Anda di halaman 1dari 25

1.

ANGGLE KAMERA

Angle merupakan sebuah posisi sudut pandang kamera. Angle kamera memiliki berbagai jenis.
Angle kamera ini sangat bermanfaat dalam menciptakan persepsi orang yang lihat di dalam
fotografi, sinematografi bahkan ilustrasi sekalipun.

a. Angle Kamera : Bird Eyeuyhuu

Kita mulai dari yang paling tinggi. Bird eye atau mata burung merupakan sudut pengambilan
gambar yang diambil dari hampir atau malah diatas objek yang kita foto. Untuk menciptakan
bird eye angle, fotografer/sinematografer harus mengambil gambar di tempat yang sangat tinggi
dari si objek, biasanya untuk mengambil sudut ini bisa menggunakan drone. Posisi kamera akan
selalu melihat kebawah. Posisi ini sering digunakan untuk mengambil gambar suasana

Kesan : Menciptakan kesan luas, objek terkesan tak berdaya (lemah), pengamat akan merasa
berkuasa dalam melihat foto/video.
a. Angle Kamera : High Angle

Turun sedikit dari bird eye ada yang namanya high angle. High angle merupakan sudut pandang
tinggi yang diambil di atas objek namun tidak se-extreme bird eye. sehingga muka objek masih
bisa terlihat oleh kamera. Bagian kepala objek akan terlihat lebih besar daripada kakinya. Posisi
kamera high angle akan selalu miring ke bawah.

Kesan : Objek terkesan kurang berdaya (lemah), pengamat akan merasa berkuasa dalam
melihat foto/video.

b. Eye level / Normal Angle / Straight Angle

Sudut pandang eye level dibuat sejajar dengan mata atau objek yang dibidik. Posisi kamera pun
tidak miring keatas maupun kebawah. Posisi ini merupakan angle paling netral dan sudut
pandang yang paling jujur apa adanya. Posisi ini sering digunakan dalam foto produk di online
shop.

Kesan : Apa yang kamu lihat itulah yang sebenarnya, Proporsi terlihat seimbang, netral
c. Low Angle

Turun dari eye level ada yang namanya low angle atau sudut pandang rendah. Sudut pandang
ini berada dibawah kepala objek. Posisi kamera akan selalu miring ke atas. Namun muka dari
objek masih bisa terlihat. Kaki objek akan lebih besar dan kepala objek. Posisi ini sering
digunakan dalam film super hero.

Kesan : Objek terlihat kuat, besar dan kokoh; pengamat akan terlihat takjub dan tidak berdaya.

d. Frog eye

Frog eye merupakan sudut pandang kamera terendah, biasa disebut sudut pandang mata katak.
Frog eye diambil dari sudut paling bawah bahkan menyentuh lantai/dasar.
Fotografer/sinematografer bisa saja harus tiarap untuk mengambil sudut pandang ini. Frog eye
biasanya akan memperlihatkan sudut bawah objek seperti kaki.
Kesan : Terkesan sempit, Objek terlihat kuat, besar dan kokoh; pengamat akan terlihat takjub
dan tidak berdaya.

e. Bonus : Canded Angle

Canded angle/obolique angle merupakan sudut pandang miring. Posisi kamera miring secara
horizontal sehingga objek pun akan miring.  Angle ini menciptakan berat sebelah dan tidak
seimbang sehingga menimbulkan kesan aneh dan tidak biasa seakan gravitasi bumi tidak
berlaku.

2. TYPE SHOOT

Tipe shot biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar tingkat emosi, situasi dan
kodisi objek di suatu kondisi.

Terdapat bermacam-macam istilah shot types dalam pengambilan gambar diantaranya sebagai


berikut:

a. Extreme Long Shot (XLS)


Shot jenis ini diambil dari jarak yang sangat jauh, gambar yang dihasilakan dari jenis shot ini
adalah untuk menampilkan lokasi sebuah kejadian tetapi tanpa harus memperlihatkan objek
dengan jelas, Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

b. Long Shot (LS)

pengambilan secara keseluruhan. Shot ini hampir sama dengan Extreme Long Shot akan tetapi
di tipe shot ini objek diperlihatkan agak jelas

c. Full Shot (FS)

pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki, pengambilan gambar dengan
shot ini biasanya bertujuan untuk memperkenalkan objek dengan apa yang dilakukannya dan
lingkungannya.

