1. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu
identifikasi objek oleh indra penglihatan/mata. Di bidang
sinematografi pencahayaan memiliki fungsi fungsi
berikut:
- menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
- menciptakan gambar yang artistik,
- membuat efek khusus,
- menghilangkan bayangan yang tidak perlu /
mengganggu.
2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi
didasarkan pada fungsi pencahayaan tersebut.
Berdasarkan fungsinya jenis cahaya terdiri atas (1) cahaya
kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill
light), dan (3) cahaya belakang (back light).
STUDI TEKSTUAL
1. Pentas Proscenium
1. Trust
1. Cahaya Langsung
- Key Light
- Fill Light
- Front Light
- Over Head
Down Light
- Back Light
- Side Light
Cahaya berasal dari damping yang berguna mencahayai
sisi kiri atau kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan
untuk karya tari utamanya balet karena banyak gerakan
angkat kaki dan lompat.
- Cyclorama
Light Plot:
Instrument Schedule:
Magic Sheet:
Cue Sheet:
Instalasi:
Trim:
Channel List:
Focusing:
Plotting:
Dry Rehearsal:
Dress Rehearsal
a. Paramount/Hollywood/Butterfly
b. Loop
c. Rembrandt
d. Split
1. Ruang Studio
Cable Release
5. Kabel Sinkronisasi
Kabel Syncro
Flash Meter
Color Meter
9. Standar Reflektor
Standar Reflektor
10. Reflektor
Reflektor
Silver Umbrella
12. Softbox
Softbox
Octodome
14. Snoot
STUDIO FOTO
Fotografi studio dimulai pada abad 19. Kurangnya
pencahayaan membuat fotografer berpikir keras untuk
merekayasa pencahayaan di dalam ruangan, seperti
memantulkan cahaya matahari dengan pemantul besar
dari jalan ke jendela. Namun penemuan pelat basah pada
awal abad 20 membuat film menjadi lebih sensitif
terhadap cahaya. Sehingga rekayasa cahaya tidak lagi
berkutat di usaha untuk mendapatkan cahaya yang cukup
untuk membakar film, tetapi juga mengolah cahaya
tersebut agar menghasilkan suasana dan emosi tertentu.
Teater Broadway juga menyumbangkan banyak peran
besar dalam perkembangan fotografi studio dengan
memperkenalkan penggunaan setting dan penggunaan
lampu studio. Hasilnya foto menjadi lebih dramatis dan
artistik. Pencahayaan memainkan peranan penting di
dalam dunia fotografi studio, selain tentunya setting yang
baik.
Variasi sudut, jarak, dan intensitas pencahayaan
memperkuat suasana sebuah foto. Seperti misalnya
pencahayaan dari depan kiri atas subjek dengan sudut 45
derajat akan memberikan suasana artistik, mirip lukisan
still life pada masa lalu. Atau sinar dari belakang tepat di
belakang kepala subjek fotografi potret akan memberikan
kesan seseorang yang suci. Fotografi studio banyak
memberikan peran di dalam dunia seni. Di antarnya
memberi referensi sangat detail mengenai subjek yang
dipotret. Termasuk dengan memperlihatkan dengan
mudah informasi mengenai pencahayaan. Informasi ini
sangat berharga bagi seniman sebagai salah satu bahan
studi dalam membuat karya. Karya fotografi studio juga
sangat dihargai dalam dunia desain, terutama promosi dan
penerbitan. Misalnya fotografi makanan sebagai salah
satu bagian spesialisasi fotografi still life yang
mendominasi penerbitan buku. Keinginan dan kebutuhan
manusia yang tidak pernah berhenti untuk mendapatkan
makanan yang lezat menjadikan fotografi makanan bisnis
yang sangat besar.
Pada umumnya studio terbagi dalam beberapa jenis
menurut kegunaan dan kategorinya.
