Anda di halaman 1dari 16

Tata Cahaya Multimedia

1.

Pengertian Tata Cahaya

Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan


pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga
penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang
dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video
membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan
penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan
obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.
Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan
karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah
mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman
gambar.
Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya
matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api
(artifisial light/tungsten)
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang
bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah
sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap
pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi
hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada
praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan
dicapai.

KUALITAS CAHAYA
a. Hard light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intensitas yang
tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang
keras (gelap terangnya).
b. Soft Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus
biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau elemen

penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga bayangan yang
dihasilkan juga tidak keras.

Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :


a. Natural Light
Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber
dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur (key). Maka shotshot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.
c. Pictorial Light/Arificial Light
Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood sebuah
adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.
Direction of Light
Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat
dibedakan:
a. Top Light
Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan
suasana tertekan pada subjek.
b. Eye Light
Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang
dimunculkan dari mata.
c.Accent Light
Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood
tertentu. Biasanya ditujukan pada background
Color Temperature (Suhu Warna)
Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pula. Lampu neon
memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu tangsten halogen menghasilkan warna
kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan.
Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu warna yang diukur dalam
Derajad Kelvin.

Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan sedangkan semakin
tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung kebiru-biruan.

Daftar derajad Kelvin dengan sumber cahaya

10.000 Kelvin
9.000 Kelvin
7.000 Kelvin
5.600 Kelvin
4.900 Kelvin
4.200 Kelvin
3.800 Kelvin
3.200 Kelvin
2.800 Kelvin
2.200 Kelvin
1.600 Kelvin

Langit biru
Langit mendung
Cahaya matahari (DAY LIGHT)
Lampu Neon
2 jam setelah matahari terbit/
Sebelum terbenam (TUNGSTEN)
1 Jam setelah matahari terbit
Lampu halogen
Lampu Pijar
Matahari terbit/terbenam
Cahaya Matahari

Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka cahaya yang dihasilkan
adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut merupakan perpaduan dari beberapa HUE
dalam spektrum.Apabila berbeda sumber pencampurannya maka akan menghasilkan campuran
yang berbeda pula yang ditangkap oleh mata manusia.

2.

PRINSIP DASAR TATA CAHAYA


Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film,
dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan
paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3
poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang
disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai
jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key
light.

c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak
menyatu dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek.
Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan
tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit
berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
3.

Fungsi tata cahaya


Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya
menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan
berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton
tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat
menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata
cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan
atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan
pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya
panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi
penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung
memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga
menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat
diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu
perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka
gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat
intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak
disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka
sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton
secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada
area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh
bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata
panggung yang dihadirkan.

Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan
suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata atmosfir digunakan untuk menjelaskan
suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan
suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung,
efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu
tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi
membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran
suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya

Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing
fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih
area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa.
Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.

Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang
dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi
pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
-

Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan
berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya
ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak.
Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda,
penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika
adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton
dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.

Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis
atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya
alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan
untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi
atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak
lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.

Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan
warna yang dihasilkannya.

Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang
dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga

membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang
senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan
menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.
-

Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.
Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black
out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan
sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set

4. Peralatan Tata Cahaya


Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi
cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali
atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna,
arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa
dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan
tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.
a.

Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope,
filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau
kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.

Gb.204 Bohlam
Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan
bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang
dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena
panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya
dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran
untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang
menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini

sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari
pabrikan tertentu.

Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat
terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor
dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti.
Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan
discharge.
Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt.
Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang
hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini
didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena
bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas
waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).
b.

Reflektor dan Refleksi


Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya
yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan
reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan
diarahkan.
Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu;
ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah
elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak
masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang
dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point
1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang
hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206).

Gb.206 Reflektor elipsoidal


Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh
cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal
point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya
yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi
cahaya melalui reflektor spherical.

Gb.207 Reflektor spherical


Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya
langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya
yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter
cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari
yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.

Gb.208 Refleksi prabolic


Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah
menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular
(seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari
sumbernya (Gb.209).

Gb.209 Refleksi specular


Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar
yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya
diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.