d. Knee Shot (KS)
pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut, ukuran gambar yang agak nanggung ini
bertujuan untuk menampilkan apa yang sedang dilakukan oleh objek.

e. Medium Shot (MS)

pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh
badannya saja (dari perut/pinggang keatas), pengambilan shot ini bertujuan untuk
memperlihatkan aktivitas objek.

f. Medium Close Up (MCU)


Shot jenis ini di ambil dari bagian dada ke atas, jenis shot ini bertujuan untuk memperlihatkan
emosinya namun tetap menunjukan gerak-geriknya.

g. Close Up (CU)

gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya dari
bagian bawah dagu sampai keatas kepala dan masih menyisahkan ruang di atas kepala
(headroom), gambar jenis ini bertujuan untuk lebih menekankan sebuah ekspresi.

h. Big Close Up (BCU)

pengambilan gambar jenis ini diambil dari sebatas dahi hingga dagu, shot ini bertujuan untuk
menunjukan detail dari ekspresi objek dengan headroom terpotong.
i. Extreme Close Up (ECU/XCU)

Pengambilan gambar jenis ini bertujuan untuk memperlihatkan sebuah detail atau emosi dari
objek contohnya seperti hidung pemain, Mata, bibir, atau bahkan ujung tumit dari sepatu.

3. DEPTH OF FIELD

Depth of Field adalah jarak antara benda terdekat dan terjauh dalam sebuah foto yang nampak
tajam. Sekarang ini, kamera yang kita miliki hanya bisa fokus secara tajam pada satu titik. Tapi
transisi dari fokus secara tajam menjadi tidak tajam terjadi secara bertahap, sehingga istilah
‘acceptably sharp (fokus yang sangat tajam)’ menjadi longgar.Secara teknis, cara kamu melihat
gambarnya dan berapa ukuran yang akan terlihat pada gambar tersebut merupakan salah satu
faktor yang memberikan kontribusi terhadap seberapa jelas gambar yang akan kamu peroleh.

Berikut ini adalah tampilan 2 sketsa yang akan menggambarkan apa itu Depth of Field sempit
dan besar. Dalam 2 sketsa dibawah ini, gambar dengan Depth of Field yang sempit, didapati
bahwa hanya sebagian kecil yang menjadi fokus. Sebaliknya, dengan Depth of Field yang besar,
pemandangan jauh lebih tajam.
Sebelum kami melanjutkan pada hal-hal yang dapat mempengaruhi Depth of Field, maka
terlebih dahulu kami ingin menunjukkan kepada kamu persiapan-persiapan kamu perlukan
untuk mengambil gambar seperti yang nampak pada artikel ini. Mudah-mudahan cara ini
memberikan kamu sedikit wawasan mengenai foto dan nuansa yang lebih baik mengenai jarak
antara objek yang hendak diambil. Untuk mengubah jarak kamera dengan objek yang hendak
diambil, maka kami memindahkan tripod untuk berada lebih dekat / lebih jauh dari alat peraga
(dalam hal ini objek pemotretan).

4. DIAFRAGMA

Diafragma dalam fotografi adalah ukuran besar atau kecilnya bukaan lensa. Diafragma
mengatur besarnya cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan cara mengatur besar dan
kecilnya lubang cahaya pada lensa. Diafragma sering juga disebut bukaan lensa atau aperture. 
Diafragma ini merupakan bagian dari segitiga eksposur.

Pada artikel sebelumnya saya sempat membahas teknik fotografi dasar yang berisi mengenai
proses pembentukan sebuah foto dan segitiga eksposur. Saya hanya bahas sedikit mengenai
pengaruh diafragma pada eksposur. Pada artikel ini saya akan mengulas lebih detail mengenai
diafragma ini, dari penulisan simbol diafragma sampai tips memilih diafragma yang tepat untuk
menghasilkan foto sesuai yang diinginkan.
5. SHUTTER SPEED

