Anda di halaman 1dari 20

MATERI PEMBELAJARAN

TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO DAN VIDEO

KEGIATAN BELAJAR 3
MENGANALISIS TATA CAHAYA GAMBAR
BERGERAK
(PEREKAMAN VIDEO)

Modul ini hanya untuk digunakan di lingkungan


Kompetensi Keahlian Multimedia SMKN 2 Cikarang Barat

Disusun oleh :
Ogi Ganira, S.T

KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA


SMK NEGERI 2 CIKARANG BARAT
TAHUN 2019
KEGIATAN BELAJAR 3
MENGANALISIS TATA CAHAYA GAMBAR BERGERAK
(PEREKAMAN VIDEO)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa mampu :
1. Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman video)
2. Menerapkan tata cahaya untuk pengambilan gambar bergerak(perekaman video)

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan pengertian tata cahaya
2. Menjelaskan kualitas cahaya
3. Menjelaskan konsep dasar pencahayaan
4. Menjelaskan prinsip dasar tata cahaya
5. Menjelaskan peralatan untuk tata cahaya
6. Menyajikan hasil analisis penerapan tata cahaya untuk pengambilan gambar
bergerak(perekaman video)

C. Penyajian Materi

1. Pengertian Tata Cahaya


Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu
kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia,
kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif.
Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia
saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu
terjadi.

Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai
dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga
masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah
kegiatan perekaman gambar.

Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti
cahaya matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari
lampu, api (artifisial light/tungsten)

Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya
yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk
memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata
cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang
ada, apapun kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori
dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita dapat mengembangkan
kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan dicapai.

Gambar. Penataan cahaya sebelum melakukan perekaman gambar.

2. Kualitas Cahaya
a. Hard light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intensitas
yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi dan
bayangan yang keras (gelap – terangnya).

Gambar. Hard light untuk pengambilan gambar di dalam ruangan dengan intensitas
cahaya yang rendah.
b. Soft Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan halus
biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau
elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga
bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.

Gambar Soft light yang dipancarkan dari softbox.

Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :

a. Natural Light
Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene
bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur
(key). Maka shot-shot dalam scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.

Gambar Natural light pada pengambilan gambar di luar ruangan


c. Pictorial Light/Arificial Light
Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood
sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.

Gambar Artificial light yang digunakan untuk memberi efek warna- warni pada gedung

3. Arah Cahaya (Direction of Light)


Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek
dapat dibedakan:
a. Top Light
Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan
suasana tertekan pada subjek.

Gambar Top light pada studio siaran berita


b. Eye Light
Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang
dimunculkan dari mata.

Gambar. Eye light dengan tambahan box filter agar cahayanya tidak terlalu keras.

4. Color Temperature (Suhu Warna)


Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pula. Lampu
neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu tangsten halogen
menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan
warna putih kebiru-biruan.

Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu warna yang diukur
dalam Derajad Kelvin.
Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan sedangkan
semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung kebiru-biruan.

Daftar Temperatur/Suhu dengan sumber cahaya


Derajat Kelvin Warna Cahaya
10.000 Kelvin Langit biru
9.000 Kelvin Langit mendung
7.000 Kelvin Suasana berawan antara mendung dan cerah
5.600 Kelvin Cahaya matahari (DAY LIGHT)
4.900 Kelvin Lampu Neon
4.200 Kelvin 2 jam setelah matahari terbit/ Sebelum terbenam (tungsten)
3.800 Kelvin 1 Jam setelah matahari terbit
3.200 Kelvin Lampu halogen
2.800 Kelvin Lampu Pijar
2.200 Kelvin Matahari terbit/terbenam
1.600 Kelvin Cahaya Matahari

Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka cahaya yang
dihasilkan adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut merupakan perpaduan
dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber pencampurannya maka
akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap oleh mata manusia.

5. PRINSIP DASAR TATA CAHAYA


Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video,
film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light
a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber
pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill
light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas
subjek.
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang
disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang
mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya
setengah dari key light.

c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek
tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di
belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan
key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk
orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan
warna rambut hitam.
Gambar Three point fight mencakup key light, fill light, dan back light.