Gb.210 Refleksi diffuse


Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak
sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan
memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211). Contoh refleksi spread
adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.

Gb.211 Refleksi spread


Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya
dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan
seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari
logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Gb.212 Refleksi mixed

Filter Cahaya
Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat bergantung
pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda tidak transparan (seperti
batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang dipantulkan. Jadi filter cahaya juga
berfungsi sebagai penerus warna-warna tertentu.

Teknik Pencahayaan
1. Fungsi Pencahayaan

Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh


indra penglihatan/mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi
fungsi berikut:
menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
menciptakan gambar yang artistik,
membuat efek khusus,
menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.

2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi
pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1)
cahaya kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3)
cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan.
Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek
tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya
mengenai sebagian objek.

Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah
satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi
menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan
intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light biasanya lebih dari satu
disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light berasal dari

belakang obyek, dan biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik


dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).

MEMAHAMI PENGGUNAAN PERALATAN TATA CAHAYA (Bagian 3)


E. PERALATAN TATA CAHAYA UNTUK FOTO DAN VIDEO
Di bawah ini beberapa peralatan dan perlengkapan studio foto atau video, diantaranya :
1. Ruang Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang akan dihasilkan,
jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio yang luas seperti pada foo
keluarga aau grup yang memerlukan ruangan yang besar. Jadi tidak ada ukuran maksimal
atau minimal dari studio tersebut.
Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya menyangkut
perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background dan lain-lain.
2. Kamera dan Lensa
Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format kecil yg
biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera format besar. Setiap
kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pemotretan portrait, biasanya
digunakan kamera format medium, sedangkan pemotretan still life memakai kamera format
besar. Akan tetapi bukan berarti kamera format kecil atau kamera 35mm tidak dapat
digunakan untuk pemotretan studio. Saat ini sudah banyak studio foto yang memakai
kamera dengan format 35mm untuk pemotretan portrait di studio.
3. Cable Release
Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan
memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga mengurangi risiko
bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan dengan kecepatan rana rendah
atau bulb.
4. Electronic Flash Head
Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas seketika
dan memproduksi cahaya berdurasi singkat.
5. Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel ini
menghubungkan kamera dengan lampu studio.
6. Triger dan receiver

Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol
rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa
bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.
7. Alat Pengukur Cahaya/Flash Meter / Light meter
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk
menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum menggunakan
alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan iso yang digunakan
8. Alat pengukur Suhu warna / Color Meter
Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang
digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau
color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna sehingga
bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera atau penggunaan filter
warna yang tepat untuk kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500
Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan
pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa
mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna
tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.
9. Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang
menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
10. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari
cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana
masing-masing warna mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.
11. Payung Studio
Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta
pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat
efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas,
namun dibanding dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung ini lebih sulit di
arahkan.
12. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan
dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang
dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat,

semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat
menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.
13. Octo Dome
Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya
yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil mata
model.

14. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar
mendapatkan efek spot, Alat ini biasanya digunakan di diatas dan dibelakang objek untuk
menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang. misalnya untuk Hairlight

1. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh
indra penglihatan/mata. Di bidang sinematografi pencahayaan memiliki fungsi
fungsi
berikut:
- menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
- menciptakan gambar yang artistik,
- membuat efek khusus,
- menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.
2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi
pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1)
cahaya kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3)
cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan.
Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk tujuan menciptakan efek
tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya
mengenai sebagian objek.
Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah
satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light berfungsi
menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan
intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill light biasanya lebih dari satu
disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light berasal dari

belakang obyek, dan biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik


dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).

Jenis Pencahayaan
Ada 4 model pencahayaan yang sepatutnya kita kenal.
1.Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting
artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh ruang. Sebuah lampu
diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting.
Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah
ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel
untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak
mungkin ruang makan selalu romatis.
2.Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk
aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak, berdandan dan
sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah
.
3.Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di
atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi
menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat
suatu barang atau koleksi tertentu.
4.Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak
awal, pemanfaatan cahay matahari juga dapat membuat ruangan menjadi terang.

Sumber :http://nurfajargiovina.blogspot.com/2012/07/tata-cahaya-dalam-multimedia.html

http://febrianyfaridha.blogspot.co.id/p/tata-cahaya-multimedia.html

Anda mungkin juga menyukai