Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Key Light
b. Fill light
c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar
subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di
belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan
key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk
orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan
warna rambut hitam.
3. Fungsi Tata Cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek
sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk
saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran
yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan.
Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa
dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya
ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).
1. Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada
pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata
cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat
tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua
area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan
dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui
laku aktor di atas pentas.
2. Dimensi.
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat
diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga
membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang
sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan
pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek
akan muncul.
3. Pemilihan.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak
disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan
kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan
tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk
memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan
cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi
para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
4. Atmosfir.
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan
suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk
menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya
mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya
teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan
cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya
matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan
sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi
yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-
masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan
dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek,
suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok
tata cahaya.
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung
yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa
fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
1. Gerak.
Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan
berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan
cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton
dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam
area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya
dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung
disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui
perubahan cahaya.
2. Gaya.
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis
atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti
cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata
cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan
seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat
penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat
tertangkap jelas oleh penonton.
3. Komposisi.
Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan
warna yang dihasilkannya.
4. Penekanan.
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang
dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang
tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki
maksud dari hal tersebut.
5. Pemberian tanda.
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.
Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan
dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black
out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set
4. Peralatan Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan
dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu
mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak
arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata
cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib
dipelajari oleh penata cahaya.
a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri
atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat
dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya
dari kebakaran.
Gb.204 Bohlam
Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini
memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang
merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat
garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis
cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor
spherical.
Gb.207 Reflektor spherical
Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul
dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse
adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.
5. Warna Cahaya
1. TEMPERATUR WARNA (color temperature)
-Tungsten 3600˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kekuningan (YELLOWISH)
- Flourencent 4200˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kehijauan (GREENISH)
- Daylight 5600˚K warna yang ditimbulkan kecendrung kebiruan (BLUISH)
Sehingga untuk mendapati warna yang tepat kita butuh konversi antara sumber
cahaya dengan jenis bahan baku hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan FILTER
CONVERTION atau dalam teknik kamera dipergunakan WHITE BALANCE.
2. ASPEK-ASPEK UNTUK PERHITUNGAN WARNA YANG BAIK
- HUE adalah predominasi dari sensasionalitas warna, antara warna merah, warna kuning,
warna biru. Warna yang normal diharapkan netral atau achromatic.
- SATURATION adalah kestabilan warna dari nilai pudar sehingga warna menjadi murni
atau tepat dan tidak pudar. Atau biasa disebut chroma, intensity atau purity.
- BRIGHTNESS adalah bentuk secara luas dari kuantitas cahaya yang diterima subjek.
3. KARAKTER PENCAHAYAAN
A. Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi.
Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan
dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan
efek kontras yang sangat tinggi.
B. Soft Light
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara
cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang
sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak
ada sama sekali.
4. METODE TEKNIS PENCAHAYAAN
A. Direct Light > Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara
langsung di arahkan ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas
arah datangnya sumber cahaya.
B. Reflected Light > Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak
secara langsung tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang
jatuh kepermukaan subjek adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan
rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.
C. Difused Light > Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau
karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain
yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
5. METODE PEMANFAATAN SUMBER CAHAYA
A. Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk
pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa
dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).
B. Artificial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk
kebutuhan pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.
C. Practical Light
Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu
kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
D. Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key
light, fill light, back light dan background light.
6. LIGHTING STYLE (Gaya Pencahayaan)
A. High Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap kecil sehingga kontrasnya rendah.
B. Low Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap besar sehingga kontrasnya tinggi.
7. LIGHTING SETTING NATURAL LIGHTING
Natural light adalah jenis pencahayaan alam yang mana cahaya tersebut dihasilkan
dari seluruh unsur alam. Unsur utama dalam pencahayaan alami bersumber pada
cahaya matahari. Adapun pencahayaan matahari memiliki jam-jam tertentu yang baik
untuk digunakan sebagai sumber cahaya dalam pemotretan. Untuk pagi hari antara
08.00 – 10.00 dan untuk sore hari 15.00 – matahari terbenam. Hal ini dikarenakan pada
jam-jam tersebut kekuatan sinar matahari tidak terlalu kuat, dan sudut pencahayaannya
pun merata. Ada beberapa jenis pencahayaan yang dihasilkan oleh sinar matahari,
yaitu :
a. Direct Light
Cahaya matahari langsung jatuh menimpa objek, berkas cahayanya kuat, terjadi
kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak.
b. Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu.
Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang
menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
c. Windows Light
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan di pagi hari melalui celah-celah
jendela. Guratan jatuhnya cahaya sangat terlihat jelas, ini yang disebut Windows Light.
Ciri yang perlu diingat dalam windows light adalah cahaya kontras yang kuat antara
bayangan dengan bagian yang terkena cahaya. Objek yang terkena cahaya akan
terlihat lebih menonjol.
d. Reflected Light
Pencahayaan terjadi ketika direct light melalui permukaan tertentu atau adanya
objek lainyang membantu proses pemantulan cahaya.
Kualitas dalam pencahayaan itu sendiri di pengaruhi oleh beberapa hal :
a. Keras lemahnya cahaya, sehingga berpengaruh terhadap bayangan
b. Sudut dari cahaya
c. Warna cahaya Cahaya alami adalah salah satu hal yang sangat penting untuk fotografer,
dan ini GRATIS untuk semua orang di dunia.
Bagaimana memahami cahaya alami bekerja secara efektif merupakan salah
satu kunci di mana kita semua dapat meningkatkan fotografi kita tanpa harus
menghabiskan banyak uang untuk membeli peralatan fotografi yang mewah.
1. Sadarilah Karakteristik Perubahan Cahaya Alam
Karakteristik perubahan cahaya alami tergantung pada hari, cuaca, musim atau
karena keadaan lainnya. Pada dasarnya ada jenis cahaya yang berbeda pada setiap
waktu. Jenis-jenis cahaya yang berbeda akan membuat sebuah adegan (scene) yang
sama terlihat sangat berbeda.
2. Jangan Lihat Cahaya Alam dalam hal “baik” atau “buruk”
Banyak dari kita yang hampir diindoktrinasi dengan ide bahwa cahaya yang baik
adalah cahaya selama “jam-emas” (pagi dan sore) atau bahkan cahaya keras sekitar
tengah hari umumnya dianggap sebagai cahaya terburuk. Pada kenyataannya, ini bisa
sangat membatasi kreatifitas Sobat saat memotret. Cahaya “jam-emas” membuat
segalanya tampak indah dan magis karena memiliki kualitas lembut dan memiliki efek
seperti emas. Kesimpulannya adalah harus bisa melihat berbagai jenis cahaya alami
sebagai alat. Tak satu pun dari “alat” yang baik atau buruk, benar atau salah untuk
berkomunikasi melalui media fotografi.
3. Terobsesi Dengan Mengamati Cahaya
Perhatikan cahaya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan segala
sesuatu di sekitar seperti partikel debu, air, dll. Amati bagaimana perubahan cahaya
ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana melemparkan bayangan.
Amati bagaimana fotografer menggunakan cahaya dalam pekerjaan mereka. Tujuannya
tidak lain adalah untuk mendidik diri sendiri, untuk melatih mata agar mengenali
skenario pencahayaan yang berbeda sehingga akhirnya dapat memprediksi jika ada
beberapa skenario pencahayaan yang lebih sulit dipahami mungkin terjadi.
4. Lakukan Eksperimen
Bereksperimen tidak selalu harus mengarah pada hasil karya, Tetapi dapat
membantu memahami bagaimana cahaya bekerja dalam arti yang sangat praktis.
Dengan mengamati dan melihat skenario pencahayaan yang menarik maka hal itu akan
terlihat dalam foto-foto. Lakukanlah eksperimen saat itu juga, jangan membuang-buang
waktu untuk berfikir, cobalah untuk berbagai tingkatan eksposure dan lihat hasilnya
setelah itu.