Anda di halaman 1dari 13

Oleh : Aris Sarwo Nugroho, M.

Kom
STEKOM – SEMARANG
2008
Pencahayaan atau tata cahaya adalah proses menyinari
film dengan cahaya yang datang dari luar kamera.
Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan
diafragma serta shutter speed sangat penting
diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi
yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan
menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang
terbaik
Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu
:

High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih


condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative
sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa
memberikan pilihan gambar yang lain.

Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok


diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat
bayangan gelap.
High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh
kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar
yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan
pendek.

Low angle, sudut pengambilan gambar dari bawah


objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas
atau terkesan tinggi.

Eye level, sudut pengambilan gambar yang sejajar


dengan pandangan mata, menjadi titik standar
normal suatu komposisi.
Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan
gambar yang dipakai, antara lain,

Bird eye, sudut pengambilan gambar top high,


dengan menghasilkan gambar dengan pandangan
mata se-ekor burung.

Frog eye, sudut pengambilan gambar top low,


menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-
ekor katak.

Over shoulder, pengambilan gambar dari belakang


bahu.
Zoom in : gerak lensa mendekati objek.
Zoom out : gerak lensa menjauhi objek.
Track in : gerak kamera mendekati objek.
Track out : gerak kamera menjauhi objek.
Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.
Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau
sebaliknya.
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di
tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di
tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Shot Size (Ukuran Shot)

Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai


kaki dengan ruang gerak objek yang luas. Fungsi shot ini
sebagai shot pengenalan/ establish shot (Master Shot).

Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan


gambar dari kepala hingga kaki.
Medium Shot (MS) : Pengambilan gambar dari batas
pinggang hingga kepala.
Medium Close Up (MCU) : Pengambilan gambar dari batas siku
tangan hingga kepala.
Close Up (CU) : Pengambilan gambar dari atas dada
hingga kepala.
Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari dagu
hingga dahi.
Extreme Close Up (ECU) : pengambilan gambar detail pada
bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau
mata.
Sedikit memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan Film dan
Kamera.

Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam.


Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali.
In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik.
Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga
tampak detailnya.
Under exposed : ambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan
yang kurang.
Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan
yang berlebihan.
Depth of Field : daerah kedalaman dan ketajaman gambar,
semakin pendek depth of fieldnya, gambar yang dihasilkan semakin
baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan
out of focus.
Shot-shot deskriptif: Adalah istilah penggunaan shot yang lebih variatif, seperti,
pan shot, follow shot, tracking shot, low shot, high shot, reverse shot, tilt up
and tilt down shot, tilt dutch shot dan over shoulder shot.

1. Jangan melanggar garis imajiner (Imajiner Line)/Directional Line. Bila hal ini
dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak balik, atau
disebut juga Jump Shot.
2. Perhatikan Head Room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
3. Perhatikan Looking Room, ruang pandangan mata yang berimbang.
4. Perhatikan Nose Position, tetapkan posisi hidung tepat berada di titik tengah
layer televise.
5. Hindari Sporius Object, benda-benda yang mengganggu komposisi.
6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki Motivasi dan informasi.
7. Perhatikan Continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang
hilang, sehingga alur ceritanya utuh.
Menyusun Makalah terkait materi videografi

Sistematika Penulisan :

1. Pendahuluan
2. Isi materi makalah sumber (Kesimpulan)
3. Hasil Review Makalah
a. Cakupan Materi
b. Kelebihan Makalah
c. Kekurangan Makalah
d. Usulan

Tugas disusun dengan kertas Kwarto dan dijilid bersama dengan makalah
aslinya.

Dikumpulkan Minggi DepanTgl. 28 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai