Dosen Pembimbing :
Yenny iskandar, S.E, M.Kom, M.M.
Ditulis Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
1 | Page
KATA PENGANTAR.............................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................2
BAB I........................................................................................................3
VIDEOGRAFI........................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................3
1.3 TUJUAN...................................................................................................3
BAB II......................................................................................................4
2.1 PEMBAHASAN.......................................................................................4
2.2 PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO..................................................9
2.3 GERAKAN DASAR KAMERA VIDEO...............................................15
2.4 JENIS-JENIS SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR............................17
2.5 JENIS-JENIS SHOT...............................................................................18
2.5 ISTILAH-ISTILAH SEPUTAR VIDEO PRODUCTION......................19
BAB III...................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................28
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................28
3.2 SARAN...................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................29
BAB I
VIDEOGRAFI
2 | Page
yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan
kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan
fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi
maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate
maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.
1. Pengertian Videografi
2. Pengoprasian Kamera Video
3. Gerakan Dasar Kamera
4. Jenis-jenis Shoot
5. Istilah-istilah seputar Video Production
1.3 TUJUAN
BAB II
2.1 PEMBAHASAN
Setiap orang bisa membuat karya film video asalkan tahu dan
paham proses pembuatannya dan cara-cara penggunaan peralatannya.
Asalkan ada kemauan dan peralatan tidak susah untuk mempelajarinya.
Apalagi saat ini kamera video sudah bukan barang asing lagi. Dalam
lingkup keluarga pun sudah dikenal handycam, peralatan sederhana yang
sudah dipenuhi beberapa fasilitas.
Pertama kali yang perlu kita ketahui untuk pengambilan gambar
adalah pengenalan terhadap kamera. Kamera merupakan salah satu
bagian penting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa menyepelekan
bagian yang lain, tanpa kamera sebuah produksi tidak bisa berjalan,
3 | Page
karena di kamera inilah gambar dan suara direkam ke dalam film atau
pita video.
Ada berbagai macam jenis kamera yang beredar, mulai dari
kamera handycam sampai kamera professional broadcast. Kamera
handycam disebut juga kamera keluarga karena lebih banyak digunakan
untuk kepentingan keluarga dan pengoperasiannya juga mudah,
meskipun ada beberapa jenis handycam yang bisa digunakan untuk
kualitas broadcast (seperti : Sony seri DSR DVCam dan Canon XL-1).
Sedangkan kamera professional dipakai oleh seorang yang professional
dibidangnya, karena penggunaannya perlu beberapa ketrampilan dan
pengetahuan khusus tentang fasilitas kamera itu sendiri.
1. Lensa
2. Tubuh Kamera
3. Recorder/VCR
1. LENSA
Lensa mempunyai fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu
dan ditangkap secara optik yang menghasilkan gambar dan diteruskan ke
permukaan tabung kamera (yang nantinya oleh tabung kamera diubah
lagi dari optik ke elektrik).
Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya. Panjang
fokal adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar
terlihat dalam keadaan focus.
Ada beberapa jenis lensa, yaitu :
> Lensa Normal
Lensa ini sering disebut dengan lensa standart. Gambar yang
4 | Page
dihasilkan dengan lensa normal ini memberi kesan yang biasa dan datar.
Tidak ada efek distorsi atau melengkung.
> Lensa Wide/Sudut Lebar
Disebut lensa sudut lebar karena jangkauan dari subyek yang
bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar, sebagai gambaran dengan
menggunakan lensa sudut lebar, kita tidak perlu mundur mengambil
jarak karena ada beberapa bagian yang tidak tertangkap lensa, terutama
pada pengambilan gambar grup shot, arsitektur, keramaian sebuah pasar,
dan lain-lain.
sekali dari hasil rekamannya, biarpun kita sudah memperoleh focus yang
maksimal. Untuk menghindari goyangan kamera, kita bisa menggunakan
tripod atau monopod.
5 | Page
lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah
dilengkapi dengan lensa zoom.
FOKUS
Secara sederhana kita artikan saja ketajaman dari suatu titik
ataupun benda yang kita lihat dengan mata telanjang. Begitu juga bila
mata kita melihat sebuah benda melalui viewfinder kamera, maka benda
yang tampak di viewfinder tersebut mungkin tajam, mungkin pula tidak.
Untuk mengatur agar benda yang kita lihat malalui viewfinder nampak
tajam, kita harus mengatur focus dengan cara memutar gelang pengatur
jarak yang ada pada lensa.
