Anda di halaman 1dari 14

Teknik Blurring dalam Fotografi

Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan
membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan
kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor.
Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil yang melaju
kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik.
Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.
Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya pemotretan dan jarak
dari subjek pemotretan. Subjek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih
cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara
frontal. Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang
bergerak jauh dari Anda.

Tips Trik Fotografi Foto Blur atau Bokeh

Tips Trik Fotografi kali ini akan membahas tentang cara memotret foto bokeh atau foto blur.
Memang dalam fotografi foto yang tajam merupakan hal yang diinginkan. Namun foto yang blur
yang diluar titik fokus juga dapat menciptakan foto dengan dimensi yang terkesan menarik.
Definisi bokeh sendiri adalah salah satu bahasa Jepang yang memiliki arti menjadi kabur. Jadi
foto bokeh bisa diartikan foto yang menonjolkan titik objek yang fokusnya sangat tajam yang
dijadikan sebagai titik utama. Sementara objek selain titik utama akan blur atau kabur (selective
focusing).

Bokeh berasal dari lensa bukan dari kamera. Oleh karena itu, hal terpenting yang harus
dilakukan saat ingin mendapatkan bokeh adalah setting aperture lensa kita pada bukaan yang
sebesar mungkin.

Lalu bagaimana caranya bisa menghasilkan foto bokeh atau foto dengan latar belakang yang
kabur/blur ? berikut ini akan dijelaskan tips fotografi bokeh:

Tips Membuat Foto Bokeh :

Pilih mode manual atau Aperture Priority


Pilih setting aperture sebesar mungkin dengan ditandai angka F sekecil mungkin
Atur jarak Anda ketika memotret, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek
Jauhkan jarak antara obyek dan background-nya
Usahakan menggunakan lensa dengan kemampuan aperture besar
Gunakan focal length lensa yang terpanjang, misal lensa 55-200, gunakan 200mm
Jika ada, gunakan lensa prime atau fixed lens, lensa yang tidak bisa di-zoom untuk
mendapatkan pola bokeh yang menawan.
Bagaimana mendapatkan foto bokeh menggunakan kamera pocket atau kamera saku ? Nah
dengan kamera saku kita pun bisa menghasilkan foto bokeh akan tetapi hasilnya tidak sebagus
menggunakan kamera DSLR dengan lensa bukaan besar. Berikut cara membuat bokeh dengan
kamera pocket anda.

Tips Membuat Foto Bokeh dengan Kamera Pocket

Gunakan pilihan aperture priority, jika tidak ada gunakan mode Portrait atau Macro.
Jangan dihidupkan lampu flash, Kalau cahaya memang tidak mencukupi pakailah tripod.
Tentukan subjek foto yang memiliki kontras warna yang cukup antara objek utama dan
background.
Atur jarak subjek dan background, jangan terlalu dekat, Jika jarak background kurang
jauh, maka semua akan terlihat tajam difoto sehingga anda tidak menghasilkan bokeh.
Carilah background yang memiliki tektur mencolok.
Saat memotret, dekatkan kamera dengan objek utama yang akan di foto
Kalau kamera saku Anda memiliki fitur optical zoom (bukan digital zoom), gunakan
zoom maksimal

Istilah Bukaan, Diafragma, Aperture.Akan dibahas arti aperture secara lebih detail. Bukaan
atau Diafragma atau Aperture adalah istilah fotografi yang mendefinisikan seberapa besar lensa
terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.

Fungsi dari aperture sendiri adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor
kamera lewat bukaan pada lensa tersebut. Ketika tombol shutter dipencet, saat itulah lubang di
depan sensor kamera akan terbuka. Dan setingan aperture lah yang menentukan seberapa besar
lubang itu terbuka. Semakin besar terbuka, maka makin banyak cahaya masuk yang akan dibaca
oleh sensor kamera.

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan F-stop. Seperti diungkap diatas, fungsi utama
aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin besar
nilai F-nya , makin kecil diameter / diafragmanya terbuka dan begitu juga sebaliknya, makin
kecil angka F-nya makin besar diafragma terbuka.

