Oleh:
Zulfa Azzahroh
KELAS XI
JURUSAN DKV (DESAIN KOMUNIKASI VISUAL)
SMKN 2 PPU
2022
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………... 5
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Gerakan Kamera Dalam Pengambilan Gambar ....................................... 9
2.2 Teknik Dasar Gerakan Kamera ................................................................ 12
2.3 Sudut Pengambilan Gambar...................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Bagaimana gerakan kamera dalam pengambilan gambar.
b. Apa saja sudut pengambilan gambar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Batas bingkai pada gambar yang terlihat pada view finder atau LCD kamera,
itulah yang disebut dengan framing. Seorang juru kamera harus mempertimbangkan
komposisi di mana dia harus menempatkan objek yang diharapkan akan menjadi POI
(Point of Interest atau objek utama yang menjadi pusat perhatian) dan seberapa besar
ukuran objek tersebut dalam frame. Kesimpulannya komposisi shot atau biasa disebut
dengan shot size adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan
objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai), dan posisi kamera
yang diinginkan.
Beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara
lain extreme long shot, long shot, full shot, medium long shot, medium shot, medium
close up, close up, big close up, dan extreme close up.
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi
latar belakangnya. Fisik manusia nyaris tak tampak, namun dapat diketáhui posisi
objek tersebut terhadap lingkungannya.
6
Pengambilan gambar objek dengan latar belakang yang jelas. Berfungsi sebagai
establishing shot (shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih
dekat). Fisik manusia tampak jelas namun latar belakang masih dominan.
Full Shot Merupakan teknik yang memperlihatkan objek secara total, dari ujung
kepala hingga ujung kaki (bila objek Gambar 3.8 Long Shot (LS) manusia).
Tujuannya untuk memperkenalkan tokoh lengkap dengan setting latarnya yang
menggambarkan posisi objek berada. Biasanya gambar ini digunakan sebagai
opening shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk menggambarkan wajah
tokoh yang bersangkutan lebih detail).
Komposisi objek'dan lingkungan relatif seimbang. Gambar diambil dari jarak yang
wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila
objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Sosok manusia mulai dominan dalam frame. Tubuh manusia terlihat dari pinggang
ke atas hingga kepala. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat
moment interview.
7. Close Up (CU)
7
Komposisi ini untuk memperjelas ukuran gambar. Tubuh manusia terlihat dari
leher bagian bawah hingga kepala. Komposisi ini menunjukan penggambaran emosi
atau reaksi terhadap suatu adegan. Biasanya digunakan untuk adegan dialog yang
lebih intim.
Pengambilan gambar objek dari dagu hingga kepala. Gambar ini bertujuan
menampilkan kedalaman pandangan mata dan ekspresi Gambar 3.13 Close Up (CU)
wajah. Tanpa kata-kata,
Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat,
hal ini bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan
memperpanjang durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar
gerakan kamera yang dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-
masing teknis juga dapat dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.
8
2.2 TEKNIK DASAR GERAKAN KAMERA
Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada satu frame, misalnya dari
Long Shot menjadi Medium Shot atau yang lainnya. Aktivitas ini dapat dilakukan
dengan posisi kamera tetap diam maupun dikombinasi dengan gerakan kamera
lainnya.
Melakukan zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih
penting, baik pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula
mempunyai banyak subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek
saja. Sedangkan zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar
mengetahui ruang dimana subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal
penting yang juga bisa dilihat disekitar subyek.
1. Zoom
2. Dolly
9
Dolly in atau kamera mendekati subyek, biasanya digunakan untuk membawa
perasaan penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi tantangan.
Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa digunakan untuk mewakili perasaan
kecewa, takut, dan merasa inferior.
Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan Dolly in yang mendekati subyek dapat
membawa penonton pada satu titik pusat perhatian, perasaan tegang dan membangun
rasa keingintahuan. Sedangkan proses pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan
dolly out.
3. Panning
Pan/Panning merupakan gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan
(Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika melakukan paning meski pada
prinsipnya dengan menggunakan gerakan yang sama.
Gerakan pan yang sering digunakan dalam pengambilan gambar secara umum
adalah Follow pan, yakni gerakan kamera mengikuti subyek bergerak (travelling), hal
ini biasanya untuk mempertahankan komposisi visual agar tetap proporsional dalam
frame, memberi head space maupun walking space sehingga subyek tidak terpotong
saat melakukan gerakkan tertentu..
Gerakan paning juga dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek yang
tak bergerak, misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana
kota atau yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek
berada sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya
(survening pan).
Interupted pan juga merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan. Teknik ini
digunakan saat ingin menghubungkan dua subyek yang berbeda dalam satu shot.
Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di
pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada sosok
anak kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut. Contoh
10
lain misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan ruang, kamera
bergerak ke arah handphone yang ketinggalan di meja.
Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah yang
populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat
antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar
yang lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki
hubungan sebab akibat.