Jenis foto studio yang paling banyak dimiliki oleh
fotografer profesional adalah jenis studio untuk memotret
benda atau dikenal sebagai still-life foto studio dan untuk
memotret manusia atau kerennya disebut portrait studio.
Jenis studio lainnya yang khusus dibuat menurut subjek
yang difotonya adalah studio untuk memotret mobil, food
fotografi, fashion fotografi yang lebih luas ukurannya dari
portrait fotografi dll.
Fungsi utama dari studio adalah untuk memberikan
kemudahan dalam pengaturan cahaya serta subjek. Satu-
satunya cara adalah memisahkan subject kedalam ruang
dengan penggunaan cahaya yang dapat dikontrol sesuai
dengan kemauan kita Hal ini adalah kebalikan dari pada
apabila kita melakukan pemotretan diluar ruang dengan
mengandalkan cahaya dan apa yang telah disediakan oleh
Tuhan YME, kita tidak dapat mengontrol sang Matahari
dan mengatur atau merubah keadaan alam sekitar sesuai
dengan kehendak kita, melainkan kita harus melakukan
kompromi dan menyesuaikan keinginan dengan keadaan.
Tetapi ada juga yang disebut daylight studio atau studio
yang menggunakan Matahari sebagai sumber
pencahayaannya. Walaupun kita tetap harus berkompromi
dengan keadaan cahaya yang disediakan sang surya, kita
masih tetap dapat melakukan pengontrolan terhadap
cahaya dengan menggunakan reflektor dan penyaring
sinar yang masuk dengan tetap menyediakan kemudahan
dalam mengontrolan subjek yang hendak kita foto.
PENCAHAYAAN DI STUDIO
2. Polaroid Film
Merupakan alat pengukur yang paling akurat
dibandingkan Flash Meter tetapi masih menggunakan
metode lama yaitu trial and error, semakin lama jam
terbang seorang fotografer studio dia akan semakin dapat
mengira eksposure yang pas dan semakin akrab sang
fotografer dengan peralatan lightingnya semakin mudah
dalam mengukur pencahayaan dengan tepat.
Kesimpulannya:
Membuat Studio bagi pemula tidaklah membutuhkan
biaya yang mahal.Kita dapat membuat studio dengan
modal yang udah ada seperti ruangan yang mempunyai
jendela dirumah ditambah alat untuk memantulkan cahaya
dan BG (background) yang bisa dari kain atau sprei Atau
dengan bohlam lampu 250 watt dengan kombinasi
penutup, pengarah atau pemantul sinar seperti diatas Atau
dengan elektronik flash yang dipantulkan keatas atau
tembok samping maupun belakang dengan catatan
tembok harus berwarna putih dan memperhitungkan GN
flashnya.
bangun sebayu
Selasa, 23 Oktober 2012
JURUSAN PENYIARAN
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dunia penyiaran televisi dan radio, saat ini
berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban
manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak
Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran
menjadi medium informasi tercepat, interaktif langsung
dengan masyarakat.
Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan
perkembangan arus informasi, sebenarnya berjalan secara
alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia
itu sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “The Third
Wave”, menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga
kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-
penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi
industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi[i].
Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi
sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia agar
tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Sebelum tahun
1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative
penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan maupun
berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya
mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di
Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu
disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya,
yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar
Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kini sudah
mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak
sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal (daerah).
Menurut Undang-undang penyiaran No. 32 tahun
2003, stasiun penyiaran
swasta merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum,
bersifat komersil dan
2.3.1.2.Instalasi Peralatan
2.3.1.3.1. Kamera
2.3.1.3.3. Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam
sebuah produksi televisi dengan multikamera diperlukan
alat komunikasi. Alat vital ini dinamakan talkback. Tidak
seperti pada kamera ENG, dalam kamera EFP dan kamera
studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera
tersebut. Talkback terdiri atas microphone serta headset.