Perhatikan ilustari bukaan lensa di bawah ini:

Pada gambar di atas terlihat, F4, F8 dan F16 memiliki perbedaan bukaan lubang/diafragma
sebuah lensa. F4 lebih besar terbuka dari pada F8. Dan F8 lebih besar terbuka diafragmanya
ketimbang F16.

Berikut nilai aperture yang umum pada sebuah lensa : f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.2, f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8,
f/11, f/16, f/22, f32 Pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/1.8 akan membuat cahaya berkurang
setengah dari sebelumnya karena memang diameternya mengecil menjadi setengah seperti yang
sudah dijelaskan di atas.
Secara arti ISO atau ASA (dalam fotografi film) adalah kemampuan atau tingkat sensitifitas
sensor pada kamera terhadap cahaya. Sebagai dasar fungsi ISO pada fotografi, semakin besar
nilai pada setingan ISO kamera, maka semakin sensitif dan besar cahaya yang didapatkan. Fitur
ISO pada kamera akan menjadi bagian dari segitiga exposure selain Shutter Speed dan Aperture.

Misal ISO=kerikil kemudian dimasukkan ke gelas yang akan diisi air. Dengan bantuan kerikil
tersebut, untuk mengisi air kedalam gelas hingga pas di bibir gelas, maka tidak memerlukan air
yang banyak. Begitu juga dengan ISO pada fotografi, semakin tinggi ISO semakin sedikit cahay
yang dibutuhkan untuk mencapai exposure yang tepat.

Selain AUTO, satuan nilai ISO pada kamera ditandai dengan nilai yang dimulai dari angka
50/100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya sesuai spesifikasi kamera. Pada kamera DSLR
profesional, ISO Nikon D600 misalnya mampu mencapai ISO hingga nilai 25000.

Selain bisa menambah sensitifitas cahaya yang didapatkan, ISO juga bisa menimbulkan noise
pada hasil fotonya. Namun untuk kamera digital di era perkembangan teknologi saat ini, ISO
tinggi sudah bukan menjadi kendala. D3 dengan ISO 25600 masih mendapatkan foto dengan
noise yang rendah :).

Ada yang belum tahu istilah fotografi NOISE ? Noise adalah bintik-bintik kecil yang ada pada
foto. Selain Noise, dengan menggunakan nilai ISO yang tinggi juga dapat menyebabkan
berkurangnya kualitas foto yang dihasilkan. Misalkan warna kurang keluar, foto jadi kurang
detail/tajem dll.

Kapan Menggunakan ISO

Iso tinggi biasanya digunakan saat kondisi kurang cahaya, misalnya saat motret malam hari atau
indoor. Kapan saat yang tepat memperhatikan atau menggunakan ISO pada kamera ? saat
kombinasi 2 bagian segitiga exposure shutter speed dan Aperture belum mendapatkan exposure
atau cahaya yang tepat.

Pada saat kondisi seperti itulah Anda bisa menaikkan nilai ISO sampai mendapatkan cahaya
yang cukup dan memperoleh shutter speed yang ideal. Misalkan pada suatu kesempatan Anda
ingin memotret momen yang bergerak di dalam ruangan yang minim cahaya. Idelanya untuk
menangkap momen yang cepat adalah menggunakan kecepatan rana yang tinggi, soal besarnya
aperture terserah deh, adanya berapa :).
Dalam contoh kasus di atas, saya harus menggunakan kecepatan 1/250 agar kamera mampu
merekam momen yang bergerak di ruangan indoor tersebut. Namun lensa hanya memiliki
aperture terlebar F3.5. Tanpa menambah nilai ISO, saya hanya mendapatkan hasil foto yang
underexposured (UE) gelaaap. Nah, dengan mengunci shutter speed 1/250 dan aperture F3.5
saya harus menambah nilai ISO sampai mendapatkan exposure yang tepat.

Pada umumnya, dalam fotografi banyak yang menganjurkan untuk menggunakan ISO sekecil
mungkin. Untuk menghindari Noise dan mendapatkan foto yang tajam. Apalagi jika hasil foto
akan Anda print dengan ukuran besar, Iso kecil sudah menjadi keharusan. Akan tetapi dalam
beberapa kasus, Noise kadang diperlukan untuk menambah kesan foto yang lebih dramastis,
misalnya foto BW.