Pengertian Shutter Speed

Salah satu menu pada kamera DSLR yang perlu Anda ketahui fungsinya adalah shutter speed.
Definisi shutter speed adalah kecepatan rana pada kamera terbuka. Jika Anda memencet
tombol shutter maka rana akan terbuka dan menutup kembali berdasarkan pada kecepatan
shutter speed yang Anda pilih. Rana ini berkaitan dengan cahaya yang masuk ke kamera.
Semakin cepat shutter speed, maka rana akan terbuka dan menutup kembali secara cepat
sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya jika Anda menggunakan
kecepatan shutter speed lambat, maka rana akan terbuka lama dan cahaya yang masuk ke
kamera semakin banyak. Pengaturan shutter speed sangat mempengaruhi foto yang dihasilkan
kamera DSLR. Meskipun shutter speed bukan satu-satunya menu yang bisa menentukan hasil
foto, namun mempelajari pengaturan shutter speed bisa memudahkan Anda dalam
menghasilkan foto yang berkualitas.
Shutter speed adalah salah satu faktor penentu dalam proses mengambil gambar menggunakan
kamera DSLR. Untuk mencegah foto yang blur akibat kamera atau tangan Anda goyang. Anda
bisa menggunakan shutter speed yang cepat. Dengan mengatur kecepatan shutter speed maka
menu lain juga harus menyesuaikan pengaturannya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya
bahwa shutter speed sangat menentukan besarnya cahaya yang masuk ke kamera. Jika Anda
menggunakan shutter speed cepat, maka cahaya yang masuk kamera akan sedikit sehingga
Anda perlu menaikkan ISO atau memperbesar bukaan kamera agar foto yang dihasilkan tidak
gelap. Sebaliknya jika Anda menggunakan shutter speed yang lambat, maka cahaya yang masuk
pada kamera jumlahnya banyak. Saat memotret dengan speed yang rendah, Anda
membutuhkan bantuan tripod agar foto tidak blur.
Jika Anda ingin menghasilkan foto yang lembut, pengaturan shutter speed adalah solusinya. Jika
Anda ingin memotret pemandangan air terjun dengan air yang lembut, Anda bisa menggunakan
shutter speed yang lambat agar memberikan efek tekstur air yang lembut. Memotret dengan
kecepatan yang lambat, Anda harus menggunakan tripod agar foto tidak goyang. Untuk
menghasilkan foto yang bagus dan indah, Anda juga harus mengatur menu yang lainnya seperti
ISO, aperture, eksposure, dan lain-lain. Penggunaan shutter speed sangat bergantung pada
kondisi serta kebutuhan Anda. banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke kamera bisa Anda
sesuaikan dengan melakukan pengaturan pada shutter speed kamera DLSR.

Shutter speed adalah bagian dari menu kamera DSLR yang sangat penting untuk dipelajari
fungsi serta cara pengaturannya. Shutter speed sangat menentukan kecepatan rana dalam
mengambil gambar objek. Banyak fotografer yang menghasilkan foto yang indah dengan
menggunakan shutter speed yang lambat. Penggunaan shutter speed yang lambat biasa
digunakan untuk mengambil foto pemandangan yang indah. Saat memotret menggunakan
shutter speed yang lambat, Anda harus menggunakan tripod agar foto yang dihasilkan tidak
blur akibat kamera Anda goyang. Hasil foto yang dihasilkan dengan menggunakan shutter speed
yang lambat sangatlah indah dengan komposisi warna yang bagus. Anda juga harus
mempelajari fungsi menu yang lain pada kamera DSLR agar diperoleh foto dengan komposisi
yang pas.

6. ISO

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin
tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus
fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.

Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki
100 lebah pekerja.

Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.

Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan
membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di
f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja),
maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar:

 Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan –
kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita
mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor
kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250
detik.
 Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai
separuhnya lagi: 1/500 detik.
 Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan
esksposur sebesar 1 stop.

Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu
konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting
ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran
aperture anda.

7. WHITE BALANCE

Fungsi white balance adalah untuk objek berwarna putih tampak putih pada berbagai macam
kondisi cahaya. Kita memerlukan white balance karena kondisi cahaya waktu kita memotret
kadang berubah-ubah. Pengaturan white balance biasanya disesuaikan dengan kondisi cahaya
saat kita memotret. Namun, kamu juga dapat menggunakan white balance untuk
menambahkan torehan warna dalam foto.
Untuk lebih jelasnya biasanya foto yang kita ambil berwarna kebiru-biruan atau kemerah-
merahan tapi hal ini tidak tampak pada mata kita, karena otak kita langsung mengkoreksi warna
tersebut menjadi putih. Tetapi kamera kita tidak memiliki kemampuan tersebut. Maka dengan
menggunakan white balance kamera dapat mengkoreksi warna tersebut menjadi putih apapun
sumber cahayanya.