2.3.1.3.4. Teleprompter
2.3.2.2.Audio Mixer
Peralatan ini berguna untuk mengontrol atau mengatur
sumber – sumber audio dari studio set maupun sumber
lain yang akan masuk dalam siaran.
2.3.2.3.TV Monitor
TV monitor. Berfungsi sebagai display kamera untuk
memonitor hasil pengambilan gambar setiap kamera
sehingga bisa diketahui kualitasnya agar dipilih sutradara
untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap
kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga
membutuhkan dipasang satu monitor untuk mengetahui
gambar dari kamera mana yang sedang direkam di VTR.
Pemilihan gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan
memilih menggunakan mixer Video yang telah dilengkapi
dengan fasilitas switcer.
Perpindahan gambar dari kamera satu ke kamera yang
lain menggunakan mode wiper sehingga perpindahan atau
transisi dari gambar tidak jumping dan halus. Transisi ada
beberapa mode seperti super inpose, wip horizontal,
vertikal, diagonal dan sebagainya.
2.3.2.4.Sound System
Sound sistem yang terdiri dari mic, mixer audio,
equalizer, amplifier, speaker, headpone, tape
recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD
player dan sebagainya. Sound sistem digunakan untuk
keperluan talk back komunikasi antara kamerawan
dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi,
pemberian instruksi oleh pengarah kepada kamerawan.
Talkback juga disalurkan ke ruang-ruang lain seperti
ruang telecine untuk koordinasi pemutaran film, slide dan
sebagainya.
Sound sistem juga berfungsi sebagai sumber suara
utama dan pendukung program. Suara utama adalah suara
obyek shoting dan suara pendukung adalah sebagai
sumber suara untuk backsound musik, sound efex dan
sebagainya. Microphone untuk menangkap suara dan
diubah menjadi elektris dan disalurkan ke mixer
audio.dari mixer disalurkan ke qualizer.Pada mixer dan
equalizer suara bisa diolah nadanya sehingga kualitas
suaranya baik. Selanjutnya keluarannya disalurkan ke
amplifier untuk diperkuat dan keluaranya disalurkan ke
tape recorder untuk direkam atau langsung ke Video Tape
Recorder (VTR).
2.3.2.5.Lighting Control
Peralatan ini berfungsi seperti mixer yang berguna
untuk pengesetan dan pengaturan cahaya yang ada dalam
studio set. Instrumen pengatur cahaya biasanya terletak
pada ruang kontrol studio atau pada salah satu sudut di
studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang
kontrol akan memberikan banyak keuntungan, karna
penata cahaya dapat langsung berkomunikasi orang-orang
di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi dengan sistem
pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya
yang diagntungkan pada langit-langit studio.Setiap
sumber cahaya tersebut harus dapat diatur tingkat
pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
2.3.2.6.Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini
adalah untuk membuat serta menampilkan title,
subtitle,serta graphic yang dibutuhkan dalam tayangan
produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard
yang dihugungkan langsung ke vision mixer, ada juga
beerbentuk satu unit komputer yang berdiri sendiri yang
bisa dihubungkan ke vision mixer.
2.3.2.7.Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video
yang dihasilkan oleh masing-masing kamera serta dari
VT. Juga bisa digunakan untuk mengukur audio.
Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter
atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan
audio sudah sesuai harapan atau belum.
2.3.2.8.CCU (Camera Control Unit)
Ini merupakan satu alat yang bisa mengontrol beberapa
fungsi yang ada di kamera. Yang bisa dikontrol atau
digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah
pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur
warna (color temperature), kecepatan (shutter
speed), white balance, serta warna hue (red, green, blue).
Jumlah CCU yang digunakan sama persis dengan jumlah
kamera yang digunakan karena masing-masing kamera
dikontrol oleh satu CCU.