Akan mengulas tentang Segitiga Exposure Shutter Speed, Aperture dan Iso. Istilah fotografi
Exposure bisa diartikan sebagai kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang masuk. Ada
tiga hal yang penting untuk mengatur exposure di kamera yaitu Shutter speed, Aperture dan Iso.
Hubungan ketiganya biasa disebut dengan segitiga exposure.

Kamera pada dasarnya adalah sebuah alat yang berguna untuk menangkap cahaya melalui sensor
kamera. Cahaya yang masuk akhirnya diterjemahkan oleh sensor menjadi sebuah gambar.
Sederhana saja, jika cahaya sedikit, gambar akan gelap atau disebut dengan (underexposed/UE).
Dan jika cahaya yang ketangkap sensor kamera banyak, gambar akan menjadi terlalu terang
(overexposed/OE).

Ok mari kita mencoba untuk berandai-andai, jika exposure diibaratkan sebagai sebuah gelas, dan
cahaya adalah air yang akan dituangkan ke gelas. Maka exposure yang tepat adalah saat gelas
terisi air hingga tepat di bibir gelas. Jika isi air tidak mencapai bibir gelas, maka gambar
underexposed/UE, dan saat air tumpah karena kepenuhan maka gambar overexposed/OE.
Sederhana kan ? motret itu menyenangkan kok :).
Cara Mengatur Exposure

Kamera era saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan menghitung exposure yang
canggih. Bahkan tentang kombinasi shutter speed, aperture dan ISO saat menangkap suatu
cahaya. Kamera digital DSLR ataupun kamera saku saat ini sudah memiliki fitur pilihan mode
exposure, ingin otomatis atau manual.

Dalam kamera digital ada mode exposure manual (Manual) dan otomatis (Automatic, Program,
Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan baca manual kamera masing-masing
kamera untuk mempelajari mode-mode lebih lanjut.

Untuk menggunakan manual exposure, Anda harus memahami terlebih dahulu tentang shutter
speed, aperture dan Iso. Jika ketiganya sudah dipahami, kami yakin untuk menuangkan air di
dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang adalah hal mudah. Baca apa itu aperture baca
terlebih dulu artikel Memahami Definisi Aperture Secara Detail dan juga artikel Memahami
Istilah Kecepatan Rana atau Shutter Speed dalam Fotografi.

Exposure Compensation (EV +/-)

Apa arti Exposure compensation ? Exposure compensation adalah sebuah fitur kamera untuk
mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto exposure. Biasanya
disimbulkan dengan EV +/-.
Kapan menggunakan exposure compensation ? saat kita menggunakan auto/manual exposure
namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan sebelumnya. Misal fotonya ingin lebih
terang lagi dari hasil pengukuran exposure sebelumnya. Maka naikkan exposure compensation
sebesar +1 EV. Dan begitu sebaliknya jika foto ingin lebih gelap, turunkan menjadi -1 EV atau
lebih.

Ok kami berikan contoh rumusan exposure semoga tidak semakin bingung ya

Rumus exposure: Shutter speed + aperture + ISO = Exposure

Contoh dengan angka (angka pada rumus ini hanyalah contoh, jadi jangan dihafalkan) :

1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)


1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto akan lebih
terang
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto akan lebih
gelap

Perlu diingat, exposure compensation adalah bukan bagian dari faktor penentu exposure.
Exposure compensation hanya mengubah hasil perhitungan autoexposure saja. Jika kita
menerapkan exposure compensation positif, maka hasil perhitungan autoexposure kamera akan
lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan exposure compensation negatif, maka
hasil perhitungan autoexposure akan lebih gelap daripada sebelumnya.

atau lebih sering disebut WB adalah kemampuan kamera membaca/mengukur temperatur warna
berdasarkan cahaya yang ada. Fungsi dari white balance sendiri adalah mengantur komposisi
warna berdasarkan cahaya yang ada, agar mendapatkan foto yang akurat/tepat warna fotonya
sesuai dengan warna aslinya (natural color) dengan kata lain supaya yang putih terlihat putih,
merah terlihat merah dan hijau terlihat hijau dst.