6. Fungsi Tata Cahaya

Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya
menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan
berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada
penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara
dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan
peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi,
pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

- Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi
penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan
dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa
dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak
semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan
tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan
melalui laku aktor di atas pentas.
- Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat
diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga
membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang
sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan
pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek
akan muncul.

- Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang
hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan
kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan
tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk
memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan
cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi
para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

- Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan
untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata
cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya
teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya
bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi
berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar
mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat
dimunculkan oleh tata cahaya

Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-
masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan
dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana,
dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.

Penerangan

Atmosfir Dimensi

Pemilihan
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang
dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi
pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.

- Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan
berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan
cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan
kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam
area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya
dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung
disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui
perubahan cahaya.

- Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya
realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya
mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata
cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari.
Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan
yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas
oleh penonton.

- Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui


tatanan warna yang dihasilkannya.

- Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek
yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga
membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi
yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki
maksud dari hal tersebut.

- Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan


berlangsung. Misalnya, fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk
memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater
tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan
pergantian set

7. Jenis pencahayaan
Tata cahaya sebagai aspek penti ng da lam proses pereka man gambar video, yaitu
tata cahaya yang sempurna akan menghasil ka n sebuah gambar visual yang memiliki
kualitas yang baik. Jika sebuah pengambilan gambar dari sudut yang berbeda, tentu
akan membutuhkan pengaturan tata cahaya cahaya yang berbeda pula, baik posisi
ma u pu n intensitasnya. Oleh sebab itu, untu k mencapai kesempurnaan hasil visual,
perlu diketahui beberapa jenis pencahayaan, yaitu sebagai berikut.

Ambient light
Ambient light adalah pencahayaan yang menerangi seluruh ruang yang tereka m.
Secara teknis, ambient light memiliki arti keseluruhan sinar yang datang dari berbagai
sumber cahaya pada ruang tersebut. Jika sebuah sumber cahaya diletakkan pada
bagian tengah ruangan, hal itu
hanya merupakan salah satu bagian dari ambient light.
Namun, jika ada bebera pa sumber cahaya lain yang berada pada posisi lain, akan
tercipta ambient light dari keseluruhan cahaya yang ada. Ambient light harus memiliki
sinar yang fleksibel untuk berbagai situasi ataupun peristiwa yang mungkin disajikan
dalam cerita.

Local light
Local light atau pencahayaa n lokal merupakan sebuah pencahayaan ya ng bertujuan
memperlihatka n aktivitas sehari-hari. Contohnya membaca, belaja r, berdandan, dan
memasak. Local light juga bertujuan agar mata tida k cepat lelah dalam melihat hasil
visual yang ditampilkan.
Accent light
Accent light adalah pencahayaan yang berfungsi memberikan aksentuasi atau
penekana n pada area tertentu. Contohnya jika sudut ruang tertentu perlu diberikan
penekanan, area tersebut nantinya akan lebih menonjol dari area lainnya. Penggunaa n
penca hayaan ini akan membawa pemirsa untuk mengarahkan perhatia nnya pada area
tersebut.

Natural Light
Natural light berasal dari cahaya alami dan bukan bersumber dari lampu atau sumber
cahaya tertentu lainnya. Cahaya matahari adalah satu-satunya natural light. Natural
light dapat digunakan untuk pengambilan gambar di luar ruangan saat pagi sampai sore
hari.

8. Peralatan Tata Cahaya

Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya
perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas
cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena
adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut.
Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.

a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas
envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat
dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan
mencegahnya dari kebakaran.
Gambar Bohlam

Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya.


Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas
dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas
maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu
pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi
ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan
bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang
menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-
beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis
dan merk lampu dari pabrikan tertentu.
Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam
dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit
dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya
harus diganti.

Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-
halogen, dan discharge.
Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt.
Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah
lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot.
Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi
dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam
menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah
ditentukan (terbatas).

b. Reflektor dan Refleksi

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor.
Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah
pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat
ditingkatkan, diatur, dan diarahkan.
Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu;
ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan
setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran
tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena
bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal
point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya
(bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik
focal point 2 baru kemudian menyebar
Gambar Reflektor elipsoidal

Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan
seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali
melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka
panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207
memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.

