Anda di halaman 1dari 6

Videografi

7 Teknik Pengambilan Gambar Video Berdasarkan Sudut Pengambilan


Gambar/Angle

Berdasarkan sudut pengambilan gambarnya, teknik syuting ada 7 macam yaitu:

1. Frog Eye
Teknik shooting ini mengambil gambar dengan posisi kamera disejajarkan dengan
bagian alas/bawah obyek dan posisinya lebih rendah dari dasar obyek. Hasilnya
gambar yang diambil akan menjadi sangat besar. Subyek pengambil gambat menjasi
serasa mengecil dan obyek gambar memiliki kesan agung, angkuh maupun kokoh.

2. Low Angle
Merupakan pengambilan gambar dengan sudut arah bawah obyek yang
memberikan kesan obyek membesar.

3. Eye Level
Teknik ini mengambil posisi sejajar dengan obyek. Dengan teknik Eye Level maka
gambar yang direkam menunjukkan tangkapan pandangan mata orang yang berdiri
sejajar dengna obyek. Ketinggian dan besarnya obyek jadi sama dengan subjek dan
disebut juga teknik normal shoot.

4. High Angle
Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil posisi di atas obyek. Hasilnya
obyek shooting menjadi lebih kecil. Hasil gambarnya menjadi dramatis dan terkesan
kerdil.

5. Bird Eye
Teknik Bird Eye (mata burung) merupakan teknik shooting dengan memposisikan
juru kamera di atas ketinggian dalam merekam obyek. Hasilnya gambar yang tampak
akan menunjukkan lingkungan sekitar lebih luas. Benda-benda lainnya di sekitar
obyek juga akan tampak dalam ukuran kecil.

6. Slanted
Teknik shooting ini mengambil sudut yang tidak frontal dari depan ataupun dari
samping obyek. Tapi mengambil sudut 45’ terhadap obyek. Hasilnya obyek lain akan
masuk dalam rekaman kamera.

7. Over Shoulder
10 Teknik Pengambilan Gambar Video Berdasarkan Ukuran Gambar

Setelah membahas soal sudut shooting, selanjutnya adalah tentang ukuran


gambarnya. Besar kecilnya ukurang gambar tak lepas dari tujuan pengambilan
gambar itu sendiri. Dalam hal ini berguna untuk memperjelas situasi, kondisi,
maupun emosi obyek gambar. Ada 10 teknik pengambilan gambar berdasarkan
ukuran gambarnya, yaitu:

1. Extreme Close Up (ECU)


Merupakan pengambilang gambar dari jarak sangat dekat, hingga pori-pori kulit pun
bisa terlihat. Tujuannya agar obyek menjadi sangat-sangat jelas.

2. Big Close Up (BCU)


Untuk menunjukan ekspresi dari obyek, maka digunakan teknik big close up.
Sasarannya adalah dari atas kepala hingga dagu obyek.

3. Close Up (CU)
Close Up dilakukan dengan mengambil gambar atas kepala obyek hingga bawah
leher. Tujuannya agar wajah obyek nampak lebih jelas.

4. Medium Close Up (MCU)


Teknik ini bertujuan mempertegas gambaran profil seseorang. Pengambillannya
dengan menyorot dari kepala hingga dada.

5. Medium Shot (MS)


Agar sosok orang semakin jelas maka teknik ini dilakukan. Sasarannya mulai kepala
hingga pinggang.

6. Full Shot (FS)


Teknik ini memperlihatkan seluruh tubuh obyek, dari kepala hingga kaki.

7. Long Shoot (LS)


Untuk menunjukkan obyek sekaligus latar belakangnya, digunakan teknik Long
Shoot.

8. One Shoot (1S)


Teknik one shoot adalah teknik shooting untuk menampilkan satu obyek saja.

9. Two Shoot (2S)


Lebih luas dari teknik sebelumnya, S2 iniu menampilkan adegan dua obyek yang
terlibat percangkapan.

10. Group Shoot (GS)


Teknik Group Shoot mengambil gambar kumpulan orang. Seperti adegan pasukan,
kerumunan orang dan sebagainya.

Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video shooting


Kenali dan Pahami Kamera Video; Pastikan Anda mengetahui cara pemakaian kamera video.
Paling tidak fungsi setiap menu atau tombol sebagai pengaturan. Misalkan tombol zoom,
tombol auto manual, dll. Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai
supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar.
Hasil Rekaman Video yang Layak Disimpan;Pastikan Anda merekam gambar yang layak untuk
disimpan dan dipublikasikan. Disini kameramen harus selalu mengetahui keadaan gambar
yang yang direkam baik pencahayaan, fokus gambar, sudut pengambilan gambar,
background objek, dll.
Rekaman Video yang Layak Dinikmati pemirsa; Dalam teknik pengambilan video shooting,
kameraman harus mengetahui kualitas video. Rekaman video yang layak dinikmati harus
memenuhi kaidah-kaidah sbb:
1. Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio,
Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head
Room, Golden Mean, Background, Foreground.
2. Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium
Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
3. Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot,
Establishing Shot.
4. Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out,
Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
5. Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
6. Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
7. Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
8. Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
Hasil Rekaman Video yang Selesai Edit Layak untuk Tonton; Sebuah karya videografi yang
selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan
kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan
fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (riset,
penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil
rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton
(kaset, VCD, DVD, dsb.)
5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan,
broadcasting, webcasting, dsb.).
Teknik Kamera : Teknik Pengambilan Gambar Video
1. Establingshing Shot (ES); Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari
jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan mata burung”, biasanya untuk
membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian.
2. Long Shot (LS); Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish
shot.digunakan untuk penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting
dalam scene.
3. Medium Shot (MS); Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan
dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bias digunakan untuk membuat
focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan
beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.
4. Over Tehe Shoulder Shot (OS); Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui
pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor saling bertatapan muka
satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain
sedangkan yang lain mendengarkan.
5. Close-Up (CU); Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada
wajah,digunakan untuk memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor.
Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience pada suatu
elemen yang dipentingkan.
Tips Merekam Video Dengan Baik
1. Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
2. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber
pencahayaan.
3. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting),
posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan
lainnya.
4. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
5. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan
kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan
sebagai secangkir kopi panas).
6. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari
penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk
tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses
lebih lanjut (editing).
7. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda
(editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan
kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang
tidak diperlukan, dsb.)
8. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi),
namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak
ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik
sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan
durasi yang sama setelah action berlangsung.
9. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya
selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan
dan akhiran dalam kondisisteady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
8 Macam Teknik Camera Movement Yang Biasa Dipakai Saat
Membuat Film

Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah didasarkan pada alasan yang jelas, hal ini
bermaksud agar tidak ada shot-shot yang tidak penting dan hanya memperlama durasi film.
Berikut ini 8 teknik movement yang

1. Zoom
Teknik kamera movement yang pertama adalah zoom/zooming. Yakni dengan cara
mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut
pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari
gerakan ini adalah kamera mendekati objek (Zoom in) atau objek seolah-olah menjauh
(Zoom out).

2. Dolly
Berikutnya adalah teknik Dolly (Track). Teknik ini bermaksud mendekati atau menjauhi
subyek dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau dolly. Teknik ini biasanya lebih
dapat memberikan kesan bahwa kamera adalah mata penonton, gerakan kamera dapat
mewakili gerakan mata penonton seolah-olah ikut terbawa dalam film.

3. Panning
Pan/Panning adalah menggerakkan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right).
Gerakan paning ini bisa juga digunakan untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak
bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau
yang lainnya. Bisa juga gerakan panning ini digunakan untuk transisi antara dua shot.

4. Crab
Yang ke empat adalah gerakan Crab/crabing. Ini merupakan gerakan kamera secara lateral
atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. hampir sama dengan
teknik dolly, bedanya hanya pada arah gerakan kamera. Jika Dolly bergerak maju mundur,
maka crab ini mempunyai gerakan kekiri (Crab left) dan kekanan (Crab right).

5. Tilt
Tilt/Tilting adalah camera movement secara vertical, digerakkan dari hadap ke bawah menuju
ke atas (Tilt up) maupun sebaliknya dari atas ke bawah (Tilt down). Movement tilting banyak
dipakai untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu yang dilakukan subyek,
misalnya shot dimulai dengan adegan wajah perempuan menangis kemudian menunduk
kebawah, lalu ada shot dengan kamera yang melakukan till down, dan shot berakhir pada
jemarinya yang bergetar sedang membaca selembar surat.

6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini
banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan untuk
gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan kamera yang
diturunkan.

7. Arc
Teknik Movement Arc merupakan gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke
kanan atau sebaliknya.

8. Follow
Terakhir adalah teknik Follow merupakan gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak,
bisa dengan pan, tilt, ped atau yang lainnya. Biasanya menambahkan alat crane untuk
menciptakan hasil yang lebih bagus, atau dapat juga dilakukan dengan handheld.

Anda mungkin juga menyukai