

Gambar 9. Long Shot ( LS )


(Sumber : https://www.portaldekave.com/ )

g) Full Shot ( FS )
Menampilkan adegan utuh dari karakter, terlihat dari ujung rambut sampai kaki.

Gambar 10. Full Shot ( FS )


(Sumber : https://sites.google.com/ )
h) Establishing Shot
Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh,
terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga
gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar
dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit
secara keseluruhan.

Gambar 11. Establishing Shot ( FS )


(Sumber : https://www.shutterstock.com/ )

Itulah jenis-jenis pengambilan gambar video berdasarkan ukuran frame


(framing). Masih banyak istilah lain untuk menyebutkan ukuran frame dalam
pengambilan gambar video dengan maksud yang sama. Salah satu website yang
dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang
pengambilan gambar (Shot) adalah sebagai berikut:

https://tinyurl.com/szkdpurw
B. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)
Sudut pengambilan sebuah gambar video dapat disebut juga dengan Camera
Angle, yaitu dalam merekam sebuah gambar suatu objek ataupun suatu adegan kalian
dapat menekan atau menghasilkan suatu shot yang menarik. Camera Angle didesain
dengan tujuan tertentu, angle kamera memiliki beberapa karakteristik yang berguna
untuk pembuatan film dan animasi.
Menurut Wikipedia sudut pandang adalah rentang sudut perspektif yang
terekam oleh kamera. Sudut pandang ini berbeda dengan sudut liput yang dimana
sudut cahaya insiden yang diproyeksikan lensa ke bidang lokal. Berikut macam-
macam teknik sudut pengambilan gambar diantaranya yaitu :
a. Eye Level
Pada eye level, kamera diposisikan sejajar dengan mata subyek. Angle jenis ini
digunakan agar penonton atau audiens memiliki interpretasi yang sama dengan
operator kamera. Segala pergerakan kamera menjadi tanggung jawab operator.

Gambar 12. Eye Level


(Sumber : https://darunnajah.com/ )

b. Low Angle
Kamera berada sejajar dengan tanah. Posisi kamera dapat menghadap 45° ke
atas (frog eye) atau sejajar dengan tanah. Angle seperti ini menyebabkan subyek
tampak lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan dengan aslinya, memberikan
kesan superior atau berkuasa dari objek yang ada di dalam shot.
Gambar 13. Low Angle
(Sumber : https://darunnajah.com/ )

c. High angle
Pada angle ini, kamera berada 45° di atas subyek dan menghadap subyek. Angle
jenis ini menjadikan subyek terlihat lebih kecil dibandingkan dengan aslinya.
Karakteristik angle jenis ini berupa kebalikan dari low angle, karakter yang ada di
film terlihat lemah dan pasrah, cocok untuk adegan sembahyang, ketakutan,
tertindas, kesusahan dan sebagainya.

Gambar 14. High angle


(Sumber : https://darunnajah.com/ )
d. Worm View
Sudut pandang kamera worm view hampir mirip dengan low angle, hanya saja kali
ini sudut pandangnya lebih ekstrim lagi. Pengambilan sudut pandang kamera bisa
mendekati sudut 90o.

Gambar 15. Worm View


(Sumber : https://webdev-id.com/ )
e. Bird View
Sudut pandang kamera bird view hampir mirip dengan high angle, hanya saja kali
ini sudut pandangnya lebih ekstrim lagi.

Gambar 16. Bird View


(Sumber : https://webdev-id.com/ )
f. Subjective Camera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam
peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu
pelaku dalam adegan.

Gambar 17. Subjective Camera


(Sumber : www.muzaki-kun.blogspot.com )

g. Objective Camera
Teknik pengambilan gambar di mana kamera menyajikan sesuai dengan
kenyataannya.

Gambar 18. Objective Camera


(Sumber : www.muzaki-kun.blogspot.com )
C. Jenis-jenis Pergerakan Kamera (Camera Movement)
Visualisasi yang tampak pada layar pada dasarnya merupakan hasil dari kerja
kamera video yang merekam objek dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan
letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat dari
gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari kamera. Seorang pekerja pra produksi
misalnya scriptwriter maupun storyboarder harus mengetahui petunjuk-petunjuk yang
berhubungan dengan gerakan kamera. Hal ini bertujuan agar suasana yang ingin
diviualkan dapat dideskripsikan dalam bahasa tertulis sehingga dapat dipahami oleh
kru, kameraman, maupun key animator.

Gambar 19. Camera Movement


(Sumber : https://blog.ppns.ac.id/ )

Berikut ini adalah beberapa istilah dan arti berkenaan dengan gerakan kamera
dalam videografi, yang juga diterapkan dalam film animasi :

Gambar 20. Pan Right dan Pan Left


(Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )

a. Pan right, menggerakkan kamera ke kanan.


b. Pan left, menggerakkan kamera ke kiri.
Gambar 21. Tilt Up dan Tilt Down
(Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )

c. Tilt up, menggerakkan kamera ke atas.


d. Tilt down, menggerakkan kamera ke bawah.