4. Crab
5. Tilt
Tilt/Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas
(Tilt up) maupun dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan
untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot
dimulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan
tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang
membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya
juga bisa saja dibalik dengan melakukan tilt up, yakni dimulai dari shot jemari
bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah yang menangis.
6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.
Sekarang ini banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan istilah
yang digunakan untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down
merupakan gerakan kamera yang diturunkan.
11
7. Arc
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau
sebaliknya.
8. Follow
Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan,
tilt, ped atau yang lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga
mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan handheld. Crane sangat
memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat
terlihat dinamis.
Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera dengan
posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini
memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain yang tampak
di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna. Sudut pengambilan
gambar ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari gedung bertingkat tinggi.
b) High Angle
Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle
merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek maka
12
sudah dianggap high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan
yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah lemah, tak berdaya,
kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan.
c) Eye Level
Eye level adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek. Sudut
pengambilan ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera. Hasilnya
memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan
mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan
objek.
d) Low Angle
Low angle merupakan pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera juga
sering mengemas low angel dengan mengambil gambar objek diawali dengan tilt up
(dari bawah ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah
berkuasa. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan
mempunyai kesan dominant
e) Frog Angle
Frog angle adalah pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera dengan
ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan teknik ini
dihasilkan suatu pemandangan objek yang besar, terkadang mengerikan dan bisa juga
penuh misteri.
13
Dalam pengambilan gambar, ada beberapa pembagian objek yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut:
1 S (one shot)
2 S (two shot)
3 S (three shot)
4 GS (groups shot)
Frame Size
Frame size adalah rasio ukuran objek yang direkam dalam bingkai layar. Tabel
berikut ini menjelaskan jenis-jenis frame size.
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera
mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak sangat
kecil dalam hubungannya dengan latar belakang.
LS (Long Shot)
14
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yanglebih dekat dibandingkan
dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang lebih luas.
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot,
obyekmanusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.
MS (Medium Shot)
Di sisni obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia ditampakkan dari
atas pingang sampai di atas kepala. Latar belakang masih nampak sebading dengan
obyek utama.
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini
yang paling sering dipergunakan dalam televise.
CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakng
nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu
sampai di atas kepala.
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh
layar dan jelas sekali detilnya.
15
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek mengisi seluruh
layar dan jelas sekali detilnya.
Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk
menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan.
a) Backlight Spot
Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak
terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek.
b) Reflection shoot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi
justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek.
Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika
dilakukan di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan yang ditimbulkan
cukup dramatis karena pengaruh media yang digunakan.
16
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah pintu
sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip
tapi melalui pintu yang sedikit terbuka.
Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film
horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.
Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua jenis
POV, yakni kamera sebagai subjek dan kamera sebagai objek.
Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga
efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek,
tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.
f) Jaws Shoot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-shot.
Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera
menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.
17
g) Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk
memberi kesan lain terhadap objek tujuan.
Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara background
dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek.
Dalam teknik ini, objek berada di depan, tapi background mempengaruhi dan ada
kaitannya dengan objek.
Pada awalnya background dibuat agak buram, lama kelamaan background dibuat
lebih jelas seiring alur cerita yang dikehendaki.
i) Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek
bersinar.
Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara
objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar
belakangnya
Kesan yang ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat
memperlihatkan efek kecepatan mobil objek.
18
k) Walking Shoot
Kesan yang ditampilkan adalah orang yang sedang berjalan terburu-buru atau
dalam kondisi dikejar-kejar sesuatu.
l) Traveling Shoot
Pada teknik ini, juru kamera menempatkan kamera seolah berjalan-jalan menikmati
pemandangan. Teknik ini biasanya digunakan pada film-film action untuk
menampilkan keindahan pemandangan.
m) Overshoulder Shoot
Teknik ini mempunyai kesan menarik karena seolah lensa kamera mewakili
pandangan seorang pemain.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Frame size adalah rasio ukuran objek yang direkam dalam bingkai layar.
Kesimpulannya komposisi shot atau biasa disebut dengan shot size adalah
pengukuran sebuah gambar yang ditentukan berdasarkan objek, pengaturan besar dan
posisi objek dalam frame (bingkai), dan posisi kamera yang diinginkan. Melakukan
zoom in biasa digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik
pada subyek maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai banyak
subyek dapat dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan zoom
out lebih banyak dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang dimana
subyek berada, juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa
dilihat disekitar subyek.
Beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara
lain extreme long shot, long shot, full shot, medium long shot, medium shot, medium
close up, close up, big close up, dan extreme close up.
Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk
menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan: Backlight Spot, Reflection
shoot, Door frame shoot, Point of View (POV), Artificial Framing shoot, Jaws Shoot
,Framing with Background, The Secret of Foreground Framing Shoot, Artificial
Hairlight, Fast Road Effect, Walking Shoot, Traveling Shoot, Overshoulder Shoot.
20