Anda di halaman 1dari 14

Teknik Pengolahan Audio dan Video

Materi Pembahasan
Teknik pergerakan kamera saat
pengambilan gambar bergerak

Oleh : Juliadi, S.Kom


Pendahuluan
Gerakan kamera (Camera Movement) merupakan sebuah aktivitas membangun suasana
dramatik dalam sebuah shot video maupun film dengan cara menggerakan kamera. Banyak
alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain dapat membangun suasana dramatis,
penggunaan gerakan kamera secara tepat dapat menciptakan visual lebih dinamis,
mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap maupun
menyembunyikan dimensi ruang, dan dapat juga untuk menciptakan visual yang lebih
ekspresif.

Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat, hal ini
bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang
durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar gerakan kamera yang
dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing teknis juga dapat
dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.
Teknik dasar gerakan kamera :
1. Zoom
Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek
secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar,
atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom
in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).

2. Dolly
Dolly (Track) adalah pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan
kamera di atas tripot atau dolly. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera lebih dapat
dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan kamera dapat mewakili gerakan penonton
sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat dalam sebuah peristiwa film.

3. Panning

Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right). Ada
banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan
gerakan yang sama.
4. Crab
Crab/crabing adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek
yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan
kamera. Jika Dolly bergerak maju mundur maka crab bergerak kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab
right).

5. Tilt
Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up) maupun
dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan untuk menggiring mata penonton
pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot dimulai dengan wajah perempuan menangis
menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar
sedang membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.

6. Pedestal (Ped)

Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak
digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan untuk gerakan kamera
yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan kamera yang diturunkan.
7. Arc
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

8. follow

Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped atau yang
lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga mennggunakan crane, atau dapat
juga dilakukan dengan handheld. Crane sangat memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan
kamera sehingga gambar dapat terlihat dinamis.
Sudut Pengambilan Gambar
Terdapat lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda sehingga karakter dan pesan yang dikandung dalam setiap shoot
berbeda pula. Kelima angle tersebut adalah bird eye view, high angle, eye level,
low angle, dan frog angle.

a) Bird Eye View


Teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera dengan posisi
kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain yang
tampak di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna.
Sudut pengambilan gambar ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari
gedung bertingkat tinggi.
b) High Angle
Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle
merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas
objek maka sudah dianggap high angle. Dengan high angle maka objek
tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini
adalah lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung
konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.
Objek Yang Direkam
Dalam pengambilan gambar, ada beberapa pembagian objek yang selanjutnya dijabarkan sebagai
berikut:

1 S (one shot)
Memperlihatkan seseorang dalam frame

2 S (two shot)
Adegan dua objek sedang berinteraksi

3 S (three shot)
Adegan tiga objek sedang berinteraksi

GS (groups shot)
Banyak objek sedang berinteraksi
c) Eye Level
Pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek. Sudut pengambilan
ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata
seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan
objek.
d) Low Angle
Pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera juga sering mengemas
low angel dengan mengambil gambar objek diawali dengan tilt up (dari
bawah ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah
berkuasa. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan
mempunyai kesan dominant
e) Frog Angle
Pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera dengan ketinggian kamera
sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini dihasilkan
suatu pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga
penuh misteri.
Frame Size
Frame size adalah rasio ukuran objek yang direkam dalam bingkai layar. Tabel berikut ini
menjelaskan jenis-jenis frame size.
ELS ( Extreme Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera mengambil
keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak sangat kecil dalam
hubungannya dengan latar belakang.
LS (Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yanglebih dekat dibandingkan dengan ELS,
obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.
MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot,
obyekmanusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.
MS (Medium Shot)
Di sisni obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari atas
pingang sampai di atas kepala. Latar belakang masih nampak sebading dengan obyek
utama.
MCU (Medium Close Up)
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini yang
paling sering dipergunakan dalam televise.
CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakng nampak
sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas
kepala.
BCU ( Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan
jelas sekali detilnya.

ECU ( Extrime Close Up)


Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh layar dan
jelas sekali detilnya.
Teknik pengambilan gambar:
Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk menghasilkan gambar
yang sesuai dengan kebutuhan.
a) Backlight Spot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang berbayang karena diabaikan
oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar cahaya di belakang objek sehingga objek menjadi
tidak terkena cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga
jika ada objek yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan terlihat gelap. Efek yang terjadi
adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin terang
cahaya background, maka semakin gelap objek.
b) Reflection shoot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi justru ke benda-
benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek. Jika dilakukan di kamar, maka
cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika dilakukan di taman, kolam bisa dijadikan sebagai
reflektor. Kesan yang ditimbulkan cukup dramatis karena pengaruh media yang digunakan.
c) Door frame shoot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu sedikit demi
sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip tapi melalui pintu yang
sedikit terbuka. Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film
horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.
d) Point ofView (POV)
Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua jenis POV, yakni kamera
sebagai subjek dan kamera sebagai objek. Sebagai subjek, kamera membidik langsung ke objek seolah
subjek bertemu langsung ke objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar harus diperhatikan.
Sebagai objek, kamera adalah seperti orang ketiga. Sebagai orang ketiga tugas kamera layaknya
pendengar dalam obrolan. Sebagai pendengar, dia akan selalu memperhatikan orang yang berbicara.

e) Artificial Framing shoot


Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga efek yang muncul
adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek, tetapi terhalangi oleh benda yang
menjadi foreground.
f) Jaws Shoot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-shot. Tapi dalam teknik ini
justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi
dalam situasi yang dramatik.
g) Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk memberi kesan
lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara
background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek.
h) The Secret of Foreground Framing Shoot
Dalam teknik ini, objek berada di depan, tapi background mempengaruhi dan ada kaitannya dengan
objek. Pada awalnya background dibuat agak buram, lama kelamaan background dibuat lebih jelas
seiring alur cerita yang dikehendaki.

i) Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek bersinar. Selain
untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara objek dengan background
sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar belakangnya.
j) Fast Road Effect
Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di dalam kendaraan yang sedang
melaju kencang. Kesan yang ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat
memperlihatkan efek kecepatan mobil objek.
k) Walking Shoot
Pada teknik ini, juru kamera mengikuti objek yang berjalan. Kesan yang ditampilkan adalah orang
yang sedang berjalan terburu-buru atau dalam kondisi dikejar-kejar sesuatu.
l) Traveling Shoot
Pada teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah berjalan-jalan menikmati pemandangan.
Teknik ini biasanya digunakan pada film-film action untuk menampilkan keindahan pemandangan.

m) Overshoulder Shoot
Pada teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain.

Anda mungkin juga menyukai