4. Traffic
Traffic adalah bagian yang sangat penting pada sebuah
stasiun televisi, namun tak banyak orang yang
memahaminya. Traffic, seperti yang ditunjukan namanya,
ialah daftar yang berisi jadwal yang menjaga alur dari
seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang akan
mengudara. Dunia penyiaranmembutuhkan ketepatan
untuk semua jadwal yang sudah disusun, untuk itu
dibutuhkan Traffic.
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Sebuah industri televisi tidak akan berjalan tanpa
adanya program acara. Program acara terdiri dari
beberapa jenis, yaitu in house dan program akuisisi.
Program in house merupakan program yang diproduksi
sendiri oleh stasiun televisi itu sendiri. Sedangkan
program akuisisi merupakan program yang dibeli oleh
pihak televisi.
Program acara yang dibuat di dalam studio baik siaran
langsung maupun siaran tunda memerlukan sistem dan
perlengkapan kerja. Sehingga semuanya dapat bersinergi
dan menghasilkan program yang baik dalam segi kualitas
siar.
3.2.SARAN
Perlunya kerjasama dan koordinasi agar alur kerja
studio menghasilkan kualitas yang baik dalam segi
produk maupun kualitas siar.
Gb.204 Bohlam
Filament merupakan komponen yang mengubah panas
listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-
macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil
cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan
cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena
panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan
dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-
hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base,
adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan
yang sesuai dan merupakan komponen yang
menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan
bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan
yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk
lampu dari pabrikan tertentu.
Gb.239 Iris
Piranti yang terbuat dari metal ini sangat mudah untuk
dipasang dan dicopot. Dipasang di depan shutter. Iris
biasanya dipasang pada lampu profile (ERS). Dengan
bantuan iris, seorang penata lampu dapat menyesuaikan
ukuran lingkar area penyinaran yang tepat sehingga aliran
cahaya tidak bocor ke area lain.
4. Donut
Donut (donat) adalah pelat metal yang digunakan untuk
meningkatkan ketazaman lingkar sinar cahaya yang
dihasilkan oleh lampu spot (Gb.240). Donat juga
membantu memperjelas pola atau motif gambar cahaya
yang hendak dihasilkan dengan menghilangkan pendar
cahaya yang tidak diperlukan. Garis cahaya semakin jelas
dan bentuk sinar cahaya benar-benar sirkuler.
Gb.240 Donut
5. Gobo
Gobo adalah pelat metal yang dicetak membentuk pola
atau motif tertentu (Gb.241). Jika pelat ini dipasang pada
lampu dan diproyeksikan maka cahaya akan membentuk
pola seperti yang tergambar pada gobo tersebut. Untuk
memasang gobo diperlukan bingkai atau tempat khusus
yang disebut gobo holder (Gb.242).
Gb.241 Salah satu motif gobo Gb.242 Gobo Holder
Motif atau pola gambar pada gobo bermacam-macam.
Piranti ini digunakan untuk memproyeksikan pola cahaya
tertentu yang menimbulkan efek imajinasi darimana asal
cahaya atau karena apa cahaya itu terbentuk. Misalnya
pola dalam gambar 241 di atas jika disorotkan ke
panggung maka akan memberikan imajinasi, bahwa
cahaya tersebut berasal dari sebuah jendela. Pada pola
tertentu lainnya jika diproyeksikan ke siklorama akan
memberikan efek imajinasi yang mengagumkan, seperti
awan berserakan, daun-daun, pepohonan, gambar
bangunan, dan lain sebagainya. Penggunaan gobo sangat
membantu untuk memberikan efek atau lukisan cahaya.
6. Snoot
Snoot atau sering juga disebut top hat adalah piranti yang
digunakan untuk mengurangi tumpahan cahaya (Gb.243).
Dengan dipasang pada bagian depan lampu maka snoot
akan memperpanjang ukuran lampu dan mempersempit
sudut sinar cahaya yang dihasilkan.