Pada umumnya, sebagian dari kita pengguna kamera digital tidak pernah memperhitungkan
setting white balance, kita hanya senang bahkan selalu menggunakan setting auto white balance
(AWB) serta menggunakan teknik segita exposure. Padahal WB Auto akan menganggap
bagian tercerah adalah warna putih, walau mungkin sebenarnya bukan. AWB cuman akurat
kalau ada banyak warna putih di depan kemera kita. Namun jika Anda menggunakan kamera
Infra Red white balance adalah hal penting untuk menghasilkan foto yang tepat sesuai warna
yang diinginkan meskipun menggunakan format RAW.
Meskipun kamera digital terbaru saat ini sudah semakin canggih dan mampu menghasilkan foto
yang bagus. Namun kamera dengan teknologi saat ini masih memiliki kelemahan, kamera tidak
selalu mampu menyesuaikan kondisi warna obyek yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang
terlihat di kamera, belum tentu sama dengan kondisi aslinya. Nah dengan menggunakan fitur
white balance inilah kamera mampu mengurangi kelemahannya untuk mengatur komposisi
warna dengan tepat.

Skedar tips untuk mengurangi kesalahan warna pada fotografi, pilihlah format RAW saat
memotret. Karena dengan setingan format RAW Anda masih bisa melakukan perbaikan warna di
olah digital dengan mudah menggunakan software pengolah file RAW sesuai kamera digitalnya.
Saat menggunakan setingan RAW, metode white balance mungkin masih bisa diabaikan. Namun
jika tetap memilih white balance yang tepat, Anda akan mengurangi waktu untuk proses digital
di komputer.

Ada banyak pilihan preset white balance pada kamera digital, berikut ini beberapa preset WB
dan fungsinya yang umumnya tersedia di kamera digital. Berbicara memilih white balance
adalah bukan soal salah atau benar, namun kita mau seperti apa warna fotonya. Karena
terkadang meskipun saat tidak tepat memilih WB justru menghasilnya foto dengan warna yang
unik dan menarik :). Penentuan White Balance adalah elemen sangat penting dlm fotografi
digital krn di situ kita menentukan warna foto kita.

Jenis dan Fungsi Preset White Balance :

Auto - Kamera akan mencari pengaturan white balance yang paling sesuai dengan
kondisi lapangan. Tapi dalam kondisi tertentu seringkali kurang tepat sehingga hasilnya
standard, kurang maksimal.
Tungsten/Incandescent - disimbolkan dengan ikon bohlam. WB itu cocok digunakan
saat anda memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam. Karena Tungsten
menormalkan obyek yang berada di ruangan seperti ini. Tetapi ketika menggunakan di
luar ruangan atau kondisi normal, hasil fotonya akan menimbulkan efek kebiru-biruan.
Fluorescent - disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di ruangan
dengan pencahayaan lampu neon. Jika memasuki ruangan seperti ini, maka gunakanlah
mode white balance Fluorescent. Mode ini bisa menetralkan temperatur obyek dengan
cara meredam pijaran warna putih yang berlebihan.
Daylight/Direct Sunlight - biasanya dengan simbol matahari, sesuai simbulnya gunakan
saat berada di bawah sinar matahari. Karena sistem menormalkan cahaya yang berlebih
sehingga hasinya relatif lebih maksimal dibanding mode Auto White Balance.
Cloudy - disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung. Bagus
juga dipakai saat matahari terbit di pagi hari atau senja hari. Modus ini digunakan untuk
menambah dan memperkuat warna kuning kecokelatan.
Flash - simbolnya kilat, jika Anda menggunakan flash hasil warna pada gambar akan
kebiru-biruan karena cahaya flash sifatnya lembut maka gunakanlah flash wb untuk
menaikkan warna.
Shade - biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah
(siang hari) atau anda berada di daerah bayangan, bukan bayangan dari sinar matahari
langsung. Karena mode ini bisa menetralkan kesan dingin dengan warna biru yang
biasanya diperoleh pada kondisi lingkungan yang berbayang.