Namun, kamu juga dapat menggunakannya secara sengaja untuk menambahkan kesan lewat
warna fotomu. Kamu bisa coba mengambil foto dengan preset “Daylight” . Hasil fotomu akan
berwarna kebiruan. kamu bisa coba lagi dengan preset “Shade” maka warna fotomu akan
menjadi lebih hangat. 
1. Auto White Balance

Kamera akan secara otomatis meyesuaikan warna sumber cahaya dengan menebak temperatur


cahaya. Biasanya banyak digunakan pada siang hari dan saat pemakaian flash. Tapi jika hasil
tidak sesuai dengan yang diingkan, dapat menggunakan white balance lain yang lebih cocok
dengan kondisi cahaya.

2. Daylight

Biasanya mode ini digunakan untuk memotret di bawah cahaya matahari. Warna yang
dihasilkan biasanya cenderung kebiruan.

3. Shade

Mode ini biasanya digunakan untuk pengambilan gambar di luar ruangan. Mode ini dapat
memberikan efek teduh dan hangat pada foto.

4. Cloudy

Mode ini seperti namanya biasanya digunakan pada kondisi berawan atau mendung. Mode ini
memberikan efek hangat dan agak kebiruan pada foto.

5. Flash

Biasanya digunakan saat kamu menggunakan flash dalam mengambil gambar. Mode ini dapat
memberikan efek hangat pada foto yang cenderung dingin.

6. Tungsten

Mode ini biasanya digunakan untuk fotografi di dalam ruangan dan menggunakan lampu rumah
untuk penerangan. Mode ini dapat memberikan efek dingin pada foto yang biasanya agak
kekuningan karena efek dari cahaya lampu.

7. Fluorescent

Mode ini banyak digunakan pada saat sumber cahaya berupa lampu neon yang cahaya
menghasilkan warna kebiruan. Kebalikan dengan mode tungsten, mode ini mengubah cahaya
yang kebiruan menjadi lebih hangat.
8. ALAT PENDUKUNG KAMERA

Macam - Macam Alat Bantu Fotografi beserta Gambarnya

1. Filter

Filter merupakan sebuah perangkat bantu pemotretan yang berfungsi untuk menyaring cahaya
yang datang ke lensa agar menimbulkan efek sesuai dengan jenis Filter yang digunakan. Filter
digunakan pada lensa sebagai tambahan pemotretan yang di letakan di depan lensa.

2. Tudung Lensa

Tudung Lensa berguna sebagai penghalang/menghilangkan cahaya yang tidak diinginkan datang
ke lensa kamera yang dapat mengakibatkan flare pada hasil pemotretan. Flare ini dapat
merusak hasil foto yang diinginkan. Tudung Lensa ini sangat berguna terutama pada saat
pemotretan yang berhadapan langsung dengan datangnya arah cahaya.

3. Tripod

Tripod merupakan alat bantu pemotretan sebagai fungsi penyangga kamera agar tidak ada
terjadinya goncangan (shaking) saat pemotretan. Tripod sangat cocok untuk pengambilan
gambar yang menggunakan speed rendah dan sebagai menompang lensa yang panjang.
4. Monopod

Tidak jauh berbeda dengan Tripod, Monopod merupakan alat bantu pemotretan yang memiliki
fungsi yang hampir sama dengan tripod hanya saja monopod hanya memiliki 1 kaki penyangga
sehingga sangat praktis untuk digunakan.

5. Background

Background atau kain yang sering digunakan untuk berbagai situasi pemotretan seperti
pernikahan, pembuatan iklan, pemotretan studio dan sebagainya. Kain ini sebagai latar
belakang dari objek yang di foto, biasanya background ini menggunakan berbagai macam
gambar, pola serta warna seperti green screen.
6. Stand Background

Alat ini sebagai pembantu berdirinya background yang digunakan. Stand Background
setidaknya memiliki 2 stand untuk penyangga yang dapat di naik turunkan sesuai kebutuhan.