Gb.243 Snoot
Snoot sangat efektif digunakan untuk panggung
berukuran kecil dimana sinar cahaya lampu seringkali
melebar atau bocor ke area yang tidak dinginkan.
7. Dimmer dan Kontrol
Untuk mengkontrol intensitas cahaya dan mengatur
perubahan cahaya dalam intensitas tertentu dibutuhkan
alat yang disebut dimmer. Secara sederhana sumber listrik
dialirkan ke sebuah dimmer untuk mengalirkan arus
listrik ke lampu (Gb.244). Dimmer dapat mengubah
intensitas cahaya dari rendah ke tinggi atau sebaliknya
dengan mengatur panas (temperatur) yang mengalir ke
filamen bohlam.
Gb.244 Bagan instalasi dimmer
Untuk kepentingan panggung tidak mungkin
menggunakan satu dimmer untuk satu lampu. Hal ini akan
memerlukan proses lama dalam pemasangannya. Oleh
karena itu dimmer untuk lampu panggung dibuat satu unit
yang dapat menampung banyak lampu dan disebut
dengan dimmer rack. Terdapat banyak jenis, ukuran dan
kekuatan dimmer rack (Gb.245). Ada dimmer rack
berukuran besar dan berat yang dipasang secara permanen
di dalam sebuah gedung pertunjukan tetapi ada juga
dimmer rack yang dirancang khusus untuk pentas keliling
sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Gb.245 Berbagai jenis dimmer rack
Dengan bantuan dimmer, operasional dan pengendalian
intensitas cahaya lampu menjadi mudah. Meskipun
demikian dalam sebuah dimmer rack yang memiliki
banyak channel tidak menyediakan tombol atau alat
pengendali intensiatas yang mudah diakses. Dalam
dimmer generasi lama disediakan gagang pengendali
intensitas, tetapi hal ini membuat ukuran dimmer menjadi
besar. Dimmer modern tidak menyediakan pengendali
tersebut selain sebuah tombol kecil pada masing-masing
channel. Untuk membantu tugas pengendalian intensitas
dibutuhkan remote control (pengendali jarak jauh).
Kontrol jarak jauh ini berupa papan atau meja yang
menyediakan tombol atau bilah pengendali intensitas atau
lever yang dihubungkan ke dimmer. Jadi, ia mengambil
alih fungsi pengendali pada dimmer. Dengan demikian,
rangkaian sederhana jika digambarkan adalah sumber
listrik menyediakan energi yang dialirkan ke dimmer
(power in) kemudian dialirkan keluar ke lampu (circuit
out) dan fungsi pengendali dialirkan ke remote control
(Gb.246).
c. Split lighting, cirinya adalah sebagian wajah berada
dalam bayangan yang membelah wajah tepat di tengah,
jenis pencahayaan ini biasanya digunakan pada pria atau
untuk mendapatkan efek dramatis. Efek pencahayaan ini
bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 90
derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari
kira-kira sudah lewat kepala.
Gb.271 Simbol-simbol lampu
Banyak sekali
jenis dan ukuran lampu yang dikeluarkan oleh pabrikan.
Masing-masing perusahan memiliki gambar simbol yang
berbeda menyangkut bentuk luar lampu produksinya.
Dulu, perusahaan Strand mengeluarkan lampu yang
diproduksi dan diberi kode “pattern” disingkat “patt” dan
nomor serinya. Jadi ada lampu dengan kode patt 23, patt
247, patt 123, dan lain sebagainya. Untuk mengethui jenis
dan ukuran lampu harus mengingat patt dan nomornya.
Cukup menyulitkan. Selain itu, lampu pada zaman ini
memiliki bentuk yang berbeda dengan lampu sekarang
sehingga ketika digambarkan simbolnya berbeda.
Sekarang, meskipun bentuk lampu berbeda tetapi gambar
simbolnya lebih mudah untuk diingat karena masing-
masing jenis lampu memiliki kemiripan gambar.