Dengan berbagai pengaturan WB seperti jenis preset white balance diatas, kita bisa
menghasilkan warna yang akurat sesuai warna aslinya.

Cara Setting Custom White Balance dan Kelvin

Selain jenis preset WB di atas, dibeberapa tipe kamera DSLR seperti Canon EOS 6D juga ada
pilihan lainnya yaitu Custom WB /Preset Manual dan Color Temperature/kelvin. Pada pilihan
Custom WB/preset manual biasanya menggunakan obyek berwarna putih/netral untuk dijadikan
master preset WB. Foto kertas warna putih/netral inilah nantinya akan melakukan koreksi warna
untuk warna obyek lain.

Pada kamera profesional, white balance bisa diatur dari skala Kelvin, bukan semata dari simbol-
simbol saja. Jadi, kalau foto kita kekuning-kuningan, artinya cara setting WB di kamera kita
ketinggian. Harus kita turunkan, misalnya dari gambar awan ke gambar matahari.
Bermula dari seorang ilmuwan bernama Lord Kelvin (William Thomson), yang juga
menciptakan lemari es, cahaya dikelompokkan dalam skala Kelvin. Warna cahaya dimulai dari
warna merah sampai ungu. Skala 0 derajat Kelvin adalah sangat merah, sementara skala 10.000
derajat Kelvin adalah sangat ungu. Untuk acuan cara seting WB kelvin berikut kami berikan
daftar temperatur/kelvin sesuai kondisi cahaya:

Daylight = 5.500 Kelvin,


Cloudy = 7.000 Kelvin,
Tungsten = 3.000 Kelvin,
Shade = 8.000 Kelvin,
Fluorescent = 4.000 Kelvin.

Kekurang tepatan dalam pengaturan derajat Kelvin akan menghasilkan warna yang tidak sesuai
dengan warna obyek aslinya. Karena untuk mendapatkan WB yg tepat, kita harus tahu persis
suhu warna yang ada di area pemotretan. Sebagai patokan dalam menggunakan kelvin, berikut
ini patokannya :

Jika hasil foto berwarna kebiruan, berarti setting kelvin/temperatur terlalu rendah
Jika hasil foto berwarna kekuningan, berarti setting kelvin/temperatur terlalu tinggi

Semoga pembahasan tentang white balance (Definisi dan Cara Setting White Balance
Kamera Digital) ini bisa berguna bagi Anda yang ingin belajar fotografi lebih dalam lagi :).
Tunggu artikel-artikel fotografi lainnya di tipsfotografi.net.
Pernah mendengar istilah fotografi shutter speed atau kecepatan rana ? artikel fotografi kali akan
membahas apa itu shutter speed ataupun kecepatan rana pada fotografi. Shutter adalah
semacam pintu penutup sensor pada kamera digital. Pada saat kita mengambil gambar, shutter
akan membuka selama beberapa waktu sehingga sensor kamera akan merekam cahaya yang
masuk melalui lensa.

Berapa lamanya shutter terbuka inilah yang dinamakan sebagai shutter speed atau kecepatan
rana. Nah logikanya, semakin lama shutter ini terbuka, semakin banyak juga cahaya yang
kerekam oleh sensor kamera. Begitu juga sebaliknya jika shutter semakin cepat menutup maka
semakin sedikit pula cahaya yang terekam sensor kamera.

Gambar ilustrasi shutter speed :

Satuan shuuter speed atau kecepatan rana sampai saat ini masih menggunakan satuan detik.
Berikut contoh nilai shutter speed pada kamera digital.

(nilai besar) Bulb , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 , 1/250 ,
1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 . 1/8000 (nilai rendah)

1/2 lebih cepat dari pada 1s. Artinya semakin 1/ lebih besar berarti lebih cepat juga kecepatan
rana yang didapatkan. Pada beberapa kamera digital yang baru , kecepatannya bisa lebih dari
angka di atas, sehingga bisa menangkap gerakan peluru melesat misalnya.