Gambar 22. Zoom In dan Zoom Out


(Sumber : Nunnun Bonafix)

e. Zoom in, mengatur pengambilan ke arah CU.


f. Zoom out, mengatur pengambilan ke arah LS.
Gambar 23. Dolly In dan Dolly Out
(Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )
g. Dolly in (track in), mendorong kamera ke arah subyek.
h. Dolly out (track out), menarik kamera menjauhi subyek.
i. Fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan-lahan.
j. Fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memudar perlahan-
lahan.

Gambar 24. Pergerakan kamera


(Sumber : https://medium.com/ )

k. Camera follow, kamera mengikuti kemana perginya subyek.


l. Super atau superimpose, penampilan sesuatu ke atas pengambilan yang
ada.
m. Dissolve, pembauran secara perlahan menggantikan yang sebelumya.
n. Wipe, mengganti pengambilan yang sebelumnya dengan efek
penghapusan.
D. Komposisi Gambar Video
Komposisi merupakan penempatan atau aransement suatu unsur-unsur visual.
Komposisi juga dapat diartikan sebagai suatu karya seorang videographer yang hasil
perekaman gambarnya disusun dan diatur sedemikian rupa agar objek atau gambar
dapat dinikmati oleh penonton karena letak objek satu dengan yang lainnya terlihat
selaras.
Menurut Januarius Andi Purba (2013 : 37) Komposisi adalah pengorganisasian
elemen-elemen visual dalam frame. Frame merupakan ukuran secara rill bagi
penonton televisi dari apa yang dilihat dan didengar melalui layar atau televisi. Maka
dapat disimpilkan bahwa komposisi adalah suatu unsur dan elemenelemen visual
yang membentuk suatu satu kesatuan yang serasi secara keseluruhan sehingga dapat
menimbulkan suatu gambar yang harmonis.
Dalam melakukan kegiatan komposisi video seorang videografer atau
kamerawan dapat mengacu pada metode sebagai berikut :
1) Golden Mean
Golden mean dapat disebut juga dengan nama lain golden section yaitu
metode yang didapat digunakan untuk pengomposisian dua buah objek dalam satu
frame. Metode golden mean ini sangat cocok untuk merekam gambar jenis portrait
wajah seseorang karena point of interest-nya berada pada posisi bagian mata. Golden
mean menggunakan perhitungan yang sangat unik yaitu membagi tiga bagian titik baik
secara vertical maupun horizontal, maka di ttitik tersebut menjadi pertemuan dari garis-
garis sehingga menjadi area point of interest.

Gambar 25. Komposisi Golden Ratio


(Sumber : https://belfot.com/ )
Gambar 26. Golden Mean
(Sumber : Januarius Andi Purba (2013)

2) Triangulation
Triangulation adalah menempatkan posisi suatu objek pada bentuk segita.
Point of interesnya diletakkan tepat di atas puncak segita agar dapat menarik
perhatian. Namun selain objek utama atau point of interest objek pendukung lainnya
harus ada dalam satu frame.
Komposisi yang baik dapat diciptakan dengan memperlihatkan beberapa hal
diantaranya yaitu :
a. Garis, untuk menciptakan komposisi yang efektif posisi garis tidak boleh
membagi rekaman gambar kedalam bagian yang sama besar dan garis
lurus tidak diperbolehkan sejajar dengan salah satu pinggir frame agar
tidak terlihat monoton.
b. Massa, yaitu memiliki arti dimana penggambaran berat dari objek
seseorang atau sekelompok orang.
c. Tone, dapat diartikan sebagai gelap terang yaitu dengan mengatur gelap
terangnya suatu gambar agar menambah kesan nilai artistik pada sebuah
komposisi. Sedangkan kamerawan atau videografer hanya mengontrol
sedikit tone saja yang terdapat pada scene. Tone memiliki fungsi yaitu
dapat menegaskan objek yang menjadi pusat perhatian.
d. Kedalaman, atau bisa juga disebut dengan Depth dapat diperoleh melalui
pengaturan angle pada kamera, kamera blocking dan elemen visual yang
dapat mendukung jalannya produksi seperti penataan cahaya, properti,
dekorasi dan lain sebagainya dan dapat juga menambah kesan tiga
dimensi.
Teknik dan metode Presentasi
Setelah kalian mempelajari teknik penggunaan kamera video, maka pada
bagian ini akan dijelaskan tentang Teknik presentasi yang baik dan efektif yang dikutip
dari https://www.exellentcom.id adalah sebagai berikut:
1. Tunjukkan pasion dan sikap semangat
• Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion kita kepada para
audiens. Tunjukkan bahwa kita bersemangat dan antusias membawakan
tema presentasi tersebut.
• Dalam presentasi kita harus membuat materi presentasi yang menarik.
Tapi, jika kita ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat
kita kelihatan tidak kompeten.
• Kita membuat materi yang bagus, tapi kita terlihat ogah-ogahan saat
menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk
mendengarkan kita.
• Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat kita merasa
percaya diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat
berpengaruh kepada audiens. Rasa percaya diri akan membuat kita lebih
bersemangat. Audiens juga akan bersemangat mendengarkan kita.

