Anda di halaman 1dari 21

Teknik Pengambilan Gambar

Sebelum melakukan shooting  seorang juru kamera melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

 Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan
  yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.

 Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang
diinginkan.

 Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.

 Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera
video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.

Analog (AV)

Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam
kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.

Digital (DV)

Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1
(on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:

Bird Eye View

Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.

High Angle

Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki
kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.

Low Angle

Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini
memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.

Eye Level

Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau
lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek.
Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:

Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau
bibir atau ujung tumit dari sepatu.

Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.

Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya
mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru

Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.

Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh
badannya saja (dari perut/pinggang keatas).

Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.

Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena
hingga latar belakang objek.

Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek
maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.

Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi
latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.

Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.

Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.

Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-
istilah sebagai berikut:

Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan
tombol zooming yang ada di kamera.

Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.

Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera
mengangguk.
Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly
Out jika bergerak menjauh.

Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.

Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.

Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade outjika gambar
menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.

Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar
bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.

Objek bergerak sejajar dengan kamera.

Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.

Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera
dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar
dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.

Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang
dapat memantulkan bayangan objek.

Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.

Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah
objek diambil dari balik ranting tersebut.

Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.

Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan
indah.

The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang
sehingga menjadi perpaduan adegan.

Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.

Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.

Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.

Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk
menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau
bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga
objek sedang bercakap-cakap.

Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu
memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

Kamera Video

Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan
menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.

Jenis Kamera Video

1)      Berdasarkan Format

 Analog
 Digital

2)      Berdasarkan Media Rekam

 Betamax
 VHS
 8mm
 VHS-C
 DV(Digital Video)
 Mini DV
 Betacam
 Memori stick
 Mini Disc

Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video

Kenali dan Pahami Kamera Video

Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan
pengambilan gambar nantinya.

Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan


Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan,
fokus, stabil dan cukup durasi.

Rekaman Video yang Layak Dinikmati

Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:

 Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle,
Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
 Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot,
Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
 Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
 Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left,
Right ), Zooming ( In, Out )
 Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
 Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
 Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
 · Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity

Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton

Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:

1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak
sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain
kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai
elemen audio visual lainnya.
4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).

Teknik Kamera : Pengambilan Gambar

Establingshing Shot (ES)

1.

Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan mata
burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian.
Long Shot (LS)

Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk penekanan
terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene.

Medium Shot (MS)

Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bias
digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan
beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.

Over Tehe Shoulder Shot (OS)

Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor
saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain
sedangkan yang lain mendengarkan.

Close-Up (CU)

Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk memperlihatkan ekspresi
wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience pada suatu
elemen yang dipentingkan.

Tips Merekam Video Dengan Sempurna

Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.

1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.


2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang
anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda
sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat
merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil
rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda ( editing). Untuk itu,
rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut
(variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan,
dsb.)
7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu
pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang
direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan
durasi yang sama setelah action berlangsung.
8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika
suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan
durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.

Establishing Shot: shot pembuka dari suatu adegan yang memperlihatkan tempat dan waktu adegan itu berlangsung.
treme Long Shot (ELS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikia
dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

ngShoot (LS) : pengambilan secara keseluruhan tubuh dari kepala sampai kaki. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingg
latar belakang objek.
Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.

edium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bil
objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

Wide Angle (sudut lebar) : ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan
atas keseluruhan keadaan.
Mid Shot (MS) : menunjukkan mulai bagian kepala sampai pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan
aksi.

Medium Close Up (MCU) : menunjukkan mulai bagian kepala sampai bahu. Ini merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara.
ose Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat. Dalam merekam suatu gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU berfungsi untu
mfokuskan sebuah aksi yang tengah dilakukan. Hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yan
bersepatu baru.

Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar wajah yang memenuhi layar penampilan gambar
ry Long Shot (VLS): menunjukkan subjek yang berada di tengah lingkungan sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar objek
lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang akan memenuhi layar.

One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek


Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.

Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.


Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.

Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.


LIGHTHING
I. PENGERTIAN
Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah
penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung untuk
mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat.
Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu:

1. Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung
beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat.
2. Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsu lighting sebagai unsur artisitik pementasan. Yang
satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah.

II. Unsur-unsur dalam lighting.

Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan
beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti
seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan
dipentaskan.
2. Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah
daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas
dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam
teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas panggung.
Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan
idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus
menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri
dan kanan, serta bagian tengah.
3. Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang
dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.
4. Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai
sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan
listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.
5. Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan
dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai
‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.

Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara satu
dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses
produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian
penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya.
Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung
pementasan.

Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur
pendukung lainnya.

III. Istilah dalam tata cahaya.

1. lampu: sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow light,
focus light, dll.

2. holder: dudukan lampu.

3. kabel: penghantar listrik.

4. dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.

5. main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.

6. foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.

7. wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.

8. front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.

9. back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di
panggung bagian belakang.
10. silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.

11. upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat di
atas panggung.

12. tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting,
isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll.

13. seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)

14. paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).

Seperti yang telah di ungkapkan di atas, secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang pada
umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya tatacahaya bergantung
pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika ingin menjadi
‘lightingman sejati’, Anda harus banyak belajar dan mencoba (trial and error).

ASAS-ASAS PENATAAN CAHAYA

Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu pementasan.
Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:

• Fungsi dan kualitas cahaya

• Aspek rekabentuk dalam cahaya

• Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-undang
Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.

• Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan jenis
reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.

• Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater

• Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna

• Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory

• Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’

10 TRIK APLIKASI WARNA


1. Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata pada
pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.

2. Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana cerah,
aplikasikan hanya pada satu bidang.

3. Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih tenang.

4. Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam ruangan.

5. Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan lebih
“hidup”.

6. Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan dan
keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.

7. Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.

8. Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan suasana yang
berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.

9. Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat tampilan rumah
lebih dinamis.

10. Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem pada
dinding dan putih pada lantai.

Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya, cahaya
terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam hari.
Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh tertentu.

Pembuatan video memerlukan beberapa tahapan proses yaitu meliputi praproduksi,


produksi, dan pascaproduksi. Praproduksi merupakan tahapan perencanaan, produksi
merupakan tahapan pengambilan gambar, dan pascaproduksi merupakan tahap
penyelesaian video. Jadi, secara umum praproduksi merupakan tahapan persiapan
sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Pada intinya tujuan
praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat
berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video yang sesuai dengan
harapan. Nah, untuk memulai praproduksi dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:

1. Merumuskan masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata. Setiap
orang itu menginginkan kondisi yang ideal sesuai keinginannya namun pada
kenyataannya ada saja banyak kendala yang menyebabkan tidak tercapainya kondisi
ideal. Nah, kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata tersebut harus
dicarikan solusi penyelesaiannya. Kesenjangan yang dimaksud dapat diamati melalui
latihan kepekaan atas kekurangan atau kelebihan suatu produk yang ada, ditinjau dari
beberapa aspek:

 Ukuran
 Bentuk
 Fungsi
 Warna
 Bahan

Bila produk merupakan benda kerja, maka aspek tambahan yang diamati adalah:

 Ketepatan (presisi) produk yang dihasilkan


 Kecepatan kerja
 Kenyamanan

Perhatikan kemungkinan peningkatan kekuatan, kenyataan, dan kenyamanan


penggunaan produk ya! Terus juga ada untuk cara kerja aspek yang harus diperhatikan
sebagai berikut nih:

 Efisien
 Waktu
 Kerapihan
 Kecepatan
 Ketepatan
 Inovasi

2. Ide

Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran, berarti sama dengan
gagasan. Gagasan menyebabkan timbulnya konsep. Secara sederhananya ide dapat
dikatakan sebuah gagasan, sebuah rencana, dan pendapat. Misal: gagasan tentang
sendok, muncul dalam bentuk sendok yang utuh dalam pikiran. Selama gagasan belum
dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka
gagasan masih berada di dalam pikiran. Maka dari itu, pembuatan presentasi video
harus dimulai dengan menciptakan sebuah ide. Dan juga perlu diperhatikan, ide dan
konsep harus dikembangkan berdasarkan masalah.

3. Sinopsis
Sinopsis adalah suatu peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita
singkat, ringkas, padat, jelas, dan tanpa menghilangkan unsur-unsur pentingnya.
Dengan membaca sinopsis kita bisa mendapatkan gambaran utuh dari sebuah cerita.

4. Treatment

Treatment adalah langkah menyusun urutan adegan, sehingga adegan tersebut


menjadi cerita yang menarik. Nah, di dalam penyusunan treatment ini tidak dibutuhkan
dialog melainkan menggambarkan kondisi adegan yang harus dilakukan oleh pelaku
atau aktor. Contoh :

Anda mungkin juga menyukai