F-STOP, DIAFRAGMA
F-stop adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
panjang fokal dengan diameter lensa. Diafragma/Iris adalah bukaan
lensa untuk menangkap sinar yang masuk. Semakin kecil angka f-stop,
maka bukaan diafragma/irisnya semakin besar, dan sebaliknya semakin
besar f-stop, bukaan diafragmanya semakin kecil. Pengaturan diafragma
ini akan berkaitan pula dengan depth of field.
DEPTH OF FIELD
Yang dimaksud ruang tajam adalah ruang atau area pada foto
semuanya akan terlihat tajam. Ruang tajam bisa kita atur sesuai dengan
yang kita inginkan. Ruang tajam sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
aperture dibuka (besar bukaan diafragma), berapa milimeter panjang
focal dari lensa yang digunakan, dan jarak lensa terhadap subyek yang
akan dijepret. Semakin besar bukaan diafragma dan dengan kombinasi
panjang focal lensa yang cukup panjang dan pengambilan dari jarak
yang tidak terlalu dekat maka Depth of field menjadi sempit.
WHITE BALANCE
Salah satu kewajiban kita sebelum merekam gambar adalah harus
mengeset white balance kamera terlebih dulu. Pada intinya televisi atau
video menerima cahaya dari 3 warna primer RGB, red, green, dan blue.
6 | Page
Bila ketiga warna ini dipadukan dalam perbandingan yang sama, maka
akan menghasilkan warna cahaya putih. Warna putih inilah yang harus
kita sesuaikan agar obyek putih benar-benar terlihat putih di lensa
kamera. Padahal warna putih jika terkena cahaya warna lain sedikit saja
akan berubah, seperti kekuning-kuningan atau kebiru-biruan. Jika di luar
ruang/outdoor, maka warna yang ditangkap kamera video cenderung
kebiru-biruan. Sedangkan di dalam ruangan/indoor cenderung
kemerahmerahan. Untuk itulah di beberapa kamera video dilengkapi
filter koreksi warna dan white balance yang dipasang di antara lensa dan
tabung kamera. Pada umumnya kamera video dilengkapi 2 filter koreksi
untuk outdoor dan indoor. Tetapi ada juga yang dilengkapi 4 jenis filter
koreksi warna.
2. TUBUH KAMERA
Tubuh kamera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube)
yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa
menjadi sinyal elektrik. Di tubuh kamera ini biasanya juga dilengkapi
dengan beberapa fasilitas kamera, seperti white balance, steady shot,
igital effect, shutter speed, dan lain-lain. Tergantung jenis kamera dan
kebutuhannya.
VIEWFINDER
Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat
kita untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam kamera. Pada
umumnya viewfinder ini hanya monitor hitam putih. Tetapi ada
beberapa yang berwarna seperti Handycam Sony dan Canon XL-1.
Dalam viewfinder biasanya disertai informasi fasilitas dan indicator pada
saat rekaman, seperti indicator posisi kamera record atau pause/stand by,
white balance, iris, dan battery atau kaset habis dan lain sebagainya.
3. RECORDER/VCR
Salah satu bagian dari kamera adalah VCR (Video Casette
Recorder) alat perekam gambar dan suara. Di beberapa kamera ada yang
7 | Page
recordernya terpisah seperti jenis U-matic. Tetapi ada juga yang menjadi
satu dengan bodi kamera. Kelebihan menjadi satunya bodi kamera
dengan recorder adalah keringanan dan efisiensi waktu. Pekerjaan
menjadi lebih mudah.
KOMPOSISI
a. Walking space dan Looking space
Dalam mengatur komposisi ketika kita mengambil gambar benda atau
orang berjalan perlu diperhatikan ada ruang di depan benda itu sesuai
arah hadap benda atau orang tersebut. b. Head space
Komposisi ruang di atas kepala obyek atau suatu benda.
c. In (arrive/kedatangan) dan Out (go/kepergian)
Komposisi gambar yang menunjukkan bahwa suatu obyek itu bergerak
mendekat atau menjauh. d. Potongan Kencana
Dalam melakukan framing pada manusia perlu diperhatikan
jangan sampai memotong gambar pada persendian. Jika hal itu terjadi
seakan-akan obyek manusia yang kita ambil terpenggal, terpotong tepat
8 | Page
pada persendian. Misalnya penggal leher, pergelangan tangan, siku, atau
lutut. Agar tidak terkesan terpenggal ambil framing diantara persendian.