Gambar Reflektor spherical

Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya
langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk
cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan
demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor.
Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.
Gambar Refleksi prabolic

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi
setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai
objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed.
Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran
cahaya alami dari sumbernya

Gambar Refleksi specular

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan
pendar yang merata ke segala arah. Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya
diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.
Gambar Refleksi diffuse

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya
tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya
akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain. Contoh refleksi spread
adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.

Gambar Refleksi spread

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis
cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya
dipantulkan seperti cermin . Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang
pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Gambar Refleksi mixed


Filter Cahaya

Perlu diperhatikan bahwa warna benda transparan (misalnya filter cahaya), sangat
bergantung pada warna cahaya yang diteruskan. Sedangkan pada warna benda
tidak transparan (seperti batu, daun dan lainnya) tergantung pada warna yang
dipantulkan. Jadi filter cahaya juga berfungsi sebagai penerus warna-warna
tertentu.

9. Peralatan Tata Cahaya Untuk Foto Dan Video


Di bawah ini beberapa peralatan dan perlengkapan studio foto atau video, diantaranya
:

1. Ruang Studio
Luas ukuran minimal dari studio foto tergantung dari jenis foto apa yang akan
dihasilkan, jika hanya Pas foto tentu saja tidak memerlukan ruang studio yang
luas seperti pada foo keluarga aau grup yang memerlukan ruangan yang besar.
Jadi tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut.
Pada tahap awal studio dapat berukuran 3 x 4 m atau 4 x 6 m pertimbangannya
menyangkut perlengkapan yang harus disimpan seperti kamera, lampu background
dan lain-lain.

2. Kamera dan Lensa


Ada tiga jenis kamera saat melakukan pemotretan di studio, yaitu kamera format
kecil yg biasa disebut kamera 35mm, kamera medium format dan kamera format
besar. Setiap kamera memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk pemotretan
portrait, biasanya digunakan kamera format medium, sedangkan pemotretan still life
memakai kamera format besar. Akan tetapi bukan berarti kamera format kecil atau
kamera 35mm tidak dapat digunakan untuk pemotretan studio. Saat ini sudah
banyak studio foto yang memakai kamera dengan format 35mm untuk pemotretan
portrait di studio.

3. Cable Release
Fungsi dari alat ini adalah sebagai pengganti tombol pelepas rana. Alat ini akan
memudahkan fotografer ketika menekan tombol pelepas rana sehingga
mengurangi risiko bergoyangnya kamera (shake) terutama pade pemotretan
dengan kecepatan rana rendah atau bulb.

4. Electronic Flash Head


Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas
seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat.

5. Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel
ini menghubungkan kamera dengan lampu studio.

6. Triger dan receiver


Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat
tombol rana kamera ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer
dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh kabel sinkronisasi yang terpasang
dikamera.

7. Alat Pengukur Cahaya/Flash Meter / Light meter


Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk
menentukan bukaan diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum
menggunakan alat ini dilakukan penyetelan kecepatan rana dan iso yang digunakan

8. Alat pengukur Suhu warna / Color Meter


Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang
digunakan pada saat pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna
atau color meter. Alat ini menginformasikan mengenai tinggi rendahnya suhu warna
sehingga bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting di kamera atau
penggunaan filter warna yang tepat untuk kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar
5500 Kelvin atau lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring
dengan pemakaian dari lampu flash studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun
hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi kekuning-kuningan. Dengan alat
pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang tepat.

9. Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector
yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
10. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan
dari cahaya utama, reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas
dimana masing-masing warna mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.

11. Payung Studio


Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta
pancaran cahaya yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini
sangat efektif digunakan pada pemotretan yang membutuhkan cakupan area cahaya
yang luas, namun dibanding dengan standar reflector pancaran cahaya dari payung
ini lebih sulit di arahkan.

12. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan
dengan payung, cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang
dihasilkan softbox lebih terbatas, ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang
didapat, semakin besar ukuran softbox akan semakin lembut cahaya yang dihasilkan.
Softbox dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.

13. Octo Dome


Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan
cahaya yang terarah, selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan
pada pupil mata model.

14. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar
mendapatkan efek spot, Alat ini biasanya digunakan di diatas dan dibelakang objek
untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang. misalnya untuk
Hairlight

Anda mungkin juga menyukai