2. Mulailah membuka presentasi yang menarik dan memukau


• Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering
kita dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika
kita membuka presentasi tersebut.
• Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan,
apakah audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau
tidak. Kalau audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah
melakukan tindakan yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut
efektif.
• Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang efektif
karena presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi yang
menarik.
3. Sampaikan materi dengan singkat dan jelas
• Kita tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara dengan
bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya bertele-tele
saat menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan. Presentasipun
tidak akan efektif.
• Sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang
kita bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi,
karena bagian itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.
• Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau
tidaknya kita berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang
kita sajikan. Usahakan agar kita tidak membuat slide yang isinya
membosankan dan malah membuat audiens bingung dan salah fokus.
• Sama seperti penyampaian presentasi, slide presentasi juga harus dibuat
sesimpel mungkin agar menarik dan dapat dipahami oleh para audiens.

4. Bersikap santai dan rileks


• Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya berdiri diam di
atas panggung atau mimbar. Kita bisa sambil berjalan-jalan di atas
panggung, bahkan sesekali mendekat kepada audiens.
• Dibutuhkan sikap percaya diri dan rileks dalam menguasai panggung dan
audiens
• Maka kita tidak membuat batas antara kita sebagai presenter dengan para
audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan kita. Kalau
audiens merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih
mempercayainya.
5. Menggunakan Bantuan Teknologi
• Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka kita bisa
menggunakan bantuan teknologi.
• Kita bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, kita bisa bebas
bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin
penting yang ada di dalam slide presentasi kita.
• Kita bisa memasukkan potongan animasi atau video yang berhubungan
dengan tema presentasi Anda ke dalam slide presentasi. Dengan cara itu,
audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan presentasi kita.
6. Kuasai peralatan yang ada disekitar kita
• Saat presentasi, kita menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop,
atau handled remote. Walau kita mungkin dibantu oleh seorang asisten
untuk mengoperasikan peralatan tersebut, tapi kita juga harus
menguasainya.
• Hal itu diperlukan agar kita tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi
masalah terhadap peralatan-peralatan yang kita gunakan. Saat ada
kesalahan teknis, kita bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus
dilakukan.
• Perasaan tenang ini akan membuat kita semakin percaya diri saat
membawakan presentasi.
7. Lakukan kontak mata
• Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens
dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang
sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.
• Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk
mendengarkan kita secara bergantian. Dengan demikian, para audiens
akan merasa bahwa kita memperhatikan mereka. Merekapun akan
memperhatikan kita.
8. Kenali audiens
• Ini sangat penting. kita akan dapat membuat materi presentasi yang tepat
jika kita mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens kita nanti. Kita
juga akan mengetahui bagaimana cara yang pas untuk
menyampaikannya.
• Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang
mereka, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan
mereka.
9. Memperhatikan penampilan
• Penampilan kita sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan
kita kepada para audiens. Jika kita berpenampilan rapi, maka audiens
akan merasa dihargai oleh kita. Dengan menghargai audiens, maka kita
berarti menghargai diri sendiri.
• Penampilan kita yang sesuai dengan presentasi yang kita bawakan juga
akan meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.

Untuk memperdalam, kalian dapat mengakses langsung pada link berikut:


https://www.excellentcom.id/teknik-presentasi-yang-baik-dan-
efektif/?WProtectTrack
DAFTAR PUSTAKA

Andrić, Radivoje. 2010. How to Make a Film, Panduan Praktis Membuat Film
(terjemahan Heru Apriyono). Yogyakarta: Insania.
Diktat Pembelajaran (2020), Videografi dalam Animasi, Kompetensi Keahlian
Animasi SMK Negeri 11 Semarang.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2021), Kompetensi Keahlian Animasi,
SMK Negeri 11 Semarang.
Purwoko, Taufiq & Martono (2021), Modul Seni Rupa : Teknik Kerja Produksi
Animasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,
Jakarta.Sadirman
Raharjo, Slamet (2017), Modul Diklat Keahlian Ganda Animasi : Videografi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
http://sekmome.weebly.com/grammar-of-the-film-2.html
https://www.excellentcom.id/teknik-presentasi-yang-baik-dan-
efektif/?WProtectTrack

Anda mungkin juga menyukai