Penulisannyapun tidak lagi menggunakan “patt” tetapi
langsung ke jenis lampu beserta besaran wattnya,
misalnya fresnel 500 watt, ERS 1 KW, dan lain
sebagainya. Gambar simbol lampu dalam.
Gb.272 Contoh desain tata letak lampu
Selanjutnya, gambar tata lampu dibuat dengan
menggunakan simbol lampu seperti tersebut di atas.
Gambar pada tahap ini belum bisa menyertakan channel
dimmer yang akan digunakan oleh masing-masing lampu.
Gambar tata lampu lebih menitikberatkan pada peletakan
dan pengarahan jenis lampu yang akan dipasang.
Meskipun belum menyertakan channel dimmer, gambar
desain tata letak lampu yang dibuat bisa dijadikan
panduan pencahayaan. Dari gambar di atas dapat dibaca,
baris bar yang digunakan adalah FOH, Bar 1, 2, 3, dan bar
siklorama. FOH singkatan dari Front Of House adalah
istilah untuk menyebut baris lampu yang ditata di atas
penonton. Cyc singkatan dari cyclorama (siklorama) baris
lampu paling belakang untuk menyinari layar. Nomor
pada lampu hanya berfungsi untuk menghitung jumlah
lampu yang dipasang pada masing-masing bar. Jenis
lampu yang digunakan dapat dibaca dari gambar
simbolnya.
nataan dan Percobaan
Setelah memiliki gambar desain tata cahaya maka kerja
berikutnya adalah memasang dan mengatur lampu sesuai
desain. Proses pemasangan membutuhkan waktu yang
lumayan lama terutama untuk penyesuaian dengan
channel dimmer dan control desk. Satu channel bisa
digunakan untuk lebih dari satu lampu. Setiap lampu yang
telah dipasang dalam cahnnel tertentu coba dinyalakan
dan diarahkan sesuai dengan area yang akan disinari.
Pengaturan lampu ke channel dimmer atau control desk
diusahakan agar mudah dalam pengoperasian. Artinya,
jarak lever satu ke lever lain diusahakan berdekatan bagi
lampu yang hendak dinyalakan secara bersamaan tanpa
preset. Pengaturan sudut pengambilan juga memerlukan
ketelitian. Di sinilah fungsi menghadiri latihan dengan
aktor diterapkan. Segala catatan pergerakan laku dan
posisi aktor di atas pentas dapat dijadikan acuan untuk
menentukan
Gb.273 Desain tata cahaya
Setelah semua lampu dipasang dan diarahkan kemudian
dicoba dengan mengikuti plot tata cahaya dari awal
sampai akhir. Hal ini untuk mengetahui intensitas
maksimal yang diperlukan, kesesuaian warna cahaya yang
dihasilkan serta kemudahan operasional pergantian
cahaya dari adegan satu ke adegan lain. Penata cahaya
mencatat semuanya dengan seksama sehingga ketika
tahap ini selesai didapatkan gambaran lengkap tata
cahaya. Gambar tata cahaya sudah bisa dilengkapi dengan
channel dimmer atau nomor di control desk (Gb.273)
sehingga tabel lampu yang terpasang pada masing-masing
bar bisa dituliskan dengan lengkap pula.
Tabel 5. Tabel tata cahaya
11. Pementasan
Tahap terakhir adalah pementasan. Seluruh kerja tata
lampu dibuktikan pada saat malam pementasan.
Kegagalan yang terjadi meskipun sedikit akan
mempengaruhi hasil seluruh pertunjukan. Oleh karena itu,
kecermatan dan ketelitian kerja penata cahaya sangat
diperlukan. Penting untuk memeriksa semuanya sebelum
jam pertunjukan dilangsungkan. Jika terdapati kesalahan
teknis tertentu masih ada waktu untuk memperbaikinya.
Semua sangat tergantung dari kesiapan tata cahaya karena
tanpa cahaya pertunjukan tidak akan bisa disaksikan.