Misalnya tangan di antara siku dan pergelangan tangan.
e. Rule of Third
Konsep ini hanya sebagai patokan dalam membuat komposisi. Andaikan
layar monitor dianggap sebagai satu bidang persegi yang terbagi dalam 3
bagian.
GARIS IMAGINER
Garis imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera
dalam mengambil gambar agar tidak jumping dan menjaga kontinyuitas
gambar. Gampangnya kita bayangkan garis lurus yang memisahkan kiri
dan kanan. Apabila kita meletakan kamera posisi di sebelah kanan, maka
untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera tidak hanya satu)
juga harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya.
9 | Page
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah
cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi
tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar
sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman
profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan
kamera.
10 | Page
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari
exposure.
Exposure
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai
pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak
gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus
diperhatikan:
Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran
metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan
ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera.
Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai
cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim
Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali
anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan
objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih
sesuai tujuan kita.
ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi
intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna
cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti
11 | Page
tengah hari yang terik.
2. Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan
gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan
normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure.
Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital,
konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
3. Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang
masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah
filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya
lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting
dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK. Cahaya
matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang
12 | Page
dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan
untuk merekam adegan. Cara menyetel white balance:
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya
yang kita pakai shoting.
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna
putih
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance) * Kamera siap untuk
merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya
berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance
dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada
menu di kamera.
4. Zoom
5. Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar
dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa
jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak
juga di viewfinder dan monitor.
Depth of field
13 | Page
Depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek
di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas
memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman
yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus
apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan
perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau
kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin
sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih
lebar dari f/2.0
6. Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas
gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah
gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus
akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan
disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
14 | Page
2.3 GERAKAN DASAR KAMERA VIDEO
1. PANNING
PAN adalah gerakan kamera ke kiri atau ke kanan pada poros
horisontalnya. Gerakan ini juga sering disebut menoleh karena poros
kamera tidak berubah seperti pada leher. Pada gerakan ini letak kamera
tidak berpindah tempat. Ada dua macam gerakan Pan yaitu :
a. Pan Left adalah gerakan menoleh ke kiri
b. Pan Right adalah gerakan menoleh ke kanan
2. TILTING
3. TRACKING
TRACK adalah gerakan kamera maju mendekati subyek atau
mundur menjauhi subyek. Jadi pada gerakan ini Letak kamera berubah
namun posisi hadapnya tetap.
Ada dua macam gerakan Track yaitu :
a. Track In adalah gerakan mendekat
c. Track Out adalah gerakan menjauh
4. CRABING
15 | Page
CRAB adalah gerakan kamera bergerak menyamping baik ke
samping kiri atau ke samping kanan subyek. Gerakan ini persis cara
berjalan kepiting (crab). Jadi pada gerakan ini Letak kamera berubah
namun posisi hadapnya tetap. Ada dua macam gerakan Crab yaitu :
a. Crab Left adalah gerakan ke samping kiri
b. Crab Right adalah gerakan ke samping kanan
5. ZOOMING
Zoom sebenarnya bukanlah gerakan kamera yang sesungguhnya,
melainkan perubahan in-vision sudut pandang kamera. Jadi pada zoom
sebenarnya tidak ada pergerakan kamera sama sekali melainkan
perbesaran yang dihasilkan baik lewat optik maupun digital. Efek
psikologis yang dihasilkan antara zoom dengan track sangat berbeda.
Ada dua macam gerakan zoom yaitu :
a. Zoom in adalah perbesaran
b. Zoom out adalah pengecilan
Zoom menimbulkan efek hosepiping, sementara track terkesan
melibatkan penonton secara langsung.
Gerakan gerakan dasar tersebut bisa dkombinasikan sehingga
menjadi gerakan kamera yang dinamis misalnya kita menginginkan
pergerakan Elevate bersamaan dengan tilt down sambil crab left dan juga
pan right dengan zoom out. Jadi, dengan istilah tersebut kita bisa
memberikan intruksi yang jelas untuk setiap gerakan kamera
16 | Page
1. Normal Angle
17 | Page
6. Objective Camera Angle
Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.
1. CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
2. MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
3. BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga
tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
4. ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau
telinga.
5. MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
6. TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
7. ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat
untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu
terjadi.
8. Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
9. OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu
pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek
utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
1. Acting :
18 | Page
Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent)
mengikuti skenario yang telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh,
ekspresi wajah dan dialog.