7. Payung Reflektor

Payung ini berguna agar cahaya yang dihasilkan pada gambar lebih luas, sehingga bayangan dan
cahaya keseluruhan nampak menjadi lebih halus.
8. Light Stand

Light Stand merupakan alat yang dapat digunakan sebagai menyangga lampu studio.

9. Honeycomb

Honeycomp merupakan alat yang mirip dengan filter dengan bentuk bulat seperti sarang
tawon, jika filter di pasang didepan lensa honeycomp dipasang pada lampu/sumber cahaya.
Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek gambar.

10. Flash Meter

Seperti namanya, Flash Meter ini berfungsi untuk mengukur kekuatan sumber cahaya yang
datang dalam pemotretan indoor maupun outdoor. Alat ini jauh lebih akurat di bandingkan
dengan light meter yang ada pada kamera.
11. Soft Box

Soft box merupakan alat bantu fotograpi yang berfungsi sebagai pencahayaan yang lembut.
Soft Box ini terbuat oleh kain yang jika semakin besar softbox maka semakin lembut cahaya
yang di hasilkan. Cahaya softbox di hasilkan oleh alat bantu cahaya seperti strobo ataupun
Barndoors.

12. Barndoors

Barndoors merupakan alat yang digunakan sebagai pengarah datangnya cahaya dari arah
sumber cahaya. Bentuk dari Barndoors ini berbentuk persegi dan berwarna gelap.
13. Strobo

Alat yang satu ini mirip dengan flash pada camera namun ukurannya yang lebih besar. Strobo
memiliki sensor yang dapat menangkap cahaya utama yang dapat menjadikan strobo ini
menyala dengan otomatis ketika ada cahaya utama (main light) yang dinyalahkan. Selain itu
kekuatan cahaya yang di hasilkan oleh strobo bisa diatur sesuai keinginan kita.

14. Trigger

Trigger merupakan flash tambahan yang terpisah dengan camera, sehingga flash dapat di
gunakan dengan bantuan gelombang elektro tanpa harus di pasang di body kamera. Alat ini
cukup efektif untuk membuat cahaya dari arah yang kita inginkan.
15. Shutter Release

Shutter Release juga bisa di sebut kabel release karena fungsi dari shutter release ini sebagai
pengganti sutter pada kamera namun dengan tambahan kabel sehingga dapat meminimalisir
goncangan saat menekan tombo shutter.

16. Tali Kamera / strap

Anda pasti menginginkan tali kamera yang kuat  dan yang nyaman bahkan setelah berjam-jam
memotret.  Seharusnya tidak hanya menahan kamera Anda dengan aman, tapi seharusnya
sangat fungsional. Ada banyak tali dari yang untuk memilih, banyak sekali bermunculan strap
dengan desain unik yang sobat bisa dapatkan di pasaran.
17. GorillaPod

Ini adalah tambahan kecil yang bagus untuk tripod berukuran besar. Ini adalah tripod mini yang
ringan, kokoh,fungsional, dan sangat fleksibel. Ini sempurna bila Anda membutuhkan kaki yang
mantap untuk kamera tapi tidak ingin membawa tripod besar.

18. Hoodman Loupe

Alat ini dapat memberikan tampilan gambar yang bebas silau pada layar LCD kamera Anda,
sehingga Anda dapat dengan mudah memeriksa hasil jepretan anda .

Karena seringkali melihat lcd pada cahaya terik panas yang silau, gambar yang kita lihat pada
layar kamera kita tidak sama dengan apa yang nanti akan kita lihat di monitor PC atau laptop.
Pikir anda sudah bagus ternyata, hmmm….
19. Baterai dan Memory Card tambahan

Peralatan fotografi berikutnya  yang dibutuhkan adalah baterai cadangan dan memori
cadangan, karena ketika sedang banyak momen yang bisa kita bidik atau kita sedang dalam
tugas memotret dalam waktu panjang, kehabisan memory atau baterai itu adalah suatu
bencana. Belajarlah dari kesalahan fotografer lain.
TUGAS SINEMATOGRAFI DASAR

Oleh :

Nama : FATIMAH ZAHRA


Kelas : X Produksi Film

Anda mungkin juga menyukai