Lalu kapan menggunakan shuttter speed yang cepat ataupun lambat ? OK, sebelumnya kami
perkenalkan dulu dua istilah fotografi yang akan selalu berhubungan dengan shutter
speed/kecepatan rana yaitu Slow Shutter Speed dan High Shutter Speed. Baiklah mari kita
bahas satu persatu.

1. Slow Shutter Speed

Teknik slow shutter speed bisa disebut dengan istilah SS. Ditandai dengan nilai besar maka akan
mendapatkan kecepatan rana yang rendah/lambat. Saat menggunakan teknis ini, sangat
disarankan Anda menggunakan tripod atau alat penyangga kamera lainnya. Dengan teknik slow
shutter speed ini, shutter akan dibuka lebih lama supaya kamera bisa mendapatkan cahaya yang
sebanyak-sebanyaknya sampai menghasilkan gambar yang Anda inginkan.

Kapan menggunakan teknis slow speed ? kapan saja. Karena dengan menggunakan teknis SS ini,
berbagai macam efek foto yang beragam. Misal digunakan jika malam hari untuk memotret jalan
raya yang dilalui kendaran bersliweran. Dengan teknis slow shutter speed tersebut akan
mendapatkan efek jalur cahaya/lightrail. Dengan efek sperti itu, seakan lampu-lampu mobil
menyatu dan memanjang seolah seperti bayangan.

Contoh penggunaan slow speed saat memotret air yang mengalir misal di air terjun. Makan Anda
akan mendapatkan foto dengan efek dinamis. Gerakan air menjadi seperti kapas dengan efek
yang memukau.

Di level slow speed shutter, ada juga istilah BULB. Jika menggunakan teknis ini, maka berapa
lamanya shutter terbuka itu akan tergantung kemauan kita. Mau berapa menit, berapa jam ?
dengan teknis bulb bisa mengabulkan permintaan anda. Segelap apapun suasananya, dengan bulb
anda masih bisa menghasilkan gambar bagus.

Lalu kapan teknis bulb digunakan ? Pernah melihat foto pergerakan bintang-bintang di langit ?
nah, untuk mendapatkan foto startrail anda bisa menggunakan teknis bulb.
Tripod dan slow shutter speed adalah dua hal yang selalu bergandengan sperti sandal jepit :).
Menggunakan teknis slow speed multak hukumnya untuk menggunakan tripod. Dengan
menggunakan besi berkaki tiga ini, mampu membuang efek goyangan kamera yang
mengakibatkan hasil foto blur. Selain tripod, Anda juga bisa menggunakan media seperti pasir
atau kacang-kacangan untuk menahan kamera agar tidak gerak saat shutter terbuka.

2. High Shutter Speed

Teknis high shutter speed ditandai dengan nilai yang rendah dan mendapatkan kecepatan rana
yang cepat. Dengan teknis ini Anda bisa menangkap momen yang terjadi. Misal orang berlari,
dengan kecepatan rana yang cepat maka kamera mampu menghasilkan gambar tepat diposisi
dimana kita menekan tombol shutter kamera.

Teknis ini biasanya digunakan untuk pemotretan sport, satwa dan objek yang memiliki gerakan
cepat lainnya. Dengan high shutter speed biasanya fotografer mengusahakan dirinya agar tidak
tertinggal momen-momen menarik.
Kebalikan dengan teknis slow shutter speed, tripod tidak diperlukan lagi saat menggunakan
teknis high shutter speed. Namun jika anda merasa berat mengangkat kamera, monopod bisa
anda gunakan.

Shutter speed atau kecepatan rana akan selalu berkaitan dengan aperture. Seperti artikel
sebelumnya tentang Memahami Definisi Aperture Secara Detail, aperture adalah seberapa lebar
diafragma lensa terbuka. Dalam fotografi kita mengenal istilah EXPOSURE, yaitu kemampuan
kamera mengumpulkan cahaya yang masuk.

Exposure sendiri akan selalu berkaitan dengan shutter speed, aperture/bukaan diafragma serta
dengan ISO. Tunggu artikel tentang exposure sedang kami siapkan.

Anda mungkin juga menyukai