4. Audio Mixing :
5. Angle :
Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan
komunikasi yang diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual.
a. Low Angle yaitu pengambilan gambar dari bawah obyek, lazim
digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek.
b. High angle ialah pengambilan gambar dari ketinggian, lazim
digunakan untuk menampilkan ketidakberdayaan obyek.
c. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek
tampak dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau
dada)
d. Extreme Close Up (ECU) ialah pengambilan yang lebih dekat
lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah; Medium Shot (MS)
ialah pengambilan dari jarak sedang, dimana manusia akan tampil
19 | Page
keseluruhan bagian tubuhnya
e. Long Shot (LS) ialah pengambilan gambar dari jarak jauh dimana
obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan terdekatnya.
Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera, seperti : Pan,
Tilt, Track/Dolly, Zoom In dan Zoom Out
6. Animator :
Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh
seorang animator, lalu diserahkan kepada editor video untuk digabung
dengan bagian gambar lainnya.
7. Audio Effect :
Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan
kesan visual. Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi
perkelahian sesungguhnya, efek suara dibuat dan ditambahkan pada
proses editing video untuk memperkuat kesan telah terjadinya
perkelahian sesungguhnya.
8. Ambience :
Suara natural dari obyek gambar.
9. Audio Visual :
Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
11. Background :
Gambar latar belakang.
12. Boom :
Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada
tempat terdekat yang mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat
secara optimal menangkap dialog pemeran. Orang yang mengoperasikan
boom ini disebut dengan Boom Man.
20 | Page
13. Breakaway :
Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi
rusak dalam sekali pakai sesuai tuntutan cerita.
14. Breakdown :
Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi
maupun aktualisasi pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian
perencanaan adegan shooting.
15. Budget :
Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang
biasanya ditentukan sejak awal oleh produser ini akan amat menentukan
bagaimana suatu rencana produksi video akan dieksekusi, menyangkut
sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.
16. Blocking :
Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran
serta properti harus masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area
ini harus steril dari properti atau kru produksi.
18. Bumper :
Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka
suatu acara televisi. Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara
akan dimulai lagi setelah jeda iklan, sedangkan bumper out ialah
21 | Page
penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.
19. Broadcasting :
Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik
melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain
sebagainya.
20. Broadcaster :
Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
22. Rundown :
Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
24. Cameraman :
Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu
produksi besar, cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus
yaitu Penata Fotografi (yang bertugas mengatur penempatan dan
pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang langsung
mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal
lain seperti mengatur fokus kamera, dan sebagainya.
22 | Page
ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut. Camera track
dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang
pada suatu kamera dolly.
26. Casting :
Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu
dalam cerita. Casting ini dipimpin oleh seorang juru casting atau casting
director yang amat memahami karakter yang dibutuhkan oleh cerita.
Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau
agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu
mempersiapkan adegan yang akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.
28. Commercial :
Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang
dibuat khusus untuk mempromosikan suatu produk.
23 | Page
30. Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya
dalam dialog atau tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris
lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda dari sutradara atau isyarat
cahaya.
24 | Page
36. Cutting on Beat :
Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video
berdasarkan tempo sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa
efeknya misalnya pada videoklip musik yang bertempo cepat.
39. Crane :
Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat
menggantung kamera sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel
dinamis termasuk perputaran penuh 360 derajat, menghasilkan angle
yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat digerakkan oleh
secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang
dilengkapi dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang
yang terkenal alat crane semacam ini.
40. Clip On :
Mikrofon khusus berukuran kecil yang dapat diselipkan pada obyek
sehingga tidak terlihat oleh pemirsa.
41. Credit Title :Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
42. Teaser :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin
tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada
jeda iklan komersial.
43. Cutting :
Proses pemotongan gambar.
25 | Page
44. Camera Blocking :
Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
46. Compotition :
Komposisi.
47. Continuity :
Kesinambungan.
50. Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan
bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh
naskah dan produser.
51. Documentary :
Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang
sesungguhnya. Juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek
realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, sound, dan
lokasi.
26 | Page
52. Dolly :
Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera
selama pengambilan gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan
diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly Grip.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
27 | Page
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
https://www.scribd.com/document/363288077/MATERIVIDEOGRAFI
di unggah :02 November 2017, diakses pada tanggal : 18/12/2019
http://syafiqahmad95.blogspot.com/2016/05/makalah-videografi.html
di unggah :22 Mei 2016, diakses pada tanggal : 18/12/2019
Penulis : Ahmad Syafiq
28 | Page